Vous êtes sur la page 1sur 20

1.

Askep fraktur cervical


2. Askep cedera otak berat
3. Askep Chest Pain
4. Askep gagal nafas
5. Askep hipoglikemia
6. Askep intoksikasi organo fosfat
7. Askep klien dengan CVP
8. Askep Payah jantung
9. Askep peritonitis ruptur hepar
10. Askep Syock
11. Askep truma thoraks
12. Askep trauma tusuk abdomen
13. Askep gagal nafas anak

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Sepsis dan Shock Sepsis


Sepsis dan shock septis mengancam kehidupan. Mortalitas kasus ini sekitar 25%
sampai dengan 90%.
Definisi
Sepsis merupakan respon sistemik terhadap bakteriemia. Pada saat bakteriemia
menyebabkan perubahan dalam sirkulasi menimbulkan penurunan perfusi jaringan dan
terjadi shock sepsis. Sekitar 40% pasien sepsis disebabkan oleh mikroorganisme grampositive dan 60% disebabkan mikroorganisme gram-negative. Pada orang dewasa
infeksi saluran kencing merupakan sumber utama terjadinya infeksi. Di rumah sakit
kemungkinan sumber infeksi adalah luka dan kateter atau kateter intravena. Organisme
yang paling sering menyebabkan sepsis adalah staphylococcus aureus dan
pseudomonas sp.
Tanda dan Gejala

Pasien dengan sepsis dan shock sepsis merupakan penyakit akut. Pengkajian dan
pengobatan sangat diperlukan. Pasien dapat meninggal karena sepsis. Gejala umum
adalah:
a. demam
b. berkeringat
c. sakit kepala
d. nyeri otot
Cari tahu sumber infeksi utama. Pertimbangkan sumber infeksi berikut:
a. infeksi saluran kencing
b. infeksi saluran pernapasan
c. infeksi kulit
d. meningitis
e. endokarditis
f. infeksi intra abdomen
g. osteomyelitis
h. penyakit inflamasi pelvis
i. penyakit menular seksual
Pada pasien sepsis kemungkinan ditemukan:
a. perubahan sirkulasi
b. penurunan perfusi perifer

c. tachycardia
d. tachypnea
e. pyresia atau temperature <36oC
f. hypotensi
Pengkajian
Selalu menggunakan pendekatan ABCDE.
Airway
a. yakinkan kepatenan jalan napas
b. berikan alat bantu napas jika perlu (guedel atau nasopharyngeal)
c. jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan bawa
segera mungkin ke ICU
Breathing
a. kaji jumlah pernasan lebih dari 24 kali per menit merupakan gejala yang
signifikan
b. kaji saturasi oksigen
c. periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan kemungkinan
asidosis
d. berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask
e. auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada
f. periksa foto thorak

Circulation
a. kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda signifikan
b. monitoring tekanan darah, tekanan darah <>
c. periksa waktu pengisian kapiler
d. pasang infuse dengan menggunakan canul yang besar
e. berikan cairan koloid gelofusin atau haemaccel
f. pasang kateter
g. lakukan pemeriksaan darah lengkap
h. siapkan untuk pemeriksaan kultur
i. catat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature kurang dari
36oC
j. siapkan pemeriksaan urin dan sputum
k. berikan antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan setempat.
Disability
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal sebelumnya
tidak ada masalah (sehat dan baik).
a. kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU.
Exposure
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat suntikan dan
tempat sumber infeksi lainnya.

Tanda ancaman terhadap kehidupan


Sepsis yang berat didefinisikan sebagai sepsis yang menyebabkan kegagalan fungsi
organ. Jika sudah menyembabkan ancaman terhadap kehidupan maka pasien harus
dibawa ke ICU, adapun indikasinya sebagai berikut:
a. penurunan fungsi ginjal
b. penurunan fungsi jantung
c. hyposia
d. asidosis
e. gangguan pembekuan
f. acute respiratory distress syndrome (ARDS) tanda cardinal oedema pulmonal.
Shock septic didefinisikan sebagai sesis yang berat dengan tekanan darah sistolik <90>
Diposkan oleh rohaendi di 22:26
Label: Askep Gadar Sepsis dan Shock Sepsis

