Vous êtes sur la page 1sur 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

R DENGAN GANGGUAN SISTEM


PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1
RSDM MOEWARDI SURAKARTA

Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Juni 2014 pukul 14.00 WIB. Data
pengkajian di dapatkan dari hasil anamnesa, wawancara dengan keluarga dan pasien serta
pemeriksaan fisik.
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama

: Ny. R

Umur

: 29 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Sragen

Pekerjaan

: Wiraswasta

Agama

: Islam

Status

: Kawin

2. Identitas penanggung jawab


Nama

: Tn. E

Umur

: 34 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Hubungan

: Suami

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Sragen

3. Riwayat penyakit
a. Keluhan Utama

b. Riwayat Penyakit Sekarang


1 bulan yang lalu, pasien mengaku sering merasakan nyeri pada dada,
menjalar hingga punggung atas rasa nyeri tersebut muncul secara tiba tiba
dan dirasakan saat malam hari pasien tidak bisa tidur karena keluhan tersebut.
Posisi tidur setengah duduk, pasien juga mengeluhkan batuk kering. Pasien
mengatakan sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien

merasakan

badannya lemas. Lemas bermula setelah pasien hemodialisa di RSUD Dr.


Moewardi Surakarta. Hari kamis, minggu kemaren lemas di rasakan terus
menerus dan menganggu aktivitas ringan pasien. Sehingga pada hari Selasa
tanggal 10 Juni 2014 pasien dibawa ke RSUD Dr. Moewardi Surakarta untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut. Pada saat pengkajian pasien
mengatakan

rasa lemas tidak membaik dengan istirahat dan pemberian

makan, nafsu makan pasien menurun. Disertai dengan penurunan BB hingga 3


kg, lemas dirasakan semakin berat bila dipakai untuk berjalan pasien juga
mengeluhkan mata kanan pasien menjadi buram tidak membaik hingga
sekarang.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya sudah pernah dirawat di rumah sakit dengan
penyakit yang sama. Pasien mengatakan tidak punya riwayat penyakit
hipertensi, DM, Hepatitis, penyakit jantung
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit
yang sama seperti pasien. Keluarga juga tidak memiliki riwayat DM, HT,
Jantung, Hepatitis
4. Pola Kesehatan Fungsional
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa sakit merupakan konsekuensi pertambahan
usia dan ujian dari Tuhan yang harus dihadapi dengan ikhlas. Pasien
mengatakan manajemen kesehatan yang biasa dilakukan bila mengalami
gangguan kesehatan adalah dengan mengkonsumsi obat warung. Bila tidak
juga kunjung sembuh baru diperiksakan ke tim medis terdekat.
b. Pola Nutrisi
1) Makan
a) Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi
sedang . Menu makanan nasi, sayur dan lauk tempe, tahu dan kadang
daging ayam

b) Selama sakit :pasien mengatakan tidak nafsu makan, makan 3 sendok


tapi keluar lagi. Pasien merasakan mual dan muntah setiap habis
makan.
2) Minum
a) Sebelum sakit : pasien mengatakan minum sekitar 6-7 gelas sehari,
tiap minum kurang lebih 200cc, pasien mengatakan lebih suka minum
teh dan jarang minum air putih
b) Selama sakit :pasien mengatakan tidak boleh minum yang banyak.
Sehari hanya minum satu gelas kurang lebih 200 cc. Dan terpasang
infus 500 ml/8 jam
c. Pola Eliminasi
1) BAB
a) Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB lancar biasa pada pagi hari,
sehari sekali atau kadang-kadang 2 hari sekali dengan konsistensi
lembek, dengan warna kuning kecokelatan, dan bau khas.
b) Selama sakit :pasien mengatakan BAB lancar biasa pada pagi hari,
sehari sekali atau kadang-kadang 2 hari sekali dengan konsistensi
lembek, dengan warna kuning kecokelatan, dan bau khas.
2) BAK
a) Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak ada gangguan pada BAK,
kira-kira 5 hari sekali, kurang lebih 150-200cc sekali BAK, dengan
warna kuning jernih
b) Selama sakit : pasien mengatakan BAK kurang lancar sebelum
dirawat di rumah sakit, saat ini terpasang DC dan keluar urin
sebanyak 200cc
d. Pola Aktivitas/Kemampuan
1) Sebelum sakit :
Kegiatan atau aktivitas
Makan dan minun
Mandi
Berpakaian
Toiletting
Mobilisasi
Berpindah

