Vous êtes sur la page 1sur 29

A.

SITEM PENCERNAAN
1. Skema sistem pencernaan makanan

Saluran pencernaan makanan terdiri dari mulut, kerongkongan (esophagus),


lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus.Serta organ tambahan yang terdiri dari
gigi, lidah, kelenjar ludah, kandung empedu, hati, dan pankreas. Pencernaan dibagi
menjadi :

1. Pencernaan Mekanis
Proses mengunyah dan gerak peristaltik.
2. Pencernaan Kimiawi
Dihancurkan oleh enzim-enzim pencernaan yang dikeluarkan di mulut, lambung, usus
halus, kantung empedu dll.
Organ-organ pencernaan

1. Gigi
Fungsi gigi yaitu untuk mengunyah makanan. Mengunyah merupakan
proses yang secara mekanik akan memecah makanan menjadi bagian yang lebih
kecil dan mencampurkannya dengan saliva (Scanlon, 2007).
Mulai umur 6 bulan gigi mulai tumbuh pertama.Usia 6 sampai 14 tahun
gigi itu berangsur-angsur tanggal dan diganti permanen.
M
: Molar (geraham belakang)

P
: Pre Molar (geraham depan)

C
: Caninus (gigi taring)

C1

I2

: Insisivus (gigi seri)

I2

C1

Rumusgigisusu (dens desiden) 20


P2
C1
I2
I2
C1

P2
P2

Rumusgigitetap (dens permanen)32 buah :

Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan supaya teksturnya menjadi halus.


Ada tiga macam jenis gigi, yakni :
Gigi seri (Insisivus), fungsi : memotongmakanan, bentuk permukaannya

menyerupai mata kapak


Gigi taring (Caninus), fungsi : merobek atau mengoyak makanan, bentuk

permukaannya runcing
Gigi geraham (Molar), fungsi : menggilas makanan, bentuk permukaannya
lebar dan bergelombang

2. Lidah
Lidah dibentuk oleh otot rangka yang dipersarafi oleh nervus hipoglosus (
nervus kranialis ke 12). Pada permukaan atas lidah terdapat papila yang
mengandung kuncup pengecap. Saraf sensorik untuk pengecap ini juga
merupakan nervus kranialis yaitu nervus fasialis ( nervsus ke 7) dan nervus
glosofaringeus ( nervus ke-9), sebagaimana kita ketahui bahwa indera pengecap
sangat penting karena membuat makan terasa lebih nikmat, tetapi lidah memiliki
fungsi lain yang tidak kalah penting. Masa makanan yang disebut dengan bolus,
kemudian akan didorong untuk menuju faring(Scanlon, 2007).
Bagian-bagian lidah terdiri dari :
Bagian depan lidah, fungsi : mengecap rasa manis
Bagian pinggir lidah, fungsi : mengecap rasa asindanasam
Bagian belakang/pangkal, fungsi : mengecap rasa pahit

3. Kelenjar saliva
Sekresi pencernaan yang terdapat dalam kavitas oris adalah saliva, yang
diproduksi oleh tiga pasang kelenjar ludah ( glandula salivaria). Glandula
parotidea terdapat tepat di bawah telinga ke depan. Glandula submandibularis
( juga disebut submaksilaris) terdapat pada pojok belakang mandibula, dan
kelenjar sublingualis terdapat di bawah dasar mulut. Setiap kelenjar setidaknya
memiliki satu saluran yang akan membawa saliva memasuki kavitas oris
(Scanlon, 2007).
Saliva sebagian besar tersusun oleh air, yang penting dalam melarutkan
makanan untuk dikecap dan untuk melembabkan makanan supaya mudah ditelan.
Enzim pencernaan yang terdapat didalam saliva yaitu enzim amilase saliva yang
akan memecah zat pati menjadi molekul glukosa dengan rantai yang lebih pendek
atau menjadi maltosa suatu disakarida. Enzim amilase yang lain untuk mencerna
zat pati juga diproduksi oleh pankreas(Scanlon, 2007).

