Vous êtes sur la page 1sur 21

KEWAJIBAN MANUSIA MEMELIHARA

DAN MEMAKMURKAN ALAM_2


KEWAJIBAN MANUSIA MEMELIHARA DAN
MEMAKMURKAN ALAM_2
Hadirin Rahimakumullah,
Multatuli mengibaratkan bumi Indonesia laksana jamrud yang berada di dataran khatulistiwa.
Qurasish Shihab juga mengibaratkan tanah Indonesia laksana sekeping tanah sorga yang di
hamaparkan di persada nusantara. Dua ungkapan tersebut menggambarkan bertapa indah dan
hebatnya sumber daya alam yang kita miliki. Kita Negara kaya, sumberdaya kita potensisal,
tanah kita pun subur, Namun kenyataannya masih banya rakyat yang berada dibawah garis
kemiskinan, bayi-bayi kekurangan gizi, pelajar putus sekolah, bahkan rakyat mati menderita
kelaparan. Mengapa hal ini terjadi? Ini disebabkan Sumber daya alam yang kita miliki belum
dimanfaatkan oleh bangsa kita sendiri, melainkan dieksploitasi dikikis habis oleh bangsa-bangsa
lain sebagai aksi penjajahan gaya baru.
Bahkan akhir-akhir ini akibat kecongkakan tangan-tangan manusia itu sendiri yang dibungkus
sains dan teknologi telah mengikis habis keramahan alam sehingga yang nampak adalah krisis
lingkungan, polusi, malapetaka atomik, menipisnya lapisan ozon di atmospir, hingga ancaman
terjadinya hujan api dibeberapa belahan dunia. Fenomena tersebut menandakan ketidak
harmonisan hubungan manusia dengan alam raya, akibatnya dirasakan oleh manusia sendiri.
Sebab if the habitat was cared will give function but if not it would make destroy. Jika alam
lingkungan dipelihara akan berdaya guna tapi jika dibiarkan akan menimbulkan bencana.
Demikianlah ungkapan Edwar Buckle dalam History Of Civilization in England.
Melihat betapa pentingnya memelihara lingkungan tersebut, maka pada kesempatan ini kita akan
membicarakan tentang, Kewajiban Manusia Memelihara dan Memakmurkan Alam, dengan
rujukan firman Allah, surat al-Hijr ayat 19-20 :

}1 { 19}1

{20
Artinya : Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan
Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.(19) Dan Kami telah menjadikan
untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk
yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya.(20)
Hadirin Rahimakumullah,
Prof. Dr. Muhammad Qurish Shihab dalam Tafsir al-Misbah menyebutkan, bahwa kalimat
dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran, dipahami
oleh sementara ulama dalam arti bahwa Allah swt menumbuh-kembangkan di bumi ini aneka
ragam tanaman untuk kelangsungan hidup dan menetapkan bagi setiap tanaman itu masa

pertumbuhan dan penuaian tertentu, sesuai dengan kuantitas dan kebutuhan makhluk hidup.
Demikian juga Allah swt menentukan bentuknya sesuai dengan penciptaan dan habitat alamnya.
Dalam tafsir al-Muntakhab, ayat ini dinilai sebagai menegaskan suatu temuan ilmiah yang
diperoleh melalui pengamatan di laboratorium, yaitu setiap kelompok tanaman masing-masing
memiliki kesamaan dilihat dari sisi luarnya, demikian juga sisi dalamnya. Bagian-bagian
tanaman dan sel-sel yang digunakannya untuk pertumbuhan memiliki kesamaan-kesamaan yang
praktis tak berbeda. Meskipun antara satu jenis dengan yang lainnya dapat dibedakan, tetapi
semuanya dapat di klasifikasikan dalam satu kelompok yang sama.
Hadirin, alangkah bahagia dan indahnya alam ini jika setiap individu memiliki semangat dalam
memelihara dan melestarikan alam raya yang kita huni ini, sehingga dapat menghasilkan manfaat
bagi semua manusia yang ada. Para ilmuan menyebut abad ke-21 sebagai the age of anxietyor
restlenses, abad yang penuh dengan kegelisahan, kecemasan, perang antar suku dan bangsa
menjadi-jadi, resesi ekonomi melanda seluruh lapisan warga, ledakan penduduk semakin tak
terkendali bahkan pencemaran lingkungan menjadi ancaman kehidupan.
Kondisi tersebut hadirin, jelas telah menimbulkan beban psikologis bagi kehidupan masyarakat,
akibatnya masyarakat menjadi serba salah, hati menjadi resah dan gelisah, jiwa terasa hampa dan
merana, semangat hidup tiada dan enggan berkaryabahkan yang paling parah munculnya
berbagai penyakit psikomotis, penyakit kejiwaan yang dapat mematikan seluruh umat manusia
secara perlahan dan mengerikan, kalaupun bertahan namun hidup tidak lagi merasakan
ketenangan.
Hadirin, lalu apakah tugas manusia di muka bumi ini? tidak lain adalah untuk memakmurkan
bumi, mensejahterakan umat manusia sendiri lebih-lebih lingkungan-nya sebagai tempat tinggal
dan menetap. Sebagaimana terurai di dalam al-Quran surat Huud ayat 61 :