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Meningitis


Definisi
Meningitis merupakan inflamasi pia mater dan arachnoid atau meningen, yang melapisi
otak. Meningitis menunjukan inflamasi yang menyebabkan infeksi. Terdapat tiga
keadaan:
a. meningitis saja
b. septikemi saja
c. meningococcal septikemi
Tanda meningitis sebagai berikut:

a. demam
b. sakit kepala
c. kaku leher
d. photophobia dan muntah
e. bingung (mungkin)
Pasien septikemi biasanya tidak menunjukan adanya kegagalan neurologik, tapi pasien
menunjukan adanya:
a. perubahan sirkulasi
b. penurunan perfusi perifer
c. tachycardia
d. tachypnoe
e. hypotensi
f. ptechie sebagai indikasi pasien mengalami bakteriemi oleh meningokoki
Pengkajian
Pengkajian selalu menggunakan pendekatan ABCDE.
Airway
a. pastikan kepatenan jalan napas
b. siapkan alat bantu untuk memperlancar jalan napas jika perlu
a. jika terjadi penurunan dalam fungsi pernapasan segera hubungi ahli anestesi
dan bawa ke ICU

Breathing
a. Kaji respiratory rate <8 atau >30 merupakan tanda yang signifikan.
b. Kaji saturasi oksigen
c. Lakukan pemeriksaan gas darah
d. Berikan oksigen 100% melalui non re-breath mask
e. Auskultasi dada
f. Lakukan pemeriksaan foto thorak
Circulation
a. kaji heart rate >100 atau <40 kali/min merupakan tanda signifikan
b. monitoring tekanan darah jika tekanan darah sistolik <>
c. periksa waktu pengisian kapiler
d. pasang infuse dengan menggunakan kanul yang besar
e. berikan cairan koloid gelofusin atau haemaccel
f. pasang kateter
g. periksa lab untuk darah lengkap, urine, elektrolit
h. lakukan kultur darah
i. lakukan pemeriksaan apusan tegorokan untuk kultur dan sensitifitas
j. catat temperature mungkin pyreksia atau <<36 oC
Disability

a. kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU


b. obserasi tanda neurologis fokal
Exposure
a. kaji adanya ptechie
Tanda ancaman terhadap kehidupan
Jika pasien menunjukan adanya tana kegawatan menunjukan pasien harus dibawa
secepatnya ke ICU adapun tandanya sebagai berikut:
a. kemerahan semakin banyak
b. CRT > 4 detik
c. Oliguria
d. Pernapasan <8> 30 per menit
e. Heart rate <40>140 kali per menit
f. Asidosis dengan pH <>
g. WBC <4
h. Adanya tanda penurunan kesadaran GCS <> 2
i. Neurologi fokal
j. Kejang
k. Bradikardia dan hypertensi
l. Papiloedema

Investigasi dan managemen lanjut


Jika sudah melakukan tindakan tersebut maka selanjutnya dilakukan tindakan mendis
lebih lanjut berupa:
a. pertimbangkan lumbar pungsi
b. CT Scan, bukan merupakan prioritas
c. Jika pasien septicemia, bukan merupakan indikasi untuk dilakukan LP
d. Jika mengalami meningitis pertimbangkan LP
e. Berikan 2 g cefotaxim atau ceftriaxon jika LP tidak dilakukan
f. Selanjutnya berikan antibiotic sesuai dengan hasil kultur
g. Pertimbangkan pemberian dexametason 0,15mg/kg 4 kali sehari

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PULMONARY


EMBOLISM
Pulmonary embolism (PE) biasanya secara klinis sulit ditemukan. Pasien dengan
emboli paru biasanya dyspnea dan nyeri dada.
Tanda dan Gejala
Tanda umum adalah:
a. dyspnoea tiba-tiba dan ada pada 90% kasus
b. nyeri dada pleuritik
c. haemoptisis
d. pingsan
e. tachikardia > 100/menit

