Vous êtes sur la page 1sur 10

Asma

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel
ini boleh digunakan hanya untuk penjelasan ilmiah, bukan untuk diagnosis diri dan tidak
dapat menggantikan diagnosis medis.
Perhatian: Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis. Wikipedia
bukan pengganti dokter.
Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional.

Asma

Meter alir puncak digunakan untuk mengukur tingkat aliran ekspiratori


puncak, penting untuk memantau dan mendiagnosa asma. [1]

Klasifikasi dan rujukan luar

Bidang

Q203337[*]

ICD-10

J45.

ICD-9-CM

493

OMIM

600807

DiseasesDB

1006

MedlinePlus

000141

eMedicine

article/806890

Patient UK

Asma

MeSH

Templat:Mesh2

[sunting di Wikidata]

Asma (dalam bahasa Yunani , sthma, "terengah") merupakan peradangan kronis yang
umum terjadi pada saluran napasyang ditandai dengan gejala yang bervariasi dan berulang,
penyumbatan saluran napas yang bersifat reversibel, dan spasme bronkus.[2] Gejala umum
meliputi mengi, batuk, dada terasa berat, dan sesak napas.[3]
Asma pada awalnya diperkirakan disebabkan oleh kombinasi faktor genetika dan lingkungan.
[4]
Diagnosis biasanya didasarkan atas pola gejala, respons terhadap terapi pada kurun waktu
tertentu, dan spirometri.[5] Asma diklasifikasikan secara klinis berdasarkan seberapa sering
gejala muncul, volume ekspirasi paksa dalam satu detik (FEV1), dan puncak laju aliran ekspirasi.
[6]
Asma dapat pula diklasifikasikan sebagai atopik (ekstrinsik) atau non-atopik (intrinsik)[7] dimana
atopi dikaitkan dengan predisposisi perkembangan reaksi hipersensitivitas tipe 1.[8]
Terapi untuk gejala akut biasanya dengan menghirup beta-2 agonist reaksi cepat
(misalnya salbutamol) dan kortikosteroid oral.[9]Pada kasus yang sangat parah mungkin
diperlukan pemberian kortikosteroid intravena, magnesium sulfat dan perawatan di rumah sakit.
[10]
Gejala ini dapat dicegah dengan menghindari pencetusnya, seperti
misalnya alergen[11] dan iritan, dan dengan penggunaan kortikosteroid hirup.[12] Beta agonist
reaksi lambat (LABA) atau leukotrien antagonis dapat ditambahkan, selain pemberian
kortikosteroid hirup bila gejala asma tidak dapat dikontrol.[13] Prevalensi asma mengalami
peningkatan secara signifikan sejak tahun 1970an. Pada tahun 2011, 235300 juta orang
terserang asma secara global,[14][15] termasuk adanya 250.000 kematian.[15]
Daftar isi
[sembunyikan]

1Tanda-tanda dan gejala


o

1.1Kondisi yang berkaitan


2Penyebab

2.1Lingkungan

2.2Genetika

2.3Kondisi medis

2.4Serangan asma

3Patofiologi

4Diagnosis
o

4.1Spirometri

4.2Lainnya

4.3Klasifikasi

4.4Diagnosis banding

5Pencegahan

6Tata Laksana
o

6.1Modifikasi Gaya Hidup

6.2Obat

6.3Lain-lain

6.4Pengobatan alternatif

7Prognosis

8Epidemiologi

9Sejarah

10Catatan

11Pranala luar

Tanda-tanda dan gejala[sunting | sunting sumber]


Wheezing

MENU
0:00

Suara mengi atau bengek yang


didengar dengan stetoskop.

Kesulitan mendengarkan berkas ini?


Lihat bantuan.

