Vous êtes sur la page 1sur 3

EKOKARDIOGRAFI

Ekokardiografi dapat membantu penilaian jenis dan derajat kelainan jantung. Pada pasien
demam reumatik akut, elektrokardiografi dapat memberikan informasi penting tentang karditis.
Kebocoran katup ringan yang dapat dideteksi dengan auskultasi, misalnya regurgitas mitral,
tricuspid atau pulmonal, dapat ditunjukan dengan pemeriksaan Doppler, terutama Doppler
berwarna. Karena itu terlibat jantung lebih tinggi dengan pemeriksaan doppler. Derajat
miokarditis dinilai dengan penilaian kontraktilitas miokardium dan pengukuran fraksi injeksi.
Derajat reguditas mitral dan aorta dapat juga dinilai. Pengukuran dimensi ventrikel dan derajat
reguditas juga dapat dintentukan dengan teknik ini. Apabila diduga terdapat perikarditis, maka
ekordiografi dapat mengkonfirmasi dan dapat memperkirakan jumlah cairan didalam rongga
pericardium. Ekokardigraf sangat berguna untuk membedakan insufisiensi mitral akibat reumatik
akut dari prolaps katup mitral dan endokarditis bacterial.
DIAGNOSIS
Demam reumatik dapat mengenai sejumlah organ dan jaringan, secara tersendiri atau bersama.
Tidak ada manifestasi, kecuali korea Sydenham murni, maupun uji laboratorium yang cukup
khas untuk diagnosis dan karenanya diagnosis didasarkan pada kombinasi berupa penemuan.
Makin banyak manifestasi makin kuat pula diagnosis. Karena prognosis bergantung pada
manifestasi klinis, maka pada diagnosis harus disebut manifestasi kliniknya, misalnya demam
reumatik dengan poliartritis saja.
Tanda klinis yang paling berguna disebut sebagai manifestasi mayor, yakni karditis, poliartritis,
korea, nodulus subkutan, dan eritema marginatum. Istilah mayor berkaitan dengan diagnosis dan
bukan dengan frekuensi atau derajat kelainan. Tanda dan gejala lain, meski kurang khas, masih
dapat bermanfaat, disebut criteria minor yang mliputi demam, artralgia, riwayat demem reumatik
atau penyakit jantung reumatik sebelumnya, pemanjangan interval P-R dan reaktan fase akut
(LED, PCR). Dua manifestasi mayor, atau satu manifestasi mayor dan dua minor, menunjukan
kemungkinan besar demam reumatik.
Kriteria jones yang direvisi tahun 1965 diperlukan bukti adanya infeksi sterptokokus yang baru
untuk mendukung diagnosis. Terdapat dua pengecualian pada perlunya dukungan ini. Pertama

