Vous êtes sur la page 1sur 22

KEPERAWATAN KOMUNITAS 1

PENGUKURAN KESEHATAN

OLEH :
KELOMPOK 1
D IV KEPERAWATAN TINGKAT II, SEMESTER IV

Ni Kadek Ariyastuti
Putu Epriliani
I Gusti Ayu Cintya Adianti
Ni Putu Novia Indah Lestari
Kadek Poni Marjayanti

(P07120214007)
(P07120214010)
(P07120214012)
(P07120214016)
(P07120214026)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Om Swastiastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahkmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun untuk menunjang nilai mata kuliah Keperawatan
Komunitas I.
Semoga makalah ini dapat memberikan konstribusi positif dan bermakna
dalam proses belajar mengajar tentang Keperawatan Komunitas I. Dari lubuk
hati yang paling dalam, kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurrna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
kami harapkan.
Om Shanti Shanti Shanti Om.

Denpasar, 16 Maret 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................1
DAFTAR ISI .................................................................................................2
BAB I

PENDAHULUAN ......

1.1 Latar Belakang Masalah .........................................................................3


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................
2.1 Pengertian Statistik Kesehatan.5
2.2 Tujuan Statistik Kesehatan.. 8
2.3 Manfaat Statistik Kesehatan................................................ 8
2.4 Aplikasi Statistik Dalam Bidang Kesehatan 9
2.5 Cara Pengukuran Kesehatan Masyarakat 10
2.6 Indikator/Parameter Derajat Kesehatan.. 11
2.7 Insiden dan Prevalence 13
BAB III PENUTUP.......................................................................................
3.1 Simpulan..................................................................................................23
3.2 Saran........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................24

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah, dan
mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlu disediakan
dan diselenggarakannya pelayanan kesehatan masyarakat (public health
services) yang sebaik-baiknya.
Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa
perumusan kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah
kesehatan dimasyarakat.Ukuran dasar yang digunakan dalam epidemiologi
mencakup Rate (angka), Rasio dan Proporsi. Ketiga bentuk perhitungan ini
digunakan untuk mengukur dan menjelaskan peristiwa kesakitan, kematian,
dan nilai statistik vital lainnya. Misalnya kesakitan bisa di ukur dengan angka
insidensi danprevalensi, sedangkan kematian bisa diukur dengan angka
kematian.
Ukuran epidemiologis selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya faktor person atau orang, yang dinilai di sini adalah dari aspek
jumlah atau frekuensi orang yang berkaitan dengan suatu peristiwa, selain itu
faktor place atau tempat adalah faktor yang berkaitan dengan darimana orangorang yang mengalami peristiwa tersebut berasal. Faktor time atau waktu
adalah periode atau waktu kapan orang-orang tersebut mengalami suatu
peristiwa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapt diketahui rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan Statistik Kesehatan ?
2. Apakah tujuan dari statistik kesehatan ?
3. Bagaimana manfaat dari statistik kesehatan?
4. Bagaimana aplikasi statistik dalam bidang kesehatan ?
5. Bagaimana cara pengukuran statistik kesehatan ?
6. Bagaimana indicator/parameter derajat kesehatan ?
7. Bagaimana insiden dan prevalence?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
berbagai hal yang berhubungan dengan Pengukuran Kesehatan dalam
Statistik Keperawatan.
1. Untuk mengetahui pengertian dari Statistik Kesehatan .
2. Untuk mengetahui tujuan dari statistik kesehatan
3. Untuk mengetahui manfaat dari statistik kesehatan
4. Untuk mengetahui aplikasi statistik dalam bidang kesehatan
5. Untuk mengetahui cara pengukuran statistik kesehatan
6. Untuk mengetahui indicator/parameter derajat kesehatan
7. Untuk mengetahui insiden dan prevalence
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk melatih dan
menambah pengetahuan mahasiswa tentang mata kuliah keperawatan
komunitas khususnya materi mengenai pengukuran kesehatan dalam statistic
kependudukan. Dan diharapkan agar mahasiswa/mahasiswi dapat memahami
dari cara pengukuran kesehatan pada masyarakat. Disamping itu juga sebagai
syarat dari tugas mata kuliah keperawatan pariwisata.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Statistik Kesehatan


