Vous êtes sur la page 1sur 14

NSAIDs bekerja dengan cara menhambat enzim siklooksigenase (COX),

dan dengan melakukan hal ini, NSAIDs juga bekerja untuk menurunkan produksi
prostaglandin Leukotriena.prostaglandin COX-1 merangsang fungsi fisiologis
tubuh, seperti produksi mukus lambung yang bersifat protektif dan maturasi
trombosit. Sebaliknya, lintassn COX-2 diinduksi oleh kerusakan jaringan/
inflamasi, dan prostaglandin yang dihasilkan merupakan substansi proinflamasi,
mengurangi udema dan merendahkan nyeri (Guyton, 2008).
Obat kortikosteroid anti-inflmasi, seperti kortisol dan prednisone
menghambat pengaktifan fosfolipase A2 dengan menyebabkan sintesis protein
inhibitor yang disebut lipokortin. Lipokortin menghambat aktifitas fosfolipase
sehngga membatasi produksi PG. Preparat steroid juga mengganggu fungsi
limfosit sehingga produksi IL menjadi lebih sedikit. Keadaan ini mengurangi
komunikasi antar limfosit dan proliferasi limfosit. Oleh karena itu, pasien yang
menggunakan steroid dalam jangka panjang lebih rentang terkena infeksi (Chang
dan Daly, 2009).
Mekanisme kerja obat AINS:
a. Menjaga keutuhna tulang rawan dan jaringan lain dari kerusakan oleh
enzim lisososm (salisilat, fenilbutazon, indometasin dan asam mefenamat)
b. Menstabilkan membran lisososm (salisilat, klorokin)
c. Menghambat migrasi leukosit (indometasin)
d. Menghambat pembentukan prostaglandin (salisilat, indometasin)
Pada demam rematik salisilat mengurangi gejala kerusakan sendi, tetapi
kerusakan jantung tidak dipengaruhinya. Bila diberikan per oral diserap
dengan cepat sebagian dari lambung sebagian dari usus halus bagian atas.
Kadar puncak akan tercapai setelah pemberian 2 jam. Kecepatan absorpsi
ini tergantung pada:

DAFTAR PUSTAKA
Chan, E dan Daly, J. 2009. Patofisiologi : Aplikasi Pada Praktik Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Guyton, A.C dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Mycek, J.M. 2011. Farmakologi Ulasan Bergambar. Jakarta: Widya Medika.
Price, S. A dan Wilson. 2005. Patofioslogi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC.

III. Cara Percobaan


3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikkum kali ini adalah:
1. Alat Suntik 1 ml
2. Neraca Analitik
3. Sonde Oral
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikkum kali ini adalah:
1. Induksi Edema : Putih telur
2. Na-Diklofenak 50 mg
3. Proxicam 20mg
3.1.3 Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan adalah mencit
3.2 Cara Kerja

Siapkan dan timbang hewan uji menjadi 5 kelompok, masingmasing kelompok 2 ekor

Pada kedua kaki belakang hewan uji diberi tanda diatas lutut

Berikan larutan stok Na-Diklofenak, Proxicam, secara per oral

Diamkan hewan uji selama 15 menit, dan suntikkan putih telur 0,2
ml pada telapak kaki

Catat dan amati hasil pengamatan setelah diberikan induksi secara


udema (putih telur) seperti: Kemerahan, bengkak

Ulangi pengamatan pada menit ke- 15, 30, dan 45.

3.3

Perhitungan Larutan Stok Volume Pemberian


1. Piroxicam (20 mg) :
Untuk mencit 20 g : 20 mg x 0,00261 = 0,0522 mg/ 20 gram
Untuk mencit 35 g :

35 gram
x 0,0522mg=0,09135 mg
20 gram

Larutan Stok

10 ml
x 0,09135 mg=1,83 mg per 10 ml
0,5 ml

Mencit Kelompok 1
Mencit 1 (28,23 gram)
28,23 gram
x 0,0522 mg=0,073mg
20 gram

Vp :

0,073mg
1,83 mg

x 10 ml = 0,39 ml

Mencit 2 (22,46 gram)


22,46 gram
x 0,0522mg=0,057 mg
20 gram

Vp :

0,057 mg
1,83mg

x 10 ml = 0,31 ml

Mencit Kelompok 2
Mencit 1 (21,7 gram)
21,7 gram
x 0,0522mg=0,0566 mg
20 gram

Vp :

