Vous êtes sur la page 1sur 18

Pengaruh Tim Sukses Partai Politik dalam Kemenangan Jokowi-JK pada

Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden


Republik Indonesia
Addri Muhtarom/F1D014028
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Politik
Universitas Jendral Soedirman
addrimuh@gmail.com
Abstraksi
Pada tahun 2014, dilaksanakan pemilihan umum presiden dan wakil presiden Republik
Indonesia pada tanggal 9 Juli 2014 untuk masa bakti 2014-2019. Hasil akhir tercatat pasangan Joko
Widodo dan Jusuf Kalla atau biasa disebut Jokowi-JK unggul dengan perolehan 70.997.859 suara
(53, 15%) mengalahkan pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa yang mendapatkan perolehan
62.576.444 suara (46, 84%). Tata kelola marketing politik yang baik merupakan kunci sukses
didalam penerapan kampanye pasangan Jokowi-JK. Salah satu bentuk dari marketing politik adalah
pembentukan tim sukses dalam kampanye. Tim sukses bertugas membuat sususan tim pemenangan
nasional yang bertugas untuk penghubung partai, sebagai penggerak pemilih, menyebarkan berbagai
macam informasi, serta membuat dekorasi kampanye seperti spanduk, baliho, dan brosur. Jika tim
sukses mampu membawa nama baik calon presiden dan wakil presiden, maka akan berpengaruh
besar terhadap persentase kemenangan calon presiden dan wakil presiden yang diusungnya.

Kata kunci : Marketing Politik, Tim Sukses, Pemilihan Umum, Media Sosial,
Komunikasi Politik.
Pendahuluan
Pada abad ke-21 ini, peran dari marketing politik sangat berpengaruh dalam
proses politik di Indonesia. Salah satunya adalah dibutuhkannya marketing politik
dalam proses pemilihan calon presiden dan wakil presiden untuk memperoleh suara
terbanyak atau kemenangan dalam pemilihan umum. Marketing politik itu sendiri
adalah proses yang memungkinkan adanya pertukaran di zona politik yang
mengarah pada saat pemilihan umum, pemilihan kepala daerah, dan pemilihan
gubernur. Marketing politik atau pemasaran politik tidak hanya dilihat dari periode
kampanye saja tetapi, partai politik harus terus memperhatikan, menampung, dan
menyalurkan aspirasi rakyat. Pemasaran politik yang dimaksud memberikan
informasi mengenai kandidat atau calon Presiden dan Wakil Presiden, visi, misi dan

Muhtarom

program yang akan dilakukan oleh masing-masing kandidat melalui saluran-saluran


komunikasi yang diarahkan kepada rakyat Indonesia. Marketing politik sukses
diterapkan partai politik pada pemilihan calon Presiden dan Wakil Presiden
Republik Indonesia.
Pada tahun 2014 ini, telah dilaksanakan pemilihan umum calon Presiden
dan Wakil Presiden periode 2014-2019. Pemilihan umum dilakukan secara
langsung oleh rakyat Republik Indonesia sehingga lebih terciptanya pemilihan yang
sesuai dengan hati nurani rakyat, jujur dan adil. Pemilihan umum ini dimenangkan
oleh kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yaitu pasangan no urut 2, Joko Widodo
dan Jusuf Kalla atau akrab dengan sebutan Jokowi-JK. Hasil dari perhitungan akhir,
Jokowi-JK mendapatkan perolehan 70.997.859 suara sedangkan rivalnya dari kubu
Koalisi Merah Putih (KMP) pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa atau
akrab dengan sebutan Prabowo-Hatta dengan no urut 1 mendapatkan perolehan
62.576.444 suara.1 Dari hasil tersebut, membuktikan bahwa rakyat Indonesia benarbenar peka terhadap kemajuan bangsa Indonesia yang membutuhkan sosok
pemimpin yang bukan hanya sekedar janji manis dan gagah perkasa, namun rakyat
Indonesia membutuhkan pemimpin yang sungguh-sungguh dalam membenahi
kekurangan bangsa indonesia. Kemenangan Jokowi-JK tidak luput dari dukungan
seseorang dan kelompok yang ikut serta dalam menyuseskan hasil dari pemilihan
umum. Dukungan dari awal kampanye sampai pengumutan suara ini berasal dari
partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) sehingga
Jokowi-JK sukses dalam kemenangan pemilu 2014.

Definisi Partai Politik


Dalam suatu organisasi, berbagai pihak yang sesungguhnya beragam dapat
dikonsolidasikan dalam satu front. Prinsip inilah yang menjadi dasar pendapat
mengapa partai politik memiliki peran penting dalam mendukung calon Presiden
dan Wakil Presiden yang diusungnya. Partai politik juga untuk mencari dan

1. Eka K. Roban. Hasil Pemilu Jokowi-JK, Diakses pada tanggal 2 Desember 2014,
http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/07/22/jokowi-jk-unggul-84-juta-suara-ini-hasilfinal-rincian-perolehan-tiap-provinsi-versi-kpu.

