Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah istirahat 140/90 mmHg. Kriteria
edema pada PE sudah tidak digunakan lagi oleh karena selain subjektif dan juga tidak
mempengaruhi out-come perinatal.
Hipertensi dalam Kehamilan adalah penyebab kematian utama ketiga pada ibu hamil
setelah perdarahan dan infeksi. Bagaimana suatu peristiwa kehamilan dapat memicu atau
memperberat hipertensi merupakan pertanyaan yang masih belum memperoleh jawaban yang
memuaskan.
Angka kejadian Hipertensi dalam Kehamilan kira-kira 3.7 % seluruh kehamilan.
Teori yang dianggap dapat menjelaskan etiologi dan patofisiologi PE harus dapat menjelaskan
kenyataan bahwa HDK seringkali terjadi pada :
1. Mereka yang terpapar pada villi chorialis untuk pertama kalinya ( pada nulipara )
2. Mereka yang terpapar dengan villi chorialis yang berlimpah ( pada kehamilan kembar
atau mola )
3. Mereka yang sudah menderita penyakit vaskular sebelum kehamilan.
4. Penderita dengan predisposisi genetik Hipertensi .
Faktor-faktor yang berpotensi sebagai etiologi :
1. Invasi trofoblastik abnormal kedalam vasa uterina.
2. Intoleransi imonologi antara maternal dengan jaringan feto-maternal .
3. Maladaptasi maternal terhadap perubahan kardiovaskular atau inflamasi selama
kehamilan.
4. Defisiensi bahan makanan tertentu ( nutrisi ).
5. Pengaruh genetik.
Derajat HT
Diagnosa HK menjadi sulit ditegakkan bila kunjungan antenatal pertama kali dilakukan
setelah lewat dari pertengahan kehamilan.
Tergantung lamanya penyakit, komplikasi hipertensi kronis dapat berupa hipertrofi
ventrikular, dekompensasi jantung, CVA-cerebro vascular accident atau kerusakan ginjal. 25%
kasus hipertensi kronis akan berkembang menjadi superimposed PE. Pada hipertensi kronis
superimposed PE sering kali disertai dengan solusio plasenta. Janin pada penderita Hipertensi
Kronis sering mengalami :
Persalinan preterm
Pada penderita HK, terjadi peningkatan tekanan darah pada kehamilan > 24 minggu. Bila
disertai dengan proteinuria maka disebut hipertensi kronis superimposed PE. Superimposed PE
muncul lebih dini dibandingkan jenis PE murni dan cenderung lebih parah serta seringkali
disertai dengan PJT.
Kematian maternal akibat PE atau E secara langsung jarang terjadi, kematian umumnya
disebabkan oleh :
Cerebral hemorrhage.
Pneumonia aspirasi.
Hipoksik ensepalopati.
Tromboemboli.
Ruptura hepar.
Gagal ginjal.
KLASIFIKASI
1. HG-Hipertensi Gestasional ( istilah sebelumnya adalah pregnancy induced
DIAGNOSIS
Tidak terdapat Proteinuria, Tekanan darah kembali normal dalam waktu < 12 minggu
pasca persalinan.
2. Preeklampsia
KRITERIA MINIMUM
PRE-EKLAMPSIA BERAT ( PE disertai dengan satu atau lebih gejala berikut dibawah ini) :
1. TD 160/110 mmHg pada kehamilan > 20 minggu
2. Proteinuria 2.0 g/24 jam 2+ (dispstick)
3. Serum Creatinine > 1.2 mg/dL (kecuali bila sebelumnya sudah abnormal )
4. Trombosit < 100.0000 / mm3
5. Microangiopathic hemolysis ( increase LDH )
6. Peningkatan ALT atau AST
7. Nyeri kepala atau gangguan visual persisten
Kejang yang tidak diakibatkan oleh sebab lain pada penderita pre eklampsia
Proteinuria new onset 300 mg / 24 jam pada penderita hipertensi yang tidak
menunjukkan adanya proteinuria sebelum kehamilan 20 minggu.
atau
Peningkatan TD atau kadar proteinuria secara tiba tiba atau trombositopenia <
100.000/mm3 pada penderita hipertensi dan proteinuria sebelum kehamilan 20 minggu.
