Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Data
tersebut
menunjukkan
di
bawah
normal
sehingga
pengecekan gula darah pada saat di rumah sakit akibat adanya luka yang
tidak sembuh-sembuh.
Peningkatan fungsi dan perkembangan selama hidup
Pasien mempunyai 3 orang anak, 2 menantu dan 2 cucu, aktifitas seksual
pasien mengatakan masih baik. Klien mengatakan sering memikirkan
pengobatan yang di jalaninya karena membutuhkan biaya yang tidak
sedikit. Interaksi sosial selama di RS dengan kondisinya sedang sakit
pasien sangat bergantung dengan suami dan anak-anaknya karena anakanaknya sebagian besar sudah berkeluarga, dan selalu bersyukur karena
anak-anaknya masih memperhatikannya, dan selama pasien di rawat
keluarga sangat mendukung dan sangat kooperatif.
c. Developmental self care requisites (pengembangan kebutuhan perawatan diri)
Perkembangan keluarga saat ini terganggu karena pasien tidak dapat
berjalan.
Pasien mengatakan saat ini dalam berhubungan seksual tidak
mengalami hambatan.
Perubahan fisik pada pasien DM antara lain, pasien sering BAK, selera
makan menurun, berat badan menurun, pasien mudah lelah, luka pada
Masalah medis yang di alami pasien adalah gangren ulkus pada telapak
kaki dan lateral pedis sinistra, DM tipe 2 dengan gula darah tidak
terkontrol, hipoalbumin. Obat-obatan yang di berikan : furosemid 3x1
amp, mecobalamin 3x1, ondancentron 3x4 mg, meropenem 3x1, vit.B
kaki.
Hasil labratorium
Hasil laboratorium/penunjang : tgl 29/11/2015
Jenis
Hasil
Nilai normal
Leukosit
10.68
5-10 ribu/mm3
Netrofil
76.1
50-70 %
Limfosit
16.8
25-40%
Monosit
6.6
2-8%
Eosinofil
0.2
2-4%
Basofil
0,3
0-1%
Hemoglobin
11,8
13,0-18,0 g/dl
Eritrosit
3.58
4.5-6.5 jt/ul
Hematokrit
76,9
40-52 %
Trombosit
445
150-440
pemeriksaan
ribu/mm3
Elektrolit
Na
132.0
135-145 mmol/L
3,6
3,5-5,0 mmol/L
Cl
109.0
98-109 mm0l/L
GDS
191
74-106 mg/dl
Ureum
44
20-40 mg/dl
Kreatinin
3,11
0,8-1,5 mg/dl
Lekosit
1-3 lpb
3-6 lpb
Eritrosit
0-1 lpb
0-1 lpb
Sel epitel
Positif (+)
Positif
Mikroskopis
urine
(-)
Silinder hyalin
Negatif
Negatif
Negatif
(-)
Bacteri
Negatif
Negatif
(-)
Kristal
Albumin
2,7 gr/dl
3-4 gr/dl
PEMBAHASAN
2. Pembahasan pengkajian
Pembahasan pengkajian yang di temukan pada kasus Ny.P dengan DM tipe 2 gangren
pedis sinistra, saat ini melakukan pengkajian klien dan keluarga kooperatif sehingga
diabetik.
Neuropati
diabetik
terjadi
pada
lebih
dari
50%
penyandang diabetes. Gejala yang umum terjadi adalah rasa kebas (baal) dan
kelemahan pada kaki dan tangan. Selain itu bisa terjadi Gangguan pembuluh darah
Masalah kedua adalah terjadinya gangguan pada pembuluh darah, sehingga
menyebabkan tidak cukupnya aliran darah ke kaki dan tangan. Aliran darah yang
buruk ini akan menyebabkan luka dan infeksi sukar sembuh. Ini disebut penyakit
pembuluh darah perifer (pembuluh darah tepi) yang umum menyerang kaki dan
tangan. Penyandang diabetes yang merokok akan semakin memperburuk aliran
darahnya. Ulkus Diabetikum adalah ulkus yang tejadi pada pasien Diabetes Mellitus.
