Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
1306305042
(02)
1306305117
(08)
Ibratul Ulfa
1306305166
(13)
Current Ratio =
AKTIVA LANCAR
X 100
PASIVA LANCAR
Quick Ratio =
Cash Ratio =
1.2.
MODAL KERJA
Modal Kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap jangka pendek
(Djarwanto, 2005; 87).
Dari kedua definisi di atas, menunjukan bahwa modal kerja adalah jumlah
keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan dan yang dipergunakan juga
untuk operasi perusahaan tersebut. Di bawah ini diterangkan tiga konsep dasar atau
definisi dari modal kerja menurut (S. Munawir, 2007, 114-116) yaitu
1.2.1. Menurut Riyanto (2001:57-58) bahwa konsep modal kerja terbagi
atas tiga konsep yaitu:
a. Konsep Kuantitatif (Gross Working Capital)
Konsep ini tidak mementingkan kualitas modal kerja, yang
dibiayai dengan setoran saham pemilik atau yang berasal dari hutang
lancar maupun jangka panjang sehingga modal kerja yang besar belum
tentu menjamin kelangsungan operasi perusahaan. Dalam konsep ini
disebut modal kerja bruto (gross working capital).
b. Konsep Kualitatif (Net Working Capital)
Pada konsep kualitatif tidak menitikberatkan pada kuantitas jumlah
aktiva lancar atau modal kerja bruto, akan tetapi pada konsep kualitatif
pengertian modal kerja adalah modal kerja netto (net working capital) jadi
modal kerja yang hanya dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar
dan hutang jangka panjang yang akan dibayar pada periode tersebut,
dengan demikian sebagian dan jumlah aktiva lancar harus disediakan
untuk memenuhi kebutuhan keuangan. Definisi konsep ini menunjukkan
tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancar.
c. Konsep Fungsional (Functional Working Capital)
Konsep ini menitikberatkan pada hasil usaha perusahaan yang
berbentuk pendapatan (income) dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana
yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan, tetapi ada pula dana
modal kerja yang digunakan periode ini tidak langsung dapat memberikan
penghasilan bagi perusahaan pada periode ini, akan tetapi dari dana yang
digunakan tersebut akan memberi penghasilan kepada perusahaan di
waktu mendatang (future income) sehingga besarnya modal kerja adalah:
Besarnya kas
Besarnya persediaan
adalah
sejumlah
dana
yang
berfungsi
untuk
mengubah
kebijakan
produksi
mungkin
akan
likuiditas , termasuk kualitas modal kerja dan rasio lancar , maka perlu untuk
mengukur kualitas dan likuiditas piutang. Baik kualitas dan likuiditas piutang
dipengaruhi oleh tingkat turnover mereka. Kualitas mengacu pada
kemungkinan penagihan tanpa kehilangan. Pengalaman menunjukkan bahwa
piutang yang lama beredar di luar tanggal jatuh tempo mereka , semakin
rendah kemungkinan ditagih. Tingkat turnover mereka merupakan indikator
umur piutang. Indikator ini sangat berguna bila dibandingkan dengan tingkat
turnover yang diharapkan dihitung dengan menggunakan persyaratan kredit
yang diijinkan. Likuiditas mengacu pada kecepatan dalam mengkonversi
piutang menjadi kas. Tingkat perputaran piutang adalah ukuran kecepatan ini.
2.1.2. Perputaran Piutang usaha
rasio perputaran piutang usaha dihitung sebagai berikut:
2.1.4.
2.2.
Rasio ini memberitahu kita adalah jumlah hari yang diperlukan untuk
menjual persediaan akhir dengan asumsi tingkat tertentu penjualan. Ilustrasi
10.6 memberikan contoh.
mengintegrasikan
memesan,
memproduksi,
menjual,
dan
Ini berarti yang dibutuhkan 195 hari bagi perusahaan untuk menjual
persediaan dan untuk menagih piutang, berdasarkan tingkat lancar piutang dan
persediaan.
