Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
VERTIGO
Disusun oleh:
Mualimatul Kurniyawati
01.211.6451
Pembimbing:
Letkol CKM dr. Heriyanto, Sp.S
HALAMAN PENGESAHAN
Nama
: Mualimatul Kurniyawati
NIM
: 01.211.6451
Fakultas
: Kedokteran
Universitas
Tingkat
Bagian
: Ilmu Saraf
Judul
: Vertigo
Pembimbing
BAB I
LAPORAN KASUS
: 1507270266
Nama Pasien
: Tn Q
Alamat
Sex : L
Umur : 73
SUBJEK
A. Keluhan Utama
Kepala ngliyeng, mual dan muntah
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan kepala ngliyeng, mual (+) dan muntah (+)
sejak 3 hari yang lalu. Pasien merasa kepalanya berputar-putar, mual
(+)dan muntah (+) berupa makanan, dan keluhan muncul saat pulang dari
sawah .Kemudian saat pasien beristirahat, keluhan menjadi berkurang, dan
saat beraktifitas keluhan muncul kembali dan berulang sehari bisa sampai
3 kali. Selain itu pasien juga mengeluh seluruh badannya gatal-gatal dan
muncul kemerahan sejak 3 hari yang lalu juga. Oleh karena itu pasien
dibawa keluarga ke RST Tk II dr.Soedjono Magelang. Hari pertama saat
pasien dirawat inap, pasien mengeluh kedua tungkai bawahnya sedikit
bengkak dan basah. Pada kedua tungkai bawah tersebut terdapat eksim
yang sudah bertahun-tahun kering kini menjadi basah dan sedikit bengkak.
C. Riwayat Penyakit Dulu
Riwayat vertigo dan pernah dirawat di rumah sakit setahun yang lalu
II
OBJEK
A. Status Interna
Anemis : -
d. Motorik
i. Observasi : datang dengan dibantu, tidak dapat duduk dan
jalan
ii. Palpasi : tidak ada atrofi, kenyal padat normal
iii. Perkusi : normal (cekung 1-2 detik)
iv. Tonus : normo tonus , kuat tonus atas 5/5, bawah 5/5 (dgn
nyeri)
v. Kekuatan otot :
1. Ex atas :
M. Deltoid
: DBN/ DBN
M. Biceps brachii : DBN/ DBN
M.Triceps
: DBN/ DBN
M.Brachioradialis : DBN/ DBN
M.Pronator teres
: DBN/ DBN
Genggaman tangan : DBN/ DBN
2. Ex bawah :
M. Iliopsoas : DBN
M. Quadriceps : DBN
M. Hamstring : DBN
M. Tibialis Anterior : DBN
M. Gastrocnemius : DBN
M. Soleus : DBN
e. Sensorik
i. Protopatik (nyeri/suhu, raba halus/kasar) : DBN
ii. Propioseptif (gerak/posisi, getar tekan) : DBN
iii. Kombinasi :
1. 2 point tactile : DBN
2. Sensory extinction : DBN
3. Loss of Body image : DBN
iv. Reflek Fisiologi
1. BHR : DBN
2. Cremaster : tidak dilakukan
v. Reflek tendon : DBN
f. Reflek Patologis :
i. Babinski : -/ii. Chaddock : -/iii. Oppenheim : -/iv. Gordon : -/v. Stransky : -/vi. Gonda : -/vii. Schaeffer : -/viii. Rossolimo : -/ix. Mendel-Bechtrew : -/5
g.
h.
i.
j.
