Vous êtes sur la page 1sur 13

LAPORAN KASUS

Pembimbing
dr. Edihan, Sp. OG

Disusun oleh:
John Justinus

2014-061-034

Sardono Widinugroho

2015-061-046

Bonifasius

2015-061-052

Rr. Gabriela Widyakarin T. K.

2015-061-054

Departmen Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan


Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
2016

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama
Usia
Status
Pekerjaan
Pendidikan
Agama
Alamat
Tanggal masuk RS
Tanggal pemeriksaan

II.

: Ny. N
: 45 tahun
: Sudah menikah
: Ibu rumah tangga
: SMP
: Islam
: Rusun Waduk Pluit
: 15 Februari 2016
: 16 Februari 2016

ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara auto-anamnesa
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kiri bagian bawah sejak 1
tahun SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Rumah Sakit Atma Jaya dengan keluhan nyeri perut
kanan bagian bawah yang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Awalnya
pasien merasakan nyeri hebat saat haid. Semakin lama nyeri dirasakan
semakin memberat terutama saat pasien melakukan aktivitas. Bila nyeri
pasien menghentikan aktivitasnya sehingga nyeri berkurang. Nyeri yang
dirasakan bertambah berat sejak 3 bulan yang lalu dan terasa nyeri saat
istirahat. Pasien juga mengeluhkan adanya perdarahan di luar siklus
menstruasi dan perdarahan haid yang bertambah dari 2 pembalut menjadi
4 pembalut. Pasien juga mengeluhkan belum mempunyai keturunan
setelah 12 tahun menikah.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat diabetes mellitus disangkal
Riwayat alergi disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat trauma disangkal
Riwayat operasi disangkal
Riwayat Haid

Menarche
Siklus menstruasi

: usia 14 tahun
: tidak teratur, panjang siklus 21-28 hari,
lama haid 7 hari, dysmenorrhea (+)
umumnya banyak darah menstruasi sekitar 60
cc (2 kali ganti pembalut), akhir-akhir ini
bertambah menjadi sekitar 120 cc (4 pembalut)
HPHT 3/2/16 selama 5 hari

Riwayat Kontrasepsi
Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah sebanyak 1 kali dan pernikahan dengan suami
yang terakhir sudah berjalan selama 12 tahun.
Riwayat Obstetrik
P0A0

III.

PEMERIKSAAN FISIK (16 Februari 2016)


Keadaan umum
: tampak sakit ringan
Kesadaran
: compos mentis
Status gizi
Berat badan
: 72 kg
Tinggi badan
: 162 cm
Indeks massa tubuh (IMT)
: 27.4 kg/m2 (obesitas I)
Tanda - tanda vital
Tekanan darah : 120 / 80 mmHg
Laju nadi
: 68 kali/menit
Laju napas
: 18 kali/menit
Suhu
: 36,50C
Kepala
Kalvarium
: normocephali, deformitas (-)
Wajah
: tampak simetris
Mata
: konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/ Hidung
: septum terletak di tengah, sekret -/-, darah -/ Mulut
: mukosa oral basah
Telinga
: sekret - / -, darah - / Leher
: pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid (-),
trakea teraba di tengah
Thoraks

Cor
Pulmo
Mammae

Abdomen
Inspeksi

: Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)


: Bunyi napas vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/: Hiperpigmentasi areola -/-, retraksi puting -/-, ASI -/: tampak cembung, lebar, linea nigra -, striae

gravidarum Palpasi
: supel, nyeri tekan (+) di abdomen bawah
Auskultasi : bising usus (+) 6 kali/menit
Ekstremitas
Akral hangat, CRT < 2 detik, edema -/ Refleks fisiologis +/+/+/+, refleks patologis -/-/-/ Pemeriksaan dalam
Rekto-vaginal toucher: teraba massa di bagian dekstra dari cavum uteri

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


USG (16 februari 2016): terlihat dua buah massa yaitu pada bagian uterus
anterior dengan diameter 3,4 cm dan bagian uterus dekstra dengan diameter 2,2 cm.