{16}1
Artinya : Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah
ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmatNya) lagi memperkenankan (do`a hamba-Nya).
Maasyiral muslimin Rakhimakumullah,
Demikianlah firman Allah yang yang menginformasikan kepada kita bahwa manusia diciptakan
dari tanah dan ditugasi untuk memakmurkan tanah atau bumi. Karena itu dalam bidang ilmu
pengetahuan alam kita mengenal istilah alam biotiks (alam raya) dan alam abiotis (berupa moral
manusia). Kerusakan alam biotiks biasanya berwal dari kerusakan alam abiotis yakni moral
manusia. Sebagai contoh : berdasarkan penelitian Wahana Lingkungan Hidup di DKI Jakarta
tercatat memiliki 2.118 Sumur Bor dengan kedalaman tidak kurang dari 40 M, sehingga jika
terjadi penambahan sumur lagi pada tahun 2010 nanti, Wilayah DKI Jakarta bisa mencapai
daratan 0,0 M, dari permukaan laut alias rata menjadi laut.
Ancaman kerusakan tersebut hadirin sebuah bukti yang harus kita renungkan, kita fikirkan, kita
cermati untuk kita antisifasi agar saat ini maupun kelak tidak lagi terjadi kerusakan alam. Lalu
bagaimanakah tanggung jawab dan usaha kita sebagai warga negara dalam memelihara alam
lingkungan ini? Sebagai jawabannya, Pertama : Kita harus mendukung dan membantu program

pemerintah dengan jalan melakukan reboisasi tanah-tanah gundul, pembuatan terasering untuk
mencegah longsor, penanggulangan limbah dan sampah bersama-sama dan menghentikan
pemburuan satwa serta penebangan hutan secara liar. Kedua : Kita syukuri alam sebagai nikmat
Allah swt dengan cara memeliharanya agar kita dikasihi oleh Allah swt. Rasulullah saw bersabda
:

Sayangilah oleh kamu sekalian segala apa yang ada di muka bumi ini niscaya yang di atas
(Allah) akan menyayangimu.
Apabila sikap ini kita aplikasikan maka Allah swt menjamin kemakmuran alam raya yang kita
miliki sehingga kita jauh dari petaka, terhindar dari bencana tapi dekat dengan nikmat dan
barakat dari Allah swt yang Maha Qudrat.
Hadirin, perlu diketahui bahwa orang pintar tapi salah, tidak shaleh, tidak mungkin
memakkmurkan alam, orang hebat namun bergelimang maksiat mustahil peduli mengelola alam
raya, malah yang timbul adalah watak-watak perusak, pohon-pohon ditebangi, gunung-gunung di
gunduli, dan satwa-satwa diburu. Padahal akibatnya, manusia sendiri yang menanggungnya, kita
tengok beberapa kejadian baru-baru ini, terjadi banjir di jakarta, lonesor, gempa bumi di
Yogyakarta dan gunung-gunung meletus di beberapa daerah Negara kita ini.
Belum cukup dengan semua itu kitapun dikejutkan dengan munculnya angin topan, gelombang
pasang naik kedaratan, jebolnya tanggul di Situ Gintung Tanggerang yang menghabiskan ratusan
nyawa manusia dan lain sebagainya. Mengapa demikian? Ebid G Ade melantunkan :
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita, yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan, bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
Dengan demikian, dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa alam akan berdaya guna jika
dipelihara, namun akan menimbulkan petaka jika dirusak. Bentuk perusakan alam adalah dengan
memperbanyak maksiat dalam hidup dan penghidupan manusia. Oleh karena itu, dalam rangka
mengelola alam ini kita hindari diri kita masing-masing dari perbuatan-perbuatan maksiat, baik
terhadap diri sendiri, terhadapa alam raya , terlebih kepada Allah swt.
Semoga Allah memberikan kekuatau kepada kita dalam mengemban amanah sebagai khalifah di
muka bumi ini terutama dalam mengelola alam, semoga Allah memberikan keberkahan kepada
bangsa ini, amin ya rabbal alamin.

Teks Musabaqoh Syarhil Qur'an_1

PENGARUH PORNOGRAFI DAN PORNOAKSI BAGI GENERASI BANGSA


Oleh: Nury Firdausia*



()
Dewan Hakim yang arif dan bijaksana,
Hadirin sebangsa dan setanah air yang kami banggakan,
Akhir-akhir ini di tengah-tengah masyarakat kita, marak dengan dengan istilah
pornografi dan pornoaksi. Kedua istilah tersebut hadirin, bukan saja menjadi
buah bibir masyarakat tapi sudah menjadi salah satu model yang sanggup
menggelincirkan manusia ke lembah penyakit perzinahan yang berujung pada
pelacuran atau yang dikenal dengan istilah prostitusi.
Pornografi dan pornoaksi ini hadirin, kini semakin menjamur dan membaur,
marak dan merebak, bahkan sudah menjadi konsumsi masyarakat seharihari, yang akibatnya tidak sedikit anak-anak kita, remaja, pemuda, bahkan
kakek-kakekpun ikut dibuai dengan khayalan-khayalan jorok, pikiran kotor,
otak mesum, sehingga terjadi pelecehan seksual terhadap anak-anak di
bawah umur, pemerkosaan, pencabulan, perzinahan, prostitusi, serta
pornografi dan pornoaksi kini sudah menjadi santapan pagi, siang dan malam
hari.
Bahkan yang lebih mengerikan lagi hadirin, pornografi dan pornoaksi kini telah
terprogram dengan rapi seolah-olah hal yang alami dan tidak lagi dianggap
tabu. Jika kita membiarkan hal ini semakin menjadi, tidak mau peduli dan
tidak mau mengatasinya, kami yakin pornografi dan pornoaksi akan menjadi
firus yang menggerogot, melemahkan, menghancurkan bahkan memporak-

