Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah S.W.T. karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kas dan Setara Kas dan Hubungannya
Dengan Pajak Penghasilan Serta Investasi Jangka Pendek dan Hubungannya Dengan
Pajak Penghasilan dalam memenuhi tugas kelompok Akuntansi Perpajakan.
Keberhasilan dalam penyusunan makalah ini tentu tidak lepas dari beberapa pihak yang
ikut membantu demi kelancaran dan kesempurnaannya, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kami mengucapkan banyak terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Elia Rossa SE., Ak.,M.si.CA selaku dosen mata kuliah Akuntansi Perpajakan.
2. Orangtua kami yang selalu memberikan dukungan serta doa untuk kami.
3. Semua pihak yang telah membantu makalah ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan. Namun penulis telah berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk memperoleh hasil
makalah dengan baik. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
1 | A KU N TA N S I P E R PA J A K A N
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....1
Daftar Isi..2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...3
1.2 Perumusan Masalah...3
1.3 Tujuan Judul dan Materi....4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kas dan Setara Kas...5
Peraturan Perpajakan Mengenai Bunga Bank...9
2.2 Investasi Jangka Pendek..11
Nilai Investasi Jangka Pendek Dalam Neraca.15
PPh atas Bunga Obligasi..15
PPh atas Laba Transaksi Saham..21
BAB III KESIMPULAN24
Daftar Pustaka...25
2 | A KU N TA N S I P E R PA J A K A N
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam mata kuliah ini terdapat salah satu bab yang membahas tentang kas dan setara
kas.Maka dari itu kami akan berusaha menyajikan pembahasan yang lebih mendalam dan mudah
untuk dipahami tentang kas dan setara kas.
Kas merupakan alat pembayaran dan merupakan bagian dari aktiva yang liquid, yang
dapar dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financial perusahaan, kas dapat berupa
uang tunai atau simpanan pada bank yang dapat digunakan dengan segera dan diterima sebagai
alat pembayaran sebesar nilai nominalnya, seperti uang kertas dan logam, cek dan bilyet giro,
simpanan di bank dalam bentuk giro dan lain lain.
Investasi merupakan salah satu cara perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan kas
jika terjadi surplus. Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat dalam kas perusahaan tidak
menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk
memperoleh manfaat dimasa yang akan datang.
Dengan adanya investasi maka perusahaan mengharapkan beberapa keuntungan yakni
terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat dan memperkuat posisi keuangan
suatu perusahaan. Investasi merupakan unsur yang sangat penting dalam perusahaan. Aktivitas
investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan dijadikan sebagai dasar penilaian manajemen kas
perusahaan.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kas dan Setara Kas ?
2. Bagaimana Peraturan Perpajakan tentang Bunga bank?
3. Apa Pengertian Investasi Jangka Pendek?
4. Bagaimana cara membuat jurnal atas investasi saham/obligasi?
3 | A KU N TA N S I P E R PA J A K A N
4. Mahasiswa diharapkan dapat membuat jurnal yang berhubungan dengan pajak dari
transaksi-transaksi yang termaksud ke dalam investasi jangka pendek.
4 | A KU N TA N S I P E R PA J A K A N
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kas dan Setara Kas
Kas menurut PSAK No.2 adalah uang tunai yang paling likuid sehingga pos ini
ditempatkan pada urutan teratas dari aset, merupakan media pertukaran standar dan
dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya. Kas terdiri dari uang
logam, uang kertas, dan saldo rekening giro di bank. Yang tidak termasuk dalam
pengertian kas, baik menurut akuntansi maupun perpajakan adalah:
1. Deposito yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan atau rollover
Saldo rekening berupa deposito yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan atau
rollover tidak termasuk dalam pengertian kas karena tidak dapat digunakan
sewaktu-waktu.
