Vous êtes sur la page 1sur 16

TUGAS RESUME MATA KULIAH KALKULUS II

BAB 5 SUB BAB 5.1 DAN 5.2

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3

NAMA: 1. RIDWAN (13221065)


2. RODIATUN (13221069)
3. SANTI TRI WAHYUNI (13221071)
4. SELI AGUSTINA (13221073)
5. TIARA INDAH SARI (13221081)
6. ZARA RUSDIANA (13221089)
KELAS: MATEMATIKA 2
DOSEN PEMBIMBING: M. WIN AFGANI, S.Si., M.Pd

IAIN RADEN FATAH PALEMBANG


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
2014

SUB BAB 5.1


ANTI TURUNAN (INTEGRAL TAK-TENTU)
Integral didefinisikan sebagai invers diferensial atau anti turunan. Berdasarkan
jenisnya, integral dibagi atas dua bagian yaitu integral tak-tentu dan integral tentu.
Definisi
Integral tak-tentu adalah integral yang tidak memiliki syarat batas atas dan batas
bawah sehingga hasil akhirnya masih berbentuk suatu fungsi dengan ditambahkan
faktor konstanta (tetapan integral).
5
CONTOH 1 Carilah suatu anti turunan dari fungsi f(x) = 6 x pada (- , ).

Penyelesaian Kita cari fungsi F yang memenuhi F'(x) = 6 x


x

dapatkan bahwa F(x) =

14

12

10

x
-2

-1.5

-1

-0.5

0.5

-2

-4

untuk semua x riil. Kita

merupakan fungsi yang memenuhi persamaan tersebut.

GAMBAR 1
y

-2.5

1.5

2.5

Pada contoh 1 tersebut fungsi F(x) =

ini juga adalah suatu anti turunan dari f(x) = 6 x


gambar 1 pada kenyataannya F(x) =

x6

+ 6 juga memenuhi F'(x) = 6 x


5

. Seperti yang diperlihatkan pada

+ C, dengan C konstanta sebarang adalah

5
suatu anti turunan dari 6 x pada (- , ).

Menurut teorema pada turunan yang menyatakan bahwa dua fungsi dengan
turunan sama hanya berbeda dalam konstanta, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
jika suatu fungsi f mempunyai suatu anti turunan, ia akan mempunyai keseluruhan
famili dan setiap anggota dari famili ini dapat diperoleh dari salah satu di antara mereka
dengan jalan menambahkan suatu konstanta yang cocok. Famili fungsi ini kita namakan
anti turunan umum dari f.
CONTOH 2 Carilah anti turunan umum dari f(x) =

x 4 pada (- , ).

Penyelesaian Jika anti turunan umumnya adalah fungsi F(x) =

jawaban tersebut belum tepat, sebab turunan dari fungsi tersebut adalah
F(x) =

1
5

x5

5x

. Tetapi

merupakan jawaban yang tepat karena memenuhi F'(x) = 5

x 51 =x 4 , sehingga anti turunan umumnya adalah

1
5

Operasi pencarian anti turunan dapat dilambangkan dengan


4

A x ( x )=

1
5

x 5+C .

Selain lambang

1
5

x 5+C .

A. Notasi untuk Anti Turunan

berikut

maka pilihan

Ax

Ax

seperti

ada pula notasi Leibniz

yang lebih sering digunakan. Leibniz memakai lambang ... dx seperti dicontohkan
1
4
5
4
5
x dx=
x +C dan 5 x dx=x + C.
berikut
5

Teorema A
(Aturan Pangkat). Jika r adalah sebarang bilangan rasional kecuali -1, maka:
r+1

x r dx rx+1 +C

f ( x ) dx=F ( x ) +C

Bukti Untuk mengembangkan suatu hasil berbentuk


cukup
Dx

dengan

membuktikan

Dx [ F ( x )+C ] =f ( x ) .