porandakan mental dan moral generasi bangsa. Oleh karena itu pengaruh
pornografi dan pornoaksi adalah tema yang akan kami bahas pada
kesempatan kali ini, sebagai rujukan surat Al-Isra Ayat 32 yang berbunyi:
"Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk".
Demikian penegasan Allah mengenai larangan untuk mendekati perbuatan
zina. Dalam ayat tersebut terdapat kalimat Wala Taqrobuzzina :
Larangan tersebut merupakan larangan komperhensif dari perbuatan
zina.


Larangan yang sebenarnya adalah segala sesuatu yang mendekati
perzinahan, baik itu memandang, menyentuh, mencium dan lain sebagainya.
Demikian penafsiran Ali Asshobuni dalam Shafwatut Tafasir.
Menurut Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirul Quran menjelaskan bahwa
kata Faahisyahdiartikan Dosa yang besar. Dan juga menurut Imam alThobary dalam Jamiul Bayan fi tawil quran menjelaskan bahwa zina
termasuk sejelek-jeleknya jalan:

Karena itu adalah cara/jalan para ahli maksiat dan para pembangkang
perintah Allah.
Sedangkan qoidah Ushul fiqih menyatakan: (
) pada prinsipnya larangan tersebut menunjukkan pada makna
yang haram. Dengan demikian haram bagi kita, saya, saudara dan seluruh
komponen bangsa untuk mendekati perzinahan.
Lalu apa yang dimaksud dengan pornografi dan pornoaksi? Haba Yasin
berpendapat bahwa: Kata pornograf berasal dari bahasa Yunani
klasik yang berarti lukisan tentang pelacur. Pornografi dan pornoaksi adalah
segala bentuk gambar, maupun tulisan yang sengaja dibuat untuk

merangsang seksualitas. Lalu bagaimana praktek pornografi dan pornoaksi di


Negeri tercinta kita Indonesia? jujur harus kita akui, kita tidak bisa menutup
mata. Dimana-mana kini marak dengan gambar-gambar porno, film-film
porno, majalah-majalah porno, situs-situs porno, tayangan yang
mengeksploitasi aurat wanita dengan menggunakan pakaian yang serba
minim. Bahkan kini muncul trend video mesum para artis dan tokoh terkenal.
Bukankah hal tersebut dapat memicu seseorang untuk melakukan
perzinahan? Bukankah tayangan tersebut bisa memancing seseorang untuk
melakukan pemerkosaan? Sudah kita saksikan hadirin, di bawah lampu
remang-remang berpasang-pasangan wanita jalang dengan lelaki si hidung
belang, atau mereka yang dengan sentuhan dan pijatan wanita erotis di
tempat spa dan mandi sauna, pesta-pesta bugil, yang bukan saja marak di
kota-kota besar tapi kini telah merebak di seluruh penjuru negeri tercinta ini.
Akibatnya style pakaian saat inipun serba minim dan pergaulan bebas telah
mempengaruhi generasi muda bangsa. Padahal Rasulullah telah
mengingatkan:

Jika perzinahan dan riba telah membudaya di suatu Negara, seolah-olah
mereka telah menghalalkan diturunkannya adzab Allah SWT.
Hadirin, peringatan Rasulullah tadi sudah terbukti dengan adanya data yang
tercatat dari hasil survey Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan
Anak terhadap 4.500 remaja di 12 Kota Besar di Indonesia, menunjukkan
hasil yang mencemaskan, 66% siswa SD telah menyaksikan pornografi dan
pornoaksi, 97% remaja Indonesia pernah menonton film porno, 93,7% pernah
melakukan ciuman, petting dan oral sex, 62,7% remaja usia SMP tidak
perawan, dan 21,2% remaja SMA pernah aborsi. Hal tersebut tentu menjadi
pemicu utama menyebarnya virus HIV/AIDS dan hingga saat ini telah
terhitung 180.000 warga Indonesia terserang AIDS dan tinggal menunggu
lonceng kematian.... (Naudzubillahi min dzalik). Lalu, apa yang harus kita
lakukan untuk memberantas pornografi dan pornoaksi? Sebagai jawabannya,
mari kita renungkan firman Allah dalam suroh Ali-Imran ayat 104:

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.
[217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah;
sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari padaNya.
Imam Ali As-Shobuni dalam Shofwa at-Tafasir menjelaskan:
:
Hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang berdakwah menuju
Allah, menyeru segala yang maruf dan mencegah dari segala yang munkar
Sejalan dengan misi tadi, Rasulullah bersabda:


Artinya:
Barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan
tangan, apabila tidak mampu maka rubahlah dengan ucapan, jika tidak
mampu maka rubahlah dengan hati. Dan merubah dengan hati adalah
cerminan dari iman yang lemah.
Dengan demikian hadirin, ada tiga langkah yang harus dilakukan untuk
memberantas pornografi dan pornoaksi: yang Pertama, sebagai realisasi
dakwah biyadih, pemerintah sebagai pemegang kekuasaan dan kebijakan
harus bersikap tegas dalam menjalankan UUD Anti Pornografi dan Pornoaksi,
dan menghukum para pelanggarnya. Jujur kami akui, kami bangga kepada
pemerintah yang telah berhasil merazia ratusan keping VCD Porno, kami
bangga kepada pemerintah yang telah sukses menghancurkan tempat-tempat
perzinahan, kami bangga kepada pemerintah yang telah berhasil menangkap
pelaku pemerkosaan dan pencabulan, kami bangga kepada pemerintah yang
telah sukses menutup akses situs-situs porno. Tapi kami akan jauh lebih
bangga, jika pemerintah bersikap tegas kepada para pelaku hiburan yang

selalu menjual aurat yang mengandung erotisme, padahal Hadirin hal tersebut
merupakan salah satu dari sederetan daftar yang menjadi penyebab
maraknya pemerkosaan dan perzinahan. Yang Kedua, kita harus
menghidupkan lembaga sensor film, lembaga yang memiliki aturan yang
definitif, mempunyai komitmen untuk memberantas pornografi dan pornoaksi.
Dan yang Ketiga,kepada seluruh warga Indonesia yang baik, kita harus
mendukung dan membantu usaha pemerintah dalam memberantas pornografi
dan pornoaksi, dengan cara:

Alim ulama harus terus berdakwah di tengah-tengah masyarakat

Para orang tua harus membimbing anak-anaknya agar tidak tersesat

Seluruh warga harus mampu menciptakan lingkungan islami, yang


terbebas dari segala macam kemaksiatan

Terutama kepada para pemuda yang kami cintai, mulai saat ini kita
harus mau menutup mata, dari hiburan yang tidak sehat dan pergaulan yang
tidak bermanfaat.
Jika hal tadi sudah kita aplikasikan, insyallah Indonesia akan terbebas dari
pornografi dan pornoaksi. Kepada insan-insan yang sudah melakukan tiga hal
tadi, sebagai cerminan dari insan yang beriman dan melakukan amal sholeh.
Allah berjanji ampunan dan pahala yang berlimpah ruah. Sebagaimana janji
Allah dalam surat Al-Maidah ayat 9:
"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal
saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar".
Dengan demikian dari uraian tadi dapat kami ambil sekelumit kesimpulan
bahwa, pornografi dan pornoaksi merupakan virus yang menggerogot,
melemahkan, menghancurkan dan memporak-porandakan mental dan moral
generasi bangsa. Oleh karena itu, mulai saat ini kita harus mengatakan
perang, perang, dan perang terhadap pornografi dan pornoaksi.

Hadirin, sebagai bahan memori kami akhiri syarahan ini dengan sebuah
pantun:
Jangan salahkan jika mawar berduri,
Bersyukurlah karena duri berbunga mawar.
Jangan salahkan jika syariat membatasi,
Bersyukurlah karena syariat anda terpuji.


*Teks ini adalah editing dari teks Juara I MSQ Nasional 2008, terimakasih Tim
MSQ Banten 2008.

Teks MSQ : Karena Dakwah adalah Cinta dan Kewajiban Setiap Muslim .
Musabaqah syarhil quran ( MSQ ) merupakan salah satu cabang MTQ yang sangat
unik. Dilihat dari segi penampilan, cabang ini tergabung di dalam grup yang terdiri
dari 3 orang yakni
1.

pensyarah yang menjelaskan isi al quran baik secara teks maupun konteks

2.

dengan model retorik


penterjemah yang menerjemahkan ayat yang dikaji di dalam syarahan dengan

3.

bahasa yang puitis


seorang pembaca ayat dengan model tilawah dan lagam tertentu.

Berikut contoh teks MSQ :

Assalamualaikum Wr.Wb,








.


.


.

Dewan juri yang kami hormati! para peserta Musabaqah Syarhil Quran yang
berbahagia, serta hadirin wal hadirat yang dimuliakan oleh Allah.
Yang pertama dan yang paling utama. Tiada pujian yang pantas kita
panjatkan selain pada Allah SWT yang telah menggerak getarkan hati, jiwa dan
raga, sehingga pada kesempatan kali ini kita dapat berkumpul di majelis yang
insyaAllah penuh berkah ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah pada junjungan kita Habibana
wa

Nabiyana

Baginda

Rasullullah

Muhammad

SAW

beserta

keluargadan

sahabatnya,para tabiin dan tabiatnya dan insyaallah sampai kita selaku umatnya.
Amiin.
Pada Kesempatan kali ini perkenankanlah kami menyampaikan syarahan
dengan judul
Karena Dakwah adalah Cinta dan Kewajiban Setiap Muslim .
Ya Ma'ashirol Muslimin Rohimakumullah
Apa yang tersirat ketika mendengar kata dakwah ?
Dakwah itu tugasnya para ustadz dan kiyai, tugasnya para dai, hanya untuk para
aktivis dakwah atau para santri ? benar seperti itu ?
Untuk itu mari kita luruskan paradigma tersebut bahwa Dakwah itu merupakan
kewajiban kita selaku umat muslim . Sebelum kami memaparkan lebih jauh
mengenai bagaimana urgensi dakwah dalam kehidupan , mari sama-sama kita
dengarkan bersama lantunan ayat suci Al-Qur an Surat Al-Imron ayat 104 yang akan
dibacakan oleh Qori'ah kami sebagai berikut :

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah

orang-orang

yang

beruntung.

