Vous êtes sur la page 1sur 18

1.

PERBEDAAN ANTARA AGEN PENJUALAN DAN CABANG


Perbedaan antara agen penjualan dan cabang sebagian besar terkait dengan tingkat otonomi.
Sebuah agen penjualan, kadang diistilahkan secara sederhana sebagai agen biasanya tidak
beroperasi secara otonom namun bertindak atas nama kantor pusat. Agen penjualan dapat
memajang dan mendemostrasikan contoh produk, menerima pesanan, dan mengatur pengiriman.
Kantor cabang biasanya memiliki otonomi lebih luas dan memberikan rentang penyediaan jasa
yang lebih besar dibanding agen penjualan, walaupun tingkatnya berbeda dengan perusahaan
individu. Sebuah cabang umumnya menyimpan stok persediaan dan mengarsip pesanan pelanggan.
Banyak perusahaan yang beroperasi melalui cabang-cabang. Hampir setiap orang pernah
mengunjungi cabang department store ternama seperti Matahari dan Sogo. Bank secara khusus telah
melakukan perluasan melalui pembukaan jaringan cabang bank secara ektensif. Beberapa
perusahaan manufaktur juga menjalankan bisnis melalui sistem lokasi operasi yang dapat
dibandingkan, biasanya disebut dnegan pabrik. Misalnya, PT Indofood menjalankan proses
produksi di berbagai pabrik di lokasi Jakarta, Bndung, Medan, Banjarmasin, dan Makassar.
Sistem pengambilan keputusan manajemen pada agen penjualan kecil antara lain adalah bahwa
keputusan-keputusan dibuat di kantor pusat dan agen penjualan melakukan operasi rutin. Tingkat
pengambilan keputusan manajemendi cabang biasanya lebih tinggi dibanding agen penjualan
namun dengan tingkat yang berbeda antar perusahaan.

2. AKUNTANSI UNTUK AGEN PENJUALAN


Oleh karena agen penjualan umumnya tidak memiliki sistem akuntansi, seluruh transaksi
terkait dengan agen terkait oleh kantor pusat. Untuk beberapa jenis transaksi, ayat jurnak yang
dicatat oleh kantor pusat didasarkan pada dokumen yang dihasilkan agen. Misalnya, kantor pusat
mencatat transaksi agen berdasarkan faktur penjualan, catatan gaji, dan dokumen Voucher kas kecil
yang disediakan oleh agen penjualan. Transaksi lainnya dapat dicatat berdasarkan dokumen sumber
lain yang diserahkan pihak eksternal langsung ke kantor pusat. Misalkan, perusahaan yang
memberikan jasa gas, listrik, air, dan telekomunikasi ke agen dapat mengirim tagihan langsung ke
kantor pusat.
Kantor pusat umumnya mencatat aset, pendapatan, dan beban tiap agen secara terpisah.
Sehingga memungkinkan kantor pusat mengontrol aset dan menyediakan informasi dalam penilaian
kinerja tiap agen.
Contoh akuntansi kantor pusat atas agen penjualan, pada PT Cemara, sebuah perusahaan
manufaktur struktur modular dan partisi di Jakarta, yang membangun sebuah agen penjualan di
0

Surabaya. Ayat-ayat jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi khas agen penjualan di pembukuan
kantor pusat.
Ayat Jurnal Kantor Pusat untuk Transaksi-transaksi Agen Penjualan
Transaksi

Ayat Jurnal di Pembukuan Kantor Pusat

Menyewa tanah untuk fasilitas penjualan

Sewa dibayar dimuka-Agen Surabaya

50.000.000

Membangun dan merapikan gedung untuk

Kas
Leasehold improvements-Agen Surabaya

80.000.000

fasilitas penjualan

Perabot-Agen Surabaya

21.000.000

Peralatan-Agen Surabaya

16.000.000

50.000.000

Transfer kas ke agen sebagai danakas

Kas
Kas Kecil - Agen Surabaya

117.000.000

kecil
Transfer persediaan yang akan digunakan

Kas
Persediaan Contoh - Agen Surabaya

untuk contoh di agen


Membayar tagihan yang diterima kantor

Kas
Beban Utilitas - Agen Surabaya

1.100.000

pusat atas beban-beban agen penjualan

Beban Kantor Agen Surabaya

800.000

2.500.000
2.500.000
135.000.000
135.000.000

Beban Asuransi Agen Surabaya

2.000.000

Beban Perjalanan Agen Surabaya

1.400.000

Beban Iklan Agen Surabaya

2.700.000

Membayar gaji karyawan agen penjualan

Kas
Beban Gaji Agen Surabaya

31.000.000

Memenuhi pesanan dari agen penjualan

Kas
Piutang Dagang

88.000.000

8.000.000
31.000.000

Penjualan Agen Surabaya


Beban Harga Pokok Penjualan Agen Surabaya
Mengganti kembali dana kas kecil agen

Persediaan
Beban Kantor Agen Surabaya

penjualan

Beban Perjalanan Agen Surabaya


Beban Tenaga Kerja Sementara Agen Surabaya

88.000.000
56.000.000
56.000.000
420.000
1.200.000
750.000

Mencatat ayat jurnal penyesuaian akhir

Kas
Beban Sewa Agen Surabaya

25.000.000

periode

Beban Penyusutan Agen Surabaya

14.500.000

Beban Gaji Agen Surabaya

2.370.000

1.900.000

Sewa dibayar dimuka-Agen Surabaya

25.000.000

Akumulasi Penyusutan Agen Surabaya

14.500.000

Utang Gaji

1.900.000

3. TRANSAKSI UNTUK OPERASI CABANG


Transaksi-transaksi dicatat seperti biasa dan tidak ada perlakuan khusus yang diperlukan.
Sebagai tambahan, baik kantor pusat maupun cabang harus mencatat transaksi yang terjadi diantara
mereka pada sistem akuntansinya masing-masing.
Walau kantor pusat dan masing-masing cabang mengelola pembukuan secara terpisah, seluruh
pencatatan akan digabungkan untuk pelaporan eksternal sehingga laporan keuangan eksternal
menyajikan perusahaan sebagai entitas ekonomi runggal. Seperti saat menyusun laporan keuangan
konsolidasi, menambahkan saldo akun-akun di setiap sistem akuntansi secara sederhana tidak
menghasilkan gambaran entititas ekonomi tunggal. Beberapa eliminasi juga diperlukan. Secara
1

keseluruhan penyusunan laporan keuangan eksternal untuk perusahaan yang memiliki kantor pusat
dan satu kantor cabang atau lebih cukup mirip dengan penyusunan laporan konsolidasi.