Asma ditandai dengan adanya episode berulang dari mengi, sesak napas, dada terasa berat,
dan batuk.[16]Dahak bisa saja terbentuk di paru-paru karena batuk tetapi sulit untuk dikeluarkan.
[17]
Selama masa penyembuhan setelah serangan mungkin terbentuk apa yang disebut mirip
nanah yang disebabkan oleh tingginya kandungan sel darah putih yang disebut eosinofil.
[18]
Gejala biasanya memburuk pada waktu malam atau pagi hari atau sebagai respons terhadap
kegiatan olahraga atau udara dingin.[19] Pada sejumlah penderita asma ada yang jarang
menunjukkan gejala, sebagai respons terhadap pemicu, sedangkan sejumlah penderita asma
yang lain mungkin menunjukkan gejala yang nyata dan persisten. [20]

Kondisi yang berkaitan[sunting | sunting sumber]

Sejumlah kondisi kesehatan lain yang sering muncul pada mereka yang menderita asma
adalah:penyakit refluks gastroesofagus (GERD), rinosinusitis, dan apnea tidur obstruktif.
[21]
Gangguan psikologis juga sangat umum [22] dengan munculnya gangguan kecemasan antara
1652% dan gangguan suasana hati pada 1441%.[23] Namun tidak diketahui dengan pasti
apakah asma menyebabkan gangguan psikologis atau masalah psikologis menyebabkan asma.
[24]

Penyebab[sunting | sunting sumber]


Asma disebabkan oleh interaksi lingkungan dan genetika yang merupakan kombinasi yang rumit
dan belum sepenuhnya dimengerti.[4][25] Semua faktor ini memengaruhi baik tingkat keparahan
dan juga respons terhadap terapi.[26] Adanya peningkatan laju penderita asma belakangan ini
disebabkan oleh perubahan faktor epigenetik (terwariskan selain adanya hubungan
dengan urutan DNA) dan lingkungan hidup yang berubah.[27]

Lingkungan[sunting | sunting sumber]


Berbagai faktor lingkungan yang dihubungkan dengan timbulnya asma dan eksaserbasi asma
yaitu: alergen, polusi udara, dan senyawa kimiawi lingkungan lainnya. [28] Merokok selama masa
kehamilan dan setelah melahirkan dihubungkan dengan risiko yang lebih besar untuk gejala
mirip asma.[29] kualitas udara buruk, dari polusi kendaraan atau kadarozon yang tinggi,[30] selalu
dihubungkan dengan timbulnya asma dan peningkatan keparahannnya. [31] Pajanan terhadap uap
senyawa organik dalam ruangan dapat memicu asma; pajanan formaldehida, misalnya,
menunjukkan hubungan yang positif.[32] Selain itu, ftalat pada PVC juga dihubungkan dengan
asma pada anak-anak dan dewasa[33][34]sebagai sumber pajanan terhadap
konsentrasi endotoksin tinggi.[35]
Asma dihubungkan dengan pajanan terhadap alergen dalam ruangan. [36] Alergen dalam ruangan
yang umum di antaranya adalah: tungau debu, kecoa, ketombe hewan, dan jamur.[37][38] Berbagai
upaya untuk mengurangi tungau debu ternyata tidak efektif.[39] Infeksi virus tertentu pada saluran
napas dapat meningkatkan risiko timbulnya asma apabila terjadi saat masih anak-anak seperti
misalnya:[40] respiratory syncytial virus dan rinovirus.[41] Akan tetapi beberapa jenis infeksi lain
dapat menurunkan risiko.[41]
Hipotesis kebersihan[sunting | sunting sumber]
Hipotesis kebersihan adalah suatu teori yang mencoba untuk menjelaskan kenaikan laju
penderita asma di seluruh dunia sebagai hasil langsung dan tidak terduga dari berkurangnya
pajanan terhadap bakteri dan virus non-infeksi selama masa kanak-kanak. [42][43] Hal ini telah
diungkapkan bahwa berkurangnya pajanan terhadap bakteri dan virus, sebagian, disebabkan
oleh meningkatnya tingkat kebersihan dan jumlah keluarga pada masyarakat modern. [44] Bukti
yang mendukung hipotesis kebersihan ini di antaranya adalah rendahnya penderita asma di
tanah pertanian dan rumah tangga yang memiliki hewan peliharaan. [44]
Penggunaan antibiotik pada usia dini juga dihubungkan dengan timbulnya asma.[45] Juga, proses
melahirkan melalui bedah sesar juga diasosiasikan dengan meningkatnya risiko asma
(diperkirakan antara 2080%)peningkatan risiko ini dihubungkan dengan berkurangnya koloni
bakteri sehat yang seharusnya didapatkan bayi yang lahir melalui saluran kelahiran. [46][47] Dapat
dilihat adanya keterkaitan antara asma dan tingkat kemakmuran.[48]

