Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
KELOMPOK 3
Adinda Diandri Putri
(1406553013)
(1406552944)
Nur Annisa
(1406552931)
Rossalina Kurniawan
(1406552982)
Tubagus Rizaldy
(1406552950)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
...2
PETA KONSEP
..3
.4
..11
Bagian A
11
Bagian B
17
Bagian C
29
43
DAFTAR PUSTAKA 44
2!
PETA KONSEP
3!
BAB I
LANDASAN TEORI
Tegangan Permukaan
! Pengertian Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan kebawah yang menyebabkan
permukaan cairan berkontraksi dan benda dalam keadaan tegang. Hal ini disebabkan
oleh gaya-gaya tarik yang tidak seimbang pada antar muka cairan. Gaya ini biasa segera
diketahui pada kenaikan cairan biasa dalam pipa kapiler dan bentuk suatu tetesan kecil
cairan. Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair
(fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan terjadi karena
permukaan zat cair cenderung untuk menegang sehingga permukaannya tampak seperti
selaput tipis. Tegangan permukaan ini dipengaruhi oleh gaya-gaya kimia antara
molekul air, seperti gaya tarik antar-molekul.
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya tiap satuan panjang yang bekerja pada
permukaa zat atau sebagai energi persatuan luas yang diperlukan untuk meningkatkan area
permukaan suatu cairan yang diakibatkan oleh gaya antarmolekul. Dalam sudut
termodinamika, tegangan permukaan juga dapat dideskripsikan sebagai suatu peristiwa dimana
cairan memiliki tendensi mengurangi permukaan hingga titik rendah dari potensial energi
permukaan yang diperlukan untuk mencapai kesetimbangan permukaan.
!=
#
$%
............... (1)
4!
5!
kapilaritas. Pengisapan air dan unsur hara oleh tumbuhan melalui jaringan kapiler
merupakan peristiwa kapilaritas. Hal lainnya yaitu pengisapan air oleh kertas atau
kain juga merupakan peristiwa kapilaritas.
o! Bentuk Tetesan adalah Bulat
Tetes cairan memiliki bentuk hampir bulat. Karena tegangan permukaan, permukaan
bebas dari cairan cenderung untuk mencapai luas permukaan minimum. Karena bola
memiliki luas permukaan minimum untuk volume tertentu cairan, cairan mencoba
mengadopsi bentuk bola. Contohnya adalah tetesan air atau tetesan merkuri.
SURFAKTAN
6!
Gugus hidrofilik pada surfaktan bersifat polar dan mudah bersenyawa dengan
air, sedangkan gugus hidrofobik bersifat non polar dan mudah bersenyawa dengan
minyak. Pada suatu molekul surfaktan, salah satu gugus harus lebih dominan
jumlahnya. Molekul-molekul surfaktan akan diadsorpsi lebih kuat oleh air
dibandingkan dengan minyak apabila gugus polarnya yang lebih dominan. Sebaliknya,
apabila gugus non polarnya lebih dominan, maka molekul-molekul surfaktan tersebut
akan diadsorpsi lebih kuat oleh minyak dibandingkan dengan air. Akibatnya tegangan
permukaan minyak menjadi lebih rendah sehingga mudah menyebar dan menjadi fase
kontinyu.
! Pengertian Misel
Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan
permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan
konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan ditambahkan
melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk misel. Konsentrasi
terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle Concentration (CMC). Tegangan
permukaan akan menurun hingga cmc tercapai. Setelah cmc tercapai, tegangan
permukaan akan konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh
danterbentuk misel yang berada dalam keseimbangan dinamis dengan monomernya.
! CMC (Critical Micelle Concentration)
Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan
permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan
konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan ditambahkan
melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk misel, konsesntrasi
terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle Concentration (CMC). Tegangan
permukaan akan menurun hingga CMC tercapai. Setelah CMC tercapai, tegangan
permukaan akan konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh dan
terbentuk misel yang berada daam keseimbangan dinamis dengan monimernya
(Genaro, 1990).
7!
! Pengertian Adsorpsi
Adsorpsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada
permukaan zat lain, sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaaan zat
tersebut. Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan adsorban, dimana adsorbat
adalah substansi yang terjerap atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya,
sedangkan adsorban adalah merupakan suatu media penyerap yang dalam hal ini berupa
senyawa karbon.
Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom atau
molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau
zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang
mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai
gaya adsorpsi. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap
masuk ke dalam absorbens sedangkan pada adsorpsi zat yang diserap hanya terdapat
pada permukaannya (Sukardjo, 1990).
Komponen yang terserap disebut adsorbat (adsorbate), sedangkan daerah tempat
terjadinya penyerapan disebut adsorben (adsorbent / substrate). Berdasarkan sifatnya,
adsorpsi dapat digolongkan menjadi adsorpsi fisik dan kimia.
Perbedaan adsorpsi fisika dan kimia :
8!
Adsorpsi fisika
Adsorpsi kimia
ikatan kimia
sampai
-40 kJ/mol
800kJ/mol
multilayer
Adsorpsi hanya terjadi pada suhu
tinggi
tertentu
Bersifat tidak spesifik
f. pH
g. Temperatur
9!