5. Hipertensi Kronis
TD 140 / 90 mmHg sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan 20 minggu dan tidak
terkait dengan penyakit trofoblas gestasional
HT terdiagnosa pertama kali setelah kehamilan 20 minggu dan menetap sampai > 12
minggu pasca persalinan.
1. HIPERTENSI GESTASIONAL
o
Proteinuria persisten yang bermakna dapat meningkatkan resiko maternal dan fetus.
2. PRE-EKLAMPSIA
Sindroma khusus dalam kehamilan yang berupa hipertensi yang disertai dengan
vasospasme generalisata (menyebabkan gangguan perfusi organ vital) dan aktivasi
endotelial.
5
Hipertensi dan Proteinuria adalah kriteria PE. Proteinuria adalah protein dalam urine
>300 mg/24 jam ; atau 30 mg/dL (dipstick 1+)
Derajat proteinuria bervariasi selama 24 jam, sehingga hasil kadar protein sesaat tidak
merefleksikan keadaan sebenarnya.
Nyeri epigastrium diakibatkan oleh nekrosis hepatoseluler, iskemia dan edema hepar
yang meneybabkan regangan kapsule Glisson. Nyeri epigastrium sering disertai dengan
kenaikan kadar serum hepatik transaminase (indikasi untuk melakukan terminasi
kehamilan)
Faktor lain yang menunjukkan beratnya penyakit adalah disfungsi jantung dan edema
paru serta PJT
Derajat preeklampsia
Derajat beratnya PE dinilai dari frekuensi dan intensitas masing-masing abnormalitas
seperti yang terlihat pada tabel dibawah. Penyimpangan dari nilai normal yang semakin banyak
merupakan indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan semakin kuat. Pemisahan PE ringan
dan PE Berat secara tegas dapat menimbulkan kesulitan oleh karena penyakit ringan dapat
dengan cepat berubah menjadi penyakit yang berat. Perlu diperhatikan bahwa tingginya tekanan
darah bukan merupakan penentu utama klasifikasi berat atau ringannya PE.
3. EKLAMPSIA
Pre-eklampsia yang disertai dengan kejang dan kejang tersebut tidak disebabkan oleh
faktor-faktor lainnya. Kejang bersifat menyeluruh dan dapat terjadi sebelum, selama atau
6
kecenderungan
3. Menurun dalam keluarga.
Diagnosa HK menjadi sulit ditegakkan bila kunjungan antenatal pertama kali dilakukan setelah
lewat dari pertengahan kehamilan. Tergantung lamanya penyakit, komplikasi hipertensi kronis
dapat berupa hipertrofi ventrikular, dekompensasi jantung, CVA-cerebro vascular accident atau
kerusakan ginjal. 25% kasus hipertensi kronis akan berkembang menjadi superimposed PE. Pada
hipertensi kronis superimposed PE sering kali disertai dengan solusio plasenta. Janin pada
penderita Hipertensi Kronis sering mengalami :
Persalinan preterm
ETIOLOGI
Teori yang dianggap dapat menjelaskan etiologi dan patofisiologi PE harus dapat menjelaskan
kenyataan bahwa HDK seringkali terjadi pada :
1. Mereka yang terpapar pada villi chorialis untuk pertama kalinya ( pada nulipara )
2. Mereka yang terpapar dengan villi chorialis yang berlimpah ( pada kehamilan kembar
atau mola )
3. Mereka yang sudah menderita penyakit vaskular sebelum kehamilan.
4. Penderita dengan predisposisi genetik Hipertensi .
Faktor-faktor yang berpotensi sebagai etiologi :
8
Kerusakan endothelium.