Laboratorium (15 februari 2016):


Jenis Pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Jumlah leukosit
Jumlah trombosit
Golongan darah/RhFaktor
Waktu perdarahan
Waktu pembekuan
Kimia darah
SGOT
SGPT
Elektrolit
Natrium
Kalium
Kalsium
Klorida
Fungsi Ginjal
Ureum
Kreatinin
Karbohidrat
GDS
Virologi
HbSAg

Hasil

Satuan

13.9
42
6.2
403
A/Rh (+)
3
5

g/dL
%
ribu/L
ribu/L

22
21

U/L
U/L

137
4.33
1.13
109

Mmol/L
Mmol/L
Mmol/L
Mmol/L

24
0.8

Mg/L
Mg/dL

97

Mg/dL

Menit
Menit

(-)

V. RESUME
Ny. N, P0A0, usia 46 tahun, datang ke Rumah Sakit Atma Jaya pada tanggal 15

Januari 2016 dengan keluhan nyeri perut bagian bawah sejak 1 tahun yang lalu.
Pasien merasakan nyeri hebat saat menstruasi, semakin berat apabila pasien
melakukan

aktivitas,

sehingga

pasien

menghentikan

aktivitasnya

untuk

menhilangkan rasa nyeri. Tiga bulan yang lalu pasien merasakan nyeri bertambah
dan terasa sekalipun saat istirahat. Pasien juga mengeluhkan adanya perdarahan yang
lebih banyak serta perdarahan di luar siklus menstruasi selama 3 bulan terakhir.
Pasien juga belum memiliki anak sejak menikah.

Pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda vital antara lain tekanan darah


120/80 mmHg, laju nadi 68 kali /menit, laju pernapasan 18 kali /menit, suhu 36.5 C.
Status gizi, berat badan 72 kg, tinggi badan 162 cm, dengan indeks massa tubuh
(IMT) 27.4 kg/m2 (obesitas I). Inspeksi abdomen tampak cembung dan lebar. Palpasi
supel, nyeri tekan (+) di abdomen bawah. Pada pemeriksaan USG didapatkan
multiple myoma pada bagian uterus anterior dengan diameter 3,4 cm dan bagian
uterus dekstra dengan diameter 2,2 cm..
VI. DIAGNOSA AWAL
P0A0, usia 45 tahun dengan nyeri pelvik, infertilitas, menometrorrhagia,
dysmenorrhea et causa multiple uterine myoma.
VII. DIAGNOSA BANDING

Adenomyosis : teksturnya heterogen (difus), pada bagian kelenjar tampak

gambaran yang cystic, gambarannya dari endometrium sampai miometrium


Hiperplasia endometrium : penebalan dinding yang simetris
Leiomiosarkoma : strukturnya tidak homogen

VIII. SIKAP

Tindakan operasi miomektomi


Terapi Pre op:
-

puasa 8-10 jam


Ceftriaxone 1 gram IV

IX. DIAGNOSA AKHIR


P0A0, usia 45 tahun, post miomektomi per laparotomi atas indikasi multiple uterine
myoma
X. TATALAKSANA
Terapi post operasi:

IVFD:
Futrolit 500 cc + 20 U oksitosin dalam 8 jam
Futrolit 500 cc + 10 U oksitosin dalam 8 jam
Futrolit 500 cc + 10 U oksitosin dalam 8 jam
Cefotaxime 3x1 gram IV

Ranitidine 1x1 amp IV


Ketoprofen suppositoria 3x1
Cek Hb 6 jam post op

24 jam post operasi:


Apabila sudah didapatkan flatus, terapi diganti menjadi per oral:

Cefadroxil 3 x 500 mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg
Methergin 3 x 0,125 mg

XI. ANALISIS KASUS


Perbandingan
Epidemiologi dan

Kasus
Teori
P0A0, usia 45 tahun Prevalensi mioma

faktor risiko

dengan multiple uterine

pada wanita usia 50 tahun faktor risiko terhadap mioma

myoma

adalah

70%.

Komentar
uteri Pasien pada kasus memiliki

Insidensi uteri.

pada wanita dengan usia


25-44

tahun

8.9/1000

adalah

untuk

wanita

kulit putih dan 30.9/1000


pada wanita kulit hitam.
Mioma

uteri

terjadi

banyak

pada

reproduktif.

Risiko

meningkat

dengan

bertambahnya

usia

menurun
Gejala

keluhan

nyeri

bagian
perdarahan

abnormal,

panggul,
di

siklus mentruasi

dapat Menometrorrhagia

terjadi

perut menyebabkan perdarahan karena mioma uteri menekan


kanan, uteri

dysmenorrhea,

dan

setelah

menopause.
memiliki Mioma
uteri

Pasien

usia

luar nyeri

saat

nyeri system vena di sekitarnya

dysmenorrhea, sehingga
berhubungan venula

seksual, dan infertilitas

terjadi
dan

dilatasi

menyebabkan

bendungan perdarahan yang


banyak dan dapat terjadi di
luar

siklus.