Ulkus ini terjadi pada setiap bagian tubuh yang teletak pada bagian tubuh yang teletak
di ujung, terutama extemitas bawah. Seiring timbul rasa nyeri yang hebat pada bagian
yang terkena ulkus diabetikum. Bagian tersebut menjadi pucat kebirubiruan dan
bercak-bercak, kemudian cairan menguap, menjadi kering dan mengeriput dingin
pada perabaan, bau, tidak terasa denyut nadi, dan perasaan nyeri berangsur-angsur dan
hilang sama sekali.
Ulkus atau luka kaki dapat menjadi masalah yang sangat serius bagi penderita
diabetes. Penting untuk menyembuhkan ulkus secepatnya. Kerusakan saraf pada
diabetes dapat mengurangi nyeri sehingga ulkus kaki kadang tidak menimbulkan rasa
nyeri jadi sering diabaikan. Sejalan dengan waktu ulkus kaki atau gejala-gejala
penyakit dapat merusak kaki secara serius. Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan
kulit atau selaput lendir. Ulkus bisa dikatakan kematian jaringan yang luas dan
disertai invasif kuman saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus
berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan
penyakit DM dengan neuropati perifer. Ulkus kaki diabetes (UKD) merupakan
komplikasi yang berkaitan dengan morbiditas akibat diabetes mellitus.
Pasien mempunyai riwayat DM 10 tahun yang lalu, walaupun Ny.P ada keluarga yang
menderita sakit DM namun faktor genetik bukanlah merupakan faktor penyebab dari
penyakit DM Ny.P tetapi kemungkinan penyebab utama adalah perilaku dan gaya
hidup dan faktor usia dari pasien itu sendiri. Kemudian Tn. R ada keluhan tidak ada
nafsu makan dan badan lemas, dan penurunan berat badan dalam wakti relatif singkat
merupakan gejala yang sering di jumpai, karena kehabisan glikogen yang telah di
lebur jadi glukosa, tubuh mendapat dari lemak dan protein., karena tubuh terus
merasakan lapar, maka tubuh memecahkan cadangan makanan yang ada di tubuh
termasuk jaringan otot dan lemak, sehingga klien walaupun banyak makan tetap
menjadi kurus, apalagi kalau makan tidak adekuat, maka ini akan memperburuk
kondisi dari pasien itu sendiri, dimana Ny.P sebelumnya berat badan 58 kg menjadi 55
kg.sedangkan hasil pengkajian intake dan output tidak seimbang. Dan pasien sering
merasa kelelahan.
Data lain yang di dapatkan
pemeriksaan gula darah sewaktu dan di dapatkan hasil 404 mg/dl,( hiperglekemia)
yang tanpa di sadari oleh pasien sehingga memperburuk kondisi luka dan produksi
ulkus semakin banyak. Hiperglikemia dapat mempengaruhi pembuluh darah kecil,
arteri kecil sehingga suplai makanan dan oksigen ke perifer menjadi berkurang, yang
akan menyebabkan luka tidak cepat sembuh, dan bahkan semakin buruk jika gula
darah tidak terkontrol karena suplai makanan dan oksigen tidak adekuat yang akan
menyebabkan terjadinya infeksi dan terjadi gangren.
Di tambah lagi pasien di rumah tidak pernah menggunakan alas kaki karena pasien
sering mengalami rasa tebal di kulit, terutama bila ada benjolan terasa seperti ada
bantal atau gabus,sehingga Ny.P ini lupa menggunakan sendal/sepatu karena sudah
terbiasa.
Pada tabel hasil pemeriksaan laboratorium terlihat sebagian hasil laboratorium masih
dalam batas normal namun ada beberapa hasil yang meningkat seperti leukosit,
kalium, GDS, dan ureum. Sel epitel positif satu, dan kristal urid acid positif.