Muhtarom

mengajak orang yang berbakat untuk aktif berpolitik sebagai anggota partai politik
tersebut (politica recruitment), sehingga berpengaruh terhadap citra partai dan
partai politik menjadi sarana penghubung antara masyarakat dengan calon
pemimpin Indonesia kedepan. Partai politik di Indonesia adalah organisasi yang
bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara
sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan
membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dengan
adanya partai politik, rakyat bisa mengetahui karakter masing-masing kandidat
sehingga ikut berpartisipasi dalam menentukan pemimpin Indonesia kedepan lewat
pemilihan umum. Pengertian partai politik dari beberapa ahli terkemuka,
A. Sigmund Neumann: Partai politik adalah organisasi dari aktivitasaktivitas politik yang berusaha menguasai kekuasaan pemerintah serta merebut
dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan suatu golongan atau golongangolongan lain yang mempunyai pandangan berbeda.2
B. Prof. Meriam Budiarjo: Partai politik adalah suatu kelompok yang
terorganisir di mana para anggotanya mempunyai orientasi, cita-cita dan nilai-nilai
yang sama. Tujuan kelompok ini yaitu memperoleh kekuasaan politik dan merebut
kedudukan politik dengan cara konstitusional untuk melaksanakan kebijakannya.3
C. Mac Iver: Partai politik adalah suatu perkumpulan yang terorganisasi
untuk menyokong suatu prinsip atau kebijaksanaan politik yang diusahakan melalui
cara-cara yang sesuai dengan konstitusi atau UUD;
D. Menurut R.H. Soltau: Pengertian Partai Politik ialah sekelompok warga
negara yang sedikit banyak terorganisir, dimana bertindak sebagai suatu kesatuan
politik dan bertujuan untuk menguasai pemerintahan serta melaksanakan kebijakan
umum organisasi;

2. Indra Bastian, Akuntansi untuk LSM dan Partai Politik (Jakarta: Erlangga, 2007), 51.
3. Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2008), 403.

Muhtarom

E. Carl J. Friedrich: mengemukakan Pengertian Partai Politik adalah


sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau
mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan
berdasarkan penguasaan itu, memberikan kepada anggota-anggota partainya
kemanfaatan yang bersifat idiil maupun materil.4
Partai menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat. Partai
melakukan penggabungan kepentingan masyarakat (interest aggregation) dan
merumuskan kepentingan tersebut dalam bentuk yang teratur (interest articulation).
Rumusan ini dibuat sebagai koreksi terhadap kebijakan penguasa atau usulan
kebijakan yang disampaikan kepada penguasa untuk dijadikan kebijakan umum
yang diterapkan pada masyarakat. Partai memberikan sikap, pandangan, pendapat,
dan orientasi terhadap fenomena (kejadian, peristiwa dan kebijakan) politik yang
terjadi di tengah masyarakat. Sosialisi politik mencakup juga proses menyampaikan
norma-norma dan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bahkan,
partai politik berusaha menciptakan image (citra) bahwa ia memperjuangkan
kepentingan umum. Partai politik berfungsi mencari dan mengajak orang untuk
turut ktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai. Ketika terjadi perbedaan
pendapat di tengah masyarakat, partai politik berupaya untuk mengatasinya.
Namun, semestinya hal ini dilakukan bukan untuk kepentingan pribadi atau partai
itu sendiri melainkan untuk kepentingan umum.
Secara garis besar peran dan fungsi partai politik dapat dibedakan menjadi
dua. Pertama, peran dan tugas internal organisasi. Dalam hal ini, organisasi partai
politik memainkan peran penting dalam pembinaan, edukasi, pembekalan,
kaderisasi dan melanggengkan ideologi politik yang menjadi latar belakang
pendirian partai politik. Kedua, partai politik juga mengemban tugas yang lebih
bersifat ekstrenal organisasi. Disini peran dan fungsi organisasi partai politik terkait
dengan masyarakat luas, bangsa dan negara.
Kemenangan Jokowi-JK dalam pemilihan umum 2014, tidak luput dari
dukungan partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang terdiri
4. Pengertian Partai Politik Menurut Para Ahli, Diakses pada tanggal 2 Desember 2014,
http://www.pengertianahli.com/2014/2/pengertian-partai-politik-menurut-ahli.html.

Muhtarom

dari partai PDIP, Nasdem, PKB dan Hanura. Dalam proses pemilihan umum,
keempat partai tersebut membuat tim sukses yang bertujuan dalam menyukseskan
dan memenangkan kandidat yang diusungnya. Tim sukses dipilih berdasarkan
keahlian yang dimiliki dari masing-masing individu dan dipilih melalui hasil
kesepakatan bersama.
Bagian-bagian dalam tim sukses Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yaitu
sebagai berikut:
1. Penasihat
Penasihat betugas untuk memberikan usulan dan saran terhadap kebijakan yang
akan dilaksanakan oleh kandidat serta mempertimbangkan baik buruknya jalan
yang akan diambil oleh kandidat tersebut untuk memperoleh kemenangan.
Contohnya: Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai
Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum
Partai Hanura Wiranto;

