Vous êtes sur la page 1sur 15

MODEL PEMBELAJARAN PBL

( PROBLEM BASED LEARNING)

MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS SEMINAR


PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH
KALAM SIDIK

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2015-2016

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbilalamin, penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya sehingga, penulis
dapat menyelesaikan tugas Jurnal Model Problem Based Learning. Selama
penyusunan makalah ini diperlukan kesabaran dan usaha yang keras dengan harapan
dapat memberikan sesuatu yang terbaik.
Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar
Pendidikan . Penulis menyadari bahwa isi dari makalah saya ini masih jauh dari
sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan kemampuan, pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki oleh penulis.
Pada kesempatan ini dengan rasa syukur dan kerendahan hati, penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah mendukung baik itu secara moril maupun materil hingga makalah penulis ini
bisa selesai tepat pada waktunya.
Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah yang penulis buat. Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih dan doa semoga budi baik dari semua pihak yang telah
membantu penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis
mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk semua pihak
yang membutuhkannya.
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3

Latar Belakang ..........................................................................................4


Rumusan Masalah Tujuan .........................................................................5
Manfaat .....................................................................................................6

BAB II KAJIAN TEORI


2.1 Pengertian PBL ...........................................................................................7
2.2 Ciri-ciri PBM .............................................................................................9
2.3 Komponen-komponen PBM .....................................................................10

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Konsep dan Karakteristik PBM ................................................................11
3.2 Kelebihan dan Kelemahan PBM ..............................................................12
3.3 PBM dan Perencanaan Kurikulim .............................................................14
3.4 Pembelajaran dalam PBM .........................................................................15

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .............................................................................................16
4.2 Saran ......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada proses pembelajaran di kelas hingga saat ini masih juga ditemukan
pengajar yang memposisikan peserta didik sebagai objek belajar, bukan sebagai
individu yang harus dikembangkan potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat
mematikan potensi peserta didik. Dan dalam keadaan tersebut peserta didik hanya
mendengarkan pidato guru di depan kelas, sehingga mudah sekali peserta didik
merasa bosan dengan materi yang diberikan. Akibatnya, peserta didik tidak paham
dengan apa yang baru saja disampaikan oleh guru.
Pada model pembelajaran berbasis masalah berbeda dengan model
pembelajaran yang lainnya, dalam model pembelajaran ini, peranan guru adalah
menyodorkan berbagai masalah, memberikan pertanyaan, dan memfasilitasi
investigasi dan dialog. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menetapkan topik masalah yang akan dibahas, walaupun sebenarnya guru telah
menetapkan topik masalah apa yang harus dibahas. Hal yang paling utama adalah
guru menyediakan perancah atau kerangka pendukung yang dapat meningkatkan
kemampuan penyelidikan dan intelegensi peserta didik dalam berpikir. Proses
pembelajaran diarahkan agar peserta didik mampu menyelesaikan masalah secara
sistematis dan logis. Model pembelajaran ini dapat terjadi jika guru dapat
menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan jujur, karena kelas itu sendiri
merupakan tempat pertukaran ide-ide peserta didik dalam menanggapi berbagai
masalah.
Jika dilihat dari sudut pandang psikologi belajar, model pembelajaran ini
berdasarkan pada psikologi kognitif yang berakar dari asumsi bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Melalui model
pembelajaran ini peserta didik dapat berkembang secara utuh, artinya bukan hanya
perkembangan kognitif, tetapi peserta didik juga akan berkembang dalam bidang
affektif dan psikomotorik secara otomatis melalui masalah yang dihadapi.
Model pembelajaran berbasis masalah mengambil psikologi kognitif
sebagai dukungan teoritisnya. Fokus pembelajaran pada model ini menekankan
pada apa yang peserta didik pikirkan selama mereka terlibat dalam proses
pembelajaran, bukan pada apa yang mereka kerjakan dalam proses pembelajaran.

Menurut Tan (2003) Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi


dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul
dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis,
sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan
kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
Pada kenyataannya, tidak semua guru memahami konsep PBL tersebut,
baik disebabkan oleh kurangnya keinginan dan motivasi untuk meningkatkan
kualitas

keilmuan

maupun

karena

kurangnya

dukungan

sistem

untuk

meningkatkan kualitas keilmuan tenaga pendidik.