Sedangkan nilai laboratorium yang mengalami penurunan adalah Hb, albumin,
eritrosit dan hematokrit. Pasien yang mengalami penurunan nilai albumin yaitu
2,7gr/dl. Hal ini di sebabkan karena keluarnya albumin melalui ulkus pedis yang di
alami pasien (perkeni, 2002).
3. Diagnosa keperawatan dan pembahasannya
Diagnosa keperawatan model orem di dasarkan pada defisit self care, dan
perencanaan yang di buat harus sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien.
Berdasarkan pengajian orem pada pasien Ny.P di temukan diagnosa :
a. Gangguan perfusi berhubungan dengan melemahnya/menurunnya aliran darah ke
daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah
b. Ganguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan
Keluhan nyeri dirasakan oleh klien pada kaki kiri, nyeri hilang timbul seperti
ditusuk-tusuk, skala nyeri 6,
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan ketidakmampuan tubuh dalam
menggunakan glukosa, defisiensi insulin.
Diagnosa keperawatan ini timbul atau di tegakkan karena adanya faktor penunjang
yang di temukan yaitu sesuai dengan tanda dan gejala adanya keluhan tidak ada
nafsu makan, dan makanan tidak di habiskan, kemudian penurunan berat badan
dan di sertai dengan riwayat DM sehingga kebutuhan metabolik tetap meningkat,
dan akibat glukosa darah yang tidak bisa masuk kedalam sel mengakibatkan
sumber energi berkurang untuk sel maka terjadilah starvasi atau kelaparan sel,
maka diagnosa ini penulis mengangkat menjadi masalah gangguan pemenuhan
nutrisi karena Ny.P mengalami penurunan BB dari 58 kg turun menjadi 55 kg.
GDS 191mg/dl yang merupakan manifestasi nutrisi jaringan yang kurang akibat
gangguan metabolisme karbohidrat. Albumin 2,7 % dan kadar Hb 11,8 mg%
menyebabkan masalah nutrisi semakin jelas, Intervensi keperawatan yang di
berikan adalah memberikan penjelasan kepada klien tentang pentingnya diet yang
di berikan padanya untuk memperbaiki toleransi insulin serta untuk membantu
proses penyembuhan penyakitnya, hal ini di harapkan agar terjadi perubahan
perilaku pada klien dan keluarga agar dapat menyadari faktor-faktor yang
mempengaruhi kesembuhannya terhadap kebutuhan nutrisi.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan hiperglikemia ada luka, penurunan fungsi
leukosit, perubahan dalam sirkulasi darah.
Diagnosa keperawatan ini bisa di tegakkan dengan data suhu tubuh masih batas
normal tetapi leukosit dan GDS mengalami peningkatan yaitu 1068 ribu/mm dan
191 mg/dl, terdapat dasar luka kaki kiri menembus lapisan subkutis yang meliputi
fasia, otot, dan tendo. pengerasan dan gangren luka membusuk pada telapak kaki
dan samping kaki dan tampak menghitam, dengan ukuran luka panjang 10 cm,
lebar 5 cm dan dalam 5 cm, memucat dari tepi luka, secret terdapat gangren pada
jari 4 dan 5 di kaki dan ulkus pada plantar dan dorsalis pedis sinistra program
debridement warna kuning bercampur darah, kurang lebih 5 cc, berbau. Klien
tidak merasakan sentuhan di kakinya dari jari hingga pergelangan kakinya.
e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi, hambatan
mobilitas fisik, faktor tekanan dan penurunan sensibiltas.
Diagnosa keperawatan ini di tegakkan karena adanya luka gangren pada kaki
sebelah kiri , dimana terjadi kerusakan membran mukosa, jarigan integumen dan
subkutan, hambatan mobilitas fisik, penurunan sensibilitas. terdapat gangren pada
ulkus pada plantar dan dorsalis pedis sinistra menghitam program debridement
warna kuning bercampur darah, kurang lebih 5 cc, berbau, dengan ukuran luka
panjang 10 cm, lebar 5 cm dan dalam 5 cm. Sehingga penulis mengangkat ini
sebagai masalah.
