Vous êtes sur la page 1sur 26

Aluminium and Its

Alloys
Ilham Iskandar
Jakarta, 14 November 2007

Alloying Aluminum
Lelehan Aluminium yang diproduksi di sel
reduksi Hall-Heroult umumnya kemudian
ditransfer menuju reverberatory furnaces
untuk proses selanjutnya, casting.
Proses yang terjadi melibatkan penambahan
unsur paduan (alloying) dalam berbagai
macam bentuk (ingots, granules, briquettes,
powder), stirring, heating, dan fluxing.

Alloying Aluminum
Terdapat tiga
proses
metalurgi yang
terjadi di dalam
furnace :
1. Penambahan
unsur paduan
2. Pengadukan
(Stirring)
lelehan
aluminium
3. Melt Fluxing.

Alloying Aluminum
1. Penambahan Paduan :
Persiapan dari unsur-unsur paduan
aluminium seperti Mg, Fe, Si, Cu, Cr, Zn
Material yang digunakan untuk
keperluan paduan terdapat dalam
berbagai bentuk seperti ingots, master
alloys, chunks, granules, flakes,
briquettes dan powders.

Alloying Aluminum
2. Stirring lelehan Aluminium berfungsi
untuk :
1. Homogenisasi kandungan kimia
2. Homogenisasi temperatur lelehan

Alloying Aluminum
3. Melt Fluxing :
Digunakan untuk mengangkat
partikel berupa alumina,
aluminium oksida dari lelehan
aluminium
Unsur dominan yang mengikat
alumina sodium flourosilicate
(Na2SiF6) dengan reaksi
6Na2SiF6 + 2Al2O3 4Na3AlF6 + 3
SiO2 + 3SiF4
Sodium Flourosilikat akan melapisi
Al2O3 sehingga terapung dan
terpisah dari molten.

Alloying Aluminum
Masalah yang berkaitan dengan fluxing:
1. Inclusion flux
2. Hydrogen pick up
3. Fluxes disposal

Aluminium Alloys
Terdapat lebih dari 300 wrought alloys
dengan 50 paduan yang umumnya
digunakan.
Paduan diidentifikasi menggunakan
sistem penomeran empat angka untuk
wrought alloy dan lima angka untuk
paduan cast alloy.

Aluminium Casting di
Otomotif Industri
Kebanyakan aluminium casting yang
dipakai di Otomotif Industri merupakan
paduan Al-Si-Cu-Mg.
Untuk memahami karakteristik paduan
aluminium casting perlu dipahami
diagram fasa Al-Si
Dari diagram fasa Al-Si akan dapat
diprediksi mikrostruktur, titik beku
aluminium tsb dapat diprediksi
sifatnya dan temp.tuang

Trend Penggunaan Berbagai Material


Dalam Industri Otomotif

Steel
Sheet

Cast
Iron

Steel
Castin
g

Plastic

Rubber

Aluminium

Glass

Metal
Alloy

Others

1970

46,9%

13,8%

14,3%

6,6%

5,0%

3,0%

3,0%

3,0%

4,4%

1980

45,7%

10,8%

16,0%

5,0%

5,3%

4,2%

2,7%

2,6%

7,7%

1990

42,5%

10,5%

20,8%

7,1%

5,9%

4,8%

2,6%

2,3%

3,5%

2000

34,0%

9,0%

20,0%

14,0%

7,0%

7,5%

3,0%

2,5%

3,0%

2010

25,0%

8,5%

18,0%

20,0%

7,5%

12,0%

3,2%

2,8%

3,0%

Paduan Aluminium
Silikon
85 90 % dari total Aluminium tuang yang diproduksi
adalah paduan Aluminium-Silikon
Memiliki variasi sifat fisik dan mekanis (sifat mampu cor,
ketahanan korosi, sifat mampu permesinan dan sifat
mampu las) yang baik
Kandungan silikon antara 2 - 20 %
< 12 % Si = Hypo Eutectic
= 12 % Si = Eutectic
> 12 % Si = Hyper Eutectic

