Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena
Rumusan Masalah
Tujuan
memahami
permasalahannya,
sehingga
tentang
dapat
Abortus
serta
memberikan
asuhan
1.3.2.7. Mengetahui
bagaimana
penatalaksanaan
dari
Abortus
1.3.2.8. Mengetahui komplikasi dari Abortus
1.3.2.9. Mengetahui Asuhan Keperawatan Abortus
1.4
Manfaat
BAB II
KONSEP MEDIS ABORTUS
2.1 Pengertian
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada
usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500gram.(Arif Mansjoer, 2000: 260)
2.2 Klasifikasi
2.5.1
Abortus spontan
2.2.3.1 Pengertian
Abortus spontan didefinisikan sebagai pengeluaran produk konsepsi
secara spontan sebelum minggu ke 24 kehamilan. Hal ini paling sering
Definisi
Perdarahan
sedikit
tapi
os
menutup
Os internal terbuka
Seluruh produk konsepsi keluar
Produk konsepsi keluar sebagai
Produk konsepsi terinfeksi
Fetus mati tapi semua produk
konsep tertahan
carneus Mole
2.2.3.3 Etiologi
1)
Konsepsi abnormal
Terdapat bukti bahwa abortus spontan tertentu merupakan akibat
Implantasi abnormal
Implantasi abnormal dapat bertanggung jawab terhadap beberapa
progesteron
bisa
korpus
luteum
mengakibatkan
yang
menyebabkan
ketidakcukupan
defisiensi
hormon
untuk
jarang.
5)
Infeksi berat
Gangguan metabolisme
Contoh gangguan metabolisme paling jelas menyebabkan abortus
Trauma
Kecelakaan lalu lintas dan jatuh merupakan penyebab kerusakan
Faktor imunologik
Reaksi hos graft mungkin penting, tapi mekanisme tidak diketahui.
9)
Obat obatan
Ergot, quinin, obat sitotoksis dan radiasi semuanya dapat
Perdarahan
diharapkan
dan
mungkin
menimbulkan
kesulitan
dalam
Rasa sakit
Tingkat rasa sakit sangat bervariasi mungkin sangat ringan pada abortus
awal dan tidak lebih berat dari kram pada menstruasi. Rasa sakit
cenderung bersifat kolik (seperti kram) dan menyebar kedepan, tengah,
atau ke punggung.
Pada miss abortion mungkin tidak terdapat gejala kecuali bahwa pasien
tidak lagi merasa hamil atau uterus tidak meningkat ukurannya.
Pasien dengan abortus septik akan merasa tidak enak badan, berkeringat,
rigor, dan nausea terutama jika terjadi septik shock.
3)
Syok
Beberapa pasien menunjukkan keadaan syok akibat hipovolemia
Dilatasi serviks
Serviks melebar ketika produk konsepsi dikeluarkan. Tingkat dilatasi
memiliki makna prognostik. Jika serviks patulous dan satu jari dapat
dimasukkan, maka abortus tidak dapat dihindarkan.
5)
Pireksia
Pada kasus abortus septik temperatur dapat meningkat walaupun
Ukuran uterus
Uterus sering menjadi kecil dan tidak sebanding dengan umur
diagnosa
dibuat
berdasarkan
pemeriksaan
klinik.
Dilakukan pemeriksaan darah (HR, CT, BT, AC) dan darah dikirim
kelaboratorium untuk pengelolahan serta serum dipertahankan bila
diperlukan pemeriksaan crossmatching darah. Urinalisis juga harus
dilakukan. Uji kehamilan dan ultrason mungkin perlu dilakukan jika
Lain-lain
Kebanyakan pasien tidak dalam keadaan syok dan pada kasuskasus tersebut protokol berikut ini harus diikuti
1)
diambil
2)
intravena dan transfusi darah jika hilangnya darah cukup banyak. Tapi
jiak pasien tidak mengalami syok transfusi bisa dihindarkan
3)
10
2.5.2
Perforasi uterus
Hal ini dapat terjadi pada waktu dilatasi. Biasanya yang diperlukan adalah
observasi, tapi bila dicurigai kerusakan maka laparatomy harus dilakukan
dan tiap kerusakan diatasi.