0,0566 mg
1,83 mg

x 10 ml = 0,31 ml

Mencit 2 (33,6 gram)


33,6 gram
x 0,0522mg=0,0876 mg
20 gram

Vp :

0,0876 mg
1,83 mg

x 10 ml = 0,47 ml

2. Na- Diklofenak (50 mg)


Untuk mencit 20 g : 50 mg x 0,00261 = 0,1305 mg/ 20 gram

Untuk mencit 35 g :

35 gram
x 0,1305mg=0,2284 mg
20 gram

Larutan Stok

10 ml
x 0,2284 mg=4,568 mg per 10ml
0,5 ml

Mencit Kelompok 3
Mencit 1 (16,06 gram)
16,06 gram
x 0,1305mg=0,10 mg
20 gram

Vp :

0,10 mg
4,568 mg

x 10 ml = 0,2 ml

Mencit 2 (20,59 gram


20,59 gram
x 0,1305 mg=0,13 mg
20 gram

Vp :

0,13mg
4,568 mg

x 10 ml = 0,28 ml ~ 0,3 ml

Mencit Kelompok 4
Mencit 1 (18,72 gram)
18,72 gram
x 0,1305 mg=0,122 mg
20 gram

Vp :

0,122mg
4,568 mg

x 10 ml = 0,26 ml

Mencit 2 (18,27 gram)


18,27 gram
x 0,1305mg=0,11 mg
20 gram

Vp :

0,11 mg
4,568 mg

x 10 ml = 0,24 ml

3. Na- CMC (0,05 ml)


Mencit 1 ( 18,95 gram)

Volume Pemberian : 0,05 ml

Mencit 2 ( 19,04 gram)

Volume Pemberian : 0,05 ml

IV. Hasil Percobaan


Ke
l
1

Bobot
Menci
t
28,23
gram

Per
lakuan

Vp
Vp
Amati
Bengkak (Tumor)
Kemerahan (Rubo
bahan Putih
T15
T30
T45
T15
T30
T
obat
telur
Piroxi
0,39 0,2 ml Bengkak bengkak Bengkak merah pudar tid
-cam
ml
(suntik (Tumor)
kurang
a
(per
pada
me
22,46
0,31
Bengkak
bengkak
mengecil
merah
pudar
tid
oral)
telapak
gram
ml
(Tumor)
a
kaki
me
mencit)
21,7
0,31
Bengkak bengkak bengkak merah pudar tid
gram
ml
(Tumor)
a
me
33,6
0,47
Bengkak bengkak mengecil merah merah tid
gram
ml
(Tumor) kurang
a
me
16,06 Natrium
0,2
Bengkak bengkak Bengkak merah pudar tid
gram
dikloml
(Tumor)
kurang
a
fenak
me
20,59
0,3
Bengkak
bengkak
Bengkak
merah
pudar
tid
(per
gram
ml
(Tumor)
kurang
a
oral)
me
18,72
0,26
agak
mengeci mengecil agak merah pu
gram
ml
bengkak
l
merah
18,27
0,24
Bengkak
agak
mengecil merah merah pu
gram
ml
(Tumor)
besar
18,95
Na0,5
bengkak Bengkak mengecil merah pudar tid
gram
CMC
ml
kurang
a
(per
me
19,04
0,5
bengkak
Bengkak
mengecil
merah
pudar
tid
oral)
gram
ml
kurang
a
me
4.1 Tabel Hasil Pengamatan

4.2 Data Hasil Percobaan Metode Uji Antidema

Vol.
No
hewan

Bobot
badan

Vol.
Perlakuan

(gr)

Pemberia
n (mL)

1
2

Na-CMC
(kontrol)

3
1
2
3

Natrium
diklorfenak
(50 mg)

1
2

Piroxicam
(20 mg)

Volume Udem (mL)

Putih telur
(mL)
0

15

30

45

60

75

0,5

0,07

0,06

0,09

0,06

0,05

0,05

0,5

0,04

0,14

0,06

0,03

0,05

0,05

0,5

0,18

0,05

0,04

0,03

0,06

0,05

0,5

0,02

0,03

0,03

0,06

0,05

0,05

0,5

0,03

0,03

0,04

0,06

0,04

0,05

0,5

0,05

0,04

0,04

0,05

0,04

0,04

0,5

0,07

0,09

0,02

0,04

0,04

0,01

0,5

0,1

0,05

0,06

0,06

0,04

0,04

0,5

0,045

0,06

0,04

0,05

0,04

0,02

4.3 Tabel Rata-Rata Volume Udem


No.
Hewan

Perlakuan

1
2

2
3
1

Rata (mL)
0,0633

Na-CMC
(kontrol)

