Vous êtes sur la page 1sur 42

1

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengkajian
1. Data subyektif
a. Biodata
1) Umur

Dapat ditentukan apakah ibu tersebut termasuk golongan resiko


tinggi/resiko rendah, resiko rendah apabila umur diantara 26-35
tahun (Mary Hamilton, 1995 : 98).

Umur lebih dari 35 tahun merupakan faktor predisposisi untuk


terjadinya pre eklampsia (Sarwono, 1997 : 287).

Umur diatas 30 tahun atau kurang 20 tahun memperbesar


resiko kematian perinatal (Sarwono, 2006 : 788).

Operasi SC sering terjadi pada wanita usia kurang dari 17


tahun, karena organ reproduksi yang belum matang (Susan
Martin, 1998 : 118-119).

2) Pendidikan
Tingkat pendidikan ibu yang rendah, mengakibatkan kurang
mengetahui pentingnya periksa kehamilan yang teratur sehingga
timbulnya pre eklampsia sulit untuk dideteksi (Hamilton, 1995 :
107).
Tingkat pendidikan yang rendah akan mempengaruhi klien dalam
penerimaan pentingnya ANC dan pemenuhan nutrisi yang benar
(Sarwono, 2006 : 788).
3) Pekerjaan
Faktor lingkungan seperti stres psikososial berpengaruh terhadap
timbulnya hipertensi (Soeparman, 1990 : 26).
4) Ras
Wanita kulit hitam lebih sering terkena hipertensi (Cuningham,
1995 : 788).

5) Status marital
Pre eklampsia timbul pada wanita multipara yang hamil dengan
pasangan baru (Cuningham, 1995 : 778).
6) Sosial ekonomi
Pre eklampsia mungkin lebih sering terdapat pada wanita dan
keluarga tidak mampu, namun pada awal tahun 1900 diyakini lebih
sering terdapat pada wanita kelas menengah dan atas (Cuningham ,
1995 : 778).
7) Alamat
Pre eklampsia akan diperberat oleh wanita remaja yang tinggal di
tempat kumuh (Cuningham, 1995 : 778).
b. Keluhan utama
1) Mengeluh ketidaknyamanan atau nyeri yang diakibatkan oleh
trauma bedah atau insisi operasi, his pengiring (Doenges, 2001 :
414), adanya bendungan ASI pada hari ke 4 post partum
(Cuningham, 1995 : 789).
2) Sakit kepala terutama daerah frontalis, rasa nyeri di daerah
epigastrium, gangguan mata dan penglihatan menjadi kabur, mual
sampai muntah, gangguan pernafasan sampai sianosis, terjadi
gangguan kesadaran (Manuaba, 1998 : 241).
3) Penderita/ibu nifas SC biasanya mengeluh kepala pusing, mata
berkunang-kunang (pengaruh anestesi), berkeringat dingin, nyeri
perut pada luka operasi, kontraksi uterus (after pains) (Cristina
Ibrahim, 1987 : 87).
4) Ibu nifas post SC mengalami kembung, karena peristaltik usus
belum sempurna (Rustam Mochtar, 1998 : 156).
c. Riwayat kesehatan
1) Kesehatan yang dahulu dan sekarang

Pada penderita penyakit jantung, terjadi perubahan posisi


jantung dan pembuluh darah, terjadi perubahan kerja jantung
sehingga saat post partum sering terjadi infeksi (Manuaba,
1998 : 272).

Ibu dengan TBC aktif dapat terjadi bahaya bagi bayi saat
menyusui dan saat persalinan. Saat persalinan pada ibu TBC
aktif dapat dipercepat dengan tindakan operasi (Manuaba, 1998
: 275).

Riwayat pernah operasi, ada penyakit DM sebagai faktor


predisposisi terjadi pre eklampsia, kelainan pembekuan darah
menjadi antisipasi untuk tindakan SC (Rustam Mochtar, 1998 :
156).

Wanita dengan riwayat penyakit ginjal, diabetes, penyakit


vaskuler, hipertensi dapat mempengaruhi terjadinya pre
eklampsia (Lynda Jull, 1998 : 1125).

2) Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat keluarga ada yang menderita hipertensi, DM, riwayat


hamil anggur, melahirkan bayi kembar berpengaruh timbulnya
pre eklampsia (Sarwono, 2006 : 287).

Kecenderungan untuk PE-E akan diwariskan (Cuningham,


1995 : 777).

Keluarga dengan riwayat hipertensi kronik, mempunyai riwayat


PE dan E dapat mempengaruhi terjadinya PE masa nifas
(Sulaiman, 1984 : 54)

d. Riwayat obstetri
1) Sangat penting sekali lagi bagi ibu nifas untuk penentuan KB
selanjutnya.
Misal :

Ibu dengan riwayat haid teratur bisa memilih kontrasepsi


sederhana alami tanpa alat.

Ibu yang biasanya mengalami nyeri haid bisa memilih


kontrasepsi pil karena pil dapat mengurangi nyeri haid (Hanafi,
1996 : 48).

2) Riwayat kehamilan

Pada primigravida frekuensi pre eklampsi lebih tinggi


dibanding dengan multigravida (Sarwono, 2006 : 287).

Mola

hydatidosa,

kehamilan

ganda

merupakan

faktor

predisposisi terjadinya pre eklampsia (Sarwono, 2006 : 287).

Pre eklampsia umumnya terjadi pada triwulan III kehamilan


(Sarwono, 2006 : 282).

Ibu dengan pemeriksaan antenatal yang kurang atau tidak sama


sekali sangat berpengaruh pada timbulnya pre eklampsia
(Benzion Taber, 1994 : 239).

3) Riwayat persalinan

Pada KEB kala II harus dipersingkat dengan ekstraksi


vakum/vercep, jadi ibu dilarang mengejan dan bila ada indikasi
obstetri dilakukan SC (Rustam Mochtar, 1998 : 203).

Indikasi pengakhiran kehamilan yaitu :


-

PE ringan dari kehamilan lebih cukup bulan

PE dengan hipertensi/protein urin menetap selama 10-14


hari dan janin cukup matur.

PE berat dan eklampsia dicoba dengan induksi, bila gagal


dilakukan SC (Sarwono, 2006 : 292).

4) Riwayat nifas

Setelah persalinan biasanya terjadi perbaikan segera, meskipun


sesekali hipertensi dapat bertambah berat secara sepihak jika
timbul eklampsia, kemungkinan besar keadaan ini terjadi dalam
waktu 24 jam pertama setelah persalinan (Cuningham, 1995 :
801).

Setelah persalinan keadaan pasien berangsur-angsur baik, kirakira dalam 12-24 jam, protein urin hilang dalam 4 hari, dan
pada hari ke 2 dan 3 post partum menderita psikopatis
(Sarwono, 2000 : 101).

e. Riwayat KB
1) Nutrisi

Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa


dengan asupan garam minimal (Soeparman, 1990 : 208).

Pada ibu nifas pre eklampsia, diet harus mengandung tinggi


protein dan rendah garam dalam bentuk lunak/biasa dan cukup
semua zat gizi misalnya daging, telur, tahu, tempe, sayur, nasi,
buah pisang dan pepaya (bagian gizi dari Cipto, 1984 : 108).

Beberapa ahli menyinggung ibu nifas PE harus diet tinggi


kalsium namun percobaan klinis yang sesuai belum pernah
dilakukan untuk menguji hipotesis ini (Cuningham, 1995 :
778).

Cairan yang diberikan 3000 cc, pada PE diberikan diit air


selama 24-28 jam, terdiri dari air dengan gula dan buahbuahan.

2) Aktifitas

Setelah operasi khususnya pada hari ke 3-5 ibu dilatih duduk,


belajar berjalan dan berjalan sendiri (Rustam Mochtar, 1998 :
157).

Hari I setelah pembedahan, pasien dengan bantuan perawat


dapat bangun dari tempat tidur sebentar-sebentar.

