Vous êtes sur la page 1sur 18

BAB I

LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama pasien

: Tn. S

Usia pasien

: 40 tahun

Alamat pasien

: RT 07 RW 08, Dusun Kauman,


Desa Salaman, Kecamatan Salaman,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

Agama

: Islam

Pendidikan terakhir

: SD

Suku

: Jawa

Pekerjaan

: Supir Angkutan Karyawan Pabrik

Status pernikahan

: Menikah

Kunjungan ke pelayanan kesehatan

: November 2015

Kunjungan rumah

: Maret 2016

B. Anamnesis Holistik (Autoanamnesis)


1. Aspek Klinis
a. Keluhan utama
Batuk hilang timbul sejak tiga minggu yang lalu.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke Puskesmas Salaman I + 5 bulan yang lalu, yakni
November 2015 dengan keluhan demam dan batuk >3 minggu sebelum
berkunjung ke Puskesmas. Pasien mengatakan batuk dirasakan terusmenerus, berdahak berwarna hijau-kekuningan. Kadang juga terasa sesak.
Sesak muncul tanpa aktivitas berat atau pencetus yang jelas. Pasien lantas
dirawat di ruang perawatan Puskesmas Salaman I. Selama dirawat,
dilakukan pemeriksaan Sputum dan menunjukkan pasien BTA (+).
Setelah lima hari perawatan pasien dipulangkan, dan diharuskan
memulai terapi OAT selama 6 bulan. Selama menjalani pengobatan OAT
pasien merasa dada pasien kerap terasa berdebar terutama setelah

meminum obat. Atas dasar hal tersebut setelah melalui setengah bulan
masa pengobatan,

pasien memutuskan untuk tidak melanjutkan

meminum obat.
Pasien mengatakan setelah berhenti meminum obat, pada awalnya
pasien tidak merasakan dada berdebar lagi, dan pasien juga mengaku batuk
dan keluhan sesak juga tidak dirasakan kembali.
Namun dalam waktu tiga minggu terakhir, pasien kembali
mengeluh batuk dan keringat berlebih terutama dirasakan pada malam
hari, pasien juga mengeluhkan nafsu makan menurun, berat badan turun
dari 45 kg menjadi 41 kg dalam kurun dua bulan terakhir. Batuk berdarah
(-).
c. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi disangkal, riwayat kencing manis disangkal, riwayat
alergi dan asma disangkal.
d. Riwayat penyakit keluarga
Pasien menyangkal di keluarga pasien ada yang memiliki keluhan yang
sama dengan pasien.
e. Riwayat personal sosial
1. Riwayat pendidikan :
1992-1998

Pasien menjalani Sekolah Dasar

2. Riwayat pekerjaan :
2000-2008

Buruh tani

2008-2012

Sopir Angkutan Umum

2012-Sekarang

Sopir Angkutan Karyawan Pabrik

3. Riwayat perkawinan :
Pasien menikah satu kali dan istri pasien masih hidup sampai sekarang.
Dalam pernikahannya, pasien dikaruniai tiga orang anak.

4. Riwayat sosial :

Pasien hidup di Dusun Kauman Desa Salaman dengan istri dan tiga
orang anak. Pasien hidup di lingkungan yang tidak terlalu padat
penduduk dan lingkungan sekitar rumah yang cukup baik. Pasien
jarang bersosialisasi keluar rumah kecuali pergi ke kebun miliknya di
depan rumah.
5. Gaya hidup : gaya hidup pasien sama seperti warga desa kebanyakan
yang sederhana.
f. Anamnesis sistemik
a. Sistem integumentum : tidak ada keluhan
b. Sistem muskuloskeletal : tidak ada keluhan
c. Sistem gastrointestinal : tidak ada keluhan
d. Sistem urogenital : tidak ada keluhan
e. Sistem neurologi : tidak ada keluhan
f. Sistem kardiovaskular : tidak ada keluhan
g. Sistem respirologi : batuk berdahak dan sesak napas
g. Aspek Personal
Illness merupakan keadaan sakit yang dirasakan oleh manusia yang
didapat dari penyakit tersebut (bersifat subjektif). Illness terdiri dari
beberapa komponen yaitu pemahaman terhadap penyakit. Efek penyakit
yang dirasakan pasien terhadap fungsi hidupnya (pergaulan, pekerjaan),
perasaan, dan harapan.
Komponen illness pada pasien yang terdiri dari aspek :
Tabel 1. Aspek Personal
No.
1
2

Komponen
Perasaan

Pasien
Pasien merasa tidak nyaman

Ide/Pemikiran

dengan penyakitnya sekarang.


