Vous êtes sur la page 1sur 3

Audit Kinerja

Siklus Manajemen Kinerja :: Perencanaan Kinerja => Implementasi =>


Pengukuran Kinerja=> Pelaporan Kinerja=> Pengauditan Kinerja.
Jenis Audit Sektor publik
Audit Keuaangan => suatu proses yang sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara obyektif atas asersi manajemen mengenai
peristiwa dan tindakan ekonomi, kemudian membandingkan kesesuaian
asersi manajemen tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan
Audit Kepatuhan
Audit kinerja adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara obyektif atas kinerja suatu organisasi, program,
fungsi, atau aktivitas/kegiatan. Evaluasi dilakukan terhadap tingkat ekonomi,
efisiensi, dan keefektivan dalam mencapai target yang ditetapkan serta
kepatuhannya terhadap kebijakan dan peraturan perundangan yang
disyaratkan, kemudian membandingkan antara kinerja yang dihasilkan
dengan kriteria yang ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan
Audit Keuangan
Audit Kinerja
Obyek Audit : Laporan Keuangan
Organisasi, program, aktivitas/kegiatan
atau fungsi
Menguji kewajaran lap. keuanganan
Menguji tingkat ekonomi, efisiensi dan
dari salah saji yg material dan
efektivitas dalam penggunaan sumber
kesesuaiannya dg prinsip akuntansi
daya untuk mencapai tujuan
berterima umum
Lebih bersifat Kuantitatif-keuangan
Lebih bersifat kualitatif
Tidak terlalu analitis
Sangat analitis
Tidak menggunakan indikator kinerja,
Membutuhkan hal disamping untuk
standar, dan target kinerja
mengukur kinerja
Biasanya tidak mempertimbangkan
Biasanya mempertimbangkan analisis
analisis biaya manfaat
biaya manfaat (cost-benefit analysis)
Waktu pelaksanaan audit tertentu(pd
Audit bisa dilakukan sewaktu waktu
akhir periode)
Audit dilakukan untuk peristiwa
Mempertimbangkan kinerja masa lalu,
keuangan masa lalu
sekaran dan yg akan datang
Tidak dimaksudkan untk membantu
Dimaksudkan untuk memperbaiki hal
melakukan alokasi sumber daya secara disamping dan memperbaiki kinerja
optimal
Tidak terdapat rekomendasi audit dan
Terdapat hal disampig
follow up audit
Manfaat audit Kinerja :
Meningkatkan pendapatan. Hal ini karena kebocoran, penggelapan, dan
ketidakoptimalan dalam sisi pendapatan bisa diketahui dan diperbaiki.
Mengurangi biaya atau belanja. Melalui audit kinerja, sumber penyebab
kebocoran dan pemborosan anggaran bisa diidentifikasi sehingga melalui
efisiensi organisasi dapat melakukan penghematan biaya.

Memperbaiki efisiensi dan produktivitas. Hal ini juga berarti memperbaiki


proses.
Memperbaiki kualitas pelayanan yang diberikan.

Langkah audit kinerja :


1. Survey pendahuluan (preliminary survey)
2. Perencanaan dan persiapan audit kinerja
3. Analisis pendahuluan mengenai sistem pengendalian manajemen dan
sistem manajemen kinerja
4. Pelaksanaan audit
5. Mendiskusikan, klarifikasi, dan menyepakati laporan hasil audit dengan
auditee
6. Finalisasi dan publikasi laporan audit kinerja kepada parlemen dan
masyarakat
7. Follow-up audit
Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang
yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.
Ayat 1 Pasal 1 UU No. 17 Th 2003
Prinsip dasar Pengelolaan Keuangan Negara :
Akuntabilitas berorientasi hasil
Profesionalitas
Proporsionalitas
Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara
Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri
Analisis Laporan Keuangan
Mengintepretasikan angka-angka dalam laporan keuangan
Menilai kinerja keuangan
Dasar pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik
Mengapa Perlu analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan bersifat general purposive (untuk memenuhi kebutuhan
semua stakeholder)
Tidak semua pengguna laporan dapat memahami laporan keuangan
dengan baik. Tidak semua stakeholder memahami akuntansi yang
merupakan alat untuk menghasilkan laporan keuangan
Sejarah perkembangan Akuntansi Pemerintahan
Tahun 1975
Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan di Daerah
Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1975 tentang Pengurusan,
Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1975 tentang Penyusunan APBD,
Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah, dan Penyusunan
Perhitungan APBD
Tahun 1979-1980

Sistem administrasi pemerintahan masih dilakukan secara manual,


belum dikenal sistem komputerisasi yang terintegrasi.
Belum dimiliki Standar Akuntansi Pemerintah.
Satu-satunya laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah
kepada DPR berupa Perhitungan Anggaran Negara (PAN).
Departemen Keuangan mulai membuat rencana studi modernisasi
sistem akuntansi pemerintah.
Departemen Dalam Negeri mengeluarkan Keputusan Menteri Dalam
Negeri No. 900-099 Tahun 1980 tentang Manual Administrasi
Keuangan Daerah (MAKUDA).
Tahun 1986
Dibuat desain pengembangan Sistem Akuntansi Pusat dan Sistem
Akuntansi Instansi.
Tahun 1992
Dibentuk Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN) yang
mempunyai fungsi sebagai Central Accounting Office.
Tahun 2001-2002
Dikeluarkan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 yang mulai
mengenalkan penggunaan akuntansi basis kas modifikasian
(modified cash basis) serta pembukuan berpasangan (double entry
bookkeeping) untuk pencatatan keuangan pemerintah daerah.
Tahun 2003-2004
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
Tahun 2005
Standar Akuntansi Pemerintahan untuk pertama kali dimiliki dengan
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
Tahun 2010
Dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan menggantikan PP No. 24 Tahun
2005.

Vous aimerez peut-être aussi