Vous êtes sur la page 1sur 42

1

BAB I
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Masa nifas adalah masa pulihnya kembali dari persalinan selesai alat-alat
kandungan kembali seperti pra hamil, yaitu 6-8 minggu (Rustam Mochtar,
1998 : 115)
Masa nifas adalah waktu penyembuhan dan perubahan yang diperlukan waktu
kembali pada keadaan tidak hamil dan penyesuaian terhadap penambahan
keluarga baru (Hamilton, 1995 : 281)
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Sulaiman, 1983 : 315).
Masa nifas adalah kala puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,
merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada
keadaan yang normal (Manuaba, 1998 : 190)

B. Fisiologi Nifas
1. Involusio
Adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat-alat kandungan
dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti
sebelum hamil.
a. Involutio rahim
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami
kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga menutup
pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta.
Otot rahim terdiri dari 3 lapis otot yang membentuk anyaman sehingga
pembuluh darah dapat tertutup sempurna, dengan demikian terhindar
dari perdarahan post partum. Pada involusio rahim, jaringan ikat dan
jaringan otot mengalami proses proteolitik. Berangsur-angsur akan

mengecil sehingga pada akhir kala nifas besarnya seperti semula


dengan berat 30 gram. Proses proteolitik adalah pemecahan protein
yang akan dikeluarkan melalui urine. Dengan penimbunan air saat
hamil akan terjadi pengeluaran urine setelah persalinan, sehingga
pemecahan protein dapat dikeluarkan.
Involusio
Plasenta lahir
7 hari (1 minggu)
14 hari (2 minggu)
42 hari (6 minggu)
56 hari (8 minggu)
b. Involusio tempat plasenta

TFU
Berat uterus
Setinggi pusat
1000 gram
Pertengahan pusat-sympisis 500 gram
Tidak teraba
350 gram
Sebesar hamil 2 minggu
50 gram
Normal
30 gram
(Manuaba, 1998 : 192)
1

Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan


permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan.
Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir ke 2 hanya sebesar 3-4 cm
dan pada akhir nifas 1-2 cm. Pada permulaan nifas bekas plasenta
mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh
thrombus. Biasanya luka yang demikian sembuh dengan menjadi
parut, tetapi luka bekas plasenta tidan meninggalkan parut. Hal ini
disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara luar biasa ialah
dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru
dibawah permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka
dan juga dari visa kelenjar pada dasar luka (Sulaiman, 1983 : 316).
Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas 12x15
cm, permukaan kasar dimana pembuluh darah besar bermuara.
Kesembuhan sempurna pada saat akhir masa puerperium (Manuaba,
1998 : 192).
c. Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang
besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran
darah yang banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam nifas. Orang
menduga bahwa pembuluh darah yang besar tersumbat karena

perubahan-perubahan pada dindingnya dan diganti oleh pembuluh


darah yang lebih kecil (Sulaiman, 1983 : 316).
d. Perubahan pada serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, ostium uteri eksternum dapat dilalui
oleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena
robekan dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat
dilalui oleh 1 jari saja dan lingkaran retraksi berhubungan dengan
bagian atas dari canalis cervikalis. Pada servik terbentuk sel-sel otot
baru. Pada minggu ke 3 post partum rugae mulai tampak (Sulaiman,
1983 : 317).
Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti corong
berwarna merah kehitaman. Konsistensi lunak, kadang-kadang
terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih
bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan
setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari (Rustam Mochtar, 1998 : 116).
e. Ligamen-ligamen
Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu
persalinan setelah bayi lahir secara berangsur-angsur menjadi ciut dan
pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan
menjadi retroflexi, karena ligament rotundum menjadi kendor (Rustam
Mochtar, 1998 : 116).
f. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama,
tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. Kadang-kadang pada
wanita yang asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdominalis
sehingga sebagian dari dining perut digaris tengah hanya terdiri dari
peritoneum fascia tipis dan kulit. Tempat yang lemah ini menonjol
kalau berdiri atau mengejan (Sulaiman, 1983 : 317).
g. Saluran kencing

Dinding kandung kencing memperlihatkan oedema dan hyperemia.


Kadang-kadang oedema, menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga
terjadi retensio urine. Kandung kemih dalam puerperium kurang
sensitive dan kapasitasnya bertambah sehingga kandung kemih penuh
atau sesudah kencing masih tinggal urine residual. Sisa urine ini dan
trauma pada dinding kandung kemih waktu persalinan memudahkan
terjadinya infeksi. Dilatasi ureter da pyelum normal kembali dalam
waktu 2 minggu (Sulaiman, 1983 : 318).
Penyebab involusio :
1) Autolysis
Dimana zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan
kemudian dibuang dengan air kencing. Penghancuran jaringan
otot-otot uterus yang tumbuh karena adanya hiperplasi dari
jaringan otot-otot yang membesar dan menjadi lebih panjang 10x
dan 5x lebih tebal.
2) Aktifitas otot-otot
Kontraksi dan retraksi otot-otot setelah anak lahir yang diperlukan
untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya
pelepasan plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus
yang tidak diperlukan. Dengan adanya kontraksi dan retraksi yang
terus-menerus menyebabkan terganggunya peredaran darah dari
dlam uterus dan mengakibatkan jaringan otot-otot kekurangan zatzat yang diperlukan sehingga ukuran jaringan otot menjadi lebih
kecil.
3) Ischemia
Disebut juga local anemia yaitu kekurangan darah pada uterus
yang disebabkan karena pengurangan aliran darah yang masuk ke
uterus sehingga jaringan otot uterus mengalami atrofi dan kembali
keukuran semula (Sarwono, 1999 : 240).
2. Lochea

Adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa
nifas (Rustam Mochtar, 1998 : 116).
Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya
sebagai berikut :
a. Lochea rubra (kruenta)
1-3 hari, berwarna merah dan hitam terdiri dari sel deciduas kaseosa,
rambut lanogo, sisa mecaneum, sisa darah
b. Lochea sanguinolenta
3-7 hari, berwarna putih bercampur merah
c. Lochea serosa
7-14 hari, berwarna kekuningan
d. Lochea alba
Setelah hari ke 14, berwarna putih
(Manuaba, 1998 : 193)
3. Laktasi
Laktasi adalah proses mulai dari produksi air susu yang dihasilkan oleh
sel-sel acini sampai pada pengeluarannya. Untuk menghadapi laktasi sejak
kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamae yaitu :
a. Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan lemak
bertambah.
b. Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrums,
berwarna kuning putih susu.
c. Hypervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana venavena berdilatasi sehingga tampak jelas.
d. Setelah persalinan, pengaruh hormone laktogenik (LH) atau prolaktin
yang akan merangsang air susu. Disamping itu pengaruh oksitosin
menyebabkan mio, epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu
keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan
(Rustam Mochtar, 1998 : 117).
Keadaan 2 hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam kehamilan.
Pada waktu ini buah dada belum mengandung susu, melainkan

colostrums yang dapat dikeluarkan dengan memijat areola mamae.


