Vous êtes sur la page 1sur 23

1

REFERAT THT
ANATOMI DAN FISIOLOGI
KESEIMBANGAN

DISUSUN OLEH :
DIAZ RANDANIL
1102009081

PRESEPTOR
dr. H. Gunawan Kurnaedi, Sp. THT-KL
dr. Elananda, Sp.THT-KL

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN RSU Dr.
SLAMET GARUT
PERIODE 26 MEI 2014 27 JUNI 2014

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penulisan

referat

KESEIMBANGAN

dengan
yang

judul
disusun

ANATOMI

dalam

rangka

DAN
memenuhi

FISIOLOGI
persyaratan

kepaniteraan di bagian THT RSU dr. Slamet Garut.


Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1.

Dr. H. W. Gunawan Kurnaedi Sp.THT-KL selaku kepala SMF dan


konsulen THT RSU dr. Slamet Garut yang telah banyak membimbing dan
memberikan ilmu kepada penyusun.

2.

Dr. Elananda Sp.THT-KL selaku Konsulen THT RSU dr. Slamet Garut
yang telah banyak membimbing dan memberikan ilmu kepada penyusun.

3.

Dr. Sofyan Sp.THT dosen Ilmu Kedokteran THT FK Universitas YARSI


yang telah memberi bimbingan serta pengajaran kepada penyusun selama ini.

4.

Para perawat di poliklinik THT yang telah banyak membantu penyusun


dalam kegiatan klinik sehari-hari.

5.

Orang tua dan keluarga yang tidak pernah berhenti memberi kasih sayang,
mendoakan dan memberi dukungan kepada penyusun.

6.

Teman-teman sejawat yang telah banyak memberikan inspirasi dan


dukungannya.
Penyusun menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, untuk itu

penyusun mengharapkan kritik serta saran. Semoga dengan adanya referat ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi semua pihak.

Wassalamualaikum Wr. Wb
Garut, Juni 2014
Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 1
DAFTAR ISI
................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
........................................................................7
BAB III KESIMPULAN 22
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................23

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Telinga adalah salah satu alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar
suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa
yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri.
Dalam praktek sehari-hari banyak pasien mengeluhkan masalah pada bagian telinga,
oleh sebab itu diperlukan pengetahuan akan anatomi serta fisiologi telinga. Anatomi
dan fisiologi ini perlui dipahami untuk dapat menjelaskan secara detail posisi atau
letak terjadinya kelainan, maupun fungsi dari organ-organ yang terkait didalamnya. 1, 2
Untuk tujuan deskriptif, telinga dibagi menjadi tiga bagian, telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam. Pembagian ini dapat mempermudah memahami
anatomi telinga secara langsung. Telinga juga terdiri dari beberapa otot yang
melapisinya, tulang-tulang pendengaran, perdarahan, dan persarafan, yang akan
dijelaskan lebih lanjut dalam referat ini. 1, 2
Telinga luar terdiri atas auricula dan meatus akustikus eksternus. Telinga
tengah yang merupakan sebuah ruangan yang berisi udara yang mempunyai batasbatas bagian lateral adalah membran timpani, batas anterior adalah tuba eustachius,
batas inferior vena jugularis, batas posterior adalah auditus ad antrum, batas superior
adalah tegmen timpani, dan batas medial adalah telinga dalam. Telinga tengah juga

terdiri dari tulang-tulang pendengaran maleurs, incus, dan stapes yang saling
berhubungan. Sedangkan telinga dalam terdiri dari koklea, dan vestibuler. 1, 2
Fisiologi telinga berguna untuk mengetahui proses dari fungsi organ tersebut.
Dalam laporan ini akan dijelaskan lebih lanjut bagaimana fisiologi telinga sebagai
fungsi pendengaran dan keseimbangan. 1, 2

1.2 TUJUAN PENULISAN


Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui fisiologi telinga
berguna untuk mengetahui proses dari fungsi organ tersebut. Dalam laporan ini
akan dijelaskan lebih lanjut bagaimana fisiologi telinga bagian dalam sebagai
fungsi pendengaran dan keseimbangan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Telinga Dalam
Telinga dalam terletak di dalam pars petrosa ossis temporalis, medial terhadap
telinga tengah dan terdiri atas (1) telinga dalam osseus, tersusun dari sejumlah rongga
di dalam tulang; dan (2) telinga dalam membranaceus, tersusun dari sejumlah saccus
dan ductus membranosa di dalam telinga dalam osseus.3

