Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
besar kelencar dan cairan tubuh biasanya melampaui 50% dari konsentrasi
darah simultan.
Tidak seperti obat anti jamur azole jenis lain, fluconazole tidak dapat
dimetabolisme secara ekstensif oleh manusia. Lebih dari 90% dari dosis
yang diberikan tereliminasi ke dalam urin: sekitar 80% dalam bentuk obatobatan asli (tidak berubah komposisinya) dan 10% dalam bentuk metabolit.
Tidak ada indikasi induksi atau inhibit yang signifikan pada metabolisme
fluconazole yang diberikan secara berulang-ulang.
Sarana eliminasi utama dalam hal ini adalah ekskresi renal obat-obatan
yang tidak dapat dirubah komposisinya. Pada pasien yang memiliki fungsi
renal normal, terdapat sekitar 80% dari jumlah dosis yang diberikan
tercampur dengan urin dengan bentuk yang tidak berubah dan konsentrasi >
100 mg/l. obat jenis ini dibersihkan melalui filtrasi glomerular, namun secara
bersamaan terjadi reabsorpsi tubular. Fluconazole memiliki paruh hidup
serum selama 20-30 jam, tetapi dapat diperpanjang waktunya jika terjadi
gangguan pada fungsi renal, dengan pemberian dosis terhadap pasien yang
memiliki tingkat filtrasi di bawah 50 ml/menit. Fluconazole akan hilang selama
haemodialysis dan pada sejumlah kasus terjadi selama dialysis peritoneal.
Sessi haemodialysis selama 3 jam dapat mengurangi konsentrasi darah
hingga sekitar 50%.
Dosis & Cara Pemberian : Flukonazol tersedia dalam bentuk kapsul 50 dan 150 mg
dan infus 2 mg/ml. Dosis tunggal 150 mg. Modifikasi dosis perlu dilakukan pada
pasien dengan gangguan ginjal..
Fluconazole merangsang terjadinya absorpsi secara sempurna pada saat dilakukan
pengobatan secara oral, sehingga jenis pengobatan oral menjadi prioritas utama.
Flukonazol dapat dipakai dengan atau tanpa makanan Jika pemberian obat pada
pasien tidak memungkinkan untuk diberikan lewat mulut, maka fluconazole diberikan
dalam bentuk larutan intravena, atau melalui infus dengan kadar infus 5-10 ml/menit.
Vaginal candidosis dapat diobati dengan fluconazole oral dengan dosis 150
mg. Sedangkan Oropharyngeal candidosis diobati dengan dosis 50-200
mg/hari selama 1-2 pekan. Candidosis jenis Oesophageal dan mucocutaneus
serta candidosis saluran kencing bagian bawah memerlukan fluconazole
dengan dosis 100-200 mg/hari yang diberikan selama 2-4 pekan.
Pasien yang menderita gangguan renal harus diberi dosis normal selama
48 hari pertama pengobatan. Segera setelah itu, interval dosis harus
dilipatgandakan sampai dengan 48 jam (dengan kata lain, dosis dikurangi
setengahnya). Hal ini berlaku bagi pasien yang memiliki tingkat pembersihan
kreatinin 21-40 ml/menit. Sedangkan pasien yang memiliki tingkat
pembersihan kreatinin 10-20 ml/menit interval dosis adalah 72 jam.
DAFTAR PUSTAKA :
http://pojokapoteker.blogspot.com/
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/11AntijamurSistemik108.pdf/1
1AntijamurSistemik108.html
http://www.adasidna.blogspot.com/
http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=534
http://72.14.235.132/search?
q=cache:C4whYXEP3z8J:farmakologi.files.wordpress.com/2008/10/inf
eksi-jamur.pdf+flukonazol+merupakan&cd=10&hl=id&ct=clnk&gl=id
http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?
IDNews=571
Miconazole merupakan obat untuk mengatasi infeksi jamur yang menyerang bagianbagian tubuh, seperti vagina, mulut, dan kulit.
