Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DIABETIC ULCER
ke
usus
kecil.
Enzim-enzim
pencernaan
berkontribusi
pada
pemecahan dari karbohidrat, lemak dan protein yang hadir di paruh makanan
yang dicerna.
Bagian-bagian Pankreas
1. Kepala Pankreas yang paling lebar, terletak disebelah kanan rongga
abdomen dan didalam lekukan duodenum.
2. Badan Pankreas merupakan bagian utama pada organ tersebut, letaknya di
belakang lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama.
3. Ekor Pankreas adalah bagian yang runcing disebelah kiri, dan sebenarnya
menyetuh limpa.
Fungsi Pankreas
2. Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana
mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin
juga merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan
menyimpannya di dalam sel-selnya.
Hormon Yang Dihasilkan Oleh Pankreas :
1. Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah
2. Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah
3. Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon
lainnya (insulin dan glukagon).
2. Definisi Diabetic Ulcer
- Ulkus Diabetik merupakan komplikasi kronik dari Diabetes Melllitus sebagai
sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita Diabetes.
Kadar LDL yang tinggi memainkan peranan penting untuk terjadinya ulkus
diabetic melalui pembentukan plak atherosklerosis pada dinding pembuluh
-
3. Patofisiologi
Penyakit diabetes membuat gangguan/ komplikasi melalui kerusakan pada
pembuluh darah di seluruh tubuh, disebut angiopati diabetik. Penyakit ini berjalan
kronis dan
terbagi dua
yaitu gangguan
pada pembuluh
darah besar
sentral biasanya lebih besar dibanding pintu masuknya, dikelilingi kalus keras dan
tebal. Awalnya proses pembentukan ulkus berhubungan dengan hiperglikemia
yang berefek terhadap saraf perifer, kolagen, keratin dan suplai vaskuler. Dengan
adanya tekanan mekanik terbentuk keratin keras pada daerah kaki yang
mengalami beban terbesar. Neuropati sensoris perifer memungkinkan terjadinya
trauma berulang mengakibatkan terjadinya kerusakan jaringan dibawah area
kalus. Selanjutnya terbentuk kavitas yang membesar dan akhirnya ruptur sampai
permukaan kulit menimbulkan ulkus. Adanya iskemia dan penyembuhan luka
abnormal manghalangi resolusi. Mikroorganisme yang masuk mengadakan
kolonisasi didaerah ini. Drainase yang inadekuat menimbulkan closed space
infection. Akhirnya sebagai konsekuensi sistem imun yang abnormal , bakteria
sulit dibersihkan dan infeksi menyebar ke jaringan sekitarnya. (Anonim 2009)
4. Patoflow
Defisiensi insulin
Glukagon
Glukoneogenesis
Penurunan
pemakaian
Protein
BUN
Nitrogen
urine
Hiperglikemia
Glycosuria
Osmotic diuresis
Ketonamia
Kekurangan
Dehidrasi
Asidosis
pH
volume cairan
Hemokonsentrasi
mual muntah
Koma
kematian
Thrombosis
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Aterosklerosis
Makrovaskuler
Mikrovaskuler
kelemahan
Jantung
Infark
Serebral
Ekstermitas
luka
Stroke
Gangrene
kematian
Kerusakan
Retinopati
Nefropati
diabetic
Gangguan
Gagal
penglihatan
ginjal
Resiko injury
integritas
Gangguan
gambar diri
Ginjal
Resiko
infeksi
miokard
Amputasi
Retina
jaringan kulit
Ganggua
n
persepsi
sensori
6. Pemeriksaan diagnostic
- Glukosa darah puasa (fasting blood glucose)
adalah pemeriksaan gula darah terhadap seseorang yang telah dipuasakan
semalaman. Biasanya orang tersebut disuruh makan malam terakhir pada
pukul 22.00; dan keesokan paginya sebelum ia makan apa-apa, dilakukan
pemeriksaan darah. Nilai normal untuk dewasa adalah 70-110 mg/dL.
Seseorang dinyatakan diabetes melitus apabila kadar glukosa darah
puasanya lebih dari 126 mg/dL. Sedangkan kadar glukosa darah puasa di
antara 110 dan 126 mg/dL menunjukkan gangguan pada toleransi glukosa,
yang perlu diwaspadai dapat berkembang menjadi diabetes melitus di masa
-
mendatang.