Pasien merasa bahwa dirinya
tidak memerlukan pengobatan
untuk sembuh, lantas dirinya
untuk

tidak

melanjutkan

meminum obat.

Harapan

Agar

bisa

sembuh

tanpa

mengkonsumsi obat-obatan yang


4

Efek terhadap fungsi sosial

didapatkan dari Puskesmas.


Tidak ada.

h. Pemeriksaan Fisik
Kesan umum

: sakit ringan

Kesadaran

: compos mentis

Berat badan

: 45 kg

Tinggi badan

: 141 cm

Indeks massa tubuh

: 17,67 m/kg2

Tanda-tanda vital
Tekanan darah

: 120/80 mmHg

Nadi

: 84 x/menit

Suhu badan

: 36,8o

Pernapasan

: 20 x/menit

Pemeriksaan Kulit

: dalam batas normal

Pemeriksaan Kepala
Bentuk kepala

: normocephal

Rambut

: distribusi rambut merata, seluruhnya beruban

Pemeriksaan Mata
Palpebra

: edema (-), eritema (-)

Konjungtiva

: hiperemis (-)

Sklera

: ikterik (-)

Pupil

: isokor

Pemeriksaan Telinga : deformitas daun telinga (-), liang telinga lapang,


eritema (-)
Pemeriksaan Hidung : deformitas (-), kavum nasi dalam batas normal

Pemeriksaan Leher
Kelenjar tiroid
Kelenjar limfonodi

: tidak teraba pembesaran


: tidak teraba pembesaran, nyeri tekan (-)

JVP

: tidak dilakukan

Pemeriksaan Dada
Pulmo

:
Tabel 2. Pemeriksaan Dada Pulmo

Inspeksi

Anterior
Posterior
Deformitas (-), lesi (-), Deformitas (-), lesi (-), gerak

Palpasi
Perkusi

gerak simetris
simetris
Vokal fremitus simetris
Vokal fremitus simetris
Sonor di seluruh lapang Sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi

paru
Ronki basah halus terutama Ronki basah halus terutama
di apeks paru

di apeks paru

Jantung

Inspeksi

: iktus kordis tidak tampak

Palpasi

: iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra

Perkusi

: batas jantung dalam batas normal

Auskultasi

: bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi

: tampak cekung

Auskultasi

: bising usus (+) 4 kali/menit

Perkusi

: timpani di seluruh lapang abdomen

Palpasi

: supel, turgor baik, nyeri tekan (-)

Pemeriksaan Ekstremitas
Tabel 3. Pemeriksaan Ekstremitas

Kekuatan

Ekstremitas Atas
Kanan
Kiri
5555
5555

Ekstremitas Bawah
Kanan
Kiri
5555
5555

Tonus
Normotonus
Klonus
(-)
Reflek patologis
(-)
Reflek fisiologis
(+)
Edema
(-)

Normotonus
(-)
(-)
(+)
(-)

Normotonus
(-)
(-)
(+)
(-)

Normotonus
(-)
(-)
(+)
(-)

i. Pemeriksaan Penunjang
Sputum Basil Tahan Asam (+)
j. Diagnosis Klinis
Tuberkulosis Paru
C. Kunjungan Rumah
1. Kondisi pasien
Pada saat kunjungan rumah, kondisi pasien cukup baik. Pasien
hanya sesekali batuk serta keringat berlebih terutama dirasakan setelah
malam hari, nafsu makan menurun, pasien mengeluh berat badan menurun
dari 45 kg menjadi 41 kg dalam kurun dua bulan terakhir. Menurut istri
pasien, saat ini pasien memutuskan untuk tidak lagi meminum obat
semenjak mengeluh dada berdebar setiap kali meminum obat. Pasien
hanya meminum obat selama setengah bulan.
2. Keadaan rumah
a.

Lokasi RT 07 RW 08 , Dusun Kauman, Desa Salaman, Kecamatan


Salaman, Kabupaten Magelang

b.

Kondisi rumah kurang sehat

c.

Luas 10x8 m2

d.

Lantai rumah Seluruh lantai rumah adalah tanah

e.

Jendela rumah Luas jendela kurang dari 10% luas lantai dan tidak
pernah dibuka

f.

Pencahayaan Kurang baik

g.

Kebersihan dan tata letak ruang Kebersihan kurang baik, tata letak
ruang kurang baik

h.

Sanitasi dasar Kurang baik

i.