Statistik kesehatan adalah suatu cabang dari statistik yang berurusan
dengan cara-cara pengumpulan, kompilasi, pengolahan dan interpretasi
fakta-fakta numerik sehubungan dengan sehat dan sakit, kelahiran,
kematian, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan itu pada populasi
manusia. Apabila kegiatan pencatatan ini ditunjukan khusus pada kejadiankejadian

kehidupan

manusia

tertentu,

yakni:

kelahiran,

kematian,

perkawinan, dan perceraian, disebut statistik vital (vital statistics), atau


sering juga disebut statistik kehidupan (bio statistic).
Statistik adalah suatu pernyataan jumlah atau keterangan yang sebaikbaiknya dinyatakan dengan angka dari keadaan yang timbul dalam
masyarakat. Data yang penting untuk perencanaan dalam bidang kesehatan
adalah :
1. Data demografi, yaitu tentang jumlah penduduk beserta pembagiannya
berdasarkan umur dan jenis kelamin.
2. Data vital statistik, yaitu tentang angka kelahiran, kematian,
perkawinan.
3. Data tentang kesehatan, yaitu menyangkut macam penyakit dan kasuskasus penyebab kematian dan sebagainya.
4. Data tentang hygiene dan sanitasi lingkungan, yaitu tentang sumber
air rumah tangga, pengolahan limbah rumah tangga, keadaan
perumahan dan lain-lain.
5. Data mengenai fasilitas kesehatan, seperti jumlah rumah sakit,
puskesmas, KIA, jumlah tenaga medis dan lain-lain.
6. Data mengenai lembaga pendidikan kesehatan, anggaran kesehatan
dari pemerintah dan sumber-sumber fisik seperti alat-alat kesehatan
dan obat-obatan.
Manfaat dan peranan statistik adalah membantu pengelola dan pelaksana
program

kesehatan

khususnya

dalam

mengambil

keputusan

yang

selanjutnya dipakai dasar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi berbagai


kegiatan yang dilakukan.
1. Statistik sebagai bahan perencanaan
Statistik seperti telah dijelaskan pada butir terdahulu adalah
pengetahuan yang berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan
5

penganalisisan, penyajian dan penarikan kesimpulan serta pembuatan


keputusan berdasarkan data dan kegiatan analisis yang dilakukan.
Dengan kata lain, setiap data yang dibutuhkan adalah data yang dapat
dipercaya dan tepat waktu. Melalui data yang dapat dipercaya dan tepat
waktu diharapkan seluruh kegiatan pengolahan data akan menghasilkan
informasi untuk mengambil suatu keputusan yang tepat. Kemungkinankemungkinan penyimpangan yang telah dicoba untuk dieliminasi
sekecil mungkin melalui berbagai metode yang dikembangkan dalam
statistik, akan sagat membantu dalam setiap kegiatan perencanaan
program.
2. Statistik sebagai bahan monitoring
Seperti telah tersebut dalam anti sempit bahwa statistik adalah data
ringkasan berbentuk angka, maka hal ini sangat membantu di dalam
suatu kegiatan monitoring. Oleh karena secara umum yang dilakukan
dalam kegiatan monitoring adalah memonitor seluruh kekuatan dan
kelemahan program yang menyangkut berbagai variabel yang
berbentuk data ringkasan.
3. Statistik sebagai bahan evaluasi
Dengan mengetahui berbagai data yang dapat dipercaya maka
selanjutnya kita dapat menganalisis dan memutuskan yang baik dan
yang buruk. Selain itu melalui berbagai data yang ada kita dapat
membandingkan dan selanjutnya membuat suatu generalisasi dari
sampel yang kecil kepada populasi.
Cara penyajian data statistik pada umumnya dikelompokkan menjadi
tiga, yakni:
1. Penyajian dalam Bentuk Tekstular
Penyajian secara tesktular adalah penyajian data hasil penelitian
dalam bentuk kalimat. Misalnya: penyebaran penyakit malaria di daerah
pedesaan pantai lebih tinggi bila dibandingkan dengan penduduk
pedesaan pedalaman. Penyajian data dalam bentuk tabel adalah suatu
penyajian yang sistematik dari data numerik, yang tersusun dalam
kolom atau jajaran. Sedangkan penyajian dalam bentuk grafik adalah
suatu penyajian data secara visual. Penyajian hasil penelitian kuantitatif
6