4. Faring
Orofaring dan laringofaring adalah jalur lewatnya makanan yang
menghubungkan kavitas oris dan esofagus. Tidak ada proses pencernaan yang
terjadi di faring, proses yang terjadi hanya menelan yang merupakan mekanisme
mekanik bagi makanan. Ketika bolus makan didorong ke belakang oleh lidah, otot
konstriktor faring berkontraksi sebagian bagian refleks menelan. Pusat refleks
bagi bagi proses menelan terdapat di medula, yang akan mengkoordinasi berbagai

aksi yang terjadi yaitu : konstriksi faring, penghentian proses bernafas, elevasi
palatum molle untuk menutup nasofaring, elevasi laring dan penutupan epiglotis
dan gerakan peristaltik esofagus(Scanlon, 2007).
5. Esofagus
Esofagus adalah salah satu saluran muskular yang akan menyalurkan
makanan dari faring menuju ke lambung. Proses pencernaan juga tidak terdapat di
esofagus. Gerakan peristaltik esofagus akan mendorong makanan dalam satu arah
dan memastikan makanan masuk ke lambung walaupun tubuh dalam posisi
horizontal ataupun terbalik. Pada tempat persambungan dengan lambung, lumen
( kavitas) esofagus dikelilingi oleh sfingter esofagus inferior ( lower esophageal
sphincter/ LES), yang merupakan otot polos sirkuler. Ketika LES relaksasi,
makanan akan memasuki lambung, dan ketika berkontraksi akan mencegah
masuknya isi lambung ke dalam esofagus(Scanlon, 2007).
6. Gaster (Lambung)
Gaster merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas
(fundus), bagian utama (korpus), danbagianbawah (pilorus).Gaster berhubungan
langsung dengan esofagus melalui orifisium kardia dan dengan duodenum melalui
orifisium pilorik. Gaster terletak dibawah diafraghma dan di depan pankreas,
sedangkan limpa menempel pada sebelah kiri fundus.
Dinding lambung dapat menghasilkan hormon gastrin dan mengandung
kelenjar getah lambung. Hormon gastrin berguna untuk merangsang sekresi getah
lambung. Kelenjar getah lambung dapat menghasilkan HCl, lipase gastrik,
pepsinogen, danrenin.
Lambung juga menghasilkan enzim renin yang berfungsi untuk
menggumpalkan kasein dalam susu sedangkan enzim lipase gastrik yang memulai
hidrolisis lemak.
Tabel sekret sel lambung

7. Hati
Hati memproduksi protein plasma (albumin, fibrinogen, protombin), juga

memproduksi heparin (suatuantikoagulandarah).


Phagositosis mikroorganisme dan sel-sel darah (merah dan putih) yang

sudah tua atau rusak.


Pusat metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat.
Merupakan gudang penyimpanan berbagai zat seperti mineral, vitamin.
Memproduksi cairan empedu.

8. Kantung Empedu

Kantong empedu merupakan sebuah organ berbentuk seperti lekukan


permukaan bawah hati sampai pinggiran depan yang memiliki panjang 8-

12 cm dan berkapasitas 40-60cm3.


Kantong empedu memiliki bagian fundus, leher, dan tiga pembungkus,
yaitu sebelah luar pembungkus peritoneal, sebelah tengah jaringan berotot
tidak bergaris, dan sebelah dalam membran mukosa.

Fungsi kantong empedu adalah:

Tempat menyimpan cairan empedu

Memekatkan cairan empedu yang berfungsi memberi pH sesuai

dengan pH optimum enzim-enzim pada usus


Mengemulsi garam-garam empedu
Mengemulsi lemak
Mengekskresi beberapa zat yang tidak digunakan oleh tubuh dan
memberi warna pada feses yaitu kuning kehijauan (pigmen empedu)

9. Pankreas
Pankreas menghasilkan enzim pencernaan sbb:
Tripsinogen, diaktifkan oleh enzimen terokinase menjadi tripsin.

Senyawa protein diubah oleh tripsin menjadi dipeptida.


