Vous êtes sur la page 1sur 19

REFRESH

ING

ASMA BRONKIAL
Dokter Pembimbing :
dr. Toton Suryotono, Sp.PD
Presentan:
Nugraha Akbar Caesar
2009730102

SMF ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
RSUD CIANJUR
2013

Definisi
Asma adalah gangguan inflamasi
kronis
jalan
napas
dimana
berbagai sel dan elemen seluler
berperanan.
Inflamasi
kronik
berhubungan
dengan hiperesponsivitas jalan
napas yang menyebabkan episode
berulang dari :
1. Wheezing
2. sesak napas

Episode ini umumnya berhubungan


obstruksi
jalan
napas
yang
seringkali reversibel baik spontan
maupun setelah pengobatan.
Gangguan fisiologis yang terjadi
pada asma adalah menyempitnya
jalan nafas yang dikarakteristikan
dengan terbatasnya aliran nafas
ketika ekspirasi, yang dapat disertai
dengan perubahan struktur jalan

Epidemiologi
Asma mengenai semua umur, lebih
sering pada usia anak dan dewasa
muda.
Prevalens sama sekitar 5 % seluruh
penduduk Indonesia, artinya saat ini
ada 12,5 juta pasien asma di
Indonesia.

Etiologi

Patofisiologi

Anamnesis
Mengi, terutama saat ekspirasi
Riwayat :
Batuk, memberat pada malam hari
Mengi rekuren
Sesak nafas rekuren
Chest tightness rekuren

Gejala terjadi atau memberat saat


malam hari, membangunkan pasien

Gejala terjadi atau memberat dengan


pola musiman
Riwayat
keluarga
dengan
asma
ataupun penyakit atopi
Gejala terjadi atau memburuk dengan
adanya :
Binatang dengan bulu - Aerosol kimia
Perubahan suhu
- Tungau
Obat (aspirin, beta bloker) - Olah raga
Infeksi pernafasan (virus) - Serbuk sari
Ekspresi emosi yang kuat - Rokok

Gejala berespon terhadap terapi anti

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : penderita tampak sesak nafas
dan gelisah, penderita lebih nyaman dalam posisi
duduk.
Paru :
Inspeksi : dinding torak tampak mengembang,
diafragma terdorong ke bawah.
Auskultasi : terdengar wheezing (mengi),
ekspirasi memanjang.
Perkusi: hipersonor
Palpasi : Vokal Fremitus kanan = kiri

Pemeriksaan Penunjang
Spirometri
Pengukuran
FEV1
(force
expiratory volume dalam 1 detik)
dan FCV. Obstruksi jalan napas
diketahui dari nilai rasio FEV1/ FCV <
75% atau VEP1 < 80% nilai prediksi.
Skin tes dengan allergen atau
IgE serum
Meningkatkan
probabilitas

Peak Flow Meter


Peningkatan
60L/menit
(>
20%prebronkhodilator PEF) setelah
inhalasi bronchodilator ataupun variasi
diurnal PEF > 20% menegakkan
D/asma
Reversibilitas : Perbaikan nilai PEF
15% setelah inhalasi bronkodilator (uji
bronkodilator), atau bronkodilator oral
10-14
hari,
atau
respon
terapi
kortikosteroid (inhalasi/oral, 2 minggu)

Derajat

Asma
Intermiten

Klinis Sebelum Pengobatan

- gejala

intermiten

1x

seminggu

Nilai FEV1

>80%
(var: <20%)

- serangan singkat (jam- hari)


- serangan malam 2x/bulan

Asma
Persisten
Ringan

- gejala >2x seminggu


(<1x per hari)
- serangan mengganggu
aktivitas & tidur
- serangan malam >2x/bln

80%
(var:20 - 30%)

Asma
Persisten
Sedang

-gejala (+) setiap hari


-serangan

> 60%-< 80%

mengganggu

(var: >30%)

aktivitas & tidur


-serangan

malam

>1x/minggu

Asma
Persisten
Berat

-gejala

terus

menerus,

sering mendapat serangan


-aktivitas

fisik

terbatas

karena gejala asma


-serangan malam sering

60%
(var: > 30%)

Asthma Control Test (ACT)

Status Kontrol Tindakan terapi


(nilai ACT)
Terkontrol (25) Pertahankan dan
temukan langkah terapi
terendah
Terkontrol
Pertimbangkan
sebagian (20- meningkatkan langkah
24)
terapi untuk mencapai
kontrol
Tidak
Tingkatkan langkah
terkontrol
terapi hingga terkontrol
(<20)
Eksaserbasi
Terapi Eksaserbasi

Penatalaksanaan
1. Anti inflammatory agent
. Kortikosteroid inhalasi
. Kortikosteroid sistemik

2. Long acting bronchodilator


. Mediator inhibitors : Cromolyn sodium dan nedocromil
. adrenergic agonist : 2 agonist ( salmeterol dan
formoterol)
. Phosphodiesterase inhibitors : Theophypilline

3. Leukotriene modifiers : zafirlukast,


montelukast
4. Desensitisasi : Immunotherapy
5. Miscellaneous agents : Omalizumab

Derajat
Asma

Klinis Sebelum

Obat Pencegah Harian

Pengobatan
- gejala intermiten >80%

Intermit
en

Nilai FEV1

1x seminggu
- serangan

Tidak diperlukan

(var: <20%) Bila timbul serangan dapat


digunakan

singkat

timbul,

- serangan malam

n
Ringan

(<1x per hari)

(var:20

serangan

aktivitas & tidur


serangan

>2x/bln

malam

hirup

dosis

rendah
Alternatif:
lambat,

mengganggu

30%)

glukokortikoid

sistemik.
Glukokortikoid

- gejala >2x seminggu 80%

ditambahkan

pemberian

2x/bulan

Persiste

beta

hirup, bila serangan berat

(jam- hari)

Asma

agonis

teofilin

lepas

kromolin,anti-

leukotrien, nedokromil

Asma

-gejala (+) setiap > 60%-< 80% Glukokortikoid dosis rendah-

Persisten hari
Sedang

(var: >30%)

sedang

hirup

agonis

beta-2 hirup kerja panjang.

-serangan
mengganggu

Alternatif:

aktivitas & tidur

atau teofilin

-serangan

dan

anti-leukotrien

malam

>1x/minggu
Asma

-gejala

Persisten menerus,
Berat

terus 60%
sering

mendapat
serangan
-aktivitas
terbatas

sering

tinggi

dan

hirup
beta-2

fisik
karena

agonis

ditambahkan

glukokortikoid tab atau sirup


kerja

panjang

maks. 60 mg/hari).
malam

dosis

hirup kerja panjang, dan jika


perlu

gejala asma
-serangan

(var: > 30%)

Glukokortikoid

(2mg/hari,

Terima Kasih

Vous aimerez peut-être aussi