Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
14
12
10
x
-2
-1.5
-1
-0.5
0.5
-2
-4
GAMBAR 1
y
-2.5
1.5
2.5
x6
5
suatu anti turunan dari 6 x pada (- , ).
Menurut teorema pada turunan yang menyatakan bahwa dua fungsi dengan
turunan sama hanya berbeda dalam konstanta, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
jika suatu fungsi f mempunyai suatu anti turunan, ia akan mempunyai keseluruhan
famili dan setiap anggota dari famili ini dapat diperoleh dari salah satu di antara mereka
dengan jalan menambahkan suatu konstanta yang cocok. Famili fungsi ini kita namakan
anti turunan umum dari f.
CONTOH 2 Carilah anti turunan umum dari f(x) =
x 4 pada (- , ).
jawaban tersebut belum tepat, sebab turunan dari fungsi tersebut adalah
F(x) =
1
5
x5
5x
. Tetapi
1
5
A x ( x )=
1
5
x 5+C .
Selain lambang
1
5
x 5+C .
berikut
maka pilihan
Ax
Ax
seperti
yang lebih sering digunakan. Leibniz memakai lambang ... dx seperti dicontohkan
1
4
5
4
5
x dx=
x +C dan 5 x dx=x + C.
berikut
5
Teorema A
(Aturan Pangkat). Jika r adalah sebarang bilangan rasional kecuali -1, maka:
r+1
x r dx rx+1 +C
f ( x ) dx=F ( x ) +C
dengan
membuktikan
Dx [ F ( x )+C ] =f ( x ) .
Dalam
kasus
adalah
kita
[ ]
x r +1
1 (
=
r +1 ) x r =x r .
r +1 r+ 1
1 dx=x +C
Kedua, karena selang I tidak dirinci, maka kesimpulan sahih untuk sebarang selang
r
pada mana x terdefinisi. Secara khusus, kita harus mengecualikan selang yang
mengandung titik asal jika r < 0. Pengertian yang serupa berlaku dalam hal-hal
berikutnya.
4
Penyelesaian
+1
x3
x3
3 7 /3
4 /3
x dx=
+C= +C= x +C
4
7
7
+1
3
3
x
Penyelesaian
x3 .
+1
3
4
x4
x4
dx=
+C= +C=4 x 1/ 4 +C
3
1
+1
4
4
Dari dua contoh di atas terlihat bahwa untuk anti penurunan suatu pangkat dari x
kita perbesar pangkatnya dengan 1 dan membaginya dengan pangkat yang baru.
Teorema B
sin x dx = - cos x + C
cos x dx = sin x + C
x
cos =sin x dan
x
Bukti Ringkasnya ingat bahwa
sin =cos x .
Dx
Dengan mengikuti Leibniz kita sering kali akan memakai istilah integral tak
tentu sebagai ganti anti turunan. Dalam f(x) dx, disebut tanda integral dan f(x)
disebut integran. Jadi, kita mengintegralkan integran dan karena itu mendapatkan
integral tak tentu.
B. Integral Tak-Tentu adalah Linier
Teorema C
Andaikan f dan g mempunyai antiturunan (integral tak-tentu) dan andaikan k
suatu konstanta, maka:
k f(x)dx = k f(x) dx,
[f(x) + g(x)] = f(x) + g(x) dx,dan
[f(x) - g(x)] = f(x) - g(x)dx
(i)
(ii)
(iii)
Bukti Untuk memperlihatkan (i) dan (ii), kita cukup mendiferensiasikan ruas kanan
dan mengamati bahwa kita memperoleh integran dari ruas kiri.
D x [ k f ( x ) dx ]=k D x f ( x ) dx=kf ( x)
D X [ f ( x ) dx+ g ( x ) dx ] D x f ( x ) dx + Dx g ( x ) dx=f ( x ) + g ( x )
Sifat (iii) mengikuti (i) dan (ii).
CONTOH 5 Dengan menggunakan kelinearan integral, hitunglah:
a.
( 3 x 2+ 4 x ) dx
b.
(u 3u+ 14 ) du
c.
1
+ t
2
t
( )dt
3
2
Penyelesaian
a.
( 3 x 2+ 4 x ) dx= 3 x 2 dx+ 4 x dx
2
3 x dx +4 x dx
2+1
1+1
(
) (
)
x
x
3 ( +C ) +4 ( +C )
3
2
x
x
+C 1 + 4
+C
2+1
1+1 2
x +2 x +(3 C1 + 4 C 2)
x3 +2 x 2+ C
b.
u 3/ 23 u+14
du= u3 /2 du3 u du+ 14 u0 du
3
+1
u2
u 1+1
u0+1
3
+14
+C
3
1+1
0+ 1
+1
2
2 5 /2 3 2
u u +14 u+ C
5
2
1
t 2 +t 2
c.