Kimotripsinogen, diaktifkan oleh tripsin menjadi kimotripsi nuntuk

membantu tripsin.
Peptidase, berperan mengubah senyawa peptida menjadi asam amino.
Lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Amilase, berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa.
Nuklease, berfungsi memecah asam nukleat menjadi nukleotida.
NaHCO3/KHCO3 atau ion bikarbonat HCO3-, berfungsi menetralkan
suasana asam yang berasal dari lambung.

10. Usus Halus

Terletak didaerah umbilikus dan dikelilingi oleh usus besar (kolon) yang
memanjang. Lapisan dinding dalam usus halus mengandung berjuta-juta villi,
kira-kira sebanyak 4-5 juta yang membentuk mukosa. Pada permukaan setiap villi
terdapat tonjolan yang menyerupai jari-jari, yang disebut mikrovilli. Usus halus
merupakan bagian dari saluran pencernaan yang paling panjang. Terdiri dari tiga
bagian,yaitu :
- Duodenum (usus 12 jari) panjang 0,25 meter
- Jejunum (usus kosong) panjang 7 meter
- Ileum (usus penyerapan) panjang 1 meter
Di dalam usus dua belas jari, dihasilkan enzim:
Enterokinase, untuk mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas;
Erepsin atau dipeptidase, untuk mengubah dipeptida atau pepton menjadi

asam amino;
Laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa;
Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa;
Disakarase, mengubah disakarida menjadi monosakarida;
Peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam amino;
Lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak;
Sukrase, mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.

11. UsusBesar(colon)

Kolon merupakan sambungan dari usus halus yang dimulai dari katup
ileokolik atau ileosaekal. Panjang usus ini kurang lebih 1,5 meter.
Kolon terbagi atas :
Kolon asenden
Kolon transversum
Kolon desenden
Sigmoid
Rektum (kolon sigmoid-anal)
Fungsi utama kolon adalah absorbsi air (90%), elektrolit, vitamin, dan
sedikit glukosa. Terdapat flora normal Escherichia Coli. Bacteri ini juga
menghasilkan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah
serta memungkinkan pembusukan.

12. Rektumdan Anus


Fungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.

Fungsi Macam-macam Nutrisi :


a. Nutrisi
Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk
melakukanfungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta
mengatur proseskehidupan. Nutrisi merupakan kebutuhan utama pasien kritis dan
nutrisi enteral lebih baik dari parenteral karena lebih mudah, murah,
aman,fisiologis dan penggunaan nutrien oleh tubuh lebih efisien.
Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan
untukmembentuk

energi,

mempertahankan

kesehatan,

pertumbuhan

dan

untukberlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh.


Fungsi nutrisi itu sendiri juga beragam seperti sebagai prosespengambilan
zat-zat makanan yang penting, sebagai subtansi organik yang dibutuhkan
organisme untuk bergerak normal. Namun nutrisi sangat berbeda dari makanan
yangkita makan tiap harinya, nutiri adalah apa yang terkandung dalam makanan
tersebut.
b. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sesuatu atau beberapa senyawa kimia termasuk gula,
pati dan serat yang mengandung atom Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O2)
dengan rumus kimia CN (H2O)n. Karbohidrat merupakan senyawa sumber energi
utama bagi tubuh. Kira-kira 80% kalori yang didapat tubuh berasal dari
karbohidrat. Dalam tubuh manusia, karbohidrat bermanfaat untuk berbagai
keperluan, yaitu :
Sumber energy utama yang diperlukan untuk gerak : 1 gram

karbohidratmenghasilkan 4 kalori.
Pembentuk cadangan sumber energi: kelebihan karbohidrat dalam
tubuh akandisimpan dalam bentuk lemak sebagai cadangan sumber

energiyang sewaktu-waktu dapat dipergunakan.


Memberi rasa kenyang : karbohidrat mempunyai volume yang besar
dengan adanyasellulosa sehingga memberikan rasa kenyang.