0
V
V
V
V
V
V

2
V
V

2) Selama sakit :
Kegiatan atau aktivitas
Makan dan minun
Mandi

Berpakaian
Toiletting
Mobilisasi
Berpindah

e.

V
V
V
V

Keterangan : 0 = mandiri
1 = dengan alat bantu
2 = dengan bantuan orang lain
3 = dengan alat bantu dan bantuan orang lain
4 = ketergantungan
Pola Istirahat dan Tidur
1) Sebelum sakit : pasien mengatakan tidur kurang lebih 6-7 jam sehari,
pasien biasa tidur mulai jam 10 malam dan bangun jam 5 pagi, pasien
mengatakan puas dengan kualitas tidurnya. Pasien memiliki kebiasaan
menonton TV sebelum tidur.
2) Selama sakit : pasien mengatakan sulit tidur karena merasakan nyeri di
bagian dada, pusing. Pasien mengatakan saat tidur sering terbangun
karena merasakan nyeri, pasien mengatakan kurang puas dengan kualitas

f.

tidurnya.
Pola Kognitif dan Persepsi
1) Sebelum sakit : pasien tidak menggunakan alat bantu pendengaran
maupun penglihatan, pasien mampu berkomunikasi dengan baik.
2) Selama sakit : pasien mengatakan tidak menggunakan alat bantu
penglihatan

maupun

pendengaran,

pasien

sedikit

sulit

diajak

berkomunikasi karena lemah dan merasakan serta menahan nyeri. Pasien


juga mengatakan memiliki gangguan pada penglihatan karena saat melihat
g.

berasa kabur semua


Persepsi Diri dan Konsep Diri
1) Body image :pasien menyukai seluruh tubuhnya. Pasien tidak malu
dengan keadaannya sekarang karena menurutnya semua itu cobaan dari
Tuhan
2) Ideal diri : pasien ingin segera sembuh dari penyakitnya dan segera
beraktivitas seperti biasa di rumah.
3) Identitas diri : pasien sudah menikah dan memiliki 1 orang anak, 1 orang
anak tinggal serumah dengan pasien.
4) Peran diri : pasien memiliki peran sebagai ibu dan bekerja sebagai
wiraswasta
5) Harga diri : pasien tidak mengalami gangguan pada harga diri , pasien

h.

tidak terlalu terganggu dengan penyakitnya.


Pola Peran Hubungan

Pasien mengatakan tinggal bersama suami dan anaknya, pasien


memiliki hubungan baik dengan anggota keluarga yang lain, terlihat dari
i.
j.

suaminya yang selalu menunggui dan memotivasi klien selama di rumah sakit.
Pola Seksual dan Reproduksi
Pasien memiliki 1 orang anak , dan seorang suami.
Pola Koping dan Toleransi Stress
1) Sebelum sakit : pasien mengatakan jika ada masalah selalu berusaha untuk
mengatasi, bersabar dan pasrah, jika belum bisa teratasi pasien meminta
bantuan keluarga dan dibicarakan secara terbuka kepada suaminya
2) Selama sakit : pasien sangat terbuka dengan keluarga maupun perawat ,
pasien selalu mengatakan tentang apa yang dirasakan dan dikeluhkan.
Pasien yakin sakitnya dapat teratasi dan sembuh, sehingga dapat

k.

beraktivitas kembali seperti biasa.