Colostrum adalah cairan kuning dengan BD 1.030-1035 dan reaksi
alkalis. Cairan kolostrum terdiri dari albumin yang membeku kalau
dipanaskan (Sulaiman, 1983 : 318).
C. Periode Nifas
Nifas dibagi dalam 3 periode
1. Puerperium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40
hari.
2. puerperium intermidial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil/waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan (Rustam
Mochtar, 1998 : 115).
D. Pengelolaan
1. Kebersihan diri
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan
meningkatkan perasaan kesejahteraan mereka. Segera setelah mereka
cukup kuat untuk berjalan, bantu ibu untuk mandi. Instruksikan padanya
untuk mencuci puting susu pertama kali, kemudian tubuh dan terakhir
perineum. Sediakan dan pembalut yang bersih (Hamilton, 1995 : 278).
2. Istirahat
Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan, sarankan untuk kembali ke kegiatan rumah tangga secara
perlahan-lahan serta untuk tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur,
kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :

a. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi


b. Memperlambat proses involusi dan memperbanyak perdarahan.
c. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri (Saifuddin, 2002 : N-25).
3. Latihan
Diskusikan pentingnya otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu
akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat
sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung. Jelaskan bahwa latihan
beberapa menit setiap hari sangat membantu memperkuat tonus otot jalan
lahir dan dasar panggul (latihan kegel). Berdiri dengan tungkai dirapatkan,
kencangkan otot-otot pantat dan panggul serta tahan sampai 5 hitungan.
Kendorkan dan ulangi sebanyak 5x (Saifuddin, 2002 : N-25).
4. Gizi
Ibu menyusui harus :
a. Mengkonsumsi tambahan sebanyak 500 kalori tiap hari
b. Makan dengan diit berimbang protein, mineral dan vitamin yang
cukup.
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum
setiap kali menyusui).
d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat besi setidaknya
selama 40 kali setelah persalinan.
e. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin
A pada bayi melalui ASI (Saifuddin, 2002 : N-25).
5. Menyusui
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna,
memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap untuk
diminum. Cara untuk meningkatkan sulpat ASI :
a. Untuk bayi
1) Menyusui bayi tiap 2 jam, siang dan malam dengan lama menyusui
5-10 menit disetiap payudara.

2) Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah dan


duduklah selama menyusui.
3) Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan
dengarkan suara menelan yang aktif.
4) Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman serta minumlah
setiap kali menyusui.
5) Tidurlah bersebelahan dengan bayi
b. Untuk ibu
1) Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum
2) Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya
dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi
penempelan.
3) Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan
melakukan hal-hal diatas.
(Saifuddin, 2002 : N-26)
6. Perawatan payudara
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu
b. Menggunakan BH yang menyokong payudara
c. Apabila puting susu lecet oleskan colostrums/ASI yang keluar pada
sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui
d. Payudara selalu disokong bila terasa penuh dengan cara menetekkan
pada bayi atau dengan cara menampungnya pada sebuah gelas bersih
dan tertutup (Saifuddin, 2002 : N-27).
7. Senggama
Secara fisik aman untuk memenuhi hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya ke dalam
vagina tanpa rasa sakit atau nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tak
merasa nyeri, aman untuk memenuhi melakukan hubungan seksual kapan
saja. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan seksual
sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu
setelah persalinan (Saifuddin, 2002 : N-27).

8. Keluarga berencana
a. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menetapkan sendiri
kapan dan bagaimana ingin merencanakan tentang keluarga.
b. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovum) sebelum ia
mendapatkan lagi haidnya selama meneteki (amenorrhoe laktasi). Oleh
karena itu metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama
kali kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru.
c. Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko menggunakan
kontrasepsi tetap aman, terutama apabila ibu sudah haid lagi
(Saifuddin, 2002 : N-28).

E. Pengkajian Data
1. Data subyektif
a. Biodata
1) Usia reproduksi yang baik adalah 20-35 tahun untuk usia 35 tahun
atau multi gravida akan beresiko terhadap kontraksi uterus dan
perdarahan yang terjadi. Bila ibu telah dirawat diruang post partum
selama kala IV (Hamilton, 1995 : 286).
2) Pendidikan
Pendidikan ibu mempengaruhi cara penerimaan/presepsi tentang
keadaannya.
3) Pekerjaan
Pekerjaan ibu yang terlalu berat pada masa kehamilan aka
berpengaruh terhadap fisik ibu yaitu fisik ibu akan menjadi lemah
dan perjalanan masa nifas yang abnormal.
4) Status perkawinan
Akibat dari proses involusi akan menimbulkan rasa mules, saat
pertama ASI di produksi akan menimbulkan rasa nyeri pada
payudara, ibu akan merasa letih karena tenaganya telah banyak

10

terkuras saat persalinan, ibu akan mengalami gangguan eliminasi


(retensio urine) yang disebabkan ibu takut untuk melakukan
mobilisasi dini (Wiknjosastro, 1999 : 238).
b. Keluhan utama
Akibat dari proses involusi akan menimbulkan rasa mules, saat
pertama ASI di produksi akan menimbulkan rasa nyeri pada payudara,
ibu akan merasa letih karena tenaganya telah banyak terkuras saat
persalinan,ibu akan mengalami gangguan eliminasi (retensio urine)
yang di sebabkan ibu takut untuk melakukan mobilisasi dini.
(Wiknjosastro,199 : 236)
c. Riwayat kesehatan
keadaan kesehatan ibu dengan penyakit jantung, DM, hipertensi,
ginjal, GO, akan mempengaruhi masa nifas tersebut.
1) Penyakit DM sering menyebabkan infeksi nifas serta menghambat
penyembuhan jalan lahir
2) Penyakit jantung tingkat IV ibu dilarang menyusui bayinya.
3) Ibu dengan preklamasi cenderung mengalami HPP karena atonia
uteri/inertia uteri.
4) Ibu dengan TBC, hepatitis harus diisolasi dan tidak dianjurkan
menyusui banyinya.
5) Ibu dengan infeksi clamidia, Taxoplasmosis,GO diperbolehkan
menyusui banyinya (Wiknjosastro,1999 : 519).
6) Ibu dengan anemia akan beresiko perdarahan post partun, karena
Antonia uteri (Wiknjosastro, 2007: 450).
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dari pihak keluarga ibu maupun suami yang tinggal seatap tidak ada
yang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis dan penyakit
menurun yaitu DM, jantung, ginjal, hipertensi dan asma (Christina,
1993 : 56).

11

Ibu nifas yang memiliki keluarga yang tinggal dengan ibu dengan
penyakit

menular

akan

berpotensi

tertular

penyakit

tersebut

(Wiknjosastro, 2007 : 519).


e. Riwayat kebidanan
1) Haid
Kembalinya haid pada klien post partum yang tidak menyusui
masa infertile kira-kira berlangsung sekitar 6 minggu (Saifuddin,
2002 : 26).
Ibu dengan riwayat perdarahan pada masa nifasnya kemungkinan
juga terjadi perdarahan (Sulaiman, 1983 : 155). Pengeluaran lochea
rubra (warna merah) pada hari 1 dan 3, lochea sanguinolenta
(warna kecoklatan hari 3-7), lochea serosa (warna kekuningan hari
7-14) lochea alba (setelah hari ke 14 warna putih (Manuaba, 1998 :
193).
2) Riwayat kehamilan
-

Pada trimester I sering ditemukan emesis ringan, fatigue, sering


BAK.

Pada trimester II mengeluh sulit tidur, pegal didaerah panggul,


rasa tegang sewaktu-waktu diperut, oedem, kaki yang
menghilang dipagi hari.

Pada trimester III mengeluh nyeri pinggang, sering BAK,


obstipasi, oedem tungkai dank ram kaki.

ANC ditempat pelayanan kesehatan minimal 4x (Depkes RI,


1993 : 168).

Mulai pergerakan janin usia 20 minggu. TT diberikan 2x


dengan interval minimal 4 minggu. Nasehat yang diberikan
meliputi gizi bumil, personal hygiene, aktivitas, perawatan
payudara tanda kehamilan resiko tinggi, pentingnya ANC,
imunisasi (Sarwono, 20002 : N2-N4)

Terapi yang didapat


a) Pemberian zat besi (Fe)

12

Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi


kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada
kehamilan dan nifas kebutuhannya meningkat (Depkes RI,
1994 : 16).
b) Pemberian tablet multivitamin yang mengandung mineral
Tujuan adalah untuk memenuh kebutuha akan berbagai
vitamin dan mineral bagi ibu dan janin selama hamil dan
nifas (Depkes RI, 1994 : 16).
3) Riwayat persalinan
Kala I

: Untuk primi 13, multi 7 jam. His pembukaan servik


sampai terjadi pembukaan lengkap 10 cm, mulai kuat,
teratur dan sakit.