Hari ke 2 pasien dapat berjalan ke kamar mandi dengan


pertolongan. Ambulasi dini mencegah trombosis vena emboli
pulmoner (Cuningham, 1990 : 529).

3) Istirahat

Pada masa nifas dibutuhkan istirahat tidur 9 jam (Doenges,


2001 : 446).

Biasanya klien terganggu karena after painsnya dan nyeri


akibat luka insisi sehingga tidak bisa istirahat tidur dengan
tenang (Rustam Mochtar, 1998 : 179).

4) Personal hygiene
Perawatan luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan betadine
kemudian dibalut dengan kain penutup luka dan dilakukan
perawatan luka 3 hari post SC kemudian hari ke 7 vulva hygiene
dilakukan setiap hari

2 x/hari dan menjaga kebersihan daerah

vulva (Rustam Mochtar, 1998 : 157).


5) Eliminasi

Pemasangan kateter antara 24-48 jam, bila dilakukan maka


perlu dikateter tiap 12 jam post SC kecuali bila penderita sudah
dapat BAK sendiri dengan produksi urine minimal 100 cc.

BAB pada SC sedikit lambat pada ibu nifas biasa karena


persiapan SC dikarenakan puasa, pengosongan usus dan tidak
ada asupan nutrisi. BAB biasanya tertunda 2-3 hari (Hamilton,
288).

6) Psikososial
Ibu post SC biasanya mengalami kecemasan karena keadaannya
berbeda dengan ibu nifas dengan persalinan biasa/normal
(Hamilton, 1995 : 287).
2. Data obyektif
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : setelah di ruang nifas, biasanya keadaan umum sudah
baik karena efek anestesi sudah hilang serta sudah mulai bekerja organ
tubuh (Mary Hamilton, 1995 : 305).
b. Tanda-tanda vital

TD : pada pre eklampsia berat tekanan darah meningkat 160/110


mmHg atau lebih dan biasanya kembali normal setelah persalinan
(Sarwono, 2006 : 282).
Nadi : peningkatan pada nadi pada terjadi karena adanya hipovolemik
karena perdarahan dan karena peningkatan suhu.
Suhu : peningkatan suhu akan didapatkan bila terjadi infeksi post SC.
c. BB diukur tiap hari pada waktu yang sama untuk menentukan ukuran
diet klien (Mary Hamilton, 1991 : 187).
d. Pemeriksaan fisik
1) Muka : - Muka tidak sembab, kelopak mata oedema (Sarwono,
2006 : 289).
- Mata anemis bila perdarahan banyak pada waktu
persalinan SC
2) Dada : - Pada inspeksi didapatkan hyperpigmentasi pada areola
dan puting susu, payudara tegang.
- Bunyi jantung yang nyaring, teratur, tidak ada ronchi
dan wheezing, menunjukkan dalam keadaan fisiologis
(Haryono, 1979 : 197).
3) Abdomen

Bising usus baru aktif pada hari ke 3 (Cuningham, 1995 : 529).

TFU sesuai dengan nifas post SC hari ke 4-7 yaitu pertengahan


pusat symphisis (Manuaba, 1998 : 196).

Terdapat luka bekas operasi membujur denga teknik operasi


seksio secara klasik (Rustam Mochtar, 1998 : 347).

Kondisi luka terutama kassa parut harus dilihat pada 1 hari


pasca bedah, bila basah dan berdarah harus dibuka, diganti.
Umumnya diganti hari ke 3 dan 4 sebelum pulang, dan
seterusnya klien mengganti sendiri (Saifuddin, 2001 : 432).

4) Genetalia
Lochea hari ke VII nifas post SC yaitu lochea sanguinolenta
berwarna merah kekuningan, (Rustam Mochtar, 1998 : 160) pada

post SC keadaan vulva vagina baik, tidak didapatkan laserasi baik


pada vagina atau perineum.
5) Ekstremitas

Edema menunjukkan retensi cairan pada ekstremitas atas dan


bawah.

Biasanya 24-48 jam setelah kelahiran edema tangan dan


tungkai berkurang (Sarwono, 2006 : 300).

Pada persalinan SC cenderung terjadinya trombofflebitis


ditandainya dengan milk leg/tanda homaris (Mary Hamilton,
1995 : 302).

e. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap
2) Hematokrit dapat menurun bila ada oliguria/hipovolemia
3) Hb didapatkan 89% dapat dilakukan tranfusi darah karena adanya
perdarahn yang keluar saat tindakan SC
4) Urinalisis : protein urea 3 + atau 4 + atau urine 24 jam
mengandung 5 gram protein atau lebih dikatakan pre eklampsia
berat (Benzion Taber, 1994 : 239).

BJ urine
Ditentukan setiap jam bila dipasang kateter (bila hasil yang
didapat 1,040 berhubungan dengan oliguria dan protenuria).

Protein urin
Hasil 3+ menandakan kehilangan 5 mg protein dalam 24 jam
(Mary Hamilton, 1995 : 107).

Pengukuran hematokrit rutin tiap hari, jika terdapat penurunan


bermakna, kaji ulang apakah terdapat pengeluaran darah yang
berlebihan (Cuningham, 1995 : 524).

B. Diagnosa Kebidanan

P..post SC hari.atas indikasi.., laktasi.., involusi.., lochea,


keadaan umum..dengan masalah :
1. Resiko tinggi terhadap infeksi sampai dengan trauma jaringan (Doenges,
2001 : 432).
2. Kurang pengetahuan mengenai perubahan fisiologis, periode pemulihan
perawatan diri dan kebutuhan perawatan bayi (Doenges, 2001 : 431).
Prognosa : baik bila tidak ada komplikasi.
C. Perencanaan
1. Diagnosa : P..post SC hari.atas indikasi.., laktasi.., involusi..,
lochea, keadaan umum
Tujuan : Ibu dapat melampaui masa nifas tanpa komplikasihari post
partum (Doenges, Marilyn E, 2001 : 345)
Kriteria : - Tanda-tanda vital dalam batas normal (Evelyn, 1995 : 251)
T : 110/70-120/80 nmmHg
S : 36,5-37,5oC
N : 80-100 x/mnt
R : 16-20 x/mnt
- Proses laktasi normal dan lancar yang ditandai dengan :

Tidak terjadi bendungan ASI

Pengeluaran ASI keluar

Ibu dapat meneteki bayinya dengan benar

- Proses involusi normal yang ditandai dengan :

Penurunan TFU normal, yaitu :


Hari I P

: 1 jari bawah pusat

Hari III PP

: 2-3 jari bawah pusat

Hari V PP

: pusat symphisis

Hari VII P

: 2-3 jari atas symphisis

Hari IX P

: 1 jari atas symphisis

Hari X-XI PP

: Tidak teraba

Kontraksi uterus baik, bundar dan keras

10

- Pengeluaran lochea lancar/normal : bau anyir, konsistensi


cair.
Hari I-III

: Berwarna merah dan hitam (loceha rubra).

Hari III-VII

: Berwarna

merah

kekuningan

(lochea

sanguinolenta.
Hari VII-XIV : Berwarna coklat kekuning-kuningan (lochea
seroasa).
Hari XV

: Berwarna putih (lochea alba)

- Proses penyembuhan luka operasi normal, tidak terdapat


tanda-tanda infeksi (merah, bengkak, panas, nyeri).
- Ibu dapat melakukan mobilisasi dini secara bertahap, setelah
operasi saat pasien sadar, pasien boleh miring, kemudian
duduk. Hari 2-4 boleh bangun dari tempat tidur dan jalanjalan (Manuaba, 1995 : 276).
Intervensi
a. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.
R/ Ibu mengetahui keadaan dirinya.
b. Jelaskan fisiologi nifas.
R/ Ibu dapat beradaptasi dan menyesuaikan dengan keadaan sekarang.
c. Jelaskan patologis nifas.
R/ Deteksi dini adanya kelainan sehingga bisa segera ditangani.
d. Beritahu ibu tentang kebutuhan dasar ibu nifas yang meliputi nutrisi,
personal hygiene, aktivitas, istirahat, perawatan payudara, senam nifas.
R/ Ibu bisa menjalankan aktivitas sehari-hari selama masa nifas
dengan baik.
e. Observasi tanda-tanda vital.
R/ Perubahan tanda-tanda vital terutama peningkatan suhu dan nadi
merupakan tanda dari infeksi.
f. Observasi proses involusi, lochea, dan laktasi.
R/ Proses involusi, lochea dan laktasi menandakan proses nifas ibu
tanpa komplikasi.
g. Jelaskan mengenai perawatan bayi baru lahir.