2. Prangko dan Materai
Biasanya perusahaan mempunyai persediaan prangko dan materai yang dapat
dipakai sewaktu-waktu. Persediaan ini tidak termasuk dalam pengertian kas,
sekalipun persediaan ini sering disimpan oleh kasir perusahaan. Apabila
jumlahnya cukup besar, persediaan ini dapat digolongkan kedalam persediaan
perlengkapan alat-alat kantor (supplies)
3. Kasbon atau uang muka
Kas bon merupakan bukti penerimaan uang muka dari pegawai tidak dapat
digolongkan ke dalam kas. Kertas-kertas tersebut tidak dapat digunakan sewaktuwaktu, sehingga tidak dapat dianggapuangtunai.
4. Cek mundur dan cek kosong
Cek mundur tidak dapat diuangkan sampai jatuh temponya
memenuhi syarat sebagai kas. Cek mundur
sehingga tidak
melunasi
piutang belum mengurangi saldo piutang. Apabila dapat diuangkan karena tidak
cukup dananya di bank,cek tersebut disebut kosong. Cek kosong sama sekali tidak
memiliki harga, sehingga tidak dapat dianggap sebagai aset perusahaan.
Definisi setara kas (cash equivalent) dalam PSAK No. 2 adalah : Investasi yang
sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dapat segera dijadikan kas dalam jumlah
tanpa menghadapi perubahan nilai yang berarti. (1995:2.3). Pada umumnya, hanya
investasi dengan jatuh tempo asli tiga bulan atau kurang yang memenuhi syarat
5 | A KU N TA N S I P E R PA J A K A N
sebagai setara kas. Deposito yang jatuh temponya kurang atau sama dengan tiga
bulan dan tidak diperpanjang terus-menerus (rollover) dapat dikategorikan sebagai
setara kas.
Contoh setara kas yang disamakan dengan kas, menurut Harrison (1995:731)
adalah treasury bills, commercial paper jangka pendek, money market serta suratsurat berharga lain yang mempunyai syarat-syarat :
1. Setiap saat dapat ditukar dengan kas.
2. Tanggal jatuh temponya sangat singkat, dalam waktu tiga bulan atau kurang.
3. Resiko perubahan nilai yang kecil atau kurang berarti.
Jadi tidak semua investasi jangka pendek dikelompokkan sebagai setara kas.
Hal ini tergantung pada kebijakan keuangan yang ditetapkan oleh masing-masing
perusahaan. Suatu perusahaan harus memiliki kebijakan yang jelas dalam
menentukan perkiraaan-perkiraan apa saja yang termasuk dan tidak termasuk adalam
katagori sebagai setara kas, dan kebijakan ini harus diungkapkan dalan catatan atas
laporan keuangan perusahaan serta harus dijalankan secara konsisten dari waktu ke
waktu.
Untuk keperluan penyusunan neraca komersial dan neraca fiskal, kas dan
bank dilaporkan sebesar nilai nominal. Perlakuan terhadap kas dan bank dalam
perpajakan dan akuntansi pada umumnya tidak jauh berbeda. Ketentuan
perpajakan tidak mengatur secara rinci mengenai teknik dan metode pembukuan
kas dan bank. Oleh karena itu, praktik akuntansi komersial yang mengatur tentang
teknik dan metode pembukuan kas dan bank dapat diikuti sepenuhnya.
Untuk tujuan pengendalian kas dan bank, perusahaan pada umumnya,
melakukan pemisahan dana antar kas kecil (petty cash) dan kas besar(cash on
hand). Kas kecil umumnya dipakai untuk pengeluaran harian perusahaan yang
sifatnya rutin dan tidak besar jumlahnya. Kas besar umumnya dipakai oleh
perusahaan untuk pengeluaran tertentu dan disimpan oleh perusahaan di dalam
brankas. Dalam kas kecil dikenal dua sistem, yaitu :
1) Imprest fund system (Sistem dana Tetap)
6 | A KU N TA N S I P E R PA J A K A N
Di dalam sistem ini jumlah dalam rekening kas kecil selalu tetap, yaitu
sebesar cek yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk
dana kas kecil. Apabila jumlah kas kecil tinggal sedikit, kasir kas kecil
akan meminta pengisisan kembali kas kecilnya sebesar jumlah yang sudah
dibayar dari kas kecil. Pengisian kembali pada akhir periode perlu
dilakukan agar biaya-biaya yang sudah dibayar dari kas kecil bisa
dicatat,karena dalam sistem imprest pengeluaran-pengeluaran kas kecil
baru dicatat pada saat pengisian kembali.