Dysmenorrhea

dan nyeri perut pada mioma

uteri terjadi akibat penekanan


saraf

pada

saat

uterus

berkontraksi saat menstruasi,


atau terjadi kompresi dan bila
mioma menekan organ lain
disekitarnya.

Infertilitas

terjadi

apabila

mioma

uteri

letak

dari

menghalangi

ostium tuba (sebagai tempat


pertemuan

ovum

dan

sperma), menghalangi salah


satu bagian dari jalan lahir
menghalangi tempat nidasi
Pemeriksaan

Nyeri tekan di abdomen Pada

Fisik

bawah,

dan

pemeriksaan

dari embrio.
pemeriksaan Pemeriksaan

pada abdomen
vaginal

toucher

mungkin menunjukkan adanya suatu

didapatkan nyeri tekan dan massa

(VT) teraba

ditemukan

massa

fisik

uterus

di

yang sehingga

bagian

uterus

lokasinya

antara

di membesar dan irregular. submucosa/intramural

bagian cavum uteri

Pada

pemeriksaan

dapat

ditemukan

VT
uterus

yang membesar, keras, dan


irregular.
Pemeriksaan

USG : multiple uterine

Pada pemeriksaan USG Hasil

penunjang

myoma dengan letak

didapatkan

1. Pada bagian uterus


anterior

dengan

diameter 3,4 cm

penuh,

massa

dapat

hipekoik
hiperekoik.

USG

yang gambaran

menunjukkan

hipoekoik

pada

terlihat bagian uterus anterior dan


maupun dekstra. Hal ini menunjukkan
jaringan
memiliki

otot

polos

yang
banyak

2. bagian uterus dekstra

vaskularisasi serta berbentuk

dengan

nodular

cm.

diameter

2,2

Dasar Teori
Mioma uteri
1. Definisi
Mioma uteri atau leiomioma uteri atau fibroid uteri adalah suatu tumor otot
polos jinak yang berasal dari jaringan miometrium.

2. Epidemiologi
Prevalensi mioma uteri pada wanita usia 50 tahun adalah 70%. Insidensi pada
wanita dengan usia 25-44 tahun adalah 8.9/1000 untuk wanita kulit putih dan
30.9/1000 pada wanita kulit hitam. Pada penelitian dengan menggunakan
histerektomi, ditemukan 77% uterus memiliki mioma. Mioma uteri merupakan
indikasi tertinggi dilakukannya histerektomi, yaitu operasi pengangkatan uterus.

3. Faktor Risiko
Pada usia reproduktif, insiden tumor ini meningkat berdasarkan usia, namun
menurun saat menopause. Selain itu apabila terdapat riwayat keluarga atau riwayat
mioma sebelumnya, dapat meningkatkan risiko terjadinya mioma uteri. Wanita
dengan ras Afrika-Amerika memiliki insidensi lebih tinggi dibandingkan dengan
wanita kulit putih, Asia, atau Hispanik. Usia menarche muda dan obesitas juga turut
meningkatkan risiko dari mioma uteri.

4. Klasifikasi
Secara umum dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan lokasinya:
a. Subserosa (menonjol ke arah luar uterus)
b. Intramural (berada di dalam myometrium)
c. Submukosa (menonjol ke dalam kavum uteri)
Pedunculated leiomyomas : jika hanya dihubungkan oleh suatu batang pada

myometrium
Parasitic leiomyomas : variasi mioma subserosa yang hanya menempel ke organ
pelvis untuk mendapatkan pembuluh darah
Secara lebih lengkap dapat dilihat dalam klasifikasi FIGO terbaru di bawah

ini.

5. Patofisiologi
Mioma uteri dan perdarahan
Pada umumnya tampak sebagai menorrhagia, yaitu perdarahan yang banyak
atau perdarahan di lebih dari 7 hari. Hal ini disebabkan oleh mioma yang menekan
vena uterina sehingga menyebabkan dilatasi dari venula di miometrium dan
endometrium. Pada saat terjadi menstruasi, mekanisme hemostatik endometrium
tidak dapat mengontrol vena yang berdilatasi ini secara maksimal sehingga
menyebabkan perdarahan yang banyak.
Mioma uteri dan nyeri panggul
Mioma yang besar dapat menyebabkan tekanan pada organ-organ di
sekitarnya sehingga menimbulkan gejala seperti frekuensi, urgensi, inkontinensia,
atau konstipasi. Pada kasus tertentu, mioma dapat berdegenerasi atau keluar dari
tempat asalnya (prolapse), hal ini dapat menyebabkan gejala nyeri panggul yang
mirip seperti beberapa penyakit lain, juga dapat disertai dengan demam, dan
leukositosis.