11

R/ Ibu bisa melakukannya sendiri dirumah.


h. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik.
R/ Analgetik untuk mengurangi nyeri.
2. Masalah I : Resiko tinggi terhadap infeksi sampai dengan trauma jaringan.
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria : Luka bekas operasi tetap dalam keadaan bersih dan tidak ada
tanda-tanda

infeksi

(merah,

bengkak,

panas,

terdapat

purulenta).
Intervensi
a. Ajarkan teknik mencuci tangan dan pembuangan kasa penutup luka
operasi.
R/ Membantu mencegah dan membatasi penyebaran infeksi.
b. Kaji status nutrisi klien.
R/ Klien dengan status nutrisi kurang, lebih rentan terhadap infeksi.
c. Dorong masukan cairan oral dan diit tinggi protein, vitamin C dan zat
gizi.
R/ Mencegah dehidrasi, memaksimalkan volume sirkulasi dan aliran
urin.
d. Infeksi balutan abdominal terhadap exudat atau rembesan, lepaskan
balutan bila ada indikasi.
R/ Balutan steril menutup, luka insisi bekas operasi membantu
melindungi luka dari cidera dan kontaminasi.
e. Bersihkan/lakukan perawatan.
R/ Lingkungan lembab merupakan media paling baik untuk
pertumbuhan bakteri.
f. Inspeksi insisi terhadap prsoses penyembuhan, perhatikan kemerahan,
oedema, nyeri, exudat/gangguan penyatuan.
R/ Tanda tersebut menandakan timbulnya infeksi.
g. Kolaborasi pemberian antibiotik.
R/ Mencegah terjadinya infeksi.
(Doenges Marilyn E, 2001 : 334)

12

3. Masalah II : Kurang pengetahuan mengenai kemajuan kondisi kebutuhan


perawatan diri dan kemungkinan komplikasi serta kebutuhan perawatan
bayi.
Tujuan : Ibu

mengetahui

tentang

kemajuan

kondisi,

kebutuhan

perawatan diri dan kemungkinan komplikasi serta perawatan


bayi.
Kriteria : - Ibu dapat mengungkapkan/menjelaskan tentang kemajuan
kondisi kebutuhan perawatan diri dan komplikasi serta
perawatan bayi.
- Ibu dapat mendemonstrasikan tentang perawatan diri dan
perawatan bayi (Doenges Marilyn E, 2001 : 341).
Intervensi
a. Kaji pengetahuan pasien, pemahaman dan kemampuan untuk
menerapkan konsep yang berhubungan dengan perawatan diri dan
perawatan bayi.
R/ Mengkaji sejauh mana pengetahuan klien.
b. Kaji kesiapan dan motivasi klien untuk belajar, bantu klien dalam
mengidentifikasi kebutuhan.
R/ Periode pasca partum dapat menjadi kesempatan positif bila
penyuluhan diberikan untuk mengembangkan pertumbuhan ibu dan
penguasaan peran barunya sebagai ibu.
c. Kaji keadaan fisik klien.
R/ Ketidaknyamanan memungkinkan klien tidak konsentrasi terhadap
penyuluhan yang diberikan.
d. Perhatikan status psikologi dan respon terhadap SC.
R/ Cemas merupakan dampak negatif pada kemampuan belajar klien.
e. Jelaskan mengenai perawatan bayi.
R/ Membantu orang tua dalam penguasaan tugas baru.
D. Pelaksanaan

13

Langkah-langkah pelaksanaan dalam proses manajemen kebidanan dilakukan


oleh bidan sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan. Bidan
melakukan mandiri bila perlu dilakukan tindakan diluar kewenangannya bidan
melakukan kolaborasi maupun mengawasi kemajuan kesehatan klien atau
keluarga. Pelaksanaan diupayakan dalam waktu singkat, efektif, hemat dan
berkualitas (Depkes RI, 1995 : 11).
E. Evaluasi
1. Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses manajemen kebidanan.
2. Tindakan pengukuran diantara keberhasilan dan rencana.
3. Tujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan kebidanan
yang dilakukan (Depkes RI, 1995 : 11).
S : Data subyektif
Menggambarkan pendokumentasian data melalui anamnesa.
O : Data obyektif
Menggambarkan pendukomentasian hasil pemeriksaan fisik, lab,
diagnosa yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung.
A : Assesment
Menggambarkan hasil analisa dan interpretasi data subyektif, data
obyektif dalam situasi identifikasi.
-

Diagnosa masalah

Antisipasi diagnosa

P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian perencanaan, tindakan dan evaluasi
(Depkes RI, 1995 : 7-10).

14

BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Data subyektif
1) Biodata
Istri

Suami

Nama

: Ny. S

Tn. S

Umur

: 42 tahun

50 tahun

Agama

: Islam

Islam

Suku/bangsa

: Jawa/Indonesia

Jawa/Indonesia

Pendidikan

: SLTP

SD

Pekerjaan

: IRT

Swasta (petani)

Penghasilan

:-

Rp. 550.000,-/bln

Status marital

: Menikah

Menikah

Umur menikah

: 22 tahun

30 tahun

Lama/brp x kawin : 20 th/1x

20 th/1x

Alamat

: Ds. O, Kec, Ggr, Kab Madiun

Tgl/jam pendataan : 30-06-2008, jam 09.00 WIB


Tempat pendataan : Ruang Mawar RSUP Dr. Soedono Madiun
No. reg

: 6-21-65-68

2) Keluhan utama
Ibu mengatakan habis operasi hari ke 7, belum bisa pulang karena
kesulitan biaya.
3) Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan yang lalu


Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidak pernah
menderita penyakit dengan gejala jantung berdebar-debar dan
sering berkeringat (penyakit jantung), sesak nafas/asma, cepat
lelah pusing dan pucat (anemia), banyak makan, banyak minum

15

dan sering kencing (DM), tekanan darah tinggi (hipertensi),


darah sukar membeku bila terluka (hemofilia), kulit, kuku,
mata berwarna kuning dan air kencing seperti teh (hepatitis),
batuk lama dan terasa sakit (TBC), keputihan berlebih berbau,
dan gatal (PMS), sakit dan terasa panas saat BAK (ISK).

14sekarang
Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit
dengan gejala jantung berdebar-debar dan sering berkeringat
(penyakit jantung) sesak nafs/asma, cepat lelah, pusing dan
pucat (anemia), banyak makan, banyak minum dan sering
kencing (DM), tekanan darah tinggi (hipertensi), darah sukar
membeku bila terluka (hemofilia), kulit, kuku, mata berwarna
kuning dan air kencing seperti teh (hepatitis), batuk lama dan
terasa sakit (TBC), keputihan berlebih berbau dan gatal (PMS),
sakit dan terasa panas saat BAK (ISK).

Riwayat kesehatan keluarga


Ibu mengatakan bahwa anggota keluarga dari pihak ibu
maupun suami tidak ada yang menderita penyakit jantung,
asma, anemia, kencing manis, tekanan darah tinggi, hemofilia,
TBC, PMS, ISK.