Kala II : Untuk primi 2 jam, multi 1 jam, persalinan spontan dan


BBL sehat serta normal.
Kala III : Plasenta lahir spontan, lengkao primi jam, multi
jam.
Kala IV : 2 jam post partum perdarahan tidak boleh > 500 cc.
Apabila dalam persalinan berlangsung normal tanpa penyulit maka
dalam masa nifas akan berlangsung normal pula, tetapi jika terjadi
penyulit selama persalinan dan mengakibatkan persalinan harus
berakhir

dengan

tindakan

maka

secara

otomatis

akan

mempengaruhi masa nifasnya. Misalnya pada kasus partus lama


biasanya akan terjadi retensio urine karena terjadi oedema pad
spinter uretranya (Manuaba, 1998 : 239).
4) Riwayat nifas sekarang
Pada riwayat nifas ini perlu dikaji adalah bagaimana dengan
keadaan 2 jam PP, data ini perlu dikaji karena pada masa ini
perdarahan post partum yang normal harus didapatkan :
-

Keadaan umum ibu baik

TTV dala, batas, normal

13

Tensi 100/700 mmHg-140/90 mmHg

Nadi 60-90 x/mnt

Suhu 36,5-37,5oC

Pernafasan : 16-20 x/mnt

TFU satu/2 jari atau setinggi pusat

Laktasi, ASI sudah keluar

Kontraksi baik, tidak ada perdaraphan abnormal, pengeluaran


pervaginam tidak lebih dari 400-500 cc (Manuaba, 1998 : 166).

5) Riwayat KB
Masa post partum merupakan saat yang paling baik untuk
menawarkan kontrasepsi pil dapat mempengaruhi sekresi air susu,
biasanya ditawarkan IUD, injectable/sterilisasi (Sulaiman, 1983 :
327).
f. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Makanan yang dimakan ibu menyusui tidak dengan langsung
mempengaruhi kuantitas dan kualitas ASI. Karena dalam tubuh ibu
biasanya terdapat persediaan zat gizi yang dapat digunakan
sewaktu-waktu (Cristina, 1987 : 26).
Ibu menyusui diberi kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa
memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya. Total
kalori 30 kkal/kgBB/hari+500, protein 20% kalori, karbohidrat
65% kalori, lemak 25% kalori. Tiap hari harus ada kelompok
makanan dasar yaitu makanan harian, daging, protein, mineral.
Pada ibu nifas terutama bagi ibu yang menyusui harus
mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari dalam bentuk
makanan seimbang, minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, porsi
makanan ibu nifas untuk membantu proses penyembuhan luka dan
laktasi (Saifuddin, 2002 : N-25).
2) Eliminasi

14

Pada masa post partum kandung kemih cepat terisi karena diuresis
dan cairan intravena. Ibu nifas dapat berkemih spontan dalam 6
jam, BAB biasanya tertunda selama 2-3 hari setelah melahirkan
karena enema pra persalinan, diit cairan, obat-obatan analgesic
selama persalinan dan perineum yang sangat sakit (Hamilton, 1995
: 288).
3) Istirahat tidur
Terganggu karena mules, nyeri perineum dan pembendungan ASI
kebutuhan istirahat ibu 8-10 jam sehari untuk siang dan malam
(Hamilton, 1995 : 259).
4) Personal hygiene
Ibu harus menjaga kebersihan seluruh tubuhnya, terutama
kebersihan daerah genetalia dengan sabun dan air, membersihkan
daerah vulva atau cebok harus dilakukan dengan benar dari depan
ke belakang, pembalut harus sering digant bila kotor, kebersihan
buah dada diperhatikan, pakaian yang dipakai oleh ibu sebaiknya
yang bersih dan mudah menyerap keringat (Saifuddin, 2002 : N24).
5) Aktifitas
Mobilisasi dini sangat dianjurkan bagi ibu setelah melahirkan
karena memiliki keuntungan sebagai berikut :
-

Ibu merasa lebih sehat dan kuat

Fungsi usus dan kandung kemih akan lebih baik

Memungkinkan kita mengajarkan ibu memelihara anaknya

(Saifuddin, 2002 : N-25).


6) Ketergantungan
Pada ibu kyang memiliki ketergantungan terhadap obatan-obatan,
rokok yang dpaat mempengaruhi ASInya (Wiknjosastro, 1999 :
154).
7) Pola seksual

15

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami sitri begitu


darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua
jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah
berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, amakn untuk melakukan
hubungan suami istri kapan saja bila ibu siap (Saifuddin, 2002 : N27).
8) Latar belakang sosial budaya
a) Menghindari makanan berprotein seperti ikan atau telur.
b) Penggunaan bebat perut segera pada masa nifas (2-4 jam
pertama)
c) Penggunaan kantong es atau pasir untuk menjaga uterus
berkontraksi.
d) Memisahkan bayi dari ibunya untuk masa yang lama pada 1
jam pertama setelah kelahiran (Saifuddin, 2002 : N-29)
e) Memberikan MPASI untuk bayi sebelum 6 bulan
f) Membuang kolostrum/ASI jolong
g) Memberi ramuan pada tali pusat
Kebiasaan pijat dan minum jamu tradisional dapat mempengaruhi
proses nifas terutama dalam proses laktasi (Hamilton, 1995 : 28).
9) Riwayat psikologi
Ibu merasa bangga dan bahagia dengan kelahiran anaknya yang
sangat diharapkan. Ibu dan keluarga akan beradaptasi dengan
penambahan anggota keluarga (Hamilton, 1995 : 28).
a) Taking in
-

Tingkah laku ibu tergantung orang lain dan hanya focus


pada dirinya sendiri.

Terjadi pada 1-2 hari PP

Mengenang pengalaman melahirkan

Pasif

b) Taking hold
-

Terjadi perpindahan dari tergantung menjadi mandiri

Terjadi 3-10 hari PP

Fukos lebih besar

16

Mandiri dalam self care

Terbuka untuk penyuluhan

Kurang percaya diri

c) Letting go
-

Terjadi perpindahan dari mandiri ke peran ibu

Terjadi pada hari ke 7-10

Menerima tanggung jawab peran

Kemandirian

Menyesuaikan dengan keluarga tempat tinggal bayi

(Hamilton, 1995 : 293-294)


2. Data obyektif
a. Keadaan umum : baik dan kesadaran komposmentis (Hamilton, 1995 :
281)
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : tidak boleh > 140/90 mmHg, kenaikan diastole tidak
boleh > 30 mmHg dan kenaikan systole tidak boleh > 15 mmHg.
Periksa setiap 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil, kemudian 30
menit untuk jam-jam berikutnya. Persalinan dan kelelahan, hal ini akan
normal kembali dalam 1 jam (Hamilton, 1995 : 282).
Nadi : diperiksa setiap 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil
kemudian setiap 30 menit untuk jam berikutnya.
Suhu : periksa sekali pada 1 jam suhu tubuh mungkin meningkat bila
dehidrasi atau keletihan (Hamilton, 1995 : 282).
Pernafasan : menunjukkan keadaan normal, teratur, cukup dalam
frekuensi 18 x/mnt apabila pernafasan tidak teratur, dangkal, berbunyi
frekuensi rendah atau terlalu tinggi menunjukkan bahwa keadaan
jantung dan paru-paru tidak normal (Christina, 1996 : 39).
c. Pemeriksaan khusus
Kepala

: Rambut bersih, distribusi merata, tidak rontok.

Mata

: Bentuk simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih.

17

Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan


pembendungan vena jugularis.

Ketiak

: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

Thorax

: Simetris, pernafasan teratur, tidak ada bunyi nafas


tambahan, bunyi jantung normal.