3
1

Volume Udem Rata-

0,0617

Rata-rata:
0,0644

0,0683
Natrium
diklorfena
k (50 mg)
Piroxicam

0,0400
Rata-rata:
0,0417
0,0417
0,0433
0,045

Rata-rata:

0, 0583
(20 mg)

0,0425

0,0486

4.4 Perhitungan Persen daya Anti Inflamasi (Persen Peradangan)


V udem kontrol V udem obat
x 100%
V udem kontrol
aya Inflamasi =
%D
1. Piroxicam
Diketahui : V udem kontrol mencit 1
= 0,0644 ml
V udem obat mencit 1
= 0,045 ml
V udem mencit 2
= 0,0417 ml
V udem obat mencit 3
= 0,0433 ml
Ditanya :
Jawab
:

% daya inflamasi?

Mencit 1

0,06440,045
0,0644

% Daya Inflamasi =

x 100 % = 30, 12 %

Mencit 2

0,0644 0,0417
x 100% 35,25 %
0,0644
% Daya Inflamasi =

Mencit 3

0,0644 0,0433
x 100% 32,76 %
0,0644
% Daya Inflamasi =

4.5 Tabel Hasil Uji Statistik

Tests of Normalityb
Kolmogorov-Smirnova
perlakuan
Volume_Idem

Statistic

df

Shapiro-Wilk

Sig.

Statistic

df

Sig.

Na-CMC

.292

.923

.463

Na Diklofenak

.292

.923

.463

Piroxicam

.349

.832

.194

.177

1.000

.970

.331

.865

.282

Persen_Daya_Anti_Inflamasi Na Diklofenak
Piroxicam
a. Lilliefors Significance Correction

b. Persen_Daya_Anti_Inflamasi is constant when perlakuan = Na-CMC. It has been omitted.

Kesimpulan:
Berdasarkan hasil uji normalitas dilihat dari volume idem didapatkan nilai sig
> 0,05 maka dapat diketahui bahwa data terdistribusi normal.
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic
Volume_Idem
Persen_Daya_Anti_Inflamasi

df1

df2

Sig.

3.419

.102

10.474

.011

Kesimpulan:
Berdasarkan hasil uji homogenitas dari volume idem nilai sig yang didapat
adalah 0,102 yang berarti > 0,05 maka dapat diketahui bahwa varian data
homogen. Kemudian dari hasil uji homogenitas dari persen daya anti inflamasi
nilai sig yang diperoleh adalah 0,011, yang berarti < 0,05 maka dapat diketahui
bahwa varian data tidak homogen. Karena nilai sig yang diperoleh ada yang tidak
homogen maka tidak bisa menggunakan uji ANOVA sehingga harus
menggunakan uji statistik Kruskall Wallis.

Test Statisticsa,b
Persen_Daya_A
Volume_Udem
Chi-Square

5.956

6.713

.051

.035

df
Asymp. Sig.

nti_Inflamasi

a. Kruskal Wallis Test


b. Grouping Variable: perlakuan

Kesimpulan:
Berdasarkan hasil uji statistik dilihat dari volume udem yaitu 0,051 yang
berarti > 0,05, maka Ho diterima dan tidak ada perbedaan volume udem mencit
yang signifikan antara tiap kelompok perlakuan. Kemudian hasil uji statistik nilai
signifikan dari persen daya anti inflamasi adalah 0,035 yang berarti < 0,05, maka
Ho ditolak dan ada perbedaan persen daya anti inflamasi antara tiap kelompok
perlakuan.