(QS.

3:104)

Dalam ayat tersebut jelas bahwa,berdakwah berarti kegiatan yang bersifat


menyeru, mengajak dan memanggil orang lain untuk beriman dan taat kepada Allah
SWT, sesuai dengan garis akidah, syariat dan akhlak Islam mencegah dari
kemungkaran. Dan siapa orang yang beruntung itu ? yakni kita selaku umat muslim.
Di sini tampak bahwa tugas dakwah pada hakikatnya bukan hanya tugas para dai,
melainkan tugas semua manusia yang mengaku dirinya sebagai hamba Allah .
Jangan jadikan dakwah itu terasa berat, karena dakwah adalah cinta . saling
mencintai antara sesama muslim menginginkan yang terbaik dan mengajak orang
yang dicintai agar bisa sama-sama untuk merasakan surga Illahi Rabbi.
Karena jika dakwah adalah cinta maka ia adalah paham. Paham akan apa hakikat
jalan ini bahwa inilah jalan para Anbiya. Karena jika dakwah adalah cinta maka ia
adalah satu bentuk amal berbalut keikhlasan. Imannya pun hidup dan menyala.
Amalnya mengalir tiap waktu. Karena dakwah adalah cinta yang diberikan kepada
Rabb nya. Ia lah pemegang teguh bahwa Allahu Ghaayatuna, Allah tujuan kami.
Namun haruslah kita ingat bahwa dakwah itu tidak mudah, sebelum kita
mengingatkan kepada oranglain hendaknya benahi dulu diri kita sendiri

karena

mengutip dari buku Risalah Dakwah Kampus bahwa prinsip dakwah itu melayani
sebelum mendakwahi, memberi teladan sebelum mengajak, mengembirakan bukan
menakuti,

mempermudah

bukan

mempersulit,

serta

memberi

solusi

bukan

menghakimi .
Seorang muslim sejati selalu bangga dengan identitasnya sebagai seorang muslim.
Ia tidak takut menampilkan Islam sebagai pribadinya. Lantas mengapa pada saat ini
umat muslim seakan malu dan takut berdakwah ?
Ya Ma'ashirol Muslimin Rohimakumullah
Sebagaimana Allah berfirman dalam Quran surat Al- Qashash ayat 87 :

Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayatayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka
kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang
yang mempersekutukan Tuhan. ( Al-Qashash : 87 )
Inilah, seruan Allah agar kita tidak takut untuk beramar makruf nahi munkar, agar
tidak ada satu pun di dunia ini yang menghalangi kita untuk menyampaikan risalah
yang sudah Allah sampaikan kepada Rosul hingga sampai kepada selaku umatnya.
Berdakwah itu tidak selalu berada dalam mimbar saja, kita ingat kisah teladan
Rasulullah

SAW bawah Rosul pun berdakwah tidak langsung secara terang-

terangan

tapi

beliau

dengan

cerdasnya

membentuk

halaqoh-halaqoh

kecil

mengajak orang-orang yang dicintai keluarganya dan sahabatnya agar sama-sama


berada di jalan kebenaran. Lalu tidak sampai disitu Rosulullah tidak pernah takut
oleh apapun, ketika beliau sedang berjalan ia dicaci dan

dilemparinya kotoran-

kotoran hewan oleh kafir quraisy. Tapi apa yang Rosul lakukan? ia hanya tersenyum
membalasnya. Sampai suatu ketika salah seorang kafir quraisy itu terjatuh sakit.
Lalu siapa orang yang pertama kali menjenguknya ? yakni Rosulullah SAW hingga
sampai kafir tersebut masuk kedalam agama islam. Subhanallah begitu cerdasnya
Rosulullah menyampaikan dakwahnya, tidak hanya sebatas lisan namun dengan
perbuatan.
Karena itu, tidak perlu jadi ulama terlebih dulu baru berdakwah! Tapi mulailah
perbaiki dari diri sendiri, mulai pada saat ini lalu sampaikanlah kebaikan itu kepada
oranglain. Dengan demikian umat Islam akan kembali berjaya dan terpelihara
daripada

perpecahan

serta

infiltrasi

pihak

manapun. Menganjurkan

berbuat

kebaikan saja tidaklah cukup tetapi harus dengan menghilangkan sifat-sifat yang
buruk. Siapa saja yang ingin mencapai kejayaan. Maka ia terlebih dahulu harus
mengetahui taktik perjuangan untuk mencapainya, karena kejayaan tidak akan
tercapai melainkan dengan kekuatan, dan kekuatan tidak akan terwujud melainkan
dengan persatuan. Persatuan yang kokoh dan kuat tidak akan tercapai kecuali
dengan sifat-sifat keutamaan. Tidak terpelihara keutamaan itu melainkan dengan
terpeliharanya agama dan akhirnya tidak mungkin agama terpelihara melainkan
dengan adanya DAKWAH!!!!

