Vous êtes sur la page 1sur 23

FOCUS GROUP DISCUSION

Berat Bayi Lahir Rendah

KELOMPOK 15
Rosna Suhertian
Juliana
Priscilla Jhanie

10700007
10700009

Muhammad Iqbal 10700198

Rahmi Dhurriyah

10700098

Raden Airlangga P.B 10700187

10700224

Marsela Vineta

10700243

Lucyana Ratna Sari

10700287

PEMBIMBING : dr. Sukma Sahadewa, S.H, M.H, M.Sos, M.Kes, Cht, CLA

Latar Belakang
BERAT BAYI LAHIR
RENDAH
(BBLR)

Insiden
(WHO, 2006)

Pravelensi
(Suryaningsih,
2010)

Bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir


kurang dari 2500 gram. (WHO, 2004)

Asia Tenggara mempunyai insidensi BBLR


paling tinggi yaitu 27% dari seluruh kelahiran
bayi berat badan lahir rendah di dunia

Prevalensi BBLR tertinggi di


Jawa Timur tahun 2006 Urutan k-4
adalah Kabupaten Sidoarjo (3.68%).

Skenario
dr. Eva seorang dokter di Puskesmas Anggrek. Di wilayah
kerja dr. Eva merupakan daerah terpencil dimana
masyarakatnya hanya mengandalkan hutan sebagai
sumber mata pencahariannya, mayoritas penduduk
hanya menamatkan Sekolah Dasar. Terlebih lagi anak
perempuan disana banyak yang menikah dini dengan
alasan untuk meringankan beban orang tua. Masih banyak
dijumpai kasus BBLR di wilayah Puskesmas Anggrek.

Berdasarkan data laporan Tahunan Puskesmas Anggrek


diperoleh data BBLR sebagai berikut:
Tahun 2013

Tahun 2014

Tahun 2015

15,8%

16,1%

16,5%

Ibu hami enggan untuk memeriksakan kehamilannya,


padahal banyak dijumpai ibu hamil dengan kondisi
anemia dan status gizi kurang. Diperparah dengan
kurang aktifnya Posyandu yang tidak konsisten dalam
memberikan pelayanan pada masyarakat. Hanya 50% dari
ibu hamil yang melakukan ANC dan 40% K4.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menurunkan prevalensi bayi berat lahir
rendah di wilayah Puskesmas Anggrek?
2. Apa yang menjadi penyebab kurang aktifnya posyandu
di wilayah tersebut?

Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui cara menurunkan prevalensi BBLR di wilayah
Puskesmas Anggrek.

Tujuan Khusus
a. Mengetahui penyebab kasus BBLR di wilayah
Puskesmas Anggrek meningkat
b. Meningkatkan pengetahuan kelompok wanita hamil akan
bayi BBLR.
c. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya makanan
bergizi untuk wanita hamil.
d. Memberikan pengetahuan tentang managemen BBLR.

Pembahasan
Dari data skenario di atas dapat di analisis permasalahan

sebagai berikut:
Mayoritas penduduk hanya menamatkan sekolah dasar
Banyaknya pernikahan dini yang terjadi di masyarakat
sekitar
Ibu hamil di wilayah tersebut tidak mau untuk
memeriksakan kehamilannya
Kurang aktifnya posyandu di wilayah puskesmas Anggrek

Pembahasan
Analisis
Masalah

Mayoritas
penduduk
hanya
menamatkan
sekolah dasar

Banyaknya
pernikahan dini
yang terjadi.

Pravelensi
BBLR
Meningkat ?

Ibu hamil di wilayah


tersebut tidak mau
untuk memeriksakan
kehamilannya

Kurang aktifnya
posyandu

Masukan

Fasilitas Kurang Memadai


Pegadaan dana untuk
meningkatkan fasilitas
Menfasilitasi sarana dan
prasarana di desa
tersebut khusus pada
pelayanan kesehatan
(Puskesmas dan
posyandu)

Peran, Jumlah, Kompetensi Kader


Kurang
Memberikan informasi lewat penyuluhan,
lokakarya kepada masyarakat setempat
Menambahkan sumberdaya manusia yang
berkompeten
Revitalisasi kader pada pusat pelayanan
kesehatan setempat
Megadakan pelatihan pada Kader untuk
meningkatakan kualitas pelayanan
kesehatan di desa setempat

Proses

Pelayanan Posyandu
Tidak Aktif
Mencari penyebab
permasalahan pada
pelayanan posyandu.
(Sistem pelayanan
posyandu)

Media Penyuluhan Kurang


Menyediakan anggaran untuk mediamedia yang diperlukan untuk
penyuluhan agar terlihat menarik
Memberikan edukasi dan informasi
yang menarik kepada masyarakat
setempat

Lingkungan
Desa Terpencil

Pendidikan Yang Rendah

Memberikan home-visit yang


terjadwal kepada masyarat setempat
yang membutuhkan
Meningkatkan peran Kader untuk
lebih memperhatikan masyarakat
setempat
Mata Pencaharian Yang
Terbatas
Memberikan informasi dan
laporan tentang masalah
yang ada kepada pemerintah
daerah setempat

Memberikan edukasi
dalam bentuk penyuluhan,
lokakarya pada semua
masyarakat setempat
untuk segala usia