Rudolf Probst, et.all : Basic Otorhinolaryngology , Stuttggart,


Embriologi
& vestibulum
Germany.
Georgpembentukan
Thieme Verlag. koklea
2006, p 15

2.1.1 Telinga Dalam Osseus


Telinga dalam osseus terdiri atas tiga bagian: vestibulum, canalis semicircularis,
dan cochlea. Ketiganya merupakan rongga-rongga yang terletak di dalam substantia
kompakta tulang, dan dilapisi oleh endosteum serta berisi cairan bening, yaitu
perilimpa, yang di dalamnya terdapat labyrinthus membranaceus.
Vestibulum, merupakan bagian tengah telinga dalam osseus, terletak posterior
terhadap cochlea dan anterior terhadap canalis semisircularis. Pada dinding lateralnya
terdapat fenestra vestibuli yang ditutupi oleh basis stapedis dan ligamentum
annularenya, dan fenestra cochleae yang ditutupi oleh membran timpani sekunder. Di
3

dalam vestibulum terdapat sacculus dan utriculus telinga dalam membranaceus.


Ketiga canalis semicircularis, yaitu canalis semicircularis superior, posterior,
dan lateral bermuara ke bagian posterior vetibulum. Setiap canalis mempunyai sebuah
pelebaran di ujungnya disebut ampulla. Canalis bermuara ke dalam vestibulum

melalui lima lubang, salah satunya dipergunakan bersama oleh dua canalis. Di dalam
canalis terdapat ductus semicircularis. 3,4
Canalis semicircularis superior terletak vertikal dan terletak tegak lurus
terhadap sumbu panjang os petrosa. Canalis semicircularis posterior juga vertikal,
tetapi terletak sejajar dengan sumbu panjang os petrosa. Canalis semicircularis
lateralis terletak horizontal pada dinding medial aditus ad antrum, di atas canalis
nervus facialis.

Gambar labirin bagian membrane labirin bagian tulang, Telinga Dalam

Cochlea berbentuk seperti rumah siput, dan bermuara ke dalam bagian


anterior vestibulum. Umumnya terdiri atas satu pilar sentral, modiolus cochleae, dan
modiolus ini dikelilingi tabung tulang yang sempit sebanyak dua setengah putaran.
Setiap putaran berikutnya mempunyai radius yang lebih kecil sehingga bangunan
keseluruhannya berbentuk kerucut. Apex menghadap anterolateral dan basisnya ke
posteromedial. Putaran basal pertama dari cochlea inilah yang tampak sebagai
promontorium pada dinding medial telinga tengah.

Modiolus mempunyai basis yang lebar, terletak pada dasar meatus acusticus
internus. Modiolus ditembus oleh cabang-cabang n. cochlearis. Pinggir spiral, yaitu
lamina spiralis, mengelilingi modiolus dan menonjol ke dalam canalis dan membagi
canalis ini. Membran basilaris terbentang dari pinggir bebas lamina spiralis sampai ke
dinding luar tulang, sehingga membelah canalis cochlearis menjadi scala vestibuli di
sebelah atas dan scala timpani di sebelah bawah. Perilympha di dalam scala vestibuli
dipisahkan dari cavum timpani oleh basis stapedis dan ligamentum annulare pada
fenestra vestibuli. Perilympha di dalam scala tympani dipisahkan dari cavum timpani
oleh membrana tympani secundaria pada fenestra cochleae.
2.1.2