! Pengertian Adsorben
Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu dari
suatu fase fluida. Kebanyakan adsorben adalah bahan- bahan yang sangat berpori dan
adsorpsi berlangsung terutama pada dinding pori- pori atau pada letak-letak tertentu di
dalam partikel itu. Oleh karena pori-pori biasanya sangat kecil maka luas permukaan
dalam menjadi beberapa orde besaran lebih besar daripada permukaan luar dan bisa
mencapai 2000 m/g. Pemisahan terjadi karena perbedaan bobot molekul atau karena
perbedaan polaritas yang menyebabkan sebagian molekul melekat pada permukaan
tersebut lebih erat daripada molekul lainnya.
Adsorben yang digunakan secara komersial dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
kelompok polar dan non polar.
a.!
Adsorben Polar
Adsorben polar disebut juga hydrophilic. Jenis adsorben yang termasuk
kedalam kelompok ini adalah silika gel, alumina aktif, dan zeolit.
b.!
Menurut IUPAC (Internasional Union of Pure and Applied Chemical) ada beberapa
klasifikasi pori yaitu :
a.! Mikropori : diameter < 2nm
b.! Mesopori : diameter 2 50 nm
c.! Makropori:diameter>50nm
Adsorben yang Umum Digunakan : Zeolit
10!
BAB II
JAWABAN PERTANYAAN
Bagian A
1.! Dalam kasus di atas terjadi fenomena permukaan pada fluida, jelaskan
pengertian tentang fenomena permukaan, dan jelaskan mengapa terjadi
perubahan tegangan permukaan setelah adanya nanopartikel.
Fenomena permukaan merupakan peristiwa peristiwa yang terjadi di dekat atau pada
permukaan suatu zat atau fase. Beberapa peristiwa yang merupakan fenomena
permukaan adalah tegangan permukaan, tegangan interfacial, adsorpsi, penyebaran
cairan di permukaan, dan katalitik.
Tegangan permukaan dapat terjadi setelah adanya nanopartikel dikarenakan pada
nanopartikel sering ditemukan dengan bahan aglomerasi dengan berbagai komposisi
seperti sifat kimia dan elektromagnetiknya. Nanopartikel dapat tersebar seperti aerosol,
suspense/koloid atau dalam keadaan menggumpal. Sebagai contoh, nanopartikel
magnetik cenderung mengelompok, membentuk sebuah aglomerat, kecuali permukaan
mereka dilapisi dengan bahan non-magnetik, dan dalam keadaan menggumpal,
nanopartikel dapat berperilaku sebagai partikel yang lebih besar, tergantung pada
ukuran aglomerat tersebut. Perilaku nanopartikel inilah yang membuat tegangan
permukaan dapat terjadi setelah adanya nanopartikel.
Penambahan nanopartikel pada suatu fluida basa pada konsentrasi yang tinggi
menyebabkan tegangan permukaan meningkat seiring dengan meningkatnya
konsentrasi partikel. Ini disebabkan karena peningkatan gaya Van der Waals antar
partikel yang terakumulasi pada interfase gas cair yang dapat menyebabkan
meningkatkan energi bebas permukaan yang juga dapat meningkatkan tegangan
permukaan.
2.! Istilah tegangan permukaan (surface tension) sangat erat hubungannya dengan
istilah intermolecular forces, jelaskan definisi dan hubungan dari kedua istilah
tersebut.
Intermolecular forces (gaya intermolekular) adalah gaya tarik/ tolak yang terjadi
antarmolekul. Apabila molekul molekul berada dalam suatu materi, gayanya disebut
cohesive force (antara molekul cairan) sementara jika berada dalam dua materi yang
berbeda, gayanya disebut adhesive force (antara cairan dan udara).
11!
12!
untuk mengukur tegangan antar muka. Sudut kontak dibentuk oleh permukaan
zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut ini timbul akibat gaya tarik menarik
antar zat yang sama (cohesive force) dan gaya tarik antar molekul zat yang
berbeda (adhesive force). Karena dalam pipa kapiler gaya adhesi antara partikel
air dan kaca lebih besar daripada gaya kohesi antara partikel-partikel air, maka
air akan naik dalam pipa kapiler. Sebaliknya raksa cenderung turun dalam pipa
kapiler, jika gaya kohesinya lebih besar daripada gaya adhesinya. Jika sudut
kontak lebih besar dari 90o cairan akan tertekan kebawah membentuk cekungan.
$01234
567
............... (1)
!=
#
:;7
13!
!=
E6
$;7
............... (3)
HF) 5F
HG 5G
............... (4)
14!
4.! Air juga memiliki tegangan permukaan, tahukah Anda berapa tegangan
permukaan air? Ketika Anda mempelajari tegangan permukaan air, Anda akan
menemukan istilah skin-like, terangkan pengertian dari istilah tersebut, dan
jelaskan mengapa peristiwa tersebut bisa terjadi.
Tegangan permukaan air bervariasi berdasarkan suhu dimana air tersebut ditempatkan.
Sebagai contoh, air pada suhu 0oC memiliki tegangan permukaan sebesar 0,076 N/m
sedangkan pada suhu 20oC memiliki tegangan permukaan sebesar 0,072 N/m. Dalam
air, terdapat dua jenis molekul, yakni molekul eksterior (pada permukaan) dan interior
(dibawah permukaan). Molekul interior pada setiap sisinya akan tertarik ke segala arah
sehingga resultan gayanya bernilai nol. Sedangkan molekul pada permukaan (molekul
eksterior) tidak memiliki gaya tarik ke arah atas karena tidak ada zat cair diatasnya.