Payudara

: Puting susu menonjol, areola mamar tegang, tidak ada


banjolan abnormal, payudara bersih, colostrums pada
hari 1 dan 2 keluar, selanjutnya ASI transisi dan ASI.
(Sulaiman, 1983 : 160)

d. Abdomen :
1) Tinggi fundus uteri dan kontraksi rahim
2) Segera setelah plasenta lahir TFU 2 jari dibawah pusat
3) Pada hari ke 5 TFU 7 cm diatas simphisis atau setengah simphisis
pusat
4) Sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lag diatas simfisis
(Wiknjosastro, 2007 : 237)
Kontraksi uterus yang baik, keras, bundar, fundus uteri terletak dalam
uterus garis tengah bila kontraksi uterus lembek maka ada
kemungkinan terjadi perdarahan (Sulaiman, 1983 : 315).
e. Genetalia
Perineum utuh atau terjadi rupture
Observasi perdarahan tiap 15 ment pada jam 1 dan tiap 30 menit
selama jam II (Saifuddin, 2002 : N-27).
1) Lochea
2) Lochea rubra : hari 1-3, berwarna merah dan hitam
3) Lochea sanguinolenta : hari 3-7, berwarna putih bercampur merah
4) Lochea serosa : hari 7-14, berwarna kekuningan
5) Lochea alba : setelah 14 hari berwarna putih
(Manuaba, 1998 : 193).
F. Diagnosa Kebidanan

18

P1/>1, post partum, hari ke 1-40 hari, KU baik/jelek, persalinan normal/tidak,


laktasi

lancar/belum

involusio

baik/tidak,

lochea,

kandung

kemih

kosong/penuh, resiko., prognosa ..dengan masalah


Masalah yang mungkin terjadi :
1. Gangguan eliminasi BAK/BAB sampai dengan ketidaknyamanan post
partum.
2. Gangguan aktifitas sampai dengan luka episiotomi.
3. potensial terjadinya infeksi karena penyebaran jaringan yang terjadi pada
proses involusi uteri.
4. Kurangnya perawatan diri (personal hygiene) karena keletihan.
5. Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara menyusu karena kurangnya
informasi.
G. Perencanaan
1. Diagnosa : P1/>1, post partum, hari ke 1-40 hari, KU baik/jelek, persalinan
normal/tidak, laktasi lancar/belum involusio baik.tidak, lochea, kandung
kemih kosong/penuh, resiko., prognosa ..
Tujuan : Ibu dapat melewati masa nifas dengan lancar tanpa komplikasi
Kriteria : - KU ibu baik
T : 110/70-120/80 mmHg
N : 80-100 x/mnt
S : 36-37oC
R : 16-24 x/mnt
Warna merah (Sarwono, 2002 : N-32)
- Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
- TFU setelah plasenta lahir setinggi pusat, TFU 7 hari
pertengahan pusat symphisis, setelah 14 hari tidak teraba.
- Lochea lancar dan normal

Lochea rubra (merah) hari 1-2

Lochea sanguinolenta (kecoklatan) hari 3-7

19

Lochea serosa (kekuningan) hari 7-14

Lochea alba (putih) hari 14

- Eliminasi lancar (kandung kemih kosong)


- ASI keluar lancar
Intervensi
a. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.
R/ Ibu mengetahui keadaan dirinya dan lebih kooperatif dengan
tindakan yang akan dilakukan.
b. Jelaskan tentang fisiologi nifas.
R/ Ibu memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu nifas.
c. Jelaskan komplikasi/tanda bahaya pada masa nifas.
R/ Deteksi dini adanya kelainan sehingga bisa segera diatasi.
d. Beritahu ibu tentang kebutuhan dasar ibu nifas meliputi : nutrisi,
personal hygiene, ekativitas, istirahat, perawatan payudara, senam
nifas eliminasi, hubungan seksual, KB.
R/ Ibu bisa menjalankan aktivita sehari-hari selama nifas dengan baik.
e. Beritahu ibu mengenai perawatan bayi meliputi nutrisi, ASI eksklusif
(6 bulan), posyandu, perawatan tali pusat.
R/ Ibu dapat merawat bayinya dengan baik.
f. Observasi TTV (tensi, nadi, suhu, pernafasan, kandung kemih,
kontraksi uterus, TFU laktasi dan lochea.
R/ Deteksi dini adanya kelainan sehingga dapat segera ditangani.
g. Berikan terapi Fe, methylergometrin, etamox.
R/ Fe mencegah anemia, methylergometrin supaya kontraksi uterus
baik, etamox mencegah infeksi.
h. Anjurkan pada ibu untuk control, 1-3 PP, 1-2 minggu PP, 4-6 minggu
dan 3 bulan setelah melahirkan.
R/ Untuk mengetahui involusi normal dan berfungsinya kembali alat
kandungan.

20

i. Anjurkan ibu untuk membawa bayi kontrol 3 hari PP dan 1 minggu


lagi.
R/ Memberikan imunisasi BCG dan polio 1 dan mengobservasi
keadaan tai pusat, kemampuan menetek dan menilai keadaan bayi.
2. Masalah : Gangguan eliminasi BAK/BAB
Tujuan : Gangguan eliminasi teratasi
Kriteria : - Ibu dapat BAB pada hari ke 2-3
- Ibu dapat BAK pada 6 jam pertama post partum
Intervensi
a. Berikan penjelasan tentang pentingnya eliminasi BAK/BAB.
R/ Ibu mengerti tentang pentingnya eliminasi masa nifas.
b. Anjurkan ibu untuk BAK 6 jam post partum dan BAB pada hari ke 2-3
R/ Untuk melakukan mobilisasi dini serta untuk menghindari dari
kelainan-kelainan pada masa nifas.
c. Anjurkan ibu untuk makan-makanan berserat.
R/ Makanan berserat dapat mengobsorbsi makanan secara baik
sehingga memperlancar BAB.
3. Masalah II : Gangguan aktifitas
Tujuan : Ibu dapat melakukan aktivitas secara leluasa.
Kriteria : - Ibu dapat melakukan aktivitasnya seperti semula
- Ibu tidak mengeluh nyeri
Intervensi
a. Berikan penjelasan tentang mobilisasi dini.
R/ Dengan penjelasan tentang mobilisasi dini ibu dapat mengerti dan
mau melaksanakan mobilisasi dini selama nifas
b. Ajarkan ibu untuk melakukan aktivitas secara bertahap mulai dari
miring duduk dan berjalan.
R/ Agar ibu dapat merasakan lebih nyaman, sehat dan kuat dengan
melakukan aktivitas secara bertahap/perlahan.
4. Masalah III : Potensial terjadinya infeksi.

21

Tujuan : Infeksi tidak terjadi dan proses involusi dapat berjalan


lancar/baik.
Kriteria : Tidak terlihat tanda-tanda infeksi, perubahan lochea sesuai
dengan hari, luka bersih, kering dan sembuh pada waktunya.
Intervensi
a. Ajarkan pada ibu cara membersihkan daerah kemaluan dengan benar
(vulva hygiene).
R/ Dengan vulva hygiene yang benar dapat mencegah masuknya
mikroorganisme/bibit penyakit serta untuk deteksi dini jika adanya
penyulit/kelainan pada masa nifas.
b. Observasi tanda-tanda vital.
R/ Untuk mendeteksi dini jika ada penyulit/kelainan pada masa nifas.
c. Berikan

penjelasan

tentang

nutrisi

yang

dapat

mendukung

penyembuhan luka.
R/ Jika asupan nutrisinya baik maka da[pat mendukung penyembuhan
luka, mengganti jaringan yang rusak.
5. Masalah IV : Kurangnya perawatan diri (personal hygiene).
Tujuan : Perawatan diri dapat terpenuhi
Kriteria : - Infeksi tidak terjadi
- Pasien tampak lebih nyaman dan segar
Intervensi
a. Berikan penjelasan tentang pentingnya perawatan diri selama nifas.
R/ Ibu dapat mengerti bagaimana cara perawatan diri pada masa nifas.
b. Anjurkan ibu untuk mandi 2x sehari.
R/ Ibu dapat menjaga cara kebersihan diri sendiri.
c. Ajarkan pada ibu cara vulva hygiene yang benar.
R/ Dapat mencegah masuknya bibit penyakit yang masuk melalui
vagina.
6. Masalah V : Kurangnya pengetahuan.
Tujuan : Ibu dapat memahami dan mengerti penjelasan petugas
kesehatan tentang cara menyusui.