Akun - Akun Antarperusahaan


Transaksi yang terjadi dengan pihak eksternal dicatat dengan cara yang normal seperti biasa.
Transaksi antara kantor pusat dan kantor cabang juga dicatat seperti biasa kecuali bahwa mereka
turut mencatat akun-akun antarperusahaan. Akun-akun ini merupakan akun resiprokal antara kantor
pusat dan kantor cabang. Ketika pembukuan di kantor pusat dan kantor cabang selesai
dimutakhirkan, saldo akun antarperusahaan di pembukuan kantor pusat akan sama jumlahnya
namun dalam arah saldo yang berlawanan dengan akun antarperusahaan di pembukuan cabang.
Misalnya, jika kantor pusat memiliki saldo debit sebuah akun antarperusahaan Rp 10.000.000, akun
terkait akan muncul di pembukuan kantor cabang dengan nilai yang sama pada saldo kredit.
Akun antarperusahaan di pembukuan kantor pusat disebut investasi di cabnag, sementara akun
resiprokal di pembukan cabang dinamakan Kantor pusat. Ketika suatu perusahaan memiliki lebih
dari satu cabang, dibuat akun investasi terpisah untuk setiap cabang.
Penjelasan tntang akun investasi di Cabng dan Kantor Pusat, dan bagaimana pengaruhnya
terhadap berbagai transaksi, dijelaskan di bawah ini :
Investasi di Cabang

Kantor Pusat

(Buku Kantor Pusat)

(Buku Cabang)

xxx

Transfer Aset ke Cabang


xxx

xxx

xxx

Transfer Aset dari Cabang

xxx

Laba Cabang
xxx

xxx

Rugi Cabang

xxx

Pendirian Cabang
Ketika suatu perusahaan mendirikan sebuah cabang, transfer aset ke cabang dicatat pleh kantor
pusat pada akun Investasi di Cabang. Hal yang sama, cabnag mencatat transfer tersebut di akun
Kantor Pusat. Sebagai ilustrasi, PT Jya yang berlokasi di Jakarta, mendirikan sebuah cabang di
Medan, Sumatera Utara. Kantor pusat mentransfer ke cabang berupa kas Rp20.000.000, peralatan
kantor baru senilai Rp5.000.000, dan peralatan toko baru senilai Rp30.000.000. kantor pusat
mencatat transaksi tersebut dengan ayat jurnal sebagai berikut:
H(1)

Investasi di Cabang Medan


Kas

55.000.000
20.000.000

Peralatan Kantor
Peralatan Toko
(Transfer Aset ke Cabang Medan)

5.000.000
30.000.000

(Ayat Jurnal yang dibuat oleh Kantor pusat diberi tambahan kode huruf H, sementara yang dibuat di
cabang diberi tambahan kode huruf B)
Cabang Medan PT Jaya mencatat pentransferan sejumlah aset dari kantor pusat dengan ayat
jurnal berikut ini.
B(2
)

Kas
Peralatan Kantor
Peralatan Toko
Kantor Pusat
(Transfer Aset dari kantor pusat)

20.000.000
5.000.000
30.000.000
55.000.000

Perhatikan bahwa setelah kantor pusat dan cabang mencatat transfer aset, akun Investasi di
Cabang pada buku kantor pusat dan akun Kantor Pusat pada buku cabang memiliki saldo resiprokal
Rp55.000.000. neraca terpisah yang dibuat oleh cabang Medan sesaat setelah transfer adalah seperti
berikut :

Aset:
Kas
Peralatan Kantor
Peralatan Toko
Total

Cabang Medan PT Jaya


Neraca
Kewajiban:
Rp 20.000.000
Rp 5.000.000
Rp 30.000.000
Kantor Pusat
Rp 55.000.000
Total

Rp 55.000.000
Rp 55.000.000

Jika laporan keuangan cabang disusun untuk tujuan pelaporan internal, maka laporan keuangan
eksternal merefleksikan aktivitas dan posisi perusahaan secara keseluruhan. Akun-akun di
pembukuan kantor pusat dan cabang digabungkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk
merefleksikan suatu entitas tunggal yang terdiri atas kantor pusat dan cabang-cabangnya.
Klasifikasi penyajian akun Investasi di Cabang Medan dan akun Kantor Pusat bukanlah suatu hal
penting karena kedua akun akan dieliminisasi saat penyuunan lapotan keuangan untuk tujuan
eksternal.