V. Pembahasan
Praktikkum kali ini mengenai anti inflamasi. Tujuan dilakukannya
praktikkum anti inflamasi yaitu mempelajari daya anti inflamasi obat seperti
Piroxicam, Natrium Diklofenak, serta kontrol negatif yang digunakan adalah
Na-CMC yang dilakukan pada hewan percobaan mencit dengan menggunakan
radang buatan.
Anti inflamasi merupakan obat yang dapat menghilangkan radang. Ciriciri terjadinya radang yaitu adanya rubor (rasa nyeri), kalor (panas), dolor
(kemerahan), tumor (bengkak), serta adanya keterbatasan gerak yang akan
menjadi semakin parah apabila tidak segera diobati. Disini mencit yang
digunakan sebanyak 2 ekor dengan berat badan yang didapat, yaitu:
Mencit 1 = 21, 7 gram
Mencit 2 = 33, 6 gram
Kemudian kami memberikan larutan obat Piroxicam secara per oral
dengan volume larutan yang berbeda. Tujuan pemberian obat piroxicam disini
adalah untuk mengetahui apakah obat piroxicam dapat mengobati dan
menghilangkan udem atau tidak. Setelah didiamkan selama 15 menit kami
menyutikkan putih telur sebanyak 0,2 mL pada telapak kaki mencit.
Pada kelompok pertama yang menggunakan obat Piroxicam dengan cara
per oral pada mencit 1 dan 2 di menit ke 15 masih terjadi tumor (bengkak),
namun setelah menit ke 45 bengkak berkurang. Kemudian kemerahan yang
terjadi pada mencit 1 dan 2 dari menit 15 sampai menit ke 45 secara berturutturut adalah merah, merah pudar, dan kaki mencit sudah tidak berwarna merah.
Hal ini sesuai dengan teori yang ada, karena obat piroxicam dapat memberikan
efek anti inflamasi.
Pada kelompok kedua yang menggunakan obat Piroxicam dengan cara per
oral pada mencit 1 dimenit ke 15, 30, dan 45 masih terjadi tumor (bengkak).
Sedangkan kemerahan yang terjadi pada mencit 1 dan 2 dari menit 15 sampai
menit ke 45 warna merah pada kaki mencit berangsur-angsur menghilang.
Sehingga didapat rata-rata volume udem yaitu 0,0486. Hal ini juga sesuai
dengan teori yang ada, karena obat piroxicam dapat memberikan efek anti
inflamasi.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kelompok yang menggunakan obat


anti inflamasi Natrium diklofenak pada menit ke 15 dan menit ke 30 masing
terjadi tumor dan warna kemerahan pada kaki mencit mulai berkurang
sedangkan pada menit ke 45 bengkak dan warna merah pada kaki mencit juga
berkurang dan memudar. Sehingga didapat volume udem 0,0417ml. Hal ini
sesuai dengan teori yang ada jika diberi obat natrium diklofenak maka akan
memberikan efek anti inflamasi.
Kemudian hasil yang diperoleh dari kelompok yang menggunakan kontrol
negatif Na-CMC pada menit ke 15 hingga menit ke 30 bengkak dan kemerahan
yang terjadi pada kaki mencit semakin berkurang dan memudar. Sedingga
didapat volume udem 0,0644ml. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada,
jika diberi Na-CMC maka seharusnya tidak akan memberikan efek anti
inflamasi, karena Na-CMC disini hanya sebagai kontrol negatif atau
pembanding dari obat Piroxicam dan Na-Diklofenak.
Berdasarkan hasil praktikkum, urutan obat anti inflamasi yang
memberikan efek anti inflamasi adalah Na-Diklofenak dan Piroxicam. Hasil ini
sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa obat anti inflamasi yang
memberikan efek anti inflamasi paling

baik adalah Na-diklofenak dan

piroxicam. Kemudian dari hasil uji statistik didapatkan nilai sig dilihat dari
volume udem yaitu 0,051 yang berarti > 0,05, maka Ho diterima dan tidak ada
perbedaan volume udem mencit yang signifikan antara tiap kelompok
perlakuan. Kemudian hasil uji statistik nilai signifikan dari persen daya anti
inflamasi adalah 0,035 yang berarti < 0,05, maka Ho ditolak dan ada perbedaan
persen daya anti inflamasi antara tiap kelompok perlakuan.

VI. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pengamatan anti inflamasi ini dapat diambil
kesimpulan yaitu:
1. Praktikkan dapat mempelajari daya anti inflamasi pada mencit dengan
menggunakan radang buatan yaitu putih telur.
2. Obat yang memberikan efek anti inflamasi yang paling baik adalah
Natrium diklofenak dari pada Piroxicam.
3. Pada hasil uji statistik didapatkan nilai sig dilihat dari volume udem yaitu
0,051 yang berarti > 0,05, maka Ho diterima dan tidak ada perbedaan
volume udem mencit yang signifikan antara tiap kelompok perlakuan.
Kemudian hasil uji statistik nilai signifikan dari persen daya anti inflamasi
adalah 0,035 yang berarti < 0,05, maka Ho ditolak dan ada perbedaan
persen daya anti inflamasi antara tiap kelompok perlakuan.

Vous aimerez peut-être aussi