Oleh karena itu pada permukaan zat cair molekul memiliki gaya resultan ke arah bawah
yang menyebabkan beberapa kekuatan ketidakseimbangan pada permukaan cairan. Hal
tersebut membuat keadaan energi dari molekul pada interior jauh lebih rendah
dibandingkan dengan molekul pada eksterior. Karena itu, molekul mencoba untuk
mempertahankan luas permukaan minimum, sehingga memungkinkan lebih banyak
molekul memiliki keadaan energi yang lebih rendah. Inilah yang menciptakan seperti
ada kulit (skin-like) pada permukaan air.
5.! Dapatkah anda menjelaskan kenapa pada konsentrasi rendah nanopartikel FeC,
tegangan permukaan nanofluida lebih rendah dibandingkan dengan tegangan
permukaan air, sedangkan pada konsentrasi tinggi, tegangan permukaan
nanofluida adalah hampir sama dengan tegangan permukaan air?
Percobaan Bhattacharya (2004) telah meneliti tentang studi tegangan permukaan yang
dipengaruhi oleh konsentrasi, suhu dan penambahan zat bahwa suhu dan konsentrasi
dapat meningkatkan dan menurunkan tegangan dari suatu permukaan zat cair. Pada
percobaan ini dilakukan variasi konsentrasi dalam senyawa yang digunakan sebagai
acuan variable bebas (Larutan 2-propanol dengan variasi konsentrasi 0,6 M ; 0,4 M ;
0,2M dan 0,1M), sedangkan metode kenaikan kapiler digunakan sebagai variabel
terikat. Didapat hasil percobaan diatas dalam tabel berikut.
No
1.
Konsentrasi (2-
Percobaan I h
Percobaan II
Percobaan III
Rata-rata h
propanol)
(cm)
h (cm)
h (cm)
(cm)
0,1 M
2,5
2,5
2,5
2,5
15!
2.
0,2 M
2,2
2,4
2,3
2,3
3.
0,4 M
2,2
2,1
2,1
2,1
4.
0,6 M
2,2
2,0
1,8
2,0
16!
2.!
Pembakaran Sulfur
Sulfur cair dimasukkan ke pembakar sulfur, sehingga sulfur menguap
(650oC)
!
3.!
Pengkonversian SO2
Sulfasi
Dilakukan di reaktor film multitude untuk mengontrol keakurasian rasio mol
antara SO3 dengan umpan organic
Prosesnya:
!
Ketika reaksi eksotermis, air dingin pada aliran control dijaga agar
temperature 45-50oC maksimum
!
4.!
Netralisasi
!
5.!
17!
2.! Diketahui bahwa surfaktan memiliki gugus hidrofilik dan lipofilik. Terangkan
kedua hubungan tersebut dan hubungannya dengan surfaktan. Jelaskan juga
pengertian tentang surfaktan beserta fungsi dan jenisnya. Ketika Anda
mempelajari surfaktan, Anda akan menemukan istilah misel, berikan
penjelasan tentang istilah tersebut. Berikan contoh tentang kinerja salah satu
surfaktan, gunakan gambar sebagai ilustrasinya.
Surfaktan merupakan suatu molekul yang memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik
sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Surfaktan
(surface active agent) adalah bahan aktif permukan yang dapat diproduksi secara
sintesis kimia maupun biokimia dimana karakteristik utama surfaktan adalah pada
aktifitas permukaannya. Aktifitas surfaktan diperoleh karena sifat ganda dari
molekulnya. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air (hidrofilik)
dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak (lipofilik). Bagian polar molekul
surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau netral. Sifat rangkap ini yang
menyebabkan surfaktan dapat diadsorpsi pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat
padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase air dan
rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun terendam dalam
fase minyak. Umumnya bagian non polar (lipofilik) adalah merupakan rantai alkil yang
panjang, sementara bagian yang polar (hidrofilik) mengandung gugus hidroksil.
Surfaktan mempunyai peran penting untuk menurunkan tegangan permukaan bahan
yang dikenai. Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai bahan
pembasah (wetting agent), bahan pengemulsi (emulsifying agents), dan sebagai bahan
penglarut (solubilizing agents).
Klasifikasi surfaktan berdasarkan muatannya dibagi menjadi empat golongan yaitu :
1.! Surfaktan anionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion.
Surfaktan ini membentuk kelompok surfaktan yang paling besar dari jumlahnya.
Sifat hidroliknya berasal dari bagian kepala ionik yang biasanya merupakan gugus
sulfat atau sulfonat. Pada kasus ini, gugus hidrofob diikat ke bagian hidrofil dengan
ikatan C-O-S yang labil, yang mudah dihidrolisis. Beberapa contoh dari surfaktan
anionik adalah linier alkilbenzen sulfonat (LAS), alkohol sulfat (AS), alpha olefin
sulfonat (AOS) dan parafin atau secondary alkane sulfonat (SAS). Surfaktan jenis
ini banyak digunakan pada industri laundri dan juga dimanfaatkan dalam proses
perbaikan atau perawatan tanah yang tercemar minyak. Surfaktan ini dapat
!
18!
bereaksi dalam air cucian dengan ion air sadah bermuatan positif seperti kalsium
dan magnesium.
Natrium dodekil sulfonat
: C12H23CH2SO3-Na+
2.! Surfaktan kationik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation.
Kegunaanya pada industri pelembut pakaian dan deterjen, surfaktan kationik akan
membuat bahan menjadi lebih lembut. Biasanya juga ditemui sebagai agent
pembersih pada pembersih rumah dan toilet. Contohnya garam alkil trimethil
ammonium, garam dialkil-dimethil ammonium dan garam alkil dimethil benzil
ammonium.