Halaman Halaman rumah kurang bersih

j.

Kesan kebersihan Kurang

k.

Denah rumah

Gambar 1. Denah Rumah

Tabel indikator rumah sehat


Tabel 4. Indikator Rumah Sehat
Indikator

Variabel

Skor

Skor rumah
pasien

Lokasi

a. Tidak rawan banjir


b. Rawan banjir

3
1

(tanda )

Kepadatan

a. Tidak

rumah

padat

(>8m2/

Pencahayaan
Ventilasi
Air bersih

a. Semen, ubin, keramik,

1
3

kayu
Tanah
Cukup
Tidak cukup
Ada
Tidak ada
Air kemasan
Ledeng/ PAM
Mata air terlindung
Sumur pompa tangan
Sumur terlindung
Sumur tidak terlindung
Mata
air
tidak

1
3
1
3
1
3
3
2
2
2
1
1

b.
a.
b.
a.
b.
a.
b.

c.
d.
e.
f.
g.

Pembuangan

orang)
b. Padat (<8m2/ orang)

Lantai

terlindung
h. Lain-lain
a. Leher angsa

1
3

b. Plengsengan
c. Cemplung/ cubuk
d. Kolam ikan/ sungai/

2
2
1

kotoran kakus

Septic tank
Kepemilikan

e.
a.
b.
a.

kebun
Tidak ada
Jarak > 10 meter
Lainnya
Sendiri

1
3
1
3
2
1
3
2
1
3
2
1
1
3
2
3
2
1

WC

Saluran got

a.

Pengelolaan

b.
c.
d.
a.

Bersama
Tidak ada
Saluran tertutup
Saluran terbuka
Tanpa saluran
Mengalir lancer
Mengalir lambat
Tergenang
Tidak ada got
Diangkut petugas

b.
c.
d.
e.

Ditimbun
Dibuat kompos
Dibakar
Dibuang ke kali

SPAL

b.
c.
a.
b.
c.

sampah

f.
g.
Polusi udara
a.
b.
Bahan
bakar a.

Dibuang sembaragan
Lainnya
Tidak ada
Ada gangguan
Listrik, gas

1
1
3
1
3

masak
b. Minyak tanah

2
1
1
17

c. Kayu bakar
d. Arang/ batu bara
Total skor

Penetapan skor kategori rumah sehat:


a. Baik

: Skor 35-42 (>83%)

b. Sedang

: Skor 29-34 (69-83%)

c. Kurang

: Skor <29 (<69%)

Pada pasien termasuk ke dalam kategori rumah dalam kondisi kurang


dengan skor 17 (69%).
D. Pengamatan Keluarga
1. Demografi
Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam 1 rumah dalam 1 tahun
terakhir :
Tabel 5 Demografi
No

Nama

Kedudukan

Jenis

Umur

dalam

Kela

(Tahun/

Keluarga

min

Bulan)

Tn. Susilo

ayah

(L/P)
L

Ny. Sumiati

Ibu

45

Agama

Suku

Status

Pendi

Marital

dikan

Pekerjaan

islam

Jawa

SD

Supir

Islam

Jawa

SD

Ibu
rumah
tangga

Adi Sulistia

Anak

14 th

Islam

Jawa

SMP

Pelajar

Ahmad

Anak

8 th

Islam

Jawa

SD

Pelajar

Dwi
Ahmad

Anak

5 th

Islam

Jawa

Belum

April

sekolah

Keterangan:
9

1. Pekerjaan disebutkan rinci jenis pekerjaan/ jenis aktivitas


berkaitan dengan kedokteran okupasi untuk menilai faktor
risiko gangguan kesehatan / penyakit akibat kerja.
2. Pendidikan disebutkan jenjang pendidikan terakhir yang
mendapatkan surat kelulusan.

67,
Stro
ke

75,
DM

61,
kece
laka
an

Gambar 2. Genogram

Keterangan:
: Laki-laki

: Tinggal serumah

: Perempuan
: Pasien
Bentuk Keluarga

: Keluarga inti (nuclear family)

Siklus Keluarga

: Family with young children

E. Family Map

Ayah

Ib
u

Adi

10
Ahma
d .D

Ahma
d. A

Gambar 3. Family map

F. Identifikasi Fungsi-Fungsi Keluarga (APGAR)


Tabel 6. Komponen APGAR

Komponen

Adaptation

Indikator

Saya puas

Hampir

Kadang-

Hampir

tidak pernah

kadang

selalu

(0)

(1)

