Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Delirium,
yaitu
gelisah,
disorientasi (orang, tempat, waktu),
memberontak,
berteriak-teriak,
berhalusinasi, kadang berhayal
Somnolen (Obtundasi, Letargi),
yaitu kesadaran menurun, respon
psikomotor yang lambat, mudah
tertidur, namun kesadaran dapat
pulih bila dirangsang
(mudah
dibangunkan) tetapi jatuh tertidur
lagi, mampu memberi jawaban verba
(mengerang)
(1) : tidak ada respon
Menilai respon motorik (M)
(6) : mengikuti perintah
(5) : melokalisir nyeri
(menjangkau & menjauhkan
stimulus saat diberi
rangsang nyeri)
(4) : withdraws (menghindar /
menarik extremitas atau tubuh
menjauhi stimulus saat diberi
rangsang nyeri)
(3) : flexi abnormal (tangan
satu atau keduanya posisi kaku
diatas dada &
kaki extensi saat diberi
rangsang nyeri).
(2) : extensi abnormal (tangan
satu atau keduanya extensi di
sisi tubuh, dengan jari
mengepal & kaki extensi saat
diberi rangsang nyeri).
(1) : tidak ada respon
Stupor
(soporo
koma),
yaitu
keadaan seperti
tertidur
lelap,
tetapi ada
respon terhadap nyeri.
Coma (comatose), yaitu tidak bisa
dibangunkan,
tidak
ada
respon
terhadap
rangsangan
apapun
(tidak
ada
respon
kornea
maupun
reflek
muntah, mungkin juga tidak ada
respon pupil terhadap cahaya).
Jika aliran darah baik ke daerah kuku, warna kuku kembali normal
kurang
dari
2
detik
CRT memanjang (> 2 detik) pada.
1. Dehidrasi (hipovolumia)
2. Syok
3. Peripheral vascula disease
4. Hipotermia
CRT memanjang utama ditemukan pada pasien yang mengalami
keadaan hipovolumia (dehidrasi,syok), dan bisa terjadi pada pasien
yang hipervolumia yang perjalanan selanjutnya mengalami
ekstravasasi cairan dan penurunan cardiac output dan jatuh pada
keadaan
syok
(Dugdale, David C. 2009. Capillary Nail Test. Medlineplus.)
12.
Suhu Aksila
Suhu aksila adalah suhu tubuh yang berasal dari ketiak. Suhu
aksila biasanya 0,3C s.d. 0,6C lebih rendah daripada suhu oral.
13.
Asidosis Metabolik
Penyakit yang disebabkan keasaman berlebihan pada tubuh
penderita. Dan hal ini ditandaai dengan rendahnya kadar bikarbinat
dalam darah.
1) Asidosis diabetik (juga disebut ketoasidosis diabetik) terjadi
ketika zat bersifat asam yang disebut keton menumpuk dalam
darah karena diabetes yang tidak terkontrol.
2) Asidosis
hiperkloremik,
disebabkan
oleh
kehilangan natrium bikarbonat terlalu banyak dari tubuh,
biasanya karena diare berat.
3) Asidosis laktik, penumpukan asam laktat yang mungkin
disebabkan oleh alkohol, kanker, olahraga berat, dll.
4) Asidosis tubulus renalis (distal atau proksimal), karena penyakit
ginja
Asidosis tubulus renalis proksimal (tipe II) adalah kondisi yang
terjadi ketika bikarbonat tidak diserap dengan benar oleh sistem
penyaringan ginjal, menyebabkan asam menumpuk di cairan
tubuh, terutama darah. Ini adalah jenis asidosis tubulus
renalis yang kurang umum daripada tipe I yang umumnya terjadi
pada bayi, dan dapat menghilang sendiri.
Penyebab kondisi ini meliputi: sistinosis (cystinosis), obat-obatan
kemoterapi,
antibiotik
aminoglikosida, sindrom
Fanconi,
intoleransi
fruktosa,
myeloma,
hiperparatiroidisme
primer, sindrom
Sjogren, penyakit
Wilson dan
kekurangan
vitamin D.
Asidosis tubulus renalis distal (tipe I) disebabkan oleh cacat
dalam tabung ginjal sehingga asam tidak cukup dilepaskan ke
dalam urin, menyebabkan penumpukan asam dalam aliran
darah. Penyebab kondisi ini termasuk: amiloidosis, penyakit
Renal
Replacement
Therapy.
13.
Peretonial Dialisi
14.
Klasifikasi PGK
15.
16.
Asuhan Keperawatan
Pathway/Patofisiologi Penyakit Ginjal Kronik