Jenis makanan yang menjadi sumber karbohidrat ada dua macam, yaitu :
a. Jenis padi-padian misalnya : beras, gandum, jagung dan centel, dll
b. Jenis umbi-umbian, misalnya : kentang, singkong, ubi dll
c.

c. Protein
Protein adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino, tersusun
atas atom-atom C,H,O dan N.Protein dapat berfungsi untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan,

pembentukan

keseimbangan

air,

memelihara

ikatan-iakatan
netralitas

esensial
tubuh,

tubuh,

pembentukan

mengatur
antibodi,

mengangkut zat-zat gizi, sumber energi.


Guna protein bagi tubuh:
Sebagai sumber energi, pemberi kalori
Untuk membangun sel-sel jaringan tubuh manusia
Untuk mengganti sel-sel yang rusak
Untuk produksi enzim dan hormon
Membuat protein darah
Untuk menjaga keseimbangan asam dan basa cairan tubuh (Rahmawati)
d. Lemak
Lemak adalah garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan
alcohol organic yang disebut gliserol atau gliserin. Lemak yang dapat mencair
dalam temperature biasa disebut minyak, sedangkan dalam bentuk padat disebut
lemak. Seperti halnya karbohidrat, lemak tersusun atas molekul : Carbon (C),
Hidrogen (H) dan Oksigen (O2) dengan jumlah atom lebih banyak, misalnya
stearin (C57H10O6). Berbeda dengan karbohidrat ataupun protein, lemak
memiliki sifat-sifat unik, yaitu :
Mengapung pada permukaan air
Tidak larut dalam air
Mencair pada suhu tertentu
Melarutkan vitamin, A,D,E,dan K
Manfaat lemak dalam tubuh adalah :
Sebagai sumber energi: 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori
Simpanan lemak dalam tubuh menjadi cadangan energy, sebagai bantalan
alat-alat tubuh seperti ginjal, biji mata, isolasi tubuh, mempertahankan
tubuh dari gangguan luar seperti pukulan atau zat-zat kimia yang
berbahaya yang dapat merusak jaringan otot dan memberikan garis-garis

tubuh.
Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh usus
Memperlama rasa kenyang (Rahmawati)

e. Mineral

Mineral adalah zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil
untuk membantu reaksi fungsional tubuh, misalnya untuk memelihara keteraturan
metabolisme. Kurang lebih 4% berat tubuh manusia terdiri atas mineral. Mineral
dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu :
Mayor mineral (makro mineral atau makro nutrition element)
Jumlah mineral jenis ini yang diperlukan oleh tubuh adalah lebih
dari 100 mg/hari. Mineral jenis ini adalah : kalsium (Ca), Fosfor (P),
Kalium (K), Magnesium (Mg), Sulfur (S), Sodium/Natrium (Na), Chlorida
(Cl). Kalsium merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh, lebih
dari 99% kalsium terdapat pada tulang, sedangkan fosfor yang kedua,
sekitar 85% terdapat dalam tulang. Mineral jenis ini biasanya dikumsumsi
dalam bentuk garam mineral, seperti NaCl (garam meja), yang bila
dilarutkan dalam air akan terurai menjadi beberapa komponen yaitu Na+
dan Sl- yang disebut elektrolit.
Trace mineral (mikromineral atau mikronutrition element)
Jumlah yang dibuuhkan tubuh kurang dari 100mg/hari. Mineral
jenis ini adalah : zat besi (Fe), Tembaga (Zu), Seng (Zn), Mangan (Mn),
Jodium (J), dan Fluoride (F). Zat -zat tersebut merupakan komponen
penting dari struktur tulang, jaringan ikat, hemoglobin, hormone dan
enzim.
Secara umum fungsi mineral bagi tubuh adalah :
a. Menyediakan bahan sebagai komponen penyusun tulang dan gigi
b. Membentu fungdi organ, memelihara irama jantung, kontraksi otot,
konduksi syaraf dan keseimbangan asam basa.
c. Memelihara keteraturan metabolism seluler.
Tabel 2. Bahan makanan sumber mineral
ZAT MINERAL