3. UKURAN LIKUIDITAS LAINNYA
Analisis Rasio adalah evaluasi atas hubungan yang terjadi antara berbagai variabel
dalm laporan keuangan. Perusahaan dapat menilai karakteristik keungannya dengan
membandingkan antara rasio keuangan yang dimilikinya dengan rasio keuangan
perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri yang sama.
Rasio-rasio keuangan biasanya diklasifikasikan menurutkrakteristik-karakteristik
yang mejadi ukura. Karakteristik tersebut antara lain :
3.1.
Ukuran Likuiditas
Likuiditas (Liquidity) mengacu pada keampuan sebuah perusahaan untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Kebanyakan ukuran liquiditas
membandingkan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Semakin besar
tingkat aktiva lancar yang tersedia secara relatif terhadap kewajiban lancar, maka
semakin besar likuiditas perusahaan.
a. Rasio Lancar
= Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
b. Rasio Cepat
Tidak memasukkan persediaan sebagai bagian dari pembilang, rasio ini menjadi
lebih kecil dari dari pada rasio lancar bagi semua perusahaan yang memiliki
persediaan.
Rasio Lancar
Usaha
Kewajiban Lancar
3.2.
Ukuran Efisiensi
Rasio-rasio efisiensi mengukur seberapa efisien perusahaan telah mengelola
aktiva-aktivanya. Dua rasio efisiensi yang populer:
a. Perputaran Persediaan
Tingkat persediaan yang terlalu rendah juga tidak menguntungkan karena
mengakibatkan kekurangan pasokan, yang juga mengurangi penjualan.
Perputaran Persediaan
b. Perputaran Aktiva
Perusahaan yang
memiliki
aktiva
yang
berlebihan
berarti
telah
Penjualan Bersih
Total Aktiva
3.3.
dibayar tanpa melihat tingkat penjualan yang dihasilkan perusahaan. Perusahaanperusahaan ini memiliki kemungkinan lebih besar mengalami masalah dalam
pelunasan utang-utangnya dan oleh sebab itu dinggap sebagai perusahaan yang
memiliki resiko tinggi.
Rasio Utang Terhadap Ekuitas(debt-to-equity-ratio)
=
Utang Jangka Panjang
Ekuitas Pemilik
a. Kelipatan Pembayaran Bunga (time interest earned ratio)
Mengatur kemampuan perusahaan untuk menutup pembayaran bunganya. Jika
sebuah perusahaan memiliki tingkat laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang
rendah relatif terhadap besarnya beban bunga, penurunan sejumlah kecil EBIT
di masa depan dapat memaksa perusahaan gagal membayar bebanya.
Kelipatan Pembayaran Bunga
3.4.
Ukuran Profitabilitas
Ukuran Profitabilitas menunjukkan kinerja operasi perusahaan selama satu
periode tertentu. Jumlah laba yang dihasilkan oleh perusahaan dapat diukur relatif
terhadap tingkat penjualan, aktiva atau ekuitas perusahaan.
Margin Laba Bersih (net profit margin), adalah ukuran laba bersih sebagai
persentase dari penjualan.
Margin Laba Bersih
=
Laba Bersih
Penjualan Bersih
a. Pengembalian atas Aktiva (Return on assets-ROA)
Sebuah perusahaan megukur pengembalian ( laba bersih) perusahaan sebagai
resentase dari total jumlah aktiva yang dimanfaatkan perusahaan. Semakin
tinggi ROA, maka semakin efisien perusahaan tersebut memanfaatkan
aktivanya.
ROA
Laba Bersih
Total Aktiva
pengembalian yang tinggi relatif terhadap jumlah investasi yang telah mereka
tanamkan.