Pemahaman Menikah Pada Usia Muda


Memberikan edukasi dalam bentuk
penyuluhan, lokakarya pada semua
masyarakat setempat untuk segala usia

Peran Serta Ibu Kandung


Memberikan edukasi dalam
bentuk penyuluhan, lokakarya
pada semua masyarakat
setempat untuk segala usia

Gizi Buruk Dan Anemia


Memberikan suplemen dan
makanan tambahan bagi warga
setempat yang membutuhkan
Memberikan penyuluhan tentang
empat sehat lima sempurna dan
penggunaan air bersih

Status Ekonomi Yang Rendah


Bekerja sama dengan pemerintah
untuk memanfaatkan hasil hutan
Bekerja sama dengan pemerintah
untuk mengembangkan hasil hutan

Prioritas Penyelesaian Masalah

Tabel 3.1 Prioritas penyelesaian masalah (Subur Prayitno, 1971)

Urutan Prioritas
Program
1. Pembuatan SOP (Pelatihan Kader, Jadwal Program
2.
3.
4.
5.

Promotif)
Penyuluhan Berkala
Lokakarya ANC
Pengadaan makanan dan minuman tambahan untuk
ibu hamil
Meningkatkan Pelayanan Posyandu (Homevisite
terjadwal oleh kader, Penyediaan reward untuk
meningkatkan mutu pelayanan, Revitalisasi Kader)

Rencana Program
No.

Kegiata
n

Sasara Targe Volume


n
t
Kegiatan

Pembuat Pejaba
an SOP. t dan
kader
puskes
mas

Kader 1x dalam
profe sebulan
sional
,
Jadw
al
progr
am
prom
otif
tereal
isasi.

Rincian
Kegiatan

Lokasi
Pelaksana
an
Puskesmas

Tenaga
Pelaksan
aan
-dokter
-Kader

Jadwal Kebutuhan
Pelaksanaan
Hari
sabtu

-Media pelatihan
-Alat peraga
-Konsums
-Ruanagan
-Fasilitas
pendukung

No.

Kegiata
n

Sasara
n

Target

Rincian
Kegiatan

Penyulu
han

Masyar
akat,
Ibu
Hamil

Meningkat 2 bulan
kan
sekali
pemahama
n mengenai
materi
penyuluhan

Balai
Desa

Dokter

Disesua
ikan
dengan
kegiata
n desa

-Media
pelatihan
-Alat peraga
-Konsums
-Ruanagan
-Fasilitas
pendukung

Lokakar
ya

Ibu
Hamil

IbuHamil
memahami
mengenai
kesehatan
ibu dan
anak

Balai
desa

Dokter

Minggu
pertama
dalam
satu
bulan

-Media
pelatihan
-Alat peraga
-Konsums
-Ruanagan
-Fasilitas
pendukung

1x dalam
sebulan

Lokasi Tenaga
Jadwal
Pelaks Pelaksan
anaan aan

Jadwal Kebutuhan
Pelaksanaan

No.

Kegiata
n

Sasara Target Volume


n
Kegiatan

Peningk
atan
Pelayan
an

Kader,
pegaw
ai
posya
ndu

Pengada Ibu
an
Hamil
makanan
dan
minuma
n
tambaha
n

Rincian
Kegiatan

Lokasi
Tenaga
Pelaksanaa Pelaksan
n
aan

Jadwal

Kebutuhan
Pelaksanaan

Kader 1x
dan
Sebulan
pegaw
ai
posya
ndu
lebih
teram
pil
dalam
melak
ukan
pelaya
nan

Rumah
Kader,
Akhir
Ibu Hamil, pegawai
pekan
posyandu

Transportasi
- Biaya
Akomodasi
dan layanan
tambahan
-Alkes yang
menunjang
pemeriksaan

Pemen 2x
uhan
seminggu
Gizi
Ibu
hamil

Posyandu

-makanan
tambahan
-minuman
tambahan
-kantong
plastik

Kader,
pegawai
posyandu

Selasa
dan
Jumat

KESIMPULAN
Faktor-faktor pemiu terjadinya BBLR pada masyarakat di
daerah Puskesmas Anggrek, sebagai berikut :
Kurangnya penyuluhan pada masyarakat di Puskesmas

Anggrek mengakibatkan kurangnya pengetahuan


masyarakat tentang BBLR.
Kondisi social ekonomi yang rendah menyebabkan
adanya kondisi gizi memburuk dan anemia, serta letak
dermografi terpencil sehingga akses ke sarana
kesehatan sulit dan memicu rendahnya minat ibu hamil
untuk periksa kehamilan

Tingkat pendidikan yang rendah mengenai kehamilan


Kader dan pegawai posyandu yang kurang kompeten

dalam melakukan pelayanan


Fasilitas yang kurang memadai

SARAN
1. Melakukan penyuluhan secara berkala di Puskesmas

Anggrek agar warga mendapatkan pengetahuan yang


cukup tentang bahaya dan bagaimana cara
pencegahan BBLR.
2. Meningkatkan peran dan kompetensi kader dalam
memberikan motivasi pada ibu hamil untuk rutin
melakukan pemeriksaan.
3. Pengadaan makanan dan minuman tambahan untuk
memenuhi gizi ibu hamil
4. Pengadaan fasilitas yang menunnjang pelayanan
kesehatan posyandu

TERIMAKASIH

Vous aimerez peut-être aussi