Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abstrak
Di era globalisasi ini, alat-alat produksi sangatlah penting untuk kemajuan suatu pabrik khususnya
pabrik petrokimia yang memproduksi urea baik subsidi maupun non-subsidi seperti PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang. Pabrik Ammonia PUSRI-III mempunyai dua unit alat penukar kalo berupa pendingin (Cooler) yang
bertugas untuk mendingkan pelumas pada bantalan didalam poros antara kompresor Gas Synthesis dan turbin.
Akan tetapi, performa kedua unit Cooler menurun karena kurun waktu operasi yang telah lama sehingga harus
ada penambahan satu unit Cooler tambahan.
Untuk mengurangi biaya produksi, perancangan alat penukar kalor sangatlah efektif daripada membeli
alat penukar kalor yang sudah jadi. Alat penukar kalor tipe shell dan tube merupakan jenis penukar kalor yang
banyak digunakan dalam pabrik. Perancangan dilakukan dengan pendekatan LMTD atau pendekatan beda
temperatur logaritma. Hasil rancangan berupa dimensi alat penukar kalor, koefisien perpindahan kalor
keseluruhan dan penurunan tekanan yang terjadi baik di shell maupun di tube serta faktor pengotoran yang
berpengaruh penting dalam kualitas rancangan penukar kalor.
Kata Kunci : alat penukar kalor, dimensi, penurunan tekanan
Abstract
In this globalization era, the production equipments are very important to achieve a plant
especially petrochemicals plant that produces urea either subsidized or non-subsidized like fertilizier plant at
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang. Ammonia plant PUSRI-III has two units heat excahnger in the form of the
cooler whose function is to lubricating the bearings in the shaft between the compressor and turbine Gas
Synthesis. However, the performance both of units Cooler decreased because the period of operation that has
long so there should be adding one additional Cooler unit.
To reduce production costs, the design of heat exchanger is more effective than buy a heat exchanger
that is already done. A heat exchanger shell and tube type is the type of heat exchanger which is widely used in
the plant. The design using LMTD approach or logarithmic temperature different approach. The design results
are a heat exchanger dimension, the overall heat transfer coefficient and pressure drop that occurs either in the
shell or on the tube and the important fouling factor influence in heat exchanger design quality.
Keywords: heat exchanger, dimensions, pressure drop
1.
Pendahuluan
Dalam industri petrokimia, khususnya
industri pembuatan pupuk, selain peralatan utama
seperti Syntesis Gas Compressor (103-J)
diperlukan juga peralatan pendukung yang
menunjang beroperasinya peralatan utama. Salah
satu peralatan pendukung yang diperlukan adalah
Lube Oil Cooler. Lube Oil Cooler yang banyak
digunakan di industri adalah tipe Shell and Tube
Heat Exchanger dikarenakan sangat mudah dalam
proses pemeliharaan dan pembersihannya. Pada
Dimana:
Q = Laju perpindahan kalor (btu/hr)
U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh
A = Luas perpindahan kalor menyeluruh (ft2)
= Beda suhu rata-rata (0F)
2.
2.1
Tinjauan Pustaka
Shell and Tube Heat Exchanger
2.1.2.
Komponen-Komponen Shell and Tube
Heat Exchanger
2. Shell
3. Sekat (Baffle)
Adapun fungsi dari pemasangan sekat
(baffle) pada heat exchanger ini antara lain adalah
untuk : Sebagai penahan dari tube bundle, untuk
mengurangi atau menambah terjadinya getaran dan
sebagai alat untuk mengarahkan aliran fluida yang
berada di dalam tube.