ROE
Laba Bersih
Ekuitas Pemilik
KASUS
LAPORAN KEUANGAN PT INDOSAT TBK DAN XL AXIATA
Laporan keuangan PT Indosat Tbk dan PT XL Axiata terdiri dari lima laporan yaitu
Laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, Laporan arus kas, san
catatan atas laporan keuangan. PT Indosat Tbk dan PT XL Axiata menganut prinsip Full
Disclouser karena menjelaskan informasi-informasi tentang perusahaan di dalam catatan atas
laporan keuangan, misalnya metode yang dipakai dalam penilaian persedian sampai
penjelasan saham yang ada di perusahaan tersebut.
Laporan posisi keuangan PT Indosat Tbk dan PT XL Axiata berbentuk Staffel
(Refort Form) atau vertical. Laporan ini dilaporkan satu halaman vertical, disebelah atas
dicantumkan total aktiva dan di bawahnya disajikan total kewajiban dan modal. Pos-pos
dalam laporan ini di pisahkan antara lancar dan tidak lancar di bagian Harta serta jangka
pendek dan jangka panjang di bagian kewajiban.
Laporan laba rugi PT Indosat Tbk berbentuk single step , tidak dikelompokan .
Pendapatan Indosat digabungkan dalam satu kelmpok, namun pada bagian beban di pisah
antara beban operasi dan beban non operasi. Laporan laba rugi PT XL Axiata juga berbentuk
single step , tidak ada pengelompokan di dalamnya.
1. Perhitungan Rasio
Berdasarkan Laporan keuangan PT Indosat Tbk dan PT XL Axiata khususnya
laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 2011 dan 2012 , didapatkan perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan
Rentabilitas untuk membandingkan kinerja kedua perusahaan tersebut, perhitungannya
sebagai berikut :
1.2.
Likuiditas
a. Current rasio
Indosat
2012
XL
2011
2012
Aktiva
Lancar
Rp
(a)
Hutang
8,308,810,000,000
Rp
5,767,565,000,000
Lancar
11,015,751,000,000
0.7543 / 75.43%
0.2724
11,968,067,000,000
0.4819 / 48.19%
(a)
Rasio (a/b)
naik atau turun
Rp
2011
Rp
3,958,985,000,000
Rp
Rp
3,387,237,000,000
Rp
8,739,996,000,000
0.4530 / 45.30%
0.0649
Rp
8,728,212,000,000
0.3881 / 38.81%
Hasil perhitungan current rasio Indosat pada tahun 2011 dan 2012 menunjukan
angka rasio sebesar 0.4819 dan 0.7545. hal ini berarti menunjukan tingkat likuiditas
Indosat tidak cukup baik karena hasil angka rasio kurang dari satu atau 100 % yang
menunjukan jumlah hutang lebih besar dari pada jumlah aktiva . Pada tahun 2011 current
rasio menunjukan angka 48.19% yang berarti bahwa setiap Rp 1 hutang lancar hanya
dapat ditutupi dengan Rp 0.4819 aktiva lancar . pada tahun 2012 menunjukan angka rasio
sebesar 75.43 % yang berarti setiap Rp 1 hutang lancar hanya dapat ditutupi denganRp
0.7543 Aktiva lancar. Walaupun terjadi peningkatan current rasio sebesar 27.24% karena
peningkatan akitiva lancar yg cukup besar, namun Indosat belum mampu untuk melunasi
kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancarnya .
sama seperti indosat, current rasio XL pada tahun 2011 dan 2012 tidak baik
karena tidak melebihi seratus persen. Pada tahun 2011 current rasio XL menunjukan
angka 38.81% hal ini berarti setiap Rp 1 hutang lancar XL hanya dapat diditutupi dengan
Rp 0.3881 aktiva lancarnya.pada tahun 2012 menunjukan angka 45.30 % hal ini berarti
setiap Rp 1 hutang lancar hanya dapat ditutupi dengan Rp 0.4530 aktiva lancar.
