Vous êtes sur la page 1sur 118

MATA KULIAH

ASKEB V (KEBIDANAN
KOMUNITAS)

SEMESTER

IV (EMPAT)

TAHUN AJARAN :

YAYASAN MITRA ADIGUNA PALEMBANG


PRODI D III KEBIDANAN

Yayasan Mitra Adiguna Palembang

Sekolah Tinggi Ilmu


Kesehatan
Program Studi Strata Satu / SI Keperawatan
Program Studi Diploma Empat / D4 bidan Pendidik
Program Studi Diploma Tiga / D3 Keperawatan
Program Studi Diploma Tiga / D3 Kebidanan
Komplek Kenten Permai Blok J-12 Bukit Sangkal Palembang
Telp.(0711) 818326 Fax. (0711) 818326

SILABUS
Mata Ajaran
: Asuhan Kebidanan V (Komunitas)
Beban Studi
: 4 SKS(T:1,P:3)
Kode Mata Kuliah: BD. 305
Penempatan
: S emester IV
Koordinator
: Yoan Marini, AM.Keb
Pengajar
: Eliza Jenny Evelyn, S.Si.T
Heni Arianti, S.Si.T, M.Kes
Pradiva Dwi Lestari, SKM, SST
Sri Hastuti, S.Si.T, M.Kes
A. Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini memberikan kemampuan untuk melaksanakan praktek kebidanan
secara komprehensif dengan memperhatikan budaya setempat yang dikemas
dalam tatanan dikomunitas dengan pendekatan manajemen kebidanan dan
didasari oleh konsep keterampilan dan sikap profesional bidan dalam asuhan di
komunitas yang meiputi pokok-pokok bahasan konsep, prinsip dasar dan strategi
pelayanan kebidanan komunitas, manajerial asuhan kebidanan komunitas,
pengelolan program KIA / KB di wilayah kerja. Penggerakan dan peningkatan
peran serta masyarakat.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan konsep, prinsip, masalah dan strategi pclayanan kebidanan di
komuitas dna keluarga sebagai pusat pelayanan.
2. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas.
3. Menjelaskan aspek perlindungn hukum bagi praktisi bidan dikomunitas.
4. Mempraktekan manajerial asuhan kebidanan di komunitas.
5. Mengelola program KIA/KB di wilayah kerja.
6. Menggerakan dan meningkatkan peran serta masyarakat.
7. Menjalankan tugas tambahan yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak
8. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan kebidanan komunitas.
9. Melakukan pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas.
C. Proses Pembelajaran
T : Dilaksanakan dikelas dengan menggunakan ceramah, diskusi, seminar dan
penugasan.
P : Dilaksanakan di kelas, laboratorium, (baik dikampus, mapan dilahan
praktek) dengan menggunakan metode stimulasi, demonstrasi, role play dan
side teaching.
D.

Waktu
Mata kuliah Askeb V (kebidanan komunitas) mempunyai beban kredit 4 SKS
terdiri dari:
1. PBC : 1 SKS x 17 minggu x 1 jam = 17 jam
2. PBP : 3 SKS x 17 minggu x 2 jam = l02 jam
E. Evaluasi
Teori
1. UTS : 10%
2. UAS: 15%
Praktikum
1. Nilai Praktek
2. Tugas

: 50%
: 25%

F. Buku Sumber
Buku Utama
1. Bernet V. Ruth, Linda K. Brown, Myles Text Book For Midwives
2. Sweet R. Betty, Mayes Midwifeery a text Books For Midwives, Jones dan
Bartlet Publishers, London S: 1997
3. Mry Cronk, Caroline F. 1004, Community Midwifery, London
Buku Anjuran
1. Varney H, Varneys Midwifery, Jones & bartlete Publisher, London S: 1997
2. Pengurus pusat IBI, 1999. Etika dan Koda Etik Kebidanan, Jakarta
3. Depkes RI, 1999. Bidan di Masyarakat, Jakarta
4. Sunarwati Sularyo, Deteksi dan Intervensi Dini Penyimpangan Tumbuh
Kembang Anak dan Upaya Optiinalisasi Kualitas SDM, Jakarta
5. Linda V. Walsa, 2001. Midwifery Community-Based Care, W.B. Saunders
Company; Philadelphia
6. Permenkes 900/2002, Depkes RI, Jakarta
7. Modul MPS
8. Modul MTBS
9. Standar Pelayanan Kebidanan Depkes
10. IBI, 1997, Kompetensi Bidan Indonesia, Jakarta
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan

Yuli Bahriah, SKM, SST

Koordinator

Yoan Marini, Am.Keb

NO
1

TIU

TIK

POKOK BAHASAN

SUB POKOK BAHASAN

METODE

WAKTU
PENGAJARAN
T
P

Setelah mengikuti mataPada akhir perkuliahan


1. Konsep kebidanan komunitas
kuliah ini mahasiswamahasiswa dapat:
a. Pengertian / defmisi
mampu
memahami1. Menjelaskan konsepKonsep dasar kebidanan
b. Riwayat
kebidananCeramah,
tanya1 jam
praktek kebidanan secara dasar
kebidanankomunitas.
komunitas di indonesia danjawab
komprehensif
dengan komunitas.
beberapa negara lain
memperhatikan
budaya
c. Fokus /sasaran
setempat yang dikemas
d. Tujuan
dalam tatan di komunitas
e. Bekerja dikomunitas
dengan
pendekatan
f. Jaringan kerja kebidanan
manajemen
komunitas
kebidanan.
2. Visi Indonesia Sehat 2010
sebagai landasan berpikir
pelayanan kebidanan
2. Mengidentifikasi
Masalah kebidanan di
1. Masalah kebidanan di
Ceramah,
tanya1 jam
kebidanan di komunitas komunitas
Komunitas
jawab dan praktek
a. Kematian ibu dan bayi
b. Kehamilan remaja
c. Unsafe Abortion
d. BBLR
e. Tingkat kesuburan
f. Pertolongan persalinan oleh
tenaga non kesehatan
g. PMS
h. Perilaku dan sosial budaya
yang berpengaruh pada
pelayanan
kebidanan
komunitas

Pengajar
Heni Arianti,
S.Si.T, M.Kes

4 jam

Heni Arianti,
S.Si.T, M.Kes

3. Menjelaskan
strategiStrategi pelayanan
1. Strategi pelayanan kebidananCeramah,
pelayanan kebidanan dikebidanan di komunitas
di komunitas
jawab
komunitas
a. Pendekatan edukatif dalam
peran serta masyarakat
b. Pelayanan yang berorientasi
pada kebutuhan masyarakat
c. Memanfaatkan fasilitas dan
potensi yang ada di
masyarakat
4. Menjelaskan tugas danTugas dan tanggung
1. Tugas dan tanggung jawabCeramah,
tanggung jawab bidanjawab bidan di komunitas bidan di komunitas:
jawab
di komunitas
a. Tugas utama bidan di
komunitas
b. Tugas tambahan bidan di
komunitas
c. Bidan praktek swasta
5. Menjelaskan
aspekAspek perlindungan
Aspek perlindungan hukum bagiCeramah,
perlindungan
hukumhukum bagi praktisi
bidan di komunitas:
jawab
bagi praktisi bidan dibidan di komunitas
a. Standar pelayanan kebidanan
komunitas
b. Kode etik bidan
c. Standar asuhan kebidanan
d. Registrasi praktik bidan
e. Kewenangan
bidan
di
komunitas

tanya1 jam

Heni Arianti,
S.Si.T, M.Kes

tanya1 jam

Eliza Jenny
Evelyn, S.Si.T

tanya1 jam

Eliza Jenny
Evelyn, S.Si.T

6. Melaksanakan
Manajerial asuhan
l.
manajerial
asuhankebidanan di komunitas
kebidanan di komunitasbaik dirumah, posyandu
baik dirumah, posyandudan polinds dengan focus
dan polinds denganmaking pre gnancy safes.2.
focus
making
pre
gnancy safes.

Asuhan antenatal
Ceramah,
tanya3 jam
a. Standar asuhan kebidanan
jawab dan praktek
b. Standar alat
c. Manajerial ibu antenatal
Asuhan intranatal
a. Standar pelayanan
kebidanan
b. Persiapan bidan
c. Persiapan rumah dan
lingkungan
d. Persiapan ibu dan
keluarga
e. Manajemen ibu
intranatal
3. Asuhan ibu post partum dirumah
a. jadwal kunjungan di rumah
b. manajemen ibu post partum
c. Post partum group
4. Asuhan bayi baru lahir
a. jadwal kurjungan
b. manajemen pada bayi baru lahir dan neonatus
5. Pelayanan kesehatan pada bayi dan balita
a. perawatan kesehatan bayi
b. perawatan kesehatan anak balita
c. Pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita /
deteksi dini
d. Imunisasi
6. Pertolongan pertama kegawat daruratan obstetri dan
neonatus (PPGDON)
7. Pelayanan kontrasepsi dan rujukannya

8. Sistem rujukan

48 jam

Eliza Jenny

7. Mengelola
KIA/KB
kerja

a. Tujuan
b. Jenis
c. Jenjang
tingkat
tempat
rujukan
d. Jalur rujukan
e. Mekanisme_rujukan
MID SEMESTER
programProgram KIA/KB
1. Pengumpulan data dan PWS:Ceramah,
tanya1 jam
diwilayahdiwilayah kerja
data sasran, data dasar dan datajawab dan praktek
lainnya.
2. Perencanaan kegiatan
3. Pelaksanaan kegiatan
4. Pemantauan hasil kegiatan

Evelyn, S.Si.T

8 jam

Sri Hastuti, SS.Si,


M.Kes

8. Menggerakkan
meningkatkan
peran
serta masyarakat

1. Pembinaan dukun bayi


Ceramah,
tanya1 jam
a. Pemberitahuan ibu hamil untukjawab dan praktek
bersalin
ditenaga
kesehatan
(promosi dibidan siaga)
b. Pengenalan
tanda
bahaya
kehamilan, persalinan dan nifas
c.
Pengenalan
dini
tetanus
neonatorum, BBL serta rujukannya
d. Penyuluhan Gizi dan KB
e. Pencatatan kelahiran dan kematian
bayi / ibu
2. Pembinaan kader
a. Pembinaan ibu haniil untuk
SALIN di NAKES (promosi bidan
SIAGA)
b. Pengenalan
tanda
bahaya,
kehamilan, persalinan dan nifas
serta rujukannya
c. Penyuluhan Gizi dan KB
d. Pencatatan kelahiran dan kematian
ibu dan bayi
e. Promosi TABULIN, donor darah
berjalan dan ambulance desa,
suami SIAGA, berperan aktif
dalam kegiatan SATGAS GSI
3. Pengembangan wahana/ forum PSM
berperan dalam kegiatan : posyandu,
polindes, KB-KIA, dasa wisma,
tabulin, donor darah berjalan
ambulance desa

8 jam

Sri Hastuti, SS.Si,


M.Kes

10

11

9. Menjalan
tugasTugas tambahan 1. Pelayanan kesehatan pada wanitaCeramah,
tanya2 jam
tambahan yang terkaityang terkait dengan sepanjang daur kehidupannya
jawab dan praktek
dengan kesehatan ibukesehatan ibu dan
a. Skrining
dan anak
anak
b. Deteksi dini
2. Manjemen terpadu balita sakit (MTBS)
10.Melakukan monitoring
Kohort ibu dan bayi
Ceramah,
tanya1 jam
dan evaluasi kegiatan
jawab dan praktek
pelayanan kebidanan
komunitas
11.Melakukan
Pencatatan dan pelaporan
Ceramah,
tanya1 jam
pendokumentasian
jawab dan praktek
asuhan kebidanan di
komunitas
UJIAN AKHIR SEMESTER
JUMLAH
18 Jam

KONTRAK PROGRAM KEBIDANAN KOMUNITAS


TK. IIA & IIB SEMESTER IV PRODI D III KEBIDANAN MITRA ADIGUNA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2008/2009

8 jam

Sri Hastuti, SS.Si,


M.Kes

6 jam

Pradiva Dwi
Lestari, SKM, SST

6 jam

Pradiva Dwi
Lestari, SKM, SST

108 Jam

No
1.

Hari / Tanggal
Rabu /4 Maret 2015

Pertemuan
I

Pokok Bahasan
Referensi
Konsep kebidanan komunitas
Bennet V Ruth,, Linda K Vbrown,
Pengertian, riwayat kebidanan komunitasMyles text book for midwives (BU1)
di Indonesia dan beberapa negara lain, focus,Sweet R Betty, Mayes Midwifereys
tujuan, bekerja di komunitas, jaringan kerjatext books for Midwives, jones &
kebidanan komunitas dan visi Indonesia sehatbartlet publishers, london S: 1997
2010 sebagai landasan berfikir pelaayanan(BU-2)
kebidanan
Mary Cornk, Caroline F. 1994,
Community Midwifery. London
(BU-3)

2.

Rabu / 11 Maret 2015

II

Masalah kebidanan komunitas


BU 1, 2,3
Kematian ibu dan bayi, kehamilan
remaja dan Unsafe abortion

3.

Rabu / 18 Maret 2015

III

Masalah kebidanan komunitas BBLR, TingkatBU 1,


kesuburan, pertolongan persalinan
BA 1, 2, 3

4.

Rabu / 25 Maret 2015

IV

5.

Rabu / 1 April 2015

6.

Rabu / 8 April 2015

VI

7.

Rabu / 15 April 2015

VII

Oleh tenaga persalinan non kesehatan


Strategi pelayanan kebidanan komunitas BU 3
Pendekatan edukatif dalam peran sertaBA 2, 3, 7, 9
masyarakat, pelayanan yang berorientasi pada
kebutuhan masyarakat, dan menggunakan
fasilitas dan potensi yang ada dimasyarakat
Tugas dan tanggung jawab bidan dikomunitas BU 3
Tugas utama bidan di komunitas, tugas BA 10, 2
tambahan bidan di komunitas, dan bidan
praktek swasta.
Aspek perlindungan hukum bagi praktis bidanBU 3
dikomunitas
BA 2, 3, 7, 9
Standar pelayanan kebidanan, kode
etik, standar asuhan kebidanan, registrasi
praktik bidan, kewenangan bidan di komunitas
Asuhan antenatal
Standar asuhan kebidanan, standar alat
dan manajemen ibu antenatal

8.

Rabu / 29 April 2015

VIII

9.
10.

Rabu / 6 Mei 2015


Rabu / 13 Mei 2015

IX
X

11.

Rabu / 3 Juni 2015

XI

12.

Rabu / 10 Juni 2015

XII

Asuhan intranatal & post partum


BU
Persiapan alat/bidan kit, persiapn ibu BA 2, 3, 7, 9
dan keluarga, manajemen ibu intranatal,
jadwal kunjungan di rumah manajemen
ibu post partum dan post partum group
UTS
Asuhan bayi baru lahir
BU 3
Jadwal kunjungan, manajemen padaBA 2, 3, 7, 9
bayi baru lahir dan neonatus
Pertolongan prtama kegawat daruratanBU 1, 2, 3
obstetric dan neonatus, pelayanan kontrasepsi,BA 1, 2, 3
dan sistem rujukan
Tujuan, jenis, jenjang tingkat tempat
rujukan, jalur rujukan dan mekanisme rujukan
Mengelola program KIA/KB di wilayah kerja BU 3
Pengumpulan
data
dan
PWS,B 2, 3, 7, 9
Perencanaan
kegiatan
pelaksanaan,
pemantauan hasil kegiatan

13.

Rabu / 17 Juni 2015

XIII

14.

Rabu / 24 Juni 2015

XIV

15.

Rabu / 1 Juli 2015

XV

16.

Rabu / 8 Juli 2015

XVI

Menggerakkan dan meningkatkan peran


BU 3
serta masyarakat
BA 2, 3, 7, 9
Pembinaan dukun bayi
Menggerakkan dan meningkatkan peran sertaBU 1, 2, 3
masyarakat
BA 2, 3, 7, 9
Pembmaan kader
Pengembangan forum PMS berperan dalamBU 3
kegiatan
BA 2, 3, 7, 9
Posyandu, polindes, KB-KIA, Dasa
wisma, Tabulin, Donor darah berjalan,
ambulan desa
Menjalankan tugas tambahan yang terkaitBU 3
dengan kesehatan Ibu dan anak
BA 2, 3, 7, 9
Pelayanan kesehatan pada wanita
sepanjang daur kehidupannya.

DAFTAR HADIR DOSEN


TK. IIA & IIB SEMESTER IV PRODI D III KEBIDANAN MITRA ADIGUNA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2008/2009
No
1.

Hari / Tanggal
Rabu /

Pertemuan
I

2.

Rabu /

II

3.

Rabu /

III

Pokok Bahasan
Konsep kebidanan komunitas
Pengertian, riwayat kebidanan komunitas
di Indonesia dan beberapa negara lain, focus,
tujuan, bekerja di komunitas, jaringan kerja
kebidanan komunitas dan visi Indonesia sehat
2010 sebagai landasan berfikir pelaayanan
kebidanan
Masalah kebidanan komunitas
Kematian ibu dan bayi, kehamilan
remaja dan Unsafe abortion
Masalah kebidanan komunitas BBLR,
Tingkat
kesuburan,
pertolongan
persalinan oleh tenaga persalinan non
kesehatan

Paraf

4.

Rabu /

IV

5.

Rabu /

6.

Rabu /

VI

7.

Rabu /

VII

Strategi pelayanan kebidanan komunitas


Pendekatan edukatif dalam peran serta
masyarakat, pelayanan yang berorientasi pada
kebutuhan masyarakat, dan menggunakan
fasilitas dan potensi yang ada dimasyarakat
Tugas dan tanggung jawab bidan dikomunitas
Tugas utama bidan di komunitas, tugas
tambahan bidan di komunitas, dan bidan
praktek swasta.
Aspek perlindungan hukum bagi praktis bidan
dikomunitas
Standar pelayanan kebidanan, kode
etik, standar asuhan kebidanan, registrasi
praktik bidan, kewenangan bidan di komunitas
Asuhan antenatal
Standar asuhan kebidanan, standar alat
dan manajemen ibu antenatal

Paraf

8.

Rabu /

VIII

9.
10.

Rabu /
Rabu /

IX
X

11.

Rabu /

XI

12.

Rabu /

XII

Asuhan intranatal & post partum


Persiapan alat/bidan kit, persiapn ibu
dan keluarga, manajemen ibu intranatal,
jadwal kunjungan di rumah manajemen
ibu post partum dan post partum group
UTS
Asuhan bayi baru lahir
Jadwal kunjungan, manajemen pada
bayi baru lahir dan neonatus
Pertolongan prtama kegawat daruratan
obstetric dan neonatus, pelayanan kontrasepsi,
dan sistem rujukan
Tujuan, jenis, jenjang tingkat tempat
rujukan, jalur rujukan dan mekanisme rujukan
Mengelola program KIA/KB di wilayah kerja
Pengumpulan
data
dan
PWS,
Perencanaan
kegiatan
pelaksanaan,
pemantauan hasil kegiatan

Paraf

13.

Rabu /

XIII

14.

Rabu /

XIV

15.

Rabu /

XV

16.

Rabu /

XVI

Menggerakkan dan meningkatkan peran


serta masyarakat
Pembinaan dukun bayi
Menggerakkan dan meningkatkan peran serta
masyarakat
Pembmaan kader
Pengembangan forum PMS berperan dalam
kegiatan
Posyandu, polindes, KB-KIA, Dasa
wisma, Tabulin, Donor darah berjalan,
ambulan desa
Menjalankan tugas tambahan yang terkait
dengan kesehatan Ibu dan anak
Pelayanan kesehatan pada wanita
sepanjang daur kehidupannya.

Paraf

SATUAN ACARA PERKULIAHAN


MATA KULIAH

: ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS)

KODE MATA KULIAH

: BD. 305

SKS

: 4 SKS (T : l, P : 3)

WAKTIJ PERTEMIJAN

: 120 Menit

PERTEMUAN KE

: I (ke satu)

HARI / TANGGAL

: Rabu /

A. TUJUAN
1. TIU

: Setelah mengikuti mata kuliah mi, mahasiswa memahami dan menjelaskan pentingnya Asuhan Kebidanan Komunitas dalam
mengidentifikasi masalah kebidanan di komunitas.

2. TIK

: Setelah mendapatkan mata kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar kebidanan komunitas.

B. POKOK BAHASAN

: Konsep kebidanan komunitas

C. SUB POKOK BAHASAN

: Pengertian, riwayat komunitas di Indonesia dan beberapa negara lain, focus, tujuan, bekerja di komunitas, jaringan kerja kebidanan
komunitas dan visi Indonesia sehat 2010 sebagai landasan pelayanan kebidanan.

D.

KEGIATAN BELEJAR MENGAJAR


Tahapan Kegiatan
A. Pendahuluan

B. Penyajian

C. Penutup

E.

Kegiatan Pengajaran

Kegiataan Mahasiswa

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri


- Menjawab salam
2. Menjelaskan cakupan materi dalam pertemuan ke -I - Mendengarkan
3. Menjelaskan
manfaat
mempelajari
metode
penelitian
- Memperhatikan
4. Menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam
TIU dan TIK untuk pertemuan ke-I
- Mencatat
5. Menjelaskan Pengertian kebidanan komunitas
- Memperhatikan
6. Menjelaskan tujuan dilakukan kebidanan komunitas- Mengajukan pertanyaan
7. Menjelaskan
implikasi
riwayat
kebidanan- Menjawab pertanyaan
komunitas di Indonesia dan beberapa negara lain - Memberi sumbangan
8. Menjelaskan sasaran kebidanan komunitas
saran
9. Membagi mahasiswa dalam kelompok diskusi untuk
seminar
a. Memberikan jadwal presentasi kelompok
b. Mengundang komentar dan pertanyaan dari
mahasiswa
c. Memberikan penilaian yang berupa komentar
tentang kelebihan dan kekurangan presentasi
kelompok untuk memperbaiki makalahnya
10. Menutup pertemuan / perkuliahan:
- Memperhatikan
- Menanyakan kembali tentang materi yang telah- Mengajukan
diberikan kepada mahasiswa
- Menjawab pertanyaan
- Merangkum kembali semua materi yang telah- Mencatat
Diberikan
- Menyarankan mahasiswa untuk mempelajari
materi ini kembali di rumah

Media dan Alat


LCD & Laptop
Papan Tulis

Estimasi Waktu
T
P
1
2
1
1

LCD & Laptop


Papan Tulis

20
20
20
15
25

LCD & Laptop


Papan Tulis

5
5
5

Daftar Pustaka
BU 1, 2, 3
B3

EVALUASI
Menanyakan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa tentang:

Pengertian kebidanan komunitas

Tujuan dilakukan kebidanan komunitas

Jaringan kerja di kebidanan komunitas

Tujuan dan sasaran kebidanan komunitas

F. REFERENSI
Buku Utama
1. Bennet V. Ruth, Linda Brown, Myles Text Book For Midwives (BU-1).
2. Sweet ft. Betty, Mayes Midwifery a Text Books For Midwives, Jones & Bartlet Publishers, London S.: 1997 (BU-2).
3. Mary Comic, Caroline F. 1994, Community Midwifery, London (BU-3).
Buku Anjuran
1. Varney H, Varneys Midwifery, Jones & Bartlet Publishers, London S: 1997 (BA-i).
2. Pengurus Pusat IBI, 1999. Etika dan Kode Etik Kebidanan, Jakarta (BA-2).
3. Depkes RI, 1999. Bidan di Masyarakat, Jakarta (BA-3).
4. Sumarwati Sularyo, Deteksi dan Intrvensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak dan Upaya Optimalisasi Kualitas SDM, Jakarta. (BA4).
5. Linda V. Walsh, 2001, Midwifery Community-Based Care, W.B. Saunders Company; Philadelphia (BA-5).
6. Permenkes 900/2002, Depkes RI, Jakarta (BA-6).
7. Modul MPS (BA-7).
8. Modal MTBS (BA-8).
9. Standar Pelayanan Kebidanan Depkes RI (BA-9).
10. IBI, 1997, Kompetensi bidan Indonesia, Jakarta (BA-10).