Sebelum menutup syarahan ini

izinkan saya mengutip ungkapan mutiara dari

seorang mujahid dakwah Hasan Al-bana :


Dakwah itu adalah nafas kehidupan maka tarbiyah adalah sendi perjuangannya
Dakwah itu adalah cinta, dan cinta akan meminta semuanya dari diri kita : pikiran
kita, perhatian kita, berjalan kita, duduk kita dan tidur
Sekian yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat untuk kita semua.
Mohon maaf apabila selama kami menyampaikan uraian di atas banyak kekurangan
karena sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata.
WassalamualaikumWr.Wb

Teks Musabaqoh Syarhil Quran Juara I Pekan Raya Pendidikan Kimia 2013
Oleh :
Devi Pratiwi S ( Daiah/ Pensyarah )
Gina Resyatania ( Qoriah/Pembaca Quran )
Hilmy Luthfiyah ( Sari Tilawah/Penerjemah )

Source : Dari berbagai sumber

Note :
Tidak pernah terlintas sedikitpun untuk menjadi pemenang, namun hati tulus
menyampaikan risalah serta menunaikan amanah dari teman-teman agar bisa
memberikan yang terbaik. Sungguh pengalaman MSQ pertama yang luar biasa.
Prestasi ini takan berarti tanpa adanya doa dan dukungan dari mereka. Untuk mu
Pendidikan Kimia Semester 6A 2010

RENDAH HATI
NASKAH SYARHIL QUR'AN: MENELADANI AKHLAK NABI MUHAMMAD SAW
DALAM SIKAP RENDAH HATI
10.48 5 comments

Yang terhormat para alim ulama, tokoh masyarakat yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Yang terhormat, dewan hakim yang berbahagia.

Segenap hadirin, teman-temanku, para peserta lomba, yang mudah-mudahan


diberikan Allah berkah dan hidayah-Nya. amin.
Hadirin yang dimuliakan Allah
Beberapa abad silam, dalam tatanan sejarah umat Islam, ada banyak sekali
perbuatan-perbuatan kejam, dilakukan oleh manusia-manusia yang tidak memiliki
rasa kemanusiaan, jauh dari sifat kemuliaan, ada banyak wanita dilecehkan, bayi
yang terlahir dengan jenis perempuan, dikubur hidup-hidup tanpa ampunan, bahkan
saling membunuh antar sesama menjadi kebiasaan, minuman dan pesta pora
menjadi
kebudayaan,
setiap
pemimpin
masing-masing
mengedepankan
kesombongan, banyak jatuh korban karena kebiadaban, lebih banyak daripada
jumlah korban kecelakaan pesawat AirAsia yang masih dalam proses pencarian,
inilah potret bangsa Jahiliyah sebelum Islam datang.
Beberapa abad silam, juga dalam tatanan sejarah umat Islam, tepatnya pada
12 rabiul awwal di hari senin, lukisan indah coretan sejarah mencatat tentang
kelahiran orang yang akan membawa cahaya di tengah kegelapan, seorang
manusia special yang mengemban misi penting dari yang Maha Rahman, orang
yang mengubah peradaban kelam, menjadi peradaban penuh kebanggaan, dia lah
baginda Nabi Muhammad saw.
Refleksi konstruksi sejarah tersebut, memberikan gambaran jelas bahwa misi
terpenting Nabi Muhammad adalah membawa perubahan, dengan revolusi mental
umat yang tidak berperadaban, menjadi manusia yang penuh kesantunan, dengan
menerapkan metode perbaikan moral, perbaikan perilaku, dan perbaikan akhlak.
Dalam perspektif komunikasi dakwah, Nabi Muhammad saw telah melakukan
inovasi proses perubahan sosial, karena dengan kemuliaan perilakunya, secara
dinamis dan sistematis, akhlak nabi dapat diterima oleh masyarakat jahiliyah, dan
dapat diadopsi oleh semua orang tidak terbatas zaman. Oleh karenanya hadirin,
sekaligus memperingati Kelahiran Nabi Muhammad saw, dalam momen Pekan Olah
Raga dan Seni yang dilaksanakan di halaman Pontren Sabilal Muhtadin ini, kita akan
membahas tuntas kemuliaan salah satu akhlak Nabi melalui diskursus syarah alQur'an kami yang berjudul:

MENELADANI AKHLAK NABI MUHAMMAD SAW DALAM SIKAP RENDAH HATI

Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang


yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang
jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang
mengandung) keselamatan. (QS. Al-Furqn [25]: 63).

Hadirin yang dimuliakan Allah


Menurut keterangan dari Jalaluddin As-Syuyuti dan Jalaluddin al-Mahally
mengenai penjelasan ayat ini, bahwa yang dimaksudkan adalah
hamba-hamba yang baik yang berjalan di muka bumi dengan tenang dan rendah
diri, kemudian apabila orang jahil menyapa mereka untuk mengajak berbicara
dengan hal-hal yang tidak disukai, maka hamba yang baik tersebut mengucapkan
kata-kata yang mengandung keselamatan atau kata-kata yang menghindarkan
hamba tersebut dari dosa. Demikian interpretasi al-Quran surah al-Furqn ayat 63
dalam Tafsir Jalalain.
Ayat tersebut memberikan pemahaman kepada umat manusia, bahwa hamba
Allah yang baik adalah hamba yang merendahkan diri terhadap sesama manusia,
tanpa membedakan strata, apalagi harta, tanpa membedakan tahta, apalagi kasta,
tanpa membedakan bangsa, apalagi bahasa, biar pian urang banjar, kulo wong
jowo, biar dika uluh dayak, engkoh ureng madureh, di hadapan Allah kita sama.
Hadirin yang dimuliakan Allah
Inilah salah satu kunci sukses dakwah nabi dalam revolusi mental masyarakat
jahiliyah, karena dengan kerendahan hati yang dilakukan nabi memberikan dampak
positif-kognitif secara psikologis maupun sosiologis. Rasulullah saw menegaskan
perintah untuk bersikap rendah hati dalam sebuah hadis riwayat muslim dari Iyadh
bin Himar r.a:

( ) .



