Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
mencari calon suami/istri yang shalih dan shalihah sehingga dapat menuntun kita
di dunia maupun akhirat.
Membangun keluarga yang damai dan sejahtera bukanlah hal mudah dimana
ketika berumah tangga banyak masalah yang akan dihadapi dimana tidak setiap
pasangan suami-istri mampu untuk mencari jalan keluarnya , justru terkadang
perceraian yang menjadi pilihan.Hubungan komunikasi yang baik antara suami
dan istri dan bersikap dewasa dapat membantu ketika terjadi masalah , berdiskusi
jalan keluar apa yang terbaik agar tidak terjadi percekcokan
yang berkepanjangan.Salah satu hal yang paling penting adalah bahwa ketika
berumah tangga harus menyadari apa yang menjadi hak dan kewajiban suami
serta apa yang menjadi hak dan kewaiban istri.Sehingga apabila hal tersebut
dijalankan secara seimbang maka kerukunan dalam rumah tangga insyaallah akan
selalu terjaga.
A. Aspek Akhlak :
Sikap keteraturan yang ditampakkan oleh Allah SWT dalam mengelola alam
semesta serta keteraturan yang harus dimunculkan ketika beribadah harus
terimplementasi dalam kehidupan berkeluarga. Seorang kepala keluarga
berkewajiban mengatur dan mengelola sistem yang akan diberlakukan di dalam
keluarganya tersebut. Sistem yang dibangun tersebut seyogyanya mengakomodasi
kepentingan-kepentingan anggota keluarganya secara keseluruhan, dan sebagai
konsekwensinya seluruh anggota harus mempunyai komitmen untuk tidak keluar
dari peraturan yang disepakati, sehingga dengan demikian diharapkan terjadi
keharmonisan di antara anggota keluarga tersebut.
Beberapa sikap yang harus dimunculkan oleh setiap anggota keluarga tersebut
diantaranya:
1. Tanggung jawab
Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa keluarga sebagaimana halnya
bangsa tidak dapat hidup tenang dan bahagia tanpa suatu peraturan, kendali dan
disiplin yang tinggi. Kepincangan dalam menerapkan peraturan mengakibatkan
kepincangan kehidupan. Memimpin rumah tangga adalah sebuah tanggung jawab,
demikian juga memimpin bangsa. Rasulullah SAW bersabda: Setiap kamu adalah
pemimpin, dan setiap kamu akan dituntut pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya.
Tanggung jawab itu pun idealnya harus ditunjang dengan kemampuan di berbagai
bidang termasuk kemampuan leadership (kepemimpinan), dan disadari ataupun
tidak, sikap bertanggung jawab ini akan menjadi contoh atau tauladan bagi
anggota keluarga yang lain, karena sikap bertanggung jawab ini tidak hanya
dibutuhkan oleh sang pemimpin tapi juga harus menjadi karakter setiap anggota
keluarga, bahkan seluruh anggota masyarakat dan bangsa.
2. Kerjasama
Dalam konteks yang lebih besar, kepemimpinan suatu bangsa misalnya tidak
mungkin mencapai sukses apabila langkah-langkah pemimpin daerah tidak searah
dengan kepemimpinan pusat. Kepemimpinan di setiap daerah itu sendiri pun tidak
akan berjalan mulus jika bertentangan dengan kepemimpinan atau langkahlangkah keluarga, dan dalam lingkup yang lebih sederhana, kepemimpinan
keluarga pun tentu tidak akan berdaya jika tidak ditunjang kerjasama dari seluruh
anggota keluarga itu sendiri, dengan demikian keharmonisan serta keteraturan
dalam sebuah keluarga akan sukses jika didukung oleh semua pihak yang terlibat
di dalamnya.
Dari keterkaitan-keterkaitan tersebut, terlihat jelas bahwa keteraturan yang di
bangun dalam keluarga yang bersifat mikro sangat berpengaruh terhadap
keteraturan keluarga dalam kontek makro, yaitu kehidupan berbangsa dan
bernegara, dan jelaslah pula bahwa keluarga merupakan tulang punggung bagi
tegaknya suatu bangsa.
3. Perhitungan dan Keseimbangan
Kepemimpinan, betapapun kecil dan sederhananya, membutuhkan perhitungan
yang tepat. Jangankan mengelola sebuah keluarga, mengurus satu penjamuan
kecil pun mengharuskan adanya perhitungan, keseimbangan dan keserasian antara
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaikbaiknya(QS. Al-Isra 23)
Allah SWT mewasiatkan kepada umat manusia untuk berbuat ihsan kepada kedua
orang tua kita, Allah SWT berfirman:
Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu
bapaknya(QS. Al-Ankabut 8)
Allah SWT juga meletakan perintah berterima kasih kepada kedua orang tua
langsung sesudah perintah berterima kasih kepada Allah SWT. Allah berfirman:
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada
dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.(QS. Luqman 14)
Rasulullah juga mengaitkan bahwa keridhaan dan kemarahan Allah SWT
berhubungan dengan keridhaan dan kemarahan kedua orang tua. Rasulullah
bersabda:
Keridhaan Rabb (Allah) ada pada keridhaan orang tua, dan kemarahan Rabb
(Allah) ada pada kemarahan orang tua.(HR. Tirmidzi)
Bentuk-bentuk Birrul Waldain
1) Mengikuti keinginan dan saran orang tua
2) Menghormati dan Memuliakan kedua orang tua
3) Membantu kedua orang tua secara fisik dan materiil
4) Mendoakan kedua orang tua
Demikianlah Allah SWT dan Rasul-Nya menempatkan orang tua pada posisi yang
sangat istimewa sehingga berbuat baik kepada keduanya menempati posisi yang
sangat mulia, dan sebaliknya durhaka kepada salah satu atau keduanya juga
menempati posisi yang sangat hina. Secara khusus Allah mengingatkan betapa
besar jasa dan perjuangan seorang ibu dalam mengandung, menyusui, merawat,
dan mendidik anaknya. Kemudian bapak walaupun tidak ikut mengandung, tetapi
dia berperan besar dalam mencari nafkah, membimbing, melindungi,