Sehingga:
PT
De
IDs
Dimana :
Keterangan:
Gs
ft2)
= Laju aliran massa per satuan luas (lb/hr= Laju aliran massa (lb/hr)
As
hi
= koefisien perpindahan panas bagian
dalam tube (btu/hr-ft20F)
IDt
ODt
Dimana:
De
= Clearance (ft)
Keterangan:
IDt
Gt
= Laju aliran massa persatuan luas dalam
tube (lb/hr-ft2)
s
Dimana :
Uc
Ud
Metodologi
Dimana :
V
Sg
= Pt + Pr
Dimana:
IDs = diameter dalam dari shell =17,25 in
C = Jarak antara diameter luar dengan pitch
(Pt-ODt) = 0,15 in
B = Jarak antara baffle = 12,89 in
Pt = Jarak antara titik pusat tube = 0,78 in
Sehingga:
Dimana:
w = Laju aliran lube oil = 108908,35 lb/h
Sehingga:
Dimana:
Ntube = Jumlah tube = 266
at
Sehingga:
Dimana:
De = Diameter Eqivalen (susunan tube: triangular)
Dimana:
w = Laju aliran air pendingin = 44092,45 lb/hr
Sehingga:
Sehingga:
Dimana:
Dimana:
IDt
Sehingga:
Dimana:
4.4.Faktor Perpindahan Panas
4.4.1 Faktor Perpindahan Panas Pada Shell
Faktor perpindahan panas pada shell dapat
diperoleh dengan menggunakan grafik Shell Side
Heat Transfer Curve for Segmental Baffle, untuk
Re = 343,8 dengan pemotongan baffle sebesar 25%
dapat diperoleh harga faktor perpindahan panas
pada shell, JHs = 9
Cpt
= Panas spesifik dari air pendingin pada
temperatur kalorik 104,4 0F
=1
Btu/lb 0F
kt
= Konduktivitas termal air pendingin pada
temperatur kalorik 104,4 0F
= 0,358
Btu/hrft2
Sehingga:
Dimana:
Cps
= Panas spesifik dari lube oil pada
temperatur kalorik 124,7 0F = 0,482 Btu/lb 0F
ks
= Konduktivitas termal dari lube oil pada
temperatur kalorik 124,7 0F = 0,0787 btu/hrft2
Sehingga:
Dimana:
= viskositas dari air pendingin pada temperarur
dinding tube tw = 111,9 0F = 1,454 lb/hr ft
(
berikut:
Dimana :
Dimana:
Dimana:
= viskositas dari lube oil pada temperarur
dinding tube tw = 111,9 0F = 50,74 lb/hr ft
(
Dimana:
Dimana:
= Beda tekanan antara fluida pada saat
masuk dengan tekanan fluida pada saat
keluar dari penukar kalor (Psi)
f
Q
= Panas yang diserap oleh air pendingin =
661422,1 Btu/hr
LMTD = beda temperatur rata-rata logaritma =
18,8 0F
A
De
Gs
(N+1)
Sehingga:
Dimana:
Hasil Perhitungan:
= Beda tekanan antara fluida pada saat
masuk dengan tekanan fluida pada saat
keluar dari penukar kalor (Psi)
2
s
IDt
Gt
Keterangan
Shell Side
Tube Side
ISO VG 32
OIL
Air
Pendingin
(q) (btu/hr)
661422,1
(Tc) (oF)
124,8
104,4
(a) (ft2)
0,31
0,21
351317,1
209964,1
(G) (lb/hr-ft2)
Re
343,8
5739,6
Pr
231,5
4,39
(P) (psi)
6,04
0,26
= jumlah pas = 2
IDt
= diameter bagian dalam tube pada BWG 18
(0,049in) = 0,043ft
Sehingga:
Dimana:
v
= velocity aliran fluida dingin (air
pendingin) = 0,73 ft/s
Keterangan
(ODt) (ft)
0,052
(IDt) (ft)
0,043
(PT) (ft)
0,065
(C) (ft)
0,013
(L) (ft)
14,76
(Nt)
262
(IDs) (ft)
1,43
(N+1)
14
DAFTAR PUSTAKA
Parameter
Keterangan
LMTD (0F)
18,8
(Tw)
111,9
(A) (ft2)
631,4
(ho) (btu/hr-ft20F)
110,5
(hio) (btu/hr-ft20F)
187,4
(Uc) (btu/hr-ft20F)
69,7
(Ud) (btu/hr-ft20F)
55,7
20
0,0036
5. Kesimpulan
Dari
hasil
pembahasan
tentang
unit
lainnya
dalam
keadaan
standby
meminimalisasi
shutdown-nya
Pabrik