Artinya: Sesungguhnya Allah memberi wahyu kepadaku: bersikap rendah hati
semua. sehingga seseorang tidak merasa bangga atas orang lain dan seseorang
tidak melakukan penganiyaan terhadap orang lain.
Pentingnya sikap rendah hati hadirin, berdasarkan sabda Nabi saw, adalah
menjadikan kita terhindar dari dosa-dosa, khususnya hadirin, kita terhindar dari
perbuatan aniaya terhadap sesama, sehingga hadirin, sikap rendah hati dapat
menjadikan kita lebih dihargai oleh orang lain, karena itu hadirin, hilangkanlah sikap
sombong, angkuh, dan tidak mau menghargai orang lain.
Hadirin yang setia, dan mudah-mudahan diberikan rahmat oleh Allah
Seseorang tidak akan meninggalkan sikap rendah hati kecuali
kesombongannya menguat, seseorang tidak akan merasa sombong kecuali
keangkuhan hatinya meningkat, dan seseorang tidak akan merasa angkuh kecuali
akalnya sudah tidak sehat. Demikian kutipan tulisan Ahmad Najieh dalam bukunya
yang berjudul Akhlak Rasulullah saw.

Ibrahim bin Asy r.a pernah bertanya kepada Fudhail tentang rendah hati,
kemudian Fudhail menjawab: Rendah hati itu bila kamu duduk dan patuh terhadap
kebenaran, walaupun kebenaran itu datang dari anak kecil atau dari orang bodoh,
kamu tetap mau menerimanya.
Dalam al-Qur'an surah Asy-Syuaraa ayat 215 Allah berfirman sebagai
berikut:
Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, Yaitu
orang-orang yang beriman. (QS. Asy-Syuar [26]: 215).
Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa kita seharusnya merendahkan
diri kepada orang lain seperti yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw
dalam proses dakwah beliau sehingga dapat melakukan perubahan drastis dari
masa kelam menuju masa yang penuh kejayaan, terlebih khusus kepada orang
yang beriman.
Pada akhirnya, semoga apa yang kami sampaikan, dapat menjadi renungan
yang kemudian melahirkan kesadaran, sekaligus dapat menerapkan sebagian
kepribadian nabi yang mulia ke dalam kehidupan, sehingga kita bisa dijadikan
bagian dari orang yang penuh iman, yang selalu merendahkan hati dan
menebarkan kebaikan, tanpa memandang perbedaan, sehingga nanti dapat
memperoleh kebahagiaan, di dunia ataupun di akhirat mendatang. Sebagai penutup
syarahan, ijinkan kami melantunkan pujian kepada sang pembawa risalah
kebenaran, sebagai bentuk kebahagiaan atas bulan kelahiran, dengan harapan bisa
dapat syafaat di hari pembalasan.

=====================SYAIR============
========

Wahai Nabi pujaan hati seluruh negeriSalam rindu kami untuk mu Nabi.
Shalawat salam kami haturkan ke haribaanmu
Terima kasih untuk semua pengorbanan dan perjuanganmu
Jadikanlah kami pengikut setiamu Berikan kami syafaatmu

Wahai nabi penyejuk hati setiap insanSalam rindu kami untukmu Nabi
Shalawat salam kami haturkan ke haribaanmu
Kami bangga dengan ketulusanmu memohon ampunan untuk kami

Kami sedih karena tidak tahu membalas budi

=====================SYAIR============
========

Inilah yang dapat kami sampaikan, mohon ampun dan maaf untuk setiap
kekurangan, terima kasih untuk segala perhatian, kami akhiri dengan ucapan

Daftar Pustaka
-

Al-Qur'an dan Hadis


Ahmad Najieh, Akhlak Rasulullah saw, Surabaya: Riyan Jaya, 2011
Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010
Jalaludin Asy-Syuyuti dan Jalaludin al-Mahally, Tafsir Jalalain, versi e-book (chm file).

