Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS JENDRAL SUDIRMAN PURWOKERTO
I.
II.
PENYAKIT
Influenza
Tuberkulosis (TBC)
Muntaber
Cacar air
Tifus
Campak
Pneumonia
Hepatitis
Penyakit PES
Kolera
Polio
Ebola
AIDS
DBD
Rabies
Panu
Malaria
Toxoplasmosis
Disentri hasiler
Tetanus
Konjungtivitis
SARS
Rubela
Flu Burung
Demam chikungunya
Leishmaniasis
Demam kuning
Roseola infatum
Anthrax
30.
Leptospirosis
Contoh
metode
(Pasteurisasi
atau
seperlunya.
Metode
fisik
Sterilisasi)
adalah
dan
kimiawi
pemanasan
memasak
termasuk
makanan
klorinasi
air,
disinfeksi
c. Memutus rantai penularan. Hal ini merupakan cara yang
paling mudah untuk mencegah penularan penyakit infeksi,
tetapi hasilnya sangat bergantung kepada ketaatan petugas
dalam melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan.
Tindakan
pencegahan
ini
telah
disusun
dalam
suatu
dua
pilar/tingkatan
(Kewaspadaan
standar)
yaitu
Standard
dan
Precautions
Transmissionbased
Penempat
Tempatkan
an pasien
ruang
Bone
Tempatkan
di Tempatkan
bila terpisah,
mungkin tidak
kohorting,
ke
tidak
Udara/ Air
terpisah,
tidak
Droplet
bila terpisah
mungkin mempunyai:
bila kohorting.
Bila 1. Tekanan
duanya keduanya
tidak
mungkin mungkin,
buat
maka
pemisah
pertimbangkan
jarak
epidemiologi
antar
mikrobanya
jarak
dan
udara
dengan
>1
meter
TT
udara
dengan
terfiltrasi
sebelum
Pertahankan
Bicarakan
pintu
terbuka,
dengan
tidak
perlu
terhadap
Tempatkan
dan
dengan
udara
mengalir
ruang
(kategori IB)
ventilasi
lain
di RS
Usahakan pintu
ruang
pasien
tertutup.
ruang
ke
atau
tempat
udara
6-12
x /jam
3. Pengeluaran
dan
pasien.
Bila
terpisah
tidak
memungkinkan
kontaminasi
silang
ke
lingkungan dari
pasien
negatif
2. Pertukaran
populasi pengunjung.
petugas
yang
lain
(kategori IB)
tempatkan
pasien dengan
pasien
lain
yang mengidap
mikroba
yang
sama,
jangan
dicampur
dengan
lain
infeksi
(kohrting)
dengan
jarak
>1 meter.
Konsultasikan
dengan
petugas
PPIRS
sebelum
menempatkan
pasien
bila
dan
kohorting tidak
memungkinkan
Transport
Batasi
paisen
transport
pasien
(kategori IB)
gerak, Batasi gerak dan Batasi
gerak
transportasi
hanya untuk
kalau
perlu droplet
saja.
Bila pasien
diperlukan
pasien
ruangan
transmisi
pasien
hanya
dengan kalau
diperlukan saja.
pada Bila perlu untuk
(kategori pemeriksaan
IB)
resiko menerapkan
minimal
APD
dari pasien
keluar masker
kewaspadaan
agar
batasi transportasi
mengenakan
perlu pasien
dan
hygienen
ke respirasi
lain etika batuk
dan pasien
dapat
diberi
masker
bedah
untuk
dan cegah
mencegahnya
atau
droplet
nuklei
lingkungan
(kategori IB)
(kategori IB)
Sarung tangan Masker
Perlindungan
petugas
dan
cuci Pakailah
tangan
bekerja
Memakai
radius
m maskes
pasien respirator
steril,
lateks kontak
saat
ruang
erat. pasien
atau
suspek TB paru
ruang
pasien, seyogyanya
Orang
ganti
sarung melindungi
renta
cairan ruang
yang
dan seharusnya
dipakai tidak
boleh
memasuki masuk
ruang
rawat pasien
yang
atau
drain),
pasien
dengan diketahui
lepaskan
infeksi
cacar
sebelum keluar
kecuali petugas
dari
yang
kamar
air
telah
imun.
tangan dengan
Bila
antiseptic
harus
masuk
(kategori IB)
maka
harus
terpaksa
mengenakan
Gaun
masker
Pakai
gaun
respirator untuk
bersih,
tidak
pencegahan.
Orang
masuk
ruang
telah
pernah
pasien
untuk
sakit
campak
melindungi
baju
yang
tidak
kontak dengan
memakai
pasien,
masker
perlu
permukaan
(kategori IB)
lingkungan,
barang
di
ruang
pasien,
cairan
diare
Masker
bedah/prosedur
Sarug tangan
pasien,
Gaun
ileostomy,
Goggle
colostomy, luka
Bila
terbuka.
tindakan
Lepaskan gaun
dengan
sebelum keluar
kemungkinan
ruangan.
timbul aerosol
Jaga
melaukan
ke
lingkungan dan
pasien
lain
(kategori IB).
Apron
Bila
gaun
permeable,
untuk
mengurangi
penetrasi
cairan,
tidak
Peralatan
dipakai sendiri.
Bila
Tidak
untuk
memungkinan
penangan
udara Sesuai
perawata
peralatan
secara
n pasien
nonkritikal
karena
mikroba
bergerak MTB
airbone)
(obligat
pasien dengan
Campak,
infeksi mikroba
air
yang
transmisi)
sama.
Bersihkan
dari
norovirus
(partikel
sebelum
vomitus),
pasien
untuk
lain
(kategori IB)
3.
(kombinasi
disinfeksi
dipakai
cacar
feses,
rotavirus
melalui partikel
kecil aerosol.
PENCEGAHAN
DAN
PENGENDALIAN
PENYAKIT
NON
INFEKSI
Pemahamaan tentang penyakit non infeksi / Penyakit tidak
menulari adalah
penyakit yang terjadi bukan karena
disebabkan oleh mikoorganisme patogen.
Penyakit
tidak menular menurut klasifikasi diagnose ICD X
adalah sebagai berikut :
N
o
1
2
Penyakit
Angina pectoris
Infark Miokard Akut
Kode
ICD X
I.20
I.21
Pengelolaan penyakit DM :
Tujuan
dari
pengelolaan
diabetes
adalah
peningkatan kualitas hidup para penyandang diabetes.
Yang
dibedakan
untuk
tujuan
jangka
pendek
menghilangkan keluhan atau gejala, mempertahankan
rasa nyaman, dan tercapainya target pengendalian
glukosa darah.Tujuan jangka panjang adalah mencegah
dan menghambat terjadinya komplikasi.
IV.
KESIMPULAN /PENUTUP.
........... menunggu rangkuman antara penyakit menular
dan tidak menular........
DAFTAR PUSTAKA
Aditama TY, Subuh M. 2011, Strategi Nasional Pengendalian TB,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Departemen Kesehatan RI, 2008, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya;
Jakarta
Kansas Departement of Health and Environment, 2013, KDHE Bureau of
Epidemiology and Public Health Informatics Infectious Disease
Epidemiology
and
Response
Section
Standard Infectious Disease Classifications
Kementrian Kesehatan RI, 2012, Pedoman Pencegahan dan pengendalian
Infeksi Tuberkulosis di Fasilitas Pelayanan Kesehatan