2) Fluctuating fund system (sistem dana berubah)
Dalam metode Fluktuasi pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan
cara yang sama seperti dalam sistem imprest. Perbedaanya dengan sistem
imprest adalah dalam metode Fluktuasi saldo rekening kas kecil tidak
tetap,tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisian kembali dan
pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil. Kalau dalam sistem imprest
pencatatan terhadap pengeluaran-pengeluaran kas kecil baru dilakukan
pada saat pengisian kembali,dalam metode fluktuasi setiap terjadi
pengeluaran uang dari kas kecil lansung dicatat.
Untuk lebih jelasnya dapat di gambarkan dalam tabel berikut ini :
Imprest System
Pembentukan Kas Kecil
Dana
Pengeluaran-
Fluctuating System
Rp xx
Kas
Rp xx
-
pengaluaran
7 | A KU N TA N S I P E R PA J A K A N
Kas Kecil
Kas
Biaya2 yg Dikeluarkan
Rp xx
Rp xx
Rp xx
biaya
Kas Kecil
Pengisian
Kembali
Kas kecil
Rpxx
Rp xx
Kas
Kas
Rpxx
Rpxx
Contoh soal :
PT. Maju Tak Mundur pada tanggal 1 Desember 2010 membentuk dana
kas kecil sebesar Rp 100.000,00. Pengeluaran kas kecil sampai tanggal selama
bulan Desember 2010 sebagai berikut :
7 Desember
Biaya angkut
Rp 15.000,00
15 Desember
Listrik
17.000,00
28 Desemebr
Telepon
28.000,00
Pada tanggal 31 Desember 2010 dilakukan pengisian kembali dana kas kecil
sebesar Rp 75.000,00
Jawab :
Tgl
Imprest System
Fluctuating System
Kas Kecil
Kas Kecil
Des
Kas
Rp 100.000
Rp 100.000
Rp 100.000
Kas
Biaya Angkut
Rp 100.000
Rp 15.000
Des
15
Kas Kecil
-
Des
8 | A KU N TA N S I P E R PA J A K A N
Biaya Listrik
Rp15.000
Rp 17.000
Kas Kecil
28
Biaya Telepon
Des
31
Biaya Angkut
Des
Rp 17.000
Rp 28.000
Kas Kecil
Rp 15.000
Kas Kecil
Biaya Listrik
Rp 28.000
Rp 75.000
RP 17.000
Kas
Biaya Telepon
Kas
Rp 75.000
Rp 28.000
Rp60.000
Wajib pajak (WP) dapat memilih salah satu dari kedua sistem di atas dan semua
itu diserahkan sepenuhnya pada praktik pembukuan WP.
Peraturan Perpajakan Mengenai Bunga Bank
Berdasarkan PP nomor 131 Tahun 2000 dan KMK-51/KMK.04/2001, penghasilan
dalam bentuk bunga yang didapat dari deposito/tabungan,diskonto sertifikat Bank
Indonesia (SBI) dan jasa giro (dengan pengecualian yang disebutkan pada bagian
selanjutnya), dikenakan PPh pasal 4 ayat (2) UU PPh. Pengenaan pajak atas penghasilan
tersebut adalah :
a. sebesar 20% dari jumlah bruto, dan bersifat final. Apabila penerima penghasilan
adalah WP dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT), dan
b. sebesar 20% dari jumlah bruto atau dengan tarif berdasarkan perjanjian
penghindaran pajak berganda (P3B) dan bersifat final apabila penerima
penghasilan adalah WP luar negeri.
