Vous êtes sur la page 1sur 8

ANALISIS VITAMIN DENGAN BAHAN SEDERHANA DALAM

BAHAN MAKANAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah Kimia Analisis Air dan Bahan Makanan

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Murbangun Nuswowati, M.Si

OLEH :
JUNIARTI IKA
(0402514035)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA (KIMIA, S2)


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vitamin merupakan senyawa organik yang sangat esensial bagi kesehatan dan
pertumbuhan manusia meskipun di dalam tubuh diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
Vitamin memiliki fungsi penting dalam proses metabolisme setiap tubuh manusia tetapi
tubuh tidak bisa menghasilkan vitamin. Pada dasarnya, vitamin digunakan tubuh untuk dapat
bertumbuh dan berkembang secara normal. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan
vitamin, manusia dianjurkan untuk mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung
banyak vitamin, seperti buah-buahan dan sayuran.
Vitamin merupakan komponen penting dalam suatu bahan, khususnya bahan pangan
karena kandungannya menentukan nilai nutrisi dari bahan tersebut. Vitamin C adalah salah
satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal
berbagai penyakit. Vitamin C dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam
askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal
berbagai radikal bebas ekstraselular. Vitamin C dalam proses metabolisme tubuh berperan
sebagai koenzim. Pemenuhan kebutuhan vitamin C bisa diperoleh dengan mengonsumsi
buah-buahan seperti jeruk, tomat, arberi, stoberi, dan sayuran seperti aspargus, kol, kentang
serta susu mentega, ikan dan hati.
B. Tujuan :
Untuk mengetahui kandungan vitamin C yang terdapat pada beberapa bahan makanan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu vitamin yang bersifat larut dalam
air, tidak dapat disintesis dalam tubuh manusia. Peranan vitamin C yang banyak dikenal
yaitu dapat mencegah dan mengobati penyakit sariawan. Penyakit-penyakit yang
ditimbulkan karena kekurangan vitamin C meliputi juga nyeri pada tulang, otot-otot
sakit, udema, lemah, anemia dan hiperkeratosis. Berikut struktur dari vitamin C:

Gambar 11. Struktur vitamin C


Di dalam proses biokimia vitamin C berperanan pada reaksi oksidasi reduksi. Vitamin
C sangat esensiel untuk hidroksilasi prolin, lisin, dan dopamine. Vitamin C juga
mempunyai pengaruh yang baik di dalam menurunkan kadar kholesterol dan
triasilgliserol dalam darah. Vitamin C membantu absorbsi zat besi yaitu dengan cara
mereduksi zat besi ferri yang terdapat dalam makanan menjadi zat besi ferro di dalam
lambung serta mempertahankan kelarutan zat besi dalam usus yang mempunyai pH lebih
tinggi dari pH lambung. Zat besi ferro merupakan zat besi yang siap diabsorbsi dalam
usus halus. Kebutuhan vitamin C untuk menjaga kesehatan pada orang normal adalah
sebesar 30 mg per hari. Bagi perokok dianjurkan meningkatkan konsumsi vitamin C.
Vitamin C banyak terdapat dalam buah-buahan segar dan sayuran, seperti jeruk,
blackcurrants, strawberri dan mangga. Akibat sifat vitamin C yang dapat rusak karena
pemanasan atau mengalami oksidasi apabila terjadi kontak dengan udara, maka banyak
sayur-sayuran yang dikonsumsi mentah (lalapan) atau mengalami pengolahan ringan
juga kaya akan vitamin C, sayuran tersebut antara lain bawang, brokoli, bunga kol,
kentang dan ubi jalar.
Pengaruh terhadap kesehatan dan fungsi di dalam tubuh: Vitamin C memiliki fungsi
yang luas di dalam tubuh:
Vitamin C diperlukan untuk pembentukan kolagen, komponen yang menyatukan

otot, tulang dan jaringan lainnya


membantu pemeliharaan kulit dan menyembuhkan luka menjaga kesehatan gigi
membantu tubuh untuk menyerap zat besi dari makanan

Vitamin C melindungi perut dari komponen toksik (nitrosamine) yang biasa

terdapat pada daging olahan


Vitamin C sangat penting sistem kekebalan tubuh, dan membantu menahan infeksi.
Diperkirakan kemampuannya menjaga sistem kekebalan melalui sifat antioksidan

yang dimiliki vitamin C.


Vitamin C merupakan salah satu antioksidan penting dan oleh karena itu dapat

melindungi sel-sel dalam tubuh dari stres oksidatif akibat turunan oksigen.
Konsumsi vitamin C yang terlalu tinggi kurang baik karena di dalam tubuh vitamin C
akan dirubah menjadi asam oksalat. Asam oksalat bersama kalsium dapat membentuk
kalsium oksalat yang dapat mengendap dan membentuk batu dalam ginjal. Kekurangan
vitamin C yang serius dapat mengakibatkan suatu penyakit menakutkan yang sering
disebut scurvy. Gejala awal scurvy adalah luka pada kepala dan diantara gigi gusi
menjadi merah dan membengkak. Hal ini dapat menyebabkan tanggalnya gigi.
Penyembuhan luka juga akan tertunda dan sakit tulang yang serius juga dapat terjadi jika
mengalami defisiensi vitamin C.
Vitamin C sejenis protein (struktur kolagen) yang menghubungkan semuajaringan
serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen
yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka
ringan. Kebutuhan vitamin C memang berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada
kebiasaan hidup masing-masing. Pada remaja, kebiasaan yang berpengaruh di antaranya
adalah merokok, minum kopi, atau minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti
obat antikejang, antibiotik tetrasiklin, antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral.
Kebiasaan merokok menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain nikotin senyawa
lain yang berdampak sama buruknya adalah kafein. Selain itus tres, demam, infeksi, dan
berolahraga juga meningkatkan kebutuhan vitamin C.

BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN
A. Alat dan Bahan
Alat

1.

Gelas 4 buah

2.

Sendok

3.

Botol tetes

4.

Bunsen

Bahan :
1.

Aquades

2.

Povidone iodine (obat luka Betadine)

3.

Buah-buahan yang diambil dari sari buah asli

4.

Minuman kemasan yang mengandung Vitamin C

5.

Vitacimin

6.

Pereaksi Benedict

B. Cara Kerja I :
1. Siapkan gelas, sendok dan pipet sebanyak jumlah bahan yang akan diuji
2. Isi gelas dengan air dari bahan pangan sebanyak kurang lebih 10 ml
3. Teteskan betadine sebanyak 10 tetes ke masing-masing gelas yang berisi bahan
pangan.
4. Lanjutkan dengan mencatat hasil perubahan warna yang terjadi pada masingmasing gelas berisi bahan pangan. Reaksi positif ditunjukan dengan perubahan
warna bening pada betadine.
Cara Kerja II :
Uji adanya kandungan vitamin dalam bahan makanan juga dapat dilakukan
dengan menggunakan pereaksi Benedict. Berikut prosedur kerja dengan
menggunakan pereaksi benedict:
1. Isi gelas dengan air dari bahan pangan yang telah disiapkan sebanyak kurang lebih
10 ml
2. Teteskan benedict sebanyak 15 tetes ke masing-masing gelas yang berisi bahan
pangan.
3. Panaskan selama kurang lebih 5 menit kemudian amati endapan yang terbentuk.
Reaksi positif ditunjukan dengan terbentuknya endapan berwarna kekuningan
sampai merah bata.
Note: Uji ini sebaiknya menggunakan tabung reaksi atau gelas kimia
C. Hasil Pengamatan :
No
1
2
3

Bahan yang
Diuji

Jumlah Tetesan
Povidone
Iodine
10 tetes
10 tetes
10 tetes

Jumlah
Bahan
Pangan
10 ml
10 ml
10 ml

Perubahan
Warna yang
Terjadi

4
5
6
7
8
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Bahan yang
Diuji

10 tetes
10 tetes
10 tetes
10 tetes
10 tetes

10 ml
10 ml
10 ml
10 ml
10 ml

Jumlah Tetesan
Benedict

Jumlah
Bahan
Pangan
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml

15 tetes
15 tetes
15 tetes
15 tetes
15 tetes
15 tetes
15 tetes
15 tetes

Warna
Endapan yang
Terbentuk

Hasil uji coba :


Bahan yang digunakan untuk uji coba KIT ini adalah :
1.
2.
3.
4.

Tomat
Jeruk manis
Minuman kemasan orange water
Vitacimin

Hasil pengamatan:
No

Bahan yang Diuji

1
2
3
4

Vitacimin
Tomat
Jeruk manis
Minuman kemasan
orange water
Bahan yang Diuji

No
1
2
3
4

Vitacimin
Tomat
Jeruk manis
Minuman kemasan
orange water

Jumlah
Tetesan
Povidone
Iodine
10 tetes
10 tetes
10 tetes
10 tetes

Jumlah
Bahan
Pangan

Perubahan
Warna yang
Terjadi

10 ml
10 ml
10 ml
10 ml

Bening +++
Sedikit bening +
Sedikit bening ++
Bening +++

Jumlah
Tetesan
Benedict
15 tetes
15 tetes
15 tetes
15 tetes

Jumlah
Bahan
Pangan
2 ml
2 ml
2 ml
2 ml

Perubahan Warna
yang Terjadi
Endapan kekuningan
Endapan merah bata
Endapan kekuningan
Endapan kekuningan

Semakin membening warna bahan pangan yang ditetesi povidone iodine maka jumlah
Vitamin C yang dimiliki oleh bahan pangan tersebut adalah besar atau banyak sedangkan
bahan pangan yang perubahan warnanya menjadi hitam atau mengeruh maka jumlah Vitamin
C yang dimiliki oleh bahan pangan tersebut adalah kecil atau sedikit. Dan bahan pangan
yang mengandung banyak Vitamin C adalah minuman orange water dan Jeruk.
Pada uji coba menggunakan pereaksi benedict, hasil pengamatan menunjukan bahwa semua
bahan makanan yang diuji positif mengandung Vitamin C dengan ditandai terbentuknya
endapan kuning dan merah bata pada bahan makanan ketika ditetesi benedict dan dipanaskan.

Vous aimerez peut-être aussi