Pengakuan Laba Cabang


Laba tiap cabang dihitung secara periodik dengan cara normal seperti biasa. Cabang jarang
menhitung pajak penghasilan atas laba untuk setiap cabang atau mencatat beban pajak penghasilan
atas laba di pembukuannya. Oleh karena kantor pusat dan cabang bukan entitas legal terpisah, pajak
penghasilan atas laba dihitung sebagai kewajiban perusahaan secara keseluruhan. Beban pajak dapat
dialokasikan ke setiap cabang oleh kantor pusat, namun hal ini tidak umum dilakukan karena akan
sedikit mengganggu pengendalian internal.
Seluruh pendapatan dan beban cabang ditutup ke ikhtisar laba rugi seperti cara biasa. Saldo
ikhtisar laba rugi menunjukkan laba cabang pada suatu periode dan ditutup ke akun Kantor Pusat.
3

Akun Kantor pusat disajikan di bagian ekuitas pemilik dan saldo laba pada pembukuan cabang.
Ketika laba cabang dilaporkan ke kantor pusat, ayat jurnal dibuat kantor pusat untuk mengakui laba
cabang dan meningkatkan jumlah investasi kantor pusat di cabang.
Misalnya, asumsikan akun Ikhtisar Laba Rugi cabang Medan memiliki saldo kredit
Rp63.000.000 pada akhir periode. Akun Ikhtisar Laba Rugi di tutup di buku Cabang Medan dengan
ayat Jurnal sebagai berikut:
B(3
)

Ikhtisar Laba Rugi


Kantor Pusat
(Menutup Ikhtisar Laba Rugi)

63.000.000
63.000.000

Saat menerima laporan laba cabang Medan, kantor pusat mencatat ayat jurnal sebagai berikut:
H(4
)

Investasi di Cabang Medan


Laba Cabang Medan
(mencatat laba cabang medan)

63.000.000
63.000.000

Ayat-ayat jurnal di atas menunjukkan hubungan resiprokal antara akun Investasi di Cabang
Medan dan akun Kantor Pusat. Saat laporan keuangan disusun untuk perusahaan secara
keseluruhan, akun Investasi di Cabang Medan, akun Kantor Pusat, dan akun Laba Cabang Medan
seluruhnya harus dieliminasi.

Pengirim Persediaan ke Cabang


Suatu cabang yang membeli dan menjual persediaan barang dagang dapat diminta untuk
memperoleh seluruh persediaan dari Kantor pusat, atau dapat juga diizinkan memperoleh sebagian
persediaan dari pihak eksternal. Pembelian persedian dari pihak eksternal dicatat dengan cara yang
normal seperti biasa. Misalnya, cabang Medan PT Jaya membeli persediaan senilai Rp5.000.000
dari penjualan grosir independent, dan cabang menerapkan metode persediaan perpetual, maka
transaksi tersebut akan mencatat dengan jurnal sebagai berikut :
B(5
)

Persediaan
Kas (Utang Dagang)
(Mencatat pembelian persediaan dari pihak eksternal)

5.000.000
5.000.000

Tidak ada ayat jurnal yang dibuat di buku kantor pusat atas transaksi tersebut.
Ketika persediaan ditransfer dari kantor pusat ke cabang, baik kantor pusat maupun cabang
harus mencatat transaksi tersebut. Jumlah yang dialokasikan ke nilai persediaan yang ditrasfer
diistilahkan sebagai harga transfer. Persediaan yang ditrasfer dari kantor pusat ke cabang dapat
dinyatakan sebesar nilai perolehan di kantor pusat ataupada suatu nilai yang melebihi nilai
perolehannya.

Persediaan yang Ditagih Sebesar Nilai Perolehan


Persediaan yang ditransfer dari kantor pusat dan ditagihkan ke cabang dicatat oleh cabang
dengan cara yang sama seperti jika memperoleh dari pihak eksternal, kecuali dikreditkan ke akun
Kantor Pusat. Transfer persediaan diperlakukan oleh kantor pusat dan cabang dengan cara yang
sama seperti transfer aset lainnya, yaitu diasumsikan menggunakan metode persediaan perpetual.
Sehingga, ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat transfer persediaan pada harga perolehan sama
seperti ayat jurnal H(1) dan H(2). Untuk membuktikannya, asumsikan kantor pusat PT Jaya
mentransfer persediaan dengan harga perolehan Rp8.000.000 ke cabang Medan. Transaksi tersebut
dicatat di pembukuan kantor pusat sebagai berikut:
H(6
)

Investasi di Cabang Medan


Persediaan
(transfer persediaan ke cabang Medan)

8.000.000
8.000.000

Cabang mencatat persediaan yang diterima sebagai aset di akun persediaan seperti yang diperoleh
dari pihak eksternal dan juga mengakui kenaikan ekuitas di aset neto dengan ayat jurnal berikut:
B(7
)

Persediaan
Kantor Pusat
(transfer persediaan dari kantor pusat)

8.000.000
8.000.000

Tidak ada keuntungan yang diakui oleh kantor pusat atas transaksi tersebut. Seluruh nilai
keuntungan diakui oleh cabang ketika cabang menjual persediaan tersebut ke pihak eksternal.
Beban Pengiriman yang Dibebankan atas Pengiriman Persediaan
Biaya pengiriman yang timbul atas pengiriman persediaan dari kantor pusat ke cabang menjadi
bagian dari biaya perolehan persediaan cabang. Misalnya, asumsikan kantor pusat PT Jaya
membayar Rp100.000 untuk mengirim persediaan sebesar Rp8.000.000 ke cabang Medan. Transfer
tersebut dicatat oleh kantor pusat sebagai berikut:

H(8
)

Investasi di Cabang Medan


Persediaan
Kas
(transfer persediaan ke cabang Medan dan membayar
ongkos kirim)

8.100.000
8.000.000
100.000

Cabang Medan mencatat transfer sebagai berikut:


B(8
)

Persediaan
Kantor Pusat
(transfer persediaan dari kantor pusat)