C12H25Cl + N(CH3)3 [C12H25N-(CH3)3] + Cl-
19!
3.! Surfaktan nonionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan.
Surfaktan sejenis ini tidak berdisosiasi dalam air, tetapi bergantung pada struktur
(bukan keadaan ion-nya) untuk mengubah hidrofilitas yang membuat zat tersebut
larut dalam air. Surfaktan nonionik biasanya digunakan bersama-sama dengan
surfaktan aniomik. Jenis ini hampir semuanya merupakan senyawa turunan
poliglikol, alkiloamida atau ester-ester dari polihidroksi alkohol. Contohnya ester
gliserin asam lemak, ester sorbitan asam lemak, ester sukrosa asam lemak,
polietilena alkil amina, glukamina, alkil poliglukosida, mono alkanol amina,
dialkanol amina dan alkil amina oksida.
Pentaeritritit palmitat
: CH3(CH2)14COO-CH2-C(CH2OH)3
Polioksietilendodekileter : C12H25-O-(CH2-CH2O)2H
20!
21!
Melalui interaksi dengan misel dari surfaktan dalam air (pelarut), senyawa secara
simultan terlarut dan membentuk larutan yang stabil dan jernih. Mekanismenya roll
up dan emulsifikasi terdapat pada Gambar berikut.
Gambar 13. Mekanisme Kerja Surfaktan (a) Roll Up dan (b) Emulsi
3.! Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, jelaskan dan uraikan dengan
singkat? Untuk penggunaan dalam bidang pangan, ada syarat syarat tertentu
yang harus dipenuhi oleh surfaktan, uraikan secara singkat.
Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai bahan pembasah
(wetting agent), bahan pengemulsi (emulsifying agent) dan bahan pelarut (solubilizing
agent). Penggunaan surfaktan ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan emulsi
dengan cara menurunkan tegangan antarmuka antara fasa minyak dan fasa cair.
Surfaktan dipergunakan baik berbentuk emulsi minyak dalam air maupun berbentuk
emulsi air dalam minyak.
Emulsi didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari dua fasa cairan yang tidak
saling melarut, dimana salah satu cairan terdispersi dalam bentuk globula-globula
cairan lainnya. Cairan yang terpecah menjadi globula globula dinamakan fase
terdispersi, sedangkan cairan yang mengelilingi globula globula dinamakan fase
kontinu atau meduim dispersi. Berdasarkan jenisnya emulsi dibedakan menjadi dua,
yaitu :
1.! Emulsi minyak dalam air (O/W)
22!
Adalah emulsi dimana bahan pengemulsinya mudah larut dalam air sehingga air
dikatakan sebagai fase eksternal.
2.! Emulsi air dalam minyak (W/O)
Adalah emulsi dimana bahan pengemulsinya mudah larut dalam minyak.
Syarat agar surfaktan dapat digunakan untuk produk pangan yaitu surfaktan tersebut
mempunyai nilai Hydrophyle Lypophyle Balance (HLB) antara 2-16, tidak beracun,
serta tidak menimbulkan iritasi. Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu
sebagai bahan pembasah (wetting agent), bahan pengemulsi (emulsifying agent) dan
bahan pelarut (solubilizing agent).
4.! Setelah Critical Micelle Concentration (CMC) tercapai, tegangan permukaan akan
konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh dan terbentuk
misel yang berada dalam keseimbangan dinamis dengan monomernya.
Bagaimana menentukan CMC, gambarkan salah satu grafik yang dapat
menunjukkan penentuan CMC!
Definisi CMC (Critical Micelle Concentration)
Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan
permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan
konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan ditambahkan
melebihii konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk misel, konsesntrasi
terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle Concentration (CMC). Tegangan
permukaan akan menurun hingga CMC tercapai. Setelah CMC tercapai, tegangan
permukaan akan konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh dan
terbentuk misel yang berada daam keseimbangan dinamis dengan monimernya
(Genaro, 1990).
Salah satu sifat surfaktan adalah mengalami agregasi spontan dalam air dan membentuk
struktur seperti misel, silinder, bilayer, dan lain-lain. Struktur ini sering juga dinamakan
koloid asosiasi. Ketika sodium dodecylsulfate (SDS) ditambahkan ke air, pada
konsentrasi rendah, anion molekul dodecylsulfate terlaurt sebagai individual ion.
Karena adanya rantai karbon, SDS cenderung mengadsorpsi pada interface udara-air
dengan rantai hidrokarbon mengarah ke fase uap. Tegangan permukaan turun dengan
meningkatnya konsentrasi SDS.
23!
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai CMC, untuk deret homolog surfaktan
rantai hidrokarbon, nilai CMC bertambah 2 kali dengan berkurangnya satu atom C
dalam rantai. Gugus aromatik dalam rantai hidrokarbon akan memperbesar nilai CMC
dan juga memperbesar kelarutan. Adanya garam menurunkan nilai CMC surfaktan ion.
Penurunan CMC hanya bergantung pada konsentrasi ion lawan, yaitu makin besar
konsentrasinya makin turun CMC -nya.