Terdapat akumulasi lipid pada sel miointima dan makrofag, sel yang mengandung lipid tersebut
disebut artherosis Obstruksi lumen arteri spiralis akibat artherosis menyebabkan terganggunya
aliran darah dan gangguan perfusi plasenta akibat artherosis arteri spiralis adalah awal kejadian
sindroma PE.
2. FAKTOR IMUNOLOGI
Terdapat sejumlah bukti yang menyatakan bahwa PE adalah penyakit dengan mediasi
imunologi.
9
10
4. FAKTOR NUTRISI
Berbagai faktor defiensi nutrisi diperkirakan berperan sebagai penyebab Eklampsia.
Banyak saran yang diberikan untuk menghindarkan hipertensi misalnya dengan menghindari
konsumsi daging berlebihan, protein, purine, lemak, hidangan siap saji (snack), dan produkproduk makanan instan lain. John dkk (2002) : diet buah dan sayur banyak mengandung aktivitas
non-oksidan yang dapat menurunkan tekanan darah. Zhang dkk (2002) : kejadian PE pada pasien
dengan asupan vitamin C harian kurang dari 85 mg dapat meningkat menjadi 2 kali lipat.
Obesitas adalah faktor resiko yang berpotensi untuk menyebabkan terjadinya PE. Obesitas pada
ibu tidak hamil dapat menyebabkan aktivasi endotel dan respon inflamasi sistemik yang
berhubungan dengan arterosklerosis. Kadar C-reactive protein (inlamatory marker) meningkat
pada obesitas yang seringkali berkaitan dengan PE.
5. FAKTOR GENETIK
Predisposisi hipertensi secara herediter sangat berkait dengan kejadian PE dan E. Chesley
dan Cooper (1986) : menyimpulkan bahwa PE dan E menurun diantara saudara sekandung
perempuan, anak perempuan, cucu perempuan.
PATOGENESIS
Perubahan utama yang terjadi pada HDK adalah VASOSPASME dan AKTIVASI SEL
ENDOTHELIUM
1. VASOSPASME
Konsep vasospame didasarkan pada pengamatan langsung terhadap pembuluh darah kecil
pada kuku, fundus oculi dan konjuntiva. Konstriksi vaskular menyebabkan peningkatan tahanan
11
Pada PE, terjadi penurunan synthase nitric oxide endotel sehingga permeabilitas sel
meningkat.
Kenaikan kadar Nitric Oxide dalam serum pada penderita PE tersebut adalah sebuah
akibat bukan sebuah sebab.
Endothelin
Endothelin adalah 21amino acid peptide yang merupakan vasokonstriktor kuat, dan
endothelin-1 (ET-1) adalah isoform primer yang dihasilkan oleh endotel manusia. Kadar
endothelin dalam plasma wanita hamil normal memang meningkat, tetapi pada penderita PE
kadar endothelin jauh lebih meningkat. Pemberian MgSO4 pada penderita PE terbukti
menurunkan kadar ET-1.
PATOFISIOLOGI
1. SISTEM KARDIOVASKULAR
Gangguan fungsi kardiovaskular yang normal pada PE dan E Peningkatan after-load jantung
akibat HT.
13
Derajat HT
Vaskonstriksi generalisata.
Pada PE tergantung pada beratnya penyakit tidak selalu terjadi hemokonsentrasi. Pada
penderita HG umumnya memiliki volume darah yang normal. Penurunan kadar hematokrit pada
penderita dengan hemokosentrasi hebat merupakan pertanda perbaikan keadaan. Bila tidak
terjadi perdarahan, ruang intravaskular penderita PE dan E biasanya tidak terlalu kosong.
14
Aktivasi platelet
Agregasi platelet
Konsumsi meningkat
Trombitopenia hebat
EKLAMPSIA
Eklampsia terjadi pada 0.2 0.5% persalinan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian sama dengan yang ada pada PE. Kadang-kadang eklampsia terjadi pada usia kehamilan
75% kejang terjadi sebelum persalinan. 50% dari eklampsia pasca persalinan terjadi dalam waktu
48 jam pasca persalinan.