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MATA KULIAH

: ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS)

KODE MATA KULIAH

: BD. 305

SKS

: 4 SKS (T:1,P:3)

WAKTU PERTEMUAN

: 120 Menit

PERTEMUAN KE

: 2 (kedua)

HARI / TANGGAL

: Rabu /

A. TUJUAN
1. TIU

: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa memahami dan menjelaskan pentingnya Asuhan Kebidanan Komunitas dalam
mengidentifikasi masalah kebidanan di komunitas.

2. TIK

: Setelah mendapatkan mata kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar kebidanan komunitas.

B. POKOK BAHASAN

: Masalah kebidanan komunitas

C. SUB POKOK BAHASAN

: Kematian Ibu dan bayi, kehamilan remaja dan Unsafe abortion

D.

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Tahapan Kegiatan
A. Pendahuluan

B. Penyajian

C. Penutup

E.

Kegiatan Pengajaran

Kegiataan Mahasiswa

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri


- Menjawab salam
2. Menjelaskan cakupan materi dalam pertemuan ke II - Mendengarkan
3. Menjelaskan manfaat sistematika langkah-langkah
penelitian
- Memperhatikan
4. Menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam
TIU dan TIK untuk pertemuan ke-II
- Mencatat
5. Menjelaskan Masalah kebidanan komunitas
- Memperhatikan
6. Membagi mahasiswa dalam kelompok diskusi untuk- Mengajukan pertanyaan
seminar
- Menjawab pertanyaan
a. Memberikan jadwal presentasi kelompok
- Memberi
sumbangan
b. Mengundang komentar dan pertanyaan dan saran
mahasiswa
c. Memberikan penilaian yang berupa komentar
tentang kelebihan dan kekurangan presentasi
kelompok untuk memperbaiki makalahnya
7. Menutup pertemuan / perkuliahan:
- Memperhatikan
- Menanyakan kembali tentang materi yang telah - Mengajukan
diberikan kepada mahasiswa
- Menjawab pertanyaan
- Merangkum kembali semua materi yang telah- Mencatat
Diberikan
- Menyarankan mahasiswa untuk mempelajari
materi ini kembali di rumah

Media dan Alat


LCD & Laptop
Papan Tulis

Estimasi Waktu
T
P
1
2
1
1

LCD & Laptop


Papan Tulis

20
20
20
15
25

LCD & Laptop


Papan Tulis

5
5
5

Daftar Pustaka

EVALUASI
Menanyakan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa tentang:
Kematian ibu dan bayi
F. REFERENSI
Buku Utama
1. Bennet V. Ruth, Linda Brown, Myles Text Book For Midwives (BU-1).
2. Sweet ft. Betty, Mayes Midwifery a Text Books For Midwives, Jones & Bartlet Publishers, London S.: 1997 (BU-2).
3. Mary Comic, Caroline F. 1994, Community Midwifery, London (BU-3).
Buku Anjuran
1. Varney H, Varneys Midwifery, Jones & Bartlet Publishers, London S: 1997 (BA-i).
2. Pengurus Pusat IBI, 1999. Etika dan Kode Etik Kebidanan, Jakarta (BA-2).
3. Depkes RI, 1999. Bidan di Masyarakat, Jakarta (BA-3).
4. Sumarwati Sularyo, Deteksi dan Intrvensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak dan Upaya Optimalisasi Kualitas SDM, Jakarta. (BA4).
5. Linda V. Walsh, 2001, Midwifery Community-Based Care, W.B. Saunders Company; Philadelphia (BA-5).
6. Permenkes 900/2002, Depkes RI, Jakarta (BA-6).
7. Modul MPS (BA-7).
8. Modal MTBS (BA-8).
9. Standar Pelayanan Kebidanan Depkes RI (BA-9).
10. IBI, 1997, Kompetensi bidan Indonesia, Jakarta (BA-10).

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MATA KULIAH

: ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS)

KODE MATA KULIAH

: BD. 305

SKS

: 4 SKS (T:1,P:3)

WAKTU PERTEMUAN

: 120 Menit

PERTEMUAN KE

: 3 (ketiga)

HARI / TANGGAL

: Rabu /

A. TUJUAN
1. TIU

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa memahami dan menjelaskan pentingnya Asuhan Kebidanan Komunitas dalam
mengidentifikasi masalah kebidanan di komunitas.

2. TIK

Setelah mendapatkan mata kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar kebidanan komunitas.

B. POKOK BAHASAN

Masalah kebidanan komunitas

C. SUB POKOK BAHASAN

BBLR, Tingkat kesuburan, Pertolongan persalinan oleh tenaga persalinan non kesehatan

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Tahapan Kegiatan
A. Pendahuluan

B. Penyajian

C. Penutup

E.

Kegiatan Pengajaran

Kegiataan Mahasiswa

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri


- Menjawab salam
2. Menjelaskan cakupan materi dalam pertemuan ke- Mendengarkan
III
3. Menjelaskan manfaat sistematika langkah-langkah- Memperhatikan
penelitian
4. Menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam- Mencatat
TIU dan TIK untuk pertemuan ke-III
5. Menjelaskan Masalah kebidanan komunitas
- Memperhatikan
6. Membagi mahasiswa dalam kelompok diskusi untuk- Mengajukan pertanyaan
seminar
- Menjawab pertanyaan
a. Memberikan jadwal presentasi kelompok
- Memberi
sumbangan
b. Mengundang komentar dan pertanyaan dan saran
mahasiswa
c. Memberikan penilaian yang berupa komentar
tentang kelebihan dan kekurangan presentasi
kelompok untuk memperbaiki makalahnya
7. Menutup pertemuan / perkuliahan:
- Memperhatikan
- Menanyakan kembali tentang materi yang telah - Mengajukan
diberikan kepada mahasiswa
- Menjawab pertanyaan
- Merangkum kembali semua materi yang telah- Mencatat
Diberikan
- Menyarankan mahasiswa untuk mempelajari
materi ini kembali di rumah

Media dan Alat


LCD & Laptop
Papan Tulis

Estimasi Waktu
T
P
1
2
1
1

LCD & Laptop


Papan Tulis

20
20
20
15
25

LCD & Laptop


Papan Tulis

5
5
5

Daftar Pustaka

EVALUASI
Menanyakan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa tentang:
BBLR, Tingkat kesuburan dan pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan
F. REFERENSI
Buku Utama
1. Bennet V. Ruth, Linda Brown, Myles Text Book For Midwives (BU-1).
2. Sweet ft. Betty, Mayes Midwifery a Text Books For Midwives, Jones & Bartlet Publishers, London S.: 1997 (BU-2).
3. Mary Comic, Caroline F. 1994, Community Midwifery, London (BU-3).
Buku Anjuran
1. Varney H, Varneys Midwifery, Jones & Bartlet Publishers, London S: 1997 (BA-i).
2. Pengurus Pusat IBI, 1999. Etika dan Kode Etik Kebidanan, Jakarta (BA-2).
3. Depkes RI, 1999. Bidan di Masyarakat, Jakarta (BA-3).
4. Sumarwati Sularyo, Deteksi dan Intrvensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak dan Upaya Optimalisasi Kualitas SDM, Jakarta. (BA4).
5. Linda V. Walsh, 2001, Midwifery Community-Based Care, W.B. Saunders Company; Philadelphia (BA-5).
6. Permenkes 900/2002, Depkes RI, Jakarta (BA-6).
7. Modul MPS (BA-7).
8. Modal MTBS (BA-8).
9. Standar Pelayanan Kebidanan Depkes RI (BA-9).
10. IBI, 1997, Kompetensi bidan Indonesia, Jakarta (BA-10).

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MATA KULIAH

: ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS)

KODE MATA KULIAH

: BD. 305

SKS

: 4 SKS (T:1,P:3)

WAKTU PERTEMUAN

: 120 Menit

PERTEMUAN KE

: 4 (keempat)

HARI / TANGGAL

: Rabu /

A. TUJUAN
1. TIU

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa memahami dan menjelaskan pentingnya Asuhan Kebidanan Komunitas dalam
mengidentifikasi masalah kebidanan di komunitas.

2. TIK

Setelah mendapatkan mata kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar kebidanan komunitas.

B. POKOK BAHASAN

Strategi edukatif di kebidanan komunitas

C. SUB POKOK BAHASAN

Pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat, pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat, dan menggunakan fasilitas
dan potensi yang ada dimasyarakat.

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Tahapan Kegiatan
A. Pendahuluan

B. Penyajian

C. Penutup

E. EVALUASI

Kegiatan Pengajaran

Kegiataan Mahasiswa

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri


- Menjawab salam
2. Menjelaskan cakupan materi dalam pertemuan ke- Mendengarkan
IV
3. Menjelaskan manfaat sistematika langkah-langkah- Memperhatikan
penelitian
4. Menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam- Mencatat
TIU dan TIK untuk pertemuan ke-IV
5. Menjelaskan Pendekatan edukatif dalam peran serta- Memperhatikan
masyarakat
- Mengajukan pertanyaan
6. Menjelaskan pelayanan yang berorientasi pada- Menjawab pertanyaan
kebutuhan masyarakat, dan menggunakan fasilitas- Memberi
sumbangan
dan potensi yang ada dimasyarakat
saran
a. Mencari masalah
b. Sumber masalah
c. Ciri masalah
d. Cara merumuskan masalah
7. Membagi mahasiswa dalam kelompok diskusi untuk
seminar:
a. Memberikan jadwal presentasi kelompok
b. Mengundang komentar dan pertanyaan dan
mahasiswa
c. Memberikan penilaian yang berupa komentar
tentang kelebihan dan kekurangan presentasi
kelompok untuk memperbaiki makalahnya.
8. Menutup pertemuan / perkuliahan:
- Memperhatikan
- Menanyakan kembali tentang materi yang telah - Mengajukan
diberikan kepada mahasiswa
- Menjawab pertanyaan
- Merangkum kembali semua materi yang telah- Mencatat
Diberikan
- Menyarankan mahasiswa untuk mempelajari
materi ini kembali di rumah

Media dan Alat


LCD & Laptop
Papan Tulis

Estimasi Waktu
T
P
1
2
1
1

LCD & Laptop


Papan Tulis

20
20
20
15
25

LCD & Laptop


Papan Tulis

5
5
5

Daftar Pustaka

Menanyakan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa tentang:

Pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat, pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat, dan menggunakan fasilitas dan potensi yang ada
dimasyarakat.

F. REFERENSI
Buku Utama
1. Bennet V. Ruth, Linda Brown, Myles Text Book For Midwives (BU-1).
2. Sweet ft. Betty, Mayes Midwifery a Text Books For Midwives, Jones & Bartlet Publishers, London S.: 1997 (BU-2).
3. Mary Comic, Caroline F. 1994, Community Midwifery, London (BU-3).
Buku Anjuran
1. Varney H, Varneys Midwifery, Jones & Bartlet Publishers, London S: 1997 (BA-i).
2. Pengurus Pusat IBI, 1999. Etika dan Kode Etik Kebidanan, Jakarta (BA-2).
3. Depkes RI, 1999. Bidan di Masyarakat, Jakarta (BA-3).
4. Sumarwati Sularyo, Deteksi dan Intrvensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak dan Upaya Optimalisasi Kualitas SDM, Jakarta. (BA4).
5. Linda V. Walsh, 2001, Midwifery Community-Based Care, W.B. Saunders Company; Philadelphia (BA-5).
6. Permenkes 900/2002, Depkes RI, Jakarta (BA-6).
7. Modul MPS (BA-7).
8. Modal MTBS (BA-8).
9. Standar Pelayanan Kebidanan Depkes RI (BA-9).
10. IBI, 1997, Kompetensi bidan Indonesia, Jakarta (BA-10).

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MATA KULIAH

: ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS)

KODE MATA KULIAH

: BD. 305

SKS

: 4 SKS (T:1,P:3)

WAKTU PERTEMUAN

: 120 Menit

PERTEMUAN KE

: 5 (kelima)

HARI / TANGGAL

: Rabu /

A. TUJUAN
1. TIU

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa memahami dan menjelaskan pentingnya Asuhan Kebidanan Komunitas dalam
mengidentifikasi masalah kebidanan di komunitas.

2. TIK

Setelah mendapatkan mata kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar kebidanan komunitas.

B. POKOK BAHASAN

Tugas dan tanggung jawab bidan dikomunitas

C. SUB POKOK BAHASAN

Tugas utama bidan dikomunitas, tugas tambahan bidan dikomunitas, dan bidan praktek swasta

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Tahapan Kegiatan

Kegiatan Pengajaran

Kegiataan Mahasiswa

Media dan Alat

Estimasi Waktu
T
P
1
2
1
1

A. Pendahuluan

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri


- Menjawab salam
2. Menjelaskan cakupan materi dalam pertemuan ke V - Mendengarkan
3. Menjelaskan manfaat sistematika langkah-langkah
penelitian
- Memperhatikan
4. Menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam
TIU dan TIK untuk pertemuan ke-V
- Mencatat

LCD & Laptop


Papan Tulis

B. Penyajian

5. Menjelaskan pentingnya tugas utama bidan di- Memperhatikan


komunitas
- Mengajukan pertanyaan
6. Menjelaskan tugas tambahan bidan di komunitas - Menjawab pertanyaan
7. Membagi mahasiswa dalam kelompok diskusi untuk- Memberi
sumbangan
seminar:
saran
a. Memberikan jadwal presentasi kelompok
b. Mengundang komentar dan pertanyaan dan
mahasiswa
c. Memberikan penilaian yang berupa komentar
tentang kelebihan dan kekurangan presentasi
kelompok untuk memperbaiki makalahnya.
8. Menutup pertemuan / perkuliahan:
- Memperhatikan
- Menanyakan kembali tentang materi yang telah - Mengajukan
diberikan kepada mahasiswa
- Menjawab pertanyaan
- Merangkum kembali semua materi yang telah- Mencatat
Diberikan
- Menyarankan mahasiswa untuk mempelajari
materi ini kembali di rumah

LCD & Laptop


Papan Tulis

20
20
20
15
25

LCD & Laptop


Papan Tulis

5
5
5

C. Penutup

E.

Daftar Pustaka

EVALUASI
Menanyakan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa tentang:

Tugas utama bidan dikomunitas, tugas tambahan bidan dikomunitas, dan bidan praktek swasta.

i. REFERENSI
Buku Utama
1. Bennet V. Ruth, Linda Brown, Myles Text Book For Midwives (BU-1).
2. Sweet ft. Betty, Mayes Midwifery a Text Books For Midwives, Jones & Bartlet Publishers, London S.: 1997 (BU-2).
3. Mary Comic, Caroline F. 1994, Community Midwifery, London (BU-3).
Buku Anjuran
1. Varney H, Varneys Midwifery, Jones & Bartlet Publishers, London S: 1997 (BA-i).
2. Pengurus Pusat IBI, 1999. Etika dan Kode Etik Kebidanan, Jakarta (BA-2).
3. Depkes RI, 1999. Bidan di Masyarakat, Jakarta (BA-3).
4. Sumarwati Sularyo, Deteksi dan Intrvensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak dan Upaya Optimalisasi Kualitas SDM, Jakarta. (BA4).
5. Linda V. Walsh, 2001, Midwifery Community-Based Care, W.B. Saunders Company; Philadelphia (BA-5).
6. Permenkes 900/2002, Depkes RI, Jakarta (BA-6).
7. Modul MPS (BA-7).
8. Modal MTBS (BA-8).
9. Standar Pelayanan Kebidanan Depkes RI (BA-9).
10. IBI, 1997, Kompetensi bidan Indonesia, Jakarta (BA-10).

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MATA KULIAH

: ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS)

KODE MATA KULIAH

: BD. 305

SKS

: 4 SKS (T:1,P:3)

WAKTU PERTEMUAN

: 120 Menit

PERTEMUAN KE

: 6 (keenam)

HARI / TANGGAL

: Rabu /

A. TUJUAN
1. TIU

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa memahami dan menjelaskan pentingnya Asuhan Kebidanan Komunitas dalam
mengidentifikasi masalah kebidanan di komunitas.

2. TIK

Setelah mendapatkan mata kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar kebidanan komunitas.

B. POKOK BAHASAN

Aspek perlindungan hukum bagi praktis bidan dikomunitas

C. SUB POKOK BAHASAN

Standar pelayanan kebidanan, kode etik, standar asuhan kebidanan, registrasi praktik bidan, kewenangan bidan di komunitas.

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Tahapan Kegiatan
A. Pendahuluan

B. Penyajian

C. Penutup

D.

Kegiatan Pengajaran

Kegiataan Mahasiswa

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri


- Menjawab salam
2. Menjelaskan cakupan materi dalam pertemuan ke- Mendengarkan
VI
3. Menjelaskan manfaat sistematika langkah-langkah- Memperhatikan
penelitian
4. Menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam- Mencatat
TIU dan TIK untuk pertemuan ke-VI
5. Menjelaskan Aspek perlindungan hukum bagi- Memperhatikan
praktis bidan di komunitas
- Mengajukan pertanyaan
6. Menjelaskan Aspek perlindungan hukum bagi- Menjawab pertanyaan
praktis bidan di komunitas, meliputi:
- Memberi
sumbangan
a. Pengertian
saran
b. Peranan kerangka konsep
c. Cara mengembangkan konsep
7. Membagi mahasiswa dalam kelompok diskusi untuk
seminar:
a. Memberikan jadwal presentasi kelompok
b. Mengundang komentar dan pertanyaan dan
mahasiswa
c. Memberikan penilaian yang berupa komentar
tentang kelebihan dan kekurangan presentasi
kelompok untuk memperbaiki makalahnya.
8. Menutup pertemuan / perkuliahan:
- Memperhatikan
- Menanyakan kembali tentang materi yang telah - Mengajukan
diberikan kepada mahasiswa
- Menjawab pertanyaan
- Merangkum kembali semua materi yang telah- Mencatat
Diberikan
- Menyarankan mahasiswa untuk mempelajari
materi ini kembali di rumah

Media dan Alat


LCD & Laptop
Papan Tulis

Estimasi Waktu
T
P
1
2
1
1

LCD & Laptop


Papan Tulis

20
20
20
15
25

LCD & Laptop


Papan Tulis

5
5
5

Daftar Pustaka

EVALUASI
Menanyakan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa tentang:

Tugas utama bidan dikomunitas, tugas tambahan bidan dikomunitas, dan bidan praktek swasta.

E. REFERENSI
Buku Utama
1. Bennet V. Ruth, Linda Brown, Myles Text Book For Midwives (BU-1).
2. Sweet ft. Betty, Mayes Midwifery a Text Books For Midwives, Jones & Bartlet Publishers, London S.: 1997 (BU-2).
3. Mary Comic, Caroline F. 1994, Community Midwifery, London (BU-3).
Buku Anjuran
1. Varney H, Varneys Midwifery, Jones & Bartlet Publishers, London S: 1997 (BA-i).
2. Pengurus Pusat IBI, 1999. Etika dan Kode Etik Kebidanan, Jakarta (BA-2).
3. Depkes RI, 1999. Bidan di Masyarakat, Jakarta (BA-3).
4. Sumarwati Sularyo, Deteksi dan Intrvensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak dan Upaya Optimalisasi Kualitas SDM, Jakarta. (BA4).
5. Linda V. Walsh, 2001, Midwifery Community-Based Care, W.B. Saunders Company; Philadelphia (BA-5).
6. Permenkes 900/2002, Depkes RI, Jakarta (BA-6).
7. Modul MPS (BA-7).
8. Modal MTBS (BA-8).
9. Standar Pelayanan Kebidanan Depkes RI (BA-9).
10. IBI, 1997, Kompetensi bidan Indonesia, Jakarta (BA-10).

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MATA KULIAH

: ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS)

KODE MATA KULIAH

: BD. 305

SKS

: 4 SKS (T:1,P:3)

WAKTU PERTEMUAN

: 120 Menit

PERTEMUAN KE

: 7 (ketujuh)

HARI / TANGGAL

: Rabu /

A. TUJUAN
1. TIU

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa memahami dan menjelaskan pentingnya Asuhan Kebidanan Komunitas dalam
mengidentifikasi masalah kebidanan di komunitas.

2. TIK

Setelah mendapatkan mata kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar kebidanan komunitas.

B. POKOK BAHASAN

Asuhan antenatal

C. SUB POKOK BAHASAN

Standar asuhan kebidanan, standar alat dan manajemen ibu antenatal

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Tahapan Kegiatan
A. Pendahuluan

B. Penyajian

C. Penutup

D.

