Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
DOVI ASTONI
NIM. 07.060
Teori ini menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan pengaruh lingkungan.
Teori lain menyatakan bahwa teori biologis dapat dibagi menjadi :
a. Teori Genetik Clock
Teori tersebut menyatakan bahwa menua telah terprogram secara genetik untuk
species species tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuklei (inti selnya)
suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan
menghitung mitosis dan akan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar, jadi
menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun
tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal. Konsep
ini didukung kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada
beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata.
b. Teori Mutasi Somatik ( teori error catastrophe )
Menurut teori ini faktor lingkungan yang menyebabkan mutasi somatik . sebagai
contoh diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur
sebaliknya menghindarinya dapqaat mempperpanjang umur.menurut teori ini
terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan
terjadinya penurunan kemampuan fungsi sel tersebut. Sebaai salah satu hipotesis
yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis error catastrope.
c. Teori Auto imun
Dalam proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi oleh zat khusus. Ada
jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut, sehingga jaringan
tubuh menjadi lemah dan sakit.
d. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat dibentuk di alam bebas. Tidak stabilnya radikal bebas
mengakibatkan oksigenasi bahan - bahan organik seperti KH dan protein.radikal ini
menyebabkansel sel tidak dapat beregenerasi.
B. Teori Sosial
Salah satu teori sosial yang berkenaan dengan proses penuaan adalah teori
pembebasan (disengagement teori). Teori tersebut menerangkan bahwa dengan
berubahnya usi seseorang secara berangsur angsur mulai melepaskan diri dari
kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun, baik
secara kualitatif maupun kuantitasnya sehingga sering terjadi kehilangan ganda yaitu :
1. Kehilangan peran
tidak hanya sebagai peredam kejut , tetapi juga sebagai permukaan sendi yang berpelumas.
Konsekuensinya kartilago pada persendian menjadi rentan terhadap gesekan.
Perubahan tersebut sering terjadi pada sendi besar penumpu berat badan. Akibat
perubahan itu sendi mudah mengalami peradangan, kekakuan, nyeri, keterbatasan gerak dan
terganggunya aktifitas sehari-hari.
Tulang. Berkurangnya kepadatan tulang, setelah diobservasi, adalah bagian dari
penuaan fisiologis. Trabekula longitudinal menjadi tipis dan trabekula transversal terabsorpsi
kembali. Sebagai akibat perubahan itu, jumlah tulang spongiosa menjadi berkurang dan
tulang kompakta menjadi tipis. Perubahan lain yang terjadi adalah penurunan estrogen
sehingga produksi osteoklas tidak terkendali, penurunan penyerapan kalsium di usus,
peningkatan kanal Haversi sehingga tulang keropos. Berkurangnya jaringan dan ukuran
tulang secara keseluruhan menyebabkan kekakuan dan kekuatan tulang menurun.
Dampak berkurangnya kepadatan akan mengakibatkan osteoporisis yang lebih lanjut
akan menyebabkan nyeri, deformitas dan fraktur.
Perubahan struktur otot pada penuaan sangat bervariasi. Penurunan jumlah dan
ukuran serabut otot, peningkatan jaringan penghubung dan jaringan lemak pada otot
mengakibatkan efek negatif.
Perubahan Fisik pada Sistem Muskuuloskeletal
1. Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh.
2. Kifosis.
3. Pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan tangan terbatas.
4. Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang).
5. Persendian membesar dan menjadi kaku.
6. Tendon mengerut dan mengalami sklerosis.
7. Atrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil) :
Serabut-serabut otot mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot
kram dan menjadi tremor.
8. Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh.
KEPERAWATAN GERONTIK.
Definisi
Gerontologi adalah cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang
mungkin terjadi pada lanjut usia. Geriatri nursing adalah spesialis keperawatan lanjut usia
yang dapat menjalankan perannya pada tiap peranan pelayanan dengan menggunakan
pengetahuan, keahlian, dan keterampilan merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut
usia secara komprehensif. Karena itu, perawatan lansia yang menderita penyakit dan dirawat
di RS merupakan bagian dari gerontic nursing.
Pendekatan Perawatan Lanjut Usia
a. Pendekatan fisik
Perawatan fisik secara umum bagi klien lansia dapat dibagi atas 2 bagian yakni :
Klien lansia yang masih aktif, dimana keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa
bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannnya sehari-hari masih mampu
melakukan sendiri.
Klien lansia yang pasif atau tidak dapat bangun, dimana keadaan fisiknya mengalami
kelumpuhan atau sakit.
b. Pendekatan psikis
Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan pendekatan edukatif
pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap
segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai sahabat yang
akrab.
c. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya perawatan dalam
pendekatan sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama dengan sesama klien lanjut
usia untuk menciptakan sosialisasi mereka.
d.
Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan tuhan atau agama yang dianutnya, terutama jika klien dalam keadaan sakit atau
mendekati kematian.
Dan pendekatan multi disiplin mengenai teori penuaan, perawat harus memiliki
kemampuan untuk mensintesa berbagai teori tersebut dan menerapkannya secara total pada
lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk aspek fisik, mental/emosional dan aspekaspek sosial. Dengan demikian pendekatan eklektik akan menghasilkan dasar yang baik saat
merencanakan suatu asuhan keperawatan berkualitas pada klien lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis, Edisi ke-6, Jakarta :
EGC, 2000.
Nugroho, Wahjudi. Keperawatan Gerontik, Edisi ke-2, Jakarta : EGC, 2000.
Leeckenotte, Annete Glesler. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2, Jakarta : EGC, 1997.
Watson, Roger. Perawatan Lansia, Edisi ke-3, Jakarta : EGC, 2003.
www.google.com