Jika Indosat dibandingkan dengan XL , current rasio yang dimiliki indosat lebih
besar dari pada yang dimiliki XL hal ini berarti tingkat likuiditas Indosat lebih baik
daripada XL.
b.
Quick Rasio
Indosat
2012
2011
Aktiva Lancar
Rp
Rp
(a)
Persediaan (b)
8,308,810,000,000
Rp 52,556,000,000
Hutang lancar
Rp
(c)
Rasio(a-b)/c
11,015,751,000,000
0.7495 / 74.95 %
0.2739
XL
2012
2011
Rp
Rp
5,767,565,000,000
Rp 75,890,000,000
3,958,985,000,000
Rp 49,807,000,000
3,387,237,000,000
Rp 66,595,000,000
Rp
Rp
Rp
11,968,067,000,000
0.4756 / 47.56 %
8,739,996,000,000
0.4473 / 44.73 %
8,728,212,000,000
0.3804 / 38.04%
0.0668
Hasil perhitungan angka Quick ratio Indosat lebih rendah daripada current rasio
Indosat, pada tahun 2011 menunjukan angka 47.56 % hal ini berarti setiap Rp 1 hutang lancar
hanya dapat ditutupi dengan Rp 0.4756 aktiva lancar yang mudah diuangkan. Pada tahun
2012 menunjukan angka rasio sebesar 74.95% hal ini berarti setiap Rp 1 hutang lancar hanya
dapat ditutupi dengan Rp 0.7495 aktiva lancar yang mudah diuangkan. Jumlah current rasio
Indosat lebih besar dari pada quick rasio hal ini menandakan banyaknya investasi yang terjadi
di persediaan.
Keadaan quick rasio XL tidak jauh berbeda kasusnya dengan indosat dimana quick
rasionya lebih kecil dari pada current rasionya . kemampuan XL untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dengan aktiva yang mudah diuangkan buruk.
Namun, Jika kita bandingkan quick rasio indosat dan XL, quick rasio yang dimiliki
indosat lebih besar daripada XL, hal ini berarti kemampuan indosat untuk melunasi
kewajiban jangka pendeknya menggunakan aktiva yang mudah diuangkan lebih baik dari
pada XL pada tahun 2012 dan 2011.
2. Solvabilitas
a. Debt to asset ratio
INDOSAT
XL
2012
Total
hutang (a)
Total
aktiva(b)
Rasio (a/b)
naik
atau
turun
2011
Rp
35,829,677,000,000
Rp
0.6488/64.88%
0.0051
2011
Rp
34,263,912,000,00
20,085,669,000,00
Rp
55,225,061,000,000
2012
Rp
Rp
53,233,012,000,00
35,455,705,000,00
0
0.6437/64.37%
0.5665/56.56%
0.0058
Rp
17,478,142,000,000
Rp
31,170,654,000,000
0.5607/56.07%
Pada tahun 2011 debt to asset rasio Indosat menunjukan angka rasio sebesar 64.37%
hal ini berarti 64 % harta perusahaan didanai dari hutang atau kreditor dan sisanya yaitu
35.63 % didanai dari investor. Pada tahun 2012 menunjukan angka 64.88% hal ini berarti
64.88% harta perusahaan didanai dari hutang dan sisanya yaitu 35.12% didanai dari
Investor.
Pada tahun 2011 debt to asset rasio XL menunjukan angka sebesar 56.07% hal ini
berarti sebanyak 56.07% harta perusahaan didanai dari hurang dan sisanya yaitu 43.93 %
didanai dari investor. Pada tahun 2012 menunjukan angka 56.56% hal ini berarti sebanyak
56.56% harta perusahaan didanai dari hutang dan sisanya yaitu 43.44% didanai dari
investor.
Terjadi peningkatan rasio di kedua perusahaan tersebut yang menandakan adanya
kenaikan harta yang didanai dari hutang dan meningkatnya beban hutang perusahaan.