Karena pada CMC terjadi penggumpalan dari molekul surfaktan, maka cara penentuan
cmc dapat menggunakan cara-cara penentuan besaran fisik yang menunjukkan
perubahan dari keadaan ideal menjadi tak ideal. Di bawah cmc larutan menjadi bersifat
ideal. Sedangkan diatasnya cmc larutan bersifat tak ideal. Besaran fisik yang dapat
digunakan ialah tekanan osmosa, titik beku larutan, hantaran jenis atau hantaran
ekivalen, kelarutan solubilisasi, indeks bias, hamburan cahaya, tegangan permukaan,
dan tegangan antarmuka.
24!
25!
, sehingga
26!
Syarat syarat untuk surfaktan yang digunakan dalam kosmetik antara lain :
a.! Surfaktan harus stabil efektivitasnya selama dalam penyimpanan maupun selama
penggunaannya. Pengaruh pH dan kadar asam tidak boleh menghambat efektivitas
dari surfaktan itu sendiri.
b.! Kadar surfaktan yang digunakan tidak boleh mengiritasi, melukai, atau sensitif pada
kulit; misalnya untuk kosmetik yang memiliki kontak dengan mata, seperti sampo,
atau yang diabsorpsi oral, seperti lipstik dan pasta gigi.
c.! Surfaktan tidak boleh mempunyai efek samping yang tidak diinginkan, misalnya
dalam aerosol tidak boleh merusak logam atau dalam desinfektan tidak boleh
menghambat efektivitas dari surfaktan itu.
d.! Surfaktan tidak boleh mempengaruhi bau dan warna dari kosmetik.
Untuk meminimalkan risiko medis, pembuat kosmetik cenderung menggunakan
surfaktan polimer. Selain itu surfaktan anionik, kationik, nonionik, dan amfoterik juga
dapat digunakan. Beberapa penelitian menggunakan surfaktan alami karena lebih aman
untuk diaplikasikan.
Dan fungsi dari surfaktan yang berperan dalam kosmetik itu sendiri yaitu :
1.! Surfactants, Cleansing Agents
2.! Surfactants, Emulsifying Agents
3.! Surfactants, Foam Boosters
4.! Surfactants, Hydrotropes
5.! Surfactants, Solubilizing Agents
6.! Surfactants, Suspending Agents
Jenis-jenis surfaktan yang digunakan dalam kosmetik beserta fungsinya antara lain :
a.! Surfaktan Anionik
Surfaktan ini berguna untuk aplikasi yang memerlukan pembersihan (perlengkapan
mandi dan busa).
! Surfaktan Asam Karboksilat
Stearat digunakan untuk produk seperti deodoran dan anti-perspirant. Garam
(Natrium stearat) digunakan untuk membuat sabun yang sangat baik.
! Sulfat
27!
Natrium lauril sulfat (SLS), Amonium sulfat lauril (ALS) atau teretoksilasi, dan
Natrium sulfat laureth (SLES) digunakan dalam penggunaan pembuatan sabun.
Surfaktan tersebut merupakan pembuat foam yang sangat baik, agen pembersih,
dan harganya relatif murah.
! Asam sulfonat
Umumnya lebih ringan dibandingkan sulfat. Mereka termasuk Taurates (berasal
dari taurin), Isethionates (berasal dari asam isethionic), sulfonat olefin, dan
Sulfosuccinates. Surfaktan ini jarang digunakan harganya yang relatif mahal
untuk diproduksi.
b.! Surfaktan Kationik
Surfaktan kationik yang paling banyak digunakan dalam kosmetik yaitu Quats.
Quats seperti klorida Cetrimonium dan Klorida Stearalkonium memberikan dasar
untuk kondisioner rambut. Masalah dari surfaktan kationik biasanya tidak
kompatibel dengan surfaktan anionik. Sehingga sulit untuk menghasilkan produk
yang bersih atau murni jika digunakan secara bersamaan. Surfaktan kationik juga
bisa menyebabkan iritasi sehingga hal tersebut juga harus dipertimbangkan ketika
akan menggunakan kosmetik dengan kationik.
c.! Surfaktan Amfoter
Contohnya antara lain seperti pada Lauriminodipropionate Natrium dan
Lauroamphodiacetate Dinatrium. Amfoterik digunakan dalam kosmetik sebagai
surfaktan sekunder. Amfoterik dapat membantu meningkatkan busa dan bahkan
iritasi, di gunakan untuk shampo bayi dan produk pembersih lain yang memerlukan
kelembutan. Kekurangan adalah bahwa mereka tidak memiliki sifat pembersihan
yang baik dan tidak berfungsi dengan baik sebagai emulsifier.
d.! Surfaktan Non ionik
Surfaktan yang tidak bermuatan. Paling sering digunakan sebagai emulsifier, bahan
pendingin, dan agen pelarut. Non ionik yang digunakan untuk kosmetik termasuk
alkohol, alkanolamides, ester, dan oksida amina. Surfaktan non ionik yang umum
digunakan yaitu surfaktan teretoksilasi tetapi surfaktan ini dapat bersifat
karsinogenik. Alkohol seperti setil alkohol atau stearil digunakan dalam krim dan
lotion untuk memberikan kelembutan pada kulit. Alkohol juga membantu
menstabilkan emulsi dan dapat mengurangi iritasi. Oksida amina seperti oksida
Cocamidopropylamine digunakan untuk meningkatkan busa dalam produk
28!
pembersih. Ester polisorbat juga merupakan bahan pelarut yang sangat baik untuk
minyak wangi.
