Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
: Sistem Endokrin
Dosen Pengajar
Oleh Kelompok 6:
1.
2.
3.
4.
5.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang
Dengan Sindrom Cushing". Atas dukungan moral dan materil yang diberikan
dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Mam Annastasia Sintia Lamonge yang senantiasa menjadi pengajar sekaligus
pembibing kami dalam penyusunan makalah ini
2.Kampus kami Universitas Katolik De L a Salle Manado yang sudah
memberikan fasilitas seperti perpustakaan untuk kami dapat meminjam buku
sebagai referensi kami dalam penyusunan makalah ini.
3.Orang Tua kami yang sudah membiayai kami dalam perkuliahan
Kami minta maaf jika kelak pembaca menemukan adanya kesalahan-kesalahan
yang mungkin tidak disadari oleh kami sebagai penulis/penyusun makalah ini.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Manado,
Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata pengantari
Daftar Isi..ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.1
1.2 Tujuan..2
1.3 Manfaat2
BAB II KONSEP TEORI
2.1 Konsep penyakit3-16
2.2 Konsep asuhan keperawatan..17-26
2.3 Patoflow..27
BAB III PRESENTASI KASUS
3.1 Pengkajian.28-30
3.2 Analisa Data..31-33
3.3 Diagnosa keperawatan..34
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan35
4.2 Saran..35
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Nama penyakit ini diambil dari Harvey Cushing seorang ahli bedah yang
pertama kali mengidentifikasi penyakit ini pada tahun 1912. Penyakit ini
disebabkan karena kelenjar adrenal pada tubuh tarlalu banyak memproduksi
hormon kortisol, komplikasi yang menyebabkan kecacatan pada penderita,
yang akan mengakibatkan keterbatasan aktivitas, citra diri yang kurang
bahkan kematian. Maraknya penyakit ini semakin menambah tantangan bagi
tenaga kesehatan dan semakin meresahkan masyarakat. Masyarakat
merupakan sasaran utama bagi tim kesehatan, keresahan masyarakat adalah
keresahan tim kesehatan. Berdasarkan penelitian dan survey terhadap rumah
sakit di Indonesia tentang penyakit Cushings Sindrom pada tahun 2000-2001,
hasil menyebutkan bahwa kejadian Cushings Sindrom terjadi pada 200 orang
dewasa berusia antara 20-30 tahun. Pada kelompok usia 20-30 tahun, risiko
terkena Cushings Sindrom mencapai 10 persen. Dalam penelitian secara
global didapat hasil sedikitnya 1 dari tiap 5 orang populasi dunia
berkemungkinan terkena kelainan ini tanpa membedakan jenis kelamin.
Namun sumber lain mengatakan rasio kejadian antara wanita dan pria untuk
sindrom cushing adalah sekitar 5:1 berhubungan dengan tumor adrenal atau
pituitary. Disini peran perawat terhadap pasien dengan Cushings Sindrom
meliputi beberapa upaya yang terdiri dari: Upaya Promotif yaitu upaya
peningkatan pengetahuan tentang pencegahan dan cara pengobatan penyakit
Cushings Sindrom melalui pendidikan dan pelatihan petugas pelayanan
kesehatan mengenai cara pengobatan, penyuluhan, penyebarluasan informasi,
peningkatan kebugaran jasmani, peningkatan gaya hidup sehat dan
peningkatan gizi.
1.2 Tujuan
a. Umum
Penulis dapat mengerti dengan Asuhan keperawatan pada klien dengan
kasus Cushings Sindrom.
b. Khusus
1. Penulis mampu membuat pengkajian keperawatan Cushings sindrom
2. Penulis mampu menentukan masalah pada klien dengan Cushings
sindrom
3. Penulis mampu menyusun perencanaan tindakan keperawatan untuk
klien dengan Cushings sindrom
4. Penulis mampu melaksanakan sesuai perencanaan tindakan yang telah
disusun
5. Penulis mampu mengevaluasi keadaan klien setelah dilakukan
tindakan kperawatan
6. Penulis mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah
diberikan
1.3 Manfaat
Mengetahui Asuhan keperawatan baik secara teori maupun kasus yang
ditemukan diRumah sakit ataupun di lingkungan masyarakat.