Glukosa darah sewaktu atau glukosa darah 2 jam postprandial (2 jam setelah
makan)
adalah pemeriksaan gula darah terhadap seseorang yang tidak dipuasakan
terlebih dahulu. Perbedaannya adalah untuk skrining atau pemeriksaan
penyaring, biasanya diperiksa glukosa darah sewaktu. Tanpa ditanya apa-apa
atau disuruh apa-apa, glukosa darah langsung diperiksa. Sedangkan untuk
keperluan
diagnostik,
dilakukan
pemeriksaan
glukosa
darah
jam
Pemeriksaan darah
Lekositosis mungkin menandakan adanya abses atau infeksi lainnya pada
kaki. Penyembuhan luka dihambat oleh adanya anemia. Adanya insufisiensi
arterial yang telah ada, keadaan anemia menimbulkan nyeri saat istirahat.
Glycosylated hemoglobin (HbA1c)
adalah pemeriksaan penunjang diabetes melitus yang ditujukan untuk menilai
kontrol glikemik seorang pasien. HbA1c adalah salah satu fraksi hemoglobin
(bagian sel darah merah) yang berikatan dengan glukosa secara enzimatik.
HbA1c ini menunjukkan kadar glukosa dalam 3 bulan terakhir, karena sesuai
dengan umur eritrosit (sel darah merah) yaitu 90-120 hari. Nilai HbA1c yang
baik adalah 4-6%. Nilai 6-8% menunjukkan kontrol glikemik sedang; dan lebih
dari 8%-10% menunjukkan kontrol yang buruk. Pemeriksaan ini penting untuk
menilai kepatuhan seorang pasien diabetes dalam berobat. Bisa saja seorang
pasien yang sudah tahu akan diperiksa glukosa darahnya melakukan
olahraga ekstra keras atau menjaga makanannya dengan hati-hati agar saat
diperiksa glukosa darah sewaktunya memberi hasil yang normal; namun
dengan pemeriksaan HbA1c, semua itu tidak bisa dibohongi. Kepatuhan
pasien dalam 3 bulan terakhir terlihat dari tinggi rendahnya kadar HbA1c.
Selain itu, HbA1c juga dapat meramalkan perjalanan penyakit, apakah pasien
berpeluang besar mengalami komplikasi atau tidak; berdasarkan kadar
kontrol glikemiknya.
7. Penatalaksanaan Medis
- Debridement
Debridement menjadi salah satu tindakan yang terpenting dalam perawatan
luka. Debridement adalah suatu tindakan untuk membuang jaringan nekrosis,
callus dan jaringan fibrotik. Jaringan mati yang dibuang sekitar 2-3 mm dari
tepi luka ke jaringan sehat. Debridement meningkatkan pengeluaran faktor
pertumbuhan yang membantu proses penyembuhan luka
Metode debridement yang sering dilakukan yaitu surgical (sharp), autolitik,
enzimatik, kimia, mekanis dan biologis. Metode surgical, autolitik dan kimia
hanya membuang jaringan nekrosis (debridement selektif), sedangkan
metode
mekanis
membuang
jaringan
nekrosis
dan
jaringan
hidup
Offloading
Offloading adalah pengurangan tekanan pada ulkus, menjadi salah satu
komponen penanganan ulkus diabetes. Ulserasi biasanya terjadi pada area
telapak kaki yang mendapat tekanan tinggi. Bed rest merupakan satu cara
yang ideal untuk mengurangi tekanan tetapi sulit untuk dilakukan Total
Contact Casting (TCC) merupakan metode offloading yang paling efektif. TCC
dibuat dari gips yang dibentuk secara khusus untuk menyebarkan beban
pasien keluar dari area ulkus. Metode ini memungkinkan penderita untuk
berjalan selama perawatan dan bermanfaat untuk mengontrol adanya edema
8. Promotif
Peningkatan populasi penderita diabetes mellitus (DM), berdampak pada
peningkatan kejadian ulkus kaki diabetik sebagai komplikasi kronis DM, dimana
sebanyak 15-25% penderita DM akan mengalami ulkus kaki diabetik di dalam
hidup mereka (Singh dkk., 2005). Di Amerika Serikat, Huang dkk. (2009)
memproyeksikan jumlah penyandang DM dalam 25 tahun ke depan (antara tahun
2009-2034) akan meningkat 2 kali lipat dari 23,7 juta menjadi 44,1 juta,
DI Indonesia, berdasarkan laporan Riskesdas 2007 yang dikeluarkan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik
Indonesia, prevalensi nasional penyakit DM adalah 1,1% (Riskesdas, 2007).