yang sering menggunakan bentul tabel atau grafik, oleh sebab itu yang
akan diuraikan lebih lanjut dalam bab ini adalah kedua bentuk
penyajian tersebut.
2. Penyajian dalam-Bentuk Tabel
Berdasarkan penggunaannya, tabel dalam statistik dibedakan
menjadi dua, yakni tabel umum (master table) dan tabel khusus. Tabel
umum dipergunakan untuk tujuan umum, dan tabel khusus untuk tujuan
khusus.
a. Tabel Umum
Yang dimaksud tabel umum di sini adalah suatu tabel yang berisi
seluruh data atau variabel hasil penelitian.
b. Tabel Khusus
Tabel khusus merupakan penjabaran atau bagian dari tabel umum.
Ciri utama dari tabel khusus ialah angka-angka dapat dibulatkan,
dan hanya berisi beberapa variabel saja. Gunanya tabel khusus ini
antara lain untuk menggambarkan adanya hubungan atau asosiasi
khusus, dan menyajikan data yang terpilih (selective) dalam bentuk
sederhana.
3. Penyajian dalam Bentuk Grafik
Penyajian data secara visual dilakukan melalui bentuk grafik,
gambar, atau diagram. Ketentuan umum untuk membuat grafik,
diagram, atau gambar data antara lain:
a. Judul grafik, diagram, gambar atau skema harus jelas dan tepat.
Judul

terletak

di

atas

tengah

gambar

atau

grafik,

dan

menggambarkan ciri data, tempat dan tahun data tersebut diperoleh


b.

(what, where and when).


Garis horizontal maupun garis vertikal sebagai koordinat harus di

c.

atas agar garis kurva tampak jelas.


Skala pada grafik atau gambar harus ada catatan tentang satuan
yang dipakai, misalnya tahun, hari, kilogram, celcius, dan

d.

sebagainya.
Apabila data dari grafik atau gambar tersebut diambil dari sumber
lain (bukan hasil penelitian sendiri), maka sumber data harus ditulis
di bawah kiri grafik atau gambar tersebut.

2.2 Tujuan Statistik Kesehatan


Adapun tujuan dari statistik kesehatan yaitu :

1. Menyederhanakan data, sehingga data tersebut dapat menghasilkan


informasi
2. Menjawab masalah yang ada dalam masyarakat
3. Membuktikan suatu dugaan yang belum pernah terjadi melalui
penelitian
4. Membantu seseorang di dalam pembangunan daya kritik dalam suatu
kegiatan pengambilan keputusan dengan menggunakan cara-cara
kuantitatif
2.3 Manfaat Statistik Kesehatan
1. Merencanakan dalam bidang

kesehatan

masyarakat.

Hal

ini

dimungkinkan karena data yang dibutuhkan adalah data yang dapat


dipercaya dan tepat, sehingga diharapkan pengolahan data akan
menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan yang tepat,
kemungkinan penyimpangan dapat dieliminasi sekecil mungkin melalui
metode yang dikembangkan dalam statistik dan akan membantu dalam
setiap kegiatan perencanaan program.
2. Menentukan masalah dan penyebab dari suatu masalah kesehatan.
3. Menentukan prioritas dari suatu program kesehatan.
4. Membantu para pengelola dan pelaksana program kesehatan, khususnya
dalam mengambil keputusan.
5. Memberikan gambaran status kesehatan masyarakat.
6. Memperbandingkan tingkat kesehatan masyarakat dengan melihat data
yang telah ada.
7. Menentukan kebutuhan-kebutuhan dalam bidang kesehatan.
8. Sebagai bahan monitoring ringkasan data yang berbentuk angka akan
sangat membantu dalam memonitor seluruh kekuatan dan kelemahan
program yang menyangkut berbagai variable yang berbentuk ringkasan
data tersebut
9. Sebagai bahan evaluasi keberhasilan program kesehatan dengan melihat
berbagai data yang dapat dipercaya, maka dapat dianalisis dan
ditentukan apakah program tersebut sudah sesuai. Selain itu, data yang
dapat digunakan untuk membuat generalisasi dari sampel yang kecil ke
populasi.
10. Statistik dasar berguna dalam hal :
a. Memberikan gambaran tentang suatu objek secara lengkap dan
ringkas;