4. Rencana tindakan keperawatan menurut Teori Orem
No
1
Diagnosa keperawatan
Nutrisi
kurang
dari
kebutuhan berhubungan
ketidakmampuan
tubuh
dalam
menggunakan
glukosa, defisiensi insulin.
Batasan karakteristik :
Berat badan 20 % atau
lebih di bawah ideal
Kehilangan
berat
badan dengan asupan
makanan
yang
adekuat
Faktor-faktor
yang
behubungan :
Penyakit diabetes :
insufisiensi insulin
Intervensi
NIC :
Manajemen nutrisi
Kolaborasi denagn ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang di butuhkan pasien.
Yakinkan diet yang di
makan
mengandung
tinggi
Resiko
ketidakstabilan NOC :
kadar
gula
darah Kadar gula darah
berhubungan
dengan
stabil,
yang
di
pemantauan glukosa darah
buktikan
dengan,
tidak
tepat,
kurang
hemoglobin
kepatuhan, pada rencana
glikolisasi, glukosa
manajemen
diabetik,
urine dan keton urine.
status kesehatan fisik, dan Faktor
resiko
stres.
terkendali,
di
Factor resiko :
buktikan
oleh
Tingkat perkembangan
manajemen menadiri
Asupan diet
diabetes yang di
Pemantauan glukosa
terapkan
secara
konsisten,
darah tidak tepat
pengetahuan
Kurang
kepatuhan
manajemen diabetes
pada
rencana
yang mendalam dan
manajemen diabetik
tidak
ada
Kurang
manajemen
penyimpangan kadar
diabetik
glukosa darah.
Manajemen medikasi
Menunjukkan
Tingkat aktifitas fisik
prosedur yang benar,
Status kesehatan fisik
untuk
memeriksa
Stress.
kadar glukosa darah
Mematuhi regimen
yang di programkan
untuk
pemantauan
glokosa darah
Mematuhi
rekomendasi diet dan
latihan
fisik.memperlihatkan
prosedur yang benar
untuk pemberian obat
secara mandiri.
Menguraikan gejala
hipoglikemia
dan
hiperglikemia.
dan
tindakan
tidak
selama jam makan
Monitor turgor kulit,
mual muntah
membuat
perubahan
dalam pengobatan jika
perlu
Beritahu dokter jika
tanda
dan
gejala
hipoglikemia/hiperglikem
ia terjadi dan tidak dapat
di kembalikan dengan
aktifitas mandiri.
NIC :
Pengkajian :
Pantau warna, jumlah,
dan frekuensi kehilangan
cairan.
Identifikasi
faktor
pengaruh
terhadap
bertambah
buruknya
dehidrasi, misalnya :
obat-obatan,
demam,
sterss,
dan
program
pengobatan.
Pantau hasil laboratorium
yang relevan dengan
keseimbangan cairan :
protein toral, osmolalitas,
serum, dan berat jenis
urine
Kaji adanya vertigo dan
hipotensi
Kaji orientasi terhadap
orang, waktu dan tempat.
Manajemen cairan :
Pertahankan
catatan
intake dan output yang
akurat
Monitor status dehidrasi
Monitor tanda-tanda vital
Monitor
pemasukan
makanan/cairan
dan
hitung
intake
kalori
harian.
Kolaborasi
pemberian
cairan IV
Dorong pemasukan oral
Perikan bemberian NGT
sesuai output
Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
Resiko
infeksi
berhubungan
dengan
hiperglikemia
adaluka,
penurunan fungsi lekosit,
perubahan dalam sirkulasi
darah.
Factor-faktor resiko :
Penyakit kronik :
diabetes melitus
Penekanan
sistem
imun
Ketidakadekuatan
imun buatan
Pertahanan
primen
tidak tidak adekuat
kulit luka, trauma
jaringan
Tidak
adekuat
pertahanan sekunder
(supresi
respon
inplamasi)
NOC :
Faktor resiko infeksi akan
hilang
Kriteria hasil :
Klien bebas dari
tanda dan gejala
infeksi
Status imun dalam
batas normal (jumlah
leukosit dalam batas
normal).
kelembaban
dan
insufiensi
pembuluh
darah arteri dan edema
pada kaki pasien
Anjurkan kaki untuk
memperhatikan kaki jika
terjadi penurunan sensasi
pada kaki.