11
2)
Infeksi
Hal ini seharusnya jarang terjadi jika memakai teknik asepsis dengan
cermat.
(Hakimi, 1993, hal: 24-25)
2.5.3
Missed abortion
12
1)
2)
3)
tapi hal ini sangat berbahaya dengan adanya infeksi berat. Jika mungkin
evakuasi uterus sebaiknya ditunda selama 24 jam
4)
bermanfaat
5)
vena central dan steroid mungkin bermanfaat. Pada kasus yang sangat
berat,
penggunaan
unit
perawatan
intensive
mungkin
dapat
menyelamatkan jiwa
(Hakimi, 1993, hal:26-27)
2.5.5
Mola hidatidosa
Pada keadaan ini terdapat dilatasi hidropik pada villi korionik.Hal ini
dapat berkisar dari villi hidrofik tanpa tanda pertumbuhan tropoblastik
sampai mola invasive non metastatic (chorio adenoma destruese)
dimana terdapat invasi melewati batas penetrasi biasa.Pada keadaan ini
metastase jinak yang jauh sangat jarang terjadi. Tiga criteria utama
untuk diagnose histologik mola hidati dosa adalah:
1)
2)
3)
Proliferasi tropoblast
2.2.5.1 Etiologi
Kejadian mola hidati dosa berkisar 1 antara 100 kehamilan di timur
jauh sampai 1 antara 1200 di Negara-negara barat.Hal ini cenderung
terjadi pada pasien-pasien yang lebih tua (45 tahun) dan pada wanita
umur belasan tahun, tapi tidak terdapat hubungan dengan paritas.Sedikit
yang diketahui tentang etiologi penyakit ini.
2.2.5.2 Gejala-gejala
1)
Amenorrhoe
Perdarahan
Pre Eklamsia
Hipertiroidisme
Hal ini terjadi akibat produksi tirotropin yang berlebihan oleh jaringan
mola.
14
3)
Ukuran uterus
Kista ovarium
Kista ovarium lutein dapat timbul akibat stimulasi oleh human chorionic
gonadotropin (-HCG) yang dihasilkan oleh mola.
(Hakimi. 1993, hal:27-28)
2.2.5.4 Diagnose banding
1)
Kehamilan normal
Perdarahan
tidak
teratur
dan
diskrepansi
ukuran
uterus
harus
menimbulkan kecurigaan.
2)
Missed Abortion
Perbedaan ini mungkin sulit dikenal biasanya kadar HCG jauh lebih
rendah pada missed abortion.
2.2.5.5 Pemeriksaan
Setelah pemeriksaan umum seperti yang dijelaskan untuk pasien
abortus inkomplet, setiap wanita yang dicurigai menderita penyakit
tropoblasti gestational juga harus mengalami serangkaian pemeriksaan
yang lain.
1)
Biasanya kadar HCG sangat tinggi tapi tidak mempunyai nilai diagnostic
bila diperiksa secara tersendiri
15
2)
Ultrason Scan
Suatu gambaran badai salju pada ultrason scan adalah khas. Foto
rontgen thorax dilakukan untuk mengesampingkan penyakit metastatic
3)
Penyaringan koagulasi
4)
Keadaan tiroid
16
2.2.5.7 Follow up
Semua penyakit tropoblastik gestasional di inggris harus dicatat
oleh pusat-pusat spesialisasi di RS Sheffield atau Charing Cross. Follow
up pasien dengan mola hidatidosa adalah sangat penting karena terdapat
resiko yang kecil untuk berkembangnya mola invasi atau korio
karsinoma. Resiko ini lebih tinggi di Negara negara timur jauh.HCG
merupakan penanda yang sangat sensitive adanya jaringan tropoblastik.