8.100.000
8.100.000

Persediaan yang Ditagih Melebihi Nilai Perolehan


5

Perusahaan kadang mentransfer persediaan dari kantor pusat ke cabang dan menagihkan
cabang pada nilai yang lebih besar dari harga perolehan kantor pusat. Ketika di kantor pusat timbul
biaya dan memberikan jasa, seperti perolehan persediaan pada harga lebih murah melalui kuantitas
pembelian atau memproduksi persediaan, perusahaan dapat memilih untuk mengalokasikan atas
laba penjualan persediaan antara kantor pusat dan cabang yang menjual. Kantor pusat dikreditkan
termasuk laba yang sama dengan selisih antara biaya perolehannya dengan harga transfer ke
cabang. Selisih ini disebut laba antar perusahaan. Laba cabang dihitung sebagai selisih antara harga
transfer dengan harga jual ke pihak eksternal.
Walaupun

perusahaan

dapat

menerapkan

berbagai

jenis

system

akuntansi

pertanggungjawaban internal, laporan keuangan eksternal harus mencerminkan persediaan sebesar


harga perolehannya (kecuali nilai pasar lebih rendah) dan tidak boleh memasukkan laba samapi
persediaan dijual ke pihak eksternal. Untuk tujuan laporan eksternal dalam penyusunannya laba
yang belum terealisasi harus dieliminasi. Proses ini dilakukan menggunakan kertas kerja yang sama
dengan yang digunakan dalam proses penyusunan laporan konsolidasi. Biasanya kantor pusat
mencatat laba atas persediaan yang dikirim ke cabang pada akun terpisah, sehingga memungkinkan
untuk menangguhkan laba dari penjualan antar perusahaan sampai persediaan dijual ke pihak
eksternal oleh cabang.
Berikut contoh perlakuan jika terjadi laba antar perusahaan dalam pengiriman persediaan ke
cabang, asumsikan kantor pusat PT Jaya memperoleh persediaan dengan harga Rp.12.000.000 dan
mengirimkan ke cabang Medan, menagihkan ke cabang sebesar Rp.15.000.000. Kantor pusat
mencatat pengiriman persediaan sebagai berikut.
H(10
)

Investasi di Cabang Medan


15.000.000
Persediaan
Laba Antarperusahaan Belum Terealisasi
(transfer persediaan ke cabang Medan, ditagih melebihi harga perolehan)

12.000.000
3.000.000

Laba antar perusahaan sebesar Rp.3000.000 bersifat belum terealisasi karena persediaan
belum dijual ke pihak eksternal. Pengakuan laba ditangguhkan sampai dengan cabang menjual
persediaan ke eksternal.
Cabang mencatat penerimaan pengiriman persediaan dengan ayat jurnal sebagai berikut.
B(11)

Persediaan Dari Kantor Pusat


Kantor Pusat
(transfer persediaan dariKantor Pusat)

15.000.000
15.000.000

Jurnal tersebut mencatat persediaan pada hargaperolehan di cabang tanpa memisahkan


pengakuan laba antar perusahaan yang termasuk harga transfer. Akun persediaan terpisah dibuat
untuk memfasilitasi eliminasi laba antar perusahaan belum terealisasi saat menyusun laporan
6

keuangan perusahaaansecara keseluruhan untuk pihak eksternal. Ketika saat laporan tersebut
disusun dan terdapat persediaan yang masih disimpan, ayat jurnal kertas kerja dibutuhkan untuk
mengeliminasi saldo laba antar perusahaan belum terealisasi terhadap akun Persediaan-dari kantor
pusat, Sehingga laba perusahaan belum terealisasi sebesar Rp.3.000.000 dieliminasi dan persediaan
dilaporkan sebesar harga perolehan awalnya Rp.12.000.000
Ketika cabang menjual persediaan yang diperoleh dari pusat, cabang mengakui laba sebesr
selisih antara harga jual ke pihak eksternal dengan harga transfer dari kantor pusat. Setelah
persediaan dijual ke pihak eksternal kantor pusat mengakui laba antar perusahaan yang sebelumnya
ditangguhkan. Misalnya, jika cabang Medan menjual 80% persediaan yang ditransfer dari kantor
pusat, laba antar perusahaan yang diakui oleh kantor pusat dicatat sebagai berikut.
H(12
)

Laba Antarperusahaan Belum Terealisasi


Laba Cabang Medan
(mengakui laba antarperusahaan Rp3.000.000x0,8)

2.400.000
2.400.000

Jurnal tersebut tepat jika untuk tujuan internal, laba antar perusahaan dialokasikan ke cabang
medan.
Alternatif lain perusahaan dapat menganggap bahwa laba antar perusahaan seharusnya
dialokasikan ke kantor pusat atas jasa yang telah diberikan. Untuk kasus tersebut, laba antar
perusahaan diakui oleh kantor pusat dengan ayat jurnal sebagai berikut.
H(12a
)

Laba Antarperusahaan Belum Terealisasi


Laba terealisasi atas pengiriman ke Cabang
(mengakui laba antarperusahaan Rp3.000.000x0,8

2.400.000
2.400.000

Akuntansi untuk Aset Tetap Cabang


Tidak ada prosedur khusus yang diperlukan dalam akuntansi untuk pembelian asset tetap
cabang taupun penyusutan stelahnya atas asset tersebut. Sebaliknya jika asset tetap yang dibeli
kantor pusat untukcabang dan cabang mencatat asset tersebut pada bukunya, maka ayat jurnal perlu
dicatat baik oleh kantor pusat maupun cabang.
Sebagai ilustrasi kantor pusat PT Jaya membeli peralatan took senilai Rp.30.000.000 untuk
cabang Medan. Kantor pusat mencatat pembelian tersebut sebagai berikut.
H(13
)

Investasi di Cabang Medan


Kas
(membeli peralatan untuk cabang Medan)

30.000.000
30.000.000

Pembelian ini dicatat oleh cabang sebagai berikut.