Bagian C
1.! Ada beberapa istilah yang hampir mirip, yaitu adsorpsi, adsorben dan adsorbat,
dapatkah Anda menjelaskan perbedaannya? Berikan penjelasan juga tentang
jenis adsorpsi, sertakan dengan contoh.
! Adsorpsi adalah pemisahan bahan dari suatu campuran gas atau cair dimana
bahan yang akan dipisahkan ditarik oleh permukaan zat padat.
! Adsorbat adalah senyawa terlarut yang dapat diserap (berupa campuran
gas atau cairan)
! Adsorben adalah padatan dimana di permukaannya terjadi pengumpulan
senyawa yang diserap (berupa padatan)
Contoh : proses adsorpsi molekul organic oleh karbon aktif. Pada proses adsorpsi
ini, molekul organic bertindak sebagai adsorbat sedangkan karbon aktif bertindak
sebagai adsorben.
Jenis adsorpsi berdasarkan proses terjadinya ada dua, yaitu adsorpsi kimia dan
adsorpsi fisika.
1.! Adsorpsi fisika (Physisorption)
Adsorpsi fisika terjadi ketika Interaksi antara adsorben dan adsorbat adalah
gaya Van der Walls, dimana ketika gaya tarik molekul antara larutan dan
permukaan media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut dan larutan,
maka substansi terlarut akan diadsorpsi oleh permukaan media. Adsorpsi
fisika ini memiliki gaya tarik Van der Walls yang kekuatannya relatif kecil.
Molekul terikat sangat lemah dan energi yang dilepaskan pada adsorpsi fisika
relatif rendah sekitar 20 kJ/mol.
Contoh : Adsorpsi oleh karbon aktif. Karbon aktif merupakan senyawa karbon
yang diaktifkan dengan cara membuat pori pada struktur karbon
tersebut. Aktivasi karbon aktif pada temperatur yang tinggi akan menghasilkan
struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi yang besar. Semakin besar luas
permukaan, maka semakin banyak substansi terlarut yang melekat pada
permukaan media adsorpsi.
2.! Adsorpsi kimia (Chemisorption)
!
29!
Adsorpsi kimia terjadi ketika terbentuknya ikatan kimia (bukan ikatan van Dar
Walls) antara senyawa terlarut dalam larutan dengan molekul dalam media.
Chemisorpsi
terjadi
diawali
dengan
adsorpsi
fisik,
yaitu
partikel
30!
I
IJ
31!
32!
UBV = )
WO
WT
=)
X
Y(H[X)
(2)
Misalkan merupakan fraksi lokalisasi adsorpsi yang telah ditempati pada waktu
tertenru, maka dapat dirumuskan sebagai berikut
=)
^
_
`ab )Y
cd`ab )Y
Asumsi Langmuir memiliki banyak keterbatasan, seperti asumsi bahwa gas yang
diadsorpsi harus berperilaku sebagai gas ideal, sehingga asumsi ini hanya berlaku pada
tekanan rendah. Kemudian, kebanyakan permukaan tidak memiliki permukaan yang
seragam. Kemudian molekul yang diadsorpsi pasti akan mengalami interaksi dengan
molekul yang sejenis. Kemudian, terdapat banyak bukti yang menunjukkan bahwa
molekul yang diadsorpsi dapat bergerak di permukaan.
! Isoterm Freundlich
Isoterm ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan yang
heterogen dan tiap molekul mempunyai potensi penyerapan yang berbeda-
33!
beda. Persamaan ini merupakan persamaan yang paling banyak digunakan saat
ini. Persamaan Freundlich adalah sebagai berikut :
F
e = >fg (3)
e = ))+/i) (4)
Adsoprsi yang tidak melibatkan gas memiliki persamaan sebagai berikut :
j
E
dimana,
y
= berat atau volume zat yang teradsobrsi per satuan luas atau massa adsorban.
k, n
= konstanta adsorben
Persamaan ini mengemukakan lokalisasi adsorpsi pada permukaan akan memiliki heat
of adsorption yang berbeda, atau lebih tepatnya berubah secara eksponensial
bergantung pada cakupan permukaan.
! Isoterm BET
Isoterm ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan yang
homogen. Perbedaan isoterm ini dengan Langmuir adalah BET berasumsi bahwa
moleku molekul adsorbat bisa membentuk lebih dari satu lapisan adsorbat di
permukaannya. Pada isoterm ini, mekanisme adsoprsi untuk setiap proses adsorpsi
berbeda-beda. Mekanisme yang diajukan dalam isoterm ini adalah
I
o
I J [I
c
op 1
1[c
op 1 I J
(7)
dimana,
q = Volume
f = Tekanan
tF [tu /vw
34!
Isoterm Langmuir biasanya lebih baik apabila diterapkan untuk adsorpsi kimia,
sedangkan isoterm BET akan lebih baik daripada isotherm Langmuir bila diterapkan
untuk adsorpsi fisik.
4.! Teknologi adsorpsi adalah dikenal paling ekonomis. Bagaimana menurut anda?
Berikan contoh kasus untuk proses adsorpsi terutama kasus untuk penghilangan
merkuri dalam hidrokarbon cair? Tuliskan referensi yang anda gunakan!
Adsorpsi merupakan teknik pemurnian yang dikenal ekonomis karena dari segi
penggunaan, ketersediaan, dan biayanya dinilai unggul. Adsorpsi menganut prinsip
yang sederhana tanpa membutuhkan kondisi spesifik yang ekstrim. Adsorbent, yaitu
zat pengadsorpsi merupakan zat yang umumnya dapat diregenerasi sehingga dapat
digunakan kembali dan mengurangi biaya perusahaan. Salah satu penerapan adsorpsi
yang kerap digunakan adalah proses penghilangan merkuri pada hidrokarbon cair.
