Vous êtes sur la page 1sur 3

Cytomegalovirus

Di antara komplikasi neurologis nonfocal AIDS, yang paling banyak ditemukan


adalah CMV dan infeksi kriptokokus. Pada otopsi, sekitar sepertiga dari pasien AIDS
yang ditemukan terinfeksi oleh CMV. Namun, kontribusi infeksi ini untuk total gambaran
klinis sering tidak jelas. Menurut Holland and colleagues di akhir dari perjalanan AIDS
dan biasanya disertai dengan retinitis CMV, encephalopathy berkembang lebih dari 3-4
minggu. Gambaran klinisnya yaitu kebingungan akut atau gabungan delirium, dan pada
sebagian kecil kasus dengan tanda dari saraf kranial meliputi kelemahan otot gerak bola
mata, nistagmus, ptosis, kelumpuhan saraf wajah, atau tuli. Pada satu pasien terdapat
kelumpuhan otot gerak bola mata yang progresif dimulai dengan pupil yang tetap.
Spesimen patologis dan MRI menunjukkan proses yang dipusatkan pada perbatasan
ventrikel, sangat jelas sebagai hiperintensiti sinyal T2 di daerah ini. Ini dapat terlihat
untuk lebih memperluas perbatasan zat putih yang berdekatan disertai dengan
peningkatan meningeal oleh gadolinium dalam beberapa kasus. Luas kerusakan lesi juga
telah dilaporkan : dalam dua kasus. Lesi tersebut dapat dihubungkan dengan perubahan
hemoragik dalam CSF disamping menunjukkan respon inflamasi. CMV juga dapat
menghasilkan nyeri lumbosakral polyradiculitis dalam AIDS. 5
Diagnosis infeksi CMV selama hidup seringkali sulit. Biakan dari CSF biasanya
negatif dan IgG titer antibodi nonspesifik meningkat. Metode PCR yang lebih baru
mungkin dapat bermanfaat di sini. Dimana diagnosis disangka kuat, pengobatan dengan
antivirus gansiklovir dan foscarnet telah direkomendasikan, tetapi, seperti yang
ditunjukkan oleh Kalayjian dan colleagues, penyakit CMV bisa terjadi dan berkembang
sementara pasien sedang melakukan pengobatan sebagai terapi pemeliharaan.4,6
Primary CNS limphoma
Merupakan komplikasi pada HIV tahap lanjut ( CD4+ <50 sel/mm 3). Kondisi
terjadi pada 20% pasien AIDS, biasanya multisentrik dan berada pada dalam pada

struktur abu-abu, corpus callosum, batang otak dan serebelum.3,4 EBV ditemukan pada
90% kasus. Tumor ini tampak sebagai lesi besar tunggal yang menyangat secara
homogen dengan edema disekelilingnya dan efek massa pada CT Scan atau MRI.3
Biopsi otak merupakan pemeriksaan penunjuang defenitif namun bukan diagnostik
pada 1/3 pasien. Akan tetapi, uji terapi anti Toxoplasma harus selalu dilakukan.
Pengobatan biasanya paliatif dengan deksametason dan pengobatan simptomatik. Iradiasi
seluruh otak dapat menyebabkan kemunduran terapi secara temporer.3
Komplikasi yang berhubungan dengan obat
Meskipun banyak keuntungan yang didapatkan dengan regimen ARV, namun
ternyata obat-obat ini memberikan efek neurologis dan psikiatri.5,9,12
1. Efavirenz (EFV), termaksud kedalam golongan HIV-1 reserve trancriptase dengan
efek samping berupa gangguan mimpi, pusing, masalah keseimbangan, dan nyeri
kepala yang hebat yang terutama terjadi pada bulan pertama terapi.
2. Stavudin, merupakan penyebab utama HANWS (HIV-associated neuromuscular
weakness). Hal ini terjadi akibat abnormalitas mitokondria.

Gambar 11. Toksisitas HAART. (Dikutip dari kepustakaan 5]

Gambar 12. The Two-Minutes NeuroScren. (Dikutip dari kepustakaan 5]

Vous aimerez peut-être aussi