III
ASSESMENT
A. Klinis : Kepala pusing berputar, mual (+) muntah (+)
B. Topis : Labirin dan N. Vestibularis
C. Etiologi : Vertigo perifer
IV
PLANNING
A. Diagnosa
CT-scan tanpa kontras
B. Therapi :
Inj. Asering 14 tpm
Inj. Ondansetron 2x1
Inj. Extrace 2x1
Inj. Lapibal 2x1
Per Oral
Unalium 5 mg 101
Mertigo syr 2x1
Tonicard 2x1
C. Monitoring : Keadaan Umum + Vital Sign (Tensi)
D. Edukasi :
Istirahat Kurangi
faktor pencetus stress
Makan makanan bergizi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sakulus
dan
utrikulus. Sakulus
dan
utrikulus
masing-masing
saluran
labirin
tulang
yang
berisi
perilimfe,
sedang
duktus
vestibular
kedelapan
terdiri
dari
(yaitu,nervus
labirin,
bagian
vestibularis,
vestibular
nervus
bagian
nervus
terletak
di
bidang
horizontal,
dan
dua
kanalis
semisirkularis lainnya tegak lurus dengannya dan satu sama lain. Kanalis
semisirkularis posterior sejajar dengan aksis os petrosus, sedangkan kanalis
semisirkularis anterior tegak lurus dengannya. Karena aksis os petrosus terletak
pada sudut 450 terhadap garis tengah, kanalis semisirkularis anterior satu
telinga pararel dengan kanalis semisirkularis posterior telinga sisi lainnya, dan
kebalikannya. Kedua kanalis semisirkularis lateralis terletak di bidang yang sama
(bidang horizontal). 5
Masing-masing dari ketiga kanalis semisirkularis berhubungan dengan
utrikulus. Setiap kanalis semisirkularis melebar pada salah satu ujungnya
untuk membentuk ampula, yang berisi organ reseptor sistem vestibular, krista
ampularis. Rambut-rambut sensorik krista tertanam pada salah satu ujung massa
gelatinosa yangmemanjang yang disebut kupula, yang tidak mengandung otolit.
Pergerakan endolimf di kanalis semisirkularis menstimulasi rambut-rambut
sensorik krista, yang dengan demikian, merupakan reseptor kinetik (reseptor
pergerakan). 5
10
light-
11
setengah dari kasus terjadi pada mereka yang berusia 60-80 tahun. Dalam satu
seri, pasien dengan hematoma serebelum rata-rata berusia 70 tahun. 5
Morbiditas/ Mortalitas
Cedera vaskular dan infark di sirkulasi posterior dapat menyebabkan
kerusakan yang permanen dan kecacatan. Pemulihan seperti yang terjadi pada
vertigo perifer akut tidak dapat diharapkan pada vertigo sentral.
Dalam satu seri, infark serebelum memiliki tingkat kematian sebesar
7% dan 17% dengan distribusi arteri superior serebelar dan arteri posterior
12
inferior serebelar. Infark di daerah yang disuplai oleh arteri posterior inferior
serebelar sering terkait dengan efek massa dan penekanan batang otak dan
ventrikel ke empat, oleh karena itu, membutuhkan manajemen medis dan
bedah saraf yang agresif. Dalam satu rangkaian 94 pasien, 20 diantaranya
datang dengan Glasgow Coma Scale (GCS) 8 yang mengindikasikan adanya
penurunan kesadaran yang signifikan. Tingkat kematian pasien lainnya, yaitu
yang GCSnya lebih dari 8, adalah 20%.
Neuroma akustik memiliki tingkat kematian yang rendah jika dapat
didiagnosis dengan cepat. Tumor dapat diangkat tanpa mengganggu N VII,
namun gangguan pendengaran unilateral dapat terjadi. 6
2.4 Etiologi
Vertigo merupakan suatu gejala, sederet penyebabnya antara lain akibat
kecelakaan,stres, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu
sedikit atau banyak aliran darah ke otak dan lain-lain. Tubuh merasakan
posisi
dan
terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan
dengan area tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam
telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam
otaknya sendiri. 5
Keseimbangan dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat informasi
tentang posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata.
Penyebab umum dari vertigo: 6
1. Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut.
2. Obat-obatan : alkohol, gentamisin.
3. Kelainan telinga : endapan kalsium pada
salah
satu
kanalis
13
saraf
vestibularis, sklerosis multipel, dan patah tulang otak yang disertai cedera
pada labirin, persyarafannya atau keduanya.