Genetika[sunting | sunting sumber]


CD14-interaksi endotoksin berdasarkan pada CD14 SNP C-159T [49]

Tingkat endotoksin

Genotip CC

Genotip TT

Pajanan tinggi

Risiko rendah

Risiko tinggi

Pajanan rendah

Risiko tinggi

Risiko rendah

Sejarah keluarga merupakan faktor risiko asma yang melibatkan berbagai gen. [50] Bila salah satu
dari kembar identik mengidap asma, probabilitas dari pasangan kembarnya menderita penyakit
ini sekitar 25%.[50] Pada akhir tahun 2005, 25 gen telah diasosiasikan dengan asma pada enam
atau lebih populasi terpisah di antaranya:GSTM1, IL10,CTLA4,SPINK5,LTC4S, IL4R and ADAM33.[51] Kebanyakan dari gen ini berhubungan dengan sistem
imun atau modulasi proses peradangan. Walaupun sudah sering dilakukan penelitian yang
mendukung daftar gen ini, hasil yang diperoleh belum konsisten dengan semua populasi yang
diuji.[51] Pada tahun 2006 terdapat lebih dari 100 gen yang dihubungkan dengan asma hanya
pada satu penelitian asosiasi genetika saja;[51] masih banyak yang ditemukan pada penelitian lain
.[52]
Sejumlah varian genetika hanya akan menyebabkan asma bila berkombinasi dengan pajanan
lingkungan tertentu.[4] sebagai contoh adalah polimorfisme nukleotida tunggalspesifik dalam
wilayah CD14 dan pajanan terhadap endotoksin (suatu produk bakteri). Pajanan endotoksin
dapat berasal dari berbagai sumber lingkungan termasuk di dalamnya asap tembakau, anjing
dan tanah pertanian. Risiko terhadap asma, selanjutnya, ditentukan baik berdasarkan genetika
orang tersebut dan juga tingkat pajanan endotoksin. [49]

Kondisi medis[sunting | sunting sumber]


Suatu keadaan tiga serangkai yang terdiri dari eksim atopik, rinitis alergi dan asma disebut
sebagai atopi.[53] Faktor risiko paling kuat yang menyebabkan timbulnya asma adalah
riwayat penyakit atopik;[40] munculnya asma pada laju yang lebih besar pada mereka yang
menderita eksim atau demam hay.[54] Asma juga dihubungkan dengan ChurgStrauss syndrome,
suatu penyakit autoimun dan vaskulitis. Seseorang dengan tipe urtikaria tertentu juga dapat
mengalami gejala asma.[53]
Terdapat korelasi antara obesitas dan risiko asma karena keduanya menunjukkan kenaikan
beberapa tahun belakangan ini.[55][56] Beberapa faktor yang mungkin memainkan peranan penting
di antaranya adalah menurunnya fungsi pernapasan karena adanya timbunan lemak dan pada
kenyataannya jaringan lemak dapat menimbulkan peradangan. [57]
Berbagai obat yang mengandung penyekat beta seperti misalnya propranolol dapat memicu
asma pada seseorang yang rentan.[58] Penyekat beta kardioselektif, bagaimanapun, tampaknya
aman diberikan pada penderita dengan penyakit asma yang ringan atau sedang. [59] Pengobatan
lain yang dapat menyebabkan masalah adalah ASA, OAINS, daninhibitor enzim pengubah
angiotensin.[60]