b. Membandingkan antara kejadian satu dan lainnya, mengacu pada


waktu dan tempat;
c. Membuat ramalan pada kejadian yang sama di masa yang akan
datang.
2.4 Aplikasi Statistik Dalam Bidang Kesehatan
Adapun aplikasi statistik dalam bidang kesehatan yaitu :
1. Mengukur peristiwa-peristiwa yang penting (vital event) yang terjadi
dalam masyarakat.
2. Mengukur status kesehatan masyarakat dan mengetahui masalah
kesehatan yang terdapat pada berbagai kelompok masyarakat.
3. Membandingkan status kesehatan masyarakat di suatu tempat dengan
tempat lain atau status kesehatan masyarakat sekarang dengan masa
lampau.
4. Meramalkan status kesehatan masyarakat di masa-masa yang akan
datang.
5. Evaluasi tentang perjalanan, keberhasilan, dan kegagalan dari suatu
program kesehatan atau pelayanan kesehatan yang sedang dijalankan.
6. Keperluan estimasi tentang kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan serta menentukan secara pasti target pencapaian tujuan.
7. Keperluan riset terhadap masalah kesehatan, Keluarga Berencana (KB),
lingkungan hidup,dan lain-lain.
8. Perencanaan dan system administrasi kesehatan
9. Keperluan publikasi ilmiah di media massa.
2.5 Cara Pengukuran Kesehatan Masyarakat
Beberapa indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan
masyarakat pada suatu daerah, diantaranya angka kematian ibu (AKI), angka
kematian bayi (AKB), umur harapan hidup (UHH) dan status gizi.
Indikator tersebut ditentukan dengan 4 faktor utama yaitu perilaku
masyarakat, lingkungan, pelayanan kesehatan dan faktor genetika. Keempat
faktor utama tersebut diintervensi melalui beberapa kegiatan pokok yang
mempunyai dampak besar terhadap upaya-upaya percepatan penurunan AKI,
AKB, AKABA dan peningkatan status gizi masyarakat serta status angka
kesakitan dan kondisi penyakit menular.
Keberhasilan upaya-upaya kesehatan yang dilakukan dapat dinilai
sebagai indikator output yang cukup signifikan mempengaruhi indikator

outcome diantaranya,

umur harapan hidup (UHH). Upaya

untuk

meningkatkan UHH menjadi 70 tahun merupakan hal penting yang perlu


dicermati melalui upaya-upaya peningkatan kegiatan program yang
berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat seperti penurunan resiko
kesakitan, pada keluarga rentan, trend penyakit degeneratif dan tidak
menular, serta peningkatan kesehatan parasusila yang dapat hidup produktif
dan mandiri.
Selain itu, angka kematian (Mortalitas). Kejadian kematian dalam
masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberi gambaran perkembangan
derajat kesehatan masyarakat atau dapat digunakan sebagai indikator dalam
penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan
kesehatan lainnya. Tingkat kematian secara umum berhubungan erat dengan
tingkat kesakitan, karena biasanya merupakan akumulasi akhir dari berbagai
penyebab terjadinya kematian baik langsung maupun tidak langsung.
2.6 Indikator/Parameter Derajat Kesehatan
Kata indikator memiliki berbagai macam definisi menurut beberapa ahli
yang berbeda, salah satunya adalah menurut WHO (World Health
Organization), 1981, yaitu variabel untuk mengukur suatu perubahan baik
langsung maupun tidak langsung. Bukan hanya definisi yang dimilikinya,
indikator juga memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Valid yang berarti bahwa indikator benar-benar dapat dipakai sebagai
pengukur atas sesuatu yang akan diukur.
2. Reliable yang berarti bahwa indikator mampu menunjukkan hasil yang
sama walaupun dalam waktu yang berbeda, dan dihitung oleh orang
yang berbeda pula.
3. Sensitive yang berarti bahwa indikator cukup peka dan tepat sebagai
pengukur sehingga jumlahnya tidak perlu banyak.
4. Specific yang berarti bahwa indikator mampu memberikan gambaran
perubahan ukuran yang jelas.
5. Relevant yang berarti bahwa indikator sesuai dengan aspek kegiatan
yang diukur.