Gejala infeksi jamur umumnya meliputi rasa gatal, kemerahan, dan rasa perih pada
bagian yang terinfeksi. Jika terjadi di mulut, penderita akan merasa tidak nyaman
saat makan atau minum dan muncul bintik-bintik putih di dalam mulut. Dan jika
infeksi jamur menyerang vagina, bisa menyebabkan keputihan atau cairan putih
kental dan rasa gatal atau perih.
Tentang Miconazole
Jenis obat
Golongan
Obat resep
Manfaat
Dikonsumsi oleh
Bentuk obat
vagina
Peringatan
Bagi wanita yang sedang hamil atau menyusui, sesuaikan dosis miconazole
dengan anjuran dokter.
18 tahun.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Miconazole
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan miconazole dalam berbagai
bentuk:
Bentuk obat
Pengguna
Dosis
Dewasa
kali sehari
Taburi secukupnya bagian
Bedak
Dewasa
Oral gel
Dewasa
mengandung 1200 mg
Wanita di atas 18 tahun
miconazole)
ANTI JAMUR
Jamur adalah organisme mikroskopis tanaman yang terdiri dari sel, seperti
cendawan, dan ragi. Beberapa jenis jamur dapat berkembang pada permukaan
tubuh yang bisa menyebabkan infeksi kulit, kuku, mulut atau vagina. Jamur yang
paling umum menyebabkan infeksi kulit adalah tinea. For example, tinea pedis
('athletes foot) . Infeksi umum yang ada pada mulut dan vagina disebut seriawan. Hal
ini disebabkan oleh Candida. Candida merupakan ragi yang merupakan salah satu
jenis jamur. Sejumlah Candida umumnya tinggal di kulit.
Ada beberapa jenis obat-obatan antijamur
a.
Antijamur cream
Digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada kulit dan vagina. Antara lain :
ketoconazole, fenticonazole, miconazole, sulconazole, dan tioconazole.
b.
Antijamur peroral
Amphotericin dan nystatin dalam bentuk cairan dan lozenges. Obat-obatan ini tidak
terserap melalui usus ke dalam tubuh. Obat tersebut digunakan untuk mengobati
infeksi Candida (guam) pada mulut dan tenggorokan.
itraconazole, fluconazole, ketoconazole, dan griseofulvin dalam bentuk tablet yang
diserap ke dalam tubuh. Digunakan untuk mengobati berbagai infeksi jamur.
Penggunaannya tergantung pada jenis infeksi yang ada. example:
Terbinafine umumnya digunakan untuk mengobati infeksi kuku yang biasanya
disebabkan oleh jenis jamur tinea.
Fluconazole umumnya digunakan untuk mengobati jamur Vaginal. Juga dapat
digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi jamur pada tubuh
c.
Antijamur injeksi
Amphotericin, flucytosine, itraconazole, voriconazole dan caspofungin adalah obatobatan anti jamur yang sering digunakan dalam injeksi.
Infeksi jamur dapat dibagi menjadi dua yaitu :
AMFOTERISIN B
Farmakokinetik
Absorbsi : sedikit sekali diserap melalui saluran cerna.
Waktu paruh kira-kira 24-48 jam pada dosis awal yang diikuti oleh eliminasi fase
kedua dengan waktu paruh kira-kira 15 hari, sehingga kadar mantapnya akan
tercapai setelah beberapa bulan setelah pemberian.
Ekskresi : obat ini melalui ginjal berlangsung lambat sekali, hanya 3 % dari jumlah
yang diberikan.
Efek samping
Dosis
Pada umumnya dimulai dengan dosis yang kecil (kurang dari 0,25 mg/kgBB)
yang dilarutkan dalam dekstrose 5 % dan ditingkatkan bertahap sampai 0,4-0,6
mg/kgBB sebagai dosis pemeliharaan.