Kegiatan Pengajaran

Kegiataan Mahasiswa

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri


- Menjawab salam
2. Menjelaskan cakupan materi dalam pertemuan ke- Mendengarkan
VII
3. Menjelaskan manfaat sistematika langkah-langkah- Memperhatikan
penelitian
4. Menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam- Mencatat
TIU dan TIK untuk pertemuan ke-VII
5. Menjelaskan Pengertian Asuhan Antenatal
- Memperhatikan
6. Menjelaskan Asuhan Antenatal
- Mengajukan pertanyaan
7. Menjelaskan standar asuhan kebidanan, standar alat- Menjawab pertanyaan
dan manajemen ibu antenatal
- Memberi
sumbangan
8. Membagi mahasiswa dalam kelompok diskusi untuk saran
seminar:
a. Memberikan jadwal presentasi kelompok
b. Mengundang komentar dan pertanyaan dan
mahasiswa
c. Memberikan penilaian yang berupa komentar
tentang kelebihan dan kekurangan presentasi
kelompok untuk memperbaiki makalahnya.
9. Menutup pertemuan / perkuliahan:
- Memperhatikan
- Menanyakan kembali tentang materi yang telah - Mengajukan
diberikan kepada mahasiswa
- Menjawab pertanyaan
- Merangkum kembali semua materi yang telah- Mencatat
Diberikan
- Menyarankan mahasiswa untuk mempelajari
materi ini kembali di rumah

Media dan Alat


LCD & Laptop
Papan Tulis

Estimasi Waktu
T
P
1
2
1
1

LCD & Laptop


Papan Tulis

20
20
20
15
25

LCD & Laptop


Papan Tulis

5
5
5

Daftar Pustaka

EVALUASI
Menanyakan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa tentang:

Asuhan antenatal

E. REFERENSI
Buku Utama
1. Bennet V. Ruth, Linda Brown, Myles Text Book For Midwives (BU-1).
2. Sweet ft. Betty, Mayes Midwifery a Text Books For Midwives, Jones & Bartlet Publishers, London S.: 1997 (BU-2).
3. Mary Comic, Caroline F. 1994, Community Midwifery, London (BU-3).
Buku Anjuran
1. Varney H, Varneys Midwifery, Jones & Bartlet Publishers, London S: 1997 (BA-i).
2. Pengurus Pusat IBI, 1999. Etika dan Kode Etik Kebidanan, Jakarta (BA-2).
3. Depkes RI, 1999. Bidan di Masyarakat, Jakarta (BA-3).
4. Sumarwati Sularyo, Deteksi dan Intrvensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak dan Upaya Optimalisasi Kualitas SDM, Jakarta. (BA4).
5. Linda V. Walsh, 2001, Midwifery Community-Based Care, W.B. Saunders Company; Philadelphia (BA-5).
6. Permenkes 900/2002, Depkes RI, Jakarta (BA-6).
7. Modul MPS (BA-7).
8. Modal MTBS (BA-8).
9. Standar Pelayanan Kebidanan Depkes RI (BA-9).
10. IBI, 1997, Kompetensi bidan Indonesia, Jakarta (BA-10).

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MATA KULIAH

: ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS)

KODE MATA KULIAH

: BD. 305

SKS

: 4 SKS (T:1,P:3)

WAKTU PERTEMUAN

: 120 Menit

PERTEMUAN KE

: 8 (kedelapan)

HARI / TANGGAL

: Rabu /

A. TUJUAN
1. TIU

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa memahami dan menjelaskan pentingnya Asuhan Kebidanan Komunitas dalam
mengidentifikasi masalah kebidanan di komunitas.

2. TIK

Setelah mendapatkan mata kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar kebidanan komunitas.

B. POKOK BAHASAN

Asuhan antenatal dan post partum

C. SUB POKOK BAHASAN

Persipaan alat/bidan kit, persiapan ibu dan keluarga, manajemen ibu intranatal, jadwal kunjungan di rumah, manajemen ibu post partum
dan post partum group.

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Tahapan Kegiatan
A. Pendahuluan

B. Penyajian

C. Penutup

E.

Kegiatan Pengajaran

Kegiataan Mahasiswa

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri


- Menjawab salam
2. Menjelaskan cakupan materi dalam pertemuan ke- Mendengarkan
VIII
3. Menjelaskan manfaat sistematika langkah-langkah- Memperhatikan
penelitian
4. Menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam- Mencatat
TIU dan TIK untuk pertemuan ke-VIII
5. Menjelaskan Pengertian Asuhan Antenatal
- Memperhatikan
6. Menjelaskan Asuhan Antenatal
- Mengajukan pertanyaan
7. Menjelaskan standar asuhan kebidanan, standar alat- Menjawab pertanyaan
dan manajemen ibu antenatal
- Memberi
sumbangan
8. Membagi mahasiswa dalam kelompok diskusi untuk saran
seminar:
a. Memberikan jadwal presentasi kelompok
b. Mengundang komentar dan pertanyaan dan
mahasiswa
c. Memberikan penilaian yang berupa komentar
tentang kelebihan dan kekurangan presentasi
kelompok untuk memperbaiki makalahnya.
9. Menutup pertemuan / perkuliahan:
- Memperhatikan
- Menanyakan kembali tentang materi yang telah - Mengajukan
diberikan kepada mahasiswa
- Menjawab pertanyaan
- Merangkum kembali semua materi yang telah- Mencatat
Diberikan
- Menyarankan mahasiswa untuk mempelajari
materi ini kembali di rumah

Media dan Alat


LCD & Laptop
Papan Tulis

Estimasi Waktu
T
P
1
2
1
1

LCD & Laptop


Papan Tulis

20
20
20
15
25

LCD & Laptop


Papan Tulis

5
5
5

Daftar Pustaka

EVALUASI
Menanyakan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa tentang:

Asuhan antenatal dan post partum

F. REFERENSI
Buku Utama
1. Bennet V. Ruth, Linda Brown, Myles Text Book For Midwives (BU-1).
2. Sweet ft. Betty, Mayes Midwifery a Text Books For Midwives, Jones & Bartlet Publishers, London S.: 1997 (BU-2).
3. Mary Comic, Caroline F. 1994, Community Midwifery, London (BU-3).
Buku Anjuran
1. Varney H, Varneys Midwifery, Jones & Bartlet Publishers, London S: 1997 (BA-i).
2. Pengurus Pusat IBI, 1999. Etika dan Kode Etik Kebidanan, Jakarta (BA-2).
3. Depkes RI, 1999. Bidan di Masyarakat, Jakarta (BA-3).
4. Sumarwati Sularyo, Deteksi dan Intrvensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak dan Upaya Optimalisasi Kualitas SDM, Jakarta. (BA4).
5. Linda V. Walsh, 2001, Midwifery Community-Based Care, W.B. Saunders Company; Philadelphia (BA-5).
6. Permenkes 900/2002, Depkes RI, Jakarta (BA-6).
7. Modul MPS (BA-7).
8. Modal MTBS (BA-8).
9. Standar Pelayanan Kebidanan Depkes RI (BA-9).
10. IBI, 1997, Kompetensi bidan Indonesia, Jakarta (BA-10).

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MATA KULIAH

: ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS)

KODE MATA KULIAH

: BD. 305

SKS

: 4 SKS (T:1,P:3)

WAKTU PERTEMUAN

: 120 Menit

PERTEMUAN KE

: 10 (kesepuluh)

HARI / TANGGAL

: Rabu /

A. TUJUAN
1. TIU

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa memahami dan menjelaskan pentingnya Asuhan Kebidanan Komunitas dalam
mengidentifikasi masalah kebidanan di komunitas.

2. TIK

Setelah mendapatkan mata kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar kebidanan komunitas.

B. POKOK BAHASAN

Asuhan bayi baru lahir

C. SUB POKOK BAHASAN

Jadwal kunjungan, manajemen pada bayi baru lahir dan neonatus

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Tahapan Kegiatan

Kegiatan Pengajaran

Kegiataan Mahasiswa

Media dan Alat

Estimasi Waktu
T
P
1
2
1
1

a. Pendahuluan

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri


- Menjawab salam
2. Menjelaskan cakupan materi dalam pertemuan ke X - Mendengarkan
3. Menjelaskan manfaat sistematika langkah-langkah
penelitian
- Memperhatikan
4. Menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam
TIU dan TIK untuk pertemuan ke-X
- Mencatat

LCD & Laptop


Papan Tulis

b. Penyajian

5. Menjelaskan Pengertian Asuhan bayi baru lahir


- Memperhatikan
6. Menjelaskan jadwal kunjungan
- Mengajukan pertanyaan
7. Menjelaskan manajemen pada bayi baru lahir dan - Menjawab pertanyaan
neonatus
- Memberi
sumbangan
8. Membagi mahasiswa dalam kelompok diskusi untuk saran
seminar:
a. Memberikan jadwal presentasi kelompok
b. Mengundang komentar dan pertanyaan dan
mahasiswa
c. Memberikan penilaian yang berupa komentar
tentang kelebihan dan kekurangan presentasi
kelompok untuk memperbaiki makalahnya.
9. Menutup pertemuan / perkuliahan:
- Memperhatikan
- Menanyakan kembali tentang materi yang telah - Mengajukan
diberikan kepada mahasiswa
- Menjawab pertanyaan
- Merangkum kembali semua materi yang telah- Mencatat
Diberikan
- Menyarankan mahasiswa untuk mempelajari
materi ini kembali di rumah

LCD & Laptop


Papan Tulis

20
20
20
15
25

LCD & Laptop


Papan Tulis

5
5
5

c. Penutup

E.

Daftar Pustaka

EVALUASI
Menanyakan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa tentang:

Asuhan inranatal dan post partum

F. REFERENSI
Buku Utama
1. Bennet V. Ruth, Linda Brown, Myles Text Book For Midwives (BU-1).
2. Sweet ft. Betty, Mayes Midwifery a Text Books For Midwives, Jones & Bartlet Publishers, London S.: 1997 (BU-2).
3. Mary Comic, Caroline F. 1994, Community Midwifery, London (BU-3).
Buku Anjuran
1. Varney H, Varneys Midwifery, Jones & Bartlet Publishers, London S: 1997 (BA-i).
2. Pengurus Pusat IBI, 1999. Etika dan Kode Etik Kebidanan, Jakarta (BA-2).
3. Depkes RI, 1999. Bidan di Masyarakat, Jakarta (BA-3).
4. Sumarwati Sularyo, Deteksi dan Intrvensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak dan Upaya Optimalisasi Kualitas SDM, Jakarta. (BA4).
5. Linda V. Walsh, 2001, Midwifery Community-Based Care, W.B. Saunders Company; Philadelphia (BA-5).
6. Permenkes 900/2002, Depkes RI, Jakarta (BA-6).
7. Modul MPS (BA-7).
8. Modal MTBS (BA-8).
9. Standar Pelayanan Kebidanan Depkes RI (BA-9).
10. IBI, 1997, Kompetensi bidan Indonesia, Jakarta (BA-10).

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MATA KULIAH

: ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS)

KODE MATA KULIAH

: BD. 305

SKS

: 4 SKS (T:1,P:3)

WAKTU PERTEMUAN

: 120 Menit

PERTEMUAN KE

: 11 (kesebelas)

HARI / TANGGAL

: Rabu /

A. TUJUAN
1. TIU

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa memahami dan menjelaskan pentingnya Asuhan Kebidanan Komunitas dalam
mengidentifikasi masalah kebidanan di komunitas.

2. TIK

Setelah mendapatkan mata kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar kebidanan komunitas.

B. POKOK BAHASAN

Pertolongan pertama kegawatdaruratan obsetetric dan neonatus, pelayanan kontrasepsi dan sistem rujukan

C. SUB POKOK BAHASAN

Tujuan, jenis, jenjang tingkat tempat rujukan, jalur rujukan dan mekanisme rujukan

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Tahapan Kegiatan
A. Pendahuluan

B. Penyajian

C. Penutup

E.

Kegiatan Pengajaran

Kegiataan Mahasiswa

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri


- Menjawab salam
2. Menjelaskan cakupan materi dalam pertemuan ke- Mendengarkan
XI
3. Menjelaskan manfaat sistematika langkah-langkah- Memperhatikan
penelitian
4. Menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam- Mencatat
TIU dan TIK untuk pertemuan ke-XI
5. Menjelaskan Pengertian sistem rujukan
- Memperhatikan
6. Menjelaskan pelayanan kontrasepsi pembaktian,- Mengajukan pertanyaan
meliputi :
- Menjawab pertanyaan
a. Tujuan, jenis, jenjang tingkat tempat rujukan, - Memberi
sumbangan
jalur rujukan dan mekanisme rujukan
saran
7. Membagi mahasiswa dalam kelompok diskusi untuk
seminar:
a. Memberikan jadwal presentasi kelompok
b. Mengundang komentar dan pertanyaan dan
mahasiswa
c. Memberikan penilaian yang berupa komentar
tentang kelebihan dan kekurangan presentasi
kelompok untuk memperbaiki makalahnya.
8. Menutup pertemuan / perkuliahan:
- Memperhatikan
- Menanyakan kembali tentang materi yang telah - Mengajukan
diberikan kepada mahasiswa
- Menjawab pertanyaan
- Merangkum kembali semua materi yang telah- Mencatat
Diberikan
- Menyarankan mahasiswa untuk mempelajari
materi ini kembali di rumah

Media dan Alat


LCD & Laptop
Papan Tulis

Estimasi Waktu
T
P
1
2
1
1

LCD & Laptop


Papan Tulis

20
20
20
15
25

LCD & Laptop


Papan Tulis

5
5
5

Daftar Pustaka

EVALUASI
Menanyakan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa tentang:

Pertolongan pertama kegawatdaruratan obstetric dan nenatus, pelayanan kontrasepsi dan sistem rujukan

F. REFERENSI
Buku Utama
1. Bennet V. Ruth, Linda Brown, Myles Text Book For Midwives (BU-1).
2. Sweet ft. Betty, Mayes Midwifery a Text Books For Midwives, Jones & Bartlet Publishers, London S.: 1997 (BU-2).
3. Mary Comic, Caroline F. 1994, Community Midwifery, London (BU-3).
Buku Anjuran
1. Varney H, Varneys Midwifery, Jones & Bartlet Publishers, London S: 1997 (BA-i).
2. Pengurus Pusat IBI, 1999. Etika dan Kode Etik Kebidanan, Jakarta (BA-2).
3. Depkes RI, 1999. Bidan di Masyarakat, Jakarta (BA-3).
4. Sumarwati Sularyo, Deteksi dan Intrvensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak dan Upaya Optimalisasi Kualitas SDM, Jakarta. (BA4).
5. Linda V. Walsh, 2001, Midwifery Community-Based Care, W.B. Saunders Company; Philadelphia (BA-5).
6. Permenkes 900/2002, Depkes RI, Jakarta (BA-6).
7. Modul MPS (BA-7).
8. Modal MTBS (BA-8).
9. Standar Pelayanan Kebidanan Depkes RI (BA-9).
10. IBI, 1997, Kompetensi bidan Indonesia, Jakarta (BA-10).

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MATA KULIAH

: ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS)

KODE MATA KULIAH

: BD. 305

SKS

: 4 SKS (T:1,P:3)

WAKTU PERTEMUAN

: 120 Menit

PERTEMUAN KE

: 12 (kedua belas)

HARI / TANGGAL

: Rabu /

A. TUJUAN
1. TIU

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa memahami dan menjelaskan pentingnya Asuhan Kebidanan Komunitas dalam
mengidentifikasi masalah kebidanan di komunitas.

2. TIK

Setelah mendapatkan mata kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar kebidanan komunitas.

B. POKOK BAHASAN

Mengelola program KIA/KB di wilayah kerja

C. SUB POKOK BAHASAN

Pengumpulan data dan PWS, perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, pemantauan hasil kegiatan

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Tahapan Kegiatan
A. Pendahuluan

B. Penyajian

C. Penutup

E.

Kegiatan Pengajaran

Kegiataan Mahasiswa

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri


- Menjawab salam
2. Menjelaskan cakupan materi dalam pertemuan ke- Mendengarkan
XII
3. Menjelaskan manfaat sistematika langkah-langkah- Memperhatikan
penelitian
4. Menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam- Mencatat
TIU dan TIK untuk pertemuan ke-XII
5. Menjelaskan pengumpulan data dan PWS
- Memperhatikan
6. Menjelaskan rancangan perencanaan kegiatan
- Mengajukan pertanyaan
7. Membagi mahasiswa dalam kelompok diskusi untuk- Menjawab pertanyaan
seminar:
- Memberi
sumbangan
a. Memberikan jadwal presentasi kelompok
saran
b. Mengundang komentar dan pertanyaan dan
mahasiswa
c. Memberikan penilaian yang berupa komentar
tentang kelebihan dan kekurangan presentasi
kelompok untuk memperbaiki makalahnya.
8. Menutup pertemuan / perkuliahan:
- Memperhatikan
- Menanyakan kembali tentang materi yang telah - Mengajukan
diberikan kepada mahasiswa
- Menjawab pertanyaan
- Merangkum kembali semua materi yang telah- Mencatat
Diberikan
- Menyarankan mahasiswa untuk mempelajari
materi ini kembali di rumah

Media dan Alat


LCD & Laptop
Papan Tulis

Estimasi Waktu
T
P
1
2
1
1

LCD & Laptop


Papan Tulis

20
20
20
15
25

LCD & Laptop


Papan Tulis

5
5
5

Daftar Pustaka

EVALUASI
Menanyakan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa tentang:

Pengumpulan data dan PWS, perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan pemantauan hasil kegiatan

F. REFERENSI
Buku Utama
1. Bennet V. Ruth, Linda Brown, Myles Text Book For Midwives (BU-1).
2. Sweet ft. Betty, Mayes Midwifery a Text Books For Midwives, Jones & Bartlet Publishers, London S.: 1997 (BU-2).
3. Mary Comic, Caroline F. 1994, Community Midwifery, London (BU-3).
Buku Anjuran
1. Varney H, Varneys Midwifery, Jones & Bartlet Publishers, London S: 1997 (BA-i).
2. Pengurus Pusat IBI, 1999. Etika dan Kode Etik Kebidanan, Jakarta (BA-2).
3. Depkes RI, 1999. Bidan di Masyarakat, Jakarta (BA-3).
4. Sumarwati Sularyo, Deteksi dan Intrvensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak dan Upaya Optimalisasi Kualitas SDM, Jakarta. (BA4).
5. Linda V. Walsh, 2001, Midwifery Community-Based Care, W.B. Saunders Company; Philadelphia (BA-5).
6. Permenkes 900/2002, Depkes RI, Jakarta (BA-6).
7. Modul MPS (BA-7).
8. Modal MTBS (BA-8).
9. Standar Pelayanan Kebidanan Depkes RI (BA-9).
10. IBI, 1997, Kompetensi bidan Indonesia, Jakarta (BA-10).

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MATA KULIAH

: ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS)

KODE MATA KULIAH

: BD. 305

SKS

: 4 SKS (T:1,P:3)

WAKTU PERTEMUAN

: 120 Menit

PERTEMUAN KE

: 13 (ketiga belas)

HARI / TANGGAL

: Rabu /

A. TUJUAN
1. TIU

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa memahami dan menjelaskan pentingnya Asuhan Kebidanan Komunitas dalam
mengidentifikasi masalah kebidanan di komunitas.

2. TIK

Setelah mendapatkan mata kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar kebidanan komunitas.

B. POKOK BAHASAN

Menggerakkan dan meningkatkan peran serta masyarakat

C. SUB POKOK BAHASAN

Pembinaan dukun bayi

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Tahapan Kegiatan
A. Pendahuluan

B. Penyajian

C. Penutup

E.

Kegiatan Pengajaran

Kegiataan Mahasiswa

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri


- Menjawab salam
2. Menjelaskan cakupan materi dalam pertemuan ke- Mendengarkan
XIII
3. Menjelaskan manfaat sistematika langkah-langkah- Memperhatikan
penelitian
4. Menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam- Mencatat
TIU dan TIK untuk pertemuan ke-XIII
5. Menjelaskan pembinaan dukun bayi
- Memperhatikan
6. Menjelaskan pemberitahuan ibu hamil untuk- Mengajukan pertanyaan
bersalinan ditenaga kesehatan
- Menjawab pertanyaan
7. Menjelaskan pengenalan tanda bahaya kehamilan,- Memberi
sumbangan
persalinan dan nifas
saran
8. Menjelaskan pengenalan diri tetanus nenaturum,
BBLR, serta rujukannya
9. Membagi mahasiswa dalam kelompok diskusi untuk
seminar:
a. Memberikan jadwal presentasi kelompok
b. Mengundang komentar dan pertanyaan dan
mahasiswa
c. Memberikan penilaian yang berupa komentar
tentang kelebihan dan kekurangan presentasi
kelompok untuk memperbaiki makalahnya.
10. Menutup pertemuan / perkuliahan:
- Memperhatikan
- Menanyakan kembali tentang materi yang telah - Mengajukan
diberikan kepada mahasiswa
- Menjawab pertanyaan
- Merangkum kembali semua materi yang telah- Mencatat
Diberikan
- Menyarankan mahasiswa untuk mempelajari
materi ini kembali di rumah

Media dan Alat


LCD & Laptop
Papan Tulis

Estimasi Waktu
T
P
1
2
1
1

LCD & Laptop


Papan Tulis

20
20
20
15
25

LCD & Laptop


Papan Tulis

5
5
5

Daftar Pustaka

EVALUASI
Menanyakan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa tentang:

Pembinaan dukun bayi

F. REFERENSI
Buku Utama
1. Bennet V. Ruth, Linda Brown, Myles Text Book For Midwives (BU-1).
2. Sweet ft. Betty, Mayes Midwifery a Text Books For Midwives, Jones & Bartlet Publishers, London S.: 1997 (BU-2).
3. Mary Comic, Caroline F. 1994, Community Midwifery, London (BU-3).
Buku Anjuran
1. Varney H, Varneys Midwifery, Jones & Bartlet Publishers, London S: 1997 (BA-i).
2. Pengurus Pusat IBI, 1999. Etika dan Kode Etik Kebidanan, Jakarta (BA-2).
3. Depkes RI, 1999. Bidan di Masyarakat, Jakarta (BA-3).
4. Sumarwati Sularyo, Deteksi dan Intrvensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak dan Upaya Optimalisasi Kualitas SDM, Jakarta. (BA4).
5. Linda V. Walsh, 2001, Midwifery Community-Based Care, W.B. Saunders Company; Philadelphia (BA-5).
6. Permenkes 900/2002, Depkes RI, Jakarta (BA-6).
7. Modul MPS (BA-7).
8. Modal MTBS (BA-8).
9. Standar Pelayanan Kebidanan Depkes RI (BA-9).
10. IBI, 1997, Kompetensi bidan Indonesia, Jakarta (BA-10).