Pola Keyakinan dan Kepercayaan
1) Sebelum sakit : pasien mengatakan selalu melaksanakan sholat lima
waktu.
2) Selama sakit : pasien tidak dapat melakukan sholat karena kelemahan

fisik.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : lemah
b. Tingkat kesadaran : compos mentis
c. Tanda-tanda vital :
TD = 120/70 mmHg
HR = 88 x/menit
RR = 26 x/menit
T = 36,5 C
d. Kulit :Kulit terlihat kotor, tidak ada lesi dan massa, tidak ada nyeri tekan,
e.

turgor kulit sedang.


Kepala : Bentuk kepala simetris, tidak ada lesi dan massa, tidak ada nyeri

f.

tekan.
Penglihatan : sedikit kabur, mata simetris, gerakan bola mata simetris, pupil
isokhor, seklera tampak kemerahan, terdapat kantung mata yang terlihat jelas,

g.
h.
i.
j.
k.

konjungtiva anemis,tidak memakai alat bantu penglihatan.


Hidung : simetris, terdapat sekret, tidak terdapat pernapasan cuping hidung.
Telinga : simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat seruman.
Mulut : mukosa bibir sedikit kering, tidak ada luka, terdapat gigi tanggal.
Leher : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjaran tyroid.
Thorax :
1) Paru :
I : Pengembangan dada normal, simetris, tidak adanya massa.
P : Tidak ada nyeri tekan dan massa.
P : Sonor
A : Vesikuler
2) Jantung :

I : Ictus cordis tidak tampak


P : Tidak ada nyeri tekan dan massa
P : Redup
A : Reguler seirama
3) Abdomen :
I : Tidak ada lesi dan massa
A : Terdengar bising usus 11 17 x/mnt
P :Tidak terdapat nyeri tekan
P :Tympani
l. Genetalia : tak terkaji
m. Ekstremitas :
1) Atas : Simetris, pergerakan baik namun terbatas karena terpasang infus RL
20 tpm sejak 5 jam yang lalu, di tangan sebelah kanan.
2) Bawah : Simetris, pergerakan baik namun lemah, tidak ada lesi, tidak ada
oedema, tidak ada nyeri tekan.
3) Kekuatan otot :
4

Keterangan : 0 = tidak ada gerakan.


1 = kontraksi otot minimal.
2 = otot dapat bergerak bila gaya berat dihilangkan.
3 = gerakan otot dapat melawan gaya berat tapi tidak bisa
terhadap tahanan pemeriksa.
4 = gerakan otot dengan tahanan ringan dan dapat melawan
gaya berat.
5 = gerakan otot dengan tahanan maksimal.

6. Terapi
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Data Fokus
a. Data Subyektif
1) P :
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Dada menjalar hingga punggung atas
S : Skala 7 dari 10

T : Tiba-tiba dan dirasakan saat malam hari


2) Pasien merasakan badannya lemas setelah dihemodialisa
3) Pasien mengatakan lemas dirasakan terus-menerus dan mengganggu
aktifitas ringan pasien
4) Pasien mengatakan rasa lemas tidak membaik dengan istirahat
5) Pasien mengatakan selama 1 bulan ini berat badannya turun 3 kg karena
nafsu makan berkurang
6) Pasien merasakan mual muntah, setiap kali makan hanya masuk 3 sendok
dan dimuntahkan kembali
7) Pasien mengatakan lemas dirasakan semakin berat saat dipakai untuk
berjalan
8) Pasien mengeluh mata kanannya menjadi buram
9) Pasien mengatakan dalam beraktifitas perlu dibantu keluarga
10) Pasien mengeluh sulit tidur karena merasakan nyeri
b. Data Obyektif
1) Keadaan umum : Lemah
2) IMT :
3) TTV :
TD : 120/70 mmHg
N : 88x/menit
RR : 26x/menit
S : 36,5oC
4) Pemeriksaan fisik mata : : sedikit kabur, seklera tampak kemerahan,
terdapat kantung mata yang terlihat jelas, konjungtiva anemis