Secara umum dosis 0,3-0,5 mg/kgBB cukup efektif untuk berbagai infeksi
jamur, pemberian dilakukan selama 6 minggu dan bila perlu dapat dilanjutkan
sampai 3-4 bulan
Flusitosin
Flucytosine (5-fluorocytosine) adalah primidin sintetis yang telah mengalami
fluorinasi
Mekanisme kerja
Flusitosin masuk ke dalam sel jamur dengan bantuan sitosin deaminase dan
dalam sitoplasma akan bergabung dengan RNA setelah mengalami deaminasi
menjadi 5-Fluorourasil. Sintesis protein sel jamur terganggu akibat penghambatan
langsung sintesis DNA oleh metabolit fluorourasil
Farmakokinetik
suspensi alumunium
hidroksida/magnesium hidroksida dan dengan
neomisin.
Distribusi :didistribusikan dengan baik ke seluruh jaringan dengan volume
distribusi
mendekati total cairan tubuh.
Ekskresi : 90% flusitosin akan dikeluarkan bersama melalui filtrasi
glomerulu dalam bentuk utuh, kadar dalam urin berkisar antara 200-500g/ml.
Kadar puncak dalam darah setelah pemberian per-oral dicapai 1-2 jam. Kadar
ini lebih tinggi pada penderita infusiensi ginjal.
Masa paruh obat ini dalam serum pada orang normal antara 2,4-4.8 jam dan
sedikit memanjang pada bayi prematur tetapi dapat sangat memanjang pada
penderita insufisiensi ginjal.
Efek samping
infeksi sistemik, karena selain kurang toksik obat ini dapat diberikan per oral.
Penggunaannya sebagai obat tunggal hanya diindikasikan pada
kromoblastomikosis
Sediaan dan dosis
Mekanisme kerja
Absorbsi
: diserap baik melalui saluran cerna dan menghasilkan kadar
plasma yang cukup untuk menekan aktivitas berbagai jenis jamur. Penyerapan
melalui saluran cerna akan berkurang pada penderita dengan pH lambung yang
tinggi,pada pemberian bersama antasid.
Distribusi
: ketokonazol setelah diserap belum banyak diketahui.
Ekskresi
: Diduga ketokonazol diekskresikan bersama cairan empedu
ke lumen usus dan hanya sebagian kecil saja yang dikeluarkan bersama urin,
semuanya dalam bentuk metabolit yang tidak aktif.
Efek samping
Itrakonazol
Mekanisme kerja
Itrakonazol akan diserap lebih sempurna melalui saluran cerna, bila diberikan
bersama dengan makanan. Dosis 100 mg/hari selama 15 hari akan menghasilkan
kadar puncak sebesar 0,5 g/ml.
Waktu paruh eliminasi obat ini 36 jam (setelah 15 hari pemakaian).
Sediaan dan dosis
Kemerahan,
pruritus,
lesu,
pusing,
edema,
parestesia
10-15% penderita mengeluh mual atau muntah tapi pengobatan tidak perlu
dihentikan
Indikasi
Obat ini diserap sempurna melalui saluran cerna tanpa dipengaruhi adanya
makanan ataupun keasaman lambung.
Kadar puncak 4-8 g dicapai setelah beberapa kali pemberian 100 mg.
Waktu paruh eliminasi 25 jam sedangkan ekskresi melalui ginjal melebihi 90%
bersihan ginjal.
Sediaan dan dosis
rinitis
salivasi
lakrimasi
rasa terbakar pada mulut dan tenggorok
iritasi pada mata
sialodenitis dan akne pustularis pada bagian atas bahu
DOSIS
Kalium iodida diberikan dengan dosis 3 kali sehari 1 ml larutan penuh (1g/ml).
Dosis ditingkatkan 1 ml sehari sampai maksimal 12-15 ml.