Telinga Dalam Membranaseus


Telinga dalam membranaceus terletak di dalam telinga dalam osseus, dan

berisi endolympha dan dikelilingi oleh perilympha. telinga dalam membranaceus


terdiri atas utriculus dan sacculus, yang terdapat di dalam vestibulum osseus; tiga
ductus semicircularis, yang terletak di dalam canalis semicircularis osseus; dan ductus
cochlearis yang terletak di dalam cochlea. Struktur-struktur ini sating berhubungan
dengan bebas.
Utriculus adalah yang terbesar dari dua buah saccus vestibuli yang ada, dan
dihubungkan tidak langsung dengan sacculus dan ductus endolymphaticus oleh
ductus utriculosaccularis.
Sacculus berbentuk bulat dan berhubungan dengan utriculus, seperti sudah
dijelaskan di atas. Ductus endolymphaticus, setelah bergabung dengan ductus
utriculosaccularis akan berakhir di dalam kantung buntu kecil, yaitu saccus
endolymphaticus. Saccus ini terletak di bawah duramater pada permukaan posterior
pars petrosa ossis temporalis.
Pada dinding utriculus dan sacculus terdapat reseptor sensorik khusus yang peka
terhadap orientasi kepala akibat gaya berat atau tenaga percepatan lain.
Ductus semicircularis meskipun diameternya jauh lebih kecil dari canalis
semicircularis, mempunyai konfigurasi yang sama. Ketiganya tersusun tegak lurus
satu terhadap lainnya, sehingga ketiga bidang terwakili. Setiap kali kepala mulai atau
berhenti bergerak, atau bila kecepatan gerak kepala bertambah atau berkurang,

10

kecepatan gerak endolympha di dalam ductus semicircularis akan berubah


sehubungan dengan hal tersebut terhadap dinding ductus semicircularis. Perubahan
ini dideteksi oleh receptor sensorik di dalam ampulla ductus semicircularis.
Ductus cochlearis berbentuk segitiga pada potongan melintang dan
berhubungan dengan sacculus melalui ductus reuniens. Epitel sangat khusus yang terletak di atas membrana basilaris membentuk organ Corti (organ spiralis) dan
mengandung reseptor-reseptor sensorik untuk pendengaran. 7

2.2 Anatomi Organ Keseimbangan Pada Telinga


Alat vestibuler (alat keseimbangan) terletak ditelinga dalam (labirin),
terlindungi oleh tulang yang paling keras yang dimiliki oleh tubuh. Labirin secara
umum adalah telinga dalam, tetapi secara khusus dapat diartikan sebagai alat
keseimbangan. Labirin terdiri atas labirin tulang dan labirin membran. Labirin
membran terletak dalam labirin tulang dan bentuknya hampir menurut bentuk labirin
tulang. Antara labirin tulang dan labirin membran terdapat perilimfa (tinggi natrium
rendah kalium), sedangkan endolimfa (tinggi kalium dan rendah natrium) terdapat di
dalam labirin membran. Berat jenis cairan endolimfa lebih tinggi dari pada cairan
perilimfa. Ujung saraf vestibuler berada dalam labirin membran yang terapung dalam
perilimfa, yang berada dalam labirin tulang. Tulang labirin, terdiri dari bagian
vestibuler (kanalis semisirkularis, utriculus, sacculus) dan bagian koklea. Setiap
labirin terdiri dari 3 kanalis semi sirkularis (kss), yaitu kss horizontal (lateral), kss
anterior (superior), dan kss posterior (inferior).3,4
Utrikulus dan sakulus mengandung makula yang diliputi oleh sel-sel rambut.
Menutupi sel-sel rambut ini adalah suatu lapisan gelatinosa yang ditembus oleh silia
dan pada lapisan ini terdapat pula otolit yang mengandung kalsium dan dengan berat
jenis yang lebih besar daripada endolimfe. Karena pengaruh gravitasi, maka gaya dari

11

otolit akan membengkokkan silia sel-sel rambut dan menimbulkan rangsangan pada
reseptor.5,6
Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui suatu duktus yang sempit yang
juga merupakan saluran menuju sakus endolimfatikus. Makula utrikulus terletak pada
bidang yang tegak lurus terhadap makula sakulus. Ketiga kanalis semisirkularis
bermuara pada utrikulus. Masing-masing kanalis mempunyai suatu ujung yang
melebar membentuk ampula dan mengandung sel-sel rambut krista. Sel- sel rambut
menonjol pada pada suatu kupula gelatinosa. Gerakan endolimfe dalam kanalis
semisirkularis akan menggerakan kupula yang selanjutnya akan membengkokkan
silia sel-sel rambut krista dan merangsang sel reseptor.