Fid Dunyaa Hasanah Wa Fil Aakhirati Hasanah

Oleh: A. Mustofa Bisri


Kepentingan pembangunanseperti juga pada jaman revolusi, yaitu kepentingan
revolusiternyata tidak hanya memerlukan dalil aqli, tapi juga dalil naqli. Apalagi
jika masyarakat menjadi subyekatau obyekpembangunan justru kaum
beragama.
Apabila pembangunan itu menitikberatkan pada pembangunan material
(kepentingan duniawi), meski konon tujuannya material dan spiritual (kepentingan
akhirat), maka perlu dicarikan dalil-dalil tentang pentingnya materi. Minimal
pentingnya menjaga keseimbangan antara keduanya (material bagi kehidupan
dunia
dan
spiritual
bagi
kehidupan
akhirat).
Maka, dalil-dalil tentang mencariatau setidak-tidaknya tentang peringatan untuk
tidak melupakankesejahteraan dunia, pun perlu digali untuk digalakkan
sosialisasinya.
Tak jarang semangat ingin berpartisipasi dalam pembangunan material-- yang
menjadi titik berat pembangunan ini mendorong para dai dan kyai justru
melupakan kepentingan spiritual bagi kebahagiaan akhirat. Atau, setidaknya,
kurang
proporsional
dalam
melihat
kedua
kepentingan
itu.
Ketika berbicara tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara kepentingan
duniawi dan ukhrawi, biasanya para dai tidak cukup menyitir doa sapu jagat saja:
Rabbanaa aatinaa fid-dunya hasanah wa fil akhirati hasanah. Biasanya, mereka juga
tak lupa membawakan Hadist popular ini: I'mal lidunyaaka kaannaka ta'iesyu
abadan wa'mal liakhiratika kaannaka tamuutu ghadan, yang galibnya berarti
Beramallah kamu untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup abadi dan
beramallah kamu untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok pagi.
Kadang-kadang, dirangkaikan pula dengan firman Allah dalam Surat al-Qashash
(28), ayat 77:Wabtaghi fiimaa aataakallahu 'd-daaral aakhirata walaa
tansanashiebaka min ad-dunya.... yang menurut terjemahan Depag diartikan,Dan
carikan pada apa yang dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat
dan janganlah kamu melupakan kebahagiaan dari (kenikmatan) duniawi.
Umumnya orangsebagaimana para dainyasegera memahami dalil-dalil tersebut
sebagai anjuran untuk giat bekerja demi kesejahteraan di dunia dan giat beramal
demi
kebahagiaan
di
akhirat.
Kita yang umumnyatak usah dianjurkan punsudah senang beramal untuk
kesejahteraan duniawi, mendengarkan dalil-dalil ini rasanya seperti mendapat

pembenar, bahkan pemacu kita untuk lebih giat lagi bekerja demi kebahagiaan
duniawi
kita.
Lihat dan hitunglah jam-jam kesibukan kita. Berapa persen yang untuk dunia dan
berapa persen untuk yang akhirat kita? Begitu semangatbahkan mati-matiankita
dalam bekerja untuk dunia kita, hingga kelihatan sekali kita memang beranggapan
bahwa
kita
akan
hidup
abadi
di
dunia
ini.
Kita bisa saja berdalih bahwa jadwal kegiatan kita sehari-hari yang tampak
didominasi kerja-kerja duniawi, sebenarnya juga dalam rangka mencari
kebahagiaan ukhrawi. Bukankah perbuatan orang tergantung pada niatnya,
Innamal a'maalu binniyyaat wa likullimri-in maa nawaa. Tapi, kita tentu tidak bisa
berdusta kepada diri kita sendiri. Amal perbuatan kita pun menunjukkan belaka
akan
niat
kita
yang
sebenarnya.
Padahal, meski awal ayat 77 Surat al-Qashash tersebut mengandung peringatan
agar jangan melupakan (kenikmatan) dunia, peringatan itu jelas dalam konteks
perintah untuk mencari kebahagiaan akhirat. Seolah-olah Allah wallahu a'lam
sekadar memperingatkan, supaya dalam mencari kebahagiaan akhirat janganlah
lalu kenikmatan duniawi yang juga merupakan anugerah-Nya ditinggalkan. (Bahkan,
menurut tafsir Ibn Abbas,Walaa tansa nasiibaka min ad-dunya diartikan
Janganlah kamu tinggalkan bagianmu dari akhirat karena bagianmu dari dunia).
Juga dalil I'mal lidunyaaka --seandainya pun benar merupakan Hadist shahih
mengapa tidak dipahami, misalnya,Beramallah kamu untuk duniamu seolah-olah
kamu akan hidup abadi. Nah, karena kamu akan hidup abadi, jadi tak usah
ngongso dan ngoyo, tak perlu ngotot. Sebaliknya, untuk akhiratmu, karena kamu
akan mati besok pagi, bergegaslah. Dengan pemahaman seperti ini, kiranya logika
hikmahnya
lebih
kena.
Sehubungan dengan itu, ketika kita mengulang-ulang doa,Rabbanaa aatina fiddunya hasanah wa fil-akhirati hasanah, bukankah kita memang sedang
mengharapkan kebahagiaan (secara materiil) di dunia dan kebahagiaan (surga) di
akhirat, tanpa mengusut lebih lanjut, apakah memang demikian arti sebenarnya
dari
hasanah,
khususnya
hasanah
fid-dunya
itu?
Pendek kata, jika tak mau mengartikan dalil-dalil tersebut sebagai anjuran
berorientasi pada akhirat, bukankah tidak lebih baik kita mengartikan saja itu
sebagai anjuran untuk memandang dunia dan akhirat secara proporsional
(berimbang
yang
tidak
mesti
seimbang).
Memang, repotnya, kini kita sepertinya sudah terbiasa berkepentingan dulu
sebelum melihat dalil, dan bukan sebaliknya. Wallahu a'lam.

Vous aimerez peut-être aussi