Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel
ini boleh digunakan hanya untuk penjelasan ilmiah, bukan untuk diagnosis diri dan tidak
dapat menggantikan diagnosis medis.
Perhatian: Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis. Wikipedia
bukan pengganti dokter.
Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional.
Asma
Bidang
Q203337[*]
ICD-10
J45.
ICD-9-CM
493
OMIM
600807
DiseasesDB
1006
MedlinePlus
000141
eMedicine
article/806890
Patient UK
Asma
MeSH
Templat:Mesh2
[sunting di Wikidata]
Asma (dalam bahasa Yunani , sthma, "terengah") merupakan peradangan kronis yang
umum terjadi pada saluran napasyang ditandai dengan gejala yang bervariasi dan berulang,
penyumbatan saluran napas yang bersifat reversibel, dan spasme bronkus.[2] Gejala umum
meliputi mengi, batuk, dada terasa berat, dan sesak napas.[3]
Asma pada awalnya diperkirakan disebabkan oleh kombinasi faktor genetika dan lingkungan.
[4]
Diagnosis biasanya didasarkan atas pola gejala, respons terhadap terapi pada kurun waktu
tertentu, dan spirometri.[5] Asma diklasifikasikan secara klinis berdasarkan seberapa sering
gejala muncul, volume ekspirasi paksa dalam satu detik (FEV1), dan puncak laju aliran ekspirasi.
[6]
Asma dapat pula diklasifikasikan sebagai atopik (ekstrinsik) atau non-atopik (intrinsik)[7] dimana
atopi dikaitkan dengan predisposisi perkembangan reaksi hipersensitivitas tipe 1.[8]
Terapi untuk gejala akut biasanya dengan menghirup beta-2 agonist reaksi cepat
(misalnya salbutamol) dan kortikosteroid oral.[9]Pada kasus yang sangat parah mungkin
diperlukan pemberian kortikosteroid intravena, magnesium sulfat dan perawatan di rumah sakit.
[10]
Gejala ini dapat dicegah dengan menghindari pencetusnya, seperti
misalnya alergen[11] dan iritan, dan dengan penggunaan kortikosteroid hirup.[12] Beta agonist
reaksi lambat (LABA) atau leukotrien antagonis dapat ditambahkan, selain pemberian
kortikosteroid hirup bila gejala asma tidak dapat dikontrol.[13] Prevalensi asma mengalami
peningkatan secara signifikan sejak tahun 1970an. Pada tahun 2011, 235300 juta orang
terserang asma secara global,[14][15] termasuk adanya 250.000 kematian.[15]
Daftar isi
[sembunyikan]
2.1Lingkungan
2.2Genetika
2.3Kondisi medis
2.4Serangan asma
3Patofiologi
4Diagnosis
o
4.1Spirometri
4.2Lainnya
4.3Klasifikasi
4.4Diagnosis banding
5Pencegahan
6Tata Laksana
o
6.2Obat
6.3Lain-lain
6.4Pengobatan alternatif
7Prognosis
8Epidemiologi
9Sejarah
10Catatan
11Pranala luar
MENU
0:00
Asma ditandai dengan adanya episode berulang dari mengi, sesak napas, dada terasa berat,
dan batuk.[16]Dahak bisa saja terbentuk di paru-paru karena batuk tetapi sulit untuk dikeluarkan.
[17]
Selama masa penyembuhan setelah serangan mungkin terbentuk apa yang disebut mirip
nanah yang disebabkan oleh tingginya kandungan sel darah putih yang disebut eosinofil.
[18]
Gejala biasanya memburuk pada waktu malam atau pagi hari atau sebagai respons terhadap
kegiatan olahraga atau udara dingin.[19] Pada sejumlah penderita asma ada yang jarang
menunjukkan gejala, sebagai respons terhadap pemicu, sedangkan sejumlah penderita asma
yang lain mungkin menunjukkan gejala yang nyata dan persisten. [20]
Sejumlah kondisi kesehatan lain yang sering muncul pada mereka yang menderita asma
adalah:penyakit refluks gastroesofagus (GERD), rinosinusitis, dan apnea tidur obstruktif.
[21]
Gangguan psikologis juga sangat umum [22] dengan munculnya gangguan kecemasan antara
1652% dan gangguan suasana hati pada 1441%.[23] Namun tidak diketahui dengan pasti
apakah asma menyebabkan gangguan psikologis atau masalah psikologis menyebabkan asma.