10

Kelima hal tersebut merupakan karakteristik yang harus dimiliki


oleh sebuah indikator. WHO juga mengemukakan beberapa indicator
kesehatan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat, yaitu
indikator komprehensif dan indikator spesifik.
Definisi yang dikemukakan oleh WHO bahwa indikator merupakan
variabel sebagai pengukur suatu perubahan. Jika sebuah indikator tidak
memiliki satu saja karakteristik yang disebutkan, maka tidak akan menjadi
sebuah indikator yang baik. Beberapa indikator kesehatan yang disebutkan
oleh WHO adalah indikator kesehatan yang berhubungan dengan status
kesehatan masyarakat dan indikator kesehatan yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan. Indikator kesehatan yang berhubungan dengan status
kesehatan masyarakat adalah indikator komprehensif dan indikator spesifi,
dimana indikator komprehensif terdiri dari angka kematian kasar menurun,
rasio angka moralitas proporsional rendah, umur harapan hidup meningkat,
sedangkan indikator spesifi terdiri dari angka kematian ibu dan anak
menurun, angka kematian karena penyakit menular menurun, angka
kelahiran menurun. Terdapat juga indikator kesehatan yang berhubungan
dengan pelayanan kesehatan, yaitu rasio antara pelayanan kesehatan dan
jumlah penduduk seimbang, distribusi tenaga kesehatan merata, informasi
lengkap tentang fasilitas kesehatan, informasi tentang sarana pelayanan di
rumah sakit, puskesmas, dan lain-lain. Indonesia Sehat 2010 dari Depkes RI
tahun 2003 juga mengemukakan indikator kesehatan yang terdiri dari 3
macam, yaitu indikator derajat kesehatan, indikator hasil antara, dan
indikator proses dan masukan.
Indikator-indikator kesehatan yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli
kesehatan atau badan kesehatan yang berwenang merupakan indikator yang
penting dan perlu diperhatikan oleh setiap bagian masyarakat, karena
sebagian besar indikator kesehatan memiliki keterkaitan dengan bangsa
secara umum. Alangkah baiknya jika setiap bagian bangsa dan negara
mengetahui

indikator-indikator

kesehatan

tersebut

demi

membantu

terbentuknya bangsa yang sehat dan sejahtera.


Indikator derajat kesehatan masyarakat secara umum dapat dilihat dari :

11

a. Umur harapan hidup (Life expectations) : Umur harapan hidup


diharapkan meningkat pada tahun 1980 umur 50 tahun, pada tahun
2000 menjadi sekurang-kurangnya berumur 60 tahun.
b. Angka kematian bayi (infant mortality) dan balita menurun : PADA
tahun 1980, angka kematian bayi sekitar 100/1000 kelahiran hidup,
maka diharapkan pada tahun 2000 menjadi setinggi-tingginya
45/1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita menurun dari
40/1000 balita saat ini menjadi setinggi-tingginya 15/1000 balita di
masa yang akan datang.
c. Tingkat kecerdasan penduduk : Hal ini dapat diukur dengan tingkat
pendidikan gologngan wanita diharapkan meningkat dengan
penurunan angka buta huruf dari sekitar 50 % pada tahun 1977
menjadi sekitar 25 % pada tahun 2000.
d. Bayi lahir : Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan berat badang 2500
gram atau yang kurang yang dewasa ini adalah sekitar 14 %
diharapkan akan turun menjadi setinggi-tingginya 7% pada masa
yang akan dating
e. Angka kesakitan (Morbiditas)
2.7 Insiden dan Prevalence
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan
dalam Epidemiologi sangat beraneka ragam, karena tergantung dari macam
masalah kesehatan yang ingin diukur atau diteliti. Secara Umum Ukuran ukuran
dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas :
A. Untuk Mengukur Masalah Penyakit ( Angka Kesakitan/ Morbiditas )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang
dianggap sebagai penyakit. Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan sakit,
semuanya dikategorikan di dalam istilah tunggal :
Morbiditas
MORBIDITAS = Kesakitan : Merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan
pada suatu populasi. MORBIDITAS : Juga merupakan suatu penyimpangan
dari status sehat dan sejahtera atau keberadaan suatu kondisi sakit.

12

MORBIDITAS : Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu ; jumlah orang


yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan
kelompok yang sehat atau kelompok yang beresiko. Di dalam Epidemiologi,
Ukuran Utama Morbiditas adalah : Angka Insidensi & Prevalensi dan berbagai
Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap kejadian penyakit,
kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka Insidensi dan
Angka Prevalensi.
1. Insidensi
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat. Untuk
dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus
diketahui terlebih dahulu tentang:
Data tentang jumlah penderita baru.
Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru (Population at
Risk). Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu:
a) Incidence Rate
- Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan
jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada
-

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.