Teknologi adsorpsi yang paling ekonomis adalah adsorpsi dengan karbon aktif karena
karbon aktif biasanya dibuat dari bahan baku yang mudah didapatkan dan dengan harga
yang murah. Seseuai dengan referensi yang didapatkan EPA, Capsule Report:
Aqueous Mercury Treatment, National Risk Management Research Laboratory Office
of Research and Development, US EPA Cincinnati, OH 45268.1997, untuk proses
adsorpsi penghilangan merkuri dalam hidrokarbon cair dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu adsorpsi dengan karbon aktif bubuk dan adsorpsi dengan karbon aktif granular.
Penghilangan merkuri dengan proses adsorpsi dengan karbon aktif umumnya
digunakan untuk penghilangan merkuri dengan konsentrasi yang rendah. Untuk proses
adsorpsi dengan karbon aktif dapat dilakukan dengan filter karbon aktif granular.
Karbon aktif merupakan zat karbon yang berwarna hitam dan mempunyai porositas
yang tinggi. Diameter partikel molekul karbon aktif antara 10-105 [A] dan luas
permukaan spesifiknya antara 500 1500 m2 per gram, mempunyai daya adsorpsi yang
besar terhadap zat-zat misalnya detergent, senyawa phenol, warna organic, gas H2S,
methane dan zat-zat lainnya dalam bentuk gas maupun cairan.
35!
36!
5.! Karbon aktif, zeolit, clay, kitosan dan sebagainya telah dimanfaatkan sebagai
adsorben untuk mengadsorp logam seperti merkuri. Dapatkah anda menjelaskan
konsep adsorpsi dari beberapa jenis adsorbent tersebut? Apa yang membedakan
sehingga efisiensi kapasitas adsorben itu berbeda? Faktor apa sajakah yang
berpengaruh pada adosrpsi logam berat? Jelaskan secara umum!
Zeolit, clay, kitosan adalah nama nama dari adsorben yang umum digunakan di
Indonesia, adsorben tersebut dapat ditemukan di alam dengan melewati beberapa
proses, namun juga dapat dibuat di laboratorium.
Adsorpsi Oleh Membran Zeolit
Dalam keadaan normal maka ruang hampa dalam kristal zeolit terisi oleh
molekul air bebas yang membentuk bulatan di sekitas kation. Bila kristal tersebut
dipanaskan selama beberapa jam, biasanya pada temperatur 250-900oC, maka kristal
zeolit yang bersangkutan berfungsi menyerap gas atau cairan.
Daya serap (absorbansi) zeolit tergantung dari jumlah ruang hampa dan luas
permukaan. Biasanya mineral zeolit mempunyai luas permukaan beberapa ratus meter
persegi untuk setiap gram berat. Beberapa jenis mineral zeolit mampu menyerap gas
sebanyak 30% dari beratnya dalam keadaan kering. Pengeringan zeolit biasanya
dilakukan dalam ruang hampa dengan menggunakan gas atau udara kering nitrogen
atau methana dengan maksud mengurangi tekanan uap ari terhadap zeolit itu sendiri,
Keuntungan lain dari penggunaan mineral zeolit sebagai bahan penyaring adalah
pemilahan molekul zat yang terserap, disamping penyerapan berdasarkan ukuran garis
tengah molekul ruang hampa.
Apabila ada dua molekul atau lebih yang dapat melintas, tetapi karena adanya
pengaruh kutub atau hubungan antara molekul zeolit itu sendiri dengan molekul zat
yang diserap, maka hanya sebuah saja yang diloloskan, sedang yang lain ditahan atau
ditolak. Molekul yang berkutub lebih atau tidak jenuh akan lebih diterima daripada
yang tidak berkutub atau yang jenuh. Air dalam etanol dapat teradsorpsi karena gaya
tarik dari permukaan membran zeolit lebih besar dari pada gaya tarik yang menahan air
tersebut untuk tetap larut dalam etanol. Dengan memanfaatkan sifat fisik dan kimia
zeolit tersebut yaitu sifat hidrofilik dan ukuran pori < 0.44 nm sehingga air dalam etanol
dapat diserap secara sempurna dan pada akhirnya kemurniannya meningkat. Adsorpsi
terjadi pada permukaan pori membran.
Partikel zeolit memiliki tiga tipe pori, yaitu macropore dan micropore (masingmasing dengan ukuran >50nm dan <2nm). Di antara keduanya terdapat mesopore.
!
37!
38!
Distribusi pori akan mempengaruhi distribusi ukuran molekul adsorbat yang masuk
dalam partikel adsorben. Kebanyakan zat pengadsorpsi atau adsorben merupakan
bahan yang sangat berpori dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding-dinding
pori atau letak-letak tertentu di dalam partikel tersebut.
Di samping itu, terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi adsorpsi, yaitu :
a.! Agitation (Pengadukan)
Tingkat adsorpsi dikontrol baik oleh difusi film maupun difusi pori, tergantung
pada tingkat pengadukan pada sistem.
b.! Karakteristik Adsorban (Misal : Karbon Aktif)
Ukuran partikel dan luas permukaan merupakan karakteristik penting karbon aktif
sesuai dengan fungsinya sebagai adsorban. Ukuran partikel karbon mempengaruhi
tingkat adsorpsi; tingkat adsorpsi naik dengan adanya penurunan ukuran partikel.