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MATA KULIAH

: ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS)

KODE MATA KULIAH

: BD. 305

SKS

: 4 SKS (T:1,P:3)

WAKTU PERTEMUAN

: 120 Menit

PERTEMUAN KE

: 14 (keempat belas)

HARI / TANGGAL

: Rabu /

A. TUJUAN
1. TIU

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa memahami dan menjelaskan pentingnya Asuhan Kebidanan Komunitas dalam
mengidentifikasi masalah kebidanan di komunitas.

2. TIK

Setelah mendapatkan mata kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar kebidanan komunitas.

B. POKOK BAHASAN

Menggerakkan dan meningkatkan peran serta masyarakat

C. SUB POKOK BAHASAN

Pembinaan kader

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Tahapan Kegiatan
A. Pendahuluan

B. Penyajian

C. Penutup

E.

Kegiatan Pengajaran

Kegiataan Mahasiswa

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri


- Menjawab salam
2. Menjelaskan cakupan materi dalam pertemuan ke- Mendengarkan
XIV
3. Menjelaskan manfaat sistematika langkah-langkah- Memperhatikan
penelitian
4. Menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam- Mencatat
TIU dan TIK untuk pertemuan ke-XIV
5. Menjelaskan pemberitahuan ibu hamil untuk- Memperhatikan
bersalin di nakes
- Mengajukan pertanyaan
6. Menjelaskan pengenalan tanda bahaya kehamilan,- Menjawab pertanyaan
persalinan, nifas serta rujukannya
- Memberi
sumbangan
7. Menjelaskan penyuluhan gizi dan KB
saran
8. Menjelaskan pencatatan kematian ibu dan bayi
9. Membagi mahasiswa dalam kelompok diskusi untuk
seminar:
a. Memberikan jadwal presentasi kelompok
b. Mengundang komentar dan pertanyaan dan
mahasiswa
c. Memberikan penilaian yang berupa komentar
tentang kelebihan dan kekurangan presentasi
kelompok untuk memperbaiki makalahnya.
10. Menutup pertemuan / perkuliahan:
- Memperhatikan
- Menanyakan kembali tentang materi yang telah - Mengajukan
diberikan kepada mahasiswa
- Menjawab pertanyaan
- Merangkum kembali semua materi yang telah- Mencatat
Diberikan
- Menyarankan mahasiswa untuk mempelajari
materi ini kembali di rumah

Media dan Alat


LCD & Laptop
Papan Tulis

Estimasi Waktu
T
P
1
2
1
1

LCD & Laptop


Papan Tulis

20
20
20
15
25

LCD & Laptop


Papan Tulis

5
5
5

Daftar Pustaka

EVALUASI
Menanyakan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa tentang:

Pembinaan kader

F. REFERENSI
Buku Utama
1. Bennet V. Ruth, Linda Brown, Myles Text Book For Midwives (BU-1).
2. Sweet ft. Betty, Mayes Midwifery a Text Books For Midwives, Jones & Bartlet Publishers, London S.: 1997 (BU-2).
3. Mary Comic, Caroline F. 1994, Community Midwifery, London (BU-3).
Buku Anjuran
1. Varney H, Varneys Midwifery, Jones & Bartlet Publishers, London S: 1997 (BA-i).
2. Pengurus Pusat IBI, 1999. Etika dan Kode Etik Kebidanan, Jakarta (BA-2).
3. Depkes RI, 1999. Bidan di Masyarakat, Jakarta (BA-3).
4. Sumarwati Sularyo, Deteksi dan Intrvensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak dan Upaya Optimalisasi Kualitas SDM, Jakarta. (BA4).
5. Linda V. Walsh, 2001, Midwifery Community-Based Care, W.B. Saunders Company; Philadelphia (BA-5).
6. Permenkes 900/2002, Depkes RI, Jakarta (BA-6).
7. Modul MPS (BA-7).
8. Modal MTBS (BA-8).
9. Standar Pelayanan Kebidanan Depkes RI (BA-9).
10. IBI, 1997, Kompetensi bidan Indonesia, Jakarta (BA-10).

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MATA KULIAH

: ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS)

KODE MATA KULIAH

: BD. 305

SKS

: 4 SKS (T:1,P:3)

WAKTU PERTEMUAN

: 120 Menit

PERTEMUAN KE

: 15 (kelima belas)

HARI / TANGGAL

: Rabu /

A. TUJUAN
1. TIU

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa memahami dan menjelaskan pentingnya Asuhan Kebidanan Komunitas dalam
mengidentifikasi masalah kebidanan di komunitas.

2. TIK

Setelah mendapatkan mata kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar kebidanan komunitas.

B. POKOK BAHASAN

Pengembangan forum PMS berperan dalam kegiatan

C. SUB POKOK BAHASAN

Posyandu, polindes, KB-KIA, Dasa wisma, Tabulin, Donor darah berjalan, ambulan desa

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Tahapan Kegiatan
A. Pendahuluan

B. Penyajian

C. Penutup

E.

Kegiatan Pengajaran

Kegiataan Mahasiswa

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri


- Menjawab salam
2. Menjelaskan cakupan materi dalam pertemuan ke- Mendengarkan
XV
3. Menjelaskan manfaat sistematika langkah-langkah- Memperhatikan
penelitian
4. Menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam- Mencatat
TIU dan TIK untuk pertemuan ke-XV
5. Menjelaskan pengertian posyandu
- Memperhatikan
6. Menjelaskan polindes
- Mengajukan pertanyaan
7. Menjelaskan cara pengelolaan data, meliputi:
- Menjawab pertanyaan
a. Manual
- Memberi
sumbangan
b. EDP (Komputer)
saran
8. Menjelaskan KB-KIAA & Dasa wisma, tabulin,
donor darah berjalan, ambulan desa
9. Membagi mahasiswa dalam kelompok diskusi untuk
seminar:
a. Memberikan jadwal presentasi kelompok
b. Mengundang komentar dan pertanyaan dan
mahasiswa
c. Memberikan penilaian yang berupa komentar
tentang kelebihan dan kekurangan presentasi
kelompok untuk memperbaiki makalahnya.
10. Menutup pertemuan / perkuliahan:
- Memperhatikan
- Menanyakan kembali tentang materi yang telah - Mengajukan
diberikan kepada mahasiswa
- Menjawab pertanyaan
- Merangkum kembali semua materi yang telah- Mencatat
Diberikan
- Menyarankan mahasiswa untuk mempelajari
materi ini kembali di rumah

Media dan Alat


LCD & Laptop
Papan Tulis

Estimasi Waktu
T
P
1
2
1
1

LCD & Laptop


Papan Tulis

20
20
20
15
25

LCD & Laptop


Papan Tulis

5
5
5

Daftar Pustaka

EVALUASI
Menanyakan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa tentang:

Pengembangan forum PMS berperan dalam kegiatan

F. REFERENSI
Buku Utama
1. Bennet V. Ruth, Linda Brown, Myles Text Book For Midwives (BU-1).
2. Sweet ft. Betty, Mayes Midwifery a Text Books For Midwives, Jones & Bartlet Publishers, London S.: 1997 (BU-2).
3. Mary Comic, Caroline F. 1994, Community Midwifery, London (BU-3).
Buku Anjuran
1. Varney H, Varneys Midwifery, Jones & Bartlet Publishers, London S: 1997 (BA-i).
2. Pengurus Pusat IBI, 1999. Etika dan Kode Etik Kebidanan, Jakarta (BA-2).
3. Depkes RI, 1999. Bidan di Masyarakat, Jakarta (BA-3).
4. Sumarwati Sularyo, Deteksi dan Intrvensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak dan Upaya Optimalisasi Kualitas SDM, Jakarta. (BA4).
5. Linda V. Walsh, 2001, Midwifery Community-Based Care, W.B. Saunders Company; Philadelphia (BA-5).
6. Permenkes 900/2002, Depkes RI, Jakarta (BA-6).
7. Modul MPS (BA-7).
8. Modal MTBS (BA-8).
9. Standar Pelayanan Kebidanan Depkes RI (BA-9).
10. IBI, 1997, Kompetensi bidan Indonesia, Jakarta (BA-10).

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MATA KULIAH

: ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS)

KODE MATA KULIAH

: BD. 305

SKS

: 4 SKS (T:1,P:3)

WAKTU PERTEMUAN

: 120 Menit

PERTEMUAN KE

: 16 (keenam belas)

HARI / TANGGAL

: Rabu /

A. TUJUAN
1. TIU

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa memahami dan menjelaskan pentingnya Asuhan Kebidanan Komunitas dalam
mengidentifikasi masalah kebidanan di komunitas.

2. TIK

Setelah mendapatkan mata kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar kebidanan komunitas.

B. POKOK BAHASAN

Menjalankan tugas tambahan yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak

C. SUB POKOK BAHASAN

Pelayanan kesehatan pada wanita sepanjang daur kehidupannya

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Tahapan Kegiatan
A. Pendahuluan

B. Penyajian

C. Penutup

E.

Kegiatan Pengajaran

Kegiataan Mahasiswa

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri


- Menjawab salam
2. Menjelaskan cakupan materi dalam pertemuan ke- Mendengarkan
XI
3. Menjelaskan manfaat sistematika langkah-langkah- Memperhatikan
penelitian
4. Menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dalam- Mencatat
TIU dan TIK untuk pertemuan ke-XI
5. Menjelaskan menjalankan tugas tambahan yang- Memperhatikan
terkait dengan kesehatan ibu dan anak
- Mengajukan pertanyaan
6. Menjelaskan pelayanan kesehatan pada wanita- Menjawab pertanyaan
sepanjang daur kehidupannya
- Memberi
sumbangan
7. Menjelaskan manajemen terpadu pada wanita saran
sepanjang daur kehidupannya
8. Membagi mahasiswa dalam kelompok diskusi untuk
seminar:
a. Memberikan jadwal presentasi kelompok
b. Mengundang komentar dan pertanyaan dan
mahasiswa
c. Memberikan penilaian yang berupa komentar
tentang kelebihan dan kekurangan presentasi
kelompok untuk memperbaiki makalahnya.
9. Menutup pertemuan / perkuliahan:
- Memperhatikan
- Menanyakan kembali tentang materi yang telah - Mengajukan
diberikan kepada mahasiswa
- Menjawab pertanyaan
- Merangkum kembali semua materi yang telah- Mencatat
Diberikan
- Menyarankan mahasiswa untuk mempelajari
materi ini kembali di rumah

Media dan Alat


LCD & Laptop
Papan Tulis

Estimasi Waktu
T
P
1
2
1
1

LCD & Laptop


Papan Tulis

20
20
20
15
25

LCD & Laptop


Papan Tulis

5
5
5

Daftar Pustaka

EVALUASI
Menanyakan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa tentang:

Menjalankan tugas tambahan yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak

F. REFERENSI
Buku Utama
1. Bennet V. Ruth, Linda Brown, Myles Text Book For Midwives (BU-1).
2. Sweet ft. Betty, Mayes Midwifery a Text Books For Midwives, Jones & Bartlet Publishers, London S.: 1997 (BU-2).
3. Mary Comic, Caroline F. 1994, Community Midwifery, London (BU-3).
Buku Anjuran
1. Varney H, Varneys Midwifery, Jones & Bartlet Publishers, London S: 1997 (BA-i).
2. Pengurus Pusat IBI, 1999. Etika dan Kode Etik Kebidanan, Jakarta (BA-2).
3. Depkes RI, 1999. Bidan di Masyarakat, Jakarta (BA-3).
4. Sumarwati Sularyo, Deteksi dan Intrvensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak dan Upaya Optimalisasi Kualitas SDM, Jakarta. (BA4).
5. Linda V. Walsh, 2001, Midwifery Community-Based Care, W.B. Saunders Company; Philadelphia (BA-5).
6. Permenkes 900/2002, Depkes RI, Jakarta (BA-6).
7. Modul MPS (BA-7).
8. Modal MTBS (BA-8).
9. Standar Pelayanan Kebidanan Depkes RI (BA-9).
10. IBI, 1997, Kompetensi bidan Indonesia, Jakarta (BA-10).

BAHAN AJAR
Mata Kuliah
Kode Mata Kuliah
Beban Study
A. PERILAKU

: Askeb V
: BD. 305
: 4 SKS
DAN

PERUBARAN

SOSIAL

BUDAYA

YANG

MEMPENGARURI PELAYANAN KEBTDANAN KOMUNITAS


Budaya Indonesia yang menghormati tua memberi pengaruh kepada
pengambilan keputusan dalam keluarga. Keluarga yang berpendidikan tinggi akan
cepat awas terbadap perubahan kesehatan yang terjadi pada anggota keluarganya
(Dr. 3. H. Syahlan, SKM).
Menurut Skinder (1938) seorang ahil perilaku mengemukakan bahwa
perilaku mengemukakan bahwa perilaku adalah merupakan hasil hubungan antara
perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon). (Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Prof. Dr. Soekmdjo Notoatmodjo).
1. Respondent respons atau reflexive respons
2. Operant respons atau instrumental respons
Di dalam kehidupan sehari-hari, respons jenis pertama (responden
respons) sangat terbatas keberadaannya pada manusia. Hal ini disebabkan karena
hubungan yang pasti antara, stimulus dan respons kemungkinan untuk
memodilikasikannya adalah sangat kecil. Sebaiknya operant respons atau
instrumental behabior merupakan bagian terbesar dan penilaku manusia terbatas
(Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo).
Perilaku keluarga terhadap kesehatan juga memepengaruhi kehidupan
mereka, berkaitan erat dengan budaya dan adat istiadat yang dianut. Ada budaya
yang mendukung perilaku keluarga terhadap kesehatan secara positif Misalnya
upacara nuju bulan terhadap ibu bamil. Adat demikian memmjukkan perhatian
peneuh keduanya terhadap kehamilan.
Perilaku masyarakat yang kurang mendukung kesehatan keluarga. Seperti
pantangan makan bagi ibu hamil anak dilarang makan ikan karena takut cacingan.
(Kebidanan Komunitas, Dr. J.II. Syahlan, SKM).
Ada juga perubahan dimana dulu ibu hamil melahirkan dengan seorang
dukun tapi kini ibu hamil sudah ada yang mau melahirkan dengan bidan. Fungsi
dukun dulu sangat besar dalam persalinan, karena didesa masih terbelakang.
Penyakit Menular Seksual

Pelayanan kebidanan komunitas berkaitan erat dengan penyakit melalui hubungan


seksual. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh tethadap Ibu dan tetapi juga terhadap
bayi yang dikandung atau dilahirkan. Oleh karena itu beberapa penyakit melalui
hubungan seksual dikemukakan disini.
1. Sifiliis
Ialah penyakit yang disebabkaan Treponema Pallidum, sangat kronik
dan sejak semula bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat menyerang
hampir semua alat tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai
masa laten dan dapat ditularkan darai Ibu ke janin (PMS, Marwali Harahap
Editot).
Sedangkan menurut buku kebidanan komunitas, Dr. J.I.I. Syablan,
SKM, Biasanya infkesi terjadi melalui traktus genitalis dan kemudian masuk
ke dalam darah. Didalam buku PMS, Marwali Harahap Editot secara
epideiniologik menurutWHO.
-

Stadium cepat menular

Stadium lanjut tak menular


Untuk sifilis primer, sekunder dan laten dini (kurang dan 1 tahun)

dianjurkan mendapat Benzathine pemeilin 6 dengan dosis 24 juta satuan


instramuskulus sekali suntik (separuh dikanan dan separuh dikini). Untuk
sifihis lama dipenlukan dosis yang Iebih tinggi 7,2 juta satuan (total dibayi
didalam 3 dosis masing - masing 2,4 juta satuan intramuskulus perminggu
dalam 3 minggu). (Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga).
2. Gonorea
Penyebab penyakit ini adalah neisseriq gonorrea. Kuman ini
menyerang lapisan mukosa serviks dan uretra dan menimbulkan cairan
purules vagina. Pada bayi baru lahir, kwnan ini menyerang mata sehingga
timbul konjungtivitis. Ulserasi dan parut kornea dapat terjadi sehingga
mengganggu. Virus yang akhirnya mata menjadi buta. (Kebidanan Komunitas,
Dr. J.LI. Syahlan, SKM).
Biasanya tampak 25 hari infeksi pasien menderita tidak enak badan
cairan warna putih kehijau-hijauan dan vagina. Uteritis menyebabkan rasa
sakit seperti terbakar ingin kencing dan frekuensi kencing meningkat.
(Kebidanan Komunitas, Dr. Jil Syahian, SKM).
Apabila pendenita tidak tahan penisilin, dapat diberikan enitromisin 4
kali sehari 0,5 gram selama 5 10 hari atau suntikan kanamisin dalam dosis
tunggal (1 g kanan dan 1 g kiri) (ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga).
Dan masih banyak penyakit menular seksual lainnya. Misalnya saja
penyakit yang pelingbanyak kita lihat sekarang HIV/AIDS. Karena AIDS
hampir terdapat pada daerah-daerah Indonesia.
PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH NON KESEHATAN

1. Pelatihsn Dukun
Sekitar 70 % - 80 % pertolongan persalinan di pedesaan, lebih-lebih
daerah terpencil ditangani oleh dukun bayi (peraji). Dukungan bayi dikenal dan
disegani masyarakat karena kemampuannya menolong persalinan, melihat dan
memberikan

nasehat-nasehat

waktu

hamil.

Waktu

masa

nifas

dan

kesanggupannya mengatur selamatan yang diadakan secara tradisional di


daearahnya. Dukun bayi mendapat kepercayaan penuh sebagai orang tua yang
dapat melindimgi klien dan keluarganya.
Biaya untuk pertolongan bayi oleh dukun diberikan secara bertahap
dengan natural yang dianggp murah, meskipun bila dihitung relatif mahal Dukun
bayi dapat memberikan asuhan sampai 40 hari, lebih dan 40 hari. Bila dukun
dapat memberi ramuan secara tradisionaal sebagai upaya penyehatan. Kesehatan
yang sering dilakukan oleh dukun sehingga dapat mengakibatkan kematian ibu
dan bayi, antara lain:
-

Terjadinya robekan rahim karena tindakan mendorong bayi didalam rahim dan
luar sewaktu melakukan pertolongan pada ibu bersalin

Terjadinya pendarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh : tindakan


mengurut

Unit rahim pada waktu kala uji

Terjadinya partus tidak maju, karena tidak mengenal tanda kala partus dan
tidak mau merujuk kepuskesmas Rumah Sakit.
Untuk mencegah kesalahan tindakan dukun tersebut diperlukan suatu

bimbingan bagi dukun dengan mengadakan pelatihan dukun atau kursus dukun.
a. Tujuan
Tujuan pelatihan dukun adalah untuk meningkatkan keterampilan
dukun dalam melayani ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi yang dilahirkan
sesuai dengna persyaratan kesehatan.
Melalui pelatihan dukun, diharapkan akan meughasilkan dukun yang:
-

Memperoleh pengetahuan, keterampilan dasar dalam pemeliharaan


kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan nonnal, ibu nifas, perawatan
bayi barn lahir.

Mengenal kelainan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi yang dilahirkan
untuk dirujuk kebidan.

Memahami keluarga berencana dan penyakit-penyakit yang sering timbul


pada ibu masa hamil.

Hanya bekerja sama dengan bidan dalam memberi pelayanan kesehatan


ibu dan bayi.

b.