Semakin besar persentase semakin besar pula risiko yang ditanggung perusahaan untuk
membayar hutang tersebut.
Namun jika kedua perusahaan tersebut dibandingkan Indosat mempunyai risiko
yang lebih besar dari pada XL karena mempunyai rasio yang lebih besar. resiko kreditor
berupa ketidakmampuan perusahaan membayar semua kewajibannya lebih tinggi
Indosat.Apabila terlalu banyak berhutang perusahaan dapat mengalami masalah dalam
membayar angsuran hutang. Kemungkinan Indosat untuk mendapatkan masalah lebih besar
dari XL.
b.
Total
hutang(a)
equity (b)
Rasio (a/b)
naik atau
turun
XL
2011
2012
2011
Rp
Rp
Rp
Rp
35,829,677,000,000
Rp
34,263,912,000,000
Rp
20,085,669,000,000
Rp
17,478,142,000,000
Rp
19,395,384,000,000
1.8473/ 184.73%
18,969,100,000,000
1.8063/180.63%
15,370,036,000,000
1.3068/130.68%
13,692,512,000,000
1.2765/127.65%
0.0410
0.0303
Hasil perhitungan debt to equity rasio yang dimiliki indosat pada tahun 2011
menunjukan angka 180.65% hal ini berarti pada tahun 2011 Indosat mempunyai total hutang
sebanyak 1,8 kali modal perusahaanya. Pada tahun 2012 menunjukan angka 184.73% hal ini
berarti pada tahun 2012 Indosat memiliki total hutang sebanyak 1.84 dari modal
perusahaannya.
Pada tahun 2011 rasio yang dimiliki XL menunjukan angka 127.65 % hal ini berarti
pada tahun 2011 XL mempunyai total hutang sebanyak 1.27 kali modal perusahaanya. Pada
tahun 2012 menunjukan angka 130.68% hal ini berarti pada tahun 2012 XL mempunyai total
hutang sebanyak 1.3 kali modal perusahaan.
Terjadi kenaikan rasio pada tahun 2011/2012 di kedua perusahaan tersebut yang
menunjukan meningkatnya komposisi total hutang yg lebih tinggi dibandingkan dengan
modalnya.sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar. Indosat
dan XL belum mampu untuk membayar total hutangnya menggunakan modal perusahaan
karena lebih besar hutang dari pada modal yang dimiliki.namun jika Indosat dibandingkan
dengan XL ,Indosat mempunyai lebih banyak pendanaan perusahaan yang disediakan oleh
kreditor. Beban Hutang yang dimiliki indosat lebih besar dan kemampuan indosat untuk
membayar hutangnya menggunakan modalnya tidak lebih baik dibanding XL.
a.
3. Rentabilitas
Net profit margin
Indosat
Net
Profit
2012
Margin
EAT (a)
XL
2011
2012
2011
Rp
Rp
Rp
Pendapatan
Rp
1,066,744,000,000
Rp
2,764,647,000,000
Rp
2,830,101,000,000
Rp
(b)
Rasio (a/b)
naik atau
22,418,812,000,000
0.0217 / 2.17%
-0.0302
20,529,292,000,000
0.0520 / 5.20%
20,969,806,000,000
0.1318 / 13.18%
-0.0231
18,260,144,000,000
0.1550 / 15.50%
487,416,000,000
Rp
turun
Hasil perhitungan net profit margin di Indosat pada tahun 2011 menunjukan angka
sebesar 5.2% hal ini berarti indosat dapat menghasilkan laba tahun 2011 sebesar 5.2% dari
pendapatanya. Pada tahun 2012 menurun ke angka 2.17% hal ini berarti indosat dapat
menghasilkan laba bersih tahun 2012 hanya sebesar 2.17% dari pendapatannya. Penurunan
ini disebabkan karena laba yang turun dari tahun 2011 ke 2012 karena peningkatan biaya
pendanaan yang signifikan.