7. Kelainan sirkularis : Gangguan fungsi
otak
sementara
karena
VERTIGO SENTRAL
1.
2.
-
Supratentorial
Trauma
Epilepsi
Infratentorial
Insufisiensi vertebrobasiler
3. Obat
14
kina
atau
antineoplasitik
yang
fungsi
15
Mabuk
ruang
angkasa
(weightlessness). Pada
adalah
keadaan
ini
fungsi
dari
terdapat
keadaan
suatu
tanpa
berat
gangguan
dari
lokomotor oleh karena induksi visual, disertai rasa takut jatuh, dan gejalagejala vegetatif.
2. Patologik :
- sentral
- perifer 7
Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Sentral diakibatkan oleh kelainan pada batang otak atau cerebellum
b. Perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau nervus cranialis
vestibulocochlear (N. VIII).
c. Medical vertigo dapat diakibatkan oleh penurunan tekanan darah, gula
darah yang rendah, atau gangguan metabolic karena pengobatan atau
infeksi sistemik. 2
Vertigo Perifer
Terdapat tiga jenis vertigo perifer yang paling sering dialami yaitu :
1. Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) merupakan penyebab utama
vertigo. Onsetnya lebih seriang terjadi pada usia rata-rata 51 tahun. 5 Benign
Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) disebabkan oleh pergerakan otolit dalan
kanalis semisirkularis pada telinga dalam. Hal ini terutama akan mempengaruhi
kanalis posterior dan menyebabkan gejala klasik tapi ini juga dapat mengenai
kanalis anterior dan horizontal. Otoli mengandung Kristal-kristal kecil kalsium
karbonat yang berasal dari utrikulus telinga dalam. Pergerakan dari otolit
16
10
3. Vestibular Neuritis
Vestibular neuritis ditandai dengan vertigo, mual, ataxia, dan nistagmus. Hal
ini berhubungan dengan infeksi virus pada nervus vestibularis. Labirintis
terjadi dengan komplek gejala yang sama disertai dengan tinnitus atau penurunan
pendengaran. Keduanya terjadi pada sekitar 15% kasus vertigo otologik. 11
Vertigo Sentral
Beberapa penyakit yang dapat menimbulkan vertigo sentral :
1. Migraine
Selby and Lance (1960) menemukan vertigo menjadi gejala yang sering
dilaporkan pada 27-33% pasien dengan migraine.. Sebelumnya telah dikenal
sebagai bagian dari aura (selain kabur, penglihatan ganda dan disarthria)
17
Vertigo pada migraine lebih lama dibandingkan aura lainnya, dan seringkali
membaik dengan terapi yang digunakan untuk migraine. 10
2. Vertebrobasilar insufficiency
Vertebrobasilar insufficiency biasanya terjadi dengan episode rekuren dari
suatu vertigo dengan onset akut dan spontan pada kebanyakan pasien terjadi
beberapa detik sampai beberapa menit. Lebih sering pada usia tua dan pada paien
yang memiliki factor resiko cerebrovascular disease. Sering juga berhungan
dengan gejala visual meliputi inkoordinasi, jatuh, dan lemah. Pemeriksaan
diantara gejala biasanya normal. 9
3. Tumor Intrakranial
Tumor intracranial jarang member manifestasi klinik vertigo dikarenakan
kebanyakan adalah tumbuh secara lambat sehingga ada waktu untuk kompensasi
sentral. Gejala yang lebih sering adalah penurunan pendengaran atau gejala
neurologis . Tumor pada fossa posterior yang melibatkan ventrikel keempat atau
Chiari malformation
untuk diagnosis. Multipel sklerosis pada batang otak akan ditandai dengan vertigo
akut dan nistagmus walaupun biasanya didaptkan riwayat gejala neurologia yang
lain dan jarang vertigo tanpa gejala neurologia lainnya. 8
Tabel 1. Perbedaan Vertigo Perifer Dan Vertigo Sentral 7
Ciri-ciri
Lesi
Vertigo Perifer
Sistem vestibular (telinga
dalam, saraf perifer)
Penyebab
Vertigo posisional
paroksismal
jinak (BPPV), penyakit
maniere,
neuronitis vestibuler,
labirintis,
Vertigo Sentral
Sistem vertebrobasiler dan
gangguan vaskular (otak,
batang otak, serebelum)
iskemik batang otak,
vertebrobasiler
insufisiensi, neoplasma, migren
basiler
18
Masa laten
Habituasi
Intensitas vertigo
Telinga berdenging dan atau
tuli
Nistagmus spontan
3-40 detik
Ya
Berat
Kadang-kadang
Diantaranya :diplopia,
parestesi,
gangguan sensibilitas dan
fungsi
motorik, disartria, gangguan
serebelar
Tidak ada
Tidak
Ringan
Tidak ada
2.6 Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat gangguan alat keseimbangan tubuh yang
mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh (informasi aferen) yang
sebenarnya
dengan
apa
kesadaran). Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan
vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan
impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik
dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan
nuklei N.III,IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor
vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi
paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang
paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik. 9
Dalam
kondisi
fisiologis/normal,
informasi
yang
tiba
di
pusat
integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan
proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan,
keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul
berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak.
Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap
19
lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral
dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang
aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu,
akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom. Di samping itu, respons
penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal
yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan
gejala lainnya. 10
Ada beberapa teori yang berusaha menerangkan kejadian ketidakseimbangan
tubuh :
1. Teori rangsang berlebihan (overstimulation)
Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan menyebabkan
hiperemi kanalis semisirkularis sehingga fungsinya terganggu; akibatnya akan
timbul vertigo, nistagmus, mual dan muntah.
2. Teori konflik sensorik
Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari
berbagai reseptor sensorik perifer
21
dapat horizontal, vertical atau rotasi. Vertigo horizontal merupa tipe yang
paling sering, disebabkan oleh disfungsi dari telinga dalam. Jika bersamaan
dengan nistagmus, pasien biasanya merasakan
atau
diangkat.
Sensasi
impulse
mengindikasi
disfungsi apparatus otolitik pada telinga dalam atau proses sentral sinyal otolit.
Oscilopsia ilusi pergerakan dunia yang dirovokasi dengan pergerakan kepala.
Pasien dengan bilateral vestibular loss akan takut untuk membuka kedua
matanya. Sedangkan pasien dnegan unilateral vestibular loss akan mengeluh
dunia seakan berputar ketika pasien menoleh pada sisi telinga yang mengalami
gangguan. Ataksia adalah ketidakstabilan berjalan, biasnaya universal pada
pasien dengan vertigo otologik dan sentral. Gejala pendengaran biasanya berupa
tinnitus, pengurangan pendengaran atau distorsi dan sensasi penuh di telinga.
Gejala sekunder meliputi mual, gejala otonom, kelelahan, sakit kepala, dan
sensivitas visual. Gejala nonspesifik berupa giddiness dan light headness.
Istilah ini tidak terlalu memiliki makna pada penggunaan biasanya. Jarang
dignkan pada pasien dengan disfungsi telinga namun sering digunakan pada
pasien vertigo yang berhubungan dengan problem medic. 12
Suatu informasi penting yang didapatkna dari anamnesis dapat digunakan
untuk membedakan perifer atau sentral meliputi: 2
Karekteristk dizziness
22
Keparahan
Keparahan dari suatu vertigo juga dapat membantu, misalnya: pada acute
vestibular neuritis,
setelahnya.
Sedangakan
lama durasi vertigo maka kemungkinan kea rah vertigo sentral menjadi lebih
besar. Vertigo perifer umumnya memilki onset akut dibandingkan vertigo
sentral kecuali pada cerebrovascular attack. Perbedaan onset dan durasi maisngmasing penyebab vertigo dapat dilihat pada table 4. 2
Vertigo sentral biasanya berkembang bertahap (kecuali pada vertigo
sentral yang berasal dari vascular misalnya CVA). Lesi sentral biasanya
menyebabkan tanda neurologis tambahan selain vertigonya, menyebabkan
ketidakseimbnagan yang parah, nystagmus murni vertical, horizontal atau
torsional dan tidak dapat dihambat oleh fiksasi mata pada objek.