(2)

bahwa saya
dapat kembali
pada keluarga
(teman-teman)
saya, untuk
membantu saya
pada waktu saya
Mendapat
Partnership

kesusahan
Saya puas

dengan cara
keluarga
(teman-teman)
saya, untuk
membicarakan
sesuatu dengan
saya dan
mengungkapkan
masalah dengan

11

Growth

saya
Saya puas

bahwa keluarga
(teman-teman)
saya, menerima
dan mendukung
keinginan saya
untuk
melakukan
aktifitas atau
Affection

arah baru
Saya puas

dengan cara
keluarga
(teman-teman)
saya,
mengekpresikan
afek dan
berespon
terhadap emosiemosi saya
seperti marah
sedih atau
Resolve

mencintai
Saya puas

dengan cara
keluarga
(teman-teman)
saya, dan saya
menyediakan
waktu bersamasama
Skor total

12

Klasifikasi :
Skor 8-10

: fungsi keluarga sehat

Skor 4-7

: fungsi keluarga kurang sehat

Skor 0-3

: fungsi keluarga sakit

Pada pasien termsuk ke dalam kategori fungsi keluarga sehat


G. Sumber Daya Keluarga (Family Screem)
Tabel 7. Family Screem

Komponen
Social

Sumber daya
Seluruh anggota keluarga

Patologis
Tidak ada

pasien sering berkumpul


bersama di ruang makan atau
di ruang tamu untuk berbagi
Cultural

Religious

cerita atau berdiskusi.


Pasien dan keluarga kurang

Pasien pulang kerja pada

aktif dalam melakukan

malam hari sehingga pasien

kegiatan di lingkungan

jarang mengikuti kegiatan di

tempat tinggalnya.

lingkungan tempat

Pasien dan keluarga semua

tinggalnya.
Tidak ada.

beragama Islam dan selalu


menjalankan ibadah dengan
Economy

taat.
Suami bekerja sebagai supir

Penghasilan tidak mencukupi

angkutan karyawan pabrik

untuk kebutuhan sehari-hari


sehingga untuk menambah
keuangan keluarga istri
pasien berjualan donat ke
pasar.

Educatioon

Pendidikan terakhir pasien

dan istri adalah SD.


Kesadaran pasien untuk
menyekolahkan anaknya baik
karena pasien ingin melihat
ketiga anaknya memiliki

13

pendidikan yang lebih baik


Medical

dari dirinya.
Pasien memiliki jaminan

kesehatan berupa BPJS, serta


jarak dari rumah ke
Puskesmas cukup dekat.
H. Perjalanan Hidup Keluarga (Family Life Line)
Tabel 8. Perjalanan Hidup Keluarga (Family Life Line)
Tahun
2001
2002

Usia
25 tahun
26 tahun

Peristiwa
Menikah
Anak pertama lahir

Severity of Illness
Ketidakstabilan emosi
pasien di satu sisi
senang

berperan

sebagai orang tua dan


di sisi lain belajar
menjadi orang tua dan
bertambah

keras

bekerja

guna

menghidupi anggota
2004

28 tahun

Ayah

keluarga baru.
meninggal Stress
psikososial

dunia

ringan
pasien

2009
2011
2013

33 tahun
35 tahun
37 tahun

Anak kedua lahir


Anak ketiga lahir
Ibu meninggal dunia

dikarenakan
cukup

dengan ayahnya.
Stress
psikososial
ringan
pasien

dikarenakan
belum

kehilangan
2015

39 tahun

dekat

siap
sosok

Didiagnosis

seorang ibu.
Stress
psikososial

mengidap

ringan

Tuberkulosis

belum

dan menerima

siap

penyakit

diharuskan memulai yang dideritanya dan


pengobatan selama 6 diharuskan melakukan

14

bulan

pengobatan

dalam

jangka waktu lama.

I.

Family Life Cycle


Pada keluarga termasuk ke dalam bentuk keluarga inti (Nuclear family)

dimana tera.pat suami, istri, anak kandung. Sedangkan untuk siklus hidup
keluarga termasuk dalam family as launching

dimana satu per satu anak

meninggalkan keluarga, dimulai anak tertua hingga terkecil dan berlangsung rata
rata 7 tahun.
J. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Tabel 9. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
No.
Indikator PHBS
1 Persalinan di keluarga anda di tolong oleh tenaga

Ya

Tidak

kesehatan terampil yang dilakukan di fasilitas kesehatan


2

(bukan di rumah sendiri)


Pemeriksaan kehamilan minimal selama 4 kali selama

hamil
Pemberian ASI eksklusif saja pada bayi sampai usia 6

4
5
6
7
8
9
10

bulan
Balita ditimbang secara rutin (minimal 8 kali setahun)
Keluarga biasa makan dengan gizi seimbang
Menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari
Keluarga biasa BAB di jamban sehat
Membuang sampah pada tempatnya sehari-hari
Menggunakan lantai rumah kedap air (bukan tanah)
Apakah keluarga anda biasa melakukan aktifitas fisik

11
12

minimal 30 menit perhari?