22

Kriteria : - Ibu dapat menjelaskan kembali seperti yang telah dijelaskan


oleh petugas cara menyusui.
- Ibu dapat meneteki bayinya dengan benar.
- Ibu dapat melakukan perawatan sendiri dengan benar.
Intervensi
a. Jelaskan pada ibu tentang manfaat ASI dan meneteki.
R/ Untuk meningkatkan motivasi dalam meneteki bayinya.
b. Ajarkan pada ibu teknik perawatan payudara secara mandiri sehingga
dapat menunjang produksi ASI.
R/ Ibu dapat melakukan perawatan payudara secara mandiri sehingga
dapat menunjang produksi ASI.
c. Ajarkan ibu teknik meneteki yang benar.
R/ Ibu dapat meneteki dengan benar sehingga bayi dapat menetek
dengan efektif.
d. Jelaskan pada ibu mengenai hal-hal yang dapat mempengaruhi
produksi ASI.
R/ Ibu dapat mengerti tentang hal-hal yang dapat mempengaruhi
produksi ASI.

H. Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang telah disusun dilaksanakan
secara efisien dan aman.
Tindakan yang dilakukan dalam memberikan asuhan kepada ibu nifas normal
sesuai dengan rencana yang telah disusun berdasarkan diagnosa dan masalah
yang telah timbul. Didalam tahap ini bidan melakukan observasi sesuai
kriteria evaluasi yang direncanakan. Beberapa hal yang mendapat perhatian
dalam tahap pelaksanaan adalah :
1. intervensi yang dilakukan harus berdasarkan prosedur tetap yang lazim
dilakukan.

23

2. Pengamatan yang telah dilakukan secara cermat dan tepat sesuai dengan
kriteria dan evaluasi yang telah ditetapkan.
3. Pengendalian kepada klien/pasien sehingga secara berangsur-angsur
mencapai kondisi yang diharapkan (Pusdiknakes, 1994 : 5-6)
I. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi klasifikasi dari asuhan yang mudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar telah
terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah didefinisikan dalam diagnosa
atau masalah langkah evaluasi dalam asuhan kebidanan didokumentasikan
dalam bentuk SOAP.
S : Data subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa.
O : Data obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, hasil
laboratorium dan tes diagnosa lain yang dirumuskan dalam data focus
untuk mendukung assessment.
A : Assesment
Menggambarkan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu
identifikasi;
1. Diagnosa/masalah
2. Antisipasi diagnosa lain/masalah potensial
P : Planning
Menggambarkan

pendokumentasian

dari

perencanaan

berdasarkan assessment (Pusdiknakes, 1994 : 7-10)

evaluasi

24

BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Data
1. Pengumpulan data
a. Data subyektif
1) Biodata
Istri

Suami

Nama

: Ny. S

Tn. E

Umur

: 24 tahun

28 tahun

Agama

: Islam

Islam

Pendidikan

: SMA

SMA

Suku/bangsa

: Jawa/Indonesia

Jawa/Indonesia

Pekerjaan

: IRT

TNI AD

Penghasilan

:-

Rp. 2.000.000,-/bln

Umur menikah

: 23 tahun

27 tahun

Lama/brp x menikah : 1 thn/1x

1 thn/1x

Alamat

: Ds Belotan, Kec. Bendo Magetan

Tanggal pendataan

: 13 Januari 2009, pukul 17.00 WIB

Nomor register

: 01003

2) Keluhan utama
Ibu mengatakan hari ke 5 melahirkan nyeri pada jahitan di jalan
lahir.
3) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak perna menderita penyakit dengan gejala
sesak nafas (asma), batuk lama berdarah (TBC), tekanan darah
tinggi (hipertensi), jantung berdebar-debar (penyakit jantung),
sering kencing, banyak makan, banyak minum (DM) dan
penyakit menular seksual, anemia.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit seperti batuk
24
lama berdarah (TBC), sesak nafas (asma), tekanan darah tinggi
(hipertensi), jantung berdebar-debar (penyakit jantung), sering

25

kencing, banyak makan, banyak minum (DM) dan penyakit


menular seksual.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga baik ibu maupun suami tidak ada yang menderita
penyakit infeksi yang menular, tidak ada yang menderita penyakit
dengan gejala batuk lama berdarah (TBC), sesak nafas (asma),
hipertensi, jantung sering berdebar-debar (penyakit jantung), sering
kencing, banyak makan, banyak minum (DM)
5) Riwayat kebidanan
a) Haid
Ibu mengatakan haid yang pertama kali pada usia 13 tahun
siklus 28 hari, lamanya 6-7 hari. Konsistensi encer kadangkadang ada sedikit gumpalan, ganti pembalut biasanya 2-3x
sehari. Selama haid tidak ada keluhan, menjelang haid kadangkadang terdapat keputihan, berwarna jernih, kental tidak berbau
dan tidak gatal, saat ini belum haid masih masa nifas hari ke 5,
sebagian besar menstruasi kembali sebelah 4 sampai 6 bulan
setelah melahirkan.
b) Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan selama hamil tidak ada keluhan, ibu rutin
periksa kebidan mulai kehamilan 4 bulan. Ibu periksa rutin tiap
1 bulan sekali sampai umur kehamilan 6 bulan, setelah hamil 7
bulan ibu periksa 1 minggu sekali. Ibu mendapat imunsasi TT
2x pada usia kehamilan 4 bulan dan 5 bulan. Ibu mendapat
tablet Fe, vit B6 dan kakl. Ibu mendapat penyuluhan tentang
nutrisi, tanda bahaya kehamilan, perawatan payudara, tandatanda persalinan, persiapan persalinan. Ibu telah melaksanakan
nasehat yang diberikan oleh bidan dengan baik.
c) Riwayat persalinan
Ibu mulai merasakan kenceng-kenceng dari pembukaan
pertama mulai kuat dan semakin sakit hingga pembukaan
sempurna (10) tanggal 0 Januari 2009, dari pukul 21.00 sampai
pukul 09.00 WIB. Ibu mengatakan telah melahirkan anak yang
pertama tanggal 9 Januari 2009 pukul 11.00 WIB. Bayi lahir

26

spontan belakang kepala, jenis kelamin perempuan, berat badan


3100 gr, PB : 50 cm, anus (+), cacat bawaan (-) caput (-),
chepal hematum (-), lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 30 cm.
Anak hidup, plasenta lahir spontan dan lengkap, perdarahan
200 cm, tetapi yang diberikan adalah injeksi syintocinon
lampul, episiotomi, jahitan.
d) Riwayat nifas
Setelah 2 jam melahirkan keadaan ibu baik, kontraksi tidak
lembek, ASI belum keluar, bayi masih diberi PASI 1-2 hari
setelah melahirkan colostrum sudah keluar dan diberikan pada
bayi, ibu belum meneteki bayinya, perdarahan

50 cc,

pengeluaran pervaginam berwarna merah (lochea rubra)


kontraksi tidak lembek (keras dan bundar). Pada hari ke 3-5
setelah melahirkan ASI sudah keluar, ibu sudah meneteki
bayinya, ibu sudah merasa sehat, pengeluaran pervaginam
berwarna merah kecoklatan (lochea sanguinolenta).
e) Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah ikut KB setelah melahirkan anak
yang pertama ibu berencana memakai KB pil, karena tidak
sakit.
6) Pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
Sebelum nifas

: Makan 3x sehari, porsi sedang terdiri dari


nasi, tahu, tempe, telur, sayur (kangkung,
bayam, sawi) buah (jeruk, apel) dan minum
susu untuk ibu hamil 1 gelas sehari, minum
air putih 8 gelas/hari.