( t1 + t ) dt= dt
2
2+1
1
+1
2
t
t
+
+C
2+1 1
+1
2
1 2 3 /2
+ t +C
t 3
C. Aturan Pangkat yang Diperumum
Jika u = g(x) adalah suatu fungsi yang dapat didiferensialkan dan r suatu
bilangan rasional ( r 1 , maka:
[ ]
r +1
u
r +1
Dx
ur Dxu
g(x )r+1
r +1
[ g(x) ]
g, (x)
Teorema D
(Aturan pangkat yang diperumum) Andaikan g suatu fungsi yang dapat
diferensialkan dan r suatu bilangan rasional yang bukan -1. Maka:
[ g(x) ] . g, (x) dx =
g ( x)r +1
r+ 1
+C
(x 4 +3 x)30 ( 4 x 3+ 3 ) dx
a.
b.
sin10 x cos x dx
Penyelesaian
a. Andaikan g(x) =
(x 4 +3 x)30 ( 4 x 3+ 3 ) dx
[g ( x ) ]30 g' ( x ) dx
g (x)
30+1
31
( x +3 x)
+C
31
10+1
sin 11 x
+C
11
CONTOH 7 Hitunglah hasil dari:
3
a.
x +6x
b.
( x2 + 4)10 x dx
c.
2
x2
( 2 +3) x2 dx
Penyelesaian
a. Andaikan
u =
x +6x ,
maka
du =
( 3 x 2+6 ) dx .
Sehingga
2
5 ( 6 x +12 ) dx
2 u du
5+1
2[
u
+C]
5+1
u6
+2 C
3
( x 3+ 6 x )6
+K
3
Ada dua hal yang harus diperhatikan mengenai penyelesaian tersebut. Pertama
2
kenyataannya bahwa ( 6 x + 12 ) dx adalah 2 du tidak menimbulkan masalah
dalam penyelesaian soal tersebut. Faktor 2 dapat dipindahkan ke depan tanda
integral karena sifat kelinearan berlaku. Kedua, diperoleh hasil dengan suatu
konstanta sebarang 2C. Ini masih tetap suatu konstanta sebarang, kita sebut
sebagai K.
b. Andaikan u =
1
u 10 du
1 u10+1
(
+C )
2 10+1
11
u
C
+
22 2
11
( x2 + 4 )
22
+K
c. Andaikan u = x2/2 + 3, maka du = x dx. Metode yang dipaparkan dalam (a) dan
(b) gagal karena x2 dx = x(x dx) = x du, dan x tidak dapat dipindahkan ke depan
tanda integral (hal itu hanya dapat dilakukan untuk suatu faktor konstanta).
Namun, kita dapat menguraikan integran dengan menggunakan aljabar biasa
dan kemudian menggunakan aturan pangkat.
x2
+3
2
( )
x 2 dx =
x
+3 x 2 +9
4
x
28
x6
+ 3 x 4+ 9 x2
4
3x
5
) x dx
2
x2 dx
dx
1 x6 +1
x 4+1
x 2+1
+3
+9
4 6+1
4+1
2+1
x4
+3 x 2 +9
4
3
+ 3x
)
+C
f ( x ) dx=F ( x ) +C
dan ini adalah benar, asalkan F(x) = f(x). Dalam bahasa diferensial, F(x) = f(x) setara
dengan dF(x) = f( x ) dx. Sehingga kita dapat memandang rumus dalam kotak sebagai:
dF ( x ) =F ( x )+ C
Dari tinjauan ini, kita mengintegralkan diferensial suatu fungsi untuk memperoleh
fungsi tersebut (tambah suatu konstanta).
A. Apakah Persamaan Diferensial itu?
Contoh 1 Cari Persamaan xy dari kurva yang melalui titik (-1,2) dan yang
kemiringannya pada setiap titik pada kurva sama dengan dua kali absis (koodinat
-x) titik itu.
Penyelesaian Kondisi yang harus berlaku disetiap titik (x,y) pada kurva adalah:
dy
=2 x
dx
Kita mencari suatu fungsi y = f(x) yang memenuhi persamaan ini dan kondisi
tambahan bahwa y = 2 bilamana x = -1. Dalam hal ini kita akan menggunakan 2
metode yaitu sebagai berikut:
Metode pertama bila mana persamaan berbentuk dy/dx = g(x), kita amati bahwa y
harus berupa suatu anti turunan dari g(x), yakni
y= g ( x ) dx
Dalam kasus yang kita temui:
2
y= 2 x dx =x +c
Metode kedua pikirkan dy/dx sebagai suatu hasil bagi dua diferensial. Bilamana
kedua ruas dari dy/dx = 2x dikalikan dengan dx, diperoleh:
y=2 x dx
Selanjutnya kedua ruas diintegralkan dan disederhanakan.
dy = 2 x dx
y +C1 =x2 +C 2
y=x 2 +C2 C1
2
y=x +C
Seperti yang kita lihat, metode yang kedua berhasil dalam aneka rupa masalah .