Berdasarkan hal tersebut, maka perlu kiranya ada sebuah bahan kajian
yang mendalam tentang apa dan bagaiamana Pembelajaran Berbasis Masalah
( Problem Based Learning) ini untuk selanjutnya diterapkan dalam sebuah proses
pembelajaran, sehingga dapat memberi masukan, khususnya kepada para guru
tentang Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Learning ) ini yang
menurut Tan (2003) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang relevan
dengan tuntunan abad ke 21 dan umumnya kepada para ahli dan praktisi
pendidikan yang memusatkan perhatiannya pada pengembangan dan invovasi
dalam sistem pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep dan karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah
( Problem Based Learning) ?
2. Apakah kelebihan dan kekurangan Problem Based Learning ?
3. Apa saja pembelajaran berbasis masalah dalam perencanaan kurikulum ?
4. Bagaimanakah Peran Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah ini
( Problem Based Learning) ?

1.3
1.
2.
3.
1.4
1.

Tujuan
Mengetahui konsep dasar Pembelajaran Berbasis Masalah
Mengetahui penilaian serta evaluasi Pembelajaran Berbasis Masalah.
Mengetahui fitur-fitur yang mendukung Pembelajaran Berbasis Masalah.
Manfaat
Peneliti

a. Peneliti bisa mengetahui apa saja konsep yang ada pada pembelajaran
Berbasis Masalah ( Problem Based Learning)
b. Peneliti bisa mengetahui fitur-fitur yang ada pada proses Pembelajaran
Berbasis Masalah ( Problem Based Learning )
2. Pembaca
a. Mahasiswa dapat mengetahui lebih banyak apa itu problem based learning
b. Mengetahui peran guru yang baik
c. Mengetahui bagaimana pembelajaran berbasis masalah dan bagaimana
cara perencanaan nya dalam kurikulum

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Problem Based Learning ( Pembelajaran Berbasis Masalah )
Pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewey.
Menurut Dewey (dalam Trianto, 2009:91) belajar berdasarkan masalah adalah
interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar
dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada peserta didik berupa
bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan
itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai,
dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.
Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris Problembased Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan
6

menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu peserta


didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya.
Pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning / PBL)
adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menciptakan lingkungan
pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan
(bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta didik
memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata).
Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik dalam proses
pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar
mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan
karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran
Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar
peserta didik. peserta didik menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan,
kemudian menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk fasilitator (guru).
Pembelajaran Berbasis Masalah menyarankan kepada peserta didik untuk
mencari

atau

menentukan

sumber-sumber

pengetahuan

yang

relevan.

Pembelajaran berbasis masalah memberikan tantangan kepada peserta didik untuk


belajar sendiri. Dalam hal ini, peserta didik lebih diajak untuk membentuk suatu
pengetahuan dengan sedikit bimbingan atau arahan guru sementara pada
pembelajaran tradisional, peserta didik lebih diperlakukan sebagai penerima
pengetahuan yang diberikan secara terstruktur oleh seorang guru.
Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based learning), selanjutnya
disingkat PBL, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat
memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. PBL adalah suatu model
pembelajaran vang, melibatkanpeserta didik untuk memecahkan suatu masalah
melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki
ketrampilan untuk memecahkan masalah.
Untuk mencapai hasil pembelajaran secara optimal, pembelajaran dengan
pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah perlu dirancang dengan baik mulai
dari penyiapan masalah yang yang sesuai dengan kurikulum yang akan
dikembangkan di kelas, memunculkan masalah dari peserta didik, peralatan yang
7

mungkin diperlukan, dan penilaian yang digunakan. Pengajar yang menerapkan


pendekatan ini harus mengembangkan diri melalui pengalaman mengelola di
kelasnya,

melalui

pendidikan

pelatihan

atau

pendidikan

formal

yang

berkelanjutan.
Oleh karena itu, pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan
yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini
membantu peserta didik untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam
benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan
sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar
maupun kompleks.
2.2 Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah
1. Pertama, strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian
aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan
peserta didik hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal
materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis
masalah peserta didik aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan
mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya.
2. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.
Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai
kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak
mungkin ada proses pembelajaran.
3. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah
adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan
secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan
melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses
penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
2.3 Komponen-Komponen Pembelajaran Berbasis Masalah
Komponen-komponen pembelajaran berbasisi masalah dikemkakan oleh
Arends, diantaranya adalah :
a. Permasalahan autentik.