12

Jalur saraf yang dilalui dimulai dari nervus-nervus dari utriculus, saculus dan kanalis
semisirkularis membentuk suatu ganglion vestibularis. Jalur keseimbangan terbagi 2
neuron; neuron ke 1; Sel-sel bipolar dari ganglion vestibularis. Neurit-neurit
membentuk N. Vestibularis dari N. Vestibulocochlearis pada dasar liang pendengaran
dalam dan menuju nuklei vestibularis. Nuklei ke 2 dari Nucleus vestibularis lateralis
(inti Deiters) keluar serabut-serabut yang menuju Formatio retikularis, ke inti-inti
motorik saraf otak ke III, IV dan V (melalui Fasciculus longitudinalis medialis), ke
Nuclei Ruber dan sebagai Tractus vestibulospinalis didalam batang depan dari
sumsum tulang belakang. Dari Nuclei vestibularis medialis (inti Schwable) dan
Nucleus

vestibularis

inferior

(inti

Roller)

muncul

bagian-bagian

Tractus

vedtibulospinal dan hubungan-hubungan kearah Formatio Retikularis. Nucleus


vestibularis superior (inti Bechterew) mengirimkan antara lain serabut-serabut untuk
otak kecil. 4,5

13

2.3 Fisiologi Keseimbangan


Selain perannya dalam pendengaran yang bergantung pada koklea,
telinga dalam memiliki komponen khusus lain, yaitu aparatus vestibularis, yang
memberikan informasi yang penting untuk sensasi keseimbangan dan untuk
koordinasi gerakan gerakan kepala dengan gerakan gerakan mata dan postur
tubuh. Aparatus vestibularis terdiri dari dua set struktur yang terletak di dalam tulang
temporalis di dekat koklea- kanalis semisirkularis dan organ otolit, yaitu utrikulus dan
sarkulus.

14

Apartus vestibularis mendeteksi perubahan posisi dan gerakan


kepala.seperti di koklea, semua komponen aparatus vestibularis mengandung
endolimfe dan dikelilingi oleh perilimfe. Juga, serupa dengan organ korti, komponen
vestibuler masing masing mengandung sel rambut yang berespon terhadap
perubahan bentuk mekanis yang dicetuskan oleh gerakan gerakan spesifik
endolimfe. Seperti sel sel rambut auditorius,reseptor vestibularis juga dapat
mengalami depolarisasi atau hiperpolarisasi, tergantung pada arah gerakan cairan.3,5
Kanalis semisirkularis mendeteksi akselerasi atau deselerasi anguler
atau rotasional kepala, misalnya ketika memulai atau berhenti berputar, berjungkir
balik, atau memutar kepala. Tiap tiap telinga memiliki 3 kanalis semisirkularis yang
secara tiga dimensi tersusun dalam bidang bidang yang tegak lurus satu sama lain.
Sel- sel rambut reseptif di setiap kanalis semisirkularis terletak di atas suatu
bubungan ( ridge ) yang terletak di ampula, suatu pembesaran dipangkal kanalis.
Rambut rambut terbenam dalam suatu lapisan gelatinosa seperti topi diatasnya yaitu
kupula yang menonjol kedalam endolimfe di dalam ampula. Kupula bergoyang sesuai
arah gerakan cairan seperti gangang laut yang mengikuti arah gelombang air.
Pada kanalis semisirkularis polarisasi sama pada seluruh sel rambut pada tiap
kanalis dan pada rotasi sel-sel dapat tereksitasi dan terinhibisi. Ketiga kanalis ini
hampir tegak lurus satu dengan lainnya, dan masing-masing kanalis dari satu telinga
terletak hampir pada bidang yang sama dengan kanalis telinga satunya. Dengan
demikian terdapat tiga pasang kanalis; horisontal kiri-horisontal kanan, anterior kiriposterior kanan, posterior kiri anterior kanan. Pada waktu rotasi salah satu dari
pasangan kanalis akan tereksitasi sementara satunya akan terinhibisi. Misalnya bila
kepala pada posisi lurus normal dan terdapat percepatan dalam bidang horisontal
yang menimbulkan rotasi ke kanan maka serabu-serabut aferen dari kanalis horisontal
kanan akan tereksitasi sementara serabut serabut yang kiri akan terinhibisi. Jika rotasi

