Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
1.1 Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan darah
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Pada
populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg, dan
tekanan diastolic 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung,
stroke, & gagal ginjal.
Gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang berlebihan, dan rangsangan kopi
yang berlebihan, tembakau, obat-obatan yang merangsang dapat berperan disini, tapi
penyakit ini sangat dipengaruhi factor keturunan. Tingginya tekanan darah yang
lama tentu saja akan merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, yang paling jelas
pada mata, jantung, ginjal, dan otak. Maka konsekuensi pada hipertensi yang lama
tidak terkontrol adalah gangguan penglihatan, oklusi koroner, gagal ginjal, & stroke.
Selain itu jantung membesar karena dipaksa meningkatkan beban kerja saat
memompa melawan tingginya tekanan darah. Hipertrofi ini dapat diperiksa dengan
EKG atau rontgen thorak. Peningkatan tahanan perifer yang dikontrol pada tingkat
arteriola adalah dasar penyebab tingginya tekanan darah. Penyebab tingginya
tahanan tersebut belum banyak diketahui. Tetapi obat-obatan ditujukan untuk
menurunkan tahanan perifer untuk menurunkan tekanan darah & mengurangi stress
pada system vaskuler.
1.2 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
D. Pathway
1.3 Etiologi
Berdasarkan Penyebabnya Hipertensi dibagi dalam 2 Golongan yaitu :
1. Hipertensi primer / essensial
Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, biasanya
berhubungan dengan faktor keturunan dan lingkungan.
2. Hipertensi sekunder
Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti, seperti
gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.
1.4 Faktor Pencetus terjadinya Hipertensi
1. Obesitas / kegemukan
2. Kebiasaan merokok
3. Minuman beralkohol
Telinga berdengung
Sukar tidur
Kesemutan
Kesulitan bicara
Sistolik (mmHg)
Diastolik
(mmHg)
Optimal
< 120
dan
< 80
Normal
< 130
dan
< 85
Normal tinggi
130 139
atau
85 89
Hipertensi derajat 1
140 159
atau
90 99
derajat 2
160 179
atau
100 109
derajat 3
180
110
< 85
130 139
85 89
140 159
90 99
Dipastikan dalam 2 th
160 179
100 109
Evaluasi dalam 1 th
180
110
1.7 Penatalaksanaan
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya
morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan
darah dibawah 140/90 mmHg.Efektifitas setiap program ditentukan oleh derajat
hipertensi, komplikasi, biaya perawatan, dan kualtas hidup sehubungan dengan
terapi.
Kelompok resiko A
Kelompok risiko B
Kelompok Risiko C
hipertensi
(Minimal 1
(Kerusakan
(mmHg).
faktor risiko,
kerusakan
tak termasuk
atau diabetes,
organ target).
diabetes, tak
dengan atau
ada kerusakan
tanpe factor
Normal tinggi
Perubahan gaya
(130139/85
89)
hidup
Perubahan gaya
organ target).
Perubahan gaya
hidup
Perubahan gaya
Derajat 1
hidup (sampai
hidup (sampai 6
(140-159/90-
12 bulan)
bulan).
99)
Terapi obat
risiko lain).
Terapi obat
Terapi obat
Terapi obat
Terapi obat
Derajat 2&3
(160/ 100)
Keterangan: Stratifikasi risiko dan pengobatan hipertensi.
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik 4,4 dan 2,5 mmHg pada
penderita hipertensi dan 1,8 serta 1,0 mmHg pada orang normal. Diet
kaya kalium juga dihubungkan dengan penurunan risiko stroke. Asupan
diet kalium, Mg dan kalsium sebaiknya bersumber pada bahan makanan
alami. Pemberian suplemen harus dikonsultasikan ke dokter terlebih
dahulu.
1.8.4.Hentikan Minum Alkohol Dan Berhentilah Merokok
1.8.5.Meningkatkan Aktivitas Fisik Aerobik (30-45 Menit/Hari)
1.9 Rencana Asuhan Keperwatan
1.1.1
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Kolaborasi :
Berikan obat-obat sesuai indikasi, cointoh :
a. Diuretik tiazid mis. Klorotiazid (diuril) hidrok lorotiazid (esidrix/
hidroDIURIL); bendroflumentiazid (NATURETIN).
b. Diuretik loop, mis. Furusemid (l;asik) asam ewtakrinic (edecrin);
bumetanid (burmex).
c. Iretik hemat kalium, spinolakton (aldaktone); triamterene (direnium);
amilioride (midamor).
d. Ihibitor simpatis mis. Propanolol (inderalk); metoprolol (lopressor)
atenolol (tenormin); nadolol (corgard) metildopa (aldomet); reserpine
(serpasil); klonidin (catapres).
e. Aodilator mis. Minokasidil (loniten) hidralazin (apresoline); bloker
saluran kalsium, mis. Nifedipin (peocardia)verapamil(calan).