BAHAN

MAKANAN FUNGSI

Na ; Natrium

SUMBER MINERAL
Garam
meja,
keju, Transmisi
daging, ikan dan aditive

neuromuscular,
syaraf,

K : Potasium (Kalium)

kondisi

keseimbangan

asam basa
Daging. Susu, sayuran, Transmisi
sereal,

kacang,

buah neuromuscular,

kondisi

segar
Ca : Kalsium

Kacang,

syaraf,
susu,

keseimbangan

asam basa
keju, Struktur tulang/gigi, kon-

sayuran hijau, roti, ikan duksi, pembekuan darah


kecil
Mg ; Magnesium

yang

dimakan

dengan tulangnya
Daging, ikan, sayuran Transmisi
hijau, produk susu, sereal

sereal,

neuromuscular,
pembentukan

tulang,

reaksi

enzim,

metabolisme energi
daging, Pembentukan tulang/gigi,

P ; Fosfor

Beras,

Fe ; Zat besi (iron)

susu, sayuran hijau


metabolisme energi
Kacang,
biji-bijian, Pembentukan

Zn ; seng (zink)
Cu ; Tembaga (Copper)

organ, daging merah


hemoglobin
Daging, seafood, sayuran Pembentukan enzim
Kerang, kepiting, daging, Pembentukan enzim

J ; Jodium (Iodin)

kacang, coklat
Seafood, telur, produk Fungsi kelenjar tiroid

F ; Fluoride
Mn ; manganese

susu
Seafood, air teh
Kacang, buah

Cr ; Chromium

sereal/beras, teh
Daging, produk susu dan Metabolisme insulin dan

Se ; Selenium

telur
Seafood, daging, beras

Struktur gigi
kering, Pembentukan enzim

glukosa
Anti oksidan (membrane)
transfer elektron

Sumber. Joko Pekik Irianto, (2007 : 20)


f. Vitamin
Vitamin adalah senyawa organic yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
sedikit untuk mengtur fungsi-fungsi tubuh yang spesifik, seperti pertumbuhan normal,
memelihara kesehatan dan reproduksi. Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh
sehingga harus diperoleh dari bahan makanan. Vitamin digolongkan menjadi dua
kelompok, yaitu :
a. Vitamin yang larut dalam air

Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B dan vitamin C. Jenis ini tidak
dapat disimpan dalam tubuh. Kelebihan vitamin ini akan di buang lewat urine
sehingga kekurangan (defisiensi) vitamin B dan C lebih mudah terjadi
b. Vitamin yang larut dalam lemak
Vitamin yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin A, D, E dan K.
jenis vitamin ini dapat disimpan dalam tubuh dengan jumlah cukup besar
terutama dalam hati.
Dalam tubuh, vitamin bekerja sebagai Biokatalisator, yakni berperan untuk
memperlancar reaksi-reaksi dalam tubuh, misalnya vitamin B6 membantu
pemecahan asam amino menjadi glokogen. Setiap vitamin mempunyai fungsi
khusus. Walaupun demikian bebarapa vitamin dapat berperan bersama-sama
dalam mengatur fungsi tubuh, misalnya memacu dan memelihara :
Pertumbuhan
Selera Makan
Reproduksi
Pencernaan
Kesehatan dan kekuatan tubuh
Penggunaan zat-zat makanan lain
Stabilitas system syaraf
Selain itu, vitamin berperan sebagai antioksidan, yakni zat untuk
menghindarkan terjadinya radikal bebas (free radikal). Jenis vitaminnya adalah A,
C dan E.