Penyembuhan terjadi dalam 6-8 minggu, namun terapi masih dilanjutkan
sampai sedikitnya 4 minggu setelah lesi menghilang atau tidak aktif lagi
Anti jamur untuk infeksi topikal
Griseofulvin
Imidazol dan Triazol
Tolnaftat
Nistatin
Griseofulvin
Efektif untuk infeksi jamur di kulit, rambut, dan kuku yang disebabkan oleh
jamur Microsporum, Tricophyton, dan Epidermophyton.
Sediaan dan dosis
Griseofulvin tersedia dalam bentuk tablet berisi 125 dan 500 mg dan suspesi
mengandung 125 mg/ml.
Pada anak griseofulvin diberikan 10 mg/kgBB/hari
Untuk dewasa 500-1000 mg/hari dalam dosis tunggal.
Hasil memuaskan akan tercapai bila dosis yang diberikan dibagi empat dan
diberikan setiap 6 jam
Kontaindikasi
Anti jamur golongan imidazol mempunyai spektrum yang luas. Yang termasuk
kelompok ini ialah mikonazol, klotrimazol, ekonazol, isokonazol, tiokonazol, dan
bifonazol.
MIKONAZOL
Obat ini tersedia dalam bentuk krem 2% dan bedak tabur yang digunakan 2
kali sehari selama 2-4 minggu.
Indikasi
Nur Khasanah
divine-music.info
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang Masalah
Sebelum era modern hingga saat ini, penyebab terbesar kematian
manusia adalah infeksi mikroorganisme seperti bakteri, jamur, parasit dan
virus. Diagnosis yang akurat sangat diperlukan dalam penatalaksanaan
suatu penyakit infeksi. Penting untuk dapat mengidentifikasi
mikroorganisme penyebab dan memahami karakteristik dan patogenesis
dari penyakit infeksi sehingga dapat menjadi dasar dalam menentukan
obat antimikroba yang tepat. Hal ini mengingat bakteri, virus, jamur, dan
parasit mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lain.
Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan oleh sarjana
Inggris dr. Alexander Flemming pada tahun 1928 (penisilin). Tetapi
penemuan ini baru diperkembangkan dan dipergunakan dalam terapi di
tahun 1941 oleh dr.Florey (Oxford). Dengan penemuan antibiotik ini
membuka sejarah baru dalam bidang kesehatan karena dapat
meningkatkan angka kesembuhan yang sangat bermakna.
1.2 Identifikasi Masalah
1.
Apakah pengertian dari antimikroba dan antiparasit ?
2.
Bagaimana penggolongan obat dari antimikroba dan antiparasit ?
1.3 Perumusan Masalah
1.
Menjelaskan pengertian dari antimikroba dan antiparasit.
2.
Menjelaskan penggolongan obat antimikroba dan antiparasit.
1.4 Tujuan Penulisan
1.
Agar mahasiswa dapat Menjelaskan pengertian dari antimikroba dan
antiparasit.
2.
Agar mahasiswa dapat Menjelaskan penggolongan obat antimikroba
dan antiparasit.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Antimikroba dan Antiparasit
Bakterisid
Antibiotika yang bakterisid secara aktif membasmi kuman. Obatobatan yang termasuk dalam golongan ini adalah penisilin, sefalosporin,
aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol , polipeptida, rifampisin,
isoniazid dll.
Bakteriostatik
Antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau
menghambat pertumbuhan kuman, tetapi tidak membunuhnya, sehingga
pembasmian kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh. Obatobatan yang termasuk dalam golongan ini adalah sulfonamida, tetrasiklin,
kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin, makrolida, klindamisin,
asam paraaminosalisilat, dll.
B.
C.
D.
Berdasarkan Penyakitnya
Golongan Penisilin
Penisilin menghambat pembentukan Mukopeptida yang diperlukan
untuk sintesis dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang sensitif,
Penisilin akan menghasilkan efek bakterisid (membunuh kuman) pada
mikroba yang sedang aktif membelah. Mikroba dalam keadaan metabolik
tidak aktif (tidak membelah) praktis tidak dipengaruhi oleh Penisilin,
Ampisilin
Nama dagang
Indikasi
Kontraindikasi
Efek samping
: Ambiopi, Ampisilin
: ISK, saluran pernapasan dan pencernaan
: Hipersensitif
: Mual, muntah, diare,hipersensitif
Golongan Sefalosporin
Sefoperazon
Nama dagang
: Biofotik, Cefobid
Indikasi
: ISP, saluran kemih, meningitis.