Prinsip Pelatihan
Waktu pelatihan melakukan sekali dalam seminggu. Pemberian materi
Dilakukan berulang-ulag. Bahasa yang digunakan adalahbahasan yang mudah
dimengerti oleh dukun. Dalam pelatihan lebih banyak digunakan alat bantu
belajar seperti: poster, famflet, alat peraga dan gambar.
Dukun tidak menuntut materi yang diajarkan. Demonstrasi dan
simulasi, merupakan metode yang baik dalam pelatihan dukun. Bila semua
materi telah diberikan perlu pengulangan dan penyegaran agar para dukun
tidak lupa.
Pengulangan dan penyegaran dilakukan sekali dalam sebulan. Untuk
melatih dukun diperlukan kesabaran dan ketekunan. Daya tangkap dukun
dalam menerima materi pelatihan tidak cepat. Bidan dalam memberikan
penjelasan kepada dukun dengan cara mengobrol. Dukun diberi kesempatan
bertanya seluas - luasnya. Bila dukun kurang bertanya, harus dirangsang agar
mengajukan pertanyaan. Ajukan pertanyaan-pertanyaan keadaan dukun
dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana pemahaman terhadap materi
yang diberikan.
Sebelum melaksanakan pelatihan, bidan mengidentifikasi tugas-tugas
dukun dalam memberi pelayanan pada ibu dan bayinya. Hasil identifikasi
tersebut dapat diketahui batas kemampuan dukim melaksanakan tugas
pelayanan.
Kurikulum pelatihan dukun cukup materi sebagai berikut:
-

Struktur dan fisiologi sistem reproduksi secara umum

Pemeliharaan kesehatan ibu hamil

Pengenalan tanda-tanda kehaniilan

Pemeriksaan ibu hamil dan janin didalam rahim

Pengenalan tanda kehamilan dengan resiko tinggi Asuhan pada ibu hamil

Nasehat pada ibu hamil

Pertolongan persalinan

Pengenalan tanda-tanda persalinan

Penyiapan dan penggunaan alat alat

Bimbingan dan bantuan yang diberikan pada persalinan normal

Pengenalan tanda-tanda resiko tinggi

Asuhan ibu nifas

Pengenalan tanda - tanda masa nifas

Perawatan ibu nifas

Asuhan pada bayi baru lahir

Pengenalan kelainan yang mungkin timbul

Memotong dan mengikat tali pusat serta perawatannya

Memandikan bayi

Perawatan bayi

Mencuci tangan

Membersihkan dan mensterilkan alat-alat

BAHAN AJAR
Mata Kuliah
Kode Mata Kuliah
Beban Study

: Askeb V
: BD. 305
: 4 SKS
MATERI

KEMATIAN IBU DAN BAYI


Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia terdapat ibu sebesar 500.000
jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa
pertahun. Kematian maternal dan bayi tersebut terutama dinegara berkembang
sebesar 99 %. WHO memperkirakan jika ibu hanya melahirkan rata-rata 3 bayi, maka
kematian ibu dapat diturunkan menjadi 300.000 jiwa dan kematian bayi sebesar
5.600.000 jiwa pertahun.
Angka kematian ibu dan bayi masih tinggi. Sebenarnya kematian tersebut
masih dapat dihindari karena sebagian besar terjadi pada saat pertolongan pertama
sangat diperlukan. Kematian dan kesakitan ibu dan perinatal jug berkaitan dengan
pertolongan persalinan dukun sebanyak 80 % dan berbagai faktor sosial budaya dan
faktor pelayanan medis.
Kematian ibu (maternal) bervariasi antara 5800 per 100.000 persalinan
sedangkan kematian perinatal berkisar antara 25-750 per 100.000 persalinan hidup.
Adapun masalah penyebab kematian ibu dan bayi adalah sebagai berikut:
1. Status kesehatan wanita
Derajat kesehatan wanita masih rendah
Masih tingginya angka kesakitan dan kematian wanita bersalin
Pendidikan wanita masih tergolong rendah
Membantu meningkatkan pendapatan keluarga saat hamil tua
Kemiskinan daan rendahnya pendidikan penyebab berorientasi pada
pengobatan tradisional.
2. Status biologis wanita
Perkawinan usia muda <20 th masih tinggi
Jarak waktu bamil dan bersalin masih pendek
Masih banyak yang hamil pada usia> 35 th
Jumlah anak banyak masih tinggi
3. Status pelayanan kesehatan
Belum mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
menyeluruh
Pelayanan kesehatan masih sulit dijangkau masyarakat yang berpenghasilan
rendah

Lokalisasi pusat pelayanan kesehatn masih belum teijangkau karena jarak jauh
Persediaan obat yang diperlukan masyarakat masih belum mampu memenuhi
kebutuhan
Partisipasi masih belum ditingkatkan
KEHAMILAN PADA REMAJA
Masyarakat menghadapi kenyataan bahwa kehamilan pada remaja makin
meningkat dan menjadi masalah. Terdapat 2 faktor yang mendasari perilaku seks pada
remaja:
1. Harapan untuk kawin dalam usia yang relatif muda (20 tahun)
2. Makin derasnya arus informasi yang dapat menimbulkan rangsangan seksual
remaja terutama remaja didaerah perkotaan yang mendorong remaja untuk
melakukan hubungan seks pranika dimana pada akhirnya memberikan dampak
pada terjadinya hubungan seks dan kehamilan diluar perkawinan pada remaja.
Pada akhirnya, masalah kehamilan remaja mempengaruhi diri remaja itu
sendiri, dan masyarakat mereka mendapat cap telah breperilaku diluar norma dan
nilai-nilai yang wajar, sehingga memberikan konflik bagi mereka seperti masalah
putus sekolah, psikologik, ekonomi, dan masalah dengan keluarga serta masalah
disekitarnya.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang masalah diatas, berikut
akan diuraikan secara nnci faktor - faktor yang perlu mendapatkan perhatian:
A. Masalah Kesehatan Reproduksi
Remaja yang kelak akan menikah dan menjadi orang tua sebaiknya
mempunyai kesehatan reproduksi yang prima, sehingga dapat menurunkan generasi
sehat.
Dikalangan remaja telah terjadi semacam revolusi hubungan seksual yang
menjurus kearah liberalisasi yang berakibat timbulnya berbagai penyakit hubungan
seks yang merugikan alat reproduksi. Bila saatnya dipenlukan untuk hamil normal,
besar kemungkinan kesehatan reproduksi sudah tidak optimal dan dapat
menimbulkan berbagai akibat samping kehanillan. Dengan demikian dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya sehingga dapat mempersiapkan diri
untuk hamil dalam keadaan optimal.
B. Masalah Psikologis Pada Kehamilan Remaja
Remaja yang hamil diluar nikah menghadapi berbagai masalah psiko1ogis,
yaitu rasa takut, kecewa, menyesal dan rendah diri terhadap kehamilannya sehingga
terjadi usaha untuk menghilangkan dengan jalan gugur kandung. Gugur kandung
mempunyai kerugian yang paling kecil bila dibandingkan dengan melanjutkan

kehamilan. Syukur bila kehamilan terjadi menjelang perkawinannya sehingga


dilanjutkan dengan pernikahan.
Kehamilan diluar nikah masih tetap merupakan masalah besar di Indonesia
yang berdasarkan pancasila. Masyarakat belum bisa menerima anak yang orang
tuanya belum jelas, sehingga dianggap anak haram atau hasil perzinahan. Walaupun
misalnya perkawinan dapat dilangsungkan tetapi kemungkinan besar perkawinan
tersebut tidak dapat bertahan lama karena dilakukan dalam keadaan kesiapan mental
dan jiwa yang belum matang
C. Masalah Sosial dan Ekonomi Keluarga
Perkawinan yang dianggap dapat menyelesaikan kehamilan remaja tidak lepas
dan kemelut seperti:

Penghasilan yang terbatas sebingga kelangsungan hamilnya dapat menimbulkan


berbagai masalah kebidanan

Putus sekolah, sehingga pendidikan menjadi terlantar

Putus kerja, karena berbagai alasan, sehingg menambahh sulitnya masalah sosial
ekonomi

Ketergantungan sosial ekonomi pada keluarga menimbulkan stres

Nilai gizi yang relatif rendah dapat menimbulkan berbagai masalah kehidupan

D. Dampak Kebidanan Kehamilan Remaja


Penyulit pada kehamilan remaja, lebih tinggi dibandingkan kurun waktu
reproduksi antara umur 20-30 tahun. Keadaan ini disebabkan belum matangnya alat
reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan keadaan ibu maupun
perkembangan dan pertumbuhan janin. Keadaan tersebut akan makin menyulitkan
bila ditarnbah dengan tekanan psilcologis sosial, ekonomi sehingga memudahkan
terjadi:
a. Keguguran
Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan kehamilan
remaja yang tidak dikehendaki. Keguguran sengaja yang dilakukan oleh tenaga
non profesional dapat menimbulkan akibat sampung yang serius seperti tingginya
angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan.
b. Persalinan prematur, BBLR dan kelainan bawaan
Kekurangan

berbagai

zat

yang

dipenlukan

saat

pertumbuhan

dapat

mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat labir rendah dan cacat
bawaan.
c. Mudah terjadi infeksi

Keadaan gizi yang buruk tingakt sosial ekonomi rendah, dan stres memudahkan
terjadi infeksi saat hamil, terlebih pada kala nifas.
d. Anemia kehamilan
e.

Keracunan kehamilan (gestosis)


Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemi makin
meningkat terjadinya keracunan dalam bentuk pre-ekiamsia dan eklampsia
memerlukan perhatian yang serius karena dapat menyebabkan kematian.
f. Kematian ibu yang tinggi
Remaja yang stres akibat kehamilannya sering mengambil jalan pintas untuk
melakukan gugur kandung oleh tenaga dukun. Angka kematian karena gugur
kandung yang dilakukan dukun cukup tinggi, tetapi angka pasti tidak diketahui.
Kematian ibu terutama karena pendarahan dan infeksi

BAYI BERAT LAHIR RENDAH / BBLR


BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Pertumbuhan
dan pematangan (maturasi) organ dan alat-alat tubuh belum sempurna, akibatnya
BBLR sering mengalami komplikasi yang berakhir dengan kematian.
Ada 2 keadaan BBLR, yaitu:
1. Bayi lahir kecil karena kurang bulan (prematur) yaitu bayi lahir pada umur
kehamilan antara 28-36 minggu. Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan
alat - alat tubuh yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidup diluar rahim.
Makin muda umur kehamilan, fungsi organ tubuh bayi makin kurang sempurna,
prognosisnya juga semakin buruk.
2. Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan (KMK) yaitu bayi lahir kecil akibat
retardasi pertumbuhan janin dalam rahim. Organ dan alat - alat tubuh bayi KMK
sudah matang (mature) dan berfimgsi lebih baik dibandingkan dengan bayi
kurang bulan, walaupun berat badannya sama.
Penilaian terhadap BBLR dilakukan dengan cara menimbang bayi pada saat
lahir atau dalam 24 jam pertama.
Dalam minggu pertama, berat bayi akan turun, kemudian akan naik sesuai
dengan umur bayi. Pada BBLR, penurunan berat badan dapat terjadi pada setiap saat
biasanya disebabkan karena ada masalah dalam pemberian ASI bayi menderita
penyakit seperti : infeksi bakteri, diare, kelainan bawaan dll.
A. Periksa semua bayi untuk tanda - tanda BBLR
-

Timbang berat badan bayi baru lahir

BBLR bila berat lahir kurang daii 2500 gram

B. Menentukan klasifikasi BBLR


Bila berat lahir kurang dan 2500 gram, kiasifikasi sebagai berikut:
1. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) Berat lahir kurang dan 1500 gram
2. Bayi berat lahir rendah (BBLR) Beratlahir 1500-2499 gram
C. Tindakan pada BBLR
1. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR)
-

Segera kerrngkan tubuh bayi dengan handuk yang kering, bersih dan
hangat Handuk yang basah harus diganti dengan handuk lain yang kering
dan hangat. Bungkus bayi dengan kain hangat, ben topi / tutup kepala,
kaus tangan dan kaki.

Pertahankan suhu tubuh dengan cara meletakkan bayi tengkurap didada


ibu agar terjadi kontak kulit ibu dan bayi. Kontak langsung ini dapat
menghangatkan bayi serta memudahkann ibu menyusui dini untuk
mencegah terjadinya hipoglikemia

Bila bayi bisa menelan, tetesi ASI dengan menggunakan pipet

Segera rujuk ke rumah sakit terdekat

2. Bayi berat lahir rendah / BBLR


-

Segera keringkan tubuh bayi dengan handuk yang kering, bersih dan
hangat. Handuk yang basah diganti dengan handuk lain yang kering dan
hangat. Bungkus bayi dengan kain bangat, ben topi /tutup kepala, kaus
tangan dan kaki.

Pertahankan suhu tubuh dengan cara meletakkan bayi tengkurap di dada


ibu agar terjadi kontak langsung kulit ibu dan bayi. Kontak langsung ini
dapat menghangatkan bayi serta memudahkan ibu menyusui dini untuk
mencegah hipoglikemia.

Beri lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm dari bayi.

Beri ASI, bila tidak dapat menghisap, tetesi langsung dari putting susu
kemulut bayi. Bila bayi tidak dapat menelan segera rujuk kerumah sakit.

Tunda memandikan bayi sampai:


1. Suhu tubuh stabil
2. Keadaan umum membaik
3. Bayi sudah lebih kuat dan dapat menghisap ASI dengan baik
-

Cegah agar bayi tidak kedinginan dengan menerapkan metode


kanguru

Jaga agar luka tali pusat selalu kering dan bersih

UNSAFE ABORTION
Keguguran adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup
diluar kandungan dengan berat <1 00 gram atau umur kehamilan kurang dari 28
minggu.
a. Abortus imminen (keguguran mengancam)
Keguguran mengancam ditegakkan dengan jalan:
-

Terdapat keterlambatan datang bulan

Terdapat pendarahan, disertai perut sakit

Pada pemeriksaan dijumpai besar rahim sama dengan umur hamil dan terjadi
kontraksi otot rahim

Hasil pemeriksaan dalam terdapat pendarahan dan kanalis servikalis, kanalis


servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim

Hasil tes kehamilan masih positif (+).

b. Abortus insipen (keguguran membakat)


Keguguran membakat ini tidak dapat dihentikan, karena setiap saat dapat terjadi
ancaman perdarahan dan pengeluaran hasil konsepsi. Keguguran membakat
ditandai dengan:
-

Pendarahan lebih banyak

Perut mules (sakit) lebih hebat

Pada pemeriksaan dijumpai perdarahan lebih banyak. Kanalis servikalis


terbuka dan jaringan/hasil konsepsi dapat diraba

c. Abortus inkompletus (keguguran tak lengkap)


Abortus ini ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dan uterus,
sehingga gejalanya membenikan gambaran klinis.
Gejala klinis yang mungkin dapat terjadi:
-

Pendarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis

Pendarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat

Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi

Dapat terjadi degenerasi panas

d. Abortus kompletus (keguguran lengkap)


Keguguran lengkp berarti seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan, sehingga tidak
memerlukan tindakan. Gambaran klinisnya uterus telah mengecil, perdarahan
sedikit, dan kanalis servikalls telah tertutup. Untuk mendapatkan gambaran yang
jelas tentang keguguran lengkap, bidan dapat berkonsultasi dengan dokter
sehingga tidak merugikan penderita.
e. Abortus infeksiousus (keguguran disertai infeksi)
Keguguran disertai infeksi sebagian besar dalam bentuk tidak lengkap dan
dilakukan dengan cara kurang legeartis. Keguguran dengan infeksi memerlukan
tindakan medis khusus, sehingga bidan perlu berkonsultasi dengan dokter untuk
penanganan.

BAHAN AJAR
Mata Kuliah
Kode Mata Kuliah
Beban Study

: Askeb V
: BD. 305
: 4 SKS

STRATEGI PELAYANAN KEBIDANAN DIKOMUNITAS


A. Pendekatan Edukatif Dalam Peran Serta Masyarakat
Kebidanan komuntias tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat,
keberhasilan kebidanan komunitas dalam rangka upaya peningkatan kesehatan
ibu, anak dan keluarga tergantung kepada dukungan masyarakat itu sendiri. Oleh
karena itu peran serta masyarakat mutlak dalam setiap upaya kesehatan, termasuk
upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak.
Peran serta masyarakat adalah kelkutsertaan individu, keluarga dan
kelompok masyarakat dalam setiap menggerakkan upaya kesehatan yang juga
merupakan tanggungjawab kesehatan din, keluarga dan masyarakatnya.
Masyarakat dapat berperan serta menyumbangkan tenaga dan pikirannya
serta sumber daya lainnya yang tersedia untuk mendukung upaya kesehatan ibu,
anak serta keluarga berencana. Peran serta masyarakat merupakan hal yang
mutlak penlu, karena sistem yang dianut dalam kehidupan berbangsa dn
bernegara adalah kegotong royongan. Upaya kesehatan akan hanya pemerintah
saja, peran serta masyarakat merupakan unsur mutlak dalam kegiatan upaya
kesehatan.
Kesehatan merupakan kebutuhan dan bak setiap insan agar dapat
menjalani hidup yang produktif dan berbahagia agar setiap orang dimanapun dan
kapanpun dapat memperoleh bidup sehat, kesehatn barns menjadi kemampuan
yang melekat dalam din setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat,
baik secara individu maupun kelompok berperan serta mutlak meningkatkan
kemampuan hidup sehatnya.
Kemandirian

masyarakat

diperlukan

untuk

mengatasi

masalah

kesehatannya dan upaya pemecahan masalahnya sendini. Maka dari itu


kemampuan masyarakat penlu ditingkatkan.
Kegiatan pembinaan yang dilakukan bidan disini diarahkan kepada
meningkatkan peran serta ibu, rernaja wanita, anak dan keluarga berencana
sebagai bagian dan upaya kesehatan keluarga.
Tujuan Pembinaan Peran Serta Masyarakat
Tujuan pembinaan peran serta masyarakat yang dilakukan oleh bidan
adalah terwujudnya upaya yang dilakukan oleh masyarakat terorganisasi untuk
meningkatkan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana menuju keluarga yang

sehat dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut upaya - upaya yang
dilakukan oleh bidan meliputi:
-

Peningkatan

peran

pemimpin

dimasyarakat

untuk

mendorong

dan

mengarahkan masyarakat dalam setiap upaya peningkatan kesehatan Ibu, anak


dan keluarga berencana.
-

Peningkatan kesadaran dan kemauan masyarakat dalam pemeliharaan,


perbaikan dan peningkatan kesehatan keluarga terutama kesehatan ibu, anak
dan keluarga berencana.

Mendorong masyarakat untuk menggali potensi yang tersedia yang dapat


dimanfaatkan untuk mendukung kesehatan keluarga.

Kebijakan dan Strategi Dasar Peningkatan Peran Serta Masyarakat


Secara nasional kebijakan dan strategi peningkatan peran serta masyarakat
dilandasi oleh:
-

Nilai-nilai keadaan sosial dan pemerataan yang terkandung dalam pancasila.

Kesehatan adalah hak dan kewajiban setiap insan seperti yang dinyatakan
dalam UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan.

Misi pembangunan untuk mencapai Kesehatan bagi semua dan tujuan


pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, dan kemauan.

Upaya

KIE

Untuk

Pengembangan

Kepemimpinan

Di

Masyarakat

Mencakup
Pengembangan

kepemimpinan

kesehatan

melalui

pelatihan

tokoh

masyarakat dan kader kesehatan melalui forum (LKMD I PKK) maupun informal
(ceramah,

ke1ompok

kuliah

subuh

dan

sebagainya).

Pengembangan

kepemimpinan kesehatan masyarakat ini merupakan kegiatan yang tidak


terpisahknn dengan pengembangan pengorganisasian kesehatan dan pendanaan
bersumber dalam masyarakat untuk kesehatan dalam rangka peningkatan peran
serta masyarakat dbidang kesehatan.
Pengembangan kepemimpinan tersebut tidak saja dilakukan terhadap
generasi pemimpin masa kini, tetapi harus pula dilakukan terhadap mereka yang
akan

menjadi

generasi

kepemimpinan

masa

depan

dengan

demikian,

pengembangan kepemimpinan dilakukan tidak saja dikalangan para pemuka


ormal dan informal masa kini, tetapi juga dikalangan generasi muda yang akan
menghasilkan pemimpin masadepan. Perlu diingat bahwa pengembangan
kepemimpinan itu sendiri bukan tujuan melainkan suatu bagian dan strategi
menuju ketahap tinggal landas pengembangan kesehatan. Pengembangan
kepemimpinan adalah suatu cara kesisteman, sesuai dengan jiwa dan semangat
pancasila yang melandasinya. Pengembangan kepemimpinan dimasyarakat

terutama didaerah pedesaan bukan merupakan tugas dan bidan semata, bidan
merupakan salah satu unsur yang mendukung kepala puskesmas dan kepala dinas
kesehatan tingkat II merupakan unsur penentu dalam terwujudnya pengembangan
kepemimpinan kesehatan didesa. Kemampuan setiap penduduk untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang optimal dan produktif.
Dilakukan kebijakan pokok peningkatan peran serta masyarakat antara
lain sebagai berikut :
-

Peningkatan peran serta masyarakat dilakukan melalui berbagai jalur yang ada
dann dengan menerapkan teknologi komunikasi dan informasi & motivasi
(KIM)

Pembentukan dan pembinaan kepemimpinan yang berorientasi kesehatan


terhadap pemimpin/tokoh/pramuka dalam setiap orang

Pemberian kemampuan dan kekuatan dan kesempatan yang lebih banyak


kepada organisasi kemasyarakatan untuk berkiprah dalam pembangunan
kesehatan dengan mendayagunakan sumber daya masyarakat sendiri.

Peningkataan kemampuan para penyelenggara upaya keseahatan dalam


menerapkan KIM dan menggalang serta masyarakat untuk pembangunan
kesehatan.

Adapun Strategi Yang Ditempuh Dalam Penlngkatan Peran Serta


Masyarakat yaitu:
-

Mematangkan kesiapan masyarakat untuk berperan serta dalam upaya


kesehatan keluarga dengan menerapkan KIM melalui pendekatan individu,
keluarga, sepupuh, organisasi atau kelembagaan masyarakat atau masyarakat
umum.

Mewujudkan pemimpin dan perintis pembangunan kesehatan dalam


masyarakat dalam pendekatan formal dan informal.

Strategi formal dilakukan melalui LKMD/PKK berserta perangkatnya dan


strategi informal dilakukan melalui organisasi kemasyarakatan atau kelompok
masyarakat, seperti : organisasi keagamaan, kewanitaan, kepemudaan,
ketenagakeijaan, ekonomi, pendidikan, peminatan atau propesi.

Mengenal, menyeleksi, mengajak dan memberi kesempatan dan melibatkan


berbagai organisasi kemasyarakatan untuk berkiprah dalam upaya kesehatan
keluarga, sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya di semua tingkat.

Menyelenggarakan

pendidikan

dan

penyelenggara upaya kesehatan keluarga.

pelatihan

berkelanjutan

bagi

Langkah Pembinaan Peran Serta Masyarakat


Komunikasi, informasi dan ekokasi dengan penekatan pada motivasi
kesehatan (KIM kesehatan) ditingkatkan dalam upaya pembinaan peran serta
masyarakat.
Masyarakat kesehatan membentuk dan memelihara hubungan antara
berbagai unsur yang berpengaruh dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
Informasi kesehatan menyebarluaskan informasi tentang berbagai masalah dan
cara penanggulangannya. Motivasi kesehatan memberikan berbagai dorongan
yang bcrmakna, sebagai bagian dan proses edukasi untuk menggerakan berbagai
pihak agar melakukan upaya kesehatan.
Penerapan

KIM

dilakukan

secara

berulang-ulang

dan

bertahap,

ditingkatkan agar menghasilkan gerakan masyarakat yang lebih luas, mendalam,


bermutu dan berdaya guna.
Langkah-langkah untuk meningkatkan peran serta masyarakat dilakukan
dengan penyelenggaraan forum KIM (komunikasi) dan pelatihan (pendekatan
edukatif)\
Bidan harus bersikap sebagai fasilitator, pemberi bantuan teknik, bukan
sebagai instruktor agar mampu mengembangkan kemandirian masyarakat bukan
menimbulkan ketergantungan masyarakat.
Adapun langkah-langkah dalam mengembangkan peran serta masyarakat
sebagai berikut:
a. Melaksanakan penggalangan pemimpin dan organisasi di masyarakat melalui
dialog untuk mendapatkan dukungan.
b. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan
masalah kesehatan keluarga dengan menggali dan menggerakan sumber daya
yang dimilikinya.
Rangkaian kegiatan tersebut adalah:
1. Pendekatan kepada tokoh masyarakat
2. Survei diri masyarakat untuk mengenali masalah kesehatannya
3. Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana
pemecahan masalah kesehatan yang dibadapi
4. Melaksanakan kegiatan kesehatan keluarga oleh dan untuk masyarakat
melalui kademya yang telah terlatih
5. Pengembangan dan pelestarian kesehatan keluarga oleh masyarakat
Pembinaan
dilaksanakan

peran

melalui

serta

masyarakat

pendekatan

PKMD

dalam

upaya

kesehatan

(Pengembangan

Kesehatan

Masyarakat Desa) yakni suatu pendekatan sosio edukatif yang pada


hakekalnya merupakan pendekatan edukatif, agar masyarakat dengan sadar
dan aktif terlibat dalam pengenalan masalah, pelaksanaan kegiatan

pelaksanaan kegiatan penanggulangan yang nyata dan penilaian serta


pembinaan hasil kegiatan.
Langkah-langkah pembinaan tersebut antara lain:
a. Pertemuan Tingkat Desa
Pertemuan tingkat desa merupakan langkah awal dan kegiatan pembinaan
peran serta masyarakat tingkat desa, yang bertujuana sebagai berikut:
-

Dikenalnya masalah kesehatan setempat secara umum

Dikenalnya program - program kesehatan sebagai upaya untuk


meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Diperolehnya dukungan pamong dan pemuka masyarakat guna


melaksanakan kegiatan kesehatan terpadu

Menyadari pentingny survei diri untuk menelaah masalah kesehatan


setempat

Tersusun kelompok kerja untuk survei diri

Biasanya peser pertemuan meliputi:


1. Peserta tingkat kecematan
- Camat dan atau stafnya
2. Peserta tingkat desa
-

Lurah dan pamong desa

Pemimpm LKMD

Pemuka masyarakat (tokoh agama, tokoh adat dan karang taruna)

Masyarakat mengenal pengumpulan dan mengkaji masalah


kesehatannya

Timbul niat dan kesadaran masyarakat untuk mengetahui masalah


kesehatannya.

b. Survei Diri
Survei diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian
masalah kesehatan oleh kelompok masyarakat setempat. Tujuan survei diri
adalah:
-

Masyarakat

mengenal

pengumpulan

dan

mengkaji

masalah

kesehatannya
-

Timbul niat dan kesadaran masyarakat untuk mengetahui masalah


kesehatannya.

c. Musyawarah Desa
Yaitu pertemuan seluruh warga desa untuk membahas hasil survei diri
yang merencanakan penanggulangan masalali kesehatan yang diperoleh
dan hasil survei diri dan musyawarah sehingga menjadi keputusan
bersama.