Serangan asma[sunting | sunting sumber]


Beberapa individu akan menderita asma tanpa gejala/stabil selama berminggu-minggu atau
berbulan-bulan dan kemudian secara mendadak dalam perjalanannya berkembang menjadi
episode asma akut. Individu yang berbeda akan bereaksi berbeda pula terhadap berbagai faktor.
[61]
Pada sebagian besar individu dapat terjadi peningkatan intensitas gejala suatu penyakit yang
berat akibat dari sejumlahpemicu. .[61]
Ada banyak faktor di rumah yang dapat menjad penyebab munculnya serangan asma asma
yang meliputi debu, binatang ketombe(terutama rambut kucing dan anjing),
kecoaalergen dan jamur.[61]parfum merupakan penyebab serangan asma yang paling umum
pada wanita dan anak-anak. infeksi viral dan bakteri s pada saluran pernapasan atas, keduanya
dapat memperburuk penyakit ini.[61] Faktor psikologi seperti stress dapat memperburuk gejalanya
Diperkirakan stres dapat mengubah sistem imunitas dan selanjutnya meningkatkan reaksi
peradangan saluran napas sebagai respons terhadap alergen dan iritan. [31][62]

Patofiologi[sunting | sunting sumber]

Penyumbatan pada lumenbronkiiolus dengan eksudat seperti lendir, sel goblet metaplasia, dan penebalan
epitelil membran basalpada seseorang yang menderita asma.

Asma merupakan kondisi yang diakibatkaninflamasi]] kronis pada saluran napas yang kemudian
dapat meningkatkan kontraksi otot polos.di sekeliling saluran napas. Hal ini, bersama dengan
faktor lain menyebabkan penyempitan saluran napas sehingga menimbulkan gejala klasik
berupa mengi. Penyempitan saluran napas biasanya dapat pulih dengan atau tanpa pemberian
terapi.Adakalanya saluran napas itu sendiri yang berubah. [16] Biasanya terjadinya perubahan di
saluran napas, termasuk meningkatnya eosinofil dan penebalanlamina retikularis. Dalam jangka
waktu lama, otot polos saluran napas bisa bertambah ukurannya bersamaan dengan
bertambahnya jumlah kelenjar lendir.Jenis sel lain yang terlibat yaitu: Limfosit T, makrofag,
dan neutrofil. Kemungkinan ada juga keterkaitan komponen lain sistem imun yaitu: antara
lain sitokin, kemokin, histamin, and leukotrien.[41]

Diagnosis[sunting | sunting sumber]

Walaupun asma merupakan kondisi yang sudah dikenal secara umum, namun tidak terdapat
kesepakatan universal mengenai definisi asma.[41] Definisi yang ditetapkan oleh Global Initiative
for Asthma adalah "kelainan peradangan kronis pada saluran napas dimana banyak sel dan
elemen sel berperan. Kelainan peradangan kronis tersebut berhubungan dengan respons
berlebih dari saluran napas yang menyebabkan mengi berulang, sesak napas, rasa berat di
dada dan batuk terutama di malam hari atau dini hari. Semua kejadian ini biasanya berhubungan
dengan penyumbatan saluran napas yang luas namun bervariasi di paru-paru yang dapat pulih
secara spontan atau setelah pemberian terapi ".[16]
Pada saat ini tidak ada uji yang tepat untuk melakukan diagnosis melainkan dengan melihat pola
gejala penyakit dan reaksinya terhadap terapi..[5][41] Dugaan diagnosis asma adalah bila
ditemukan riwayat: mengi berulang, batuk atau sesak napas dan semua gejala ini terjadi atau
memburuk karena aktivitas olahraga, infeksi virus, alergen atau polusi udara.
[63]
Spirometri digunakan untuk konfirmasi diagnosis asma.[63] Untuk anak-anak dibawah usia
enam tahun diagnosis asma menjadi lebih sulit karena anak-anak pada usia tersebut terlalu
muda untuk menggunakan alat spirometri.[64]