Oleh karena itu adsorpsi menggunakan karbon PAC (Powdered Acivated Carbon)
lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan karbon GAC (Granular Acivated
Carbon).
c.! Kelarutan Adsorbat
Senyawa terlarut memiliki gaya tarik-menarik yang kuat terhadap pelarutnya
sehingga lebih sulit diadsorpsi dibandingkan senyawa tidak larut.
d.! Ukuran Molekul Adsorbat
Hal ini dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa gaya tarik antara karbon dan
molekul akan semakin besar ketika ukuran molekul semakin mendekati ukuran pori
karbon. Tingkat adsorpsi tertinggi terjadi jika pori karbon cukup besar untuk
dilewati oleh molekul.
e.! pH
Asam organik lebih mudah teradsorpsi pada pH rendah, sedangkan adsorpsi basa
organik efektif pada pH tinggi.
f.! Temperatur
Tingkat adsorpsi naik diikuti dengan kenaikan temperatur dan turun diikuti dengan
penurunan temperatur.
39!
40!
Proses desorpsi disebut juga pendingin adsorpsi, proses ini membutuhkan energi panas.
Namun, ada 4 tahap dalam proses desorpsi dan tahapan tersebut terdiri dari proses
endotermik dan eksotermik. Keempat tahapan ini digambarkan dalam gambar berikut :
41!
tekanan evaporasi. proses ini sama seperti proses ekpansi pada sistem pendingin
mekanik.
4.! Proses pendinginan-adsorpsi-evaporasi
Selama periode ini, adsorber terus melepaskan panas sehingga adsorber terus
mengalami penurunan temperatur dan tekanan yang menyebabkan timbulnya uap
adsorpsi. Sementara itu, katup aliran dari evaporator ke adsorber dibuka sehingga
adsorbat dalam bentuk uap mengalir dari evaporator ke adsorber. Adsorbat dalam
bentuk uap dihasilkan dari proses penyerapan kalor oleh adsorbat dari lingkungan
sebesar kalor laten penguapan adsorbat tersebut. Proses ini berlangsung pada
tekanan saturasi yang rendah sehingga penyerapan kalor berlangsung pada
temperatur saturasi yang rendah pula.
42!
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
! Tegangan permukaan (surface tension) terjadi karena permukaan zat cair cenderung
untuk menegang dan dipengaruhi oleh gaya gaya kimia antara molekul air, seperti
intermolecular forces. Tegangan permukaan zat cair juga dipengaruhi oleh cohesive
force dan adhesive force.
! Air pada suhu 0C memiliki tegangan permukaan sebesar 0,076 N/m sedangkan pada
suhu 20C memiliki tegangan permukaan sebesar 0,072 N/m, sehingga nilai tegangan
permukaan air berbeda-beda tergantung pada suhunya.
! Surfaktan (surface active agent) adalah bahan aktif permukan yang dapat diproduksi
secara sintesis kimia maupun biokimia dimana karakteristik utama surfaktan adalah
pada aktifitas permukaannya. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan
air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak (hidrofobik).
! Penggunaan surfaktan sangat bervariasi, seperti bahan deterjen, kosmetik, farmasi,
makanan, tekstil, plastik dan lain-lain.
! Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Adsorbat
adalah senyawa terlarut yang dapat terserap. Sedangkan adsorben adalah padatan
dimana di permukaannya terjadi pengumpulan senyawa yang diserap.
! Adsorpsi isotherm dibagi menjadi 3 yaitu Langmuir, Freundlich, dan BET.
! Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan adsorpsi suatu adsorben, seperti
1.! Luas permukaan adsorben
2.! Ukuran partikel
3.! Waktu kontak
4.! Distribusi ukuran pori
5.! Agitation (pengadukan)
6.! Karakteristik adsorban
7.! Kelarutan adsorbat
8.! Ukuran molekul adsorbat
9.! pH
10.!Temperatur
43!
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Adsorption. www.newworldencyclopedia.org. Diakses pada 3 November 2015.
Anonim. 2014. Adsorption Isotherm. www.chemistrylearning.com. Diakses pada 3 November 2015.
Atkins, P.W. 1994. Kimia Fisika Edisi ke-4. Jakarta: Erlangga.
Dogra, S.K. 1990. Kimia Fisika dan Soal-soal. UI-Press. Jakarta.
EPA. Capsule Report : Aqueous Mercury Treatment. National Risk Management Research
Laboratory Office of Research and Development. US EPA Cincinnati. OH 45268.1997.
Ball, David W. 2003. Physical Chemistry. USA: Brooks/ Cole Thomson.
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Lando, Jerome B. and Maron, Samuel H. 1990. Fundamental of Physical Chemistry. London: Collier
Macmillan Publisher.
Patterson, J.W., Wastewater Treatment Technology, 2nd ed. Ann Arbor Science. 1985.
Ruthven DM, editor. Encyclopedia of Separation Technology, Volume 1 (A kirk-Othmer
Encyclopedia). New York: J Wiley.
Setyaningsih H. 1995. Pengolahan limbah batik dengan proses kimia dan adsorpsi karbon aktif [tesis].
Jakarta: Program Pascasarjana, Universitas Indonesia.
Sukardjo. 1990. Kimia Fisika. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Tim dosen USU. Chapter II. Sumatera Utara.
44!