Tabel 2. Perbedaan Durasi gejala untuk berbagai Penyebab vertigo 2
Durasi episode
Beberapa detik
Kemungkinan diagnosis
Peripheral cause: unilateral loss of vestibular
function; late stages of acute vestibular
neuronitis
Benign paroxysmal positional vertigo;
perilymphatic fistula
Posterior transient ischemic attack;
23
jam
Beberapa jam
perilymphatic fistula
Mnires disease; perilymphatic fistula from
trauma or surgery; migraine; acoustic
neuroma
Early acute vestibular neuronitis*; stroke;
migraine; multiple sclerosis
Psychogenic
Beberapa hari
Beberapa minggu
Bangkitan vertigo
Derajat vertigo
Pengaruh gerakan kepala
Gejala otonom
Gangguan pendengaran
Selain
itu
kita
bisa
membedakan
Sentral
Lambat
Ringan
(-)
(-)
(-)
vertigo
sentral
dan
perifer
bolak balik,
ritmis,
dengan
frekuensi
tertentu.
Nystagmus
merupakan bentuk reaksi dari refleks vestibulo oculer terhadap aksi tertentu.
Nystagmus bisa bersifat fisiologis atau patologis dan manifes secara spontan atau
dengan rangsangan alat bantu seperti test kalori, tabung berputar, kursi berputar,
kedudukan bola mata posisi netral atau menyimpang atau test posisional atau
gerakan kepala. 7
Tabel 4. Membedakan nystagmus sentral dan perifer adalah sebagai
berikut : 7
No
1.
Nystagmus
Arah
Vertigo sentral
Berubah-ubah
2.
3.
Sifat
Test posisional
- Latensi
- Durasi
- Intensitas
Unilateral/bilateral
Vertigo perifer
Horizontal/horizontal
rotatoar
Bilateral
Singkat
Lama
Sedang
Lebih lama
Singkat
Larut/sedang
24
4.
5.
- Sifat
Test dengan rangsang
(kursi putar, irigasi
telinga)
Fiksasi mata
Susah ditimbulkan
Dominasi arah jarang ditemukan
Mudah ditimbulkan
Sering ditemukan
Tidak pengaruh
Terhambat
Gejala Penyerta
Gejala penyerta berupa penurunan pendengaran, nyeri, mual, muntah dan
kelemahan,
disarthria,
gangguan
penglihatan
dan
yang
berhubungan
Pemeriksaan Neurologik
25
cerebellar.
Nistagmus horizontal yang spontan dengan atau tanpa nistagmus
rotator konsisten dengan acute vestibular neuronitis.
-
Gait test
1. Rombergs sign
Pasien dengan vertigo perifer memiliki gangguan keseimbangan namun
masih dapat
instabilitas yang parah dan seringkali tidak dapat berjalan. walaupun Rombergs
sign konsisten dengan masalah vestibular atau propioseptif, hal ini tidak dapat
dgunakan dalam mendiagnosis vertigo. Pada sebuah studi, hanya 19%
sensitive untuk gangguan vestibular dan tidak berhubungan dengan penyebab
yang lebih serius dari dizziness (tidak hanya terbatas pada vertigo) misalnya
drug related vertigo, seizure, arrhythmia, atau cerebrovascular event. 3
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan
kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama
20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan
posisinya
Pada
kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang
menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan
penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan
bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.
26
27
28
Dix-Hallpike manoeuvre 1
29
Gambar 6. Dix-hallpike 5
-
Test hiperventilasi
Tes ini dilakukan jika pemeriksaan-pemeriksaan yang lain hasilnya
normal. Pasien diinstruksikan untuk bernapas kuat dan dalam 30 kali. Lalu
diperiksa nistagmus
menginduksi
dan
tanyakan
terjadinya vertigo.