2. Pengarah
Bertugas untuk merumuskan kebijakan, strategi, koordinasi dan memberikan
arahan dalam upaya percepatan pencapaian target dan sasaran rencana yang sudah
dibuat.
Contohnya: Sidharto Danusubroto, Hasyim Muzadi, Abdul Azis Mansyur, Dimyati
Rais, Puan Maharani, Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono, As'ad Said Ali,
Jenderal TNI (Purn) Luhut Panjaitan, Laksamana (Purn) Tedjo Edi, Letjen TNI
(Purn) Farid Zainuddin, Marsekal Madya (Purn) Ian Santoso, Pramono Anung,
Sutrisno Bachir, Andi Muawiyah Ramli, dan Nurhayati Said Aqil Siradj;
3. Ketua tim
Ketua tim bertugas memegang tanggung jawab dalam jalannya pemilu, kampanye
dan mengawasi jalannya tim sukses sehingga tercapainya tujuan yang telah
disepakati bersama guna mendapatkan hasil yang maksimal.
Contohnya: Sekjen DPP PDI-P Tjahjo Kumolo;
4. Badan Pemenangan Pemilu Presiden

Muhtarom

BPPP atau Badan Pemenangan Pemilu Presiden bertujuan untuk membuat ide-ide
yang berkaitan untuk kemenangan dalam pemilihan presiden.
Contohnya: Puan Maharani, Victor B Laiskodat, Marwan Jafar, Chairuddin Ismail,
Andi Widjajanto, Sekjen DPP Partai Nasdem Patrice Rio Capella, Sekjen DPP PKB
Imam Nachrowi, dan Sekjen Partai Hanura Dossy Iskandar;
5. Penghubung partai
Memiliki peranan penting sebagai penghubung dewan pembina partai dengan
dewan pembina partai lain, partai dengan rakyat Indonesia.
Contohnya: Achmad Basarah, Siti Nurbaya, Hanif Dahiri, Saleh Husin Bendahara
Didit MP Juru Bicara Hasto Kristiyanto, Abdul Kadir Karding, Anis Baswedan,
Ferry Mursyidan Baldan, Khofiffah Indar Parawansa, dan Syarifuddin Sudding;
6. Tim ahli
Tenaga ahli yang akan melaksanakan pekerjaan ini disesuaikan dengan muatan
materi pekerjaan, sehingga tenaga ahli yang terpilih adalah tenaga ahli yang
menguasai dan berpengalaman dengan pekerjaan sejenis. Dalam menjalankan
tugasnya, tenaga ahli diatur melalui mekanisme job description yang sesuai dengan
bidang keahliannya.
Contohnya: Sukardi Rinakit, Andreas Pareira, Arie Sumarmo, Arief Budimanta,
Ady Prasetyono, Heri Achmadi, Ida Fauziah, M Prakosa, Muhtosim Arief, Musdah
Mulia, Pataniari Siahaan, Rizal Sukma, Syaifullah Mashum, Sakti Wahyu
Trenggono, Sihar Sitorus, dan Silverius Sonny;
7. Tim survei
Tim survei berarti meninjau tempat yang akan dipilih sebagai lokasi kampanye dan
menentukan lokasi mana yang menunjang kapasitas penduduk.
Contohnya: Dolfie, Abdul Malik Haramain, Chris Watubun, M Fariza, Y Irawady,
Harry Ashar, Hendra Kusumah, Sarwoto, Susaningtyas Nero Handayani Kertopati,
dan Yunandar Perwira;
8. Tim debat
Tim debat bertugas berkoordinasi dengan tim ahli untuk mempersiapkan debat visimisi calon Presiden dan Wakil Presiden di hadapan publik dan memberikan

Muhtarom

informasi-informasi penting ke calon Presiden dan Wakil Presiden yang


diusungnya.
Contohnya: Maruarar Sirait, Akbar Faisal, Helmi Faisal Zaini, Poempida
Hidayatullah, dan Samual Watimena;
9. Tim penggalangan
Tugas dari tim penggalangan dana adalah mencari uang di luar partai untuk
menambah modal dalam proses sebelum dan sesudah kampanye.
Contohnya: Jenderal TNI (Purn) Farchrul Rozi, Ameliiyani, Budiman Sudjatmiko
(desa), Christine Hakim (budaya), Djafar Badjeber, Edy Junaidi, Franky Sibarani
(pengusaha), Iqbal Alan Abdullah, Mindo Sianipar (tani dan nelayan), Puti Guntur
Soekarno (guru), Richard Samberra dan Utut Adianto (atlet), Rieke Diah Pitaloka
(buruh), dan Samuel Koto;
10. Tim penggerak pemilih
Tugasnya adalah memberikan blusukan-blusukan ke rumah penduduk dan
membuat rencana yang bertujuan untuk menarik simpati massa agar mendukung
kandidat yang didukungnya.
Contohnya: Bambang Wuryanto, Abdul Munir Malkan, Imam Addaraqutni, Izzul
Musliman, Willy Aditya, dan Zainul Munasihin;
11. Tim saksi
Saksi merupakan komponen penting karena tim saksi bertujuan agar menjaga
kepercayaan rakyat sehingga tim saksi dipilih berdasarkan komitmen dan loyalitas
dari masing-masing individu.
Contohnya: Djarot S Hidayat, Enggartiasto L, Jazilul Fuwaid, dan Prasetyo;
12. Tim kampanye
Tim kampanye adalah tim yang dibentuk dalam rangka menyukseskan jalannya
kampanye dan di tugaskan membuat atribut seperti spanduk, stiker, baliho dan lainlain yang berhubungan dengan kampanye.
Contohnya: Aria Bima, Effendi Simbolon, Fathan Subhi, dan Sri Sajekti
Sudjudnadi;
13. Tim media dan sosial