Dalam

kasus

adalah
kita

[ ]

x r +1
1 (
=
r +1 ) x r =x r .
r +1 r+ 1

Kita akan membuat dua komentar mengenai Teorema A. Pertama,


dimaksudkan untuk mencakup kasus r = 0, yakni:

1 dx=x +C
Kedua, karena selang I tidak dirinci, maka kesimpulan sahih untuk sebarang selang
r
pada mana x terdefinisi. Secara khusus, kita harus mengecualikan selang yang
mengandung titik asal jika r < 0. Pengertian yang serupa berlaku dalam hal-hal
berikutnya.
4

CONTOH 3 Cari anti turunan yang umum dari f(x) =


4

Penyelesaian

+1

x3
x3
3 7 /3
4 /3
x dx=
+C= +C= x +C
4
7
7
+1
3
3

CONTOH 4 Cari anti turunan yang umum dari f(x) =


3
3/ 4

x
Penyelesaian

x3 .

+1

3
4

x4
x4
dx=
+C= +C=4 x 1/ 4 +C
3
1
+1
4
4

Dari dua contoh di atas terlihat bahwa untuk anti penurunan suatu pangkat dari x
kita perbesar pangkatnya dengan 1 dan membaginya dengan pangkat yang baru.

Teorema B
sin x dx = - cos x + C

cos x dx = sin x + C

x
cos =sin x dan

x
Bukti Ringkasnya ingat bahwa
sin =cos x .
Dx
Dengan mengikuti Leibniz kita sering kali akan memakai istilah integral tak
tentu sebagai ganti anti turunan. Dalam f(x) dx, disebut tanda integral dan f(x)
disebut integran. Jadi, kita mengintegralkan integran dan karena itu mendapatkan
integral tak tentu.
B. Integral Tak-Tentu adalah Linier
Teorema C
Andaikan f dan g mempunyai antiturunan (integral tak-tentu) dan andaikan k
suatu konstanta, maka:
k f(x)dx = k f(x) dx,
[f(x) + g(x)] = f(x) + g(x) dx,dan
[f(x) - g(x)] = f(x) - g(x)dx

(i)
(ii)
(iii)

Bukti Untuk memperlihatkan (i) dan (ii), kita cukup mendiferensiasikan ruas kanan
dan mengamati bahwa kita memperoleh integran dari ruas kiri.
D x [ k f ( x ) dx ]=k D x f ( x ) dx=kf ( x)

D X [ f ( x ) dx+ g ( x ) dx ] D x f ( x ) dx + Dx g ( x ) dx=f ( x ) + g ( x )
Sifat (iii) mengikuti (i) dan (ii).
CONTOH 5 Dengan menggunakan kelinearan integral, hitunglah:
a.

( 3 x 2+ 4 x ) dx

b.

(u 3u+ 14 ) du

c.

1
+ t
2
t
( )dt

3
2

Penyelesaian
a.

( 3 x 2+ 4 x ) dx= 3 x 2 dx+ 4 x dx
2

3 x dx +4 x dx

2+1

1+1

(
) (
)
x
x
3 ( +C ) +4 ( +C )
3
2
x
x
+C 1 + 4
+C
2+1
1+1 2

x +2 x +(3 C1 + 4 C 2)
x3 +2 x 2+ C
b.

u 3/ 23 u+14
du= u3 /2 du3 u du+ 14 u0 du
3

+1

u2
u 1+1
u0+1

3
+14
+C
3
1+1
0+ 1
+1
2
2 5 /2 3 2
u u +14 u+ C
5
2
1

t 2 +t 2
c.

( t1 + t ) dt= dt
2

2+1

1
+1
2

t
t
+
+C
2+1 1
+1
2

1 2 3 /2
+ t +C
t 3
C. Aturan Pangkat yang Diperumum
Jika u = g(x) adalah suatu fungsi yang dapat didiferensialkan dan r suatu
bilangan rasional ( r 1 , maka:

[ ]
r +1

u
r +1

Dx

ur Dxu

Atau dalam cara penulisan fungsional,


Dx

g(x )r+1
r +1

[ g(x) ]

g, (x)

Teorema D
(Aturan pangkat yang diperumum) Andaikan g suatu fungsi yang dapat
diferensialkan dan r suatu bilangan rasional yang bukan -1. Maka:

[ g(x) ] . g, (x) dx =

g ( x)r +1
r+ 1

+C

CONTOH 6 Hitunglah hasil dari:

(x 4 +3 x)30 ( 4 x 3+ 3 ) dx

a.

b.

sin10 x cos x dx

Penyelesaian
a. Andaikan g(x) =

x 4 +3 x , maka g(x) = 4 x 3 +3 , jadi menurut Teorema D

(x 4 +3 x)30 ( 4 x 3+ 3 ) dx

[g ( x ) ]30 g' ( x ) dx

g (x)

30+1

31

( x +3 x)
+C
31

b. Andaikan g(x) = sin x, maka g(x) = cos x. Jadi,


sin10 x cos x dx= [g ( x ) ]10 g' ( x ) dx
g (x)

10+1

sin 11 x

+C
11
CONTOH 7 Hitunglah hasil dari:
3

a.

x +6x

b.

( x2 + 4)10 x dx

c.

2
x2
( 2 +3) x2 dx

Penyelesaian
a. Andaikan

u =

x +6x ,

maka

du =

( 3 x 2+6 ) dx .

Sehingga

( 6 x 2+ 12 ) dx=2 ( x 3+ 6 x dx=2 du , dengan demikian:


x3 +6 x

2
5 ( 6 x +12 ) dx

2 u du
5+1

2[

u
+C]
5+1

u6
+2 C
3

( x 3+ 6 x )6
+K
3

Ada dua hal yang harus diperhatikan mengenai penyelesaian tersebut. Pertama
2
kenyataannya bahwa ( 6 x + 12 ) dx adalah 2 du tidak menimbulkan masalah
dalam penyelesaian soal tersebut. Faktor 2 dapat dipindahkan ke depan tanda
integral karena sifat kelinearan berlaku. Kedua, diperoleh hasil dengan suatu
konstanta sebarang 2C. Ini masih tetap suatu konstanta sebarang, kita sebut
sebagai K.
b. Andaikan u =

x 2+ 4 maka du = 2x dx. Jadi,


1

(x2 + 4)10 x dx=( x 2 +4 )10 2 2 x dx

1
u 10 du

1 u10+1
(
+C )
2 10+1
11

u
C
+
22 2
11

( x2 + 4 )
22

+K

c. Andaikan u = x2/2 + 3, maka du = x dx. Metode yang dipaparkan dalam (a) dan
(b) gagal karena x2 dx = x(x dx) = x du, dan x tidak dapat dipindahkan ke depan
tanda integral (hal itu hanya dapat dilakukan untuk suatu faktor konstanta).
Namun, kita dapat menguraikan integran dengan menggunakan aljabar biasa
dan kemudian menggunakan aturan pangkat.
x2

+3
2

( )

x 2 dx =

x
+3 x 2 +9
4

x
28

x6
+ 3 x 4+ 9 x2
4

3x
5

) x dx
2

x2 dx

dx

1 x6 +1
x 4+1
x 2+1
+3
+9
4 6+1
4+1
2+1

x4
+3 x 2 +9
4

3
+ 3x

)
+C

SUB BAB 5.2


PENGANTAR UNTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL
Sebelumnya telah kita pelajari bahwa cara mengintegralkan (anti penurunan)
suatu fungsi f untuk memperoleh suatu fungsi yang baru F yaitu dapat dituliskan:

f ( x ) dx=F ( x ) +C

dan ini adalah benar, asalkan F(x) = f(x). Dalam bahasa diferensial, F(x) = f(x) setara
dengan dF(x) = f( x ) dx. Sehingga kita dapat memandang rumus dalam kotak sebagai:

dF ( x ) =F ( x )+ C

Dari tinjauan ini, kita mengintegralkan diferensial suatu fungsi untuk memperoleh
fungsi tersebut (tambah suatu konstanta).
A. Apakah Persamaan Diferensial itu?