Vitamin

Bahan makanan sumber Fungsi

A ; Retinol/karoten

vitamin
Hati, telur, wortel, sayuran Proses penglihatan, jaringan

B1 ; Thiamin

hijau, pruduk susu, keju


Daging, padi-padian

ikat dan kulit


Metabolisme

karbohidrat,

fungsi susunan syaraf pusat


(SSP)
hati, Metabolism

B2 ; Riboflavin

Kacang-kacangan,

B6 ; piridoksin

produk susu, daging, sereal


pengelihatan, kulit
Daging, ikan, sayuran hijau, Metabolism
biji-bijian

B12

dan

balamin
C ; Asam Askorbat

protein,

kacang- pembntukan sel darah merah

kacangan
Cianoko Daging, ikan, produk susu

karbohidrat,

dan fungsi syaraf pusat


Pembentukan
sel
darah

merah, fungsi SSP


Sayuran hijau, buah-buahan, jaringan kulit, penyerapan dan
kentang, roti putih

metabolisme,
dan

penyembuhan,

pertahanan

terhadap

D ; Kalsiferol

infeksi
Produk susu, pengaruh sinar Metabolisme kalsium, tulang

E ; Tokoferol

matahari terhadap kulit


dan gigi
Minyak nabati, hati, sayuran Pembekuan darah, pencernaan
warna hijau, produk susu dan lemak

biji-bijian
Tabel 1. Bahan makanan sumber vitamin.
Sumber. Joko Pekik
Organ

Cairan

Reaksi

pencernaan

Organ dan

Proses

Enzim

pencernaan fisik

Hasil

dan Kerja
kimiawi oleh
Mulut

Saliva

Alkali

Gigi dan

enzim
Pengunyahan

lidah

makanan

Ptyalin

Makanan yang

Bolus

(amylase

mengandung zat

ludah)

tepung masak
diubah menjadi
menjadi gula
yang dapat larut

Esophagus

Mukosa dan

Alkali

submukosa

Otot

(maltosa)
Terjadi gerak

longitudinal

peristaltic yang

dan sirkular

mendorong

Bolus

makanan ke
Lambung

Getah

Asam

Renin

lambung

lambung
Mengubah

Cimus

karsinogen
menjadi kasein
Pepsin

Mengubah protein
menjadi pepton
Memulai
hidrolisis lemak

Lipase
gastrik
Duodenum

Empedu

Alkali

Membantu kerja

Cimus

enzim pankreas
Mengemulsikan
Duodenum

Cairan

Alkali

Tripsin

pankreas

lemak
Menyederhanaka
n protein dan
pepton menjadi
polipeptida dan
asam amino

Amylase

Mengubah semua
gula dan zat
tepung menjadi

Cimus

maltose
Lipase

Menyederhanaka
n lemak menjadi
gliserin dan asam

Usus halus

Sukus

Alkali

Enterokinase

enterikus

lemak
Membebaskan

Cimus

tripsin dalam
cairan pankreas
Erepsin

Menyederhanaka
n semua zat
protein menjadi
asam amino

Sukrosa,

Menyederhanaka

maltose,

n semua zat hidrat

laktosa

karbon menjadi
monosakarida,
glukosa,
galaktosa, dan

Kolon

Musin

Alkali

Dinding

laevulosa
Absorbsi air,

Feses

dalam kolon

garam, glukosa

(Pearce,

Penyiapan

2009)

sellulosa
Kelenjar

Sekresi musin

lapisan dalam

B. METABOLISME
PROSES METABOLISME
Lintasan metabolisme dapat digolongkan menjadi 3 kategori:
1

Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan)

Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawa pembentuk struktur
dan mesin tubuh. Salah satu contoh dari kategori ini adalah sintesis protein.
2

Lintasan katabolik (pemecahan)


Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan energi bebas,
biasanya dalam bentuk fosfat energi tinggi atau unsur ekuivalen pereduksi, seperti
rantai respirasi dan fosforilasi oksidatif.