Muhtarom

Tim media dan sosial mengimplementasikan strategi social media, membangun


brand, meningkatkan lalu lintas pengunjung ke situs web dan mendorong
penggunaan. Pemegang jabatan ini banyak berhubungan dengan team Marketing
dan tugas untuk mendukung misi masing-masing tim itu, sambil memastikan
konsistensi dalam pesan-pesan yang disampaikan di jejaring sosial.
Contohnya: Saur Hutabarat, Adi Satryo, Erwin Setiawan, F Reza, Kiki Taher,
Salomo R Damanik, Setia Prijono, Romanus Sumaryo dan Anton DH Nugrahanto;
14. Tim kreatif
Tugas tim kreatif adalah menentukan ide, perencanaan dan persiapan. Lalu tim
kreatif juga bertugas dalam mengedit foto, video dan animasi yang berhubungan
dengan proses pemilu.
Contohnya: Triawan Munaf dan Lukmanul Hakim;
15. Tim hukum
Tugas tim hukum adalah menanggapi dari semua macam permasalahan yang terjadi
sebelum dan sesudah pembacaan hasil oleh KPU.
Contohnya: Henry Yosodiningrat, Alexander Lay, Anwar Rahman, Firman Daeli,
Gusti Randa, OC Kaligis, Riska Mariska, Sirra Prayuda, Susilo AB, Taufik Basari,
Teguh Samudera, dan Trimedya Panjaitan.5
Keberhasilan Jokowi-JK tentu karena keberhasilan dalam menggabungkan
dan merangkul semua kekuatan tim sehingga dapat memperoleh suara terbanyak
dalam pemilu. Tim sukses Jokowi-JK juga sudah membawa citra yang baik
mengenai Jokowi-JK di mata publik. Keberhasilan ini merupakan strategi politik
yang tentunya mengandalkan marketing politik yang baik dan terkonsep.

Marketing Politik
Sejak Konsep marketing diutarakan Kotler ditahun 1972 mengemukakan
bahwa marketing berlaku baik pada sektor publik dan non-komersial. Cakupan dari
marketing ini sangatlah luas.Marketing politik merupakan metode dan konsep

5. Tim Sukses Jokowi-JK, Diakses pada tanggal 3 Desember 2014,


http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/05/23/1833256/Ini.Tim.Sukses.Pemenangan.JokowiJK.di.Pilpres.

Muhtarom

aplikasimarketing dalam konteks politik, marketing dilihat sebagai seperangkat


metode yang dapat memfasilitasi kontestan (individu atau partai politik) dalam
memasarkan insiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideologi partai,
karakteristik pemimpin partai dan program kerja partai kepada masyarakat atau
kontestan.6 Marketing menurut Bruce I Newman adalah proses memilih customer,
menganalisa kebutuhan mereka dan kemudian mengembangkan inovasi produk,
advertising, harga dan strategi distribusi dalam basis informasi. Marketing dalam
pengertian Bruce bukan dalam pengertian marketing biasa, melainkan produk
politik berupa imeg politisi, platform, pesan politik dan lain-lain yang dikirim ke
audiens yang diharapkan menjadi konsumen yang tepat.7 Contoh penerapan
marketing yang paling nyata di Indonesia adalah positioning dalam kampanye
politik. Mengingat keberagaman masyarakat Indonesia, maka positioning seorang
kandidat ataupun parpol harus dilakukan secara berbeda untuk setiap segmen
masyarakat yang berbeda. Wring (1996) menunjukkan bahwa aktifitas marketing
politik telah lama dilakukan oleh partai politik di Inggris, dinyatakan bahwa semasa
periode pemilu di Inggris tahun 1929, partai konservatif menjadi partai pertama
menggunakan biro iklan (Halford-Bottomley Advertising Service) dalam
membantu mendesain dan mendistribusikan poster dan pamphlet. Ini membuktikan
bahwa partisipasi politik saat pemilu sudah tinggi dari dulu sampai sekarang, dan
caranya berbeda-beda.