Wound care
Catat karakteristik luka :
tentukan ukuran dan
kedalamam luka, dan
klasifikasi
pengaruh
ulcers
Catat karakteristik cairan
sekret yang keluar
Bersihkan dengan cairan
anti bakteri
Bilas dengan NaCl 0,9 %
Lakukan nekrotomi jika
perlu
Lakukan tampon yang
sesuai
Dressing dengan kasa
sterill.
TGL 30/11/2015
TINDAKAN KEPERAWATAN
NIC :
Manajemen nutrisi
berkolaborasi denagn ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang di
butuhkan pasien.
Meyakinkan kepada pasien bahwa diet yang di
makan mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi.
memberikan makan yang terpilih (sudah di
konsultasikan dengan ahli gizi)
mengajarkan
klien
bagaiman
mencatat
makanan harian
Memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
memberikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
mengkaji
kemampuan
pasien
untuk
mendapatkan nutrisi yang di butuhkan
Memonitor adannya penurunan berat badan
Memonitor aktifitas yang di lakukan
TGL 30/11/2015
EVALUASI
S : Klien mengatakan
makanannya
tidak di
habiskan, nafsu makan (-)
O : makananya hanya di
habiskan porsi, bibir
tampak kering, muntah (-),
GDS masih 250 mg%, Hb
masih nunggu hasil, diet
DM 1700 kkal/ protein 0,8
g/kg/hari+loss
protein
/hari.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
NIC :
Pengkajian
Mengkaji faktor yang dapat meningkatkan
resiko ketidakseimbangan glukosa.
Memantau
kadar glukosa sesuai dengan
program
memantau keton urine
memantau asupan dan haluaran
memantau tanda dan gejala hipoglikemia
menentukan penyebab hipoglikemia atau
hiperglikemia jika terjadi
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
memberikan informasi mengenai diabetes
memberikan informasi mengenai penerapan
diet dan latihan fisik untuk mencapai
keseimbangan kadar glukosa
memberikan informasi mengenai obat-obatan
yang di gunakan untuk mengendalikan
diabetes
memberikan
informasi
mengenai
penatalaksanaan diabetes selama sakit
memberikan informasi mengenai pemantauan
secara mandiri kadar glukosa
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan pasien dan tim diabetes
untuk membuat perubahan dalam pengobatan
jika perlu
memberi tahu dokter jika tanda dan gejala
hipoglikemia/hiperglikemia terjadi dan tidak
dapat di kembalikan dengan aktifitas mandiri.
NIC :
Pengkajian :
memantau warna, jumlah, dan frekuensi
kehilangan cairan.
mengidentifikasi faktor pengaruh terhadap
bertambah buruknya dehidrasi, misalnya :
obat-obatan, demam, sterss, dan program
pengobatan.
memantau hasil laboratorium yang relevan
dengan keseimbangan cairan : protein toral,
osmolalitas, serum, dan berat jenis urine
mengkaji adanya vertigo dan hipotensi
S :
klien mengatakan
badannya lemah, minum
hanya 6 gelas per hari dan
BAK 4-6 kali per hari.
O : TD : 130/80, nadi 90
kali/menit, pernafasan 20
kali/menit, suhu 36 c.
Turgor kulit masih kering,
klien tampak lemah masih
berbaring di tempat tidur.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
S :
klien mengatakan
sudah mengerti apa yang
di sampaikan oleh perawat
O : klien tampak ceria
A : masalah sdh teratasi
P : pertahankan intervensi
NIC :
Perawatan kaki
menginsfeksi keadaan kulit seperti adanya
iritasi, keretakan, kalus, lesi, deformitas, atau
edema.
mengeringkan kaki secara hati-hati di antara
jari-jari kaki
memberikan lotion, pelembab, untuk kaki
sesuai dngan indikasi
mendiskusikan dan anjurkan pasien atau
keluarga untuk melakukan perawatan kaki
Memonitor adanya kelembaban dan insufiensi
pembuluh darah arteri dan edema pada kaki
pasien
menganjurkan kaki untuk memperhatikan kaki
jika terjadi penurunan sensasi pada kaki.