Kontraindikasi : Hipersensitif
Efek samping
: Ruam makulopapula, urtikaria.
Dosis
: Dewasa 2-4 g per hari dalam dosis terbagi setiap 12
jam.
c.
Sefotaksim
Nama dagang
: Biocef, Cefoxal
Indikasi
: Infeksi bakteri pada saluran napas bawah, saluran
cerna, tulang, dan sendi.
Kontraindikasi : Hipersensitif
Efek samping
: Diare, nyeri abdomen, ruam kulit
Dosis
: Dewasa 1 g setiap 12 jam.
Golongan Tetracycline
Doksisiklin
Nama dagang
: Doxin, Doxicor
Indikasi
: Infeksi saluran nafas,saluran pencernaan, saluran
individu, saaluran kemih dan kelamin
Kontraindikasi : Kerusakan hati, diskrasia darah, hipersensitifitas
Efek samping
: Gangguan saluran pencernaan, kerusakan hati.
Dosis
: Dewasa hari I 200 mg, dilanjutkan dengan 100 mg 1 x
sehari pada hari berikutnya.
Golongan Kloramfenikol
Golongan Makrolid
Eritromisin
Nama dagang
: Bannthrocin, Duramycin
Indikasi
: Infeksi Streptokokus, Mycoplasma
pneumoniae,Treponema pallidum, Clostridium
Kontraindikasi : Gangguan fungsi hati.
Efek samping
: Kejang perut, mual, muntah, diare.
Dosis:250-500 mg 4 x sehari.
c.
Azitromisin
Nama dagang
: Mezatrin, Zithromax
Indikasi
: Infeksi saluran nafas atas dan bawah, penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seks.
Kontraindikasi : Hipersensitif, pemberian bersama dengan derivat ergot.
Efek samping
: Mual, muntah, diare, nyeri perut dan dada,
palpitasi,vertigo.
Dosis
: 500 mg (hari I) dilanjutkan 250 mg (hari II-V)
Golongan Kuinolon
Ofloksasin
Nama dagang
: Akilen, Danoflok
Indikasi
: ISK, uretritis, servistis, saluran nafas bawah, enteritis
bakterial.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas, hamil dan menyusui, anak-anak
sebelum pubertas
Dosis
: Dewasa 100-400 mg 1-2 x sehari selama 10 hari.
c.
Levofloksasin
Nama dagang
: Cravit, Difloxin
Indikasi
: Pnemonia, bronkitis akut
Kontraindikasi : Hipersensitif, epilepsi, anak, remaja, hamil dan
menyusui
Dosis
: Oral, parenteral 250-500 mg 1 x sehari.
Golongan Aminoglikosida
d.
2)
Kanamisin
Nama dagang
Indikasi
Kontraindikasi
Efek samping
ginjal
Dosis
: Kanarco, Kanoxin
: Infeksi saluran napas, bronkitis, GO, ISK, uretritis.
: Hipersensitif
: Ototoksisitas, hipersensitif, avitaminosis, gangguan
: 15 mg/kg/BB/hari terbagi dalam 2-4 dosis.
Spektinomisin
Nama dagang
: Trobicin
Indikasi
: Uretritis dan proktitis gonokokus akut
Kontra indikasi : Hipersensitif
Dosis
: Dewasa suntik 5 ml larutan yang mengandung 2 g
Spektinomisin (im).
Antiparasit
Antelmintik
Dosis
: Untuk filariasis bankrofti, dosis yang dianjurkan adalah
6mg/kg berat badan/hari selama 12 hari. Sedangkan untuk filaria brugia,
dosis yang dianjurkan adalah 5mg/kg berat badan/hari selama 10 hari.
b.