15

pada bidang vertikal misalnya rotasi kedepan maka kanalis anterior kiri dan kanan
kedua sisi akan tereksitasi sementara kanalis posterior akan terinhibisi.
Akselerasi ( percepatan ) atau deselerasi ( perlambatan) selama rotasi kepala
ke segala arah menyebabkan pergerakan endolimfe, paling tidak disalah satu kanalis
semisirkularis karena susunan tiga dimensi kanalis tersebut. Ketika kepala mulai
bergerak saluran tulang dan bubungan sel rambut yang terbenam dalam kupula
bergerak mengikuti gerakan kepala.namun cairan didalam kanalis yang tidak melekat
ke tengkorak mula mula tidak ikut bergerak sesuai arah rotasi, tetapi tertinggal di
belakang karena adanya inersia ( kelembaman ). ( karena inersia, benda yang diam
akan tetap diam, dan benda yang bergerak akan tetap bergerak,kecuali jika ada suatu
gaya luar yang bekerja padanya dan menyebabkan perubahan.) ketika endolimfe
tertinggal saat kepala mulai berputar, endolimfe yang terletak sebidang dengan
gerakan kepala pada dasarnya bergeser dengan arah yang berlawanan dengan arah
gerakan kepala ( serupa dengan tubuh anda yang miring ke kanan sewaktu mobil
yang anda tumpangi berbelok ke kiri ). Gerakan cairan ini menyebabkan kupula
condong kearah yang berlawanan dengan arah gerakan kepala, membengkokan
rambut rambut sensorik yang terbenam di bawahnya. Apabila gerakan kepala
berlanjut dalam arah dan gerakan yang sama, endolimfe akan menyusul dan bergerak
bersama kepala, sehingga rambut rambut kembali ke posisi tegak mereka. Ketika
kepala melambat dan berhenti, keadaan yang sebaliknya terjadi. Endolimfe secara
singkat melanjutkan diri bergerak searah dengan rotasi kepala, sementara kepala
melambat untuk berhenti. Akibatnya kupula dan rambut- rambutnya secara sementara
membengkok sesuai dengan arah rotasi semula, yaitu berlawanan dengan arah mereka
membengkok ketika akselerasi. Pada saat endolimfe secara bertahap berhenti, rambut
rambut kembali tegak. Dengan demikian, kanalis semisirkularis mendeteksi
perubahan kecepatan gerakan rotasi kepala. Kanalis tidak berespon jika kepala tidak
bergerak atau ketika bergerak secara sirkuler dengan kecepatan tetap.

16

Secara morfologi sel rambut pada kanalis sangat serupa dengan sel rambut
pada organ otolit. Rambut rambut pada sel rambut vestibularis terdiri dari 20 -50
stereosilia yaitu mikrofilus yang diperkuat oleh aktin dan satu silium, kinosilium.
Setiap sel rambut berorientasi sedemikian rupa, sehingga sel tersebut mengalami
depolarisasi ketika stereosilianya membengkok kearah kinosilium; pembengkokan
kearah yang berlawanan menyebabkan hiperpolarisasi sel.sel sel rambut
membentuk sinaps zat perantara kimiawi dengan ujung ujung terminal neuron
aferen yang akson aksonnya menyatu dengan akson struktur vestibularis lain untuk
membentuk saraf vestibularis.saraf ini bersatu dengan saraf auditorius dari koklea
untuk membentuk saraf vestibulo koklearis. Depolarisasi sel rambut meningkatkan
kecepatan pembentukan potensial aksi diserat serat aferen; sebaliknya, ketika sel
sel rambut mengalami

hiperpolarisasi, frekuensi potensial aksi diserat aferen

menurun.
Sementara kanalis semisirkularis memberikan informasi mengenai
perubahan rotasional gerakan kepala kepada SSP, organ otolit memberikan informasi
mengenai posisi kepala relatif terhadap gravitasi dan mendeteksi perubahan dalam
kecepatan gerakan liniear ( bergerak dalam garis lurus tanpa memandang arah ).
Utrikulus dan sarkulus adalah struktur seperti kantung yang terletak di
dalam rongga tulang yang terdapat diantara kanalis semisirkularis dan koklea.
Rambut rambut pada sel sel rambut reseptif di organ organ ini juga menonjol
kedalam suatu lembar gelatinosa diatasnya, yang gerakannya menyebabkan
perubahan posisi rambut serta menimbulkan perubahan potensial di sel rambut.
Terdapat banyak kristal halus kalsium karbonat otolit ( batu telinga ) yang
terbenam dalam lapisan gelatinosa, sehingga lapisan tersebut lebih berat dan lebih
lembam ( inert ) daripada cairan di sekitarnya. Ketika seseorang berada dalam posisi
tegak, rambut- rambut di dalam utikulus berorientasi secara vertikal dan rambutrambut sarkulus berjajar secara horizontal.