4) Riwayat kebidanan

Haid
Haid pertama umur 14 tahun, siklus 27 hari, lama 6-7 hari,
sebelum dan selama haid ibu tidak mengalami nyeri haid,
hanya terasa pegal pada pinggang. Selama haid ganti pembalut
2-3x sehari, terutama hari 1-2 ganti softex 3x sehari, darah haid
yang keluar berwarna merah segar. Sebelum haid ibu
mengalami keputihan, warna bening, tidak berbau dan tidak
gatal.

16

Riwayat kehamilan
-

Kehamilan yang lalu


Ibu mengatakan saat hamil yang pertama sampai hamil
yang kelima ibu tidak mempunyai keluhan-keluhan yang
berat, hanya saja usia kehamilan 3 bulan ibu mengalami
mual muntah namun hilang sendiri pada usia kehamilan 5
bulan. Selama hamil pertama sampai yang kelima, ibu
periksa rutin ke bidan tiap bulan, mendapatkan imunisasi
TT 2x pada usia kehamilan 3 dan 4 bulan, mendapatkan
tablet tambah darah kalsium dan vitamin. Ibu meminumnya
sampai habis. Ibu juga mendapatkan penyuluhan mengenai
nutrisi, senam hamil, perawatan payudara kebersihan diri
istirahat. Selama hamil anak pertama sampai anak kelima,
tekanan darah ibu normal, ibu tidak mengeluh pusing dan
pandangan mata kabur. Saat hamil anak yang kelima ibu
mengeluh pusing, pandangan kabur dan tekanan darah
200/150 mmHg saat usia kehamilan menginjak 8 bulan.

Kehamilan sekarang
Ibu mengatakan ini adalah anak ke 6, saat hamil ibu tidak
pernah mengalami mual muntah, ANC teratur di bidan 14x,
mendapatkan Fe, vitamin, kalsium, mulai merasakan
gerakan anaknya 5 bulan yang lalu, ibu mengeluh kakinya
bengkak pada usia kehamilan 7 bulan, dan tidak
menghilang sesudah istirahat, oleh bidan diberi penyuluhan
tentang diet rendah garam, ANC untuk lebih sering yaitu 1x
seminggu pada usia 8 bulan, tidak melakukan perjalanan
jauh dan melakukan hubungan badan pada akhir kehamilan
terjadi peningkatan tekanan darah sampai menjelang
persalinan, setelah di konsulkan ke dokter klien danjurkan
bersalin dirumah sakit.

17

Riwayat persalinan dan nifas yang lalu


-

Persalinan lalu dan nifas yang lalu


Persalinan I :
Ibu mengatakan anaknya lahir spontan ditilong bidan jenis
kelamin perempuan, BB : 3500 gram, PB : 50 cm, langsung
menangis, tidak ada cacat bawaan. Sekarang berusia 17
tahun plasenta lahir spontan, lengkap, masa nifas berjalan
normal tidak ada komplikasi.
Persalinan II :
Ibu mengatakan anaknya lahir spontan ditolong bidan jenis
kelamin perempuan, BB : 3500 gram, PB : 50 cm, langsung
menangis, tidak ada cacat bawaan. Sekarang berusia 15
tahun plasenta lahir spontan, lengkap. Masa nifas berjalan
normal tidak ada komplikasi.
Persalinan III :
Ibu mengatakan anaknya lahir spontan ditolong bidan, jenis
kelamin laki-laki, BB : 3500 gram, PB : 50 cm, langsung
menangis tidak ada cacat bawaan. Sekarang berusia 12
tahun plasenta lahir spontan, lengkap, masa nifas berjalan
normal tidak ada komplikasi.
Persalinan IV :
Ibu mengatakan anaknya lahir spontan, ditolong bidan jenis
kelamin laki-laki, BB : 2900 gram, PB : 50 cm, langsung
menangis, tidak ada cacat bawaan. Plasenta lahir spontan,
lengkap. Masa nifas berjalan normal tidak ada komplikasi,
sekarang berusia 10 tahun.
Persalinan V :
Ibu mengatakan anaknya lahir melalui operasi sesar karena
tekanan darah tinggi. Jenis kelamin laki-laki, BB : 3000
gram, PB : 50 cm, langsung menangis, tidak ada cacat

18

bawaan. Masa nifas berjalan normal, tidak ada komplikasi.


Sekarang berusia 9 tahun.
-

Persalinan dan nifas sekarang


Persalinan :
Ibu mengatakan tanggal 23-06-2003, pukul 13.00 WIB
mulai merasakan kenceng-kenceng, pusing dan pandangan
kabur. Kemudian periksa ke bidan, dirujuk ke RSUP Dr.
Soedono Madiun jam 15.00 WIB karena tekanan darah
meningkat 200/140 mmHg. jam 18.00 dilakukan operasi
sesar dengan indikasi PEB dan riwayat post SC. Jam 18.35
bayi lahir menangis, jenis kelamin perempuan, tidak cacat.
Kemudian tanggal 24-06-2008 ibu dipindahkan ke ruang
mawar dan tanggal 26-06-2008 bayi rawat gabung.
Nifas :
Ibu mengatakan masih dalam perawatan hari ke 7, setelah
persalinan ibu sudah menyusui bayinya, ASI keluar lancar,
luka operasi tidak terasa nyeri, bayi menangis kuat,
menghisap

dan

menelan

kuat.

Ibu

mengatakan

mengeluarkan cairan berwarna coklat kemerahan dari jalan


lahir. Ibu mengatakan belum bisa pulang sampai hari VII di
karenakan kesulitan dalam biaya, dan sementara suami
masih mencari biaya.

Riwayat KB
- KB yang lalu
Setelah melahirkan anak pertama ibu menggunakan KB pil
selama 6 bulan dan mempunyai keluhan sering pusing, timbul
flek-flek hitam, dan berat badan naik.Kemudian ibu
memutuskan tidak menggunakan KB lagi.Sampai melahirkan
anak yang kelima ibu tidak menggunakan KB.
- KB sekarang
Ibu mengatakan telah dilakukan sterilisasi bersamaan dengan
persalinan ini

19

5) Pola kebiasaan sehari-hari

Nutrisi
Selama hamil : Makan 3x sehari, porsi sedang dengan
komposisi nasi, sayur (bayam, wortel, kacang
panjang, kangkung), lauk (ikan, tahu, tempe,
daging, telur), buah (pisang, jeruk, apel,
pepaya), minum air putih

7-8 gelas/hari,

terkadang minum susu 1 gelas perhari.


Selama nifas : Hari ini ibu sudah makan pagi tadi pukul
07.30 WIB porsi sedang, menu nasi, sayur
bayam, daging ayam, dihabiskan. Minum tiap
harinya 6-7 gelas/hari, diambil susu +
gelas/hari.

Eliminasi
Selama hamil : BAB 1x sehari, konsistensi lunak, warna
kuning trengguli, bau khas dan BAK 6-7
x/hari. Selama hamil tua.
Selama nifas : Ibu mengatakan BAB 4 hari setelah operasi
hari ini ibu sudah BAB 1x, pagi tadi,
konsistensi lunak warna kuning trengguli, dan
BAK 1x saat mandi tadi pagi, tiap hari BAK
5-6 x/hari.

Personal hygiene
Selama hamil : Ibu mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari,
keramas 2 x/minggu, ganti baju tiap mandi
sore, ganti pakaian dalam tiap kali mandi, ibu
selalu melakukan perawatan payudara saat
mandi.
Selama nifas : Ibu mandi 2 x/hari, tapi hanya sibinan karena
luka operasi tidak boleh terkena air, ganti baju
1 x/hari, ganti softex tiap terasa penuh, ganti

20

pakaian dalam tiap mandi, ganti celana dalam


tiap

mandi

atau

jika

terkena

darah,

membersihkan genetalia tiap habis BAK dan


BAB dari depan ke belakang sampai bersih.

