Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Anatomi Sistem Respirasi
a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis).
Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar
minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera).
Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat
saluran pernafasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal
yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara.
Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang
berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Di sebelah belakang
rongga hidung terhubung dengan nasofaring melalui dua lubang yang
disebut choanae. Pada permukaan rongga hidung terdapat rambutrambut halus dan selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring udara
yang masuk ke dalam rongga hidung.6
17
18
19
20
Pada waktu bernapas udara masuk melalui saluran pernapasan dan akhirnya
masuk ke dalam alveolus. Oksigen yang terdapat dalam alveolus berdifusi
menembus dinding sel alveolus, akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah
dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat di dalam darah menjadi
oksihemoglobin. Selanjutnya diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.
Oksigennya dilepaskan ke dalam sel-sel tubuh sehingga oksihemoglobin
kembali menjadi hemoglobin. Karbondioksida yang dihasilkan dari
pernapasan diangkut oleh darah melalui pembuluh darah yang akhirnya
sampai pada alveolus. Dari alveolus karbondioksida dikeluarkan melalui
saluran pernapasan pada waktu kita mengeluarkan napas. Dengan demikian
dalam alveolus terjadi pertukaran gas yaitu oksigen masuk dan
karbondioksida keluar.6
3.3 Definisi
Bronkitis merupakan sutu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamasi
bronkus yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus
tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus
berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus.1
Secara klinis para ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau
gangguan respiratorik dengan batuk sebagai gejala yang utama dan
dominan. Berdasarkan lamanya, bronkitis dibagi menjadi dua yaitu:1
a. Bronkitis akut adalah batuk yang tiba-tiba terjadi karena infeksi virus
yang melibatkan jalan napas yang besar. Bronkitis akut pada umumnya
ringan, berlangsung singkat (beberapa hari hingga beberapa minggu),
rata-rata 10-14 hari. Meski ringan, namun adakalanya sangat
mengganggu, terutama jika disertai sesak, dada terasa berat, dan batuk
berkepanjangan.
b. Bronkitis kronik berlangsung lebih lama dibandingkan bronkitis akut,
ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun,
sekurang-kurangnya selama 2 tahun berturut-turut, tidak disebabkan
oleh penyakit lain. 1
Berdasarkan etiologinya bronkitis dapat dibedakan menjadi:
21
Gambar 3.2 Sel inflamasi dan mediator yang terlibat pada bronkitis8
23
penyakit.
Biasanya,
orang
dengan
bronkitis
kronik
hipersonor pada perkusi. Pasien yang dengan obstruksi jalan napas berat
akan menggunakan otot-otot pernapasan tambahan duduk dalam posisi
tripod. Didapatkan juga sianosis pada bibir dan kuku pasien.5
1. Inspeksi
a. Pursed lips breathing
b. Barrel chest
c. Penggunaan otot bantu pernapasan
d. Hipertrofi otot bantu pernapasan
e. JVP meningkat
f. Edema tungkai bawah
g. Penampilan blue bloater. Gambaran khas bronkitis kronis,
gemuk, sianosis, edema tungkai dan ronki basah di basal paru.
Sianosis di sentral dan perifer.5
2. Palpasi
a. Fremitus melemah5
3. Perkusi
a. Hipersonor5
4. Auskultasi
a. Suara nafas vesikular normal atau melemah
b. Ronki dan mengi saat napas biasa atau ekspirasi paksa
c. Ekspirasi memanjang
d. Bunyi jantung terdengar jauh5
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Darah rutin
meningkat4
b. Analisis gas darah : hipoksia dan hiperkapnia
2. Pemeriksaan faal paru
a. Spirometri
25
3. Radiologi
a. Rontgen thorak (PA/Lateral)
Corakan bronkovaskuler meningkat
Tram-track appearance : penebalan dinding bronkial
26
Gambar 3.6 Penebalan dinding bronkial dan tram track pada foto
Thorak Lateral 5
3.9 Diagnosis Banding 2,4,5
a. Asma
Onset usia dini
Gejala bervariasi dari hari ke hari
Gejala pada waktu malam/dini hari lebih menonjol
Dapat ditemukan alergi/rhinitis/eczema
Riwayat asma dalam keluarga
Hambatan aliran udara biasanya reversibel
b. Gagal Jantung Kongestif
Riwayat hipertensi
Ronki basah halus di basal paru
Gambaran foto toraks cardiomegali dan edema paru
27
28
29
efektivitas
mukosilia
dalam
mengeluarkan
30
a. Golongan Penisilin
Penisilin diklasifikasikan sebagai obat -laktam karena cincin
laktam mereka yang unik. Mereka memiliki ciri-ciri kimiawi,
mekanisme kerja, farmakologi, efek klinis, dan karakteristik
imunologi
yang
mirip
dengan
sefalosporin,
monobactam,
32
generasi
ketiga:
antara
lain
sefeperazone,
dan
korinebakterium.
Aktifitas
antibakterial
Kombinasi
dari
trimetoprim
dan
sulfametoxazole
33
34
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
1. Bronkitis merupakan sutu penyakit yang ditandai dengan adanya
inflamasi bronkus yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan
bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding
bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos
bronkus.
35
DAFTAR PUSTAKA
1. Davey, Patrick. At a Glance Medicine. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006: Hal;
89
2. Harrison, T.R. Harrisons Pronciples of Internal Medicine. Edisi ke-16. USA:
The Mac Graw-Hill Companies. 2005: Hal 1671-73
3. Mansjoer, Arif, dkk.,ed. Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 edisi ke-3. Jakarta:
Media Aesculapius; 2005: Hal 224
4. Sudoyo, Aru W., dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV jilid II.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2006: Hal 1111-13
5. West, John B., Pulmonary Pathophysiology, The Essential Sixth Edition. USA:
Lippincott Williams & Wilkins, a Wolters Kluwers Company; 2003: Hal 15659
6. Ganong, William F. a Large Medical Book: Review of Medical PhysiologyEdisi 21, USA: McGraw-Hill Companies, Inc; 2003: Hal 566-67
7. Guyton, Arthur C., and John E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi
ke-9 Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002: Hal 444
8. NHLBI. Pathogenesis, Pathology and Pathophysiology. Global Initiative for
Chronic Obstructive Lung Disease. Global strategy for the diagnosis,
management and Prevention of COPD. NHLBI/WHO Report. NHLBI. 2001
9. Anzueto AR, Schaberg T. Acute exacerbation of Chronic bronchitis. London:
Science Press Ltd; 2003
10. Balter, dkk. Canadian guidelines for the management of acute exacerbations of
chronic bronchitis:executive summary. Can Respir J. 2003 Jul-Aug;10(5):24858
11. Bertram G. Katzung. Basic & Clinical Pharmacology. Edisi 10. New york:
McGraw-Hill; 2007
36