[24]
Tingkat endotoksin
Genotip CC
Genotip TT
Pajanan tinggi
Risiko rendah
Risiko tinggi
Pajanan rendah
Risiko tinggi
Risiko rendah
Sejarah keluarga merupakan faktor risiko asma yang melibatkan berbagai gen. [50] Bila salah satu
dari kembar identik mengidap asma, probabilitas dari pasangan kembarnya menderita penyakit
ini sekitar 25%.[50] Pada akhir tahun 2005, 25 gen telah diasosiasikan dengan asma pada enam
atau lebih populasi terpisah di antaranya:GSTM1, IL10,CTLA4,SPINK5,LTC4S, IL4R and ADAM33.[51] Kebanyakan dari gen ini berhubungan dengan sistem
imun atau modulasi proses peradangan. Walaupun sudah sering dilakukan penelitian yang
mendukung daftar gen ini, hasil yang diperoleh belum konsisten dengan semua populasi yang
diuji.[51] Pada tahun 2006 terdapat lebih dari 100 gen yang dihubungkan dengan asma hanya
pada satu penelitian asosiasi genetika saja;[51] masih banyak yang ditemukan pada penelitian lain
.[52]
Sejumlah varian genetika hanya akan menyebabkan asma bila berkombinasi dengan pajanan
lingkungan tertentu.[4] sebagai contoh adalah polimorfisme nukleotida tunggalspesifik dalam
wilayah CD14 dan pajanan terhadap endotoksin (suatu produk bakteri). Pajanan endotoksin
dapat berasal dari berbagai sumber lingkungan termasuk di dalamnya asap tembakau, anjing
dan tanah pertanian. Risiko terhadap asma, selanjutnya, ditentukan baik berdasarkan genetika
orang tersebut dan juga tingkat pajanan endotoksin. [49]
Penyumbatan pada lumenbronkiiolus dengan eksudat seperti lendir, sel goblet metaplasia, dan penebalan
epitelil membran basalpada seseorang yang menderita asma.
Asma merupakan kondisi yang diakibatkaninflamasi]] kronis pada saluran napas yang kemudian
dapat meningkatkan kontraksi otot polos.di sekeliling saluran napas. Hal ini, bersama dengan
faktor lain menyebabkan penyempitan saluran napas sehingga menimbulkan gejala klasik
berupa mengi. Penyempitan saluran napas biasanya dapat pulih dengan atau tanpa pemberian
terapi.Adakalanya saluran napas itu sendiri yang berubah. [16] Biasanya terjadinya perubahan di
saluran napas, termasuk meningkatnya eosinofil dan penebalanlamina retikularis. Dalam jangka
waktu lama, otot polos saluran napas bisa bertambah ukurannya bersamaan dengan
bertambahnya jumlah kelenjar lendir.Jenis sel lain yang terlibat yaitu: Limfosit T, makrofag,
dan neutrofil. Kemungkinan ada juga keterkaitan komponen lain sistem imun yaitu: antara
lain sitokin, kemokin, histamin, and leukotrien.[41]
Walaupun asma merupakan kondisi yang sudah dikenal secara umum, namun tidak terdapat
kesepakatan universal mengenai definisi asma.[41] Definisi yang ditetapkan oleh Global Initiative
for Asthma adalah "kelainan peradangan kronis pada saluran napas dimana banyak sel dan
elemen sel berperan. Kelainan peradangan kronis tersebut berhubungan dengan respons
berlebih dari saluran napas yang menyebabkan mengi berulang, sesak napas, rasa berat di
dada dan batuk terutama di malam hari atau dini hari. Semua kejadian ini biasanya berhubungan
dengan penyumbatan saluran napas yang luas namun bervariasi di paru-paru yang dapat pulih
secara spontan atau setelah pemberian terapi ".[16]
Pada saat ini tidak ada uji yang tepat untuk melakukan diagnosis melainkan dengan melihat pola
gejala penyakit dan reaksinya terhadap terapi..[5][41] Dugaan diagnosis asma adalah bila
ditemukan riwayat: mengi berulang, batuk atau sesak napas dan semua gejala ini terjadi atau
memburuk karena aktivitas olahraga, infeksi virus, alergen atau polusi udara.