Istirahat
Selama hamil : Ibu tidur siang 1 jam (jam 14.00-15.00 WIB)
dan tidur malam mulai pukul 21.00-05.00
WIB, tidak ada gangguan selama ibu tidur.
Selama nifas : Ibu tidur mulai pukul 21.00-04.00 WIB, tidur
ibu terganggu, karena harus bangun untuk
menyusui bayinya saat siang, jika bayi tidur
ibu berusaha untuk juga tidur.

Aktifitas
Selama hamil : Ibu melakukan pekerjaan sehari-hari sebagai
ibu rumah tangga seperti menyapu, mencuci
pakaian, memasak.
Selama nifas : Ibu sudah berjalan-jalan disekitar ruang
mawar dan melakukan perawatan payudara
dengan bantuan kesehatan petugas.

Ketergantungan
-

Ibu tidak mempunyai kebiasaan minum obat-obatan/jamu

Tidak ada kebiasaan merokok/minum-minuman keras

Suami dan anggota keluarga tidak ada yang mempunyai


kebiasaan merokok dan minum-minuman keras.

Sosial budaya
Ibu masih mempunyai kepercayaan setelah bersalin harus
memakai gurita agar perut tidak melar. Ibu tidak ada pantang
makanan apapun. Keluarga masih menganut adat untuk
mengadakan selamatan atas kelahiran bayinya.

6) Psikososial dan spiritual

21

Ibu dan keluarga senang anaknya lahir dengan selamat

Dalam lingkungan RS ibu menjalin hubungan baik dan akrab


dengan teman sekamar/pasien lainnya

Ibu dan keluarga memeluk agama Islam dan menjalankan


sholat 5 waktu

Ibu belum bisa pulang sampai hari ke 7 setelah operasi karena


kesulitan biaya. Sementara suami masih mencari biaya.

7) Riwayat KB
Ibu mengatakan telah ikut KB steril bersamaan dengan operasi
b. Data obyektif
1) Keadaan umum baik, kesadaran composmentis

Tanda-tanda vital
T : 130/90 mmHg
S : 36,5oC
N : 88 x/mnt
R : 20 x/mnt

BB : 6,4 kg
TB : 157 cm
LILA : 25 cm

Pemeriksaan fisik
Kepala

: Kulit

kepala

bersih,

warna

hitam,

pertumbuhan rambut merata, tidak mudah


rontok.
Wajah

: Tidak sembah, nampak cemas.

Mata

: Konjungtiva

merah

muda,

sklera

putih,

penglihatan bersih, warna bibir merah.


Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar


limfe ataupun vena jugularis.

Dada

: Simetris, pergerakan pernafasan teratur.

Payudara

: Simetris,

ada

pembesaran,

ada

hiperpigmentasi pada areola mammae, puting

22

susu menonjol, bersih, tidak ada benjolan ASI


sudah keluar lancar.
Abdomen

: Ada luka bekas operasi SC tertutup kasa steril,


tampak bersih, tidak ada pembesaran. Luka
operasi melintang, uterus keras dan bundar,
TFU 3 jari bawah pusat.

Genetalia

: Lochea sanguinolenta, jumlah sedikit, anyir,


keadaan vulva bersih, tidak ada condiloma
akuminata dan matalata, tidak ada iritasi, tidak
ada pembengkakan pada kelenjar skene dan
bartholini.

Anus

: Bersih, tidak ada haemoroid.

Ekstremitas

: Simetris, tidak oedem, tidak ada kelainan

Atas

fungsi.
-

Bawah

: Simetris, tidak oedem, tidak ada varices, tidak


ada kelainan fungsi, reflek patella +/+.

2) Pemeriksaan lab tanggal 23-06-2008


Protein urine + +
3) Terapi tanggal 30-06-2008
-

Asam mefenamat 500 mg 3x1

Roboransia 1 x 1

Amocicillin 3 x 1

4) Keadaan bayi pada hari ke VII


-

KU bayi baik

Warna kulit kemerahan

Gerak aktif

Menetek kuat, reflek menghisap dan menelan baik

Turgor baik

Tonus otot baik

Tali pusat bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi

23

BB lahir 3100 gram

BB saat pemeriksaan 3300 gram.

2. Analisa data
No
1.

Diagnosa/masalah
P60006 post partum denganDS : SC indikasi PEB hari ke
VII,
laktasi
normal,
involusi normal, lochea
normal KU ibu dan bayi
baik.
DO : -

Data dasar
Ibu mengatakan tanggal 23-062008, jam 18.35 WIB telah
melahirkan anak ke 6 secara
operasi karena tekanan darahnya
200/140 mmHg.
Ibu mengatakan sudah menyusui
bayinya
Ibu mengatakan mengeluarkan
cairan coklat kemerahan dari jalan
lahir
Ibu mengatakan sudah BAB pada
hari ke 4 setelah operasi.
KU
baik,
kesadaran
composmentis
Tanda-tanda vital
T : 130/90 mmHg
S : 36,5oC
N : 88 x/mnt
R : 20 x/mnt
Konjungtiva merah muda, sklera
putih
Payudara
simetris,
ada
pembesaran, ada hyperpigmentasi
pada areola mammae, puting susu
menonjol, bersih, tidak ada
benjolan, ASI sudah keluar lancar
Pada perut tampak luka bekas
operasi dengan arah melintang
TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi
uterus baik, bundar dan keras
Terdapat lochea sanguinolenta
pada pembalut
Ekstremitas tidak oedem, tidak
ada kelainan fungsi
Bayi lahir pada tanggal 23-062008, pukul 18.35 WIB, jenis
kelamin perempuan, AS 8-9, BB
lahir 3100 gram, PB : 50 cm anus ,
tidak ada cacat bawaan, warna
kulit kemerahan, gerak aktif,
menetek kuat, reflek menghisap

24

2.

Potensial infeksi karenaDS :


adanya luka bekas operasi
DO :

3.

Cemas
sehubunganDS :
dengan
kesulitan
membayar biaya rumah
sakit
DO :

dan menelan baik, turgor baik,


tonus otot baik, tali pusat bersih,
tidak ada tanda-tanda infeksi
bersih, tidak ada tanda-tanda
infeksi BB pemeriksaan (bayi) :
3300 gram.
Ibu mengatakan habis operasi hari
ke 7
Pada perut tampak luka bekas
operasi dengan arah melintang yang
tertutup kasa steril
- Ibu mengatakan belum bisa pulang
pada hari ke 7 setelah operasi
karena kesulitan biaya.
- Ibu mengatakan suami masih
mencari biaya
- Wajah ibu nampak cemas
- Suami tidak ada disamping ibu
- Ibu masih di rumah sakit post SC
hari ke 7
- Tanda-tanda vital
T : 130/90 mmHg
S : 36,5oC
N : 88 x/mnt
R : 20 x/mnt

B. Diagnosa Kebidanan
P60006 post partum dengan SC indikasi PEB hari ke VII, laktasi normal,
involusi normal, lochea normal KU ibu dan bayi baik, dengan masalah :
1. Potensial infeksi karena adanya luka bekas operasi.
2. Cemas sehubungan dengan kesulitan membayar biaya rumah sakit

C. Perencanaan
Tanggal/jam : 30-06-2008, pukul 10.00 WIB
1. Diagnosa : P60006 post partum dengan SC indikasi PEB hari ke VII, laktasi
normal, involusi normal, lochea normal KU ibu dan bayi baik.
Tujuan : Ibu dapat melampaui masa nifas tanpa komplikasi.
Kriteria : - Tanda-tanda vital

25

T : 110/70-120/80 mmHg
S : 36,5-37,5oC
N : 80-100 x/mnt
R : 16-20 x/mnt
- Proses laktasi normal dan lancar yang ditandai dengan :