Penghasilan atas bunga deposito/tabungan, diskontoSBI, dan jasa giro dipotong
langsung oleh bank pembayar pada saat pembayaran/pembebanan biaya;pihak bank yang
akan membayar/menyetor PPh Pasal 4 ayat (2) tersebur ke kas negara dengan
menggunakan surat setoran pajak dan melaporkannya ke kantor pelayanan pajak (KPP)
dengan menggunakan Surat pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal 4 ayat (2).
Pemotong wajib menyetorkan Paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah
masa pajak berakhir dan melaporkannya palinglambat 20 hari setelah masa pajak
berakhir.
9 | A KU N TA N S I P E R PA J A K A N
Pemotong wajib menyetorkan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa
pajak berakhir dan melaporkannyapaling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.
Pemotongan pajak tidak lakukan terhadap:
1. bunga dari deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah Deposito
dan tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi Rp7.500.000 (tujuh juta lima ratus
ribu rupiah) dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah;
2. Bunga data diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di
Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia;
3. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh
dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh menteri keuangan sepanjang
dananya diperoleh dari sumber pendapatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 29
UU Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun;
4. bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka pemilikan
rumah sederhana dan sangat sederhana, kaveling siap bangun untuk rumah
sederhana dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai dengan
ketentuan yang berlaku,untuk dihuni sendiri.
Sehubungan dengan pajak final tersebut, pencatatan atas pendapatan bunga
secara fiskal disajikan pada jumlah neto pendapatan bunga yang diterima, yaitu
pendapatan bunga dikurangi dengan PPh pasal 4 ayat (2) atas bunga.
Contoh :
Pada tanggal 1 januari 2009 mendapatkan bunga tabungan sebesar RP2.000.000.
1. Metode Bruto (Gross Method)
Tgl
Keterangan
Debit
Kredit
1 Bank
1.600.000
Pph ps.4 ayat (2)
400.000
Jan
Pendapatan bunga
2.000.000
09
PPh pasal 4 ayat (2) diperlakukan sebagai beban dan termasuk dalam beban
operasional (beban umum dan administrasi)
2. Metode Neto (Nett Method)
Tgl
1/1
09
Keterangan
Bank
Pendapatan Bunga
10 | A K U N T A N S I P E R P A J A K A N
Debit
1.600.000
Kredit
1.600.000
11 | A K U N T A N S I P E R P A J A K A N
Efek bersifat hutang ini dapat disebut sebagai surat hutang, obligasi atau surat
berharga komersial tergantung dari tenggang waktu jatuh tempo pembayarannya
ataupun ciri-ciri lain. Pemegang efek bersifat hutang ini secara khusus berhak atas
pembayaran pokok hutang beserta bunganya beserta hak-hak lainnya sesuai
dengan yang diperjanjikan dalam persyaratan penerbitan surat hutang seperti
misalnya hak untuk memperoleh informasi tertentu.
Efek bersifat hutang ini biasanya diterbitkan dengan jangka waktu jatuh tempo
yang tetap dan hanya dapat diuangkan pada saat tanggal jatuh tempo efek. Efek ini
dapat disertai jaminan ataupun tanpa disertai jaminan, dan apabila tanpa disertai
jaminan maka dapat diperjanjikan dalam penerbitan efek bahwa pemegang efek
adalah memiliki peringkat syang tertinggi dibandingkan peringkat pemberi hutang
tanpa jaminan lainnya dalam hal terjadinya kepailitan.