Rumus yang dipergunakan :

Incidence rate =

jumlah penderita baru

Jumlah penduduk yang mungkin terkena

XK

penyakit tersebut pada pertengahan tahun

K = Konstanta ( 100%, 1000 )


Perhitungan Penduduk Pertengahan Tahun:
Jika diketahui Jumlah Penduduk pada 1 Januari dan 31
Desember pada tahun yang sama, maka penghitungan jumlah
penduduk pertengahan tahunnya adalah :
a. (P1 + P2) : 2
b. P1 + {(P2 P1)}

13

Bila diperoleh Jumlah Penduduk pada 1 Maret dan 31


Desember, maka Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun :
P1 + (3/12) x P2
Manfaat Incidence Rate adalah :
a. Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
b. Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
c. Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu
fasilitas pelayanan kesehatan.
b) Attack Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada
suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada saat yang sama.
Manfaat Attack Rate adalah :
a. Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit.
Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi

pula kemampuan

Penularan Penyakit tersebut.


b. Rumus yang digunakan:
Attack rate = jumlah penderita baru dalam satu saat
Jumlah penduduk yang kena penyakit tersebut X K
dalam saat yg sama
c) Secondary Attack Rate
Adalah : Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama.
Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga ).
Rumus yang digunakan :
SAR = jumlah penderita baru pada serangan kedua
(jumlah pnduduk-penduduk yang terkena serangan pertama) X K

2. Prevalensi
Adalah : gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang
ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat
tertentu. Pada perhitungan angka Prevalensi, digunakan jumlah seluruh
14

penduduk tanpa memperhitungkan orang/penduduk yang Kebal atau


Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan
bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni,
karena Penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga dimasukkan
dalam perhitungan. Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu :
a) Period Prevalen Rate
Yaitu : Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.
Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa.
Rumus yang digunakan :
Periode prevalen rate = jumlah penderita lama dan baru
Jumlah penduduk pertengahan X K
b) Point Prevalen Rate
Adalah : Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu.
Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan.
Rumus:
Point prevalens rate = jmlh penderita lama dan baru pada saat itu
Jumlah penduduk saat itu X K
3. Hubungan Antara Insidensi Dan Prevalensi :
Prevalensi = Semua. Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya
Insidensi dan Lamanya Sakit/Durasi Penyakit. Lamanya Sakit/Durasi Penyakit
adalah Periode mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit
tersebut yaitu : sembuh, mati ataupun kronis. Hubungan ketiga hal tersebut
dabat dinyatakan dengan rumus
P=IxD
P = Prevalensi
I = Insidensi
D = Lamanya Sakit
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika
dipenuhi 2 syarat, yaitu:

15

a) Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan : Tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok.
b) Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil : Tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok.
B. Untuk Mengukur Masalah Kematian ( Angka Kematian / Mortalitas )
Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran
kesehatan masyarakat yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam
menelusuri penyakit dan mengkaji data populasi. Penelusuran terhadap
berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan penduduk paling baik
dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang distandardisasi,
yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi.
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk
Kematian. Dikalangan masyarakat kita, ada 3 hal umum yang menyebabkan
kematian, yaitu :
a) Degenerasi Organ Vital & Kondisi terkait,
b) Status penyakit,
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat ( Bunuh diri, Kecelakaan,
Pembunuhan, Bencana Alam, dsb.)
Macam macam / Jenis Angka Kematian (Mortality Rate/Mortality Ratio)
dalam Epidemiologi antara lain :
1. Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate )
2. Angka Kematian Perinatal ( Perinatal Mortality Rate )
3. Angka Kematian Bayi Baru Lahir ( Neonatal Mortality Rate )
4. Angka Kematian Bayi ( Infant Mortalaity Rate )
5. Angka Kematian Balita ( Under Five Mortalaty Rate )
6. Angka Kematian Pasca-Neonatal (Postneonatal Mortality Rate)
7. Angka Lahir Mati / Angka Kematian Janin(Fetal Death Rate )
8. Angka Kematian Ibu ( Maternal Mortality Rate )
9. Angka Kematian Spesifik Menurut Umur (Age Specific Death Rate)
10. Cause Spesific Mortality Rate ( CSMR )
11. Case Fatality rate ( CFR )
1. Crude death rate (angka kematian kasar)
Adalah : jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu
( umumnya 1 tahun ) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada
pertengahan

waktu

yang

bersangkutan.