Model

pembelajaran

berbasis

masalah

mengorganisasikan masalah nyata yang penting secara sosial dan


bermanfaat bagi peserta didik. Permasalahan yang dihadapi peserta didik
dalam dunia nyata tidak dapat dijawab dengan jawaban yang sederhana.
8

b. Fokus interdisipliner. Dimaksudkan agar peserta didik belajar berpikir


struktural dan belajar menggunakan berbagai perspektif keilmuan.
c. Pengamatan autentik. Hal ini dinaksudkan untuk menemukan solusi yang
nyata. Peserta didik diwajibkan untuk menganalisis dan menetapkan
masalahnya,

mengembangkan

hipotesis

dan

membuat

prediksi,

mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen,


membuat inferensi, dan menarik kesimpulan.
d. Produk. Peserta didik dituntut untuk
pengamatan.produk

bisa

berupa

kertas

membuat
yang

produk

dideskripsikan

hasil
dan

didemonstrasikan kepada orang lain.


e. Kolaborasi. Dapat mendorong penyelidikan dan dialog bersama untuk
mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Konsep dan Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah
Pendidikan pada abad ke -21 berhubungan dengan permasalahan baru yang
ada di dunia nyata. Pendekatan PBM berkaitan dengan penggunaan intelegensi
dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok orang, atau
lingkungan atau memecahkan masalah yang bermakna, relevan, dan konsektual.
Pendidikan harus membantu perkembangan terciptanya individu yang kritis
dengan tingkat kreativitas yang sangat tinggi dan tingkat keterampilan berpikir
yang lebih tinggi pula. Guru juga harus dapat memberi keterampilan yang dapat
digunakan ditempat kerja. Guru juga harus dapat memberikan keterampilan yang
dapat digunakan ditempat kerja. Guru akan gagal apabila mereka menggunakan
proses pembelajaran yang tidak mempengaruhi pembelajaran sepanjang hayat
( life long education).
Boud dan Feletti ( 1997 ) mengemukakan bahwa Pembelajaran Berbasis
Masalah adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan. Margetson
( 1994 ) mengemukakan bahwa kurikulum PBM membantu untuk meningkatkan
perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang
terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. Kurikulum PBM memfasilitasi
9

keberhasilan

memecahkan

masalah,

komunikasi,

kerja

kelompok

dan

keterampilan interpesonal dengan baik dibanding pendekatan yang lain.


3.2 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah
Sebagai suatu model pembelajaran, model pembelajaran berbasis masalah
memiliki beberapa kelebihannya diantaranya :
1. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih
memahami isi pelajaran.
2. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta
memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi peserta
didik.
3. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta
didik.
4. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik bagaimana mentrasfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan.
6. Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai
peserta didik.
7. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta didik
untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
8. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
nyata.

10

9. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat peserta didik untuk


secara terus menerus belajar
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berbasis
masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus
dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing peserta didik pada kesadaran
adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan
sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik, pada tahapan ini
adalah peserta didik dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang
terjadi dari berbagai fenomena yang ada. Disamping kelebihannya , model ini
juga mempunyai kelemahan, yaitu :
1. Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka
mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
2. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan.
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka
ingin pelajari.
3.3 Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Perencanaan Kurikulum
Langkah pertama dalam perencanaan kurikuluk kaitannya dengan PBM
adalah menentukan tujuan dalam memanfaatkan PBM dan tujuan program
kurikulum, seperti yang disebutkan di atas mega level, makro level, dan mikro
level. Seperti halnya proses pengembangan kurikulum, adanya standar dalam
pengembangan, dimulai dengan menetukan tujuan sesuai kebutuhan, kemudian
perlu mempersiapkan dokumen yang meliputi : 1) rasional pengunaan PBM ; 2)
apa PBM dan apa yang diperlukan; 3) tujuan PBM dan hasil yang ingin dicapai.
Struktur pembelajaran biasanya digambarkan dalam sebuah bentuk formulasi
seperti berikut :
1. Menemukan masalah Analisa Masalah Penemuan dan Pelaporan
Integrasi dan Evaluasi
11