f. tachipnoe > 20/menit


g. demam

Tanda Klinis

Skor

Gejala DVT dengan tanda bengkak pada kaki dan nyeri pada perabaan
vena

Denyut jantung > 100 per menit

1,5

Bedrest > 3 hari atau pembedahan dalam 4 minggu yang lalu

1,5

Sebelumya menderita DVT atau PE

1,5

Haemoptisis

1,0

PE ditemukan pada pemeriksaan poto thirak dan EKG

3,0

Skor Total

Test Kemungkinan

<>

Rendah

2,0 6,0

Moderat

>6,0

Tinggi

Tanda Ancaman Kehidupan


Gejala PE:

a. dyspnea berat
b. nyeri dada
c. peningkatan tekanan vena
d. ada bukti gagal jantung kanan
e. hypotensi
f. shock
Pengkajian
Pengkajian dengan pendekatan ABCD.
Airway
a. kaji dan pertahankan jalan napas
b. lakukan head tilt, chin lift jika perlu
c. gunakan alat batu untuk jalan napas jika perlu
d. pertimbangkan untuk merujuk ke ahli anestesi untuk dilakukan intubasi jika tidak
dapat mempertahankan jalan napas
Breathing
a. kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, untuk
mempertahankan saturasi >92%.
b. Berikan oksigen dengan aliran tinggi melalui non re-breath mask.
c. Pertimbangkan untuk mendapatkan pernapasan dengan menggunakan bagvalve-mask ventilation

d. Lakukan pemeriksaan gas darah arterial untuk mengkaji PaO2 dan PaCO2
e. Kaji jumlah pernapasan
f. Lakukan pemeriksan system pernapasan
g. Dengarkan adanya bunyi pleura
h. Lakukan pemeriksaan foto thorak mungkin normal, tapi lihat untuk
mendapatkan:
a. Bukti adanya wedge shaped shadow (infarct)
b. Atelektaksis linier
c. Effuse pleura
d. Hemidiaphragm meningkat
e. Jika tanda klinis menunjukan adanya PE, lakukan ventilation
perfusionscan (VQ) atau CT Pulmonary Angiogram (CTPA) sesuai
kebijakan setempat
Circulation
a. Kaji heart rate dan ritme, kemungkinan terdengan suara gallop
b. Kaji peningkatan JVP
c. Catat tekanan darah
d. Pemeriksaan EKG mungkin menunjukan:
a. Sinus tachikardi
b. Adanya S1 Q3 T3

c. right bundle branch block (RBBB)


d. right axis deviation (RAD)
e. P pulmonale
e. Lakukan IV akses
f. Lakukan pemeriksaan darah lengkap
g. Jika ada kemungkina PE berikan heparin
h. Jika pasien mengalami thrombolisis, alteplase direkomendasikan sebagai obat
pilihan. Berikan 50 mg IV dengan bolus. Jika pasien tidak berespon terhadap
trombolisis, segera dirujuk ke speialis untuk dilakukan thromboembolectomy.
Disability
a. kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU
b. penurunan kesadaran menunjukan tanda awal pasien masuk kondisi ekstrim dan
membutuhkan pertolongan medis segera dan membutuhkan perawatan di ICU.
Exposure
a. selalu mengkaji dengan menggunakan test kemungkinan PE
b. jika pasien stabil lakukan pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
lainnya.
c. Jangan lupa pemeriksaan untuk tanda DVT
Faktor Resiko terjadinya PE
a. DVT ada pada 50% pasien

b. Pembedahan sebelumnya
c. Trauma sebelumnya
d. Imobilisasi untuk berbagai alas an
e. Keganasan
f. Pasien mengkonsumsi kontrasepsi oral
g. Pasien mendapatkan terapi hormone
h. Kehamilan lama
i. Obesitas
j. Pasien mendapatkan Selective Estregen Receptor Modulator therapy (SERM)
k. Syndrome hyperviskositas
l. Nipas
m. Nepritik sindrom
n. Defisiensi antitrombin III
o. Defisiensi protein C dan S
p. Antikoagulan lupus
Perawatan PE
Sejak didiagnosa PE maka pasein harus mendapatkan antikoagulan. Heparin dengan
berat molekul ringan harus diberikan sebagai prioritas. Walfarin diberikan dalam 2 hari.
Diposkan oleh rohaendi di 22:00
0 komentar:

Poskan Komentar
Link ke posting ini
Buat sebuah Link
Posting Lebih Baru Posting Lama Halaman Muka
Langgan: Poskan Komentar (Atom)

ASUHAN KEPERAWATAN CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY


DISEASE (COPD)
COPD merupakan penyakit yang ditandai dengan obstuksi aliran napas yang tidak
penuh bisa sembuh kembali. Keterbatasan aliran udara biasanya meningkat dan
berhubungan dengan respon inflamasi abnormal paru sebagai respon terhadap partikel
dan gas yang berbahaya. Berat ringan COPD dapat digolongkan menjadi 4 yaitu:
Tahap 0 Resiko
a. batuk kronis dan sputum produktif
b. fungsi paru normal
Tahap 1 COPD Ringan
a. Forced Expiratory Volume dalam 1 detik (FEV1) 80%
b. Keterbatasan aliran udara ringan
c. Batuk kronis dan sputum produktif
Tahap 2 COPD Moderat
a. FEV1 <80%
b. Ketebatasan aliran udara tambah buruk
c. Gejala bertambah
d. Napas pendek

Tahap 3 COPD Berat


a. FEV1 <30%
b. Keterbatasan aliran udara berat
c. Gagal napas
d. Tanda klinis gagal jantung kanan
e. Qualitas hidup menurun
f. Jika berulang mengancam kehidupan
Tanda dan Gejala
Pasien dengan exaserbasi COPD ditemukan gejala sebagai berikut:
a. napas pendek meningkat
b. wheezing
c. peningkatan produksi sputum dan batuk
d. pyreksia
e. malaise dan kelemahan
f. bingung
g. penurunan toleransi aktivitas
Tanda Ancaman Terhadap Kehidupan
a. tidak ada perbaikan kondisi/tidak ada respon terhadap pengobatan
b. bingung

c. letargi
d. coma
e. hyposemia memburuk
Pengkajian
Airway
a. kaji dan pertahankan jalan napas
b. lakukan head tilt, chin lift jika perlu
c. gunakan bantuan jalan napas jika perlu
d. pertimbangkan untuk segera merujuk ke ahli anaestesi
Breathing
a. kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter
b. lakukan pemeriksaan arterial gas darah untuk mengkaji pH, PaCO2 and PaO2
c. jika pH arteri <7.2, pasien lebih menguntungkan menggunakan non-invasive
ventilation (NIV) dan rujukan harus dibuat sesuai dengan kebijakan setempat
d. kontrol terapi oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >92%
e. monitoring secara ketat PaCO2
f. berikan nebuliser salbutamol 5 mg dan ipratropium 500 mcg melalui oksigen
g. berikan prednisolone 30 mg per oral atau hydrocortisone 100 mg IV setiap 6 jam.
h. Catat temperature

i. Lakukan pemeriksaan untuk mencari tanda:


a. Sianosis
b. Clubbing
c. pursed lip breathing
d. kesimetrisan pergerakan
e. retraksi interkosta
f. deviasi trachea
j. Dengarkan adanya:
a. Wheezing
b. Crackles
c. Penurunan aliran udara
d. Silent chest
b

Lakukan pemeriksaan torak untuk melihat


a. Pneumothorak
b. Konsolidasi
c. Tanda gagal jantung

Jika ada bukti infeksi biasanya disebabkan oleh bakteri pathogen diantaranya:
a. streptococcus pneumoniae
b. haemophilus influenzae

c. moraxella catarrhalis
Circulation
a. kaji heart rate dan ritme
b. catat tekanan darah
c. periksa EKG
d. lakukan intake output, dan pemeriksaan darah lengkap
e. lakukan pemasangan IV akses
f. jika potassium rendah maka berika cairan potassium
g. lakukan pembatasan cairan
h. pertimbangkan pemberian heparin subkutan
Disability
a. kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU
b. penurunan kesadaran menunjukan pasien membutuhkan pertolongan medis
dengan segera dan dikirim ke ICU
Exposure
a. jika pasien stabil lakukan pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
lainnya
Diposkan oleh rohaendi di 21:48
1 komentar:

medical center mengatakan...


tolong info COPD terbaru
copd center
2008 Desember 20 07:21
Poskan Komentar

Vous aimerez peut-être aussi