Vous êtes sur la page 1sur 8

AKHLAK TERHADAP KELUARGA

2. Sebagai Sarana Membangun Keluarga

Akhlak merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan


manusia.Akhlak yang dibangun baik sejak dini akan membangun kepribadian
yang luhur sebagai seorang muslim sehingga mampu melaksanakan ajaran-ajaran
Islam sebagaimana yang telah tertulis dalam Al-Quran dan Hadits serta yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.Di dalam Islam ada tiga aspek yang
menjadi dasar ajaran agama Islam yaitu aqidah , ibadah , dan akhlak.Akhlak
sendiri dibagi menjadi beberapa bagian , ada akhlak pribadi , akhlak dalam
berkeluarga , akhlak dalam bermasyarakat dan akhlak dalam bernegara.
Pernikahan merupakan fitrah manusia sehingga Islam sangat menganjurkannya
karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri kemanusiaan).Jika
pernikahan ini tidak melalui jalan yang sah maka dapat menyebabkan manusia
terjerumus ke hal-hal tercela/maksiat.Firman Allah Taala :
Artinya :maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) ;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrahitu.Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus ; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui .(Ar-Ruum :30).
Pernikahan merupakan sarana untuk menegakkan rumah tangga yang Islami,
mencari keturunan yang shalih serta untuk meningkatkan ibadah kepada Allah.
Pernikahan sebagai sarana untuk membangun keluarga yang nantinya hidup dalam
masyarakat juga dapat meningkatkan jalinan tali silaturahmi antar
sesama muslim.Dalam memilih pasangan hidup sebelum mencapai pernikahan
tentunya mengalami fase-fase seperti pacaran , tunangan dan lain sebagainya
dimana pada masa-masa tersebut kita dapat mengenal bagaimana seseorang yang
akan menjadi calon suami/istri kita sehingga kita dapat memutuskan untuk
menikahinya atau tidak.Namun hendaknya dalam memilih pasangan hidup kita

mencari calon suami/istri yang shalih dan shalihah sehingga dapat menuntun kita
di dunia maupun akhirat.
Membangun keluarga yang damai dan sejahtera bukanlah hal mudah dimana
ketika berumah tangga banyak masalah yang akan dihadapi dimana tidak setiap
pasangan suami-istri mampu untuk mencari jalan keluarnya , justru terkadang
perceraian yang menjadi pilihan.Hubungan komunikasi yang baik antara suami
dan istri dan bersikap dewasa dapat membantu ketika terjadi masalah , berdiskusi
jalan keluar apa yang terbaik agar tidak terjadi percekcokan
yang berkepanjangan.Salah satu hal yang paling penting adalah bahwa ketika
berumah tangga harus menyadari apa yang menjadi hak dan kewajiban suami
serta apa yang menjadi hak dan kewaiban istri.Sehingga apabila hal tersebut
dijalankan secara seimbang maka kerukunan dalam rumah tangga insyaallah akan
selalu terjaga.

A. Aspek Akhlak :
Sikap keteraturan yang ditampakkan oleh Allah SWT dalam mengelola alam
semesta serta keteraturan yang harus dimunculkan ketika beribadah harus
terimplementasi dalam kehidupan berkeluarga. Seorang kepala keluarga
berkewajiban mengatur dan mengelola sistem yang akan diberlakukan di dalam
keluarganya tersebut. Sistem yang dibangun tersebut seyogyanya mengakomodasi
kepentingan-kepentingan anggota keluarganya secara keseluruhan, dan sebagai
konsekwensinya seluruh anggota harus mempunyai komitmen untuk tidak keluar
dari peraturan yang disepakati, sehingga dengan demikian diharapkan terjadi
keharmonisan di antara anggota keluarga tersebut.
Beberapa sikap yang harus dimunculkan oleh setiap anggota keluarga tersebut
diantaranya:
1. Tanggung jawab
Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa keluarga sebagaimana halnya