Tidak terjadi bendungan ASI

Pengeluaran ASI lancar

Ibu dapat meneteki bayinya dengan benar

- Proses involusi normal yang ditandai dengan penurunan TFU


normal yaitu :
Hari I PP

: 1 jari bawah pusat

Hari III PP

: 2-3 bawah pusat

Hari V PP

: pusat symphisis

Hari VII PP

: 2-3 jari atas symphisis

Hari IX PP

: 1 jari atas symphisis

Hari X-XI PP : tidak teraba


Kontraksi uterus baik : bundar dan keras
- Pengeluaran lochea lancar/normal : bau anyir, konsistensi cair
Hari I-III : berwarna merah dan hitam (lochea rubra)
Hari

III-VII

berwarna

merah

kekuningan

(lochea

sanguinolenta.
Hari XII-XIV : berwarna coklat kekuningan (lochea serosa)
Hari XV : berwarna putih (lochea alba)
- Proses penyembuhan luka operasi normal, tidak terdapat
tanda-tanda infeksi (merah, bengkak, panas, nyeri).
- Ibu dapat melakukan mobilisasi dini secara bertahap setelah
operasi, saat pasien sadar, pasien boleh miring, kemudian
duduk. Hari 2-4 boleh bangun dari tempat tidur dan jalanjalan.
Intervensi

26

a. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.


R/ Ibu mengetahui keadaan dirinya.
b. Jelaskan fisilogis nifas.
R/ Ibu dapat beradaptasi dan menyesuaikan dengan keadaan sekarang.
c. Jelaskan patologis nifas.
R/ Deteksi dini adanya kelainan sehingga bisa segera ditangani.
d. Beritahu ibu tentang kebutuhan dasar ibu nifas yang meliputi nutrisi,
personal hygiene, aktifitas, istirahat, perawatan payudara, senam nifas
dan lain-lain.
R/ Ibu bisa menjalankan aktifitas sehari-hari selama masa nifas
dengan baik.
e. Observasi TTV.
R/ Perubahan tanda-tanda vital terutama peningkatan suhu dan nadi
merupakan tanda dari infeksi.
f. Observasi proses involusi, lochea dan laktasi.
R/ Proses involusi, lochea dan laktasi menandakan proses nifas ibu
tanpa komplikasi.
g. Jelaskan mengenai perawatan bayi baru lahir meliputi : perawatan tali
pusat, teknik menyusui yang benar, memandikan bayi, dan imunisasi.
R/ Ibu bisa melakukannya sendiri di rumah.
h. Kolabirasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik.
R/ Analgetik untuk mengurangi nyeri.
2. Masalah I : Potensial infeksi karena adanya luka bekas operasi.
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria : Luka bekas operasi tetap dalam keadaan bersih dan tidak ada
tanda-tanda

infeksi

(merah,

bengkak,

panas,

terdapat

purulenta).
Intervensi
a. Jelaskan tentang hal yang dapat meningkatkan infeksi dan yang dapat
mencegah terjadinya infeksi.
R/ Ibu bisa menghindari yang bisa menyebabkan infeksi.
b. Kaji status nutrisi klien.

27

R/ Klien dengan status nutrisi kurang, lebih rentan terhadap infeksi.


c. Berikan diit MBTKTB.
R/ Asupan makanan yang bergizi meningkatkan daya tahan tubuh.
d. Inspeksi balutan abdominal terhadap axudat atau rembesan lepaskan
balutan jika ada indikasi.
R/ Balutan steril menutupi luka insisi bekas operasi membantu
melindungi luka dari celana dan kontaminasi.
e. Bersihkan/lakukan perawatan secara aseptik.
R/ Lingungan

lembab

merupakan

media

paling

baik

untuk

pertumbuhan bakteri.
f. Infeksi insisi terhadap proses penyembuhan, perhatikan kemerahan
oedema, nyeri, exudat/gangguan penyatuan.
R/ Tanda tersebut menandakan timbulnya infeksi.
g. Ajarkan personal hygiene yang benar.
R/ Mencegah terjadinya infeksi.
h. Kolaborasi pemberian antibiotik.
R/ Mencegah terjadinya infeksi.
3. Masalah II : Cemas sehubungan dengan kesulita membayar biaya rumah
sakit.
Tujuan : Cemas teratasi
Kriteria : - Ibu bisa segera membayar biaya rumah sakit
- Ibu dan bayi bisa segera pulang dari rumah sakit
Intervensi
a. Rundingkan dengan ibu mengenai kesulitannya.
R/ Klien bisa berbagi dengan petugas, sehingga beban pikiran sedikit
tenang.
b. Anjurkan ibu untuk mengurus SKTM/ASKESKIN dan jelaskan cara
untuk mendapatkannya.
R/ Dengan SKTM/ASKESKIN klien akan mendapatkan keringnanan
dalam biaya rumah sakit.
c. Beri dukungan mental pada klien.

28

R/ Klien akan termotivasi untuk berusaha mencari biaya.


d. Observasi tanda-tanda vital dan keluhan klien.
R/ Kecemasan dapat mempengaruhi peningkatan hormon adrenalin
sehingga akan terjadi peningkatan tensi, nadi, dan respirasi.
D. Pelaksanaan
Tanggal : 30-06-2008, pukul 11.00 WIB
1. Diagnosa : P60006 post partum dengan SC indikasi PEB hari ke VII, laktasi
normal, involusi normal, lochea normal KU ibu dan bayi baik.
Implementasi
a. Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
bahwa keadaan ibu dan bayi sehat.
b. Menjelaskan fisiologi nifas yaitu mengenai perubahan-perubahan yang
terjadi pada masa nifas meliputi :
1) Laktasi : keseluruhan proses menyusui mulai ASI diproduksi
sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI.
2) Involusi : proses kembalinya alat-alat kandungan ke dalam
keadaam semula seperti sebelum hamil karena fungsinya telah
selesai yaitu memberikan tempat untuk janin dan memberikan
nutrisi.
3) Lochea : pengeluaran cairan/sekret yang berasal dari rahim melalui
jalan lahir
Hari I-III

: berwarna merah segar

Hari III-VII

: berwarna merah kekuningan

Hari VII-XIV

: berwarna coklat

Hari XV

: berwarna putih

c. Menjelaskan kepada ibu tentang patologis nifas, yaitu :


-

Demam tinggi

Penglihatan kabur

Perdarahan berlebihan dari vagina

Pusing berlebihan

Infeksi luka operasi

d. Menjelaskan tentang kebutuhan dasar ibu nifas, meliputi :

29

1) Nutrisi
-

Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi dan


tambahan 500 kalori per hari, porsi 1-2 piring lebih banyak dari
biasanya.

Sebaiknya makanan yang mengandung cukup protein, cairan,


sayur-sayuran, dan buah-buahan karena wanita masa nifas
mengalami hemokonsentrasi.

Minum air putih 8-10 gelas/hari dan bila perlu ditambah susu.

2) Eliminasi
Menganjurka ibu untuk BAK dan BAB secara teratur dan
menghindari menahannya bila ada rangsangan. Karena bila ditahan
akan menghambat involusi rahim.
3) Personal hygiene
-

Menganjurkan ibu mandi 2 x/hari, membersihkan daerah


kelamin dengan sabun dan air bersih dari depan ke belakang
(dari vulva ke anus) setiap BAK dan BAB.

Menyarankan ibu mengganti pembalutnya tiap kali basah atau


minimal 2 x/hari.

Menyarankan ibu untuk memcuci tangan sebelum dan sesudah


membersihkan daerah vulva.

4) Istirahat/tidur

Menganjurkan

ibu

untuk

istirahat

cukup,

tidur

siang/beristirahat saat bayinya tidur untuk mencegah keletihan


yang berlebihan.