Radio immunoassay sangat penting untuk sensitivitas yang
memadai.Pemeriksaan HCG secara serial harus dilakukan dengan
interval 2 minggu sampai kadarnya normal dan setelah itu pemeriksaan
dilanjutkan selama 3 bulan.Kehamilan harus dihindari paking tidak 1
tahun.
Pemeriksaan
pelvik
dan
foto
thorax
secara
serial
harus
Koriokarsinoma
Keganasan ini jarang terjadi di inggris, biasanya terjadi pada wanita masa
subur sebagai akibat kehamilan.Pada keadaan yang lebih jarang, tumor
ini dapat muncul sebagai neoplasma sel germ (koriokarsinoma non
gestasional).
(Hakimi, 1993, hal:29-31)
Abortus Imminiens,
17
Abortus Insipiens,
Abortus Inkomplit,
Dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar rahim dan masih ada yang
tertinggal.
4)
Abortus komplit,
Dimana seluruh hasil konsepsi telah keluar dari uterus pada kehamilan
kurang dari 20 minggu.
5)
Missed abortus,
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya
masih dalam kandungan.
6)
Abortus habitualis,
18
Perdarahan
Serviks
Besar uterus
Gejala lain
Abortus
Sedikit
Tertutup
Sesuai umur
Imminiens
hingga
kehamilan
sedang
Abortus
Sedang
Insipiens
hingga
Kram uterus
lunak
Terbuka
Sesuai atau
Kram uterus
lebih kecil
lunak
Lebih kecil
Kram
banyak
Abortus
Sedikit
Terbuka
inkomplit
hingga
dari umur
banyak
kehamilan
Keluar
jaringan
Uterus lunak
Abortus
Sedikit atau
Lunak
Lebih kecil
Sedikit/
komplit
tidak ada
(terbuka
dari umur
kram (+)
atau
kehamilan
tertutup)
Uterus
kenyal
Missed
Agak kenyal
Agak kenyal
Lebih kecil
Gejala
abortion
dan tertutup
dan tertutup
dari umur
kehamilan
kehamilan
menghilang
19
Uterus tak
membesar
2.3 Patofisiologi
Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis
kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya. Hal tersebut
menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya,
sehingga
merupakan
benda
asing
dalam
uterus.
Keadaan
ini
20
tampak seperti daging. Bentuk lain adalah mola tuberosa; dalam hal ini
amnion tampak berbenjol-benjol karena terjadi hematoma antara amnion
dan korion.
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi
proses mumifikasi: janin mongering dank arena cairan amnion menjadi
kurang oleh sebab diserap, ia menjadi agak gepeng (fetus kompressus).
Dalam tingkat lanjut ia menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus
papiraseus).
Kemungkinan lain pada janin-mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah
terjadinya maserasi;kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut
membesar
karena
terisi
cairan,
dan
seluruh
janin
berwrnna
setelah abortus.
2)
masih hidup.
3)
USG
untukmenyatakanapakahjaninhidupatautidak.Menentukanmaturitasjanin
danusiagestasi.
2.5 Penatalaksanaan
2.5.1
Abortus Imminiens
21
1)
Tirah baring
Istirahat baring (bed rest), bertujuan untuk menambah aliran darah
3)
Hindarkan intercouse
5)
6)
Abortus Insipiens
Abortus Inkomplit
Abortus Komplit
tablet
3)
Bila pasien anemia dapat diberikan sulfas ferous (zat besi) atau
transfusi darah
23
4)
5)
Missed Abortion
24
2.5.6
1)
3)
4)
lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus dikeluarkan
dari uterus.
Pemasangan CVP (Central Venous Pressure) untuk pengontrolan
5)
cairan
6)
1)
2)
3)
4)
25
WOC
Kelainan traktus
genetalis
Kelainan
pertumbuhan hasil
konsepsi :
1.
Kelainan
kromosom
2.