17

Masa gelatinosa yang mengandung otolit berubah posisi dan membengkokan


rambut rambut dalam dua cara :
1.

Ketika kepala digerakkan ke segala arah selain vertikal (yaitu selain tegak dan
menunduk ), rambut rambut membengkok sesuai dengan arah gerakan kepala karena
gaya gravitasi yang mendesak bagian atas lapisan gelatinosa yang berat. Di dalam
utrikulus tiap tiap telinga, sebagian berkas sel rambut diorientasikan untuk
mengalami depolarisasi dan sebagian lagi mengalami hiperpolarisasi ketika kepala
berada dalam segala posisi selain tegak lurus. Dengan demikian SSP menerima pola
pola aktivitas saraf yang berlainan tergantung pada posisi kepala dalam kaitannya
dengan gravitasi )

2.

Rambut rambut utrikulus juga berubah posisi akibat setiap perubahan dalam
gerakan linier horizontal ( misalnya bergerak lurus kedepan, kebelakang, atau
kesamping ). Ketika seseorang mulai berjalan kedepan, bagian atas membran otolit
yang berat mula mula tertinggal di belakang endolimfe dan sel sel rambut karena
inersianya yang lebih besar. Dengan demikian rambut rambut menekuk kebelakang,
dalam arah yang berlawanan dengan arah gerakan kepala yang kedepan. Jika
kecepatan berjalan di pertahankan lapisan gelatinosa segera menyusul dan bergerak
dengan kecepatan yang sama dengan kepala sehingga rambut rambut tidak lagi
menekuk. Ketika orang tersebut berhenti berjalan, lapisan otolit secara singkat terus
bergerak kedepan ketika kepala melambat dan berhenti, membengkokan rambut
rambut kearah depan. Denga demikian sel sel rambut utrikulus mendeteksi
akselerasi atau deselerasi linier horizontal, tetapi tidak memberikan informasi
mengenai gerakan lurus yang berjalan konstan. 3,5,7

18

Sarkulus mempunyai fungsi serupa dengan utrikulus, kecuali bahwa ia berespon


secara selektif terhadap kemiringan kepala menjauhi posisi horizontal ( misalnya
bangun dari tempat tidur ) dan terhadap akselerasi atau deselerasi liner vertikal
( misalnya meloncat loncat atau berada dalam elevator ).4,5
Sinyal sinyal yang berasal dari berbagai komponen apartus vestibularis dibawa
melalui saraf vestibulokoklearis ke nukleus vestibularis, satu kelompok badan sel

19

saraf di batang otak, dan ke sereberum.di sini informasi vestibuler diintegrasikan