[63]
Spirometri digunakan untuk konfirmasi diagnosis asma.[63] Untuk anak-anak dibawah usia
enam tahun diagnosis asma menjadi lebih sulit karena anak-anak pada usia tersebut terlalu
muda untuk menggunakan alat spirometri.[64]
Spirometri direkomendasikan untuk membantu diagnosis penyakit dan manajemen terapi. [65]
[66]
Alat itu satu-satunya alat uji untuk mendeteksi asma. Jika FEV1 diukur oleh teknik ini
menunjukkan pengingkatan lebih dari 12% pasca pemberian bronkodilator seperti salbutamol,
maka hal ini akan mendukung diagnosis. Hasil pemeriksaan ini dapat saja normal untuk individu
yang memiliki riwayat asma ringan, walau saat ini tidak dalam serangan. Single-breath diffusing
capacity dapat membantu membedakan asma dari PPOK.[41] Sebaiknya pemeriksaan spirometri
dilakukan setiap satu atau dua tahun untuk memastikan seberapa baik kondisi asma seseorang
terkontrol dengan terapi.[67]
Keparahan
Seringnya
terjadi
gejala
Gejala pada
waktu malam
hari
%FEV1 sesuai
diperkirakan
FEV1Variabilitas
penggunaan
SABA
intermiten
2/minggu
2/bulan
80%
<20%
2
hari/minggu
Persisten
ringan
>2/minggu
34/bulan
80%
2030%
>2
hari/minggu
Persisten
sedang
Harian
>1/minggu
6080%
>30%
harian
ersisten berat
Secara
kontinu
Seringnya
(7/minggu)
<60%
>30%
dua kali/hari
Asma secara klinis diklasifikasikan berdasarkan seberapa sering gejala muncul, volume
ekspirasi paksa dalam satu detik (FEV1), dan puncak laju aliran ekspirasi.[6] Asma bisa juga
diklasifikasikan sebagai atopik (ekstrinsik) atau non- atopik (intrinsik), berdasarkan pada gejala
yang munculditimbulkan oleh alergen (atopik) atau bukan (non-atopik). [7] Klasifikasi asma sampai
saat ini dibuat berdasarkan tingkat keparahan penyakit, pada saat ini tidak ada metode lain
untuk mengklasifikasikan subgrup asma di luar metode ini. [70] Menemukan cara lain untuk
mengidentifikasi subgrup asma yang berespons baik terhadap jenis terapi yang berbeda saat ini
menjadi tujuan utama penelitian mengenai asma..[70]
Meskipun asma adalah kondisi obstruktif kronik, penyakit tersebut tidak dianggap bagian
dari penyakit paru obstruktif kronik sebab istilah ini digunakan khusus untuk gabungan penyakit
yang tidak dapat disembuhkan kembali seperti sediakala seperti bronkiektasis,bronkhitis kronik,
dan emfisema.[71] Tidak seperti penyakit diatas, obstruksi saluran napas pada asma biasanya
dapat pulih kembali seperti sediakala, akan tetapi bila dibiarkan tanpa terapi, proses peradangan
kronis pada asma dapat menyebabkan kondisi obstruksi pada paru-paru menjadi tidak dapat
disembuhkan karena perubahan bentuk pada saluran napas.[72] Berbeda dengan emfisema,
asma akan mempengaruhi saluran pernapasan, dan bukannya alveoli.[73]
Serangan asma akut[sunting | sunting sumber]
tingkat keparahan serangan asma akut[74]
Hampir menyebabkan
kematian
Mengancam nyawa
(orang tertentu pada)
Tanda-tanda klinis
Pengukuran
Kelelahan
Aritmia
"Normal" PaCO2
Sianosis
Sangat akut
(orang tertentu pada)
Gejala memburuk
Sedang
meningkatkan performa atletik para atlet yang tidak mengidap penyakit asma [82] namun
pemberian dosis secara oral bisa meningkatkan ketahanan dan kekuatan. [83][84]
Asma yang Dipicu oleh Tempat Kerja[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Occupational asthma
Asma sebagai akibat dari (atau yang diperburuk oleh) pajanan tempat kerja biasanya dilaporkan
sebagai penyakit akibat kerja.[85] Namun banyak kasus yang tidak dilaporkan atau disebut
sebagai penyakit akibat kerja.[86][87] Diperkirakan, ada 525% kasus asma pada orang dewasa
yang terkait dengan pekerjaan. Sekitar ratusan ragam jenis agensia dikaitkan dengan kasuskasus ini. Di antaranya yang paling umum adalah: isosianat, debu biji-bijian dan kayu,
resin colophony, cairan solder soldering flux, lateks latex, hewan, dan aldehida. Pekerja yang
memiliki risiko paling tinggi antara lain: pekerja yang menggunakan cat semprot, pembuat roti
dan pemroses makanan lainnya, perawat, pekerja bahan kimia, pekerja bersama hewanhewan, tukang las, pemangkas rambut, dan pekerja pemrosesan kayu.[85]