Lingkungan
sekitar tempat
Faktor maternal
Perdarahan desidua
ABORTUS
26
Abortus Insipien
Abortus
Imminens
Peningkata
n kontraksi
uterus
Pelepasan
mediator
kimiawi
Adanya
bercak
dengan
kondisi
Cemas akan
kondisi
Abortus
Imkompletus
Dilatasi
serviks
Pendarahan
yang
Penurunan
Hb
DP : NYERI
DP :
ANSIETAS
Penurunan suplai
oksigen ke
Abortus Kompletus
Tindakan
kuretase
Trauma
jaringan
Pelepasan
mediator
kimiawi
Abortus Servikalis
Kehilangan
janin
DP :
BERDUKA
Missed Abortion
Ibu
mengetahui
janin telah
mati
Gelisah
DP :
ANSIETAS
DP : NYERI
DP : GANGGUAN
PERFUSI
JARINGAN
27
28
Abortus Habitus
Abortus Septik
Kegagalan
reaksi thd
antigen TLX
Pendarahan
yang
Kehilangan
janin
DP :
BERDUKA
Penurunan
Hb
Penurunan suplai
oksigen ke
DP : GANGGUAN
PERFUSI
JARINGAN
29
30
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Anamnesa
3.1.1.1 Biodata
Pada wanita hamil dengan usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari
35 tahun. Tingkat pendidikan ibu rendah sehingga tidak mengerti
perawatan pada masa kehamilan. Pekerjaan yang aktivitasnya
berat, misalnya ibu rumah tangga, pegawai pabrik
3.1.1.2
Keluhan Utama
1. Abortus Imminiens,
Terjadi perdarahan pervaginam, sedangkan jalan lahir masih
tertutup dan hasi konsepsi masih baik di dalam uterus.
2. Abortus Insipiens,
Serviks yang telah mendatar, sedangkan hasil konsepsi masih
berada lengkap di dalam uterus.
3. Abortus Inkomplit,
Dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar rahim dan masih ada
yang tertinggal.
4. Abortus komplit,
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari uterus pada kehamilan
kurang dari 20 minggu.
5. Missed abortus,
31
Keluhan saat klien pergi ke rumah sakit atau pada saat pengkajian
seperti perdarahan pervaginam yang banyak atau berupa flek
kecoklatan (abortus imminens), meskipun uterus belum terbuka
(abortus imminens), pembesaran uterus lebih besar dari usia
kehamilan.
3.1.1.4
32
Nutrisi
33
Eliminasi
jika
terjadi
pendarahan
yang
banyak
akan
Hygiene Personal
3.2
PemeriksaanFisik
Simetris,
ada
retraksi
dada.Payudara
34
Abortus Inkompletus
Mata : Konjungtiva pucat
Mulut : Mukosa bibir kering, lidah tidak kotor, gigi tidak
terdapat karies.
Leher : Terdapat pembesaran vena jugularis, terdapat otot
bantu nfas.
Dada
Simetris,
ada
retraksi
dada.Payudara
35
Leher
Thorak
Abdomen
Vulva
dalam
tertutup(abortus
:Serviks
mengancam,
uteri
masih
komplit
dan
missed).
Ekstrimitas: Inspeksi
Mata
anemisjikaterjadibanyakpendarahan,
tidak
icterus.
Mulutdangigi
: mukosabibirlembab, tidakadakariesgigi.
Leher
Thorak
Abdomen
Vulva
: Inspeksi
Pemeriksaan dalam:Serviks
uteri
masih
36
missed)
Ekstrimitas
: Inspeksi
:
<120/80
Wajah
gravidarum
karena
kekurangan
hormon progesteron.
Hidung
Mulut dan gigi : Mukosa bibir lembab, karies gigi, lidah kotor.
Leher
Terdapat
pembesaran
vena
jugularis,
Kolostrum
-/-,
mongomeri
37
-/-.Auskultasi:
Bunyi
napas
vesikuler.
linea,
tes
kehamilan
negatif.