Partisipasi Politik oleh Masyarakat


Partisipasi politik yang dikemukakan beberapa sarjana ilmu politik, secara
substansial menyatakan bahwa setiap partisipasi politik yang dilakukan
termanifestasikan dalam kegiatan-kegiatan sukarela yang nyata dilakukan, atau
tidak menekankan pada sikap-sikap.8 Kegiatan partisipasi politik dilakukan oleh
warga negara preman atau masyarakat biasa, sehingga seolah-olah menutup

6. Firmanzah, Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas (Jakarta: Yayasan


Obor Indonesia, 2008), 39.
7. Bruce I. Newman, Handbook of Political Marketing (California: Sage Publication,
1999), 84.
8. Miriam Budhiardjo, Partisipasi dan Partai Politik (Jakarta: PT.Gramedia, 1982), 12.

Muhtarom

kemungkinan bagi tindakan-tindakan serupa yang dilakukan oleh non-warga negara


biasa. Setiap keputusan yang diambil oleh pemerintah tidak lepas dari campur
tangan warga negara dan setiap keputusan yang diambil tersebut secara tidak
langsung mempengaruhi kehidupan warga negara, di katakan seperti itu karena
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.9 Oleh karena itu,
partisipasi dari masyarakat itu sendiri penting adanya. Dalam negara-negara
demokratis pada umumnya semakin tinggi partisipasi warga negara nya maka
semakin baik pula. Secara universal pemilihan umum adalah lembaga sekaligus
praktik politik yang memungkinkan terbentuknya sebuah pemerintahan perwakilan
(representative goverment). Pemilihan umum disebut juga dengan political
market pemilihan umum adalah pasar politik tempat individu/masyarakat
berinteraksi untuk melakukan kontrak sosial (perjanjian masyarakat) antara peserta
pemilihanumum (partai politik) dengan pemilih (rakyat) yang memiliki hak pilih
setelah terlebih dahulu melakukan serangkaian aktivitas politik yang meliputi
kampanye, iklan politik melalui media massa cetak, audio (radio), maupun audio
visual (televisi), serta media lainnya seperti spanduk, pamflet, selebaran, bahkan
komunikasi antar pribadi yang berbentuk face to face (tatap muka) atau lobby yang
berisi janji politik lainnya guna meyakinkan pemilih sehingga pada pencoblosan
dapat menentukan pillihannya terhadap salah satu partai politik yang menjadi
peserta pemilihan umum untuk mewakilinya dalam badan legislative maupun
eksekutif.10
Adapun tujuan pemilihan umum Asas pemilu menurut UU No.23 tahun
2003, tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, menurut Undang-Undang
No.23 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, yaitu pemilu
presiden dan wakil presiden diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih Presiden
dan Wakil Presiden yang memperoleh dukungan yang kuat dari rakyat sehingga
mampu menjalankan fungsi-fungsi kekuasaan pemerintah negara dalam rangka

9. Mochtar Masoed, Negara, Kapital dan Demokrasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,


2003), 43.
10. John T. Ishiyama, Ilmu Politik Dalam Paradigma Abad Ke-21 (Jakarta: PT. Kencana,
2013), 456.

Muhtarom

tercapainya tujuan nasional sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Negara


Republik Indonesia Tahun 1945.
1. Langsung
meliputi: Artinya rakyat pemilih mempunyai hak untuk secara langsung
memberikan suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya tanpa perantara.
2. Umum
Artinya semua warga negara yang telah berusia 17 tahun atau telah menikah berhak
untuk ikut memilih dan telah berusia 21 tahun berhak dipilih dengan tanpa ada
diskriminasi.
3. Bebas
Artinya rakyat pemilih berhak memilih menurut hati nuraninya tanpa ada pengaruh,
tekanan, atau paksaan dari siapa pun.
4. Rahasia
Artinya rakyat pemilih dijamin oleh peraturan tidak akan diketahui oleh pihak siapa
pun dan dengan jalan apa pun siapa yang dipilihnya atau kepada siapa suaranya
diberikan.
Perilaku politik dilihat sebagai sebuah alat analisis untuk melihat bagaimana
masyarakat ikut berpartisipasi di dalam pemilihan umum, baik itu melalui
pemberian suara (voting), keikutsertaan seseorang dalam kampanye, dan
keanggotaan seseorang dalam partai politik.Kampanye merupakan salah satu
bentuk partisipasi politik. Kampanye adalah sebuah tindakan politik bertujuan
mendapatkan pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh
peorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian
suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa
juga dilakukan guna mempengaruhi, penghambatan, pembelokan pencapaian.
Sebagaimana yang dikutip di dalam buku perilaku partai politik M.Khoirul Anwar.
Kampanye politik mengarahkan psikologi dan perilaku pemilih untuk
menyesuaikan dan pada saatnya menuruti apa yang di programkan oleh partai
politik. Kampanye Pemilu adalah kegiatan peserta pemilu untuk meyakinkan para
pemilih dengan menawarkan visi, misi dan program peserta pemilu termasuk
mengajak memilih seseorang atau partai tertentu. Kampanye pemilu merupakan

Muhtarom

kampanye jangka pendek, yang mana ajang kompetisi jangka pendek menjelang
pemilu untuk mengingatkan, membentuk dan mengarahkan opini publik dalam
waktu singkat. Tentunya untuk menciptakan kampanye politik yang efektif adalah
memilih orang yang bisa menguasai dan memahami perencanaan dan penggunaan
media komunikasi.