5) Pemeriksaan fisik ektremitas


a) Atas : namun terbatas karena terpasang infus RL 20 tpm sejak 5 jam
yang lalu, di tangan sebelah kanan.
b) Bawah : Simetris, pergerakan baik namun lemah
c) Kekuatan otot :
4

6) Pasien tampak gelisah


7) Pasien tampak meringis kesakitan
B. Analisa Data
No.
1

Data Fokus

Etiologi

Ds :
-

Intoleransi Aktivitas
Pasien merasakan badannya
lemas setelah dihemodialisa

Pasien

mengatakan

lemas

dirasakan terus-menerus dan


mengganggu aktifitas ringan
pasien
-

Pasien mengatakan rasa lemas


tidak

membaik

dengan

istirahat
-

Pasien

mengatakan

lemas

dirasakan semakin berat saat


dipakai untuk berjalan
Do :
-

Problem

Keadaan umum : Lemah

Atas

Pemeriksaan fisik ektremitas


:

namun

terbatas

karena

terpasang infus RL 20 tpm sejak 5 jam


yang lalu, di tangan sebelah kanan.
Bawah : Simetris, pergerakan baik
namun lemah
-

Kekuatan otot :
4

Ds :

Agen biologis

Nyeri

Mual, muntah

Resti

-P:
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Dada menjalar hingga punggung
atas
S : Skala 7 dari 10
T : Tiba-tiba dan dirasakan saat malam
hari
Do :
-

Pasien

tampak

meringis

kesakitan
3

Pasien tampak gelisah

Ds :
-

Pasien mengatakan selama 1


bulan ini berat badannya turun
3 kg karena nafsu makan
berkurang

Nutrisi

kebutuhan

<

Pasien

merasakan

mual

muntah, setiap kali makan


hanya masuk 3 sendok dan
dimuntahkan kembali
Do :
4

IMT :

Ds:

Gangguan Pola Tidur


-

Pasien mengeluh sulit tidur


karena merasakan nyeri

Do :
-

Pemeriksaan fisik mata : :


sedikit kabur, seklera tampak
kemerahan, terdapat kantung
mata

yang

terlihat

jelas,

konjungtiva anemis
C. Diagnosa
1. Intoleransi Aktivitas b.d suplay 02 turun
2. Nyeri b.d agen biologis
3. Resti nutrisi < dari kebutuhan b.d mual muntah
4. Gangguan Pola tidur b.d Nyeri
D. I

E. Implementasi
No. Dx

Waktu

Rabu,
110614
08.00

I,II,III,I
V

09.30

Implementasi

Respon

- Mengkaji keluhan S :
utama pasien
- Pasien
mengatakan
- Memberikan obat
merasa lemas setelah
- Menganjurkan
hemodialisa
pasien nafas dalam - Pasien
mengatakan
jika
merasakan
nyeri
pada
dada
nyeri
menjalar ke punggung
- Pasien
merasakan
mual muntah
- Pasien
mengatakan
tasi malam sulit tidur
- Pasien
mengatakan
sakit
ketika
obat
masuk melalui selang
infus pasien
- Pasien
mengatakan
mau minum obat
- Pasien
mengatakan
mau melakukan nafas
dalam
ketika
merasakan nyeri
O:
- Pasien
tampak
menahan kesakitan
- Kantung mata tampak
jelas
- Obat telah masuk
melalui selang infus
pasien
- Pasien mau minum
obat
- Pasien kooperatif
-

Mengobservasi
S:
TTV
- Pasien
mengatakan
Menganjurkan
badannya masih teras
pasien
untuk
lemas
makan sedikit tapi - Pasien
mengatakan
sering
mau melakukannya
O:
- TTV :
TD : 120/70 mmHg

TTD

N : 86x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,3oC
- Pasien mengerti
10.30