Wajah
Mulut dan gigi : Mukosa bibir lembab, karies gigi, lidah kotor.
Leher
:Inspeksi:
areola
dan
kolostrum
papila
+/+,
dan
puting
mongomeri
menojol,
+/+,
strae
gravidarum +.
Abdomen
38
Genitalia
Ekstremitas
Wajah
Mulut dan gigi: Mukosa bibir lembab, karies gigi, lidah kotor.
Leher
Dada
Payudara
:Inspeksi:
areola
Terdapat
dan
kolostrum
papila
+/+,
hiperpigmentasi
dan
puting
mongomeri
pada
menojol,
+/+,
strae
gravidarum +.
Abdomen
39
Genitalia
plasenta
atau
jaringan
pada
Ansietas
berhubungan
dengan
stress
akibat
ibu
40
pasien
untuk
menghadapi
krisis
pengetahuan
dan
membangun
support
41
Kemampuan
klien
dan
keluarga
beradaptasi
dapat
42
masalah
ibu
rasa
kontrol
Meningkatkan
dengan
saksama.
terhadap
situasi
R/
dan
43
Intervensi :
1) Jelaskan terjadinya perdarahan. R/ akibat terjadinya
perdarahan karena adanya dilatasi serviks uteri yang
meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus,
sehingga
menimbulkan
rasa
mules
dan
perdarahan
bertambah.
2) Posisikan pasien kearah kiri. R/ memposisikan janin
menjauhi vena kava interior dan meningkatkan sirkulasi.
3) Pertahankan tirah baring. R/ menurunkan kerja miokardium
dan konsumsi oksigen.
4) Berikan terapi cairan infuse RL 20 tetes/menit. R/
mempertahakan keseimbangan cairan dan mengganti
cairan yang hilang akibat perdarahan
5) Persiapan tindakan kuretase. R/ dengan tindakan kuretase
dapat mengehentikan perdarahan
6) Observasi TTV. R/untuk melihat keberhasilan terapi dan
untuk menentukan tindakan selanjutnya
3.4.4 Nyeri berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus;
tindakan kuretase.
Tujuan: Ibu mengungkapkan tidak ada nyeri setelah dilakukan
tindakan keperawatan dengan kriteria hasil:
1) Ekspresi tidak menyeringai
2) Skala nyeri 0-1
3) Tekanan darah normal (sistole: 110-120mmHg/diastole:
80-90mmHg)
4) Nadi normal (60-100x/menit)
44
5) RR 16-20x/menit
Intervensi :
1) Jelaskan penyebab nyeri. R/ nyeri disebabkan karena
adanya kontraksi pada uterus untuk meningkatakan koping
klien dalam mengatasi nyeri.
2) Anjurkan tirah baring dan istirahat cukup. R/ untuk
menigkatkan aliran darah ke uterus dan mengurangi
rangsangan mekanik
3) Ajarkan teknik relaksasi. R/ teknik relaksasi bertujuan untuk
mengalihkan perhatian pasien sehingga dapat mengurangi
rasa nyeri dengan cara napas dalam
4) Berikan suasana ruangan yang tenang. R/ ruangan yang
tenang dapat membuat perasaan yang nyaman pada pasien
5) Berikan vulva hygiene. R/ vulva hygiene untuk mencegah
infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan
6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat preabor
3x1 tab, vit C 3x1 tab per oral. R/ analgesic mengurangi rasa
nyeri dan membantu pasien merasa rileks prearbor untuk
mempertahankan kehamilan agar tidak insipiens dan
memperkuat rahim, vitamin C untuk meningkatkan daya
tahan tubuh ibu.
7) Observasi tingkat nyeri. R/ tingkat nyeri pasien dapat dikaji
menggunakan skala nyeri atau deskriptif
8) Observasi DJJ. R/ denyut jantung janin <100/>160 dapat
menunjukkan gawat janin kemungkinan terjadi gangguan
45
46