PATOFISIOLOGI
Patogenesis eklampsia tidak diketahui dengan jelas.
Diperkirakan disebabkan oleh karena :
Magnesium sulfat
o
MgSO4.7H2O ;
16
Antikonvulsan yang efektif tanpa penekanan pada SSP ibu dan janin
Bila terjadi depresi pernafasan berikan Calcium Gluconate 1 gram i.v perlahanlahan sampai depresi nafas menghilang.
1. Pengendalian Hipertensi
Hidralazine
Pemberian hidralazine i.v bila TD Diastolik > 110 mmHg atau TS Sistolik> 160 mmHg.
Dosis: 5 mg i.v selang 20 menit sampai TD Diastolik 90 100 mmHg
Efek puncak 30 60 menit
Duration of action 4 6 jam
Efek samping : nyeri kepala, pusing, palpitasi, angina.
Labetalol
Beta-blocker non selektif dan post-sinaptik -adrenergic blocking agent
Tersedia preparat oral ataupun parenteral
Dosis : Pemberian i.v setiap 10 menit .
Dosis pertama: 20 mg , dosis kedua 40 mg dan dosis selanjutnya 80 mg dengan dosis maksimum
300 mg.
Onset of action = 5 menit.
Efek puncak = 10 20 menit .
17
Bila 24 jam pasca persalinan TD Diastolik masih diatas 110 mmHg dapat
diberikan obat anti HT lainnya a.l diuretik, calcium channel blocker, ACE
inhibitor , betta blocker dsbnya.
PROGNOSA
Kematian maternal akibat PE atau E secara langsung jarang terjadi, kematian umumnya
disebabkan oleh :
18
Cerebral hemorrhage.
Pneumonia aspirasi.
Hipoksik ensepalopati.
Tromboemboli.
Ruptura hepar.
Gagal ginjal.
HIPERTENSI KRONIS
Angka kejadian HK pada berbagai populasi berbeda 0.5 4% (rata-rata 2.5%). Hipertensi Kronis
pada kehamilan 80% idiopatik dan 20% oleh karena penyakit ginjal.
Gejala Klinik
A. Gejala dan Tanda
Obesitas.
Multipara.
Berhubungan dengan ras dan bersifat familial. Tidak disertai dengan proteinuria. Diagnosa
ditegakkan dengan adanya riwayat HT sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan > 20 minggu.
Dan menetap sampai 6 minggu pasca persalinan.
B. Hasil Pemeriksaan Laboratorium X-ray dan ECG
ECG : Hipertrofi ventrikel kiri pada 5 10% penderita.
Laboratorium :
Proteinuria.
19
B. Komplikasi Janin
Prematuritas ( 25 30%).
TERAPI
a. Pengendalian Hipertensi
Methyldopa
Hydralazine
Beta blockers
Kecuali propanolol, jenis beta blocker lain terdapat dalam ASI dengan kadar
tinggi.
Pemeriksaan fisik :
o
21
Faal ginjal
Faal hepar
Serum elektrolit
EKG
X-ray thorax
PROGNOSA
Pada penderita HT ringan atau sedang, outcome kehamilan baik dengan perinatal survival sekitar
95 97%.
Komplikasi utama :
Superimposed PE,
Solusio plasenta ,
Prematuritas dan
PJT.
22
Kardiomiopathia kongestif.
KESIMPULAN
1. Hipertensi dalam Kehamilan adalah penyebab kematian utama ketiga pada ibu hamil
setelah perdarahan dan infeksi.
2. Hipertensi dalam kehamilan dibagi menjadi : HG-Hipertensi Gestasional, PE-Pre
Eklampsia, E-Eklampsia, Pre Eklampsia super imposed pada Hipertensi Kronis, HKHipertensi Kronis
23
DAFTAR PUSTAKA
24
25