Termasuk dalam kategori paduan Al-Si adalah Paduan


Al-Si-Mg dan Al-Si-Cu
Unsur paduan yang penting adalah Si, Cu, Mg, Zn
Unsur minor Fe, Mn, Ni,Ti, Pb, Sn, Cr, B

Komposisi Al-Si Tuang

= AC2B

= AC4B

Karakteristik Al-Si Tuang


= AC2B

= AC4B

Diagram Phasa Al-Si

Pengaruh Unsur Silikon


o Kandungan Si:
o = 12 % Eutektik
o < 12 % Hypoeutektik
o > 12 % Hyper eutektik
o Slow Cooling (Investment, Sand) 5 7 % Si
o Untuk Permanent Mold 7 9 % Si
o Untuk Die Casting 8 12 % Si
o Pengaruh Si:
o Meningkatkan Castability (fluiditas dan ketahanan hot tear=
retak panas), terutama jika Si = 5 13 %
o Meningkatkan Kekuatan dan Kekerasan, Berat Jenis menurun
o Bila Si > 12 % terbentuk kristal Primary Si yang keras
ekspansi termal rendah, machinability kurang baik, ketahanan
aus baik (cocok untuk aplikasi temperatur tinggi = piston)

Pengaruh Si di dalam
Aluminium

Pengaruh Unsur Tembaga


(Cu)
Kelarutan = 5.65 % pada
550OC
Meningkatkan kekuatan
(strength) dan kekerasan
(hardness) dalam kondisi
as cast atau heat
treatment membentuk
CuAl2.
Mengurangi ketahanan
hot tear = retak panas
Mengurangi castability
(menurunkan fluiditas)
Menurunkan
Ketangguhan

Pengaruh Cu di dalam
Aluminium

Pengaruh Unsur Magnesium


Magnesium memiliki kelarutan 17.4% pada 450OC
Meningkatkan kekuatan dan kekerasan dalam
perlakuan panas paduan Al-Si akibat terbentuk
Mg2Si (Heat Treatable)
Umumnya dipergunakan dalam paduan kompleks AlSi dengan Cu, Ni, dan unsur lainnya.
Dalam pemaduan di pengecoran pada umumnya
memiliki rentang dari 4 sampai 10%.
Fase penguatan kedua (hardening phase) Mg2Si akan
optimal pada kadar 0.7% Mg
Meningkatkan ketahanan korosi
Menurunkan Castingability

Pengaruh Unsur Seng (Zn)


Tidak memiliki pengaruh yang signifikan bila
hanya ditambahkan ke dalam paduan
alumunium-silikon
Bila dipadu bersama dengan tembaga (Cu)
dan/atau magnesium (Mg)
menghasilkan komposisi paduan heattreatable, karena membentuk
presipitat MgZn2, CuAl2
meningkatkan sifat kekerasan dan kekuatan
Meningkatkan Kegetasan, menurunkan
ketangguhan (toughness)
Menurunkan Ketahanan Korosi

Pengaruh unsur Besi (Fe)

Termasuk unsur pengotor di aluminium.


Memiliki kelarutan yang kecil pada aluminium cair (0.05%)
Meningkatkan ketahanan hot-tear
Jika kadar Fe berlebih > 0.05% akan menurunkan keuletan
(ductility)
Memeberikan kecenderungan penempelan atau
persambungan (efek soldering) dengan cetakan pada die
casting.
> 0.05% Fe, membentuk fasa-fasa tidak terlarut (insoluble)
FeAl3,
FeMnAl6
AlFeSi.
Fasa ini meningkatkan kekuatan dan mengurangi flowability
Besi akan mendorong pembentukan fasa lumpur (sludging
phase) dengan mangan, kromium dan elemen lainnya

AC4B (AA 356)

Cylinder head,
LPDC

Recycling Aluminum
For instance,
Aluminium ingot from recycled
metal only
requires 5% of the energy and
emits only 5% greenhouse
gas emissions
associated with
primary aluminum ingot

Recycling Dross

Vous aimerez peut-être aussi