Selama nifas

: Makan 3x sehari, porsi sedang dengan


komposisi nasi, sayur (sawi, bayam, wortel)
lauk (ikan, daging, tempe) buah (pisang,
apel, jeruk) minum susu untuk ibu menyusui
1 gelas sehari, minum air putih 8 gelas/hari.

b) Eliminasi

27

Sebelum nifas

: BAB teratur 1 x/hari setiap hari, konsistensi


lunak, warna kuning, tidak ada keluhan
BAK 4-5 x/hari, warna kuning jernih tidak
ada keluhan.

Selama nifas

: 2 hari setelah melahirkan ibu sudah bisa


BAB sampai sekarang BAB sudah rutin 1x
sehari, tidak ada keluhan, 6 jam setelah
melahirkan ibu sudah bisa BAK, sekarang
ibu BAK 4x sehari warna kuning jernih,
agak perih saat BAK.

c) Istirahat dan tidur


Sebelum nifas

: Ibu tidur siang

2 jam pukul 13.00-14.00

WIB, tidur malam 8 jam mulai pukul 21.0004.30 WIB. Tidak ada gangguan saat tidur.
Selama nifas

: Ibu tidur siang

1 jam pukul 13.00-14.00

WIB. Tidur malam

7 jam pukul 21.00-

04.30. Ibu kadang-kadang terbangun untuk


meneteki bayinya.
d) Akitifitas
Sebelum nifas

: Ibu

melaksanakan

kegiatan

sehari-hari

sebagai ibu rumah tangga selama hamil ibu


kadang-kadang ikut senam hamil. Ibu biasa
jalan-jalan dipagi hari.
Selama nifas

: Pada hari 1 dan ke 2 ibu hanya berjalan


kekamar mandi, tidur miring kiri. Setelah itu
sekarang

ibu

sudah

berjalan-jalan,

memangku bayinya untuk meneteki.


e) Personal hygiene
Sebelum nifas

: Ibu mandi 2x sehari gosok gigi, keramas 2x


seminggu, ganti baju dan celana dalam 2x
sehari,

membersihkan

selesai

BAK

dan

genetalia
BAB.

setiap

Melakukan

perawatan payudara rutin tiap mandi.

28

Selama nifas

: Ibu mandi seperti biasa 2x sehari sambil


gosok gigi, dang anti pakaian tiap selesai
mandi,

diganti

pembalut

1-2x

sehari,

payudara bersih saat ini ASI sudah keluar.


f) Rekreasi
Sebelum nifas

: Ibu

mengisi

waktu

luangnya

untuk

mengobrol bersama keluarga menonton TV,


jalan-jalan dipagi hari.
Selama nifas

: Ibu mengisi waktu luangnya untuk istirahat,


ngobrol dengan keluarga.

7) Riwayat ketergantungan
Ibu maupun suami tidak ada yang merokok, minum-minuma keras,
mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
8) Latar belakang sosial budaya
Sebelum nifas

: Ibu tidak mempunyai pantangan makanan


apapun, tidak minum jamu, tidak pernah
pijat, tidak ada kebiasaan-kebiasaan tertentu
yang mempengaruhi kesehatan ibu.

Selama nifas

: Ibu tidak mempunyai pantangan makanan


tertentu tidak minum jamu, tidak pernah
pijat perut, ibu tidak menganut adat istiadat
atau

kebiasaan-kebiasaan

seperti

menggunakan bebat perut, menggunakan


kantong es, memberi makanan lain ASI pada
bayi sebelum 6 bulan, memberi ramuan tali
pusat dan lain-lain.
9) Psikososial dan spiritual
Pada hari 1 dan ke 2 ibu masih tergantung pada keluarga, belum
bisa merawat bayinya, belum bisa menete, ibu masih mengurus
dirinya sendiri. Pada hari ke 3 sampai ke 5 ini ibu sudah meneteki,
ibu sudah bisa merawat bayinya, sudah bisa memandikan bayi
kadang-kadang masih dibantu orang tua.
10) Kehidupan seksual

29

Sebelum nifas

: Sebelum nifas ibu melakukan hubungan


seksual 2-3x seminggu tidak ada keluhan, 2
bulan

menjelang

persalinan

ibu

tidak

melakukan hubungan seksual.


Selama nifas

: Ibu saat ini belum melakukan hubungan


seksual.

b. Data obyektif
1) Keadaan umum : baik, kesadaran komposmentis, ibu tampak
kesakitan saat berjalan.
2) Tanda-tanda vital
T : 110/80 mmHg
S 36oC
N : 80 x/mnt
R : 20 x/mnt
3) Tinggi badan : 156 cm
BB sebelum hamil : 53 kg
BB sekarang : 56 kg
LILA : 25 cm
4) Pemeriksaan fisik
Kepala
: Rambut hitam, distribusi merata, tidak rontok,
kulit kepala bersih, tidak ada benjolan.
Muka
: Tidak sembab, tidak pucat, tidak ada cloasma.
Mata
: Simetris, sclera putih, cuping hidung, kelopak
mata tidak ada secret yang keluar berlebih.
Mulut
: Bibir merah tidak pecah-pecah, tidak pucat,
tidak ada stomatitis tidak ada caries gigi, tidak
ada beslah, tidak ada epulis.
Telinga
: Simetris, bersih, tidak ada secret yang keluar
berlebih.
Leher
: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan
kelenjar limfe, tidak ada bendungan vena
jugularis
Ketiak
: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Dada
: Simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
pernafasan teratur, tidak ada bunyi nafas
tambahan.

30

Payudara

: Payudara membesar, puting susu menonjol,


payudara berish, ASI keluar lancar, payudara
tidak bengkak atau abses, tidak ada benjolan
abnormal, payudara tegang.

Abdomen

: TFU pertengahan pusat dan shympisis, CU


keras bundar, blass kosong.

Genetalia

: Vulva vagina bersih, pengeluaran pervaginam


banyaknya

20

cc

warna

kecoklatan,

pengeluaran lochea sanguinolenta, tidak berbau.


Perineum

: Terdapat luka jahitan grade II, keadaan luka


baik, tidak ada oedema, tidak kemerahan.

Anus

: Tidak ada haemoroid.

Ektremitas

Atas

: Simetris, tidak ada kelainan.

Bawah

: Simetris, tidak ada oedema, tidak ad avarices,


tidak ada kelainan.

5) Pemeriksaan penunjang
Hb : 11 gr%
2. Analisa data
No
Diagnosa/masalah
Data dasar
1.
P10001, 5 hari post partumDS : Ibu mengatakan telah melahirkan
involusi normal, lochea
anak yang pertama, bayi lahir
normal, laktasi normal,
tanggal 09-01-2009, pukul 09.50
keadaan umum baik.
WIB. Ibu mengatakan ASI sudah
keluar, ibu sudah meneteki
bayinya.
DO : - Keadaan umum baik
T : 110/80 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 36oC
R : 20 x/mnt
- Payudara tegang, puting susu
menonjol, ASI sudah lancar.
- TFU pertengahan pusat dan
shympisis, kontraksi uterus
keras dan bunda lochea,
sanguinolenta

31

2.

Masalah nyeri perineumDS : - Ibu mengatakan nyeri pada


dan perih saat BAK
jahitan dijalan lahir
- Ibu mengatakan agak terasa
perih saat buang air kecil.
DO : - Pada daerah perineum terdapat
luka jahitan grade II.
- Keadaan luka baik, tidak
oedema dan tidak kemerahan
- Ibu tampak kesakitan saat
berjalan

B. Diagnosa Kebidanan
P10001, 5 hari post partum involusi normal, lochea normal, laktasi normal,
keadaan umum baik. Dengan masalah nyeri perineum dan perih saaat BAK,
prognosa baik.
C. Perencanaan
Tanggal 13-01-2009, pukul 17.10 WIB
1. Diagnosa : P10001, 5 hari post partum involusi normal, lochea normal,
laktasi normal, keadaan umum baik.
Tujuan

: Masa nifas dapat dilalui dengan baik tapa ada penyulit atau
komplikasi.