Contoh 1 Cari Persamaan xy dari kurva yang melalui titik (-1,2) dan yang
kemiringannya pada setiap titik pada kurva sama dengan dua kali absis (koodinat
-x) titik itu.
Penyelesaian Kondisi yang harus berlaku disetiap titik (x,y) pada kurva adalah:
dy
=2 x
dx
Kita mencari suatu fungsi y = f(x) yang memenuhi persamaan ini dan kondisi
tambahan bahwa y = 2 bilamana x = -1. Dalam hal ini kita akan menggunakan 2
metode yaitu sebagai berikut:
Metode pertama bila mana persamaan berbentuk dy/dx = g(x), kita amati bahwa y
harus berupa suatu anti turunan dari g(x), yakni
y= g ( x ) dx
Dalam kasus yang kita temui:
2

y= 2 x dx =x +c

Metode kedua pikirkan dy/dx sebagai suatu hasil bagi dua diferensial. Bilamana
kedua ruas dari dy/dx = 2x dikalikan dengan dx, diperoleh:
y=2 x dx
Selanjutnya kedua ruas diintegralkan dan disederhanakan.

dy = 2 x dx
y +C1 =x2 +C 2
y=x 2 +C2 C1
2

y=x +C
Seperti yang kita lihat, metode yang kedua berhasil dalam aneka rupa masalah .
Hasil

y=x 2 +c

mewakili family kurva yang digambarkan pada gambar 1. Dari

family ini, kita harus memilih salah satu yang memenuhi y = 2 untuk x = -1;
sehingga kita inginkan
2=(1)2 +C
Kita simpulkan bahwa C = 1 dan bahawa

y=x 2 +C

Gambar 1

C=2

C=1
C=0
C = -1

10

C = -2

y=x +C
x
-2.5

-2

-1.5

-1

-0.5

0.5

1.5

2.5

-2

(-1,2)

Persamaan dy/dx = 2x disebut suatu persamaan diferensial. Contoh lain


persamaan diferensial adalah:
dy
=2 xy +sin x
dx
y dy=( x 3 +1 ) dx

d2 y
dy
+ 3 2 xy=0
2
dx
dx
Sebarang persamaan dengan yang tidak diketahui berupa suatu fungsi dan
yang mencangkup turunan (diferensial) dari fungsi yang tidak diketahui ini disebut
Persamaan Diferensial. Menyelesaikan suatu persamaan diferensial adalah mencari
fungsi yang tidak diketahui.
B. Pemisahan Variabel
Perhatikan persamaan diferensial. Jika kedua ruas kita kalikan dengan y2 dx,
kita peroleh:
y

dy = (x + 3x2)

Dalam bentuk ini, persamaan diferensial mempunyai varabel-variabel terpisah,


yakni suku-suku y berada pada satu ruas dari permukaan dan suku-suku x pada ruas
yang lainnya. Dalam bentuk terpisah, kita dapat menyelesaikannya.
Contoh 2 Selesaikan persamaan diferensial di bawah ini!
dy x +3 x2
=
dx
y2
Kemudian cari penyelesaian bilamana x = 0 nilai y = 6
Penyelesaian Seperti telah dicatat sebelumnya persamaan yang diberikan setara
terhadap:
y 2 dy=( x +3 x2 ) dx
Jadi,

y 2 dy= ( x +3 x 2) dx
2

y
+C
3
y

x
2

3 x2
= 2 +3 x

+ x3 + C 2

+ (3C2 3C2)

3 x2
= 2 + 3x

y=

3 x2
+3 x
2

+C

+C

untuk menghitung konstanta C maka kita gunakan syarat y = 6 bilaman x = 0. Ini


memberikan:

6=

3 C

216 = C
Jadi,

y=

3 x2
+3 x 3+ 216
2

Untuk memeriksa pekerjaan ini, kita substitusikan hasil ini pada kedua ruas
dari persamaan diferensial yang semula untuk melihat bahwa ini memberikan suatu
kesamaan. Kita juga memeriksa bahwa y = 6 ketika x = 0.
Dengan mensubstitusikan dalam ruas kiri diperoleh:
2 /3
dy 1 3 x 2
= (
+ 3 x 3 +216) (3 x+ 9 x2 )
dx 3 2

x +3 x

2
2/ 3

3 2
3
( x +3 x +216)
2

Seperti yang diharapkan, kedua persamaan tersebut sama. Bilamana x = 0, kita


mempunyai:
y=

3 02
+3 0 3+ 216=3 216=6
2

Jadi, y = 6 apabila x = 0, seperti yang diharapkan.