Hasil perhitungan net profit margin di XL pada tahun 2011 menunjukan angka 15.5%
hal ini berarti XL dapat menghasilkan laba pada tahun 2011 sebesar 15,5% dari pendapatnya,
lebih baik dari indosat yang hanya dapat menghasilkan laba 5.2% dari pendapatannya. Pada
tahun 2012 menunjukan angka 13.18% hal ini berarti XL dapat menghasilkan laba sebesar
13.18% dari pendapatannya, walaupun turun dari tahun sebelumnya namun angka ini lebih
baik dari indosat yang hanya menghasilkan laba sebesar 2,17% dari pendapatannya.
Indosat mempunyai rasio jauh di bawah XL hal ini berarti Indosat tidak lebih baik
dari XL dalam menghasilkan laba dari pendapatanya dan kurang mampu menekan biaya yang
terjadi.
b.
Return on Asset
Indosat
2012
EBIT (a)
XL
2011
2012
2011
Rp
Rp
Rp
Rp
Total
2,405,424,000,000
Rp
3,168,065,000,000
Rp
4,352,463,000,000
Rp
4,443,363,000,000
Rp
Aktiva (b)
55,225,061,000,000
53,233,012,000,00
35,455,705,000,00
31,170,654,000,000
Rasio (a/b)
0.0436 / 4.36 %
0
0.0595 / 5.95%
0
0.1228 /12.28%
0.1425 / 14.25%
naik
atau
-0.0160
-0.0198
turun
Pada tahun 2011 rasio return on asset yang dimiliki indosat menunjukan angka 5.95%
hal ini berarti bahwa setiap Rp 1 aktiva menghasilkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp
0.0595 . pada tahun 2012 menunjukan angka sebesar 4.36% hal ini berarti setiap Rp 1 aktiva
dapat menghasilkan Rp 0.0436 laba bersih sebelum pajak. Rasio return on asset indosat
mengalami penurunan dari tahun 2011 ke 2012 disebabkan karena total aktiva yang
meningkat namun total laba menurun. Pemakaian aktiva di indosat kurang efektif karena
terjadi penurunan di tahun 2012.
Sedangkan rasio return on asset milik XL pada tahun 2011 menunjukan angka sebesar
14.25% hal ini berarti setiap Rp 1 aktiva milik XL dapat menghasilkan Rp 0.1425 laba bersih
sebelum pajak dan pada tahun 2012 menunjukan angka sebesar 12.28% hal ini berarti setiap
Rp 1 aktiva milik XL dapat menghasilkan Rp 0.1228 laba bersih sebelum pajak. Sama seperti
indosat, angka rasio XL mengalami penurunan karena meningkatnya aktiva dan menurunnya
laba.
Jika indosat dibandingkan dengan XL, efektifitas indosat dalam menggunakan total
aktiva untuk menghasilkan laba tidak lebih baik dari XL . dapat dibuktikan dengan
perhitungan rasio return on asset milik XL yang lebih besar daripada milik indosat.
c. Return on equity
Indosat
2012
EAT (a)
XL
2011
Rp
487,416,000,000
MODAL
(b)
Rasio (a/b)
naik atau
2012
Rp
Rp
Rp
2,764,647,000,000
Rp
2,830,101,000,000
Rp
15,370,036,000,000
0.1799/17.99%
-0.0268
13,692,512,000,000
0.2067/20.67%
1,066,744,000,000
Rp
19,395,384,000,000
0.0251/2.51%
-0.0311
18,969,100,000,000
0.0562/5.62%
2011
Rp
turun
Perhitungan rasio return equity indosat pada tahun 2011 menunjukan angka 5.62% hal
ini berarti setiap Rp 1 modal menghasilkan laba sebesar Rp 0.0562. pada tahun 2012
menunjukan angka sebesar 2.51% hal ini berarti setiap Rp 1 modal dapat menghasilkan laba
Rp 0.0251 . terjadi penurunan rasio pada tahun 2011/2012 disebabkan karena adanya
kenaikan modal namun laba setelah pajak turun karena beban pendanaan yang besar.