Kriteria

: - Keadaan umum ibu baik


T : 110/70-120/80 mmHg
N : 80-100 x/mnt
S : 36-37oC
R : 16-24 x/mnt
- Keadaan umum bayi baik
R : 30-60x/mnt
S : 36,5-37,5oC
Warna merah (Saifuddin, 2002 : N-32)
- Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
- TFU setelah plasenta lahir setinggi pusat, TFU 5 hari
pertengahan pusat dengan symphisis.
- Lochea lancar dan normal

Lochea rubra (merah) hari ke 1-2

32

Lochea sanguinolenta (merah kecoklatan) hari 3-5

- Eliminasi lancar (kandung kemih kosong)


- ASI keluar lancar
Intervensi
a. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
R/ Ibu mengetahui keadaan dirinya dan lebih kooperatif dengan
tindakan yang akan dilakukan.
b. Jelaskan tentang fisiologi nifas.
R/ Ibu memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu nifas.
c. Jelaskan komplikasi/tanda bahaya pada masa nifas.
R/ Deteksi dini adanya kelainan sehingga bisa segera diatasi.
d. Jelaskan tentang keadaan abnormal pada masalah nifas.
R/ Ibu mengetahui tanda-tanda yang menyimpang pada masalah nifas.
e. Beritahu ibu tentang kebutuhan dasar ibu nifas meliputi : nutrisi,
personal hygiene, aktivitas, istirahat, eliminasi, hubungan seksual, KB,
perawatan payudara, senam nifas.
R/ Ibu dapat menjalankan aktivitas sehari-hari selama nifas dengan
baik.
f. Beritahu ibu mengenai perawatan bayi meliputi nutrisi (pemberian
ASI). Kebersihan, perawatan tali pusat, imunisasi.
R/ Ibu dapat merawat bayi dengan baik.
g. Observasi TTV, kandung kemih, kontraksi uterus, TFU, laktasi dan
lochea.
R/ Deteksi dini adanya kelainan sehingga dapat segera ditangani.
h. Berikan terapi Fe, methylergomerin, etamox.
R/ Fe mencegah anemia, methylergometrin agar kontraksi uterus baik,
etamoc mencegah infeksi.
i. Anjurkan pada ibu untuk control 2 minggu lagi.
R/ Untuk mengetahui involusi normal, masa nifas dapat dilalui
dengan baik.
j. Anjurkan ibu untuk membawa bayinya ke bidan 5 hari lagi
R/ Mengobservasi keadaan tai pusat dan menilai keadaan bayi
2. Masalah : Nyeri pada perineum dan perih saat BAK

33

Tujuan

: Tidak ada gangguan rasa nyaman

Kriteria

: - Rasa nyeri ibu berkurang


- Ibu tidak merasa perih saat BAK

Intervensi
a. Jelaskan penyebab nyeri.
R/ Ibu mengerti dan dapat beradaptasi dengan keadaannya.
b. Ajarkan ibu teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri.
R/ Sistem pengalihan perhatian dapat memblok syarat penghantar
nyeri.
c. Ajarka cara cebok yang benar dan lakukan vulva hygiene.
R/ Mengurangi resiko terjadinya infeksi.
D. Pelaksanaan
Tanggal 13-01-2009, pukul 17.15 WIB
1. Diagnosa : P10001, 5 hari post partum involusi normal, lochea normal,
laktasi normal, keadaan umum baik.
Implementasi :
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa keadaan
ibu baik dan bayi sehat.
b. Menjelaskan tentang fisiologi nifas.
1) Proses involusi :
Proses kembalinya alat kandungan ke keadaan seperti sebelum
hamil karena fungsinya telah selesai yaitu memberikan tempat
untuk janin dan memberikan nutrisi sesudah 6 minggu post partum
rahim akan kembali normal.
2) Lochea
Pengeluaran cairan/secret yang berasal dari rahim melalui jalan
lahir. Hari 1-2 post partum berwarna merah segar (lochea rubra),
hari ke 3-7 post partum berwarna merah kecoklatan (lochea
sanguinolenta) hari 7-14 berwarna kekuningan (lochea serosa),
lebih 14 hari post partum berwarna putih (lochea alba).
3) Laktasi
Proses pembentukan ASI dimana biasanya pembentukan ASI ini
baru mulai pada hari ke 3-4 setelah melahirkan. Faktor yang

34

mempengaruhi kelancaran meneteki adalah faktor anatomi mamae,


psikologi, nutrisi, istirahat, hisapa anak dan obat-obatan.
c. Menjelaskan tanda bahaya pada masa nifas yaitu demam tinggi,
perdarahan berlebihan dari vagina, penglihatan kabur, pusing
berlebihan, imfeksi luka jahitan perineum.
d. Menjelaskan tentang keadaan abnormal pada masa nifas.
1) Sub involusi uteri :
Proses involusi rahim yang tidak berjalan semestinya, sehingga
pengecilan rahim terlambat biasanya disebabkan karena terjadi
infeksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta bekuan darah,
mioma uteri.
2) Perdarahan kala nifas sekunder :
Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama terjadi perdarahan
yang cukup banyak di sertai rasa sakit didaerah uterus.
3) Flegmasia alba dolens :
Infeksi puerperalis yang mengenai pembuluh darah vena temoralis,
tampak bendungan pembuluh darah, suhu meningkat, bengkak
pada tungkai berwarna putih, terasa sangat nyeri.
4) Bendungan ASI :
Sumbatan pada saluran ASI akibat ASI tidak dikosongkan
seluruhnya, payudara bengkak, keras, panas, suhu meningkat.
5) Mastitis dan abses mamae :
Terjadi infeksi, warna kulit menjadi merah nyeri dan terdapat
nanah.
e. Memberitahu ibu tentang kebutuhan dasar ibu nifas meliputi :
1) Nutrisi
-

Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi dengan


porsi 1-2 piring lebih banyak dari biasanya.

Sebaiknya makanan yang mengandung tinggi protein misalnya


telur, minum air putih 8-10 gelas/hari. Dan bila perlu ditambah
susu, makan banyak sayur, dan buah-buahan karena pada
wanita nifas mengalami hemokonsentrasi.

2) Eliminasi
Menganjurkan ibu untuk BAK dan BAB secara teratur dan
menghindari untuk menahannya bila ada rangsangan. Karena bila
ditahan akan menghambat proses involusi rahim.

35

3) Personal hygiene
-

Menganjurkan ibu mandi 2x sehari, membersihkan daerah


genetalia dengan sabun dan air bersih dari depan ke belakang
(dari vulva ke anus) setiap kali BAK dan BAB.

Menganjurkan ibu mengganti pembalut tiap kali basah atau


minimal 2x dan melakukan perawatan luka perineum.

Menyarankan ibu untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah


membersihkan daerah genetalia.

4) Istirahat/tidur
-

Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup guna mencegah


keletihan yang berlebihan.