Hasil
y=x 2 +c
family ini, kita harus memilih salah satu yang memenuhi y = 2 untuk x = -1;
sehingga kita inginkan
2=(1)2 +C
Kita simpulkan bahwa C = 1 dan bahawa
y=x 2 +C
Gambar 1
C=2
C=1
C=0
C = -1
10
C = -2
y=x +C
x
-2.5
-2
-1.5
-1
-0.5
0.5
1.5
2.5
-2
(-1,2)
d2 y
dy
+ 3 2 xy=0
2
dx
dx
Sebarang persamaan dengan yang tidak diketahui berupa suatu fungsi dan
yang mencangkup turunan (diferensial) dari fungsi yang tidak diketahui ini disebut
Persamaan Diferensial. Menyelesaikan suatu persamaan diferensial adalah mencari
fungsi yang tidak diketahui.
B. Pemisahan Variabel
Perhatikan persamaan diferensial. Jika kedua ruas kita kalikan dengan y2 dx,
kita peroleh:
y
dy = (x + 3x2)
y 2 dy= ( x +3 x 2) dx
2
y
+C
3
y
x
2
3 x2
= 2 +3 x
+ x3 + C 2
+ (3C2 3C2)
3 x2
= 2 + 3x
y=
3 x2
+3 x
2
+C
+C
6=
3 C
216 = C
Jadi,
y=
3 x2
+3 x 3+ 216
2
Untuk memeriksa pekerjaan ini, kita substitusikan hasil ini pada kedua ruas
dari persamaan diferensial yang semula untuk melihat bahwa ini memberikan suatu
kesamaan. Kita juga memeriksa bahwa y = 6 ketika x = 0.
Dengan mensubstitusikan dalam ruas kiri diperoleh:
2 /3
dy 1 3 x 2
= (
+ 3 x 3 +216) (3 x+ 9 x2 )
dx 3 2
x +3 x
2
2/ 3
3 2
3
( x +3 x +216)
2
3 02
+3 0 3+ 216=3 216=6
2
a(t) = v(t) =
dv
dt
ds
dt
d2s
dt 2
Gambar 2
1.000
dv
dt
32
v=
= -32
dt = -32 + c
Jika v =
ds
dt
= -32t + 50
(32t +50 ) dt
s = -16t2 + 50t + K
Karena s = 1000 pada t = 0, K = 1000 dan,
s = -16t2 + 50t + 1000
Akhirnya pada t = 4,
v = -32(4) + 50 = -78 kaki per detik
s = -16(4)2 + 50(4) + 1000 = 944 kaki
CONTOH 4 Jika percepatan suatu objek yang bergerak sepanjang suatu garis
koordinat yang diberikan oleh a(t) = (2t + 3)-3 dalam meter per detik. Jika kecepatan
pada t = 0 adalah 4 meter per detik, berapa kecepatan 2 detik kemudian?
Penyelesaian
dv
dt
= (2t + 3)-3
2 t +3
dt
( 2 t+3 )3 dt= 12 3 2 du
v=
1 ( 2 t+3 )2
2
2
+C=
1
4 ( 2 t+3 ) 2
1
4 ( 3) 2
+C
+C
Yang memberikan C =
145
36 , sehingga:
v=-
Pada t = 2 maka v = -
1
4( 49)
1
4 ( 2 t+3 ) 2
145
36
145
4, 023
meter per detik.
36
0 dx=C
Hukum 2.
1 dx=x +C
Hukum 3.
ax dx=ax +C
Hukum 4.
x r dx=
r +1
x
+C
r +1
r+1
( )
x
Dx
=xr
r +1
untuk
r 1
Hukum 5.
a f ( x ) dx=a f ( x ) dx
Hukum 6.
[f ( x)+ g ( x)]
f ( x)dx + g( x)dx
[f (x)g(x)]
Hukum 7.
r 1 , diperoleh
Hukum 8.
[ g(x) ] .
g ( x)r +1
g (x) dx =
r+ 1
,
rasional r 1.
Hukum 9.
f ( g ( x ) ) g' ( x ) dx= f ( u ) du
Referensi Buku
Anwar, Ubaidillah. 1999. Kalkulus I. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Frank Ayres, JR Elliot Mandelson. 2006. Kalkulus. Jakarta: Erlangga.
J. Purcell, Edwin dkk. 2003. Kalkulus Jilid 1. Jakarta: Erlangga.