C. Masalah Gerak
Jika kita mengetahui bahwa s(t), v(t), dan a(t) adalah suatu posisi,
kecepatan, dan percepatan, karena pada saat t dari suatu benda yang bergerak
sepanjang suatu garis koordinat, maka:
v(t) = s(t) =

a(t) = v(t) =

dv
dt

ds
dt

d2s
dt 2

Jika kita menganggap bahwa s(t) itu diketahui, maka dari


menghitung v(t) dan a(t).

inilah kita bisa

CONTOH 3 Dekat permukaan bumi, percepatan benda jatuh karena gravitasi


adalah 32 kaki per detik kuadrat, asalkan kita menganggap bahwa hambatana udara
dapat diabaikan. Jika suatu benda dilempar ke atas dari suatu ketinggian 1.000 kaki
dengan kecepatan 50 kaki per detik, carilah kecepatan dan tingginya 4 detik
kemudian!

Gambar 2

1.000
dv
dt

32

v=

= -32

dt = -32 + c

Karena v = 50 pada t = 0, C = 50 sehingga,


v = -32 + 50

Jika v =

ds
dt

sehingga kita mempunyai persamaan diferensial yang lain,


ds
dt

= -32t + 50

Dan jika kita integralkan, dapat diperoleh:


s=

(32t +50 ) dt

s = -16t2 + 50t + K
Karena s = 1000 pada t = 0, K = 1000 dan,
s = -16t2 + 50t + 1000
Akhirnya pada t = 4,
v = -32(4) + 50 = -78 kaki per detik
s = -16(4)2 + 50(4) + 1000 = 944 kaki
CONTOH 4 Jika percepatan suatu objek yang bergerak sepanjang suatu garis
koordinat yang diberikan oleh a(t) = (2t + 3)-3 dalam meter per detik. Jika kecepatan
pada t = 0 adalah 4 meter per detik, berapa kecepatan 2 detik kemudian?
Penyelesaian
dv
dt

= (2t + 3)-3

2 t +3
dt

( 2 t+3 )3 dt= 12 3 2 du

v=

1 ( 2 t+3 )2
2
2

+C=

1
4 ( 2 t+3 ) 2

1
4 ( 3) 2

+C

+C

Karena y = 4 pada saat t = 0


4=-

Yang memberikan C =

145
36 , sehingga:

v=-

Pada t = 2 maka v = -

1
4( 49)

1
4 ( 2 t+3 ) 2

145
36

145
4, 023
meter per detik.
36

HUKUM-HUKUM UNTUK ANTI TURUNAN


Hukum1.

0 dx=C

Hukum 2.

1 dx=x +C

Hukum 3.

ax dx=ax +C

Hukum 4.

x r dx=

r +1

x
+C
r +1

untuk sebarang bilangan rasional

r+1

dari fakta bahwa

( )

x
Dx
=xr
r +1

untuk

r 1

Hukum 5.

a f ( x ) dx=a f ( x ) dx

Hukum 6.

[f ( x)+ g ( x)]

f ( x)dx + g( x)dx

[f (x)g(x)]

f ( x)dx g(x )dx

Hukum 7.

r 1 , diperoleh

Hukum 8.

[ g(x) ] .

g ( x)r +1
g (x) dx =
r+ 1
,

+ C untuk sebarang bilangan

rasional r 1.
Hukum 9.

f ( g ( x ) ) g' ( x ) dx= f ( u ) du

Referensi Buku
Anwar, Ubaidillah. 1999. Kalkulus I. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Frank Ayres, JR Elliot Mandelson. 2006. Kalkulus. Jakarta: Erlangga.
J. Purcell, Edwin dkk. 2003. Kalkulus Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Vous aimerez peut-être aussi