Indonesia kini telah menduduki rangking keempat jumlah penyandang DM
terbanyak setelah Amerika Serikat, China dan India. Berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistik (BPS) jumlah penyadang diabetes pada tahun 2003 sebanyak
13,7 juta orang dan berdasarkan pola pertambahan penduduk diperkirakan pada
2030 akan ada 20,1 juta penyandang DM dengan tingkat prevalensi 14,7 persen
untuk daerah urban dan 7,2 persen di rural. Organisasi Kesehatan Dunia (World
Health Organisation, WHO) memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di
Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun
2030 (Pusat Data dan Informasi PERSI, 2012).
Berdasarkan data tersebut, para penderita sebaiknya menerapkan pola hidup
sehat mulai saat ini dengan cara sebagai berikut :
-
ada
Perawatan kaki secara berkala
Kemampuan mengenal dan menghadapi keadaan sakit akut dengan tepat
Keterampilan mengatasi masalah sederhana dan bergabung dengan
kelompok penyandang diabetes, serta mengajak keluarga untuk mengerti
9. Preventif
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan antara lain:
-
pengukuran tersebut adalah berada pada rentang antara 70 s.d 120 mg/dl.
Olahraga dan latihan
Penderita diabetes disarankan untuk melakukan olahraga secara teratur
dengan cara bertahap sesuai dengan kemampuan. Olahraga yang ideal
adalah yang bersifat aerobik seperti jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang,
dan lain sebagainya. Olahraga aerobik ini paling tidak dilakukan selama 30-40
menit didahului dengan pemanasan 5-10 menit dan diakhiri pendinginan
antara 5-10 menit. Latihan ini dapat dilakukan sebanyak 3 kali seminggu.
Seiring dengan tingkat kebugaran tubuh yang meningkat, maka durasi latihan
dapat dinaikkan maksimal sampai dengan 3 jam. Olah raga akan
memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam
tubuh penderita. Selain itu juga para diabetisi dapat melakukan olahraga
dengan cara berjalan kaki selama 30 menit. Kegiatan ini membantu untuk
mengontrol kadar gula dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam
-
darah.
Pengukuran tekanan darah dan kadar kolesterol secara teratur
Diabetisi harus melakukan pengukuran tekanan darah secara teratur guna
untuk mengantisipasi terjadinya komplikasi stroke akibat hipertensi. Begitu
pula dengan kadar kolesterol yang tinggi merupakan resiko tinggi terjadinya
atherosklerosis.
Melakukan perawatan kaki secara berkala
Cuci kaki setiap hari dengan sabun yang lembut. Rendamlah kaki pada air
hangat dengan suhu 37 sampai 38 C selama tiga sampai lima menit, lalu
basuhlah dengan sabun yang lembut. Penderita diabetes dengan neuropati
seringkali kurang sensitif terhadap suhu. Potonglah kuku-kuku di jari kaki
dengan hati-hati. Olesi kaki dengan krim pelembab agar tidak retak, terutama
pada ruang di antara jari kaki. Gunakan alas kaki. Jangan berjalan tanpa alas
kaki. Gunakan sandal atau sepatu yang tidak terlalu longgar atau sempit,
diabetes
untuk
mempelajari
bagaimana hasilnya.
10. Kuratif
- Pengobatan yang teratur
Penderita Diabetis harus minum obat yang diberikan oleh dokter secara
teratur, dan jangan sampai terlewatkan. Selain itu, tidak diperkenankan untuk
menambah atau mengurangi dosis obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu
dengan dokter. Untuk para diabetisi yang mendapatkan terapi insulin secara
berlanjut, mereka diharapkan dapat melakukan penyuntikan secara mandiri.
Bila tidak dapat melakukannya, dapat minta pertolongan kepada tenaga
kesehatan atau kader kesehatan yang ada di sekitar tempat tinggalnya.
Pastikan sebelum memberikan obat terutama jika mendapatkan suntikan
insulin, makanan yang akan dimakan oleh diabetisi sudah siap saji maksimal
30 menit sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah resiko terjadinya
hipoglikemia atau kadar glukosa darah yang tiba-tiba turun. Selain itu,
monitoring dari efek samping obat yang diminum oleh penderita juga harus
dilakukan. Hal ini dapat dilakukan oleh penderita sendiri dan dibantu oleh
anggota keluarga yang tinggal bersamanya. Jika terdapat tanda dan gejala
-