Spirometri[sunting | sunting sumber]

Spirometri direkomendasikan untuk membantu diagnosis penyakit dan manajemen terapi. [65]
[66]
Alat itu satu-satunya alat uji untuk mendeteksi asma. Jika FEV1 diukur oleh teknik ini
menunjukkan pengingkatan lebih dari 12% pasca pemberian bronkodilator seperti salbutamol,
maka hal ini akan mendukung diagnosis. Hasil pemeriksaan ini dapat saja normal untuk individu
yang memiliki riwayat asma ringan, walau saat ini tidak dalam serangan. Single-breath diffusing
capacity dapat membantu membedakan asma dari PPOK.[41] Sebaiknya pemeriksaan spirometri
dilakukan setiap satu atau dua tahun untuk memastikan seberapa baik kondisi asma seseorang
terkontrol dengan terapi.[67]

Lainnya[sunting | sunting sumber]


metakolin provokasi berupa proses inhalasi zat dengan konsentrasi yang tinggi yang dapat
menyebabkan penyempitan saluran napas pada individu yang rentanterhadap asma saluran.
Jika negatif maka berarti orang tersebut tidak berpenyakit asma; namun jika positif, bukan berarti
orang tersebut memiliki asma, karena tes ini tidak spesifik untuk asma..[41]
Bukti pendukung lainnya yaitu: terdapat perbedaan sebesar 20% pada puncak laju aliran
ekspirasi setidaknya tiga hari dalam seminggu untuk paling tidak dua minggu, kondisi
peningkatan 20% pada puncak aliran udara setelah dilakukan terapi menggunakan salbutamol,
kortikosteroids atau prednison yang dihirup, atau penurunan 20% pada puncak aliran udara
pasca pajanan terhadap pemicu.[68] Variabilitas uji puncak laju aliran udara lebih besar daripada
spirometri, sehingga tes tersebut tidak direkomendasikan untuk pemeriksaan rutin penegakkan
diagnosis. Pemeriksaan tersebut bermanfaat untuk pemantauan harian mandiri pasien dengan
asma derajat sedang hingga berat, untuk memeriksa efektivitas pengobatan baru. Pemeriksaan
ini dapat juga berfungsi sebagai pedoman terapi pada pasien dengan serangan asma akut.. [69]

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]


Klasifikasi klinis (untuk berumur 12 tahun)[6]

Keparahan

Seringnya
terjadi
gejala

Gejala pada
waktu malam
hari

%FEV1 sesuai
diperkirakan

FEV1Variabilitas

penggunaan
SABA

intermiten

2/minggu

2/bulan

80%

<20%

2
hari/minggu

Persisten
ringan

>2/minggu

34/bulan

80%

2030%

>2
hari/minggu

Persisten
sedang

Harian

>1/minggu

6080%

>30%

harian

ersisten berat

Secara
kontinu

Seringnya
(7/minggu)

<60%

>30%

dua kali/hari

Asma secara klinis diklasifikasikan berdasarkan seberapa sering gejala muncul, volume
ekspirasi paksa dalam satu detik (FEV1), dan puncak laju aliran ekspirasi.[6] Asma bisa juga
diklasifikasikan sebagai atopik (ekstrinsik) atau non- atopik (intrinsik), berdasarkan pada gejala
yang munculditimbulkan oleh alergen (atopik) atau bukan (non-atopik). [7] Klasifikasi asma sampai
saat ini dibuat berdasarkan tingkat keparahan penyakit, pada saat ini tidak ada metode lain