Sedangkan return equity milik XL pada tahun 2011 menunjukan angka 20.67% hal
ini berarti setiap Rp 1 modal dapat menghasilkan laba sebesar Rp 0.2067 . pada tahun 2012
menunjukan angka sebesar 17.99% hal ini berarti setiap Rp 1 modal dapat menghasilkan laba
sebesar Rp 0.1799 . sama seperti indosat, rasio ROE XL mengalami penurunan karena
peningkatan modal dan penurunan laba .
Namun jika di bandingkan dengan XL, indosat memiliki return on equity yang buruk
karena rasio indosat yang jauh lebih rendah dari XL.
Kemampuan modal indosat yang di investasikan untuk berputar dalam menghasilkan laba
sangat rendah dibandingkan XL.
4. Rasio Aktivitas
a. Days sales outstanding
Indosat
2012
piutang
XL
2011
Rp
2012
Rp
usaha(a)
Pendapatan(b
574,650,000,000
22,418,812,000,00
20,529,292,000,00
penjualan per
hari(c)
Hasil(a/c)
318,243,000,000
Rp
61,421,402,740
9.35 kali
505,678,000,000
Rp
Rp
2011
Rp
644,404,000,000
Rp
Rp
20,969,806,000,000
18,260,144,000,000
Rp
Rp
Rp
56,244,635,616
5.65 kali
Rp
57,451,523,288
8.80 kali
50,027,791,781
12.88 kali
Pada tahun 2011 DSO indosat sebesar 5 hari hal ini berarti indosat membutuhkan
waktu 5 hari untuk merealisasikan penerimaan kasnya atas penjualan yang telah dilakukan.
Pada tahun 2012 DSO Indosat sebesar 9 kali hal ini berarti Indosat membutuhkan waktu 9
hari untuk merealisasikan penerimaan kasnya atas penjualan yang telah dilakukan. Terjadi
kenaikan DSO dari tahun 2011 ke 2012 , dari 5 hari ke 9 hari. Kenaikan ini berdampak buruk
terhadap kinerja perusahaan karena perusahaan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
mendapatkan penerimaan kas dari penjualannya.
Pada tahun 2011 DSO XL sebesar 13 hari hal ini berarti XL membutuhkan waktu 13
hari untuk merealisasikan penerimaan kasnya atas penjualan yang telah dilakukannya. Pada
tahun 2012 DSO XL sebesar 9 hari hal ini berarti XL membutuhkan waktu 9 hari untuk
merealisasikan penerimaan kasnya atas penjualannya yang telah dilakukan. Terjadi
penurunan DSO pada tahun 2011 ke 2012 hal ini berarti kemampuan XL untuk menagih
piutangnya kepada pembeli membaik yaitu dari 13 hari ke 9 hari. XL akan mendapatkan
penerimaan kas lebih cepat dari tahun sebelumnya.
Walaupun pada tahun 2011 Indosat lebih mampu merealisasikan penerimaan kasnya lebih
cepat dari pada XL namun pada tahun 2012 kemampuan indosat untuk merealisasikan penerimaan
kasnya menurun sedangkan kemampuan XL untuk merealisasikan penerimaan kasnya membaik
bahkan lebih baik dari indosat pada tahun 2012. Jadi , kinerja indosat tidak meningkat seperti XL pada
tahun 2011/2012 dan kinerja Indosat tidak lebih baik dari XL.
DAFTAR PUSTAKA
Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan,
BPFE,Yogyakarta.
Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan
keauangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
https://www.academia.edu/4489389/akuntansi_dan_analisis_keuangan
(diakses pada tanggal 15 Desember 2015)
https://books.google.co.id/books?id Analisis Rasio (diakses pada tanggal 15
Desember 2015)