f. Agen-agen anti adrenergik -1 bloker prazosin (minipres); tetazosin
hitrin).
g. Blokewr nuron adrenergic: guanadrel (hiloree): quanetidin
(ismelin)reserpin (serpasil).
h. Inhibitor adrenergic yang bekerja secara sentral: klonidin ; (catapres)
guanabenz (wytension) metaldopa (aldomet); Vasodilator kerja langsung :
hidralazin (Apresoline) minoksidil; (linoten)
i. Vasodilator oral yang bekerja langsung :diagzosid (hiperstat); nitropusid;
(nipride, Nitopress).
j. Bloker ganglion mis. Guanetidin (ismelin); trimetapan (arfonad); ACE
inhibitor , mis. Kaptropil (capoten)
k. Berikan pembatasan cairan dan diet natrium sesuai indikasi.
l. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi.
m. Siapkan pembedahan bila ada indikasi
1.1.2
c.
Kolaborasi :
a. Berikan sesuai indikasi :
b. Analgesik
c. Antiansietas mis. Lorazepqam (ativan) diazepam (valium)
1.1.4
Intervensi :
Mandiri
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Kolaborasi :
Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi
1.1.5
Intervensi :
Mandiri :
a. Kaji keefektivan stategi koping dengan observasi perilaku mis. Kemampuan
menyatakan persaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam rencana
pengobatan
b. Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi,
peka rangsang, penurunan toleransi sakit kepala, ketidakmampuan
mengatasi masalah
c. Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan stategi
untuk mengatasinya
d. Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan partisipasi
maksimum dalam rencana pengobatan
e. Dorong pasien untuk mengevaluasi prioritas, tanyakan pertanyaan seperti
Apa yang anda lakukan merupakan apa yang anda inginkan ?
f. Bantu pasien untuk mengidentivikasi dan mulai merencanakan perubahan
hidup yang perlu. Bantu untuk menyesuaikan ketimbang membatalkan
tujuan diri atau keluarga
1.1.6
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
BAB II
Konsep Dasar Keluarga
2.1 Pengertian Keluarga
Menurut Duvall dan Logan (2006) yang dikutip oleh Herawati (2008:2) keluarga
adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Menurut Bailon dan Maglaya (2008) yang dikutip oleh Herawati (2008:2) keluarga
adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami,
Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari
seorang dewasa
2.1.1.6
Keluarga usila, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami-
Fungsi Afektif
mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anakanak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan
kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau
masalah keluarga timbul karena fungsi afektif yang tidak
terpenuhi.
2.2.3.2
Fungsi Sosialisasi
Fungsi Reproduksi
Fungsi Ekonomi
2.2.4.2
Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan
posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau
status adalah posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan
posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya
status sebagai istri / suami atau anak.
2.2.4.3
Struktur Kekuatan
Merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain ke arah positif.
a. Legitimate Power/Authority;
b. Referent Power;
c. Reward;
d. Power;
e. Coercive Power;
f.
2.2.4.4
Affective Power.
Nilai-nilai Keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara
sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu
budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
2.2.4.5
Tugas Perkembangan
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga, yaitu : keluarga suami, istri
serta keluarga sendiri. Masing-masing pasangan menghadapi perpisahan dengan
keluarga orangtuanya dan mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan
kelompok sosial pasangan masing-masing. Hal lain yang perlu diputuskan pada tahap
ini adalah kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah anak yang
diharapkan.
Tahap II: Keluarga Child-Bearing (Keluarga Anak Pertama)
Keluarga yang senantiasa menantikan kelahiran dimulai dari
kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak
pertama berusia 30 bulan. Kehamilan dan kelahiran bayi perlu
dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas
perkembangan yang penting sebagai berikut:.
Tahap Perkembangan
Tugas Perkembangan
Anak Pertama)
Kelahiran bayi pertama memberi perubahan besar dalam keluarga, sehingga pasangan
harus beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sering terjadi
dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan karena fokus perhatian kedua
pasangan tertuju pada bayi. Peran utama perawat keluarga adalah mengkaji peran
orangtua; sebagaimana orangtua berinteraksi dan merawat bayi serta bagaimana bayi
berespon. Perawat perlu memfasilitasi hubungan orangtua dan bayi yang positif dan
hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orangtua dapat tercapai.
Tahap III: Keluarga Dengan Anak Pra Sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama berusia 2,5 tahun dan
berakhir saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan pada tahap
ini sebagai berikut:
Tahap Perkembangan
Tugas Perkembangan
Kehidupan keluarga pada tahap ini sangat sibuk dan anak sangat tergantung pada
orangtua harus mengatur waktunya sedemikian rupa sehingga kebutuhan anak, suami,
istri dan pekerjaan (purna waktu/paruh waktu) dapat terpenuhi. Orangtua menjadi
arsitek keluarga dalam merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga agar
kehidupan perkawinan tetap utuh dan langgeng dengan cara menguatkan hubungan
kerjasama antar suami istri. Orangtua mempunyai peran untuk menstimulasi
perkembangan individual anak khususnya kemandirian anak agar tugas perkembangan
anak pada fase ini tercapai.