Jika
pasien
pasien
apakah
prosedur
merasakan
ersebut
vertigo
tanpa
Tes Kalori
Tes ini membutuhkan peralatan yang sederhana. Kepala penderita diangkat
20 mL dengan ujung jarum yang dilindungi oleh karet ukuran no 15 diisi dengan
air bersuhu 30C (kirakira 7 di bawah suhu badan) air disemprotkan ke liang
telinga dengan kecepatan 1 mL/detik, dengan demikian gendang telinga tersiram
air selama kira-kira 20 detik.
Bola mata penderita segera diamati terhadap adanya nistagmus. Arah
gerak nistagmus ialah ke sisi yang berlawanan dengan sisi telinga yang dialiri
(karena air yang disuntikkan lebih dingin dari suhu badan) Arah gerak
dicatat, demikian juga frekuensinya (biasanya 3-5 kali/detik) dan lamanya
nistagmus berlangsung dicatat.Lamanya nistagmus berlangsung berbeda pada tiap
penderita. Biasanya antara - 2 menit. Setelah istirahat 5 menit, telinga ke-2
dites.
Hal yang penting diperhatikan ialah membandingkan lamanya nistagmus
pada kedua sisi, yang pada keadaan normal hampir serupa. Pada penderita
sedemikian 5 mL air es diinjeksikan ke telinga, secara lambat, sehingga
lamanya injeksi berlangsung ialah 20 detik. Pada keadaan normal hal ini akan
mencetuskan nistagmus yang berlangsung 2-2,5 menit. Bila tidak timbul
nistagmus, dapat disuntikkan air es 20 mL selama 30 detik. Bila ini juga
tidak
menimbulkan
nistagmus,
maka
berfungsi.6
Tes ini memungkinkan kita menentukan apakah keadaan labirin normal
hipoaktif atau tidak berfungsi.
-
Elektronistagmogram
Pemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan tujuan untuk
Posturografi
31
Dalam
mempertahankan
keseimbangan
terdapat
unsur
yang
bergoyang
dan
tumpuan
berpijak digoyang.
Dengan menggoyang maka informasi sensorik menjadi rancu (kacau, tidak
akurat) sehingga penderita harus menggunakan sistem sensorik lainnya untuk
input (informasi).
2. Fungsi Pendengaran
a. Tes garpu tala : Rinne, Weber, Swabach. Untuk membedakan tuli
konduktif dan tuli perseptif
b. Audiometri : Loudness Balance Test, SISI, Bekesy Audiometry,
Tone Decay.
Pemeriksaan Kepala dan Leher
Pemeriksaan kepala dan leher meliputi :
-
32
dengan
Pasien duduk tegak dengan mata terfiksasi pada objek sejauh 3 m dan
diinstruksikan untuk tetap melihat objek ketika pemeriksa menolehkan kepala
pasien. Dimulai denganpemeriksa menolehkan kepala pasien ke salah satu
sisi pelan-pelan setelah itu pemeriksa menolehkan kepala pasien sisi lainnya
horizontal 20odengan cepat. Pada orang yang normal tidak ada saccades
mengindikasikan pandangan mereka terfiksasi di objek. Jika ada sakade
setelahnya maka mengindikasikan bahwa terdapat lesi pada vestibular perifer
pada siis itu. 5
33
Pemeriksaan Cardiovascular
otonom.
2.9 Diagnosis Penunjang
Pemeriksaan
penunjang
pada
vertigo
meliputi
tes
audiometric,
selalu
diperlukan. Tes
ini
diperlukan
jika
pasien
mengeluhkan
gangguan pendengaran. Namun jika diagnosis tidak jelas maka dapat dilakukan
audiometric pada semua pasien meskipun tidak mengelhkan gangguan
pendengaran (Chain.