bangsa tidak dapat hidup tenang dan bahagia tanpa suatu peraturan, kendali dan
disiplin yang tinggi. Kepincangan dalam menerapkan peraturan mengakibatkan
kepincangan kehidupan. Memimpin rumah tangga adalah sebuah tanggung jawab,
demikian juga memimpin bangsa. Rasulullah SAW bersabda: Setiap kamu adalah
pemimpin, dan setiap kamu akan dituntut pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya.
Tanggung jawab itu pun idealnya harus ditunjang dengan kemampuan di berbagai
bidang termasuk kemampuan leadership (kepemimpinan), dan disadari ataupun
tidak, sikap bertanggung jawab ini akan menjadi contoh atau tauladan bagi
anggota keluarga yang lain, karena sikap bertanggung jawab ini tidak hanya
dibutuhkan oleh sang pemimpin tapi juga harus menjadi karakter setiap anggota
keluarga, bahkan seluruh anggota masyarakat dan bangsa.
2. Kerjasama
Dalam konteks yang lebih besar, kepemimpinan suatu bangsa misalnya tidak
mungkin mencapai sukses apabila langkah-langkah pemimpin daerah tidak searah
dengan kepemimpinan pusat. Kepemimpinan di setiap daerah itu sendiri pun tidak
akan berjalan mulus jika bertentangan dengan kepemimpinan atau langkahlangkah keluarga, dan dalam lingkup yang lebih sederhana, kepemimpinan
keluarga pun tentu tidak akan berdaya jika tidak ditunjang kerjasama dari seluruh
anggota keluarga itu sendiri, dengan demikian keharmonisan serta keteraturan
dalam sebuah keluarga akan sukses jika didukung oleh semua pihak yang terlibat
di dalamnya.
Dari keterkaitan-keterkaitan tersebut, terlihat jelas bahwa keteraturan yang di
bangun dalam keluarga yang bersifat mikro sangat berpengaruh terhadap
keteraturan keluarga dalam kontek makro, yaitu kehidupan berbangsa dan
bernegara, dan jelaslah pula bahwa keluarga merupakan tulang punggung bagi
tegaknya suatu bangsa.
3. Perhitungan dan Keseimbangan
Kepemimpinan, betapapun kecil dan sederhananya, membutuhkan perhitungan
yang tepat. Jangankan mengelola sebuah keluarga, mengurus satu penjamuan
kecil pun mengharuskan adanya perhitungan, keseimbangan dan keserasian antara

jumlah undangan, kapasitas ruangan, serta konsumsi dan waktu penyelenggaraan.


Sangat tidak baik jika kemampuan material seseorang atau kapasitas ruangan yang
tersedia hanya cukup untuk sepuluh orang misalnya sementara yang diundang
seratus orang, tindakan tersebut tentu mengabaikan keseimbangan . Pengaturan
dan keseimbangan dalam kehidupan keluarga dituntut oleh ajaran Islam.
Hal tersebut lahir dari rasa cinta terhadap anak dan tanggung jawab terhadap
generasi selanjutnya. Dalam al-Quran anak disebut sebagai buah hati yang
menyejukkan, serta Hiasan kehidupan dunia. Bagaimana mungkin mereka
menjadi buah hati dan hiasan hidup jika beban yang dipikul orang tuanya
melebihi kemampuannya? Bukankah kita dianjurkan untuk berdoa: Ya Tuhan
kami, janganlah bebani kami apa yang tak sanggup kami pikul.
4. Disiplin
Keteraturan-keteraturan seperti yang telah diungkapkan sebelumnya pada aspek
ibadah, ternyata berkorelasi dengan sikap kedisiplinan. Keteraturan waktu shalat
misalnya, membutuhkan sikap kedisiplinan bagi yang menjalankannya, tanpa
kedisiplinan, kebermaknaan shalat menjadi berkurang, bahkan bisa jadi hilang.
Begitupun ibadah-ibadah yang lain.
Dalam kehidupan berkeluarga, sikap kedisiplinan ini begitu penting. Untuk
mendapatkan kesejahteraan, seorang kepala keluarga perlu memiliki sikap disiplin
dalam mengatur waktu untuk bekerja, ibadah dan istirahat, demikian juga seorang
anak, untuk menggapai cita-citanya dia harus rela mendisiplinkan diri dan
waktunya untuk belajar, bermain, ibadah dan istirahat. Tanpa kedisiplinan,
keteraturan hidup susah tercapai.
5. Kasih sayang
Di antara perasaan-perasaan mulia yang ditanamkan Allah di dalam keluarga
adalah perasaan kasih sayang. Seorang ayah rela bekerja keras mencari nafkah
tentu karena kasih sayang terhadap anak dan istrinya, seorang ibu tanpa mengeluh
dan tak kenal lelah mengandung anaknya selama sembilan bulan, inipun dilandasi
cinta dan kasih sayang kepada sang jabang bayi, bahkan setelah sang anak lahir,
dia pun rela mengorbankan diri dan waktunya untuk membesarkan anaknya
tersebut, serta masih banyak lagi contoh keajaiban dari kekuatan besar yang