2. Menemukan Masalah Inquiry Masalah Mengangkat Isu Belajar


Penemujan dan Peer Teaching Menyajikan Solusi Review
3. Menemukan Masalah Analisis Penelitian dan Kerja Lapangan
Pelaporan dan Peer Teaching Menyajikan Temuan Refleksi dan
Evaluasi
3.4 Peran Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
Guru dalam PBM terus berpikir tentang beberapa hal, yaitu :
a. Bagaimana dapat merancang dan menggunakan permasalahan yang ada
didunia nyata, sehingga siswa dapat menguasai hasil belajar ?
b. Bagaimana bisa menjadi pelatih siswa dalam proses pemecahan masalah,
pengarahan diri, dan belajar dengan teman sebaya ?
c. Dan bagaimana siswa memandang diri mereka sendiri sebagai pemecahan
masalah yang aktif ?

Guru dalam PBM juga memusatkan perhatiannya pada :


a. Memfasilitasi proses PBM, mengubah cara berpikir, mengembangkan
keterampilan inquiry, menggunakan pembelajaran kooperatif.
b. Melatih siswa tentang strategi pemecahan masalah, pemberian masalah,
pemberian alasan yang mendalam, metakognisi, berpikir kritis, dan berpikir
secara sistem dan
c. Menjadi prantara proses penguasaan informasi, meneliti lingkungan
informasi, mengakses sumber informasi yang beragam, dan mengadakan
koneksi.
Hal-hal yang harus berperan dalam pembelajaran berbasis masalah yaitu :
1. Menyiapkan Perangkat berpikir siswa
2. Menenekankan belajar kooperative
3. Memfasilitasi pembelajaran kelompok kecil dalam pembelajaran berbasis
masalah
4. Melaksanakan pembelajaran berbasis masalah

12

13

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pendekatan PBM berkaitan dengan penggunaan kecerdasan dari dalam diri
individu yang berbeda dalam sebuah kelompok atau lingkungan untuk
memecahkan masalah yang bermakna, relevan, dan konteksual.
Penerapan PBM dalam pembelajaran menuntut kesiapan baik pihak guru yang
harus berperan sebagai seorang fasilitator sekaligus bagi pembimbing. Guru
dituntut dapat memahami secara utuh dari setiap bagian dan konsep PBM dan
menjadi penengah yang mampu merangsang kemampuan berpikir siswa.
Siswa juga harus siap terlibat teraktif secara pembelajaran siswa menyiapkan diri
untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir melalui inquiry kolaboratif dan
kooperative dalam setiap tahap proses PBM.
Bagi para guru, pemahaman terhadap berbagai pendekatan yang berpusat pada
siswa, salah satunya pembelajaran berbasis masalah, perlu ditingkatkan karena
tantangan kehidupan masa sekarang dan masa yang akan datang akan semakin
kompleks dan menuntut setiap orang secara individual mampu menghadapinya
dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang relevan.
4.2 Saran
PBM harus diterapkan dalam pembelajaran karena menuntut kesiapan baik
pihak guru sebagai seorang fasilitator sekaligus bagi pembimbing. Dan guru
diharuskan memiliki skill atau kemampuan dan kreatifitas untuk bisa menjadi
pendidik yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

14

Muhammad Iqbal. Model Pembelajaran Berbasis Masalah.http://iqbalpgrismg.blogspot.com.

Dr.Rusman,M.PD. 2010. Model-Model Pembelajaran Problem-Based Learning.Jakarta.


PT RajaGrafindo Persada
Sunartombs.2009.PengertianCooperativeLearning.
http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/20/pengertian-cooperative-learning/.
Buanatiwi. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah.
http://buanatiwi.wordpress.com.

Akmar, S. N., Sew, Lee. Integrating Problem-Based Learning (PBL) in Mathematics


Method Course. Spring. Vol. 4, no. 2
Sudarman. 2007. Problem Based Learning : Suatu Model Pembelajaran Untuk
Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah. Jurnal
Pendidikan Inovatif. Vol. 2 no. 2. PP. 68-73

15

Vous aimerez peut-être aussi