Strategi Komunikasi Politik dalam Pemilu


Komunikasi politik membicarakan tentang alokasi sumber daya publik yang
memiliki nilai, apakah itu nilai kekuasaan atau nilai ekonomi, petugas yang
mempunyai kewenangan dalam memberi kekuasaan dan keputusan dalam
pembuatan undang-undang atau aturan.11 Komunikasi politik tidak hanya berbicara
mengenai kekuasaan, tetapi juga mencakup simbol-simbol bahasa, seperti bahasa
tubuh serta tindakan-tindakan politik seperti baikot, protes, dan unjuk rasa. Dalam
hal ini, efek komunikasi politik yang diharapkan adalah terciptanya pemahaman
terhadap sistem pemerintahan dan partai-partai politik, di mana nuansanya akan
bermuara pada pemberian suara dalam pemilihan umum.12 Pemberian suara ini
sangat menentukan dalam kemenangan Jokowi-JK di pemilu 2014.
Komunikasi politik menurut McNair memiliki lima fungsi dasar, yakni
sebagai berikut.
1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai keadaan yang sedang
dialami oleh bangsa indonesia itu sendiri.
2. Mendidik masyarakat terhadap arti dan signifikansi fakta yang ada.
3. Menyediakan diri sebagai platform untuk menampung aspirasi rakyat sehingga
bisa dijadikan sebuah topik dalam menjalankan kebijakan.
4. Membuat publikasi yang ditujukan kepada calon Presiden dan Wakil Presiden.
5. Menyalurkan program-program yang akan dijalankan oleh masing-masing
kandidat yang diusungnya kepada media massa.13
11. Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Paradigma, Teori, Aplikasi, Strategi Komunikasi
Politik Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), 28.
12. Hafied Cangara, Komunikasi Politik: konsep, teori dan strategi (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2009), 75.
13. Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat, Paradigma, Teori, Tujuan, Strategi
dan Komunikasi Politik Indonesia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), 34.

Muhtarom

Sedangkan pemilihan umum adalah salah satu pilar utama dari sebuah
demokrasi. Salah satu konsepsi modern diajukan oleh Joseph Scumpeter, yang
menempatkan penyelenggaraan pemilihan umum yang bebas dan berkala sebagai
kriteria utama bagi sebuah sistem politik agar dapat disebut sebagai sebuah
demokrasi. Pemilu merupakan cara yang paling kuat bagi rakyat untuk
berpartisipasi dalam demokrasi perwakilan modern. Joko Prihatmoko mengutip di
dalam Journal of Democracy, bahwa pemilu disebut bermakna apabila memenuhi
tiga kriteria, yaitu keterbukaan, ketepatan, dan keefektivan. sebagai salah satu
sarana demokratis. Pemilihan umum merupakan salah satu bentuk pendidikan
politik yang terbuka dan bersifat massal, sehingga diharapkan dapat berfungsi
dalam proses pendewasaan dan pencerdasan pemahaman politik masyarakat.
Melalui pemilu akan terwujud suatu infrastruktur dan mekanisme demokrasi serta
membangkitkan

kesadaran

masyarakat

mengenai

demokrasi.

Masyarakat

diharapkan pula dapat memahami bahwa fungsi pemilu itu adalah sarana untuk
mewujudkan

kedaulatan

rakyat,

keabsahan

pemerintah,

dan

pergantian

pemerintahan secara teratur.


komunikasi politik yang dilakukan oleh partai politik terhadap masyarakat
sangat diperlukan dalam menghadapi sebuah pemilihan umum.14 Keberhasilan
suatu strategi komunikasi politik oleh partai politik dalam merencanakan dan
melaksanakan, akan ikut berperan pada hasil perolehan suara partai politik dalam
pemilu. Strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh partai politik harus
menyesuaikan dengan sistem politik yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, sistem
politik mau tidak mau turut mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komunikasi yang
dilakukan oleh partai politik. Melihat bahwa komunikasi politik merupakan salah
satu masukan yang menentukan bekerjanya semua fungsi dalam sistem politik, Bisa
dikatakan komunikasi politik sebagai bagian dari sistem politik merupakan satu
konsepsi yang menyatakan bahwa semua gejala sosial, termasuk gejala komunikasi
dan politik, adalah saling berhubungan dan saling mempengaruhi.15