Menjelaskan kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam


beberapa hal :
-

Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi

Memperlambat proses involusi rahim dan memperbanyak


perdarahan

Menyebabkan depresi ketidakmampuan untuk merawat


bayi dan dirinya sendiri

5) Aktivitas

30

Menganjurkan ibu agar mobilisasi sesuai kemampuannya, tidak


perlu hanya tidur terlentang di tempat tidur.

Mengajarkan ibu senam nifas dengan menggunakan leaflet


(leaflet terlampir).

Menganjurkan ibu agar melaksanakan senam nifas secara


teratur untuk mengembalikan otot perut dan panggul ke dalam
semula.

Menganjurkan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah


tangga secara perlahan-lahan mulai dari yang paling ringan
dulu.

6) Hubungan seksual
Menganjurkan ibu untuk mulai melakukan hubungan seksual
setelah 40 hari/6 minggu setelah persalinan bila masa nifas telah
selesai. Akan tetapi keputusan tergantung pada pasangan yang
bersangkutan.
7) Perawatan payudara
Menjelaskan pada ibu bahwa tujuannya adalah untuk menjaga
kebersihan payudara, memperlancar produksi ASI, memperbaiki
bentuk puting susu. Lalu menjelaskan alat-alat yang perlu
disiapkan yaitu meliputi handuk 2 buah, waslap, waskom, air
hangat dan air dingin, baby oil/minyak, sayur menjelaskan cara
perawatan perawatan payudara.
-

Menempelkan kapas yang telah diolesi baby oil/minyak sayur


pada puting selama 10 menit kemudian membersihkan puting
dengan kapas tersebut.

Kedua telapak tangan di olesi baby oil/minyak sayur.


Melakukan pengurutan buah dada, kanan dengan tangan kanan
dan buah dada kiri dengan tangan kiri. Pengurutan dari tengah
berputar ke samping kemudian ke bawah berulang (10-15
menit).

Pengurutan bagian samping dada ke puting (15-20x).

31

Pengetokan buku-buku jari dengan cepat dan teratur.

Selanjutnya penyiraman

Penyiraman payudara dengan air hangat

10x kemudian

dengan cepat diganti dengan air dingin 10x.

Penyiraman terahir dengan air hangat diteruskan dengan


mandi.

e. Mengobservasi tanda-tanda vital.


f. Mengobservasi proses involusi, lochea dan laktasi.
g. Menjelaskan mengenai perawatan bayi baru lahir meliputi :

Bayi perlu disusui setiap 2-3 jam sekali, mengajarkan teknik


menyusui yang benar :
-

Cuci tangan sebelum menyusui

Posisi ibu dan bayi nyaman selama menyusui

Peluk bayi dan letakkan kepala bayi pada sikut ibu keseluruhan
tubuh bayi menghadap ke ibu, dagu bayi menyentuh payudara.

Sebagian besar areola masuk ke mulut bayi termasuk puting


susu ibu.

Pada waktu menyusui tekan bagian atas payudara dengan jari


agar bayi dapat bernafas dengan bebas.

Usahakan kaki ibu tidak menggantung.

Susui bayi pada kedua payudara secara bergantian

Pandang mata bayi, gunakan kapas yang dicelup ke air hangat


untuk membersihkan mulut bayi dan sendawakan bayi.

Menganjurkan ibu untuk hanya memberi ASI pada bayinya sampai


usia 6 bulan.

Menjaga kebersihan bayi dengan memandikan bayi tiap pagi dan


sore, tetapi mandi sebelum tidur akan membantu relaksasi sehingga
mempermudah tidur. Saat memandikan sambil dibersihkan dengan
air hangat dan waslap pada bagian genetalia. Begitu juga setelah
bayi BAB dan BAK kemudian mengganti popoknya.

32

Mengajarkan perawatan tali pusat yaitu puntung tali pusat


dibungkus dengan kasa kering tanpa alkohol dan ramuan-ramuan
tradisional lainnya.

Menjelaskan tanda-tanda bayi sakit yaitu :


-

Tidak bisa menetek/menyusu

Tidak bisa/malas minum

Selalu memuntahkan semua

Kejang

Tidak sadara

Menganjurkan ibu untuk memanfaatkan posyandu untuk memantau


pertumbuhan dan perkembangan balitanya diantaranya untuk
mendapatkan pengukuran BB, TB, LK, pengobatan sederhana,
pemberian vitamin A, imunisasi.

h. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik


dan terapi lainnya.
Asam mefenamat 500 mg 3 x 1
Roboransia 1 x 1
Amoxicilli 500 mg 3 x 1
2.

Masalah I : Potensial infeksi karena adanya luka bekas operasi.


Tanggal/jam : 30-06-2008, pukul 11.30 WIB
Implementasi
a. Menjelaskan pada klien tentang hal yang dapat meningkatkan
terjadinya infeksi dan yang dapat mencegah terjadinya infeksi, yaitu :
1) Hal yang dapat meningkatkan infeksi
-

Kurang menjaga kebersihan diri

Nutrisi yang kurang

Daya tahan tubuh yang menurun

Lingkungan yang kurang bersih

Adanya kontaminasi pada daerah luka operasi

33

2) Cara mencegahnya
-

Menjaga kebersihan diri ibu dengan cara diseka, ganti


pembalut bila pembalut kotor, mengganti setiap hari

Menghindari agar luka bekas operasi tidak terkena air

Meningkatkan gizi ibu

Meningkatkan lingkungan yang bersih

b. Mengkaji status nutrisi ibu karena nutrisi yang kurang menyebabkan


ibu rentan terhadap infeksi.
c. Memberikan diet MBTKTB untuk peningkatan daya tahan tubuh ibu
dan memenuhi kebutuhan nutrisi ibu.
d. Mengginspeksi balutan abdominal terhadap rembesan.
e. Melakukan perawatan luka operasi pada hari ke III, V, VII, dengan
cara. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dengan memakai
sabun, dan ibu disiapkan, gurita dibuka, memakai handschoon steril,
lalu melepas plester dan penutup luka, buang di tempat yang
disediakan melepas handschoon masukkan dalam larutan clorin 0,5%
yang telah tersedia. Bersihkan sekitar luka dengan menggunakan
alkohol 70% atau NaCL 0,9%. Jika hari III/jahitan subcutas tutup mika
dengan supratul yang tersedia, kasa steril, plester dengan rapi, jika hari
ke 4/5 atau 7, lepas sebagian/sisa jahitan, kemudian tutup dengan
supratule, kasa steril, plester dengan rapi. Lepas handschoon masukkan
dalam larutan clorin 0,5% yang telah tersedia, rapikan pasien dan cuci
tangan.
f. Menginspeksi insisi terhadap proses penyembuhan, memperhatikan
kemerahan, oedem, nyeri, gangguan penyatuan.
g. Melakukan kolaborasi dalam pemberian antibiotik : Amoxicillin 500
mg 3 x 1.
3. Masalah II : Cemas sehubungan dengan kesulitan membayar biaya rumah
sakit
Implementasi
a. Merundingkan dengan ibu mengenai kesulitan yang dialaminya,
sehingga ibu mau bercerita/berbagi bebannya.

34

b. Menganjurkan

ibu

untuk

mengurus

SKTM/ASKESKIN

dan

menjelaskan cara mendapatkannya yaitu dengan meminta surat


keterangan dari desa dulu, lalu mengurus lagi di rumah sakit.
SKTM/ASKESKIN bisa dipergunakan untuk meringankan biaya
rumah sakit ibu.
c. Memberi dukungan mental pada klien, agar klien tidak putus asa dan
tetap termotivasi untuk mencari biaya.
d. Mengobservasi tanda-tanda vital dan keluhan klien untuk mengetahui
kondisi klien.
E. Evaluasi
Tanggal 30-06-2008, pukul 12.00 WIB
1. Diagnosa : P60006 post partum dengan SC indikasi PEB hari ke VII, laktasi
normal, involusi normal, lochea normal KU ibu dan bayi baik.
S : - Ibu mengatakan bahwa keadaannya baik, tidak mengeluh apapun.
- Ibu mengatakan sudah mengerti penjelasan yang diberikan
mengenai :

Fisiologi nifas

Patologi nifas

Kebutuhan dasar ibu nifas

Perawatan bayi baru lahir

- Ibu mengatakan akan melaksanakannya di rumah.


