Vous êtes sur la page 1sur 8

GRAFIK 10 BESAR PENYAKIT UGD PUSKESMAS NGADIROJO TAHUN 2014

350
300

321

250
200
jumlah

150
100

126
91

50
0

71

53

34

22

20

16

11

ANALISA 10 BESAR PENYAKIT


TAHUN 2014

UNIT GAWAT DARURAT


UPT PUSKESMAS NGADIROJO
KABUPATEN PACITAN

ANALISIS 10 BESAR PENYAKIT YANG ADA DI UGD


PUSKESMAS NGADIROJO
TAHUN 2014
A. LATAR BELAKANG
Menurut pasal 29 undang-undang republik Indonesia no. 44 tahun 2009
tentang puskesmas menyebutkan bahwa setiap puskesmas mempunyai kewajiban
memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuannya
serta membuat, melaksanakan dan menjaga standar pelayanan kesehatan di puskesmas
sebagai acuan dalam melayani pasien.
Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan
medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut.
Sesuai dengan pasal 32 Undang-undang Republik Indonesia no.36 tahun 2009 tentang
kesehatan menyebutkan bahwa dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan,
baik pemerintah maupun swasta, wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi
penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu. Dalam
pelayanan kesehatan tersebut juga harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan medis
dan non medis yang memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan dan juga
harus memenuhi standar mutu, keamanan dan keselamatan serta mempunya izin edar
sesuai dengan ketentuan perundangundangan.
Dalam melakukan pelayanan juga harus membutuhkan sumber daya manusia
yang berkompeten dalam melakukan upaya kesehatan dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan
berkesinambungan. Dan juga sebuah puskesmas harus mempunyai kelengkapan dan
kelayakan fasilitas unit gawat darurat yang mumpuni sesuai dengan standar pelayanan
gawat darurat.
Puskesmas ngadirojo adalah salah satu Puskesmas rawat inap yang
menyelenggarakan pelayanan UGD 24 jam di Kabupaten Pacitan . Puskesmas
Ngadirojo terletak di wilayah Pacitan bagian timur, wilayah kerja puskesmas
ngadirojo membawahi 12 desa . Puskesmas Ngadirojo memiliki Ruang rawat inap
terdiri dari 25 tempat tidur tapi hanya 20 yang efektif bisa digunakan sedangkan 5
kamar tidak bisa digunakan karena saluran kamar mandinya bermasalah.

Di Puskesmas ngadirojo kamar rawat inapnya terdiri dari klas III untuk pasien
jamkesmas satu kamar dengan 4 tempat tidur,klas II dan klas I yang masing-masing
satu kamar dengan satu tempat tidur dan juga ada ruang isolasi untuk kasus penyakit
menular.
Perawat yang bertugas di UGD / rawat inap puskesmas ngadirojo berjumlah 12 orang
dan satu orang koordinator. Setiap hari perawat yang bertugas dibagi menjadi 3
shif,setiap shif terdiri dari 3 orang petugas. Untuk petugas kebersihan ruangan terdiri
dari 2 orang yang dibagi shif pagi dan sore. Perawat yang bertugas di rawat inap
selain memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap juga bertugas sebagai perawat
unit gawat darurat yang melayani tindakan gawat darurat,rujukan dan rawat jalan
pada sore dan hari libur, menerima pasien baru,menyiapkan kamar dan memindahkan
pasien ke ruangannya serta melakukan pengelolaan obat dan alat kesehatan yang
dibutuhkan ruangan

. Sedangkan pada hari libur perawat juga bertugas sebagai

petugas administrasi keuangan bila ada pasien rawat inap yang pulang.

B. DATA DAN ANALISA

1. DATA
Grafik Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas ngadirojo tahun 2014

GRAFIK 10 BESAR PENYAKIT UGD PUSKESMAS NGADIROJO TAHUN 2014


350
300 321
250
200

jumlah

150
100
50
0

126
91

71

53

34

22

20

16

11

Dari data 10 besar penyakit terbanyak yang di tangani di UGD puskesmas


ngadirojo tahun 2014 adalah ulkus / luka ( 42 % ) , ISPA ( 16,5 % ) , obs. Febris
( 12 % ) , gastritis ( 9,3 % ) , mialgi ( 7 % ) , GE ( 4,4 % ) Hipertensi ( 3 % ), colic
abdomen ( 2,6 % ), infeksi kulit ( 2,1 % ) , retensi urin ( 1,4 % ).
2. ANALISA

Ulkus / luka adalah penyakit yang paling banyak ditemukan dari jumlah
kunjungan yaitu sebesar ( 42 % ). Hal ini berhubungan dengan banyaknya
kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi di wilayah ngadirojo , yang antara
lain kurangnya kesadaran masyarakat tentang keselamatan berkendara atau
berlalu lintas, budaya ugal-ugalan dan kebut-kebutan di kalangan remaja serta

infrastruktur jalan yang sebagian besar rusak.