Tujuannya:
-

Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi diwilayahnya

Memperoleh kesepakatan bersama menanggulangi masalah kesehatan


desa

Menyusun rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan desa

d. Pelatihan Kader
Pelatihan

kader

kesehatan

merupakan

kegiatan

dalam

langkah

mempersiapkan kader kesehatan agar mampu berperan serta dalam


mengembangkan

program kesehatan

didesanya. Pengetahuan dan

keterampilan yang dibutuhkan kader kesehatan harus disesuaikan dengan


tugas mereka dalam rangka mengembangkan program kesehatan
didesanya tersebut. Perlu diketahui kader kesehatan adalah sukarela yang
melakukan kegiatan program kesehatan desa.

Tugas Kader
-

Memotivasi masyarakat

Merencanakan kegiatan pelayanan kesehatan bersama masyarakat

Melaksanakan penyuluhan kesehatan terpadu

Mengelola kegiatan-kegiatan hasil musyawarah masyarakat desa

Menyelenggarakan

pertemuan

bulanan

dengan

dasawisma

membahas perkembangan program dan masalah yang dihadapi


keluarga

Melakukan kunjungan rumah terbadap keluargaa binainnya

Tujuan Penelitian
-

Agar kader memahami dan mampu berperan dalam pelaksanaan


kegiatan program-program kesehatan terutama program KB dan
pesertanya dipilih oleh masyarakat

Kriteria Kader
-

Diterima dan dipillh oleh masyarakat

Bersedia dan sanggup menjadi kader kesehatan

Kader dapat membaca, menulis dan berbahasa Indonesia

Berasal dari kelompok muda dan kelompok lain

Penyelenggara pelatihan perlu dievaluasi, tujuannya untuk memlai


keberhasilan proses belajar-mengajar, kelemahan dan keunggulan
pelatihan srta dampaknya tethadap penampilan kei:,a.
e. Pelaksanaan Upaya Kesehatan Oleh Masyarakat
Upaya kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat mencakup upaya
pencegahan

penyakit,

peningkatan

kesehatan,

penyembuhan

dan

pemulihan kesehatan-kesehatan. Pelaksanaan upaya tersebut merupakan

tanggung jawab masyarakat, pemerintah bertindak sebagai pembina dan


upaya tersebut.
Upaya yang dilakukan masyarakat desa antara lain posyandu, toko obat
keluarga, pondok bersalin desa dan pos kesehatan. Upaya yang dilakukan
masyarakat melalui pemanfaatan pekarangan seperti taman gizi dan taman
obat. Kegiatan tersebut dibawah pembinaan puskesmas dibidang
kesehatan.
Pembinaan dan pelestarian sebagaimana dikemukakan diatas bahwa
pemerintah turut bertanggung jawab dalam upaya pembinaan dan
pelestarian kegiatan masyarakat. Pemerintah memberikan petunjuk dan
pedoman pelaksanaan upaya kesehatan. Pelaksanaan upaya kesehatan
yang dilakukan oleh masyarakat dijaga tetap selalu berada didalam garis
peraturan dan perundang - undangan yang berlaku terutama dibidang
kesehatan.
Upaya kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat terus ditingkatkan dan
dikembangkan, upaya ini turut membatasi program pembangunan
kesehatan yang sumber dayanya semakin terbatas, karena tuntunan
kebutuhan masyarakat dan untuk masyarakat. Upaya ini kesehatan oleh
masyarakat merupakan upaya dan dan untuk masyarakat. Upaya ini dapat
menepis masalah - masalah kesehatan yang sedang dihadapi oleh individu,
keluarga dan masyarakat. Penduduk yang sakit tidak segera langsung
kepuskesmas atau kerumah sakit. Masalah yang dapat ditangani oleh
masyarakat sendini dapat mencegah arus penduduk meminta bantuan
rumah sakit dan puskesmas.
Peran diatas kesehatan tingkat II dan puskesmas penting dalam pembinaan
dan pelestarian upaya kesehatan oleh masyarakat, selain pedoman dan
petunjuk seperti dikemukakan diatas para kader kesehatan dilatih agar
dapat secara penuh mendukung upaya kesehatan oleh masyarakat.
Pertemuan pertemuan dalam masyarakat dilaksanakan dalam rangka
pembinaann dan pelestarian tersebut diatas. Selain itu tenaga kesehatan
yang turut sebagai pelaksana upaya kesehatan oleh masyarakat itu
dilakukan sesuai kebutuhan.
Peningkatan Kepemimpinan Yang Berorientasi Kesehatan bagi Semua
Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang sangat produktif dan
memiliki kemadirian diperlukan suatu kondisi kesehatan setiap individu merata
yang dinamakan Kesehatan Bagi Semua , istilah ini tidak berarti bahwa tidak
ada penyakit, melainkan suatu keadaan dimana setiap orang mampu memperoleh
dan mendapat kemudahan untuk menikmati hidup sehat dan produktif.

Tercapainya kondisi keluarga sehat secara menyeluruh merupakan langkah


menuju kesehatan bagi semua.
Kesehatan adalah upaya segenap bangsa dan bukan lagi merupakan upaya
yan g dilakukan oleh tenaga kesehatan semata. Reorientasi ini menurut perubahan
pada cara pandang. Cara perubahan orientasi tersebut barus mencakup pola
peningkatan kemampuan menangani keterbatasan sumber-sumber yang dimiliki
dan sedang dialami dewasa ini. Untuk itu diperlukan bentuk kepemimpinan yang
memiliki persepsi jelas, komitmen tinggi dan kemampuan untuk menggerakkan
kesehatan masyarakat guna tercapainya: Kesehatan Bagi Semua.
Upaya pengembangan kepemimpinan tersebut barus dilakukan tidak saja
dikalangan petugas yang bekerja dijajaran kesehatan tetapi juga dikalangan
petugas disektor lain yang erat kaitannya dengan kesehatan dan dikalangan
masyarakat. Upaya tersebut efektif dilakukan terutama melalui para pemimpin
dan pemuka masyarakat yang berpengaruh diketigajalur tersebut.
Dengan memperhatikan semangat keadilan sosial dan semangat
kemandirian yang dikandung dalam strategi kesehatan bagi semua, kriteria
kepemimpinan adalah sebagai berikut:
-

Memiliki keyakinan dan semangat untuk mewujudkan keadilan sosial guna


memeratakan kemampuan hidup sehat bagi segenap penduduk.

Memiliki persepsi yang jelas, koniitmen yang tinggi serta kemampuan dan
kewenangaan memadai untuk menggerakkan orang lain membangun kondisi
Kesehatan Bagi Semua dengan strategi Primary Health Care dalana
menuju tinggal landas.

Memiliki

kemampuan

mengidentilikasi

isu-isu

rawan

yang

dapat

mempengaruhi penerapan strategi menuju tinggal landas, serat kemampuan


untuk menggalang sumber daya ditiga jalur (jajaran kesehatan, sektor non
kesehatan dan masyarakat) guna mengatasi isu-isu tersebut, sehingga dapat
merubah ancaman dan hambatan menjadi peluang atau pendukung. Disini
tersirat pula keberaniannya mengambil resiko dalam menetapkan keputusan
dan menjalankan tindskan yang melawan arus dan tidak populer.
-

Memiliki rasa percaya diri yang kuat, sekaligus kepekaan untuk mengikut
sertakan dan memberikan kesempatan berperan kepada orang lain dalam
mengembangkan

prinsip

menghasilkan perubahan.

kepemimpinan

kolektif

yang

lebih

efektif

BAHAN AJAR
Mata Kuliah
Kode Mata Kuliah
Beban Study
Materi :

: Askeb V
: BD. 305
: 4 SKS

1.1 Tugas utama bidan komunitas


1.2 Tugas tambahan bidan dikomunitas
1.3 Bidan praktek swasta

Komunitas adalah sekelompok orang yang berada disuatu lokasi tempat


tinggal, sasaran kebidanan adalah ibu dan anak balita yang berada di dalam keluarga
dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas juga merupakan bagian atau
kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit.
Bidan komuntias (Community Midwife) adalali bidan yang melayani keluarga
dan masyarakat di wilayah tempat tinggal dalam hal mi, bidan berperan sebagai
pendidik masyarakat. Sebagai pendidik bidan selalu berupaya agar sikap perilaku
komunitas di wilayali keijanya berubab sesuai dengan keadaan kesehatan.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN
DIKOMUNITAS
TIJGAS BIDAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN ADALAH:
a) Memberikan bimbingan
b) Menolong ibu yang melahirkan dan memberi asuhan terhadap bayi dan anak-anak
prasekolah
c) Memberikan pelayanan keluarga berencana dalam rangka mewujudkan keluarga
kecil, sehat dan sejahtera.
d) Melakukan tindakan pencegahan dan deteksi terhadap kondisi ibu dan anak balita
yang kesehatannya terganggu, serta memberi bantuan pengobatan sebagai
pertolongan pertama sebelum tindakan medis lanjutan dilakukan.
e) Melakukan penyuluhan kesehatan
f) Membimbing dan melatih calon bidan, dukun dan kader kesehatan didalam ruang
lingkup pelayanan kebidanan
g) Mengkaji kegiatan pelayanan atau asuhan kebidanan yang dilakukan untuk
perbaikan dan pesan
h) Memotovasi dan menggerakkan masyarakat terutama kaum wanita dalam rangka
mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DIKOMUNITAS ANTARA LAIN:


1. Tanggung jawab terhadap peraturan perundang undangan
Pengaturan tenaga kesehatan ditetapkan di dalam undang-undang dan peraturan
pemerintah tugas dan tanggung jawab bidan serta ketentuan yang berkaitan
dengan kegiatan praktek bidan diatur ddalam peraturan atau keputusan menteri
kesehatan.
2. Tanggung jawab bidan terhadap pengembangan kompetensi
Setiap bidan memiliki tanggung jawab memelihara keniampuan profesionalnya.
Oleh

karena

itu

bidan

harus

selalu

meningkatkan

pengetahuan

dan

keterampilannya dengan jalan mengikuti, pelatihan, pendidikan berkelanjutan,


seminar dan penemuan ihniah lainnya.
3. Tanggungjawab terhadap penyimpangan catatan kebidanan
Setiap bidan diharuskan mendokumentasikan catatan bidan mengenai pasien yang
dilayaninya dapat dipertanggungjawabkan bila terjadi gugatan.
4. Tanggung jawab bidan terhadap keluarga yang dilayani
Bidan memuiki kewajiban memberikan asuhan kepada ibu dan anak yang
meminta pertolongan, kepadanya. ibu dan anak sangat erat kaitannya dengan
keluarga, tanggung jawab bidan tidak hanya pada kesehatan ibu dan anak, akan
tetapi juga menyangkut pada kesehatan keluarga. Bidan barus dapat
mengidentifikasai permasalahan dan kebutuhan keluarga dan memberikan
pelayanan dengan tepat dengan sesuai dengan kebutuhan keluarga merupakan
keselamatan, kepuasan dan kebahagiaan selama masa hamil atau melahirkan.
5. Tanggungjawab bidan terhadap profesi
Bidan harus ikut serta didalam kegiatan organisasi bidan dan resmi kebidanan,
untuk mengembangkan kemampuan profesinya bidan harus mencari informasi.
6. Tanggung jawab bidan terhadap masyarakat
Bidan turut memiliki tanggung jaawab di dalam permasalahan kesehatan
masyarakat misalnya lingkungan yang tidak sehat, penyakit menular, keadaan gizi
masyarakat yang terutama menyangkut kesehatan ibu dan anak, karena itu baik
secara mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lain ia berkewajiban
memanfaatkan sumber daya yang ada untuk memperbaiki kesehatan masyarakat
bidan harus mendapat kepercayaan dari masyarakat.

TUGAS UTAMA BIDAN DIKOMUNITAS


Tups utama atau pokok bidan dikomunitas
Adalah memberi pelayanan kebidanan untuk melaksanakan tugas pokok atau
pelaksana bidan harus menguasai pengetahuan dan teknologi kebidanan, serta
melakukan kegiatan sebagai berikut:
a) Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawman
b) Pemeliharaan ibu hamil, nifas, menyusui, masa internal (antara dua
persalinan) dalam keluarga.
c) Pertolongan persalinan dirumah
d) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan resiko tinggi
dikeluarga
e) Pengobatan keluarga sesuai dengan kewenangan
f) Pemeliharaan kesehatan anak dan balita
Sasaran pelayanan kebidanan ini adalah individu, keluarga dan komuniti
(kelompok masyarakat) tapi pada hakikatnya adalah upaya yang dilakukan
oleh bidan untuk memecahkan masalah kesehatan ibu dan anak balita di
dalam masyarakat dan keluarga.
Tugas Tambahan Bidan Dikomunitas
a) Mengadakan penyuluhan dan nasehat tentang kesehatan
b) Pemeliharaan kesehatan ibu dan anak balita
c) Membantu terlaksananya masyarakat desa pada umumnya. Misalnya dalam
keadaan bawah
d) Melakukan kunjungan rumah untuk memelihara dan mempertinggi nilai
kesehatan seluruh keluarga
e) Membantu pengobatan sederhana bagi ibu dan anak balita
f) Melakukan immunisasi pada ibu dan balita
g) Melakukan pelayanan keluarga berencana
Bidan Praktek Swasta
Bidan adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan
yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku,
dicatat (register) diberi izin yang sah untuk menjalankan praktek bidan.
Praktek adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
bidan kepada pasien (individu, keluarga dan masyarakat) sesuai dengan
kewenangan bidan. Bidan daIn merijslankim prakteknya berwenang untuk
memberikan pelayanan yang meliputi:
-

Pelayanan kebidanan

Pelayanan keluarga berencana

Pelayanan kesehatan masyarakat

Bidan menjalankan praktek harus memiliki SIP yang diperoleh dengan mengajukan
permohonan sebagai mana dimaksudkan diatas diajukan dengan melampirkan
persyaratan antara lain:

Foto copy SIB yang masih berlaku

Foto copy ijazah bidan

Surat persetnjuan atasan bila dalam pelaksanaan masa bakti atau sebagai pegawai
negeri atau pegawai pada sarana kesehatan

Surat keterangan sehat dan dokter

Rekomendasi dan organisasi profesi

Pas foto 4 x 6 sebanyak 2 lembar

Bidan dalam menjalankan praktek perorangan harus memenuhi persyaratan yang


meliputi tempat dan ruangan praktek, tempat tidur, peralatan dan obat - obatan, dan
kelengkapan administrasi sesuai syarat yang teelah ditentukan.
Adapun tugas bidan menurut rencana ICMD (Kesehatan Masyarakat Desa) sebagai
berikut:
-

Mendidikan masyarakat terutama ibu-ibu mengenai kesehatan dimana saja ada


kesehatan

Melakukan kunjungan rumah untuk memelihara dan mempertinggi nilai


kesehatan seluruh keluarga

Memberikan pertolongan persalinan dengan sebaik-baiknya

Menyelenggarakan kursus dukun bayi dan dimana mungkin juga kursus


perawatan keluarga

Menyelenggarakan RKKA dalam bentuk biro konsultasi

Mengawasi dan membimbing pekerja PK tenaga kesehatan lain dan dukun yang
berada dilingkungannya

Membantu pendidikan guru sekolah dalam bidan kesehatan

Membantu

kursus

kesejahteraan

keluarga

atau

rumah

tangga

yang

diselenggarakan oleh jawatan lain dan organisasi


-

Mengikuti petunjuk yang diberikan pimpinan dan meneruskan kepada tenaga


kesehatan yang diperbantukan kepadanya

Membantu dokter dalam pemeriksaan dan pengobatan anak dan ibu yang sakit

Mengadakan rapat berkala dan regu kesehatan diwilayahnya

Bekerja keras dengan petugas dan jawatan atau dinas lain dan dengan pemimpin
masyarakat yang dapat membantu usaha pemeliharaan keluarga diwilayahnya.

BAHAN AJAR
Mata Kuliah
Kode Mata Kuliah
Beban Study

: Askeb V
: BD. 305
: 4 SKS

ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BIDAN DIKOMUN1TAS


Pelayanan kebidanan menyangkut ibu dan bayi yang yang dilahirkan. Tujuan
pelayanan kebidanan ialah menyelamatkan ibu dan bayinya. Kebidanan merupakan
bagian dan pelayanan kesehatan yang tujuannya adalah untuk mewujudkan kesehatan
ibu dan anak yang optimal.
Pelayanan

kebidanan

dilindungi

oleh

hukum-hukum

yang

memberi

perlindungan kepada pemberi pelayanan dan penenima pelayanan adalan antara lain:
Undang - Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan dan peraturan menteri
kesehatan No.363 tahun 1980 tentang kewenangan bidan.
1.

Standar Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan ditujukan pada ibu dan anak pelayanan kebidanan pada ibu
diberikan pada masa pranikah, prahamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa
nifas, menyusui dan masa antara (periode interpal).
Pelayanan kebidanan pada anak diberikan pada masa bayi baru lahir, masa bayi,
masa anak balita dan masa prasekolah.
1) Pelayanan kebidanan pada ibu meliputi:
a. Penyuluhan dan konseling
b. Pemeriksaan fisik
c. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
d. Pertolongan pada kehamilan normal yang mencakup ibu hamil dengan
abortus iminens, HEG tingkat I, pre-eklamsia ringan dan anemi ringan.
e. Pertolongan persalinan normal
f. Pertolongan persalinan abnormal yang mencakup letak sungsang, partus
macct, kepala didasar panggul, KPD, tanda infeksi perdarahan post
partum, posterm dan preterin.
g. Pelayanan ibu nifas normal
h. Pelayanan ibu nifas abnormal yang mencakup retenso plasenta, renjatan
dan infeksi ringan
i. Pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang meliputi
keputihan tidak teratur, penundaan haid.
2) Pelayanan kebidanan pada anak meliputi:
a. Pemeriksaan bayi baru lahir
b. Perawatan tali pusat

c. Perawatan bayi
d. Pemantauan tumbang
2.

Kode Etik Kebidanan


Setiap profesi mutlak mengenal atau mempunyai kode etik. Dengan
demikian dokter, perawat, bidan, guru dan sebagainya, yang merupakan bidang
pekerjaan profesi mempunyai kode etik.
Pengertian Kode Etik:
Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus diindahkan oleh
setiap anggota profesi yang bersangkutan didalam melaksanakan tugas
profesinya dan dalam hidupnya dimasyarakat.
Norma-norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi anggota profesi tentang
bagaimana mereka harus menjalankan profesinya dan larangan - larangan, yaitu
ketentuan - ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat atau
dilaksanakan oleh anggota profesi tidak saja dalam menjalankan tugas
profesinya, melainkan juga menyangkut tingkah laku pada umumnya dalam
pergaulan sehari hari didalam masyarakat.

3.

Standar Asuhan Kebidanan


Standar asuhan kebidanan bertujuan untuk menentukan apakah seseorang telah
melanggar kewajibannya dalam menjalankan tugasnya.
Misalnya: seorang bidan melakukan pertolongan persalinan dengan ekstrasi
vacum pada bayi dengan presentasi kepada yang masih tinggi disebuah RB yang
masih termasuk wilayah DKI. Dalam kasus ini bidan tersebut bisa dikatakan
melanggar tugasnya karena hal ini sudah diatur dalam permenkes No.572,
dimana dalam salah satu butir peraturannya menyatakan bahwa bidan hanya
diperbolehkan melakukan ekstraksi vacum pada posisi kepala sudah panggul dan
tidak memungkinkan melakukan rujukan. Banyak sekali dimensi etika yang
berhubungan dengan keputusan dalam pelayanan kebidanan.

4.

Registrasi Dan Praktek Bidan


Pasal 1
Dalam keputusan menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan
dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
2. Registrasi adalah proses pendaiIaran, pendokumentasian dan pengakuan
terhadap badan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi inti atau
standar penampilan minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan
mental mampu melaksanakan praktek profesinya.