B(14
)

Peralatan Toko
Kantor Pusat
(mencatat pembelian peralatan oleh kantor pusat)

30.000.000
30.000.000

Ketika asset tetap cabang dicatat hanya di buku kantor pusat, tidak ada ayat jurnal yang
dicatat oleh cabang saat kantor pusat melakukan pembelian. Miasalnya jika kantor pusat PT Jaya
7

membeli Rp.30.000.000 peralatan took untuk cabang Medan dan peralatan dicatat di pembukuan
kantor pusat disbanding di cabang, maka kantor pusat mencatat pembelian tersebut sebagai berikut.
H(15
)

Peralatan Toko Cabang Medan


Kas
(membeli peralatan untuk cabang Medan)

30.000.000
30.000.000

Tidak ada ayat jurnal yang dicatat oleh cabang


Jika cabang membeli asset tetap yang dicatat di pembukuan kantor pusat, maka ayat jurnal
harus disusun baik oleh kantor pusat maupun cabang. Misalnya cabang medan PT Jaya membeli
peralatan took senilai Rp. 30.000.000 yang digunakan oleh cabang namun dicatat oleh kantor pusat.
Cabang mencatat pembelian asset tetap sbagai berikut.
B(16
)

Kantor Pusat
Kas
(membeli peralatan)

30.000.000
30.000.000

Pembelian dicatat di kantor pusat sebagai berikut.


H(17
)

Peralatan Toko Cabang Medan


Investasi di Cabang Medan
(membeli peralatan)

30.000.000
30.000.000

Pembagian Beban
Pengalokasian beban dapt dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Beban yang terjadi di cabang tapi dibayar oleh kantor pusat
2. Beban yang dikeluarkan oleh kantor pusat atas nama cabang
3. Alokasi biaya yang dikeluarkan kantor pusat
Dalam beberapa kasus biaya-biaya ini dapat dialokasikan berdasarkan laba cabang dan
dicatat pada pembukuan kantor pusat. Namun sering kali cabang yang mendapat alokasi beban
diberitahutentang jumlah yang dialokasikan.
Sebagai contoh perlakuan alokaso biaya kantor pusat, perhatikan kasus kantor pusat PT Jaya
berikut yang mengeluarkan biaya yang dialokasikan ke cabang medan.
Beban utilitas (buaya terjadi di cabang Medan dan ditagih ke

Rp 14.000.000

akun utama kantor pusat)


Beban Penyusutan (aset cabang Medan yang di catat di
pembukuan kantor pusat)

Rp 3.000.000

Overhead umum (dialokasikan ke cabang berdasarkan


penjualan bruto)
Total

Rp 8.000.000
Rp 35.000.000

Kantor pusat sudah mencatat beban-beban secara biasa, seolah-olah beban-beban terkait
dengan kantor pusat. Kantor pusat mencatat ayat jurnal berikut setelah memberitau cabang medan
bebab yang dialokasikan sevbesar Rp.35.000.000
H(18
)

Investasi di Cabang Medan


Beban Utilitas
Beban Penyusutan
Beban Overhead Umum
(mengalokasikan beban ke Cabang Medan)

35.000.000
14.000.000
3.000.000
18.000.000

Berdasarkan pemberitahuan beban dari kantor pusat, cabang mencatat beban tersebut
sebagai berikut.
B(19)

Beban Utilitas
Beban Penyusutan
Beban Overhead Umum
Investasi di Cabang Medan

14.000.000
3.000.000
18.000.000
35.000.000

(mencatat beban ke Cabang Medan)

Laporan Keuangan untuk Perusahaan Secara Keseluruhan


Penyusutan laporan keuangan secara keseluruhan umumnya menggunakan kertas kerja
untuk membantu manggabungakn akun-akun kantor pusatdan cabang serta mengeliminasi akunakun antar perusahaan. Jika yang disusun adalah laporan keuangna lengkap, maka kertas kerja tiap
bagian seperti yang diilustrasikan pada bab konsolidasi dapat digunakan untuk menggabungkan
akun-akun kantor pusat dan cabang, Kertas kerja yang digunakan sama dengan kertas kerja
konsolidasi kecuali akun kantor pusat menggantikan ekuitas pemegang saham anak perusahaan di
kertas kerja. Seperti dalam penyusunan kertas kerja laporan konsolidasi, seluruh eliminasi dibuat di
kertas kerja dan bukan di pembukuan terpisah unit yang digabung.
Sebagai ilustrasi ayat jurnal kertas kerja dasar yang diperlukan untuk menyusun laporan
keuangan eksternal perusahaan dengan operasi cabang, asumsikan data berikut terkait dengan PT
Jaya diakhir tahun fiscal 31 Desember 19X1
1. PT Jaya mendirikan cabang di medan dan segera mentransfer kas peralatan kantor dan
peralatan took senilai Rp.55.000.000 ke cabang, seperti yang dicatat alam ayat jurnal H(1).
Kemudian pada tahun tersebut kantor pusat PT Jaya mentransfer persediaan senilai
Rp.12.000.000 ke cabang dan menagihnya dengan harga Rp.15.000.000, seperti yang terjadi
pada ayat jurnal H(2). PT Jaya melaporkan saldo investasi di cabang Medan Rp.70.000.000
pada tanggal 31 desembe 19X1 sebelum dibuat ayat jurnal penutup.
2. Cabang Medan melaporkan laba sebesar Rp.63.000.000 untuk tahun 19x1
9

3. Saldo akun investasi di Cabang Medan dan akun Kantor Pusat meningkat sebesar
Rp.133.000.000 pada tanggal 31 Desember 19X1 dengan rincian sebagai berikut.
Saldo sebelum penutupan 31 Desember 19X1

Rp 70.000.000

Laba Cabang Medan 19X1

Rp 63.000.000

Saldo sebelum penutupan 31 Desember 19X1

Rp 133.000.000

4. Pada tanggal 31 Desember 19X1, cabang Medan memiliki persediaan senilai Rp.8.000.000
yang diperoleh dari kantor pusat, persediaan dicatat di akun terpisah dari persediaan yang
dibeli secara eksternal.
5. Sebagian akun laba antar perusahaan belum terealisasi atas pengiriman persediaan ke
cabang Medan selama 19X1 diakui dan dikreditkan sebesar Rp3.000.000 dengan
perhitungan sebagai berikut.
Laba antarperusahaan telah terealisasi akhir tahun