Vestibular
testing
tidak
dilakukan
pada
semau
pasieen
dengan
keluhan dizziness. Vestibular testing membantu jika tidak ditemukan sebab yang
jelas. Pemeriksaan laboratories meliputi pemeriksaan elekrolit, gula darah,
fungsi thyroid dapat menentukan etiologi vertigo pada kurang dari 1 persen
pasien. 11
Pemeriksaan
vertigo
radiologi
sebaiknya
dilakukan
pada
pasien
dengan
yang memiliki tanda dan gejala neurologis, ada factor resiko untuk
terjadinya CVA, tuli unilateral yang progresif. MRI kepala mengevaluasi struktur
dan integritas batang otak, cerebellum, dan periventrikular white matter, dan
kompleks nervus VIII. 11
2.10 Diagnosis
Diagnosis
ditegakkan
dengan
anamnesis
dan
pemeriksaan
fisik.
Sekitar 20 sampai 40% pasien dapat didiagnosis segera setelah anamnesis dan
34
35
Medikasi
Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita seringkali merasa
Dimenhidrinat (Dramamine)
36
Lama kerja obat ini ialah 4 6 jam. Dapat diberi per oral atau
parenteral (suntikan intramuscular dan intravena). Dapat diberikan dengan dosis
25 mg 50 mg (1 tablet), 4 kali sehari. Efek samping ialah mengantuk.
-
kapsul) 50 mg, 4 kali sehari per oral. Obat ini dapat juga diberikan
parenteral. Efek samping mengantuk.
Antagonis Kalsium
Dapat juga berkhasiat dalam mengobati vertigo. Obat antagonis
kalsium Cinnarizine (Stugeron) dan Flunarizine (Sibelium) sering digunakan.
Merupakan obat
supresan
vestibular
karena
sel
rambut
vestibular
khasiat
dimana sifat yang lain ini berperan dalam mengatasi vertigo belum diketahui.
-
Cinnarizine (Stugerone)
Mempunyai
khasiat
menekan
fungsi
vestibular.
Dapat
mengurangi
Promethazine (Phenergan)
37
mg
(1 draze),
kali
sehari
per
oral
atau
parenteral
(suntikan
Khlorpromazine (Largactil)
Dapat diberikan pada penderita dengan serangan vertigo yang berat dan akut.
Obat ini dapat diberikan per oral atau parenteral (suntikan intramuscular
atau intravena). Dosis yang lazim ialah 25 mg (1 tablet) 50 mg, 3 4
kali sehari. Efek samping ialah sedasi (mengantuk).
Obat Simpatomimetik
Obat simpatomimetik dapat juga menekan vertigo. Salah satunya obat
simpatomimetik yang dapat digunakan untuk menekan vertigo ialah efedrin.
-
Efedrin
Lama aktivitas ialah 4 6 jam. Dosis dapat diberikan 10 -25 mg, 4 kali
sehari. Khasiat obat ini dapat sinergistik bila dikombinasi dengan obat anti
vertigo lainnya. Efek samping ialah insomnia, jantung berdebar (palpitasi)
dan menjadi gelisah gugup.
Obat Penenang Minor
Dapat diberikan kepada penderita vertigo untuk mengurangi kecemasan
yang diderita yang sering menyertai gejala vertigo.efek samping seperti mulut
kering dan penglihatan menjadi kabur.
-
Lorazepam
Dosis dapat diberikan 0,5 mg 1 mg
Diazepam
38
Skopolamin
Skopolamin dapat pula dikombinasi dengan fenotiazine atau efedrin dan
Terapi fisik
Susunan saraf pusat mempunyai kemampuan untuk mengkompensasi
oleh
adanya gangguan
lain
di
susunan
saraf
pusat
atau
untuk
mengatasi
gangguan
vestibular.
Latihan
vestibular, membiasakan
atau
39
Untuk awal cukup 1-2 kali kiri kanan, makin lama makin
bertambah.
focus
pada
gejala
menggunakan
terapi
obat-obatan
yang
40
41
BAB III
KESIMPULAN
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar,
atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang
biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa
berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam
bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi
vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.
Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran
vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu vertigo periferal dan vertigo
sentral. Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang
disebut
42
DAFTAR PUSTAKA
43