Lintasan amfibolik (persimpangan)


Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada persimpangan
metabolisme sehingga bekerja sebagai penghubung antara lintasan anabolik dan
lintasan katabolik. Contoh dari lintasan ini adalah siklus asam sitrat (Siklus Kreb).
Karbohidrat, lipid dan protein sebagai makanan sumber energi harus dicerna

menjadi molekul-molekul berukuran kecil agar dapat diserap. Berikut ini adalah hasil
akhir pencernaan nutrien tersebut:
Hasil pencernaan karbohidrat: monosakarida terutama glukosa
Hasil pencernaan lipid: asam lemak, gliserol dan gliserida
Hasil pencernaan protein: asam amino
Semua hasil pencernaan di atas diproses melalui lintasan metaboliknya masingmasing menjadi Asetil KoA, yang kemudian akan dioksidasi secara sempurna melalui
siklus asam sitrat dan dihasilkan energi berupa adenosin trifosfat (ATP) dengan produk
buangan karbondioksida (CO2).

ENERGI

SIKLUS KREB

CO2

Jalur-jalur metabolisme karbohidrat


Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis, oksidasi piruvat,
siklus asam sitrat, glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogenesis.
Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:
1

Glukosa sebagai bahan bakar utama metabolisme akan mengalami glikolisis


(dipecah) menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan

energi berupa ATP.


Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap

ini dihasilkan energi berupa ATP.


Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam

tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.


Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa
tidak dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut
glikogen). Glikogen ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka

pendek. Jika kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat


5

harus dikonversi menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.
Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen
dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti

dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam sitrat.


Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka
sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini
dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid
dan protein harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami
katabolisme untuk memperoleh energi.

Jalur-jalur Metabolisme lipid


Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral,
yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari
pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa

monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju
hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.

Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka
diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel
epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk
menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut
kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan
bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini
kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.

Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi
asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut,
dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini
dinamakan esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid,
trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju selsel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan

lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan

oleh albumin ke jaringan yang

memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA).
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak
dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak
mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida
sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi
dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika
harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini
dinamakan lipolisis.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil
KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan
protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga
dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat
mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai
trigliserida.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami
kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis
membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi
menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini
dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan
asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat menyebabkan
kematian.

Metabolisme gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi.
Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis.
Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3fosfat. Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi
aseton fosfat, suatu produk antara dalam jalur glikolisis.

Oksidasi asam lemak (oksidasi beta)


Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang
dinamakan oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus
diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam
lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).

Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5
tahapan proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil
KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Dalam proses oksidasi
ini, karbon asam lemak dioksidasi menjadi keton.
Jalur-jalur Metabolisme protein
Protein dicerna menjadi asam-asam amino. Selanjutnya asam-asam amino
tersebut masuk ke jalur metabolism menjadi piruvat, asetil KoA, atau langsung masuk ke
jalur siklus Krebs.

Daftar Pustaka

Surbakti, S.2010.Asupan Bahan Makanan Dan Gizi Bagi Atlet Renang. Jurnal Ilmu
Keolahragaan Vol. 8 (2) Juli Desember.108-122
Rahmawati, F. (n.d.). Gizi, Makanan, dan Diit. Jurnal Boga dan Busana , 1-27.
Pearce, E. C. (2009). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis (1sted., pp.212-236
). Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Pearce, E. C. (2009). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis (1sted.,
Valerie, C., Scanlon. (2007). Buku ajar anatomi dan fisiologi edisi 3. Jakarta : EGC.
Tim Keperawatan Dewasa psik fk undip. (2015). Gastrointestinal and special nutrition
modalities. Semarang : JK FK UNDIP.

Kebutuhan Biologis dan Fisiologis 1


Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan dan Fungsi Komponen
Makanan
Paper
Untuk memenuhi Tugas 1

DOSEN PENGAMPU:
Ns. Ahmat Pujianto, S. Kep., M. Kep
KELOMPOK 5:
Hellen Marini
Utami Dwi Yusli
Aulia Niken
Fanni Dewi Astuti
Muhamad Gumilang
Anggita Junayah

(22020114120002)
(22020114120006)
(22020114120048)
(22020114120069)
(22020114130119)
(22020114140091)

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2016

Vous aimerez peut-être aussi