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 Konsep penyakit
a. Definisi Sindrom Cushing
Sindrom ini merupakan gangguan klinis dan metabolik yang disebabkan oleh
kelebihan glukokortikoid. Dampak berlebihan ini menimbulkan gambaran
klinis tersendiri dan menempatkan pasien pada resiko untuk mengalami
banyak proses patologis, termasuk hipertensi dan diabetes mellitus. Karena
sindroma
cushing
secara
potensial
dapat
disembuhkan,
pentinglah
Etiologi
Kelebihan hormon hipofisis anterior (kortikotropin)
Hyperplasia korteks adrenal
Tumor pada kelenjar hipofisis
Tumor ektopik yang menghasilkan hormone adrenokortikotropik (ACTH)
Pemberian kortikosteroid yang berlebihan, termasuk pemakaian yang lama
Alkoholik yaitu produksi aklohol yang berlebihan
Pada bayi sindrom cushing paling sering disebabkan oleh tumor
adrenokorteks yang sedang berfungsi, biasanya karsinoma maligna tetapi
kadang-kadang adenoma benigna.
Sistem endokrin meliputi sistem dan alat yang mengeluarkan hormon atau alat
yang merangsang keluarnya hormon yang berupa mediator kimia. Sistem
endokrin berkaitan dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bekerja sama untuk mempertahankan homeostasis.
Sistem endokrin bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui
neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Kelenjar terdiri dari dua tipe yaitu endokrin dan eksokrin. Kelenjar endokrin
melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah.Kelenjar endokrin terdapat
pada pulau Langerhans, kelenjar gonad (ovarium dan testis), kelenjar adrenal,
3
Hormon berfungsi untuk membedakan sistem saraf pusat dan sistem reproduktif
pada janin yang sedang berkembang, merangsang urutan perkembangan,
mengkoordinasi sistem reproduksi, memelihara lingkungan internal secara
optimal dan melakukan respon korektif dan adaptif ketika terjadi kedaruratan.
Terdapat dua klasifikasi pembagian hormon yaitu hormon yang larut dalam air
dan lemak. Hormon yang larut dalam air yaitu insulin, glukagon, hormon
adrenokortikotropik (ACTH) dan gastrin. Hormon yang larut dalam lemak yaitu
steroid (estrogen, progesteron, testoteron, aldosteron, glukokortikoid) dan tironin
(tiroksin).
Hipotalamus
hipofisis anterior dan posterior
tiroid
paratiroid
pulau Langerhans
anak ginjal,kortex dan medula
gonad (ovarium dan testis)
sel APUD di lambung,usus,dan
pankreas
Hipotalamus
2.
TRH
TIH
3.
4.
5.
PRH
PIH
6.
GRH
GIH
7.
Hipofisis atau disebut juga glandula pituitaria terletak di sella Tursika, lekukan os
spenoidalis basis cranii, berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm. Terbagi
menjadi lobus anterior dan posterior. Terdiri dari adenohipofisis yang berasal dari
orofaring dan neurohipofisis yang berasal dari sistem kantong Ratke. (Ratke
adalah seorang ahli anatomi asal Jerman).
Hipofise dikenal sebagai master of gland karena kemampuan hipofise dalam
mempengaruhi atau mengontrol aktivitas kelenjar endokrin lain.
Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan tepat di bawah kartilago krikoid,
antara fasia koli media dan fasia prevertebralis. Di dalam ruang yang sama juga
terletak trakea, esofagus, pembuluh darah besar dan saraf. Kelenjar tiroid melekat
pada trakea dan melingkarinya dua pertiga sampai tiga perempat lingkaran.
Keempat kelenjar paratiroid umumnya terletak pada permukaan belakang kelenjar
tiroid.
Pada orang dewasa berat tiroid kira-kira 18 gram. Terdapat dua lobus kanan dan
kiri yang dibatasi oleh isthmus. Masing-masing lobus memiliki ketebalan 2 cm
lebar 2,5 cm dan panjang 4 cm. Terdapat folikel dan para folikuler. Mendapat
sirkulasi dari arteri tiroidea superior dan inferior dan dipersarafi oleh saraf
adrenergik dan kolinergik.
Pembuluh darah besar yang terdapat dekat kelenjar tiroid adalah arteri karotis
komunis dan arteri jugularis interna. Sedangkan saraf yang ada adalah nervus
vagus yang terletak bersama di dalam sarung tertutup di laterodorsal tiroid.
Nervus rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (T4) atau Tetra
Iodotironin. Bentuk aktif hormon ini adalah triyodotironin (T3) yang sebagian
besar berasal dari konversi hormon T4 di perifer dan sebagian kecil langsung
dibentuk oleh kelenjar tiroid. Yodida inorganik yang diserap dari saluran cerna
merupakan bahan baku hormon tiroid. Yodida inorganik mengalami oksidasi
menjadi bentuk organik dan selanjutnya menjadi bagian dari tirosin yang terdapat
dalam tiroglobulin sebagai monoyodotirosin (MIT).
Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid yaitu
Thyroid Stimulating Hormon (TSH) yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar
hipofisis. Kelenjar ini secara langsung dipengaruhi dan diatur aktifitasnya oleh
kadar hormon tiroid dalam sirkulasi yang bertindak sebagai umpan balik negatif
terhadap lobus anterior hipofisis dan terhadap sekresi hormon pelepas tirotropin
(Thytotropine Releasing Hormon (TRH) dari hipotalamus.
Kelenjar tiroid juga mengeluarkan kalsitonin dari sel parafolikuler. Kalsitonin
adalah polipeptida yang menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat
reabsorbsi kalsium dan tulang.
Kelenjar paratiroid
meningkatkan
kadar
gula
dalam
darah,
glukagon
merangsang
Kelenjar adrenal
Kelenjar adrenal terletak di kutub atas kedua ginjal. Kelenjar suprarenal atau
kelenjar anak ginjal menempel pada ginjal. Terdiri dari dua lapis yaitu bagian
korteks dan medula.
Korteks adrenal mensintesa 3 hormon,yaitu :
1.
2.
3.
Mineralokortikoid (aldosteron)
Glukokortikoid
Androgen
(kortisol)
berfungsi
dalam
metabolisme
glukosa
10
Kelenjar gonad terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas
pada minggu pertama. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa prepubertas
dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH).
Testis terdiri dari dua buah dalam skrotum.Testis mempunyai duafungsi yaitu
sebagai organ endokrin dan reproduksi.Menghasilkan hormon testoteron dan
estradiol di bawah pengaruh LH. Efek testoteron pada fetus merangsang
diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria.Pada masa pubertas akan
merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti perkembangan
bentuk
tubuh,distribusi
rambut
tubuh,pembesaran
laring,penebalan
pita
11
d. Patofisiologi
Sindrom cushing disebabkan oleh pajanan lama pada obat-obatan glukokortikoid
yang berlebihan. Sindrom cushing ini bersifat eksogen dan terjadi karena
pemberian kokortikoid atau kortikotropin yang lama, atau bersifat endogen akibat
peningkatan sekresi kortisol atau kortikotropin. Kelebihan kortisol akan
menimbulkan efek inflamasi dan katabolisme protein serta lemak perifer yang
berlebihan untuk mendukung produksi glukosa oleh hati.Mekanisme tersebut
dapat
tergantung
kortikotropin
(kenaikan
kadar
kortikotropin
plasma
13
f. Pemeriksaan penunjang
1. Uji supresi deksametason, untuk menegakkan diagnosis penyebab sindrom
cushing apakah dari hipofisis atau adrenal, dexametason diberikan pada pukul 11
malam dan kadar kortisol plasma diukur pada pukul 8 pagi di hari berikutnya.
2. Pemeriksaan laboratorium ( misalnya : natrium serum, glukosa darah, kalsium
dan plasma urine) ; urine 24 jam bebas dari kortisol.
3. CT, ultrasound, atau pemindaian MRI atau ultrasonografi dapat medeteksi
jaringan adrenal dan mendeteksi tumor adrenal.
4. Pemeriksaan Radioimunoassay ACTH plasma, untuk mengenali penyebab
sindrom cushing
g.Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis :
14
15
17
Klien tidak mengalami kenaikan suhu tubuh, kemerahan, nyeri atau tanda-
Rencana tindakankeperawatan :
1) Kaji kemampuan dan tingkat kekurangan (dengan menggunakan skala 0-4)
untuk melakukan kebutuhan sehari-hari.
Rasional: membantu dalam mengantisipasi
atau
merencanakan
18
19
20
cairan,
dan
respon
terhadap
terapi.
Keseimbangan
terjadi
Membuat tujuan realitas/rencana untuk masa depan
Memasukan perubahan dalam konsep diri tanpa harga diri negatif.
21
Perhatikan
perilaku
menarik
diri
dan
penggunaan
penyangkalan.
Rasional: penerimaan perasaan sebagai respons normal terhadap apa yang
terjadi membantu perbaikan. Ini tidak membantu atau kemungkinan
mendorong pasien sebelum siap untuk menerima situasi.Penyangkalan
mungkin lama dan mungkin mekanisme adaptif, karena pasien tidak siap
3)
4)
5)
harapan.
g. Gangguan proses pikir berhubungan dengan ketidakstabilan alam perasaan,
iritabilitas, dan depresi.
Kriteria hasil:
- Klien mampu mempertahankan tingkat orientasi realita sehari-hari,
mengenali perubahan pada pemikiran dan tingkah laku
Rencana tindakan keperawatan:
1) Evaluasi tingkat stress individu dan hadapi dengan tepat.