Rp 1.400.000

Laba antarperusahaan telah terealisasi akhir tahun

Rp 1.600.000

Total Laba antar perusahaan 19X1

Rp 3.000.000

Laba antar perusahaan yang telah terealisai pada akhir tahun dialokasikan ke kantor pusat dan
dicatat pada pembukuan kantor pusat dengan akun yang bernama Laba Terealisasi Atas pengiriman
ke Cabang. Akun laba antar perusahaan belum terealisasi diurangi dengan nilai yang sama, sehingga
meninggalkan saldo sebesar Rp.1.600.000.
Pada 31 Desember 19X1, kertas kerja digunakn dalam penyusunan laporan keuangan PT
Jaya, ayat-ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut.
E(20)

E(21)

Laba Cabang Medan


Kantor pusat sebelum saldo penutup
Investasi di Cabang Medan
(mengeliminasi akun antar perusahaan)

63.000.000
70.000.000

Laba terealisasi atas pengiriman ke Cabang


Harga Pokok Penjualan
(mengeliminasi laba kantor pusat dari harga pokok penjualan)

1.400.000

Laba antarperusahaan belum terealisasi


Persediaan dari Kantor pusat
(mengeliminasi laba kantor pusat dari harga pokok penjualan)

1.600.000

Persediaan
Persediaan dari Kantor Pusat
(mereklasifikasi akun persediaan dari kantor pusat ;
Rp8.000.000 Rp1.600.000)

6.400.000

133.000.000

1.400.000

E(22)
1.600.000

E(23)
6.400.000

10

Ayat jurnal E(20) mengeliminasi akun-akun yang resiprokal sehingga laporan keuangan
menunjukkan laporan perusahaan sebagai entitas tunggal. Oleh karena yng disisipkan adalah
laporan keuangan lengkap, akun-akun individual pendapatan dan beban cabang digabung dengan
yang dimiliki oleh kantor pusat. Untuk menghindari dua kali perhitungan terhadap labai cabang,
maka laba cabang ang dicatat pada pembukuan kantor pusat harus dieliminasi. Oleh karena akunakun individual pendapatan dan beban cabang dilaporkan pada laporan keuangan , akun-akun
tersebut tidak dieliminasi.
Akibatnya ayat jurnal E(20) dapat dilihat dalam dua bagian. Bagian pertama mengeliminasi laba
cabang yang dicatat pada pembukuan kantor pusat sebesar nilai akun investasi yang meningkat pada
saat akntor pusat mengakui laba cabang.
E(20a
)

Laba Cabang Medan

63.000.000

Investasi di Cabang Medan

63.000.000

Bagian kedua ayat jurnal E(20) mengeliminasi sisa saldo akun investasi terhadap saldo akun
resiprokal Kantor pusat di cabang sebelum penutupan
E(20b
)

Kantor pusat, sebelum saldo penutup


Investasi di Cabang Medan

70.000.000
70.000.000

Ayat jurnal ini mengeliminasi saldo-saldo yang terdapat di dua akun resiprokal jika tidak ada
laba cabang. Pendebitan akun kantor pusat sebelum dibuat jurnal penutup dapat dianalogikan
sebagai eliminasi saldo laba awal dalam ayat jurnlaeliminasi investasi untuk menyusun laporan
keuangna konsolidasi.
Ayat jurnal E(21) mengeliminasi akun yang digunakan oleh kantor pusat untuk mengakui laba
antar perusahaan dalam pengiriman ke cabang yang telah terjual ke pihak eksternal dan mengurangi
beban harga pokok penjualan yang divcatat oleh cabang.
Ayat jurnal E(22) Mengeliminasi laba belum terealisasi dari saldo akhir persediaan cabang,
sehingga membuat nilai persediaan kembali ke harga perolehan awal. Ayat jurnal E(23)
mengklasifikasikan seluruh persediaan dalam akun yang sama disbanding memisahkan yang
dikirim ke cabang dari kantor pusat.

Ilustrasi akuntansi untuk operasi cabang


PT Ultra Surabaya, Jawa timur, distributor peralatan kantor, mendirikan kantor cabang penjualan di
Denpasar, Bali. Kantor pusat menjual baik ke konsumen ritel maupun ke cabang bali dengan laba
atas penjualan antar perusahaan yang dialokasikan ke kantor pusat. Asumsi lainnya adalah sebagai
berikut :
11

a. PT Ultra mendirikan cabang denpasar pada tahun 19X1 dengan mentransfer kas
Rp.30.000.000. sebagai, tambahan kantor pusat juga mentransfer peralatan dan perabotan
kantor baru senilai Rp.100.000.000 ke cabang denpasar
b. Selama tahun 19X1, kantor pusat dan cabang denpasar membeli persediaan masing-masing
sebesar Rp.260.000.000 dan Rp.50.000.000 dari pihak ekternal
c. Selama tahun berjalan, kantor pusat mentransfer persediaan ke cabang denpasar dengan total
harga transfer Rp.110.000.000. harga perolehan persediaan kantor pusat senilai
Rp.70.000.000
d. Kantor pusat menjual persediaan Rp.254.000.000 ke pihak eksternal dengan harga
Rp.500.000.000 selama tahun berjalan dan piutang yang berhasil ditagih sebesar
Rp.480.000.000. cabang denpasar menjual persediaan senilai Rp.128.000.000 ke pihak
eksternal dengan harga Rp.200.000.000 dan berhasil menagih piutang sebesar
Rp.158.000.000. dari jumlah persediaan yang dijual cabang denpasar sebesar Rp.38.000.000
dibeli daripihak eksternal
e. Cabang denpasar mengirimkan kas sebesar Rp.70.000.000 ke kantor pusat
f. Selama tahun berjalan beban operasi yang terjadi di kantor pusat sebesar Rp.133.000.000
sementara beban operasi yang terjadi di cabang denpasar sebesar Rp.34.000.000
g. Kantor pusat membayar utang sebesar Rp.390.000.000 selama tahun 19X1, sementara
cabang denpasar membayar utang Rp.77.000.000
h. PT Ultra mengumumkan dan membayar deviden sebesar Rp.50.000.000
i. Pada akhir tahun 19X1, kantor pusatmencatat penyusutan sebesar Rp.30.000.000, sementara
cabang denpasar mencatat penyusutan sebesar Rp.6.000.000
j. Pada akhir tahun 19X1, saldo persediaan cabang tersisa yang dibeli dari pihak eksternal
adalah senilai Rp.12.000.000. persediaan cabang yang tersisa yang berasal dari transfer
kantor pusat memiliki harga perolehan di kantor pusat senilai Rp.15.000.000 dan ditagih ke
cabang pada harga Rp.20.000.000
Ayat jurnal untuk mencatat aktivitas ini ada pada pembukuan kantor pusat dan cabang
denpasar ditunjukan pada figure 18-2
Kertas kerja untuk menyusun laporan keuangan PT Ultra tampak pada figure 18-3. Dua
kolom pertama adalah saldo akun-akun dari pembukuan kantor ppusat dan cabang denpasar,
dua kolom berikutnya adalah ayat jurnal kertas kerja yang dibutuhkan untuk mengeliminasi
dan menyesuaikan saldo, kolom terakhir adalah total dari setiap pos akun.