Wound care
mencatat karakteristik luka : tentukan ukuran
dan kedalamam luka, dan klasifikasi pengaruh
ulcers
mencatat karakteristik cairan sekret yang
keluar
membersihkan dengan cairan anti bakteri
membilas dengan NaCl 0,9 %
melakukan nekrotomi jika perlu
melakukan tampon yang sesuai
mendressing dengan kasa sterill.
6.
NO/
DX
1
S : klien mengatakan
kakinya bau dan ingin
cepat di bersihkan dan di
ganti verbannya
O : luka tampak abu-abu
kehitaman,
terdapat
gangren di jari ke 4 dan ke
5. Pus masih ada warna
kuning kemerahan, di cuci
dengan NaCl 0,9 %.
A : maslah belum teratasi
P : pertahankan intervensi
TGL 30/11/2015
EVALUASI
S : Klien mengatakan
makanannya sudah di
habiskan, nafsu makan sdh
membaik
O : makananya
di
habiskan 3 porsi/hari, bibir
tampak lembab, muntah
(-), klien tampak makan
buah yang di berikan di
RS, GDS 132 mg%,
makanan harian
Memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
memberikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
mengkaji
kemampuan
pasien
untuk
mendapatkan nutrisi yang di butuhkan
Memonitor adannya penurunan berat badan
Memonitor aktifitas yang di lakukan
menjadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
selama jam makan
Memonitor turgor kulit, mual muntah
Memonitor kadar Hb, albumin, dan kadar Ht
Memonitor mkanan kesukaan
Memonitor kalori dan intake nutrisi.
NIC :
Pengkajian
mengkaji faktor yang dapat yang dapat
meningkatkan
resiko
ketidakseimbangan
glukosa.
memantau kadar glukosa sesuai dengan
program
memantau keton urine
memantau asupan dan haluaran
memantau tanda dan gejala hipoglikemia
menentukan penyebab hipoglikemia atau
hiperglikemia jika terjadi
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
memberi informasi mengenai diabetes
memberi informasi mengenai penerapan diet
dan
latihan
fisik
untuk
mencapai
keseimbangan kadar glukosa
memberi informasi mengenai obat-obatan
yang di gunakan untuk mengendalikan
diabetes
memberi informasi mengenai penatalaksanaan
diabetes selama sakit
memberi informasi mengenai pemantauan
secara mandiri kadar glukosa
Kolaborasi :
berkolaborasi dengan pasien dan tim diabetes
untuk membuat perubahan dalam pengobatan
jika perlu
memberitahu dokter jika tanda dan gejala
hipoglikemia/hiperglikemia terjadi dan tidak
dapat di kembalikan dengan aktifitas mandiri.
NIC :
Pengkajian :
memantau warna, jumlah, dan frekuensi
S :
klien mengatakan
badannya lemah, minum
hanya 6 gelas per hari dan
kehilangan cairan.
mengidentifikasi faktor pengaruh terhadap
bertambah buruknya dehidrasi, misalnya :
obat-obatan, demam, sterss, dan program
pengobatan.
memantau hasil laboratorium yang relevan
dengan keseimbangan cairan : protein toral,
osmolalitas, serum, dan berat jenis urine
mengkaji adanya vertigo dan hipotensi
mengkaji orientasi terhadap orang, waktu dan
tempat.
Manajemen cairan :
mempertahankan catatan intake dan output
yang akurat
Memonitor status dehidrasi
Memonitor tanda-tanda vital
Memonitor pemasukan makanan/cairan dan
hitung intake kalori harian.
berkolaborasi pemberian cairan IV
mendorong pemasukan oral
memberikan NGT sesuai output
mendorong keluarga untuk membantu pasien
makan
berkolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih
muncul memburuk.