3. Surat izin bidan selanjutnya disbeut SIB adalah bukti tertulis pemberian
kewenangan untuk menjalankan pelayanan Asuhan Kebidanan diseluruh
wilayah Republik Indonesia.
4. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayaan kesehatan yang diberikan
oleh bidan kepada pesien (individu, keluarga, masyarakat) sesuai dengan
kewenangan dan kemampuannya.
5. Surat izin praktek bidan selanjutnya disebut SIPB adalah bukti tertulis yang
diberikan kepada bidan untuk menjalankan praktek bidan.
6. Standar profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk
dalam pelaksanaan profesi secara baik.
7. Organisasi profesi adalah Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Dalam UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan ketentuan
pidana sebagai berikut:
1. Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis terhadap ibu hamil
yang tidak memenuhi ketentuan dipidana paling lama 15 tahun. Dan pidana
denda paling banyak Rp 500.000.000 (pasal 80 ayat 1).
2. Barang siapa yang tanpa keahlian dan kewenangan dengan sengaja melakukan
pengobatan dan perawatan pidana dipenjara paling lama 5 tahun atau pidana
denda paling banyak Rp 100.000.000.
Pasal 2
1. Pimpinan penyelenggaraan pendidikan bidan wanita menyampaikan laporan
secara tertulis kepada dinas kesehatan provinsi mengenai peserta didik yang
lulus, selambat-selambatnya 1 (satu) bulan setelah dinyatakan lulus.
2. Bentuk dan isi laporan sebagaimana dlmasudkan pada ayat (1) tercantum
dalam formulir I terlampir.
Pasal 3
1. Bidan yang baru lulus mengajukan permohonan dan mengirimkan
kelengkapan registrasi kepada kepala dinas kesehatan provinsi dimana
institusi pendidikan berada guna memperoleh SIB selambat - lambatnya 1*
(satu) bulan setelah menerima ijazah bidan.
2. Kelengkapan registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain
meliputi:
a. Fotocopy Ijazah bidan
b. Fotocopy trauskip nilai akademik
c. Surat keterangan sehat dan dokter
d. Pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar

3. Bentuk pennohonan SIB sebagaimana dimaksud pada ayat (I) tercantum


dalam formulir II terlampir.
Pasal 4
1. Kepala Dinas Kesehatan Porvinsi atas nama menteri kesehatan melakukan
registrasi berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3
untuk menerbitkan SIB
2. SIB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh kepala dinas
kesehatan provinsi atas nama menteri kesehatan, dalam waktu selambatlambatnya 1 (satu) bulan sejak permohonan diterima dan berlaku secara
nasional.
3. Bentuk dan isi SIB sebagaiman tercantum dalam formulir III terlampir.
Pasal 5
1. Kepala dinas kesehatan provinsi harus membuat pembukuan registrasi SIB
yang telah diterbitkan.
2. Kepala dinas kesehatan provinsi menyampaiksn laporan berkala kepada
menteri kesehatan melalui sekretariat jenderal C.O kepala Biro Kepegawaian
Departemen Kesehatan dengan tembusan kepada organisasi profesi mengenai
SIB yang telah diterbitkan untuk kemudian secara berkala akan diterbitkan
dalam buku registrasi nasional.
5.

Kewenangan Bidan Dikomunitas


Kewenangan bidan ditetapkan dalam peraturan menteri kesehatan No.
572 tahun 1996 yang menyatakan bidan adalah seorang wanita yang telah
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui pemerintah yang
lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Kewenangan bidan adalah pelayanan kebidanan, pelayanan KB dan
pelayanan kesehatan masyerakat. Pelayanan kebidanan ditujukan pada ibu dan
anak. Pelayanan kebidanan pada ibu diberikan pada masa pranikah, prahamil,
masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, menyusui dan masa antara
(periode interval). Pelayanan kebidanan pada anak diberikan pada masa bayi
baru lahir, masa bayi, masa anak balita dan masa prasekolah.

BAHAN AJAR
NAMA KULIAH

: ASKEB V

KODE MATA KULIAH

: BD. 305

BEBAN STUDI

: 4 SKS
ASUHAN ANTENATAL

Pemeriksaan dan pemantauan antenatal


Tujuan
Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi diri komplikasi kehamilan.
Pernyataan Standar
Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal, pemeriksaan meliputi
anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan benlangsung normal, bidan juga harus mengenal kehamilan resti/
kelainan, khususnyaa anemia, kurang gizi, hipertensi, pms/infeksi HIV, memberikan
pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya
yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap
kunjungan bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang
diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
Hasil
-

Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 1 x selama kehamilan

Meningkatkan pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat

Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan

Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan
dan tahu apa yang harus dilakukan

Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu - waktu terjadi kegawat daruratan.

Standar Pelayanan Antenatal


Terdapat enam standar dalam pelayanan antenatal, seperti berikut ini:
1) Standar 2: Identifikasi ibu hamil
Pernyataan standar
Bidan meelakukan kunjungan rumah dan berintreaksi dengan masyarakat secara
berkala untuk memberilcan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeniksakan kehamilannya sejak dini
dan secara teratur.
2)

Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal


Pernyataan standar
Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi
anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan berlangsungnya normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan
risti / kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS / infeksi HIV
memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas
terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang
tepat pada setiap kunjungan, bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu
menganibil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
3) Standar 5 : Palpasi abdominal
Pernyataan standar
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi
untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah,
memeriksa posisi dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul. untuk
mencari kelainan dan merujuk tepat pada kehamilan.
4) Standar 6: Pengelola anemia pada kehamilan
Pernyataan standar
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan rujukan
semua kasus anemia pada kehamulan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5) Standar 7:
Pernyataan standar
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikkan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenali tanda serta gejala preekiamsia lainnya, serta mengambil tindakan
yang tepat dan merujuknya.
6) Standar 8:
Pernyataan standar
Bidan memberikan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan
aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik
disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk bila tiba - tiba terjadi
keadaan gawat darurat, bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal
ini.

PEMERIKSAAN DAN PEMANTAUAN ANTENATAL


Prasyarat
1. Bidan

mampu

memberikan

pelayanan

antenatal

berkualitas

tennasuk

penanggungan PMS ibu hamil dan kartu pencatatan hasil pemeriksaan kehamilan
(karut ibu).
2. Alat untuk pelayanan antenatal tersedia dalain keadaan baik dan berfungsi antara
lain stetoskop, tensimeter, meteran kain, timbangan, pengukur lingkar lengan atas,
stetoskop janin.
3. Tersedia obatan bahan lain, misa]nya : vaksin TT, tablet besi dan asam folat dan
obat anti malaria (pada daerah endemis malaria), alat pengukur HB sahli.
4. Menggunakan KMS ibu hamil / buku KIA, kartu Ibu
5. Terdapat sistem rujukan yang berfungsi dengan baik, yaitu resiko tinggi atau
mengalami komplikasi dirujuk agar mendapatkan pertolongan yang memadai.
STANDAR 8: PERSIAPAN PERSALINAN
Tujuan
Untuk memastikan bahwaa persalinan direncanakan dalam lingkimgan yang aman
dan memadai dengan pertolongan bidan terampil.
Pernyataan standar
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami / keluarganya pada
trimester III memastikan bahwa persiapan bersih dan aman dan suasana yang
menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi
dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan darurat. Bidan mengusahakan
untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk hal ini.
Hasil
Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan yang
bersih dan aman
Persalinan direncanakan ditempat yang aman dan memadai dengan pertolongan
bidan terampil
Adanya persiapan saran transportasi untuk merujuk ibu bersalin, jika perlu
Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan

Prasyarat
1. Semua ibu harus melakukan 2 x kunjungan antenatal pada trimester terakhir
kehamilannya
2. Adanya kebijaksanaan dan protokol nasional / setempat tentang indikasi
persalinan yang harus dirujuk dan berlangsung dirumah sakit
3. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan yang amati
dan bersih
4. Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal tersedia dan dalam
keadaan berfungsi, termasuk: air mengalir, sabun, handuk bersih untuk
mengeringkan tangan, beberapa pasang sarung tangan dan DTT / steril,
fetoskop/doppler, pita pengukur yang bersih, stetoskop dan tensimeter.
5. Perlengkapan penting yang diperlukan untuk melakukan pertolongan persalinan
yang bersih dan aman tersedia dalam keadaan desinfeksi tingkat tinggi (termasuk
partus set DTT/Steril, sarung tangan DTT/ Steril, peralatan yang memadai untuk
merawat bayi baru lahir, lihat standar 9, 10 dan 13).
6. Adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepat jika terjadi
kegawatdaruratan ibu dan janin
7. Menggunakan KMS ibu hamil/buku MA, kartu ibu dan partograf
8. Sistem rujukan yang efektif untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi selama
kehamilan.
ASUHAN INTRANATAL
Terdapat empat standar pertolongan persalinan seperti berikut ini:
1. Standar 9: Asuhan persalinan kala I
Pernyataan standar
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai. Kemudian memberikan
asuhan dan pemantauan yang memadai dengan memperhatikan kebutuhan klien,
selama proses persalinan berlangsung
2. Standar 10: Persalinan kala II yang aman
Pernyataan standar
Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap sopan dan
penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.
3. Standar 11: Penatalaksanaan aktif persalinan kala III
Pernyataan standar
Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
4.

Standar 12 : Penegangan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi Pemyataan


standar
Bidan mengenali secara teepat tanda - tanda gawat janin pada kala 11 yang lama
dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan,
dilkuti dengan penjahitan perinium.
PERSIAPAN UNTUK KEHIDUPAN KELUARGA SEHAT
Tujuan
Membuka penyuluhan kesehatan yang tepat untuk mempersiapkan kehamilan yang
sehat serta menjadi orang tua yang bertanggungjawab.
Pernyataan standar
Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga dan
masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan dengan kehamilan termasuk
penyuluhan kesehatan umum, gizi dan kesehatan dalam menghadapi kehamilan
kesehatan umum, calon orang tua
Hasil
Masyarakat dan perorangan ikut serta dalam upaya mencapai kehamilan yang
sehat
Ibu, keluarga dan masyarakat meningkat pengetahuannya tentang fungsi alat - alat
reproduksi dan bahaya kehamiain pada usia muda.
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan diketahui oleh keluarga dan masyarakat.
Prasyarat
1. Bidan bekerjasama dengan kader kesehatan dan sektor terkait sesuai dengan
kebutuhan
2. Bidan dididik dan terlatih dalam hal:
Penyuluhan kesehatan
Komunikasi dan keterampilan, metode kontrasepsi, gizi, bahaya kehamiln pada usia
muda, kebersihan dan kesehatan din, kesehatan / kematangan seksual dan tanda
bahaya pada kehamilan.
3. Tersedianya bahan untuk penyuluhan tentang hal - hal tersebut diatas.

BAHAN AJAR
Mata Kuliah

: Askeb V

Koda Mata Kuliah

: BD. 305

Beban Studi

: 4 SKS

ASUHAN IN1RANATAL
1. Pendahuluan Tentang Asuhan Intranatal
Melahirkan bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang ibu dan
keluarganya. Sebagai bidan, ibu akan mengandalkan pengetahuan, keterampilan
dan pengambilan keputusan yang kita lakukan untuk:
a. Mendukung ibu dan keluarga secara fisik dan emosional selama persalinan
dan kelahiran
b. Mencegah membuat diagnosa, menangani komplikasi-komplikasi dengan cara
pemantauan ketat dan deteksi dini selama persalinan dan kelahiran
c. Merujuk ibu untuk mendapatkan asuhan spesialis jib perlu
d. Memberikan asuhan yang akurat pada ibu
e. Memperkecil resiko infeksi
f. Memberikan asuhan yang akurat pada ibu
g. Membantu ibu dengan pemberian ASI dini
Banyak penyakit atau komplikasi yang mengakibatkan kematian ibu dan bayi
dapat dihindari jib persalinan dikelola dengan baik. Semua kelahiran harus selalu
dihadiri oleh petugas yang terlatih serta kompeten dengan secara tepat
mendiagnosa dan menangani penyulit.
(PUSDIKNAS - WHO - JHPIEGO. 2003)
1)

Standar Pelayanan Kesehatan


A. Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat
Disini bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan,
keluarga dan masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan dengan
kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi, KB dan kesiapan
dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghadiri
kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik.
B. Pencatatan dan Pelaporan
Tujuannya untuk mengwnpulkan, mempelajari dan menggunakan data untuk
pelaksanaan penyuluhan, kesinambungan pelayanan dan penilaian kinerja..
C. Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat
secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan
anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya
sejak dini dan secara teratur.
D. Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi
anamnesis dan pemantauan ibu dan janin. Badan juga harus mengenal
kehamilaan resti atau kelainan, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan
penyuluhan serta tugas terkait yang diberikan oleh puskesmas.
E. Palpasi Abdominal
Disini bidan akan memeriksakan abdominal, memeriksa posisi, bagian
terbawah janin, masuknya kepala janin ke PAP, untuk mencari kelainan letak
dan melakukan rnjukan.
F. Pengelola Anemiaa Pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahaan, penemuan, penanganan dan atau
rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan
berlaku.
G. Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dial setiap kenaikkan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenali tanda serta preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan
yang tepat dan merujuknya.
H. Persiapan Persalinan
Bidan membenikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami atau
keluarganya, memastikan bahwa persiapan persalinan bersih, aman dan
suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik. Bidan
mengusahakan untuk melakukan kunjungan kee setiap rumah ibu hamil.
2)

Persiapan Bidan dna Persiapan Bidan KIT


Didalam asuhan intranatal ada 5 dasar aspek dasar yang dikenal dengan 5 benang
merah, yang sangat penting dalam memberikan asuhan persalinan yang aman dan
bersih. Aspek tersebut akan terdapat pada semua persalinan balk normal maupun
tidak 5 benang merah tersebut adalah:
1. Pengambilan keputusan klinik
2. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
3. Pencegahan infeksi
4. Pencatatan (rekam medis)
5. Rujukan
5 benang merah ini akan selalu ada di dalam penatalaksanaan persalinan sejak
persalinan kala I hingga persalinan kala III dan IV, termasuk penatalaksanaan
pada bayi barn lahir. Kita sebagai bidan harus mempersiapkan atau menjalankan
aspek 5 benang merah.
Disamping persiapan bidan itu sendiri dalam asuhan persalinan. Bidan juga harus
mempersiapkan alat-alat atau obat - obatan yang diperlukan dalam proses
persalinan tersebut antara lain:
a) Partus set
b) Benang tali pusat, kateter
c) Baskom untuk larutan kiorin dan larutan DTT
d) Benang kromik, sarung tangan DH, heating set, pita pengukur
e) Perlengkapan bayi dan pakaian ibu
f) Kassa steril, kapas alkohol, spuit 3 cc, fetoskop, tensimeter
g) Celemek, masker kacamata, sepatu boot
h) Oksitosin, lidokain
i) Cairan infus, infus set, dan lain - lain.
3) Persiapan Ibu dan Keluarga Serta Keluarga
Jika seorang ibu hadir dalam persalinan, bidan harus menerima ibu dan
keluarganya. Kalau ada kebutuhan mendadak untuk asuhan, sangatlah penting
bagi ibu dan keluarganya untuk merasa diterima. Hal ini akan menolong ibu
merasa nyaman dan mengurangi stress.
Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhr ibu dan bayi. Ingatkan pada
keluarga agar membawaa uang dalam jumlah yang cukup untuk persiapan jika ibu
akan dirujuk. Disini kita sebagai seorang bidan barns memberikan rasa percaya
dan saling menghormati serta memberikan asuhan yang dibutuhkan.
4)

Manajemen Ibu Intranatal


a. Mengkaji Kesejahteraan Wanitaa Selama Persalinan
Selama persalinan kesejahteraan fisik dan eemosional wanita harus dikaji
secara teratur, meliputi pengukuran suhu, nadi dan tekanan darah, memeriksa
asupan.

Beri tahu icg ibu boleh makan ringan dan minum tiap waktu

Ibu dianjurkan bangun bila mau kencing

Ibu dianjurkan menjaga kebersihan perineum

Hari ke 2 PP

Ibu makan seperti biasa

Minum sebanyak> 1 liter / hari

Ajarkan perawatan pada

Anjurkan mobilisasi di rumah

Mandi sendiri

Tablet besi setiap hari

Hari ke 3 ibu boleh keluar rumah


Hari ke 4 jahitan luka episiotemi dapat diangkat
Hari ke 7 boleh melakukan kegiatan sehari
Kes. Putih
BAK & BAB normal
Lochea berkurang dan berwarna coklat / kering
Minggu ke 6
Boleh senggama
AnjurkanKB
Keluarga aktif bantu ibu bila ada kesulitan
Cairan dan pengeluaran urine, mengkaji nyeri dan kebutuhan akan dukungan.
Pemantauan ini harus dipertahankan sampai proses kelahiran berakhir.
b. Prosedur Rutin
Persiapan kelahiran sering kali meliputi beberapa prosedur RUTIN seperti
mengukur suhu, nadi dan tekanan darah diikuti dengan mencukur semua atau
sebagian rambut pubis (Jonston dan Sidail: 1992).
Tiga prosedur awal ini yaitu mengukur dan mancatat suhu, nadi dan tekanan
darah, manpunyai implikasi terhadap hasil akhir peraalinan dan demikian
mempengaruhi penatalaksanaan persalinan.
c.

Tempat melahirkan
d. Dukungan dalam persalinan
e. Nyeri persalinan
f. Memantau janin selama persalinan
g. Kebersihan
KEBIDANAN KOMUNITAS

Asuhan ibu post partum di rumah

Bidan tetap mendampingi ibu selama 2 jam setelah pp

Tanya perasaan ibu merasa capek dan lemah

Periksa kadaan fisik

uterus
tanda vital
daerah vagina

Bila ibu tetap normal di anjurkan menyeka seluruh tubuh dan beri asi segera

Ibu dan bagi istirahat

BAHAN AJAR
Mata Kuliah

: ASKEB V (Kebidanan Komunitas)

Kode Mata Kuliah

: B.03.305

Beban Studi

: 4 SKS
ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

Definisi
Asuhan segera pada lahir adalah asuhan yang diberikn pada bayi segera setelah
kelahiran, dilanjutkan sampai 24 jam kelahiran.
Tujuan
Memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada bayi baru lahir dengan
memperhatikan riwayat bayi selam kehamilan, dalam persalinan dan keadaan bayi
segera setelah dilahirkan.
MANAJEMEN PADA BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS
1. Pengkajian
Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk
mengevaluasi keadaan BBL.
Pengkajian pada BBL dibagi dalam 2 bagian
-

Pertama pengkajian segera setelah bayi lahir

Kedua, pengkajian keadaan fisik untuk memastikan bayi dalam keadaan


normal/mengalami penyimpangan.

a. Pengkajian setelah bayi lahir


Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi BBL dan kehidupan dalam
uterus ke kehidupan luar uterus yaitu dengan penilaian apgar.
b. Pengkajian keadaan fisik
Setelah pengkajian segera setelah bayi lahir, untuk memastikan bayi dalam
keadaan normal atau mengalami penyimpangan.
2. Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan bayi baru lahir
Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah diagnosa berdasarkan
interprestasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnosa,
masalah dan kebutuhan bayi baru lahir tergantung dan hasil pengkajian terhadap
bayi.
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi
berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasikan.
4.

Identifikasi Tindakan Segera


Mengidentifikasikan perlukan tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
untuk konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang
lain mengenai kondisi bayi.
5. Rencana Asuhan BBL
Rencana asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan dan langkah
sebelumnya.
6. Implementasi Asuhan BBL
Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan efisien dan aman.
a. Mempertahankan suhu tubuh bayi tetap hangat
b. Perawatan mata
c. Memberikan identitas pada bayi
d. Tunjukkan bayi pada orang tua dan keluarga yang lain
e. Berikan vitamin K
7. Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dan asuhan yang sudah diberikan, ulangi kembali
proses manajemen dengan terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan
tetapi belum efektif.
PELAYANAN KESEIIATAN BAGI BAYI DAN BALITA
PERAWATAN KESEHATAN BAYI
Bidan segera memeriksa bayi barn lahir untuk mengetahui apakah ada
kelainan atau luka bawaan. Setelah bayi lahir segera dilakukan pemeriksaan tandatanda seperti dikemukakan diatas. Bila tidak ditemukan kelainan maka bayi
ditetapkan (diagnosa) lahir dalam keadaan normal.
a. Memberikan rongga hidung dan mulut dengan kapas steril atau pengbisap lendir
dan karet
b. Mengeringkan bayi dan air ketuban
c. Meletakkan bayi diatas perut ibu
d. Memotong tali pusat
e. Menepuk telapak kaki, mengelus dada, perut dan punggung, bila bayi tidak
menangis
f. Menilai skor apgar pada satu menit pertama untuk menentukan ada tidaknya
asfiksia
g. Membersihkan bayi dan lapisan lemak yang berlebihan
h. Memandikan bayi
i. Memperhatikan tanda yang tidak normal
j. Memberikan salep mata tetrasiklin atau larutan nitro argenti 1 % pada kedua mata

PERAWATAN KESEIIATAN ANAK BALITA


Bidan yang bekerja dikomunitas melakukan kegiatan pelayanan kesehatan anak balita
ini di rumah (keluarga), puskesmas / puskesmas pembantu, posyandu, polindes dan
taman anak - anak.
-

Pemeriksaan kesehatan anak balita secara berkala

Penyuluhan pada orang tua menyangkut perbaikan gizi, perbaikan kesehatan


lingkungan, pengawasan tumbuh dan kembang anak.

Identifikasi tanda kelainan dan penyulit yang mungkin timbul pada bayi dan cara
menanggulanginya.
Langkah pertama pemeriksaan kesehatan anak balita ialah mengidentifikasi

kondisi kesebatan anak dengan melakukan wawancara pada ibu tentang riwayat
kesehatan anaknya. Bagainiana hubungan ibu, keluarga dengan anak yang diperiksa
juga ditanyakan.
Setelah informasi dan ibu atau pengasuhnya dicatat maka dilakukan
pemeriksaan fisik anak tersebut yang diniulai dengan observasi dan kemudian
pemeriksaan fisik.
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui keeadaan umum anak:
-

Bagaimana postur tubuhnya, kurus atau gemuk?

Apakah dalam keadaan tenang ? mengatuk atau gelisah?

Bagaimana kondisi psikologi anak, marah, cengeng atau ramah?

Bagaimana kondisi kulit anak?

Apakah sesak nafas atau tidak?

Bagaimana kondisi matanya, cekung, ada kotoran, warna konjungtiva?

Bagaimana kesan pertumbuhan anak ? Apakah sesuai dengan berat badan, tinggi
badan dan perkembangan mentalnya?