Istilah

Crude

Kasar

digunakankarena setiap aspek kematian tidak memperhitungkan usia, jenis


kelamin, atau variable lain)
Rumus :
16

CDR/AKK =

Jumlah Seluruh Kematian


Jumlah Penduduk Pertengahan

XK

2. Angka Kematian Perinatal


Periode yang paling besar resiko kematiannya bagi umat manusia adalah
periode perinatal dan periode setelah usia 60 tahun. Di dalam kedokteran
klinis, evaluasi terhadap kematian anak dalam beberapa hari atau beberapa
jam bahkan beberapa menit setelah lahir merupakan hal yan penting agar
kematian dan kesakitan yang seharusnya tidak perlu terjadi dalam periode
tersebut bisa dicegah. )
PMR Adalah : Jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28
minggu atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang berumur
kurang dari 7 hariyang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama. ( WHO, 1981)
Manfaat PMR : Untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat
terutama kesehatan ibu hamil dan bayi.) Factor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya PMR adalah :
a) Banyaknya Bayi BBLR
b) Status gizi ibu dan bayi
c) Keadaan social ekonomi
d) Penyakit infeksi, terutama ISPA
e) Pertolongan persalinan
3. Neonatal Mortality Rate ( NMR ) = Angka Kematian Neonatal (AKN) )
Adalah : jumlah kematian bayi berumur kurang dari 28 hari yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. ) Manfaat
NMR adalah untuk mengetahui :
a) Tinggi rendahnya usaha perawatan postnatal
b) Program imunisasi
c) Pertolongan persalinan
d) Penyakit infeksi, terutama Saluran Napas Bagian Atas.
Rumus:
Jumlah kematian bayi umur kurang dari 28 hari
NMR/AKN =
Jumlah lahir hidup pada tahun yg sama

XK

4. Infant Mortality Rate ( IMR ) = Angka Kematian Bayi ( AKB )


Adalah : jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang
dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. )

17

Manfaat :

sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan

masyarakat.
Rumus:
IMR/AKB =

Jml. Kematian bayi umur 0 1 tahun dalam 1 tahun


Jml. Kelahiran hidup pada tahun yang sama
XK

5. Under Five Mortality Rate ( UFMR ) / Angka Kematian Balita )


Adalah : Jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun per 1000
penduduk balita pada tahun yang sama. ) Manfaat : Untuk mengukur status
kesehatan bayi.
Rumus:
UFMR = Jml. Kematian Balita yg dicatat dlm 1 tahun
Jumlah penduduk balita pd. tahun yg sama

XK

6. Angka Kematian Pasca-Neonatal (Postneonatal Mortality Rate)


Angka kematian pascaneonatal diperlukan untuk menelusuri kematian di
Negara belum berkembang , terutama pada wilayah tempat bayi meninggal
pada tahun pertama kehidupannya akibat malnutrisi, defisiensi nutrisi, dan
penyakit infeksi. ) Postneonatal Mortality Rate adalah : kematian yang terjadi
pada bayi usia 28 hari sampai 1 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam satu
tahun.
Rumus:
Pasca-neonatal mortality Rate =
Jml. Kematian bayi usia 28 hari s/d 1 tahun
Jumlah Kelahiran Hidup pada Tahun yg sama

XK

7. Angka Kematian Janin/Angka Lahir Mati (Fetal Death Rate)


Istilah kematian janin penggunaannya sama dengan istilah lahir mati.
Kematian

janin

adalah

kematian

yang

terjadi

akibat

keluar

atau

dikeluarkannya janin dari rahim, terlepas dari durasi kehamilannya. Jika bayi
tidak bernafas atau tidak menunjukkan tanda tanda kehidupan saat lahir, bayi
dinyatakan meninggal. Tanda tanda kehidupan biasanya ditentukan dari
Pernapasan, Detak Jantung, Detak Tali Pusat atau Gerakan Otot Volunter. )
Angka Kematian Janin adalah Proporsi jumlah kematian janin yang dikaitkan
dengan jumlah kelahiran pada periode waktu tertentu, biasanya 1 tahun.
Rumus:
Angka Kematian Janin
Jml. Kematian Janin dalam periode tertent ( 1 tahun )
Total Kematian Janin + Janin Lahir Hidup periode yg sama
XK
18