2. Efek bersifat ekuitas
Efek bersifat ekuitas merupakan saham dari suatu perusahaan (yang biasanya
merupakan saham biasa namun termasuk juga saham preferen). Pemegang efek
bersifat ekuitas ini adalah merupakan pemegang saham. Tidak seperti pada surat
hutang yang mensyaratkan adanya pembayaran bunga secara teratur kepada si
pemegang efek, pada efek bersifat ekuitas ini si pemegang efek tidak berhak atas
pembayaran apapun. Apabila terjadi kepailitan maka nilai sahamnya hanya berupa
sisa harta perseroan setelah dikurangi pembayaran hutang (apabila ada) terhadap
seluruh kreditur perseroan. Pemegang saham juga berhak atas keuntungan
perusahaan dan kenaikan harga saham dimana pemegang.
Pengaturan akutansi dan pelaporan investasi obligasi ( efek Utang) dan saham
(efek Ekuitas) diatur dalam PSAK No. 50. Menurut PSAK tersebut perusahaan
harus mengklasifikasikan investasi obligasi ke dalam salah satu dari tiga
kelompok berikut ini :
1. Dimiliki hingga jatuh tempo ( Held to Maturity)
Efek ekuitas yang dibeli dan dimiliki sampai jatuh tempo harus
diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo.
2. Diperdagangkan ( Trading)
Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat harus
diklasifikasikan ke dalam kelompok diperdagangkan. Investasi ini
12 | A K U N T A N S I P E R P A J A K A N
Pembelian
Pembagian Deviden
Pengumuman
penyesuaian
laba/rugi perusahaan
HTM
Trading
AFS
Investasi xx
Kas/bank
xx
Investasi xx
Kas/bank
xx
investee
Tidak ada, karena saham tidak memiliki tanggal jatuh tempo
Kas/Bank
xx
Tidak ada jurnal
Deviden
Pph Psl 4 ayt (2) xx
Nilai wajar
Pendapatan deviden
xx
Dr.Surplus yang di transfer ke ekuitas xx
Cr. Laba/rugi yang belum direalisasi
Kas/Bank
xx
Pph Psl 4 ayt (2) xx
Pendapatan deviden
Deviden
Nilai wajar
Dr.Surplus yang di transfer ke ekuitas xx
Cr. Laba/rugi yang belum direalisasi xx
Pembelian
Penerimaan Bunga
HTM
Investasi xx
Kas/bank xx
Kas/Bank
xx
Pph Psl 4 ayt (2) xx
Pendapatan bunga
xx
Amortisasi
Premi
Diskonto
Pendapatan
Investasi xx
bunga
xx
Pendapatan
Investasi
xx
bunga
xx
13 | A K U N T A N S I P E R P A J A K A N
penyesuaian
Bunga
Amortisasi premi/diskonto
xx
Trading
Investasi xx
Kas/bank xx
Kas/Bank
xx
Pph Psl 4 ayt (2) xx
Pendapatan bunga xx
AFS
Investasi xx
Kas/bank xx
Kas/Bank
xx
Pph Psl 4 ayt (2) xx
Pendapatan bunga xx
Tidak ada
Pendapatan
bunga
xx
Investasi
xx
14 | A K U N T A N S I P E R P A J A K A N
Investasi xx
Pendapatan
bunga
xx
Bunga
Nilai wajar
Dr.Surplus yang di transfer
ke Laba/rugi tahun berjalan xx
Cr. Laba/rugi yang belum
direalisasi
xx
Bunga
Amortisasi premi/diskonto
Nilai wajar
Dr.Surplus yang di transfer
ke Laba/rugi tahun berjalan xx
Cr. Laba/rugi yang belum
direalisasi
xx
Pajak
4. Diskonto obligasi dengan kupon (tingkat bunga) adalah selisih lebih harga jual atau
nilai nominal di atas harga perolehan obligasi, tidak termasuk bunga berjalan.
5. Diskonto obligasi tanpa bunga adalah selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas
harga perolehan obligasi.
Pemotong
1. Penerbit Obligasi atau kustodian selaku agen pembayaran yang ditunjuk, atas bunga
dan/atau diskonto yang diterima pemegang Obligasi dengan kupon pada saat jatuh tempo
Bunga Obligasi, dan diskonto yang diterima pemegang Obligasi tanpa bunga pada saat
jatuh tempo Obligasi; dan/atau
2. perusahaan efek, dealer, atau bank, selaku pedagang perantara dan/atau
pembeli, atas bunga dan diskonto yang diterima penjual Obligasi pada saat transaksi.