Rasional: tingkat stress mungkin dapat meningkat dnegan pesat karena
perubahan yang baru, sedang atau telah terjadi.
2) Panggil pasien dengan namanya.
Rasional: Untuk menolong mempertahankan orientasi.
22
3) Catat
terjadi
hiperglikemi.
4. Evaluasi
Hasil akhir yang diharapkan untuk klien :
-
23
2.3 Patoflow
Hiperadrenokortikoid
Produksi kortisol
Glukosa
Ketidakseimbangan
elektrolit
Retensi Natrium
gliserol
Asam lemak
kortisol
memobilisasi
As.lemak
as.lemakdi
plasma
Penumpukan lemak
Distribusi lemak
sentral
Obesitas trunkus
Sentesis protein
Metabolisme protein
edema
Tubuh kekurangan
protein
Atropi tulang
Atropi kulit
Osteoporosis
Trauma jatuh
MK. Nyeri
Striae
MK.
Kelebihan
Volume
Atropi Otot
lemah
MK.
Intoleransi
Aktivitas
BAB III
PRESENTASI KASUS
Ny. Ani, 36 tahun datang ke RS L asallian pada tanggal 29 maret 2016 dengan
keluhan tubuhnya semakin gemuk. Tadinya ia mengira mungkin sedang hamil
karena perutnya besar dan sudah 2 bulan ia tidak mendapat haid. Ia sudah
24
melakukan tes urin untuk kehamilan tetapi ternyata hasilnya negative. Ia pun
mengeluh pusing dan wajahnya yang akhir-akhir ini banyak timbul jerawat. Ia pun
mengeluh otot-ototnya sangat lemah dan ia cepat merasa lelah. Sejak seminggu
yang lalu tulang punggungnya terasa nyeri diberikan skala nyeri dari 1-10 klien
mengatakan 4. Pada pemeriksaan awal didapatkan : TB = 160 cm, BB= 76 kg,
Suhu = 37o C, TD = 150/90 mmHg, Nadi = 100x/m, volume sedang, regular,
Pernapasan = 20x/menit, regular.
Ny. Ani berwajah bundar (moon face) dengan banyak jerawat dan kulitnya
berminyak. Tubuhnya gemuk dengan lengan, tangan, dan jari-jari relatif kecil
atau kurus. Pada pemeriksaan lebih lanjut terhadap Ny. Ani diketahui bahwa Ny.
Ani adalah penderita asma sejak 3 tahun lalu yang sering kambuh. Bila kambuh,
Ny. Ani meminum obat racikan yang diberikan dokter sejak beberapa tahun
terakhir. Karena merasa obat itu cocok, Ny. Ani selalu membawa obat racikan itu
(dalam kapsul) kemana-mana dan meminumnya setiap sesak nafasnya timbul
tanpa lebih dulu berkonsultasi dengan dokternya. Akhir akhir ini asmanya
memang sering kambuh entah apa sebabnya. Selama ini, kecuali asma, Ny.Ani
tidak merasa menderita penyakit apapun. Sebulan yang lalu ia jatuh dan tulang
punggungnya terasa nyeri hingga sekarang terutama bila ia membungkuk atau
berdiri terlalu lama. Ny.Ani tidak mempunyai keturunan darah tinggi dan diabetes
mellitus. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan : Kalium : 3,0 mg/dl Na :
150 mg/dl Hb : 11,9 g%
Leukosit : 7800/mm Gula darah sewaktu : 225 mg/dl Trombosit : 172.000/mm
Kulit Ny.Ani terutama diwajah dan punggungnya banyak terdapat bercak-bercak
kehitaman. Punggung Ny.Ani tampak agak membungkuk, lingkar perut 90cm.
dinding perut tampak / beberapa striae berwarna biru keunguan. Shifting dullness
(-),hepar dan lien tidak teraba.
Diagnosa medis : Sindrom Cushing.
3.1 Pengkajian
1. Identitas klien
-Nama : Ny. A
25
-Umur : 36 tahun
-Jenis kelamin : Perempuan
-Agama : Islam
-Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
-Pendidikan : S1
-Pekerjaan : Swasta
-TB/BB : 160 cm/ 76 kg
-Alamat : Tuminting
-Masuk RS : 29 maret 2016
2. Keluhan utama : -semakin gemuk
3. Riwayat penyakit dahulu :
-Klien memiliki penyakit asma sejak tiga tahun yang lalu.