pada beberapa pasien dengan korea Sydenham, dan dua pasien dengan karditis yang diam-diam
(silent carditis).
Yang sering diracukan dengan demam reumatik adalah golongan penyakit kolagen vascular,
khususnya atritis rheumatoid juvenile. Umumnya bukti adanya infeksi streptokokus sebelumnya
dapat membedakan penyakit ini. Penemuan klinis tertentu pada arthritis rheumatoid juvenile
yang khas meliputi keterlibatan sendi kecil perifer, keterlibatan sendi besar yang simetris tanpa
arthritis migrans, sendi yang terkena pucat, perjalanan penyakitnya lebih lamban dan responsive
terhadap salisilat. Meskipun sebagian arthritis rheumatoid berespons cepat terhadap salisilat,
sebagian besar pasien sembuh lebih lambat, walaupun dengan dosis yang besar. Jika pasien gagal
berespon sesudah 24-48 jam setelah dimulainya terapi salisilat, ia lebih mungkin menderita
arthritis reumatroid daripada demam reumatik akut.
Beberapa penyakit harus dimasukkan dalam diagnosis banding, termasuk lupus eritematosus
sistemik, penyakit jaringan ikat campuran, arthritis reaktif yang mencakup arthritis
pascastreptokokus, penyakit serum, dan arthritis infeksi terutama arthritis akibat gonokokus yang
melibatkan beberapa sendi. Pemeriksaan serologi, termasuk panel antibody anti-nuklear (ANA),
dan biakan biasanya dapat membedakan keadaan-keadaaan tersebut. Pasien penyakit sel sikel
atau hemoglobinopati lain, kadang pasien leukemia, mungkin dating dengan keluhan poliartritis.
PENGOBATAN
Di Negara maju kebanyakan anak dan remaja yang menderita penyakit jantung adalah
asimptomatik oleh karena lesi katupnya yang ringan yang atau sedang dengan ukuran jantung
normal atau sedikit membesar. Mereka tidak perlu pembatasan aktivitas fisis yang mungkin
bahkan merugikan karena terjadi neurosis jantung.
Sesungguhnya tidak tercatat kemajuan yang berarti dalam pengobatan sejak beberapa tahun
terakhir ini. Masih belum ditemukan cara untuk mencegah cedera jantung bila karditis terjadi
pada pasien reumatik. Pembedahan telah memperbaiki prognosis karditis, tetapi hasilnya sering
tidak sempurna.
Perlu ditekankan pentingnya profilaksis jangka lama dan terus menerus dalam pertemuan
pertama dengan pasien dan keluarga. Lebih baik diawal serangan demam reumatik diterangkan

sifat kumat penyakit ini dan tekankan pentingnya pemberantasan infeksi streptokokus serta
bahaya endokarditis.
Tindakan Umum dan Tirah Baring
Semua pasien demam reumatik akut harus tirah baring, jika mungkin dirumah sakit. Karditis
hamper selalu terjadi dalam 2-3 minggu sejak dari awal serangan, hingga pengamatan yang ketat.
Sesudah itu llama dan tingkat tirah baring bervariasi.
Pemusnahan Sterptokokus dan Pencegahan Sekunder
Cara pemusnahan streptokokus dari tonsil dan faringitis sama dengan cara untuk pengobatan
faringitis streptokokus yakni pemberian penisilin benzatin intramuscular dengan dosis 1,2 juta
unit untuk pasien dengan berat badan >30 kg atau 600.000-900.000 unit untuk pasien dengan
berat badan <30 kg. penisilin oral 400.000 unit (250 mg) diberikan empat kali sehari selama 10
hari dapat digunakan sebagai alternative. Eritromisin 50mg/kgBB sehari dibagi dalam 4 dosis
yang sama dengan maksimum 250 mg 4 kali sehari selama 10 hari dianjurkan untuk pasien yang
alergi penisilin. Obat lain seperti sefalosporin yang diberikan dua kali sehari selama 10 hari juga
efektif untuk pengobatan faringitis streptokokus. Penisilin benzatin yang berdaya lama lebih
dokter karena reliabilitas serta efektivitasnya lebih untuk profiklasis infeksi streptokokus.
Lama pemberian pencegahan sekunder sangat bervariasi, tergantung berbagai factor, termasuk
waktu serangan atau serangan ulang, umur pasien, dan keadaan lingkungan. Makin muda saat
serangan makin besar kemungkinan kumat.
Pengobatan Korea Sydenham
Pasien korea Sydenham yang ringan apada umumnya hanya memerlukan tirah baring. Pada
kasus yang lebih berat, obat anti konvulsan mungkin dapat mengendalikan korea. Obat yang
sering digunakan adalah fenobarbital diberikan dalam dosis 15-30 mg tiap 6-8 jam. Haloperidol
dimulai dengan dosis rendah (0,5 mg), kemudian dinaikan sampai 2,0 mg tiap 8 am. Obat anti
radang tidak diperlukan pada korea, kecuali pada kasus yang sangat berat, dapat diberi steroid.

Vous aimerez peut-être aussi