14. Ardial, Komunikasi Politik (Jakarta: Indeks, 2010)


15. John T. Ishiyama, Ilmu Politik Dalam Paradigma Abad Ke-21 (Jakarta: PT. Kencana,
2013), 337.

Muhtarom

Penggunaan media sangatlah penting dalam proses kampanye dan


sosialisasi politik pada pemilu. Dalam konteks politik modern, media massa bukan
hanya menjadi bagian yang integral dari politik, tetapi juga memiliki posisi yang
sentral dalam politik. Media massa merupakan saluran komunikasi politik yang
banyak digunakan untuk kepentingan menyebarluaskan informasi, menjadi forum
diskusi publik dan mengartikulasikan tuntutan masyarakat yang beragam. Semua
itu dikarenakan sifat media massa yang dapat mengangkut informasi dan citra
secara massif dan menjangkau khalayak yang begitu jauh, beragam, dan luas.
Dengan karakter yang dimilikinya, media menjadi kekuatan yang bisa menyatukan
dan menggiring opini masyarakat kepada salah satu partai politik perserta pemilu
dengan memberikan arah ke mana mereka harus berpihak dan prioritas- prioritas
apa yang harus dilakukan. Dengan kemampuannya, media dapat memberi
semangat, menggerakkan perubahan, dan memobilisasi masyarakat untuk memilih
pada pemiihan umum.

Pentingnya Media Massa untuk Memperoleh Suara


Peran media dalam kampanye pemilu sangatlah penting dalam memperoleh
suara. Hampir tidak ada satupun partai politik yang tidak menggunakan media
dalam sosialisasi dan kampanye partai. Pada Koalisi Indonesia Hebat (KIH), biaya
dan anggaran terbesarnya banyak dialokasikan untuk belanja iklan di media. Karena
media dianggap sebagai sarana yang efektif dan massif dalam menginformasikan
dan memperkenalkan suatu partai berikut program-programnya yang akan
dijalankan kedepan. Selain visi misi partai, tentunya sosok masing-masing kandidat
juga banyak bermunculan dan menghiasi wajah media massa baik elektronik
maupun cetak. Ini akan bisa merubah cara pandang masyarkat khalayak terkait
peristiwa-peristiwa seputar pemilu.
Dalam konteks pemilu 2014, media massa tetap mempunyai peran penting
dalam sosialisasi program partai dan pengenalan sosok kandidat dari masingmasing koalisi. Sementara, penguasaan atas arus informasi publik kerap terbukti
menjadi alat yang ampuh untuk membentuk opini dalam masyarakat yang pada

Muhtarom

gilirannya memberi daya dorong politik.16 Akibatnya, penguasaan atas informasi


media kerap ditempatkan sebagai alat tawar politik untuk menang dalam
pertarungan politik. Peran media massa seperti yang di akui oleh Koalisi Indonesia
Hebat (KIH), karna Koalisi Indonesia Hebat (KIH) tetap menggunakan media
massa dalam strategi komunikasi politik partai.
Pentingnya koalisi partai melakukan komunikasi melalui media karena
komunikasi massa mempunyai beberapa ciri:
1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan
anonym.
2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa
mencapai sebanyak mungkin khalayak secara serempak dan sifatnya sementara.
3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang
kompleks dan mungkin membutuhkan biaya yang besar.17
Pada dasarnya semua calon peserta atau kandidat pemilu harus memiliki
integritas dan kapabilitas. Integritas dalam arti bermutu, bisa dipercaya dan
kapabilitas dalam arti memiliki kemampuan pintar, berwawasan mampu memimpin
dan menguasai dari titik kelemahan hingga cara mengatasinya. Integritas dan
kapabilitas calon atau kandidat itu lebih dipentingkan bagi masyarakat supaya
pemimpin tersebut bisa menguasai pemerintahan dan seluruh sektor pembangunan.
Dibandingkan pencitraan baik yang dipropagandakan oleh tim suksesnya pada saat
kampanye. Melalui pengalaman, masyarakat atau pemilih dapat melihat kapabilitas
calon atau kandidat tersebut. Berbekal dari pengalaman Jokowi memimpin Solo
selama dua periode telah membuktikan diri membangun kota dan masyarakat solo,
yang mengantarkannya menjadi salah satu walikota terbaik dunia dan pernah
menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sedangkan Jussuf Kalla adalah mantan Wakil
Presiden Republik Indonesia.
Pengaruh tersebut membawa citra positif yang dimiliki Jokowi-JK sebagai
pemimpin yang ideal. Pada dasarnya pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang
16. Heri Budianto, Media dan Komunikasi Politik (Jakarta: Pusat Studi Komunikasi
Dan Bisnis UMB, 2011), 122.
17. Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2012), 63

Muhtarom

memiliki pencitraan positif dan memiliki program kebijakan yang bagus pula.
Tanggung jawabnya pun sangat tinggi yang akan membawa Indonesia baru
nantinya yang diserukan pada saat kampanye. Namun, cara Jokowi-JK
berkampanye merupakan permainan cerdas dari tim suksesnya dalam meraup suara.
Sehingga dapat dipastikan bahwa Jokowi-JK dapat memenangkan pemilu 2014
bukan sekedar pengalaman mereka saja, tetapi ada dalang di balik semua itu yaitu
tim sukses Jokowi-JK. Tim sukses Jokowi-JK berhasil mengelola cara-cara yang
dapat mengambil hati para warga Republik Indonesia dan menata keuangan yang
baik sehingga terciptanya kampanye yang sehat, adil, dan efisien.

Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari pulau-pulau dan memiliki
segudang masalah, mulai dari kemacetan, banjir dan masalah sosial. Jumlah
penduduk yang semakin meningkat tidak didukung dengan lahan yang ada
mengakibatkan banjir karena tidak adanya lahan resapan air pada saat hujan. Saat
inilah rakyat membutuhkan ide segar yang tentunya pemikiran dan kebijakan baru
yang berjangka panjang, bukan yang semata-mata berjangka pendek untuk
kepentingan pribadi atau kelompok sehingga Indonesia menjadi lebih baik. Seperti
yang dikampanyekan Jokowi-JK Revolusi Mental yang dalam kampanyenya
banyak mengumbar janji dan program-program yang akan dijalani ketika terpilih.
Dalam kampanyenya, peran tim sukses sangat dibutuhkan untuk dapat menjalankan
marketing politiknya. Tim sukses dibentuk melalui seleksi secara ketat. Melalui
seleksi tersebut dapat menghasilkan aktor-aktor politik yang bisa mengelola
elemen-elemen marketing politik. agar marketing politik dapat efektif, maka partai
atau politisi harus mampu merumuskan satu fokus atas sasaran yang dituju. Partai
politik melalui tim suksesnya harus mampu mengenali simpatisannya. Dengan
demikian, maka partai politik akan mampu merumuskan citra kandidat atau
kontestan yang diinginkan dan fokus dalam membidik tujuannya.
Pengelolaan marketing politik membawa pengaruh besar terhadap
elektabilitas sebuah partai politik dan calon kandidatnya. Pengaruh tersebut
membawa citra positif yang dimiliki Jokowi-JK sebagai pemimpin yang ideal. Pada

Muhtarom

dasarnya pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang memiliki pencitraan positif
dan memiliki program kebijakan yang bagus pula. Tanggung jawabnya pun sangat
tinggi yang akan membawa jakarta baru nantinya yang diserukan pada saat
kampanye. Namun, cara Jokowi-JK berkampanye merupakan permainan cerdas
dari tim suksesnya dalam meraup suara. Cara berkampanye itu adalah terobosan
baru yang efektif. Serta bersih dari kesan buruk kampanye-kampanye kandidat lain
yang setelah pemilu selesai hanya bisa mengotori lewat atribut kampanyenya.
Kampanye lewat media jejaring sosial, blusukan, membuat branding atau ciri khas
ini termasuk kampanye yang hemat, efisien dan sederhana.

Saran
Pada akhirnya, semua ini merupakan sebuah pembelajaran politik bagi
partai politik maupun koalisi dan juga masyarakat. Agar bisa lebih kritis dan cerdas
dalam memilih pemimpin yang baru. Serta, bagaimana pengelolaan elemen-elemen
marketing politik bisa memberikan pengaruh besar terhadap kemenangan pada saat
pemilu. Dipihak lain masyarakat Indonesia juga harus memperlihatkan kesadaran
politik dan berpartisipasi dalam memilih, dari hasil pemilu masih terdapat sekian
pensen masyarakat yang golput. Selain itu, memiliki banyak uang dan kekuasaan
tidak selalu memberikan jaminan untuk menang dan hanya dapat mengotori
Indonesia lewat kampanyenya. Menjadikan Jokowi-JK sebagai contoh kampanye
yang hemat, sederhana namun efektif dalam menarik simpatik masyarakat
Indonesia. Pasangan yang memiliki slogan Salam 2 Jari itu harus mampu memenuhi
harapan publik mengurai benang kusut permasalahan di Indonesia.

Daftar Pustaka
Ardial. Komunikasi Politik. Jakarta: Indeks, 2010.
Arifin, Anwar. Komunikasi Politik: Paradigma, Teori, Aplikasi, Strategi
Komunikasi Politik Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2003.
Bastian, Indra. Akuntansi untuk LSM dan Partai Politik. Jakarta: Erlangga, 2007.
Budhiardjo, Miriam. Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta: PT. Gramedia, 1982.
Budianto, Heri. Media dan Komunikasi Politik. Jakarta: Pusat Studi Komunikasi

Muhtarom

dan Bisnis UMB, 2011.


Budiarjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2008.
Cangara, Hafied. Komunikasi Politik: konsep, teori dan strategi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2009.
Firmanzah. Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia, 2008.
http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/05/23/1833256/Ini.Tim.Sukses.
Pemenangan.Jokowi-JK.di.Pilpres.
http://www.pengertianahli.com/2014/2/pengertian-partai-politik-menurutahli.html
http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/07/22/jokowi-jk-unggul-84-jutasuara-ini-hasil-final-rincian-perolehan-tiap-provinsi-versi-kpu.
Ishiyama, John T. Ilmu Politik Dalam Paradigma Abad Ke-21. Jakarta: PT.
Kencana, 2013.
Masoed, Mochtar. Negara, Kapital, dan Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2003.
Newman, Bruce I. Handbook of Political Marketing. California: Sage Publication,
1999.
Tamburaka, Apriadi. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2012.

Vous aimerez peut-être aussi