dinamakan cinta yang merupakan anugrah dari Allah SWT.


Sejatinya, kekuatan besar tersebut melandasi seluruh aspek kehidupan
berkeluarga, karena dengan cinta sesuatu yang berat akan terasa mudah. Dan
sebaliknya, jika seseorang hatinya kosong dari cinta atau maka orang tersebut
akan cenderung bersifat keras dan kasar, dan pada akhirnya bisa berakibat tidak
baik bagi kelangsungan hidup berkeluarga, seperti timbulnya penyimpanganpenyimpangan dan lain sebagainya.
Rasulullah SAW bersabda:Tidaklah termasuk golongan kami, orang-orang yang
tidak mengasihi anak kecil di antara kami dan tidak mengetahui hak orang besar
di antara kami.
Walaupun cinta dan kasih sayang ini adalah sifat dasar yang harus dimiliki oleh
setiap insan, tapi ternyata tidak semua orang mudah mendapatkannya, karena
untuk mendapatkannya diperlukan sebuah perjuangan. Rasulullah SAW bersabda:
Allah menjadikan kasih sayang di dalam hati orang-orang yang dikehendaki-Nya
dari para hamba-Nya. Dan sesungguhnya Allah hanya mengasihi hamba-hamba
Nya yang suka mengasihi.
Dengan demikian, perjuangan untuk mendapatkan kasih sayang-Nya adalah
dengan berusaha sekuat tenaga dan terus menerus memancarkan kasih sayang
kepada-Nya dan kepada sesama, karena semakin ia menyayangi atau mengasihiNya maka kasih sayang-Nya akan semakin ia dapatkan.
B. Ketauladan Ibu Dan Bapak Yang Wajib Ditunjukkan Kepada Anak
Hubungan yang sangat erat yang terjadi dalam pergaulan sehari-hari antara orang
tua dan anak merupakan hubungan berarti yang diikat pula oleh adanya tanggung
jawab yang benar sehingga sangat memungkinkan pendidikan dalam keluarga
dilaksanakan atas dasar rasa cinta kasih sayang yang murni, rasa cinta kasih
sayang orang tua terhadap anaknya.
Tetapi hubungan orang tua yang tidak serasi, banyak perselisihan dan percekcokan
akan membawa anak kepada pertumbuhan pribadi dan tidak dibentuk, karena anak
tidak mendapat suasana yang baik untuk berkembang, sebab selalu terganggu oleh
suasana orang tuanya. Dan banyak lagi faktor-faktor tidak langsung dalam
keluarga yang mempengaruhi pembinaan pribadi anak. Di samping itu, banyak