4. Riwayat Penyakit Sekarang :
Ny. Ani usia 36 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan merasa tubuhnya
semakin gemuk, akhir-akhir ini wajah timbul jerawat, otot-ototnya sangat lemah
dan cepat lelah. Satu minggu lalu tulang punggungnya terasa nyeri bila
membungkuk dan berdiri terlalu lama, asmanya juga sering kambuh akhir-akhir
ini.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Klien tidak memiliki keturunan darah tinggi dan diabetes mellitus
7. Pemeriksaan fisik
-Keadaan Umum : Klien nampak lemah
-Kesadaran : Compos mentis
-Tanda-tanda vital :
-TD : 140/90 mmHg
-RR : 20 x/mnt
26
-Temp : 37 C
-Nadi : 100 x/mn
-Wajah: Bundar, banyak jerawat dan kulit berminyak
-Kulit : punggung terdapat bercak-bercak hitam
-Abdomen : Lingkar perut = 90 cm dinding perut terdapat striae berwarna biru
keunguan ,Shifting dullness tidak ada.
-Hepar, Lien : Tidak teraba
- Ekstremitas : Lengan, tangan, dan jari-jari relatif kecil/kurus
- Pinggang
: Tampak kaku
8. ROS (Review of System)
B1 (Breath) : B2 (Blood) : Hipertensi
B3 (Brain) : Nyeri kepala, penurunan konsentrasi
B4 (Bladder) : B5 (Bowel) : B6 (Bone) : klien tampak lemah tak mampu berjalan sendiri.
Data
DS:
Klien mengeluh sering
Masalah
Kelebihan volume cairan
merasa pusing
DO :
Perubahan haluaran urine
Produksi kortisol
meningkat
Ketidakseimbangan
elektrolit
27
2.DS :
Klien mengatakan tulang
punggungnya terasa
nyeri terutama bila ia
membungkuk atau
berdiri terlalu lama
Produksi kortisol
meningkat
Menekan pengangkutan
as.amino
Skala nyeri 4.
DO:
TTV :
TD: 150/90 mmHg
N: 100x/mnt
R: 20x/menit
SB : 37o C
BB : 76 kg
Konsentrasi as.amino
intrasel
Sentesis protein menurun
Metabolisme protein
Tubuh kekurangan protein
Atropi tulang
Osteoporosis
Trauma jatuh
Gangguan rasa nyaman
28
3.
DS :
Klien mengeluh ototototnya sangat lemah dan
ia cepat merasa lelah
DO :
-Kemampuan berdiri dari
posisi duduk terbatas
-Aktivitas dibantu
keluarga dan perawat
-tirah baring /imobilisasi
Hiperadrenokortikoid
Intoleransi aktivitas
Produksi kortisol
meningkat
Menekan pengangkutan
as.amino
Konsentrasi as.amino
intrasel
Sentesis protein menurun
Metabolisme protein
Tubuh kekurangan protein
Atropi otot
Lemah
Intoleransi aktivitas
29
4.
DS:
Klien mengatakan
tubuhnya semakin
gemuk
Hiperadrenokortikoid
Produksi kortisol
meningkat
DO :
IMT 29,6875 dari TB
Glukosa meningkat
160 cm
TTV :
TD: 150/90 mmHg
N: 100x/mnt
gliserol menurun
Asam lemak meningkat
kortisol memobilisasi
as.lemak
SB : 37o C
As.lemak di plasma
meningkat
BB : 76 kg
Penumpukan lemak
R: 20x/menit
30
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Cushing sindrom adalah kelainan hiperfungsi kelenjar adrenal yang bertugas
memproduksi glukokortikoid atau kortisol. Pada penyakit ini kadar kortisol dalam
darah meningkat. Faktor pemicu keadaan tersebut ada dua yaitu faktor luar dan
dalam tubuh. Secara umum yang paling sering terjadi yaitu pengobatan
kortikosteroid dan keganasan dalam tubuh yang memicu peningkatan CRH oleh
hipotalamus dan ACTH dari hipofisis sebagai respon umpan balik saat sel target
akan hormon kortisol. Hormon kortisol yang meningkat memberikan dampak
pada beberapa fungsi tubuh seperti penumpukan lemak pada daerah sentral yang
disebut moon face, tubuh semakin gemuk baik akibat kelebihan volume cairan
maupun penumpukan lemak, dan lain sebagainya.
5.2 Saran
Setelah mengetahui dan memahami bagaimana proses penyakit sindrom cushing
dan asuhan keperawatan kepada klien dengan sindrom cushing, sebagai
mahasiswa keperawatan sebaiknya mampu menerapkannya dalam praktik
keperawatan.
32
DAFTAR PUSTAKA