ISPA atau infeksi saluran pernafasan atas menduduki peringkat ke dua sebesar
( 16,5 % ), hal ini berhubungan dengan pengaruh cuaca, sanitasi lingkungan

serta higiene perorangan.


Observasi febris menempati urutan ketiga sebesar ( 12 % ) , observasi febris
adalah keluhan pasien yang tidak spesifik sehingga untuk menegakkan
diagnosa perlu pemeriksaan yang lebih lengkap.

Gastritis menempati urutan keempat ( 9,3 % ), hal ini berhubungan dengan


pola makan (keteraturan makan, jenis makanan, dan frekuensi makan) yang
terjadi di masyarakat sering dipicu oleh pola makan yang kurang sesuai, faktor
psikis dan kecemasan. Rata rata pasien yang datang dengan keluhan nyeri ulu
hati. Beberapa jenis makanan tersebut berupa makanan yang mengandung gas
(sawi, kol, kedondong), makanan yang bersantan, makanan yang pedas, asam,
dan lain-lain. Rata rata kebiasaan masyarakat ngadirojo mengkonsumsi
makanan yang bersantan dan makanan yang pedas sehingga memicu keluhan

lambung.
Mialgi menempati urutan kelima sebesar ( 7 % ) , keluhan nyeri pada anggota
gerak bagian bawah rata-rata dialami masyarakat dengan usia sekitar 50 tahun

keatas
Gastroenteritis menempati urutan keenam sebesar ( 4,4 % ) , Dalam Hal ini
sesuai dengan teori Bloom yang menyatakan bahwa derajat kesehatan
masyarakat ditentukan oleh faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan,
dan faktor hereditas Personal higiene atau kebersihan diri . Kebiasaan tidak
mencuci tangan dengan sabun sesudah buang air besar merupakan kebiasaan
sebagai faktor pencetus kejadian diare . Faktor lingkungan yang terkait dengan
perilaku hidup masyarakat yang kurang baik dan sanitasi lingkungan yang

buruk inilah yang menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit diare .


Hipertensi menempati urutan ketujuh sebesar ( 3 % ) ,hal ini terkait dengan
gaya hidup dan pola makan yang dilakukan oleh masyarakat ngadirojo yang

sebagian besar menyukai makanan bersantan dan digoreng .


Colic abdomen menempati urutan kedelapan sebesar ( 2,6 % ) , keluhan nyeri
perut sering terjadi pada masyarakat , hal ini merupakan suatu gejala penyakit

yang perlu dilakukan suatu poemeriksaan lebih lanjut


Infeksi kulit menempati urutan kesembilan sebesar ( 2,1 % ) , hal ini

berhubungan dengan faktor lingkungan dan personal hygiene seseorang .


Retensi urin menempati urutan terakhir sebesar ( 1,4 % ) , hal ini sebagian
besar terjadi pada laki-laki dengan usia diatas 50 tahun. Hal ini berkaitan
dengan semakin bertambah usia pada laki- laki dengan kecenderungan
perokok

C. PENUTUP
1. KESIMPULAN

Di UGD Puskesmas Ngadirojo kejadian luka yang disebabkan karena


kecelakaan menempati urutan pertama dari 10 besar penyakit yang terjadi

selama tahun 2014.


Keterbatasan alat / bahan habis pakai ( nal hecting , benang jahit ) dengan

berbagai ukuran
Ketrampilan petugas dalam melakukan penanganan luka perlu dilakukan
penyegaran kembali mengingat kasus luka akibat kecelakaan menempati
urutan teratas sehingga tehnik penanganan luka yang dilakukan petugas

mengikuti perkembangan penanganan luka terbaru.


2. SARAN
Dengan melihat tingginya angka kejadian luka yang disebabkan karena
kecelakaan , maka diperlukan perencanaan kebutuhan untuk memenuhi

fasilitas peralatan yang terkait penanganan luka.


Perlu pengadaan alat / bahan habis pakai ( nal hecting , benang jahit )

dengan berbagai ukuran


Mohon diadakan pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan para petugas
UGD puskesmas ngadirojo terkait dengan penanganan luka.

Ngadirojo 23 mei 2015


Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Ngadirojo

( dr Sukamto )

ANALISIS PENEMPATAN OBAT EMERGENCY DI UGD


PUSKESMAS NGADIROJO
TAHUN 2015
A. PENDAHULUAN
MenurutMiles dari Medical Council New Zealand, kegawatdaruratan medis adalah

keadaan tiba-tiba yang terjadi dan membutuhkan perawatan segera untuk


menyelamatkan nyawa atau mencegah kecacatan atau rasa sakit pada pasien

B. PEMAPARAN
C. KESIMPULAN

Vous aimerez peut-être aussi