Mioma uteri dan infertilitas

Infertilitas dapat terjadi akibat posisi mioma yang menutupi tuba, gangguan
kontraksi uterus yang berpengaruh pada pergerakan sperma dan ovum, inflamasi dari
endometrium serta adanya perubahan pembuluh darah yang mengganggu proses
nidasi.

6. Evaluasi Pasien
6.1 Gejala klinis
Gejala klinis dari pasien dengan mioma uteri bergantung pada lokasi dan
besar dari mioma tersebut, dapat pula asimptomatik untuk sebagian besar orang.
Tanda klinis yang paling sering ditemukan adalah perdarahan uteri abnormal,
selain itu mungkin didapatkan nyeri panggul, nyeri saat berhubungan seksual,
dysmenorrhea, infertilitas, konstipasi, dan frekuensi urin.
6.2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan abdomen dapat ditemukan adanya nyeri tekan dan
pembesaran uterus dengan kontur yang ireguler, untuk wanita dalam masa
reproduksi aktif sebaiknya dilakukan pemeriksaan -HCG untuk menyingkirkan
kemungkinan kehamilan. Pemeriksaan vaginal toucher (VT) juga umum
dilakukan. Pada pemeriksaan ini dapat ditemukan uterus yang membesar,
irregular, dan keras, dan terkadang dapat teraba sebagai massa di adneksa.
6.3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang paling umum dilakukan adalah dengan menggunakan
ultrasonography (USG). Pada USG terlihat sebagai massa yang hipoekoik
maupun hiperekoik bergantung pada banyaknya degenerasi yang terdapat di
dalamnya. Namun umumnya ditemukan sebagai massa yang penuh, nodular,
terpisah dari jaringan sekitarnya. Selain itu dapat pula menggunakan magnetic
resonance imaging (MRI), hiterosalpingografi, histeroskopi, dan biopsi
endometrium.

7. Tatalaksana

Operasi
a. Histerektomi
Merupakan suatu operasi pengangkatan uterus dapat dilakukan
melalui vagina, abdomen atau secara laparoskopi. Pengangkatan
ovarium umumnya tidak dibutuhkan kecuali terdapat indikasi kanker
atau usia.
b. Miomektomi
Miomektomi merupakan operasi yang dilakukan untuk
mengangkat tumor saja tanpa mengambil jaringan atau organ lainnya.
Operasi ini memperbaiki keluhan nyeri,

infertilitas

maupun

perdarahan dan merupakan opsi bagi wanita yang masih ingin


memiliki anak.
c. Uterine Artery Embolization (UAE)
Prosedur ini menggunakan polyvinyl alcohol (PVA) atau
partikel sintetik untuk melakukan emboli papda arteri uterina,
sehingga terjadi obstruksi yang memnyebabkan iskemia dan nekrosis.
Non-operasi
a. Observasi
Untuk pasien asimptomatik dapat dilakukan observasi apakah
mungkin dapat menyebabkan gangguan atau tidak. Mioma umumnya
berkembang dengan lambat, dan mungkin juga mengalami regresi,
oleh karena itu dalam beberapa kasus, observasi merupakan pilihan
terbaik sebelum mengambil langkah selanjutnya.
b. Farmako
NSAIDs : mengurangi nyeri yang timbul saat menstruasi

(dysmenorrhea)
Hormon
: kombinasi kontrasepsi oral dan progestin sudah
digunakan

untuk membantu atrofi dari

endometrium dan

menurunkan produksi prostaglandin, juga mengurangi terjadinya

menometrorrhagia.
Analog GnRH : dapat memperkecil ukuran mioma pada pengunaan
jangka panjang yaitu dengan desensitisasi stimulasi GnRH, yang
menurunkan progesteron dan estrogen

DAFTAR PUSTAKA
1. Schorge J, Williams J. Pelvic Mass. Williams gynecology. New York: McGrawHill Medical; 2008.
2. Doubilet P, Benson C. Transvaginal Ultrasound of Maternal Disorders. Atlas of
ultrasound in obstetrics and gynecology. Philadelphia: Wolters
Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins Health; 2012
3. Prawirohardjo, Sarwono, dkk. Tumor jinak organ genitalia. Buku Ilmu
Kandungan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011.
4. Vilos, George, Alaire Catherine, Laberge Phillipe-Yves, Leyland Nicholas. The
management of uterine leiomyomas. J Obstet Gynaecol. 2015;37(2):157-178
5. Howard F. Pelvic Pain: Diagnosis and Management. Philadelphia: Lippincot
Williams & Wilkins; 2000.

Vous aimerez peut-être aussi