NIC :
Infection control (kontrol infeksi)
memberikan lingkungan setelah di pakai
pasien lain
memisahkan
pasien
dengan
penyakit
menular/dan tidk menular.
membatasi pengunjung bila perlu
menganjurkan pengunjung untuk cuci tangan
saat dan setelah berkunjung meninggalkan
pasien
menganjurkan tim kesehatan lain untuk cuci
tangan untuk setiap sebelum dan sesudah
tindakan ke pasien
mengunakan tehnik septik dan aseptik selama
perawatan luka
mengajarkan pada pasien dan keluarga tanda
dan gejala dan cara pencegahan infeksi
memberikan terapi antibiotik bila perlu.
NIC :
Teaching : disease process
memberikan
penilaian
tentang
tingkat
pengetahuan pasien tentang proses penyakit
yang spesifik
S :
klien mengatakan
sudah mengetahui dan
memahami apa yang di
sampaikan oleh perawat
O : klien tampak senang
olahraga.
Pasien di berikan pembelajaran bagaimana menggunakan lancet, glukosa
strip dan dan glukometer. Pasien harus di berikan demonstrasi bagaimana
meningkatkan
kejadian
hipoglikemi
dan
menunjukkan
gejala
hipoglikemia.
Perawat perlu mengkaji secara akurat riwayat penggunaan obat-obatan
pasien. Hal ini di lakukan untuk mengidentifikasi adanya kemungkinan
penggunaan obat-obat DM, seperti yang terjadi pada pasien Tn,R tidak pernah kontrol
gula darah, apa lagi minum obat. Sehingga pengetahuan sangat penting di perhatikan
dan di berikan pengetahuan oleh perawat tentang pelaksanaan pasien DM.
Adapun peran perawat dalam perawatan kaki pada kasus diabetes ini (Ny.P) adalah
Berikan perawatan luka dan antibiotik jika perlu. Antibiotik biasanya di
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C dan Hall John. E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC.
1997
Long, Barbara C. Perawatan Medikal bedah. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawtaan Bandung. 1996
Http//google.com
Curtis L. Triplitt, Charles A. Reasner, and William L. Isley, 1999, Diabetes Mellitus in Dipiro,
J.T., Talbert, R.l., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, L.M., (Eds.),
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 3th edition, 1333-1363, Appleton & Lange,
Stamford.
Mayfield, J.A., 2004, Insulin Therapy for Type 2 Diabetes: Rescue, Augmentation, and
Replacement
of
Beta-Cell
Function,
http://www.postgradmed.com/issues/
1997/02_97/skyler.htm.
.
Tjokorda Gde Dalem Pemanyun, 2007, Rasionalisasi Terapi Kombinasi Insulin dengan OHO,
dalam Simposium Insulin Sahabat Diabetisi Dalam Rangka Memperingati Hari Diabetes
Nasional
Darmono, 2007, Pengobatan Insulin Glargine (Long-Acting Insulin Analouge) Pada
Penderita Diabetes Melitus, dalam Simposium Insulin Sahabat Diabetisi Dalam Rangka
Memperingati Hari Diabetes Nasional
Hidayat, AA.2004.Pengantar Konsep Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika
Nursalam.2003.Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan:
Ann Marriner Tomey & Martha Raile Alligood, nursing theorist and their work. 1998: Mosby
erathenurse.blogspot.com//model-konseptual-keperawatan.htm.
Brunner & Suddarth (2002). Buku Ajar Keperawatan Medlkal - Bedah Ed. 8. Jakarta: EGC.
Carpenito & Moyet (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.
Doenges, dkk., (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.
Lanywati, Endang (2007). Diabetes Melitus Penyakit Kencing Manis. Yokyakarta: kanisius.
Price & Wilson (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
Sujono & Sukarmin (2008). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin &
Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tjokronegoro, Aijatmo (1996). Buku Ajar Urnu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Wilkinson, Judith M. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Nic Noc. Jakarta: EGC.