8. Maternal Mortality Rate ( MMR ) = Angka Kematian Ibu ( AKI )


Adalah : jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan,
persalinan dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun
yang sama. ) Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan : a) Social ekonomi b)
Kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin dan nifas c) Pelayanan kesehatan
terhadap ibu hamil d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas.
Rumus:
MMR = Jml. Kematian Ibu Hamil, Persalinan & Nifas dlm 1 tahun X K
Jumlah lahir hidup pd tahun yang sama
9. Age Spesific Mortality Rate ( ASMR / ASDR )
Manfaat ASMR/ASDR adalah : a) Untuk mengetahui dan menggambarkan
derajat kesehatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada
golongan umur. b) Untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di
berbagai wilayah.
10. Cause Spesific Mortality Rate ( CSMR )
Yaitu : Jumlah seluruh kematian karena satu sebab penyakit dalam satu jangka
waktu tertentu ( 1 tahun ) dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin
terkena penyakit tersebut.
Rumus:
CSMR = Jml. Seluruh kematian krn. Sebab penyakit tertentu (x) X K
Jml. Penduduk yg mungkin terkena penyakit (x) pd pertengahan
tahun.
11. Case Fatality Rate ( CFR )
Ialah : perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab
penyakit tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut
pada tahun yang sama. ) Digunakan untuk mengetahui penyakit penyakit
dengan tingkat kematian yang tinggi.
Rumus:
CFR =

Jml. Kematian krn. Penyakit tertentu (x)


XK
Jml. Seluruh penderita penyakit tersebut (x)

19

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Ukuran dasar yang digunakan dalam epidemiologi mencakup Rate
(angka), rasio dan proporsi. Ketiga bentuk perhitungan ini digunakan untuk
mengukur dan menjelaskan peristiwa kesakitan, kematian, dan nilai statistik
vital lainnya. Rate (Angka) merupakan ukuran yang umum digunakan untuk
peristiwa yang akan diukur, biasanya untuk analisis statistik di bidang
kesehatan, sebagai hasilnya akan didapatkan ukuran yang objektif dengan
mengetahui jumlah bilangan atau angka mutlak suatu kasus atau kematian.
Proporsi digunakan jika tidak mungkin menghitung angka insidensi,
karena itu proporsi tidak dapat menunjukan perkiraan peluang infeksi, kecuali
jika banyaknya orang dimana peristiwa dapat terjadi adalah sama pada setiap
sub kelompok, tetapi biasanya hal ini tidak terjadi. Rasio adalah suatu
pernyataan frekuensi perbandingan peristiwa atau orang yang memiliki
perbedaan antara suatu kejadian terhadap kejadian lainnya.misalnya rasio
orang sakit kanker dibandingkan dengan orang sehat.
3.2 Saran
Kami sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam
mempelajari materi tentang epidemiologi.
Dan harapan kami makalah ini tidak hanya berguna bagi kamitetapi juga
berguna bagi semua pembaca. Terakhir dari kami walaupun makalah ini
kurang sempurna kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di
kemudian hari.

20

DAFTAR PUSTAKA
Ahblom, A & S Norel. 1998. Pengantar Epidemiologi Modern.editor : Suhardi,
januar Ahmad.yayasan essentia medika.
Alvian Arief, 2015. Pengukuran Masalah Kesehatan (online) available:
https://www.scribd.com/doc/291864725/Pengukuran-Masalah-Kesehatan
(16 Maret 2016, 20.00 WITA)
Apnindah Venny, 2011. Pengukuran Frekuensi Masalah Kesehatan (online)
available:

https://www.scribd.com/doc/48736296/ukuran2-dlm-

epidemiologi-pengukuran-frekuensi-masalah-kesehatan#download (16
Maret 2016, 20.30 WITA)
Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi edisi revisi. Jakarta: Rinea Cipta
Hafidz,

2009.

Cara

Pengukuran

Kesehatan

http://berbagi.net/content/view/417/85/

(online)

available:

(16 Maret 2016, 17.00 WITA)

Iqbal Mubarak,Wahit 2005, Pengantar Keperawatan Komunitas,Penerbit Sagung


Muftihat Israr, 2013. Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat (online) available:
https://www.scribd.com/doc/138469966/Indikator-Derajat-KesehatanMasyarakat

(15 Maret 2016, 16.30 WITA)

Noor, N.N, 2008. Epidemiologi. Edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta.


Seto, 2010. Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat (online) available:
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2137506-indikator-derajatkesehatan-masyarakat/#ixzz1r3WAG84A

(16 Maret 2016, 23.00 WITA)

21

Vous aimerez peut-être aussi