Mengkaji
pola S :
tidur pasien
- Pasien
mengatakan
Memberikan
tidak bisa tidur dengan
suasana tenang dan
nyenyak
nyaman
- Keluarga mengatakan
pasien lebih nyaman
dari sebelumnya
O:
- Katung mata pasien
jelas
- Suasana tenang dan
nyaman

12.30

14.00

16.00

17.00

Menganjurkan
S:
pasien melakukan - Pasien
mengatakan
aktivitas
yang
bersedia aktivitas yang
dapat di toleran
ringan-ringan
secara bertahap
- Pasien
mengatakan
Mempertahankan
nyaman dengan posisi
posisi fowler
tempat tidurnya
O:
- Pasien kooperatif
Pasien terlihat nyaman
Menganjurkan
S:
pasien untuk oral - Pasien
mengatakan
hygiene sebelum
mau melaku
dan sesudah makan
- mengkaji ulang O :
keluhan pasien
S:
- memberikan
O:
obat
- memberikan
S:
penjelasan
O:
kepada pasien
tentang
S:
penyebab rasa nyeri
yang O :
muncul
S:
- mengobservasi O :
TTV
-

membantu
pasien dalam
merencanakan
jadwal
aktivitas dan
istirahat

memberikan
obat

memberikan
lingkungan
tenang
dan
suasana
nyaman
mengajarkan
tekhnik
distraksi
:
mengalihkan
perhatian dari
rasa nyeri

20.00

22.00

memberikan
obat

menganjurkan
nafas
dalam
jika
nyeri
muncul
kembali

mengobservasi
TTV
dan
keluhan pasien

memberikan
obat
mengkaji tonus
otot pasien
mengobservasi
TTV
mengkaji
intensitas nyeri
pasien

00.00

06.00
2.

I,II,III,I
V

Kamis,
120614
16.00

17.00
20.00

22.00

00.00

06.00
-

I,II,III,I
V

Jumat
130614
08.00

10.00
12.00

memberikan
obat
menganjurkan
kembali makan
sedikit
tapi
sering
memberikan
lingkungan
nyaman
dan
tenang
memberikan
injeksi
mempertahank
an
posisi
nyaman
mengobservasi
TTV
menganjurkan
pasien untuk
mempertahank
an
masukan
nutrisi
memberikan
obat
mengkaji
status nutrisi
pasien
mengobservasi
TTV
mempertahank
an
posisi
fowler
mengkaji
keluhan utama
pasien

F. Evaluasi
No. Dx

Waktu

1.

Jumat,

Evaluasi

S : pasien mengatakan badannya sudah tidak terlalu lemas


dan sudah dapat beraktivitas sendiri seperti makan,
130614 minum, toiletting, berpakaian dll
O : kekuatan otot ekstremitas atas 5 dan bawah 4, pasien
dalam beraktivitas ringan sudah dapat melakukan secara
mandiri, pasien sudah tidak lemas, ku sedang
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
-

II

Jumat,
130614

S : pasien mengatakan nyeri sudah berkurang tapi kadang


masih muncul tapi tidak sesakit biasanya
O : skala nyeri 2, pasien sudah tidak gelisah, pasien
tampak lebih tenang dan rileks
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
-

III

Jumat,

S : pasien mengatakan sudah tidak merasa mual ketika


makan dan nafsu makan semakin membaik tetapi hanya
130614 habis setengah porsi saja setiap makannya.
O : BB pasien stabil = 56 kg, IMT dalam batas normal,
nafsu makan pasien meningkat terlihat dari porsi makan
dari 3 sendok menjadi setengah porsi.
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
-

III

Jumat,
130614

S : pasien mengatakan jam tidurnya semakin bertambah


masih terjaga tapi sudah jarang
O : sklera pasien tidak merah, kantung mata pasien samar,
pasien tidak gelisah, pasien tampak lebih segar, skala
nyeri 2
A : masalah teratasi sebagian

TTD

P : lanjutkan intervensi
-

Vous aimerez peut-être aussi