E (24)

E (25)

E (26)

E (27)

Laba cabang denpasar


Kantor pusat, sebelum saldo penutup
Investasi di cabang denpasar
Mengeliminasi akun antar perushaan
Laba terealisasi atas pengiriman ke cabang
Harga pokok penjualan
Mengeliminasi laba kantor pusat dari harga
pokok penjualan
Laba antarperushaan belum terealisasi
Persediaan-dari kantor pusat
Mengeliminasi laba belum terealisasi dari
nilai persediaan
Persediaan

32.000.000
170.000.000
202.000.000
35.000.000
35.000.000
5.000.000
5.000.000
15.000.000
12

Persediaan-dari kantor pusat


Mereklasifikasi akun persediaan dari kantor
pusat

15.000.000

Terdapat beberapa poin penting yangperlu diperhatikan :


1. Kertas kerja dibagi menjadi tiga bagian yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan saldo
laba, dan neraca. Seluruh baris terakhir dipindahkan ke bagian bawah laporan peruubahan
saldo laba; seluruh baris terakhir dipindahkan ke bawah bagian dari neraca
2. Karena kantor pusat mencatat laba dari cabang denpasar pada pembukuannya, total laba di
kolom pertama sama dengan total laba kolom terakhir
3. Akun laba cadang denpasar dan investasi di cabang denpasar dieliminasi dengan ayat jurnal
E (24) bersama dengan saldo akun kantor pusat cabang denpasar sebelum penutupan. Sisa
saldo akun kantor pusat dieliminasi dengan membawa turun total debit dan kredit dari
bagian laba rugi dari kertas kerja
4. Akun kantor pusat cabang menggantikan saldo laba dalam neraca saldo cabang di kertas
kerja bagian saldo laba dan neraca
5. Laba anbtarperushaan belum terealisasi sebesar Rp.5.000.000 di neraca saldo lantor pusat
dieleminasi pada ayat jurnal E (25) dan nilai tercatat persediaan cabang dikurangi menjadi
sebesar harga perolehan awal persediaan menurut perushaan
6. Laba terealisasi atas poengiriman ke cabang sebesar Rp.35.000.000 termasuk dalam neraca
saldo kator pusat sama dengan total laba antar perusahaan periode berjalan (Rp.110.000.000
Rp.70.000.000) dikurangi Rp.5.000.000 laba perushaan belum terealisasi di akhir tahun.
Beban harga pokok penjualan dikurangi menjadi sebesar biaya awalpersediaan yang dijual
menurut perushaan (kantor pusat)
7. Seperti halnya kertas kerja bab sebelumnya, total debit dan kredit di bagian neraca harus
sama, dan jumlah debit dan kredit di ayat jurnal eleminasi dikertaskerja bagian paling bawah
juga harus sama
Ayat-ayat jurnal kantor pusat Pt Ultra dan cabang 19X1
Pembukuan kantor pusat
(a)Invest.cbg dps
Kas
Peralatan
(b) Persediaan
Utang dagang
(c) Invest. cbg dps
Persediaan

Pembukuan kantor cabang

130.000.000
30.000.000
100.000.000
260.000.000
260.000.000
110.000.000
Laba

40.000.000
(d) Piutang dagang
Penjualan
Beban HPP
Persediaan
Kas
Piutang dagang
(e) Kas

70.000.000
antarperusahaan

Kas
30.000.000
Peralatan
100.000.000
Kantor pusat
130.000.000
Persediaan
50.000.000
Utang dagang
50.000.000
Persediandr ktr pst
110.000.000
Kantor pusat
110.000.000
Piutang dagang

200.000.000
Penjualan

500.000.000
500.000.000
254.000.000
254.000.000
480.000.000
480.000.000
70.000.000

200.000.000
Beban HPP
128.000.000
Persediaan
38.000.000
Persediaan-dari ktr pst
90.000.000
Kas
158.000.000
Piutang dagang
158.000.000
Kantor pusat

70.000.000
13

Invest.cbg dps
(f) Beban operasi
Utang dagang
(g) Utang dagang
Kas

70.000.000
133.000.000
133.000.000
390.000.000
390.000.000

(h) Dividen diumumkan 50.000.000


Kas
50.000.000
(i) Beban penyusutan
30.000.000
Akumulasi
penyusutan
30.000.000
(j) Laba antarperushaan
belum terealisasi
35.000.000
Laba terealisasi atas
pengiriman ke cbg
35.000.000