pula pengalaman-pengalaman yang mempunyai nilai pendidikan baginya, yaitu


pembinaan-pembinaan tertentu yang dilakukan oleh orang terhadap anak, baik
melalui latihan-latihan atau pembiasaan, semua itu merupakan unsur pembinaan
pribadi anak.
1. Contoh Tauladan
Suatu sikap keteladanan dan perbuatan yang baik dan positif yang dilaksanakan
oleh orang tua sangat diperlukan. Hal ini merupakan proses pendisiplinan diri
anak sejak dini, agar anak lekas terbiasa berbuat baik sesuai dengan aturan dan
norma yang ditetapkan di masyarakat berdasarkan kaidah yang berlaku orang tua
yang dapat memberi contoh tauladan yang baik kepada anak-anaknya adalah
orang tua yang mampu dan dapat membimbing anak-anaknya ke jalan yang baik
sesuai dengan yang diharapkan.
2. Pembentukan Sikap
Ngalim Purwanto (1997:140), mengemukakan definisi sikap ialah Suatu cara
bereaksi terhadap suatu perangsang suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan
cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Untuk
mengetahui sejauh mana peranan sikap orang tua terhadap anak, maka akan
diperinci setiap sikap serta akibatnya yang dapat dilihat dari sifat-sifat kepribadian
yang terbentuk, yaitu:
1) Sikap Terlalu Menyayangi Dan Melindungi Serta Memanjakan
2) Sikap Otoriter
3) Sikap Demokratis
C. Birrul Walidain
Birrul Wlidain terdiri dari kata birru dan al-walidain. Birru artinya kebajikan. Alwalidain artinya dua orang tua atau ibu dan bapak. Birrul Walidain merupakan
suatu istilah yang berasal langsung dari Nabi Muhammad saw, yang berarti
berbuat kebajikan kepada kedua orang tua. Semakna dengan birrul walidain, AlQuran Al-Karim menggunakan istilah ihsan (wa bi al-walidaini ihsana), seperti
yang terdapat dalam firman Allah SWT berikut ini:

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia

dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaikbaiknya(QS. Al-Isra 23)
Allah SWT mewasiatkan kepada umat manusia untuk berbuat ihsan kepada kedua
orang tua kita, Allah SWT berfirman:

Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu
bapaknya(QS. Al-Ankabut 8)
Allah SWT juga meletakan perintah berterima kasih kepada kedua orang tua
langsung sesudah perintah berterima kasih kepada Allah SWT. Allah berfirman:

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada
dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.(QS. Luqman 14)
Rasulullah juga mengaitkan bahwa keridhaan dan kemarahan Allah SWT
berhubungan dengan keridhaan dan kemarahan kedua orang tua. Rasulullah
bersabda:
Keridhaan Rabb (Allah) ada pada keridhaan orang tua, dan kemarahan Rabb
(Allah) ada pada kemarahan orang tua.(HR. Tirmidzi)
Bentuk-bentuk Birrul Waldain
1) Mengikuti keinginan dan saran orang tua
2) Menghormati dan Memuliakan kedua orang tua
3) Membantu kedua orang tua secara fisik dan materiil
4) Mendoakan kedua orang tua
Demikianlah Allah SWT dan Rasul-Nya menempatkan orang tua pada posisi yang
sangat istimewa sehingga berbuat baik kepada keduanya menempati posisi yang
sangat mulia, dan sebaliknya durhaka kepada salah satu atau keduanya juga
menempati posisi yang sangat hina. Secara khusus Allah mengingatkan betapa
besar jasa dan perjuangan seorang ibu dalam mengandung, menyusui, merawat,
dan mendidik anaknya. Kemudian bapak walaupun tidak ikut mengandung, tetapi
dia berperan besar dalam mencari nafkah, membimbing, melindungi,

membesarkan, dan mendidik anaknya hingga mampu berdiri sendiri, bahkan


sampai waktu yang tidak terbatas.
Berdasarkan hal tersebut maka sangatlah wajar apabila seorang anak menghormati
dan menyanyangi kedua orang tua setelah cintanya kepada Allah SWT.

Vous aimerez peut-être aussi