Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Definisi
Gangguan
( Cerebro Vaskuar Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak ( dalam
beberapa detik) atau secara cepat ( dalam beberapa jam ) dengan gejala atau tanda
yang sesuai dengan daerah yang terganggu.(Harsono,1996, hal 67)
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan
Hal ini desebabkan gangguan aliran darah makin lama makin berat yang disebut
progressing stroke atau stroke inevolution
d.Sudah menetap/permanen (Harsono,1996, hal 67)
D. Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan
Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark
2. Angiografi serebral
membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan
atau obstruksi arteri
3. Pungsi Lumbal
-
F. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
-
Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret
akibat kelemahan reflek batuk
Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan
yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut,
takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran
mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
b. Pengkajian Sekunder
Pola Fungsional Gordon
1. Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan
Tanyakan pada klien bagaimana pandangan tentang penyakit yang dideritanya
dan pentngnya kesehatan bagi klien/ kaji apakah klien merokok atau minum
alkohol? Pada pasien storke biasanya mengalami obesitas dan hipertensi
2. Pola Nutrisi Metabolik
Tanyakan kepada klien bagaimana pola makannya sebelum skait dan pola
makan setelah sakit? Apakah ada perubahan? Kaji apa makanan kesukaan
klien? Kaji riwayat alergi. Pada pasien stroke biasanya terjadi penurunan
nafsu makan, mul dan muntah selama fase akut, kelihangan sensori pada
lidah, pipi dan dan tenggorokan
3. Pola Eliminasi
Kaji bagaimana pola miksi dan defekasi kllien ? apakah mengalami
gangguan? Kaji apakah klien menggunakan alat bantu eliminasinya ?
Pada pasien stoke terjadi inkontenesia urin, distensi abdomen dan bising usus
negativ
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Kaji bagaimana melakukan aktivitasnya sehari-hari, apakah klien dapat
melakukannya sendiri atau dibantu ? pada pasien dengan penyakit stroke
biasanya merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan,
kehilangan sensasi, merasa mudah lelah, susah untuk bersitirahat
I.
No
1.
Rencana Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Ketidakefektifan
Perfusi jaringan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Monitorang neurologis
1. Monitor ukuran,
selama 3 x 24 jam,
diharapkan suplai aliran
terhambat.
2.
Nyeri kepala /
vertigo berkurang
3.
4.
terhadap pengobatan
6. Hindari aktivitas jika TIK
stabil
meningkat
7. Observasi kondisi fisik
klien
Terapi oksigen
1. Bersihkan jalan nafas dari
sekret
2. Pertahankan jalan nafas
tetap efektif
3. Berikan oksigen sesuai
intruksi
4. Monitor aliran oksigen,
kanul oksigen dan sistem
humidifier
5.
pemberian oksigen
6. Observasi tanda-tanda
hipo-ventilasi
7. Monitor respon klien
terhadap pemberian oksigen
8. Anjurkan klien untuk tetap
memakai oksigen selama
aktifitas dan tidur
Kerusakan
komunikasi verbal
Setelah dilakukan
1. Libatkan keluarga untuk
tindakan keperawatan
membantu memahami /
b.d penurunan
sirkulasi ke otak
selama 3 x 24 jam,
diharapkan klien mampu
perhatian
3. Gunakan kata-kata
pertanyaan yang
diajukan perawat
mengulang kata-kata
5. Berikan arahan / perintah
mengekspresikan
perasaannya secara
verbal maupun
nonverbal
7.
Lakukan speech-language
teraphy setiap interaksi
dengan klien
diri;
mandi,berpakaian,
tindakan keperawatan
selama 3x 24 jam,
2
makan,
diharapkan kebutuhan
mandiri klien terpenuhi,
dan toileting
Berikan bantuan pada klien
lain
Klien dapat memakai
Setelah dilakukan
1
tindakan keperawatan
Kerusakan
mobilitas fisik b.d
kerusakan
neurovas-kuler
melakukan pergerakan
fisik dengan kriteria
hasil :
Tidak terjadi
toleransi nyeri
Topang ekstrimitas dengan
Pasien berpartisipasi4
dalam program latihan
Pasien mencapai
keseimbangan saat
kemampuan klien
Motivasi klien untuk
duduk
Pasien mampu
kompensasi hilangnya
fungsi pada sisi yang
sendi
parese/plegi
5
Resiko kerusakan
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
selama 3 x 24 jam,
diharapkan pasien
mampu mengetahui dan
mengontrol resiko
2
dengan kriteria hasil :
berpartisi-pasi dalam
pencegahan resiko luka
teratur
Anjurkan klien untuk
tekan (masase
sederhana, alih ba-ring,
manajemen nutrisi,
manajemen tekanan).
30 menit- 2 jam
Pertahankan tempat tidur
sedatar mungkin untuk
mengurangi kekuatan
geseran
Batasi posisi semi fowler
hanya 30 menit
Observasi area yang
tertekan (telinga, mata kaki,
sakrum, skrotum, siku,
4
ischium, skapula)
Berikan manajemen nutrisi
Kolaborasi dengan ahli
gizi
Monitor intake nutrisi
Tingkatkan masukan
protein dan karbohidrat
untuk memelihara ke-
Resiko Aspirasi
berhubungan
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
Aspiration Control
Management :
dengan penurunan
tingkat kesadaran
selama 3 x 24 jam,
diharapkan tidak terjadi
Monitor tingkat
kesadaran, reflek batuk
dankemampuan menelan
Pelihara jalan nafas
Dapat bernafas
dengan mudah,frekuensi
pernafasan normal
Mampu
menelan,mengunyah
tanpa terjadi aspirasi
Resiko Injuri
berhubungan
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
dengan penurunan
tingkat kesadaran
selama 3 x 24 jam,
diharapkan tidak terjadi
memberikan penerangan
yang cukup
menganjurkan keluarga
untuk selalu menemani
pasien
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
Respiratori Status
Management
berhubungan
dengan penurunan
selama 3 x 24 jam,
diharapkan pola nafas
kesadaran
Observasi tanda-tanda
hipoventilasi
- Menujukkan jalan
nafas paten ( tidak
merasa tercekik, irama
nafas normal, frekuensi
nafas normal,tidak ada
suara nafas tambahan
- Tanda-tanda vital
dalam batas normal
DAFTAR PUSTAKA
Berikan terapi O2
Dengarkan adanya
kelainan suara tambahan
Monitor vital sign