Pemeriksaan fisik anak selanjutnya dilakukan mulai dan ujung rambut sampai kaki.
Beberapa hal yang perlu dilakukan pada pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut:
-

Anak diperiksa dalam keadaan tanpa pakaian kecuali popok atau celana dalam

Bila anak gelisah, pemeriksaan dilakukan diatas pangkuan ibu

Ibu diminta membantu proses pemeriksaan agar berjalan lancar

Berikan pengertian pada anak yang sudah besar dan mengerti tentang
pemeriksaan

Denyut nadi, suhu nafas jangan lupa diperiksa

PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG BAYI DAN BALITA


Bidan memperhatikan tumbuh kembang anak yang berkunjung ke polindes,
puskesmas pembantu dan posyandu. Tumbuh kembang anak diperhatikan
berdasarkan umur. Yang diperhatikan aktifitas motorik anak, bahasa dan adaptasi
lingkungannya.
Tujuan ilmu tumbuh kembang adalah mempelajari berbagai hal yang
berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh
kembang anak baik fisik, mental dan sosial. Juga menegakkan diagnosis dini setiap
kelainan tumbuh kembang dan kemungkinan penanganan yang efektif, serta mencari
penyebab dan mencegah keadaan tersebut. (Tumbuh kembang anak, 1995: 1).
TUMBUH KEMBANG ANAK NORMAL
1. Umur 1 bulan
-

Refleks moro dapat menghisap, menggeram positif

Bila ditelungkupkan bayi berusaha mengangkat kepala dan kaki bergerak


seperti mau merangkak

Dalam posisi duduk, punggung bungkuk, kepala tegak sesaat

Bayi kebanyakkan tidur

Bayi diam bila ada suara, terkejut bila mendengar bayi bunyi suara vokal (bila
menangis)

Mata bayi mengikuti objek yang tergantung dibenang yang digayangkan


kekiri dan kekanan.

2. Umur 2 bulan
-

Menendang-nendang dan gerak tangan yang energik

Kepala bergoyang, bila dalam posisi duduk

Bila tertungkup, kepala tegak, membentuk sudut 45 derajat

Tangan dihisap sendiri dan selalu terbuka

Mengeluarkan suara vocal seperti a c u

Kepala dan mata mengarah ke suara

Mengikuti objek yang bergoyang

Gerak ekspresi berjaga-jaga

Senyum bila diajak bicara lembut

3. Umur 2 bulan
-

Telungkup, kepala tegak 90 derajat

Refleks moro dan menggenggam mulai tidak tampak

Berguling(3-4 bulan)

Ketawa kecil, memeluk

Respon terhadap musik

Bersuara, a a, da da, oo oo

Berusaha menggapai objek tapi tidak tepat

Memegang benda erat bila diletakkan diatas tangannya dan menarik baju

Memperlihatkan orang dan mainan

Mengenal ibu den botol susu

Senyum spontan

4. Dari 3-6 bulan


-

Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan bertopang tangan

Mulai belajar meraih benda - benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar
jangkauannya

Menaruh benda-benda dimulutnya

Berusaha memperluas lapangan pandangan

Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain

5. Dari 6-9 bulan


-

Dapat duduk tanpa dibantu

Dapat tengkurep dan berbalik sendiri

Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang

Memindahkan benda dan satu tangan ke tangan yang lain

Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk

Bergembira dengan melempar benda benda

Mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti

Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang asing / lain

Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyisembunyian

6. Dari 9 sampai 12 bulan


-

Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu

Dapat berjalan dengan dituntun

Menirukan suara

Mengulang bunyi yang didengarnya

Belajar menyatakan satu atau dua kata

Mengerti perintah sederhana atau larangan

Memperlihatkan minat yang besar dalam mengekspresikan sekitarnya, ingin


menyentuh apa saja dan memasukkan benda - benda kemulutnya..

Berpartisipasi dalam permainan

7. Dari 12-18 bulan


-

Berjalan dan mengekplorasi rumah serta sekeliling rumah

Menyusun 2 atau 3 kotak

Dapat mengatakan 5-10 kata

Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

8. Dari 18 sampai 24 bulan


-

Naik turun tangga

Menyusun kotak

Menunjuk mata dan hidungnya

Belajar makan sendiri

Menggambar garis di kertas atau pasir

Mulai belajar mengkontrol buang air besar dan buang air kecil / kencing

Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar

Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka

9. Dari 2 sampai 3 tahun


-

Belajar meloncat, memarjat, melompat atau dengan susu kaki

Membuat jembatan dengan 3 kotak

Mampu menyusun kalimat

Mempergunakan kata - kata saya, bertanya, mengerti kata - kata yang


ditujukan kepadanya

Menggambar lingkaran

Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain
diluar keluarganya

10. Dari 3 sampai 4 tahun


-

Berjalan - jalan sendiri mengunjungi tetangga

Berjalan pada jari kaki

Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri

Menggambar orang hanya kepala dan badan

Mengenal 2 atau 3 warna

Bicara dengan baik

Menyebut namanya, jenis kelamin dan umumya

Banyak bertanya

Bertanya bagaimana anak dilahirkan

Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka, sisi belakang

Mendengarkan cerita-cerita

Bermain dengan anak lain

Menunjukkan rasa sayang saudara-saudaranya

Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana

11. Dari 4 sampai 5 tahun


-

Melompat dan menari

Menggambar orang terdiri dan kepala, lengan dan badan

Menggambar segi empat dan segi tiga

Pandai bicara

Dapat menghitung jari-jarinya

Dapat menyebutkan hari hari dalam seminggu

Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita

Minat kepada kata baru dan artinya

Memproses bila dilarang apa yang diinginnya

Mengenal 4 warna

Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil

IMUNISASI
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap
suatu antigen sehingga bila kelak ia terpejan pada antigen tidak akan menjadi
penyakit / penyalumya tidak berat:
Sasaran pemberian vaksinasi:
-

Bayi (Umur 0-l bulan)

Calon pengantin wanita dan ibu hamil untuk mencegah tetanus neonatorium

Anak SD kelas satu, pemberian DPT dan DT

Anak SD kelas VI perempuan

Imunisasi dibagi 2 yaitu:


1. Imunisasi di luar PPI
-

MMR (Mumps, Morbilli, Rubella) 13 bulan 12 bulan

Demam tifoid (mencegah thypus abdominalis)

HIB (haemophylus influenza type B mencegah meningitis)

Variella (mencegah varicella)

Hep A (mencegah hepatitis A)

2. Imunisasi PPI
-

Bacillus Calinette Guenn (BCG) (cegah penyakit TBC)

DPT (cegah diphteri, pertussis, tetanus)

Polio (cegah polio)

DT (cegah diphteri, tetanus)

TT (cegah tetanus)

Campak (cegah campak)

Hep B (cegah hepatitis B)

Imunisasi diberikan pada saaf:

BCG, DPT I, polio 1 pada saat bayi umur 2 bulan

HB1, DPT2, polio 2 pada saat bayi umur 3 bulan

Imunisasi HB 2, DPT 2, polio 3 pada umur 4 bulan

Imunisasi HB 3, polio 4 saat bayi umur 5 bulan

Imunisasi campak pada saat bayi umur 9 bulan

DATA DASAR
MATA KULIAH

: ASKEB V

KODEE MATA KULIAH : B, O,305


BEBAN STUDY
I.

: 4 SKS

PENGUMPULAN DATA DAN PWS


1. Pengertian
Upaya kesehatan ibu dan anak upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Dalam pengertian
ini tercakup pula pendidikan kesehatan terpadu kepada masyarakat,
pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta
pembinaan kesehatan anak di taman kanak-kanak
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya
kemampuan hidup serta melalui peningkatan derajat kesehatan yang
optimal bagi ibu dan keluarganya untuk menuju NKKBS serta
meningkatkan derajat kesehatan Anak untuk menjanun proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas
manusia seutuhnya.
b. Tujuan khusus
1) Meningkatkan kemampuan ibu dan pengetahuan, sikap dan
perilaku dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan
menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan
kesehatan keluarga, penyelenggaraan posyandu dan sebagainya.
2) Meningkatkan upaya pembinaan kesehatan balita dan anak pra
sekolah secara mandiri di dalam keluarga, penyelenggaraan
posyandu dan karang balita serta di sekolah TK.
3) Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak, balita,
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui.
4) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bayi, anak, balita, ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui.
5) Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga
dan seluruh keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan ibu,
balita, anak, sekolah terutama melalui peninglatan peran ibu dalam
keluarganya.
3.

Kegiatan Petugas Kesehatan


a. Pemeliharaan kesehatan ibu yang sedang hamil, melahirkan dan menyusui
serta bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
b. Pemberian nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena
kekurangan protein, kalori dan vitamin.
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
d. Penyuluhan kesehatan meliputi beberapa aspek dalam mencapai tujuan
program KIA.
4. Pelayanan Antenatal Ibu Hamil dan Faktor Resiko Kehamilan
a. Pemeriksaan antenatal minimal 4 x selama kehamilan
b. Mendapatkan imunisasi m x selama kehamilan dengan interval minimal 4
minggu
c. Mendapatkan tab. E sedini mungkin serta dilanjutkan selama kehamilan
dan aid nifas (42 han)
d. Penyuluhan kesehatan, individu terutama untuk penderita resiko tinggi.
e. Pemeriksaan laboratorium atas indikasi.
Faktor resiko kehamilan
a. Faktor resiko rendah adalah resiko terapi therapeutic yang terjadi pada
setiap ibu hamil
b. Faktor resiko sedang adalah faktor yang tidak langsung menimbulkan
kematian, namun perlu pengawasan serta profesional
c. Faktor resiko tinggi adalah faktor penyebab erat dengan kehamilan ibu
atau bayi dan harus dirujuk ke RS yang mampu menanganinya (ekiamsie).
5. Batasan - batasan dan Indicator Pemantauan
Batasan dan terminology Operasional KIA
1) ANC
2) Penjaringan dini, kehamilan resiko
3) Kunjungan ibu hamil
4) Akses
5) Kunjungan ulang
6) Frekuensi
7) Cakupan kunjungan ibu hamil
8) Cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan
9) Cakupan penjaningan faktor resiko oleh masyarakat
10) Cakupan penjaringan kehamilan resiko oleh tenaga kesehatan
11) Cakupan neonatal
Indikator pemantauan:
1) Indikator pemantauan tekhnis

Cara Menibuat Grafik PWS - MA


Dibawah ini akan dijabarkan cara membuat grafik PWS KIA untuk tingkat
puskesmas per bulan, per desa.
Langkah - langkah pokok dalam pembuatan grafik PWS - KIA
A. Pengumpulan data
Data yang diperoleh dan catatan ibu hamil per desa, perbulan diwilayah kerja
Puskesmas misalnya dan register kegiatan hanian, kegiatan pemantauan ibu hamil
per desa dan sebagainya
B. Pengolalahan Data
Pemantauan KIA dilakukanpada bulan September 1990, maka data yang
diperlukan:

Pencatatan kumulatif per desa

Pencatatan bulan ini (Bulan September 1990)

Pencatatan bulan ini (Bulan Agustus l990)

a) Untuk perhitungan indikator per desa

Pencapaian kumulatif per desa adalah:


Pencapaian kumulatifbumi baru perdesa (April-September 1990)
__________________________________________________ x 100%
Sasaran Ibu hamil 1 tahun (per desa)

Pencapaian bulan ini


Pencapaian bumil bulan September 1990 (per desa)
__________________________________________________ x 100%
Sasaran ibu hamil 1 tahun (per desa)

Pencapaian bulan lalu


Pencapaian bumil bulan Agustus 1990 (per desa)
__________________________________________________ x 100 %
Sasaran ibu hamil 1 tahun (per desa)

b) Perhitungan indikator Cakupan

Pencapaian kumulatif per desa adalah:


Pencapaian kumulatif bumil baru perdesa (April - September 1990)
__________________________________________________ x 100 %
Sasaran Ibu hamil 1 tahun (per desa)

Pencapaian bulan lalu


Pencapaian kumulatif kunjungan ke 4 bulan Agustus 1990 (per desa)
__________________________________________________ x 100 % x
Sasaran ibu hamil 1 tahun (per desa)

Pencapaian bulan lalu


Pencapaian kumulatif ke 4 bulan Agustus 199 (per desa)
__________________________________________________ x 100 %
Sasaran ibu hamil 1 tahun (per desa)
c) Penggambaran PWS MA
Langkah - langkah:
1. Menentukan target rata rata per bulan untuk menggambarkan skala
pada garis vertical (sumbu Y)
Misalnya : target bumil dalam I tahun ditentukan 70 % (garis a) maka ratarata pencapaian per bulan adalah:
70%
______ = 5,9%
12 b1
Sehingga pencapaian kumulatif sampai dengan bulan September adalah:
35,4% (garis b).
2. Masukan hasil perbitungan pencapaian kumulatifbumil baru sampal
dengan bulan September ke dalam lajur presntasi kumulatif secara
berurutan sesuai peringkat (50 %, 44 %, 42 %, 35 %, 25 %). Persiapan
tertInggi di sebelah kin dan terendah di sebelah kanan, sedangkan
pencapaian untuk Puskesmas dimasukkan ke dalam kolom terakhir (lihat
grafik).
3. Istilah nama - nama desa bersangkutan pada laju desa sesuai penigkat
gambaran gralik pencapaian kumulatif bumil baru pada kolom kolom
diatasnya dalam bentuk grafik balok
4. Masukkan hasil perhitungan pencapaian bulan ini September dan
pencapaian bulan lalu Agustus untuk masing - masing desa yang
bersangkutan. Perhitungan tersebut berlaku juga untuk pencapaian
puskesmas.
5. Laju trend diidi dengan gambar anak panah. Bila presentase pencapaian
bulan ini lebih besar dan pada pcncapaian bulan lalu maka anak panah
digambarkan ke atas (1) sedangkan bila presentase pencapaian bulan
ini lebih rendah dibandingkan dengan presentase pencapaian bulan lalu
maka anak panah digambarkan ke bawah ( 4 ) bila presentase
pencapaian bulan lalu maka digambarkan dengan tanda ( -).

H. PERENCANAAN KEGIATAN
Kebidanan komunitas dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan
oleh bidan disuatu komuniti.
Kegiatan komuniti akan terlaksana baik dan memberikan hasil sesuai dengan
yang dibarapkan bila diclasarkan atas suatu rencana.
Rencana adalah suatu pola piker yang sistematis untuk mewujudkan suatu
tujuan dengan mengorganisasikan dan mendayagunakan sumber yang tersedia. Proses
yang menggambarkan keinginan untuk mencapai tujuan tertentu melalui untuk
kegiatan dengan mengorganisasilcan dan mendayagunakan sumber daya yang
tersedia.
- Kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditentukan berdasarkan masalah
- (Rencana Perencanaan)
- Rencana pelaksanaan
Bagaimana bentuk perencanaan berkaitan dengan upaya kesehatan dapat
diidentilikasi sesuai dengan dasar penyusunannya.
1. Perencanaan berdasarkan kurun waktu pelaksanaan
Berdasarkan waktu, perencanaan dibedakan yaitu, jangka panjang, menengah dan
pendek.
Perencanaan jangka panjang mengalokasikan waktu pelaksanaan 25 tahun.
Misalnya perencanaan pembangunan jangka panjang ke II dalam (RPJP U)
mengalokasikan waktu pelaksanaan mulai tahun 1994 / 1995 sampai dengan 2018
/ 2019. Upaya kebidanan komunitas di Indonesia merupakan bagian
pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, perencanaan kebidanan komunitas
mengikuti pada perencanaan peembangunan tersebut diatas.
2. Perencanaan berdasarkan wilayah
Perencanaan dapat dibedakan pembagian wilayah misalnya Indonesia dibagi atas
wilayah administrasi yaitu pusat dan daerah maka rencana pembangunan terdiri
dari rencana pembangunan nasional (pusat) dan rencana pembangunan daerah.
Daerah dibagi atas wilayah adminstrasi yaitu provinsi kabupaten atau kota madya
kecamatan, dan desa. Maka rencana pembangunan dapat juga atas pembagian
wilayah tersebut.
3. Perencanaan berdasarkan program
Penyusunan rencana dapat di dasarkan atas program tertentu perencanaan disini
lebih spesifik misalnya:
-

Rencana pembinan kesehatan keluarga

Rencana penyuluhan kesehatan

Rencana pembangunan puskesmas

Dan lain sebagainya

Tim pelayanan kesehatan adalah kelompok tenaga yang bekerjasama


melakukan pada individu, keluarga dan masyarakat untuk mencapai derajat
yang optimal

Bila masalah kesehatan ibu dan anak menjadi Iebih kompleks, maka diperlukan
kerja sama antara masing-masing anggota tim. Keinginan untuk bekerja sama
merupakan dorongan terbentuknya tim dan sasaran pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh tim adalah satu individu, keluarga atau kelompok masyarakat
III.

Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan PWS-MA di mulai di Tingkat Dati II, Yaitu melalui:
1. Pertemuan di Dati II
Pertemuan yang diperlukan adalah:
-

Pertemuan intern kesehatan yang dihadiri oleh para kepala seksi terkait
dilingkungan dinas kesehatan dan kandep serta puskesmas

Ditingkat kabupaten dan kecamatan

Pertemuan ini bertujuan memberikan informasi mengenai PWS-MA


rencana yang akan dilakukan dan peran masing-masing yang
diharapkan.

2. Pertemuan di Puskesmas
Pertemuan ini dapat disatukan dengan mini loka karya, yang merupakan
pertemuan rutin bulanan di puskesmas.
Semua staf yang memberikan pelayanan MA dilatihh PWS MA dan
disusun rencana tindak lanjut.
3. Pertemuan ditingkat kecamatan
Pertemua bulan berupa rapat koordinasi dapat dipakai untuk
menginformasikan mengenai PWS - MA non tekbnis. Hadir dalam
pertemuan tersebut biasanya adalah kepala desa, tim penggerak PKK desa,
Puskesmas dan lintas sector.
IV.

Pemantanan Hasil Kegiatan


Pemantauan PWS - MA dapat dilakukan melalul laporan dan spervisi, yaitu:
1. Tingkat kabupaten
- Laporan puskesmas
- Laporan RS
- Laporan swasta
- Supervisi checklist
2. Tingkat puskesmas
- Sasaran pencatatan (buku register, dll)
- Laporan swasta
- Kunjungan kedesa yang rawan

NO
1

TIU

TIK

POKOK BAHASAN

SUB POKOK

Setelah mengikuti mataPada akhir perkuliahan


3. Konsep kebid
kuliah ini mahasiswamahasiswa dapat:
a. Pengertian
mampu
memahami1. Menjelaskan konsepKonsep dasar kebidanan
b. Riwayat
praktek kebidanan secara dasar
kebidanankomunitas.
komunitas
komprehensif
dengan komunitas.
beberapa n
memperhatikan
budaya
c. Fokus /sasa
setempat yang dikemas
d. Tujuan
dalam tatan di komunitas
e. Bekerja dik
dengan
pendekatan
f. Jaringan ke
manajemen
komunitas
kebidanan.
4. Visi Indone
sebagai lan
pelayanan keb
2. Mengidentifikasi
Masalah kebidanan di
2. Masalah keb
kebidanan di komunitas komunitas
Komunitas
a. Kematian i
b. Kehamilan
c. Unsafe Ab
d. BBLR
e. Tingkat ke
f. Pertolonga
tenaga non
g. PMS
h. Perilaku d
yang ber
pelayanan
komunitas

3. Menjelaskan
strategiStrategi pelayanan
1. Strategi pela
pelayanan kebidanan dikebidanan di komunitas
di komunitas
komunitas
a. Pendekatan
peran serta
b. Pelayanan
pada kebut
c. Memanfaa
potensi
masyaraka
4. Menjelaskan tugas danTugas dan tanggung
1. Tugas dan
tanggung jawab bidanjawab bidan di komunitas bidan di komu
di komunitas
a. Tugas u
komunitas
b. Tugas tam
komunitas
c. Bidan prakt
5. Menjelaskan
aspekAspek perlindungan
Aspek perlindun
perlindungan
hukumhukum bagi praktisi
bidan di komunit
bagi praktisi bidan dibidan di komunitas
a. Standar pelay
komunitas
b. Kode etik bid

c. Standar asuha
d. Registrasi pra
e. Kewenangan
komunitas
6

6. Melaksanakan
Manajerial asuhan
l.
manajerial
asuhankebidanan di komunitas
kebidanan di komunitasbaik dirumah, posyandu
baik dirumah, posyandudan polinds dengan focus
dan polinds denganmaking pre gnancy safes.2.
focus
making
pre
gnancy safes.

Asuhan antenatal
a. Standar asuhan kebi
b. Standar alat
c. Manajerial ibu anten
Asuhan intranatal
a. Standar pelayanan
b. Persiapan bidan
c. Persiapan rumah dan
d. Persiapan ibu dan
e. Manajemen ibu
3. Asuhan ibu post partum
a. jadwal kunjungan d
b. manajemen ibu pos
c. Post partum group
4. Asuhan bayi baru lahir
a. jadwal kurjungan
b. manajemen pada b
5. Pelayanan kesehatan p
a. perawatan keseha
b. perawatan keseha
c. Pemantauan tumb
deteksi dini
d. Imunisasi
6. Pertolongan pertama k
neonatus (PPGDON)
7. Pelayanan kontrasepsi

7. Mengelola
KIA/KB
kerja

8. Sistem rujuka
a. Tujuan
b. Jenis
c. Jenjang
rujukan
d. Jalur rujuka
e. Mekanisme
MID SEMESTER
programProgram KIA/KB
1. Pengumpulan
diwilayahdiwilayah kerja
data sasran, d
lainnya.
2. Perencanaan k
3. Pelaksanaan k
4. Pemantauan h

8. Menggerakkan
meningkatkan
peran
serta masyarakat

1. Pembinaan dukun bayi


a. Pemberitahuan ibu
bersalin
ditenaga
(promosi dibidan siag
b. Pengenalan
tand
kehamilan, persalina
c.
Pengenalan
d
neonatorum, BBL se
d. Penyuluhan Gizi dan
e. Pencatatan kelahiran
bayi / ibu

2. Pembinaan kader
a. Pembinaan ibu
SALIN di NAKES (
SIAGA)
b. Pengenalan
tand
kehamilan, persalin
serta rujukannya
c. Penyuluhan Gizi dan
d. Pencatatan kelahiran
ibu dan bayi
e. Promosi TABULIN,
berjalan dan amb
suami SIAGA, b
dalam kegiatan SATG

3. Pengembangan wahana
berperan dalam kegiata
polindes, KB-KIA,
tabulin, donor dar
ambulance desa
9

10

9. Menjalan
tugasTugas tambahan 1. Pelayanan kesehatan
tambahan yang terkaityang terkait dengan sepanjang daur kehidup
dengan kesehatan ibukesehatan ibu dan
a. Skrining
dan anak
anak
b. Deteksi dini
2. Manjemen terpadu balita
10.Melakukan monitoring
Kohort ibu dan bayi
dan evaluasi kegiatan
pelayanan kebidanan
komunitas

11

11.Melakukan
pendokumentasian
asuhan kebidanan di
komunitas

Pencatatan dan pelaporan

UJIAN AKHIR SEM

Vous aimerez peut-être aussi