untuk mengklasifikasikan subgrup asma di luar metode ini. [70] Menemukan cara lain untuk
mengidentifikasi subgrup asma yang berespons baik terhadap jenis terapi yang berbeda saat ini
menjadi tujuan utama penelitian mengenai asma..[70]
Meskipun asma adalah kondisi obstruktif kronik, penyakit tersebut tidak dianggap bagian
dari penyakit paru obstruktif kronik sebab istilah ini digunakan khusus untuk gabungan penyakit
yang tidak dapat disembuhkan kembali seperti sediakala seperti bronkiektasis,bronkhitis kronik,
dan emfisema.[71] Tidak seperti penyakit diatas, obstruksi saluran napas pada asma biasanya
dapat pulih kembali seperti sediakala, akan tetapi bila dibiarkan tanpa terapi, proses peradangan
kronis pada asma dapat menyebabkan kondisi obstruksi pada paru-paru menjadi tidak dapat
disembuhkan karena perubahan bentuk pada saluran napas.[72] Berbeda dengan emfisema,
asma akan mempengaruhi saluran pernapasan, dan bukannya alveoli.[73]
Serangan asma akut[sunting | sunting sumber]
tingkat keparahan serangan asma akut[74]

Hampir menyebabkan
kematian

Mengancam nyawa
(orang tertentu pada)

PaCO2 tinggi dan/atau membutuhkan bantuan alat ventilasi


mekanik

Tanda-tanda klinis

Pengukuran

Perubahan tingkat kesadaran

Puncak aliran < 33%

Kelelahan

Saturasi Oksigen < 92%

Aritmia

PaO2 < 8 kPa

Rendah tekanan darah

"Normal" PaCO2

Sianosis

Tidak ada aliran udara yang terdengar

Upaya napas buruk

Sangat akut
(orang tertentu pada)

Puncak aliran 3350%

Frekuensi pernapasan 25 bernapas setiap menit

Frekuensi denyut jantung 110 denyut setiap menit

Tidak dapat menyelesaikan kalimat dalam satu kali tarikan napas

Gejala memburuk

Sedang

Puncak aliran 5080% terbaik atau diperkirakan

Tidak ada fitur asma sangat berat


Eksaserbasi asma akut biasanya dikenal sebagai suatu serangan asma. Gejala klasiknya
adalah sesak nafas, mengi, and rasa berat di dada.[41] Walaupun gejala tersebut adalah gejala
primer asma,[75] namun beberapa orang dengan asma datang dengan gejalabatuk, dan pada
kasus yang sangat parah, aliran udara benar-benar terganggu sehingga tidak terdengar lagi
suara mengi.[74]
Tanda yang dapat ditemukan pada saat serangan asma yaitu penggunaan otot tambahan untuk
bernapas yaitu (sternokleidomastoid dan otot scalene di leher), terdapat jugadenyut nadi
paradoks (denyut nadi yang melemah pada saat menarik napas dan denyut nadi menjadi kuat
saat menghembuskan napas), serta penggembungan dada yang berlebihan . [76] warna biru di
kulit dan kuku bisa terjadi akibat kekurangan oksigen.[77]
Pada asma serangan ringan Puncak laju aliran ekspirasi (PEFR) yaitu 200 L/men atau 50%
dari perkiraan terbaik.[78] Asma serangan sedang yaitu antara 80 sampai 200 L/men atau 25%
sampai 50% sesuai dengan perkiraan sedangkan bertambah parah berat yaitu 80 L/men atau
25% dari perkiraan.[78]
Asma serangan berat, sebelumnya dikenal sebagai status asmatikus, adalah bertambah
parahnya asma atau serangan asma akut yang tidak memberikan respons terhadap terapi
standar dengan bronkodilator dan kortikosteroid.[79] Setengah dari kasus ini terjadi karena infeksi
dan yang lainnya terjadi karena alergen, polusi udara atau pemakaian obat yang tidak cukup
atau tidak sesuai.[79]
Brittle asthma adalah jenis asma yang menyebabkan serangan berat dan berulang.. [74] Tipe 1
asma brittle adalah penyakit dengan puncak aliran yang sangat bervasiasi meskipun dengan
pengobatan yang memadai. Tipe 2 brittle asma adalah asma yang sebelumnya sudah terkontrol
dengan baik, tiba-tiba mengalami serangan berat.[74]
Asma yang Dipicu oleh Olahraga[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Exercise-induced bronchoconstriction
Olahraga dapat memicu terjadinya penyempitan saluran pernapasan bronkokonstriksi pada
penderita asma maupun bukan.[80] Penderita asma lebih sering mengalami hal ini dan hanya
sekitar <20% orang tanpa asma yang mengalaminya. [80] Penyempitan saluran napas pada atlet
lebih jamak ditemukan pada kelompok atlet elit dengan angka beragam mulai 3% pada
pebalap bobsled sampai 50% pada pebalap sepeda dan 60% pada atlet ski lintas alam.
[80]
Meskipun asma bisa muncul dalam kondisi cuaca apapun, namun penyakit ini lebih sering
terjadi pada kondisi cuaca kering dan dingin.[81] beta2 agonis hirup sepertinya tidak