Pemotong, Objek PPh, dan Tarif atas Bunga Obligasi
Pemotong
Objek Pemotongan
Saat
Tarif
Pemotongan
adalah:
Jatuh Tempo
Obligasi
16 | A K U N T A N S I P E R P A J A K A N
15%
Bunga
WPDN/BUT :
Jatuh Tempo
Obligasi
pembeli
Saat
Transaksi
Saat
Transaksi
Obligasi.
85/PMK.03/2011)
Tambahan dalam PMK-85/PMK.03/2011yang berlaku sejak 23 Mei 2011:
Pihak
Kondisi
Pemotong
Transaksi
langsung tanpa
perantara kepada
pihak selain
Saat Pemotongan
dipotong
Penjualan
obligasi secara
yang
pemotong
registry (selaku
pihak yang
Penjual
mencatat mutasi
obligasi
kepemilikan dilakukan
hak kepemilikan
obligasi)
Jika penjualan
Penerbit obligasi
17 | A K U N T A N S I P E R P A J A K A N
unjuk (tidak
(emiten) atau
memerlukan
kustodian yang
pemegang
pencatatan mutasi
ditunjuk sebagai
obligasi
hak kepemilikan
agen pembayaran
bunga berakhir.
untuk diskonto: saat
jatuh tempo obligasi,
dihitung berdasarkan
obligasi)
Dalam hal dapat dibuktikan bahwa penjual Obligasi atas unjuk adalah pihak yang tidak
diberlakukan pemotongan PPh atau pihak lain yang telah dikenakan pemotongan PPh,
pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final atas bunga pada saat jatuh tempo
bunga atau diskonto pada saat jatuh tempo Obligasi, dihitung berdasarkan masa
kepemilikan penuh dikurangi dengan masa kepemilikan penjual Obligasi tersebut.
Tarif
2009 s.d. 2010 2011 s.d. 2013
2014 dst.
0%
5%
Keuangan
Bunga Obligasi Yang Tidak Dikenai Pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2)
Yaitu apabila penerima penghasilan berupa Bunga Obligasi adalah:
18 | A K U N T A N S I P E R P A J A K A N
15%
Debit
220.000
6000
Kredit
3.000
223.000
Debit
3.000
Kredit
3.000
Debit
10.000
Kredit
500
Kas/Bank
9500
Paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, PT Cantika harus menyetorkan PPh 21 yang
telah dipotong ke kas Negara.
tgl
10/8/1
Keterangan
Utang PPh 21
Debit
500
Kredit
1
Kas/Bank
500
Keterangan
Kas/Bank
Debit
10.200
Kredit
1
PPh 23 dibayar di muka
Pendapatan bunga
1.800
12.000
Keterangan
Piutang bunga
Debit
6.000
Kredit
1
Pendapatan bunga
6.000
Premi obligasi diamortisasi sebesar Rp 2.222 untuk 6 bulan selama tahun 2011 yang
dimasukkan dalam pos pengurang penghasilan bunga.
tgl
31/12/1
Keterangan
Pendapatan bunga
Debit
2222
Kredit
1
Investasi pada efek tertentu
2222
Penutup yang dibuat pada akhir tahun 2011 adalah sebagai berikut.
tgl
31/12/1
Keterangan
Pendapatan bunga
1
20 | A K U N T A N S I P E R P A J A K A N
Debit
9.778
Kredit
Rugi-laba
9.778
Penghasilan bunga obligasi merupakan penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final,
sehingga pada akhir tahun tidak akan dilakukan penggabungan dengan penghasilan lain dan tidak
dilakukan perhitungan kembali dalam SPT Tahunan PT Cantika.