O : - KU ibu baik, kesadaran composmentis
- Tanda-tanda vital
T : 130/90 mmHg
S : 36,5oC
N : 88 x/mnt
R : 20 x/mnt
- Ibu sudah menyusui bayinya, ASI keluar lancar.
- Involusi baik.

35

TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus keras dan bundar


- Lochea warna coklat kemerahan, bau khas (lochea sanguinolenta)
- KU bayi baik
BB : 3300 gram
PB : 50 cm
Kesadaran, sadar/tenang, warna kulit kemerahan, gerak aktif
menetek kuat, reflek menghisap dan menelan baik, turgor baik,
tonus otot baik, tali pusat bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi
- Ibu dapat menjelaskan kembali penyuluhan/penjelasan yang
diberikan.
- Ibu sudah melakukan mobilisasi.
- Luka bekas operasi tampak bersih, tidak ada rembesan.
A : P60006, post partum dengan SC indikasi PEB hari ke 7 laktasi normal,
involusi normal, lochea normal KU ibu dan bayi baik, pengetahuan
ibu tentang nifas bertambah.
P : - Pastikan ibu bisa pulang dari rumah sakit.
- Anjurkan ibu kontrol 1 minggu setelah pulang.
- Kaji ulang pengetahuan ibu tentang nifas fisiologis, dan patologis,
kebutuhan dasar ibu nifas dan perawatan bayi baru lahir.
- Observasi keadaan ibu dan bayi saat kontrol ulang.
2. Masalah I : Potensial infeksi karena adanya luka bekas operasi.
Tanggal 30-06-2008, pukul 12.15 WIB
S : - Ibu mengatakan keadaannya baik, dan tidak mengeluh apapun.
- Ibu mengatakan sudah mengerti penjelasan mengenai hal-hal yang
dapat meningkatkan infeksi dan yang dapat mencegah infeksi.
- Ibu mengatakan mau melaksanakan anjuran yang diberikan.
O : - KU baik
- Tanda-tanda vital
T : 130/90 mmHg
S : 36,5oC
N : 88 x/mnt

36

R : 20 x/mnt
A : Tidak terjadi infeksi, pengetahuan ibu tentang cara pencegahan
infeksi bertambah.
P : - Kaji ulang pengetahuan ibu tentang cara pencegahan infeksi.
- Observasi luka operasi saat hamil.
3. Masalah II : Cemas sehubungan dengan kesulitan membayar biaya rumah
sakit.
S : - Ibu mengatakan sudah mengerti penjelasan dari petugas mengenai
SKTM/ASKESKIN.
- Ibu mengatakan akan segera mengurus SKTM/ASKESKIN.
O : - KU baik
- Tanda-tanda vital
T : 130/90 mmHg
S : 36,5oC
N : 88 x/mnt
R : 20 x/mnt
- Ibu menganggukkan kepala sat diberi penjelasan.
- Ibu mampu mengulang kembali penjelasan dari petugas.
A : Cemas berkurang, pengetahuan klien tentang SKTM/ASKESKIN
bertambah.
P : - Kaji ulang masalah klien kyang berkaitan dengan kesulitan biaya.
- Kaji ulang pengetahuan klien tentang SKTM/ASKESKIN.
- Observasi tanda-tanda vital.

37

DAFTAR PUSTAKA
Benzion Taber, 1996. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekolgi, EGC,
Jakarta.
Ida Bagus Gde, Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, KB
Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.
Marllyn E, Doenges, 2001. Rencana Keperawatan Maternal dan Bayi, EGC
Jakarta.
Rustam Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I, EGC, Jakarta.
Sarwono P, 1999. Ilmu Kebidanan, YBPSP, Jakarta.
Sulaiman Sastrawinata, 1984. Obstetri Patologi, UNPAD.
Saifuddin, Abdul Bari, 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : JNPKKR-POGI
Persis Mary Hamilton, 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. EGC,
Jakarta.
Wiknjosastro, 1997. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBPSP.

38

DAFTAR PUSTAKA
Benzion Taber, 1996. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekolgi, EGC,
Jakarta.
Chandra, Lilien Eka, MRspSc,SpOG, http://blog.konsultan-dokter.com. Ditulis
tanggal 04-05-2008, diakses 01-07-2008, pukul 18.41 WIB
Fadjar, dr.2008. www.wawandigital.com. Ditulis tanggal 28-02-2008, Diakses
tanggal 01-07-2008, Pukul 18.48 WIB
Ida Bagus Gde, Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, KB
Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.
Ivan, dr. 206. www.prodia.co.id. Ditulis 03-06-2006, diakses tanggal 01-07-2008,
Pukul 18.45 WIB
Li,dr.De-Kun. 1998.http://blog.konsultasi-dokter.com. Ditulis tanggal 23-01-2008,
Diakses tanggai 01-07-2008, Pukul 18.35 WIB
Marllyn E, Doenges, 2001. Rencana Keperawatan Maternal dan Bayi, EGC
Jakarta.
Mia, 2007. www.nusashop.com. Ditulis tanggal 08-12-2007, diakses tanggal 0107-2008. Pukul 18.37 WIB.
Persis Mary Hamilton, 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. EGC,
Jakarta.
Permana, dr. Basuki, 2007. www.crb.elga.net.id. Ditulis tanggal 25-06-2007,
diakses tanggal 01-07-2008.
Rustam Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I, EGC, Jakarta.
Sarwono P, 1999. Ilmu Kebidanan, YBPSP, Jakarta.
Sulaiman Sastrawinata, 1984. Obstetri Patologi, UNPAD.
Saifuddin, Abdul Bari, 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : JNPKKR-POGI
Wijaya, Riri.www.kalbe.co.id.Diakses tanggal 01-07-2008, Pukul 18.52 WIB
Wiknjosastro, 1997. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBPSP.

39

40

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas P60006 Post SC indikasi PEB hari ke VII
di Ruang Mawar A RSUP Dr. Soedono Madiun

Disetujui tanggal,

2008

Mengetahui,

Pembimbing pendidikan

Pembimbing praktek

RAHAYU SUMANINGSIH, SST


NIP. 140 364 900

SUWASI, AMK
NIP. 140 104 145

ii

41

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat

Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan


laporan ini. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas P60006 Post SC indikasi PEB hari ke
VII di Ruang Mawar A RSUP Dr. Soedono Madiun.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pengalaman belajar
Praktek Lapangan di Prodi Kebidanan Magetan.
Dalam penyusunan laporan ini penyusun mendapat bantuan, pengarahan
dan bimbingan. Untuk itu kami pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Nani Surtinah SST,SSiT, M.Pd, selaku kepala Prodi Kebidanan Magetan
2. Ibu Rahayu Sumaningsih, SST, selaku pembimbing pendidikan Prodi
Kebidanan Magetan.
3. Ibu Suwasi, AMK, selaku pembimbing praktek.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan
ini.
Penyusun menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penyususn memohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dimasa yang
akan datang.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Magetan,

Penyusun

2008

42

DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL.........................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................
BAB I LANDASAN TEORI
A. Pengkajian ...................................................................................
B. Diagnosa Kebidanan....................................................................
C. Perencanaan.................................................................................
D. Pelaksanaan..................................................................................
E. Evaluasi........................................................................................
BAB II TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ...................................................................................
B. Diagnosa Kebidanan....................................................................
C. Perencanaan.................................................................................
D. Pelaksanaan..................................................................................
E. Evaluasi........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iv

i
ii
iii
iv
1
8
9
12
13
14
24
24
28
34

Vous aimerez peut-être aussi