Tidak merokok
Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan

13
14

sesudah BAB
Menggosok gigi minimal 2 kali sehari
Membeli/menyimpan /menjual minum-minuman keras

15

(bir, alkohol, arak, anggur)/narkoba?


Anggota JPK/Dana Sehat/Asuransi

16

Kesehatan/JAMKESMAS (peserta JKN/BPJS)?


Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)

seminggu sekali?

15

Kesimpulan : Keluarga tidak berperilaku hidup bersih dan sehat.

K. Diagnosis Holistik
Pasien TB Paru kasus Putus Berobat (loss to folllow-up) pada laki-laki
berusia 40 tahun dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya,
masalah ekonomi, faktor risiko tempat tinggal, pada rumah tangga yang tidak
berperilaku hidup bersih dan sehat.
L. Manajemen Komprehensif
1. Promotif
Edukasi kepada pasien dan keluarga (minimal melibatkan satu orang
anggota keluarga jika memungkinkan) tentang :
a. Gambaran tentang penyakit TB Paru merupakan salah satu penyakit
menular yang yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar rumah
yang tidak sesuai syarat rumah sehat, dan perilaku dan etika batuk
serta kondisi fisik yang memudahkan masuknya penularan penyakit.
b. Edukasi tentang TB Paru meliputi penyebab, perjalanan penyakit,
faktor resiko, pengobatan dan alur penatalaksanaan TB Paru serta lama
waktu pengobatan TB Paru, serta komplikasi.
c. Edukasi tentang pentingnya minum obat hingga tuntas serta edukasi
anggota keluarga agar senantiasa mengingatkan pasien untuk minum
obat sekaligus menjadi pengawas minum obat bagi pasien.
d. Edukasi tentang syarat syarat rumah sehat serta pentingnya perilaku
hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penularan penyakit.
2. Preventif
a. Menghindari anggota keluarga lain tertular TB Paru dengan
menerapkan etika bersin dan batuk seperti :
Menutup mulut saat batuk dan bersin
Meludah tidak di sembarang tempat, hendaknya disediakan
tempat khusus untuk membuang ludah dan sudah

didesinfeksi (air sabun)


Jika di dalam rumah terdapat anak usia 3 14 bulan
disarankan untuk imunisasi BCG

16

b. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah dan menerapkan prinsip


rumah tangga sehat yang memperhatikan syarat rumah sehat yang
merupakan faktor resikopenularan TB paru, yakni:
Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk
secukupnya ke dalam rumah dan kamar tidur dengan

membuka jendela, serta pintu pada siang hari


Menjemur kasur, bantal dan alas tidur terutama pagi hari
Menciptakan lingkungan rumah yang berih dan sehat, rajin
membersihkan rumah dan membersihkan debu
rumah ,

dalam

menyediakan tempat pembuangan ludah bagi

penderita.
c. Menjaga kondisi fisik pribadi, self hygene, makan makanan yang
bergizi seimbang.
3. Kuratif
Berdasarkan Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis 2014
Pengobatan tuberkulosis kasus putus obat (lost to follow-up) masuk dalam
pengobatan kategori 2. Panduan pengobatannya yakni 2(HRZE)S/
(HRZE)/ 5(HR)3E3.
Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Obat yang dipakai:
a. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:
Rifampisin
INH
Pirazinamid
Streptomisin
Etambutol
b. Kombinasi dosis tetap (Fixed dose combination)
Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari :
Empat obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150
mg, isoniazid 75 mg, pirazinamid 400 mg dan etambutol 275 mg

dan
Tiga obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150

mg, isoniazid 75 mg dan pirazinamid 400 mg


c.Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)
Kanamisin
Kuinolon
Obat lain masih dalam penelitian ; makrolid, amoksilin + asam
klavulanat

17

Derivat rifampisin dan INH

4. Rehabilitatif
Belum perlu dilakukan
5. Paliatif
Belum perlu dilakukan

18

Vous aimerez peut-être aussi