dengan masukan dari permukaan kulit, mata, sendi, dan otot, untuk :
1. mempertahankan keseimbangan dan postur yang diinginkan;
2. mengontrol otot mata eksternal, sehingga mata tetap terfikasasi ke titik yang sama
walaupun kepala bergerak; dan
3. mempersepsikan gerakan dan orientasi.
Reflek vestibularis berjalan menuju SSP dan bersinap pada neuron inti vestibularis di
batang otak. Selanjutnya neuron vestibularis menuju kebagian lain dari otak, sebagian
langsung menuju motoneuron yang mensarafi otot-otot ekstraokular dan motoneuron
spinalis yang lain menju formatia retikularis batang otak, serebelum dan lainnya.
Hubungan-hubungan langsung inti vestibularis dengan motoneuron ekstraokular
merupakan suatu jaras yang penting dalam mengendalikan gerakan mata dan reflek
vestibulo-okularis (RVO). RVO adalah gerakan mata yang mempunyai suatu
komponen lambat berlawanan arah dengan putaran kepala dan suatu komponen
cepat yang searah dengan putaran kepala. Komponen lambat mengkompensasi
gerakan kepala dan berfungsi menstabilkan suatu bayangan pada retina. Komponen
cepat berfungsi untuk kembali mengarahkan tatapn ke bagian lain dar lapangan
pandangan. Perubahan arah gerakan mata selama rangsang vestibularis merupakan
suatu contoh dari nistagmus normal. 4,5
Beberapa individu, karena alasan yang tidak di ketahui, sangat pekak terhadap
gerakan gerakan tertentu yang mengaktifkan aparatus vestibularis dan
menyebabkan gejala pusing ( dizziness ) dan mual; kepekaan ini disebut mabuk
perjalan ( motion sickness ). Kadang kadang ketidak seimbangan cairan di telinga
dalam menyebabkan penyakit menier. Karena baik aparatus vestibularis maupun
koklea mengandung cairan telinga dalam yang sama, timbul gejala keseimbangan
dan pendengaran. Penderita mengalami serangan sementara vertigo ( pusing 7
keliling ) yang hebat disertai suara berdenging di telinga dan gangguan pendengaran.

20

Selama serangan itu, penderita tidak dapat berdiri tegak dan melaporkan perasaan
bahawa dirinya atau benda benda di sekelilingnya terasa berputar. 6
Serebellum,yang melekat kebelakang bagian atas batang otak,terletak di bawah lobus
oksipitalis korteks. Serebelum terdiri dari tiga bagian yang scara fungsional berbeda.
Bagian bagian ini memiliki rangkaian masukan dan keluaran dan, dengan demikian
memiliki fungsi yang berbeda beda5 :
1.

Vestibuloserebellum penting untuk untunk mempertahankan keseimbangan dan

2.

mengontrol gerak mata.


Spinoserebelum mengatur tonus oto dan gerakan volunter yang terampil dan

3.

terkoordinasi.
Serebroserebelum berperan dalam perencanaan dan inisiasi aktifitas volunter dengan
memberikan masukan ke daerah daerah motorik korteks. Bagian ini juga merupakan
daerah serebelum yang terlibat dalam ingatan prosedural.
Berbagai gejala yang menandai penyakit serebelum semuanya dapat dikaitkan dengan
hilangnya fungsi fungsi tersebut, antara lain adalah gangguan keseimbangan,
nistagmus, penurunan tonus otot tetapi tanpa paralisis. 4

21

BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa telinga merupakan


salah satu organ tubuh yang kompleks, memiliki struktur khusus yang memiliki
fungsi pendengaran dan keseimbangan.
Telinga dibagi menjadi 3 bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan

telinga dalam. Telinga luar berfungsi sebagai penghantar gelombang suara dari
lingkungan luar ke telinga tengah dengan menggetarkan membran timpani, telinga
tengah berfungsi untuk menghantarkan suara ke telinga dalam melalui tulangtulang pendengaran, dan telinga dalam berfungsi untuk mengubah getaran suara
menjadi energi listrik dan nantinya akan dihantarkan ke pusat auditorik di otak.

22

Selain itu, di telinga dalam terdapat struktur anatomi yang disebut aparatus
vestibular yang berfungsi sebagai pusat keseimbangan.

DAFTAR PUSTAKA
18

1.

Ballantyne J and Govers J : Scott Browns Disease of the Ear, Nose, and
Throat. Publisher: Butthworth Co.Ltd. : 1987, vol. 5

2.

Boies, adams. Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. EGC. Jakarta .1997

3.

Arsyad Soepardi, Efiaty; Nurbaiti Iskandar, Jenny Bashiruddin, Ratna Dwi


Resuti. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Leher;
Edisi keenam. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2007.

4.

Sherwood Laurale; Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Penerbit:


EGC. Jakarta 2006.

5.

Hall, John E. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. Publisher:


Saunders 2010.

23

6.

Bashiruddin, J., Hadjar, E., dan Alviandi, W. (2007) Gangguan keseimbangan


dalam buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher. Jakarta :

7.

Balai penerbit FKUI; h. 94-101


Sutedja, W. (2012) LBM III duniaku berputar. From :
http://www.scribd.com/doc/90618831/LBM-III, 10 Januari 2013

19

Vous aimerez peut-être aussi