meningkatkan performa atletik para atlet yang tidak mengidap penyakit asma [82] namun
pemberian dosis secara oral bisa meningkatkan ketahanan dan kekuatan. [83][84]
Asma yang Dipicu oleh Tempat Kerja[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Occupational asthma
Asma sebagai akibat dari (atau yang diperburuk oleh) pajanan tempat kerja biasanya dilaporkan
sebagai penyakit akibat kerja.[85] Namun banyak kasus yang tidak dilaporkan atau disebut
sebagai penyakit akibat kerja.[86][87] Diperkirakan, ada 525% kasus asma pada orang dewasa
yang terkait dengan pekerjaan. Sekitar ratusan ragam jenis agensia dikaitkan dengan kasuskasus ini. Di antaranya yang paling umum adalah: isosianat, debu biji-bijian dan kayu,
resin colophony, cairan solder soldering flux, lateks latex, hewan, dan aldehida. Pekerja yang
memiliki risiko paling tinggi antara lain: pekerja yang menggunakan cat semprot, pembuat roti
dan pemroses makanan lainnya, perawat, pekerja bahan kimia, pekerja bersama hewanhewan, tukang las, pemangkas rambut, dan pekerja pemrosesan kayu.[85]

Diagnosis banding[sunting | sunting sumber]


Ada banyak kondisi lain yang bisa menimbulkan gejala-gejala yang mirip gejala pada asma.
Penyakit saluran napas bagian atas selain asma pada anak-anak, misalnya rinitis
alergi dan sinusitis juga harus dikategorikan sebagai penyebab obstruksi saluran napas, seperti
juga: aspirasi benda asing, penyempitan abnormal pada saluran napas utama (stenosis trakea)
atau laringotrakeomalasia, cincin vaskular, kelenjar limfe yang membesar atau benjolan di leher.
Kemudian pada orang dewasa, antara lain COPD, gagal jantung kongestif, benjolan di saluran
napas, serta batuk akibat inhibitor ACE, juga karus dikategorikan sebagai penyebab gejala mirip
asma. Sementara yang bisa terjadi pada kedua populasi tersebut yaitu disfungsi pita suara.[88]
Penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK bisa muncul bersama-sama dengan asma dan bisa
juga muncul sebagai komplikasi asma kronis. Setelah usia 65, sebagain besar orang yang
mengidap penyakit obstruksi saluran napas juga menderita asma dan PPOK. Dalam hal ini,
PPOKbisa dibedakan dari meningkatnya jumlah neutrofil di saluran napas, bertambah tebalnya
dinding saluran napas secara abnormal, dan peningkatan jumlah otot polos di bronkus. Meski
demikian, tingkat penyelidikan sampai tahap ini tidak dilakukan karena PPOK dan asma memiliki
prinsip-prinsip tata laksana yang sama, yaitu: kortikosteroid, beta agonis kerja-lambat, dan
penghentian merokok.[89] Selain gejala-gejala PPOKyang mirip dengan gejala pada asma,
penyakit ini juga dihubungkan dengan terlalu seringnya terpapar asap rokok, usia tua, gejala
yang lebih sulit dipulihkan setelah pemberian obat bronkodilator, serta berkurangnya
kemungkinan riwayat atopi keluarga.[90][91]

Vous aimerez peut-être aussi