PPH Atas Laba Transaksi Saham
Penghasilan dari penjualan saham di bursa merupakan objek PPh yang bersifat final. Tarif
pemungutan PPh yang bersifat final adalah 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan
saham.
Khusus untuk transaksi penjualan saham pendiri berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. Transaksi penjualan saham pendiri dikenakan tambahan PPh dengan tarif 0,5% (setengah
persen) dari nilai saham perusahaan pada saat penutupan bursa di akhir tahun 1996;
2. Dalam hal saham perusahaan diperdagangkan di bursa efek setelah 1 Januari 1997, maka
nilai saham pendiri ditetapkan sebesar harga saham pada saat penawaran umum perdana;
3. Penyetoran tambahan PPh atas saham pendiri dilakukan oleh emiten atas nama pemilik
saham pendiri:
a. selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah ditetapkannya Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 1997 (tanggal 29 Mei 1997), apabila saham perusahaan telah
diperdagangkan di bursa efek sebelum Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
1997 ditetapkan;
b. selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di
bursa, apabila saham perusahaan baru diperdagangkan di bursa efek pada saat
atau setelah Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1997 ditetapkan (tanggal 29
Mei 1997);
21 | A K U N T A N S I P E R P A J A K A N
4. Wajib Pajak yang memilih untuk memenuhi kewajiban PPhnya tidak berdasarkan angka 3
di atas, atas penghasilan dari transaksi penjualan saham pendiri dikenakan PPh sesuai
dengan tarif umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang-undang PPh.
Dengan demikian tarif pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan dari transaksi
penjualan saham di Bursa Efek adalah sebagai berikut:
N
o
1
2
Tarif
1997
Peraturan terkait pelaksanaan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan dari transaksi
penjualan saham di bursa adalah:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1994 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 14 Tahun 1997;
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 282/KMK.04/ 1997.
Contoh:
1 Mei 2013, PT Jualaja menjual saham PT Gulali, yang dibelinya Rp. 2.000.000 dengan harga
Rp. 2.200.000. Biaya penjualan (jasa pialang dan biaya lain) Rp. 40.000. Saham PT Gulali
adalah saham yang dijual di Bursa saham.
Jurnal akuntansi pajak PT Jualaja :
tgl
1/5/1
Keterangan
Kas/Bank
Debit
2.157.800
2.200
Kredit
160.000
2.000.000
tgl
1/5/1
Keterangan
Kas/Bank
23 | A K U N T A N S I P E R P A J A K A N
Debit
1.858.100
1.900
140.000
Kredit
2.000.000
BAB III
KESIMPULAN
Kas adalah uang tunai yang paling liquid sehingga pos ini biasanya ditempatkan
pada urutan teratas dari aset.Sedangkan setara kas adalah investasi yang sifatnya liquid,
berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu
tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.Yang tidak termasuk dalm
pengertian kas, menurut akuntansi adalah:
1. Deposito yang jatuh temponya Deposito yang jatuh temponya lebih dari tiga
bulan rollover.
2. Peramgko dan materai.
3. Kas bon atau uang muka.
4. Cek mundur dan cek kosong.
Investasi adalah penggunaan suatu aktiva untuk pertumbuhan kekayaan
(accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti,dividen dan
uang sewa) untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang
berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Terdapat dua
jenis investasi yakni investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang.
Investasi lancar atau investasi jangka pendek merupakan investasi yang dapat segera
dicairkan dan dimaksudkan dimiliki selama setahun atau kurang. Investasi jangka
panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan tetap dan
untuk menguasai atau mengendalikan perusahaan tersebut.
24 | A K U N T A N S I P E R P A J A K A N
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno & Estralita Trisnawati. 2008. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
Akuntansi Intermediate Jilid 3.
Baridwan, zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8. Jogjkarta: Fakultas Ekonomi UGM
Liestyowati.2009. Modul Perkuliahan Semester Ganjil Tahun Akademik
2009/2010.
25 | A K U N T A N S I P E R P A J A K A N