Levamisol
Nama dagang
: Kam cek san, obat cacing kancisan
Indikasi
: Cacing perut, cacing tambang, cacing gelang, cacing
kremi
Kontraindikasi
: Hipersensitif, gangguan fungsi ginjal, hati dan ibu
hamil
Efek samping
: Mual, muntah, nyeri perut, pusing, sakit kepala,
sindroma seperti enselopati.
Dosis
: Dewasa dan anak berusia lebih dari 16 tahun : 3
tablet, anak berusia 5-15 tahun : 2 tablet., anak berusia 1-4 tahun : 1
tablet. Diberikan sebagai dosis tunggal. Dosis kedua dianjurkan 1 atau 7
hari kemudian.
c.
Mebendazol
Nama dagang
: Gavox
Indikasi
: Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura
(cacing cambuk), Enterobius vermicularis (cacing kremi), Ancylostoma
duodenale (cacing tambang), Necator americanus (cacing tambang).
Kontraindikasi
: Kehamilan dan menyusui
Efek samping
: Nyeri perut, diare
Dosis :
- Ascariasis
: 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari
- Trichuriasis
:100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari
- Enterobiasis
: 100 mg dalam dosis tunggal
- Ancylostomiasis/Necatoriasis : 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari.
- Infeksi campuran
: 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari atau 500
mg dalam dosis tunggal untuk semua jenis infeksi.
d.
Piperazin
Nama dagang
: Degezine, Combicetrin.
Indikasi
: enterobiasis, askariasis
Kontra indikasi
: Pasien dengan riwayat epilepsi, pasien dengan
penyakit atau kerusakan ginjal kronik.
Efek samping
: Mual, muntah, kolik, diare, alergi, nyeri sendi,
demam, vertigo.
Dosis
: Diberikan pada dosis 50-75 mg/kgBB dibagi
dalam 4 dosis selama 2 hari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Antimikroba adalah suatu obat yang menghasilkan antibiotik
untuk membunuh mikroba yang dapat merugikan manusia. Antiparasit
termasuk dalam antimikroba.
2.
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan antimikroba seperti
Penisilin, Tetracyline, Sefalosporin, Kloramfenikol, Makrolid, Kuinolon,
Aminoglikosida, dan Antelmintik.
3.
Penggunaan antimikroba harus memperhatikan dosis dan
penyakit yang diderita oleh seseorang agar tidak terjadi resistensi.
4.
Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba, khususnya
mikroba yang merugikan manusia. Yang dimaksud dengan mikroba
terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama
bagi para mahasiswa dalam proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://melvadoile.blogspot.com/2010/07/antimikroba.html
2.
http://semaraputraadjoezt.wordpress.com/2012/05/26/anti-mikrobadan-antiparasit/
3.
http://julianto10.blogspot.com/2009/06/obat-anti-mikroba.html
Antibiotik
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatumikroba, terutama fungi, yang dapat
menghambat mikroba jenis lain. Antibiotik adalah segolongan senyawa yang punya
efekmembunuh mikroorganisme di
dalam
tubuh, misalnya ketika terjadiinfeksi bakteri. Kata antibiotik diberikan pada produkmetabolik
yang dihasilkan suatu organisme tertentu, yangdalam jumlah amat kecil bersifat merusak atau
menghambatmikroorganisme lain. Dengan kata lain, antibiotik merupakanzat kimia yang
dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yangmenghambat mikroorganisme. (Pelczar,
2008).Kegiatan antibiotis untuk pertama kalinya ditemukansecara kebetulan oleh dr.
Alexander Fleming, tetapi penemuanini baru dikembangkan dan digunakan pada permulaan
PerangDunia II, ketika obat-obat antibakteri sangat diperlukan untuk
3menanggulangi infeksi dari luka-luka akibat pertempuran. (Tjay,dkk, 2010).