Sjh J Jurnal penutup


Inve Investasi cbg dps
L

Kas
Beban operasi
Utang dagang
Utang dagang

32.00.000

Laba cbg dps

70.000.000
34.000.000
34.000.000
77.000.000
Kas

77.000.000

Beban penyusutan
6.000.000
Akumulasi penyusutan
6.000.000

Penjualan
32.000.000
Beban HPP

200.000.000
128.000.000
Beban operasi

Mencatat laba dari cbg dps

34.000.000
Nb Penjualan
500.000.000
Beban penyusutan
6.000.000
L Laba cbg dps
32.000.00
Ikthisar laba rugi
32.000.000
Laba terealisasi
Menutup akun pendapatan dan beban
Atas pengiriman ke cbg 35.000.000
Ikthisar laba rugi
32.000.000
Beban HPP
254.000.000
Kantor pusat
32.000.000
Beban operasi
133.000.000
Beban penyusutan
30.000.000
Ikhtisar laba rugi
150.000.000
Menutup akun pendapatan dan beban

Ikthisar laba rugi


Saldo laba

150.000.000
150.000.000

Menutup ikhtisar laba rugi

Saldo laba
50.000.000
Dividen diumumkan
50.000.000
sald

Transaksi antar cabang


Cabang-cabang yang terlibat dalam transfer antar cabang umumnya mencatat transaksi
transfer seolah-olah terkait dengan kantor pusat disbanding dengan cabang lainnya.
Misalnya cabang medan PT jaya mentransfer kas sebesar Rp.5.000.000 dengan persediaan
senialai Rp.10.000.000 ke cabang padang kemudian cabang medan mencatatnya dengan
ayat jurnal
B (28) Kantor pusat
Kas
Persediaan

15.000.000

B (29) Kas
Persediaan

5.000.000
10.000.000

5.000.000
10.000.000

14

Kantor pusat

15.000.000

B (30) Investasi cbg padang


Investasi cbg medan

15.000.000
15.000.000

31 Desember 19X1, kertas kerja PT Ultra Laporan keuangan gabungan kantor pusat dan cabang
Pos

Kantor pusat

Cabang dps
Debit

Penjualan
Laba cbg dps
Laba telah
terealisasi atas
pengiriman ke
cbg
Kredit
Beban HPP
Penyusutan
Beban lainya
Debit
Saldo laba 1
Januari
Kantro pusat
sebelum
penutupan
Laba neto dari
atas
Dividen
diumumkan
Saldo laba 31
desember
dibawa
kebawah
Kas
Piutang dgang
Persediaan
Persediaandari kantor pst
Tanah
Bangunan dan
Bngnan dan
peralatan
Invet. cbg dps
Debit
Akumulasi
penyusutan
Utang dagang
Saham biasa
Saldo laba
(dan ktr pst)
dari atas
Labaantarperu
shaan blm

500.000.000
32.000.000
35.000.000
567.000.000
254.000.000
30.000.000
33.000.000
(417.000.000)
150.000.000
285.000.000

200.000.000

200.000.000
128.000.000
6.000.000
34.000.000
(168.000.000)
32.000.000
67.000.000

32.000.000
202.000.00

385.000.000

202.000.000

47.000.000
75.000.000
52.000.000

41.000.000
42.000.000
12.000.000
20.000.000

25)35.000.000

35.000.000

700.000.000
347.000.000
36.000.000
167.000.000
(550.000.000)
150.000.000
285.000.000

67.000.000

35.000.000

150.000.000
435.000.000
(50.000.000)

237.000.000

35.000.000

385.000.000

26)5.000.000
27)15.000.000

88.000.000
117.000.000
79.000.000

24)170.000.000

27)

15.000.000

105.000.000
645.000.000

100.000.000
24)202.000.000

215.000.000
6.000.000

31.000.000
500.000.000

7.000.000

385.000.000

202.000.000

215.000.000

1
.034.000.000
111.000.000
38.000.000
500.000.000

237.000.000
26)

5.000.000
1.026.000.000

700.000.000
25)35.000.000

170.000.000

202.000.000
1.026.000.000
105.000.000

Gabungan

24)32.000.000

150.000.000
435.000.000
(50.000.000)

105.000.000
545.000.000

Eliminations
Kredit

35.000.000

385.000.000

5.000.000

257.000.000

257.000.000
15

terealisasi
Kredit

1.034.000.000

Laba belum terealisasidi persediaan awal cabang


Laba antaperusahaan yang termasuk dalam persediaan awal cabang diakui pada pembukiaan awal
kantor pusat sebagai laba terealisasi ketika persediaantelah dijual oleh cabang. Perlakuannya sama
seperti jika transfer terjadi saat periode berjalan.

Laporan Keuangan 19X1 PT Ultra


PT Ultra
Laporan Laba Rugi
Untuk periode tahun 19X1
Penjualan
Beban harga pokok penjualan
Laba bruto
Beban :
Penyusutan
Beban lain
Laba neto

Rp.700.000.000
(347.000.000)
Rp.353.000.000
Rp.36.000.000
167.000.000

(203.000.000)
Rp.150.000.000

PT Ultra
Laporan Perubahan Saldo Laba
Untuk periode tahun 19X1
Saldo laba, 1 Januari 19X1
Laba neto 19X1
Dikurangi : dividen
Saldo laba 31 Desember 19X1

Rp.285.000.000
150.000.000
(50.000.000)
Rp.385.000.000

PT Ultra
Neraca
31 Desember 19X1
Aset :
Kas
Piutang dagang
Persediaan
Tanah
Bangunan dan

Rp.88.000.000
117.000.000
79.000.000
105.000.000

Rp.88.000.000

16

Peralata
Dikurangi:
akm.penyusutan
Total aset

Rp.645.000.000
(111.000.000)

Saham biasa 500.000.000


Saldo laba
385.000.000 885.000.000
534..000.000
Rp.923.000.000
Rp.923.000.000

REFRENSI
Baker, Richad E. 2013.Akuntansi keuangan lanjutan.Buku 2,Salemba Empat : Jakarta

17

Vous aimerez peut-être aussi