Menjelaskan kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam

beberapa hal :
a) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
b) Memperlambat proses involusi rahim dan memperbanyak
perdarahan.
c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat
bayi dan dirinya sendiri.
5) Aktifitas
- Menganjurkan ibu agar mobilisasi sesuai kemampuan
- Menganjurkan ibu untuk melaksanakan senam nifas secara
teratur untuk mengembalikan otot perut dan panggul kembali
normal. Cara melakukan senam nifas dengan tidur terlentang
lengan di samping menarik otot perut selagi menarik nafas,
tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu
hitungan sampai 5 rileks ulang 10x. Berdiri dengan tungkai
dirapatkan, kencangkan otot-otot pantat dan panggul tahan
sampai 5 hitungan ulang 5x.
6) Hubungan seksual
Menganjurkan ibu untuk mulai melakukan hubungan seksual
setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan bila masa nifas
telah selesai. Akan tetapi keputusan tergantung pada pasangan yang
bersangkutan.
7) Keluarga berencana
Menjelaskan pada ibu berbagai metode KB keuntungan kelebihan,
efek samping (amenore laktasi, AKDR, tubektomi, kondom,
kontrasepsi progestin, pantang berkala, pil kombinasi). Anjurkan

36

f.

g.

h.
i.
j.

ibu untuk memilih alat kontrasepsi yang sesuai dan tidak


mengganggu laktasi.
8) Perawatan payudara
Mengajarkan ibu cara merawat payudara yaitu :
- Menempelkan kapas yang telah diolesi baby oil pada kedua
puting selama 10 menit kemudian membersihkan puting
dengan kapas tersebut.
- Kedua telapak tangan diolesi minyak kelapa/baby oil.
Melakukan pengurutan buah dada kanan dan kiri secara
bergantian, diurut dari pangkal keputing dari tengah memutar
ke samping kemudian kebawah secara berulang.
- Penyiraman pertama dengan air hangat kemudian air dingin,
lalu air hangat diteruskan mandi biasa.
Membantu ibu mengenai perawatan bayi meliputi :
1) Nutrisi
Menyusui bayi setaip 2 jam siang dan malam hari dengan lama
menyusui 10-15 menit disetiap payudara.bayi sebaiknya diberi ASI
saja sampai 6 bulan diteruskan dengan MPASI dan ASI sampai
anak berumur 2 tahun.
2) Kebersihan bayi yaitu memandikan bayi tiap pagi dan sore, dengan
air hangat dibersihkan lipatan-lipatan dan pada bagian genetalia.
Begitu juga setelah bayi BAK dan BAB segera ganti popok yang
basah dengan yang kering.
3) Perawatan tali pusat yaitu tali pusat dibungkus dengan kasa kering
dan bersih tanpa ramuan-ramuan tradisional lainnya.
4) Menjelaskan pada ibu bahwa imunisasi penting untuk memberikan
kekebalan pada bayi dari berbagai penyakit misalnya : TBC,
campak, polio, hepatitis.
Mengobervasi TTV (meliputi tekanan darah, susu nadi, pernafasan)
laktasi involusi uteri meliputi dan kontraksi uterus, lochea/warna, bau,
jumlah dan luka jahitan perineum (adakah tana-tanda infeksi).
Memberikan obat Fe, methylergometrin, etamox dan menganjurkan
untuk minum sesuai aturan.
Menganjurkan ibu dan bayi untukj control 2 minggu tanggal 27-012009.
Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke bidan 5 hari lagi
tanggal 18-01-2009 untuk mengobservasi keadaan tali pusat dan
menilai keadaan bayi.

37

2. Masalah : Nyeri pada perineum dan perih saat BAK.


Implementasi
a. Menjelaskan penyabab timbulnya nyeri yaitu karena terputusnya
jaringan dan lapisan kulit pada perineal.
b. Mengajarkan ibu utuk relaksasi guna mengurangi rasa sakit dengan :
-

Menarik nafas panjang, tahan sebentar lalu hembuskan sambil


relaksasi seluruh organ tubuh.

Memilih posisi nyaman untuk beristirahat bagi ibu seperti setengah


duduk/berbaring-baring.

c. Mengajarkan cara cebok yang benar yaitu dari depan ke belakang.


E. Eveluasi
Tanggal 13-01-2009, pukul 17.30 WIB
1. Diagnosa : Diagnosa : P10001, 5 hari post partum involusi normal, lochea
normal, laktasi normal, keadaan umum baik.
S : - Ibu mengatakan sudah mengerti penjelasan yang telah diberikan
mengenai nutrisi, personal hygiene, kebutuhan istirahat, manfaat
mobilisasi diri, pentingnya pemberian ASI eksklusif, perawatan
payudara, senam nifas, KB.
- Ibu akan melaksanakan nasehat yang telah diberikan dirumah.
- Ibu akan merundingkan metode KB yang akan digunakan
O : - KU ibu baik
T : 110/70 mmHg
N : 80 x/mnt
S : 36,5oC
R : 20 /mnt
- KU bayi baik
PB : 50 cm
BB : 3400 gr
- Involusi baik
- Pertengahan pusat symphisis, kontraksi uterus dan bundar
- Lochea sanguinolenta (kecoklatan)
- ASI sudah keluar
- Ibu dapat menjelaskan kembali penyuluhan yang telah diberikan

38

A : P10001, 5 hari post partum, involusi normal, lochea normal, laktasi


normal, keadaan umum ibu dan bayi baik. Pengetahuan ibu tentang
nifas bertambah.
P : - Kaji ulang pengetahuan ibu tentang nifas dan kebutuhan dasar ibu
nifas.
- Rencana datang 2 minggu lagi tanggal 27-01-2009 dievaluasi
tentang :

Penurunan fundus uteri

Laktasi

Lochea

Eliminasi

2. Masalah : Nyeri perineum dan perih saat BAK


S : - Ibu mengatakan nyeri pada jahitan dijalan lahir
- Ibu mengatakan terasa perih saat BAK
O : - Pada daerah perineum terdapat luka jahitan grade II
- Keadaan luka baik, terdapat luka jahitan kemerahan
- Ibu tampak kesakitan saat berjalan
A : Masalah teratasi sebagian
P : - Intervensi dilanjutkan
- Datang 2 minggu lagi tanggal 27-01-2009

39

DAFTAR PUSTAKA
Hamilton, Persis mary, 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas, EGC,
Jakarta.
Manuaba,Ida Bagus Gde, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, KB
Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.
Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I, EGC, Jakarta.
Sastrawinata,Sulaiman , 1984. Obstetri Patologi, Elemen, Jakarta
Saifuddin, Abdul Bari, 2002. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, YBPSP-Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa, 2007. Ilmu Kebidanan, YBPSP-Jakarta

40

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Pada Ny R P10001 5 hari Post Partum Di BPS


Ny.Siti Nurwatiningsih, Amd.keb Magetan

Disetujui tanggal,

2009

Mengetahui,

Pembimbing pendidikan

Pembimbing praktek

TINUK ESTI.H.SST.MMkes
NIP. 140.235.333

SITI NURWATININGSIH,Amd.keb
NIP.

ii

41

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat

Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan


laporan ini. Asuhan Kebidanan pada Ny R P10001 5 hari Post Partum Di BPS
Ny.Siti Nurwatiningsih, Amd.keb Magetan .
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pengalaman belajar
Praktek Lapangan di Prodi Kebidanan Magetan.
Dalam penyusunan laporan ini penyusun mendapat bantuan, pengarahan
dan bimbingan. Untuk itu kami pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Nani Surtinah SST,SSiT, M.Pd, selaku kepala Prodi Kebidanan Magetan
2. Ibu Siti Nurwatiningsih Amd.Keb, selaku pembimbing di BPS Bendo
3. Ibu Tinuk Esti Handayani, SST,MMKes, selaku pembimbing praktek
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan
ini.
Penyusun menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penyususn memohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dimasa yang
akan datang.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Magetan, 3 Februari 2009
Penyusun

iii

42

DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL.........................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I LANDASAN TEORI
A. Pengertian....................................................................................
B. Fisiologi Nifas..............................................................................
C. Periode Nifas................................................................................
D. Pengelolaan..................................................................................
E. Pengkajian ...................................................................................
F. Diagnosa Kebidanan....................................................................
G. Perencanaan.................................................................................
H. Pelaksanaan..................................................................................
I. Evaluasi........................................................................................
BAB II TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ...................................................................................
B. Diagnosa Kebidanan....................................................................
C. Perencanaan.................................................................................
D. Pelaksanaan..................................................................................
E. Evaluasi........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iv

iv

i
ii
iii
iv
1
1
6
6
9
17
18
22
23
24
32
32
34
39

Vous aimerez peut-être aussi