Tahap IV: Keluarga Dengan Anak Sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga
mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga
sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak
memiliki aktivitas dan minat sendiri. Demikian pula orangtua yang
mempunyai aktifitas yang berbeda dengan anak. Untuk itu keluarga
perlu bekerjasama untuk mencapai tugas perkembangan sebagai
berikut:
Tahap Perkembangan
I.
Tugas Perkembangan
a. Membantu sosialisasi anak
tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman
pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya
kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan
untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga
Pada tahap ini orangtua perlu belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan pada
anak untuk bersosialisasi baik aktifitas di sekolah maupun di luar sekolah.
Tahap V: Keluarga Dengan Anak Remaja
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan
biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak
meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah
melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan
yang paling besar untuk mempersiapkan diri menjadi dewasa. Seperti
pada tahap-tahap sebelumnya, pada tahap ini memiliki tugas
perkembangan sebagai berikut:
II.
Tahap Perkembangan
Tugas Perkembangan
Ini merupakan tahapan yang paling sulit. Karena orangtua melepas otoritasnya dan
membimbing anak untuk bertanggungjawab (mempunyai otoritas terhadap dirinya
sendiri yang berkaitan dengan peran dan fungsinya). Seringkali muncul konflik antara
orangtua dan remaja karena anak menginginkan kebebasan untuk melakukan
aktifitasnya sementara orangtua mempunyai hak untuk mengontrol aktifitas anak.
Dalam hal ini orangtua perlu menciptakan komunikasi yang terbuka, menghindari
kecurigaan dan permusuhan sehingga hubungan orangtua dan remaja tetap harmonis.
Tahap VI: Keluarga Dengan Anak Dewasa (Pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggal rumah. Lamanya tahap
ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga atau jika ada anak
yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orangtua. Tujuan
utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk
tetap berperan dalam melepaskan anak untuk hidup sendiri. Tugas
perkembangan sebagai berikut:
Tahap Perkembangan
III.
Tugas Perkembangan
a. Memperluas keluarga inti menjadi
keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman
pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri
yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di
masyarakat
e. Penataan kembali peran dan
kegiatan rumah tangga
Keluarga mempersiapkan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan
tetap membantu anak terakhir untuk lebih mandiri. Pada saat semua anak meninggalkan
rumah, pasangan perlu menata ulang dan membina hubungan suami istri seperti pada
fase awal. Orangtua akan merasa kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa
kosong karena anak-anak sudah tidak tinggal serumah lagi. Untuk mengatasi keadaan
ini orangtua perlu melakukan aktivitas kerja, meningkatkan peran sebagai pasangan dan
tetap memelihara hubungan dengan anak.
Tahap VII: Keluarga Usia Pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada
beberapa pasangan fase ini dirasakan sulit karena masalah lanjut
usia, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orangtua.
Untuk mengatasi hal tersebut keluarga perlu melakukan tugas-tugas
perkembangan berikut:
Tahap Perkembangan
IV.
Tugas Perkembangan
a. Menyediakan lingkungan yang
meningkatkan kesehatan
b. Mempertahankan hubunganhubungan yang memuaskan dan
penuh arti dengan para orang tua
lansia dan anak-anak.
c. Memperkokoh hubungan
perkawinan
Tugas perkembangan yang penting pada tahap ini adalah penentuan lingkungan yang
sehat. Dalam masa inilah upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi lebih
menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataannya bahwa mungkin mereka telah
melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-65 tahun.
Hal ini karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang dialami oleh usia
pertengahan tersebut.
Tahap VIII: Keluarga Dalam Masa Lansia dan Pensiun
Tahap ini merupakan tahap terakhir siklus kehidupan keluarga yang
dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa
Tugas Perkembangan
a. Mempertahankan suasana rumah
yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan perubahan
kehilangan pasangan teman,
kekuatan fisik dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami
istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan
anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan perawat harus melakukan home visit
atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau
melakukan pengkajian kesehatan keluarga.
e.
Konsultan (penasehat)
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga di dalam mengatasi
masalah kesehatan. agar keluarga mau meminta nasehat kepada
perawat maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik,
perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya.
f.
Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan Rumah
Sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap
kesehatan keluarga yang optimal.
g. Fasilitator
Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga di dalam
menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
Kendala yang sering dialami keluarga adalah keraguan di dalam
menggunakan pelayanan kesehatan, masalah ekonomi, dan sosial
budaya. Agar melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka
perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan,
misalnya sistem rujukan dan dana sehat.
h. Penemu kasus
Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah
mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi
ledakan atau wabah.
i. Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan baik
lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar dapat tercipta
lingkungan yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C, Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit, EGC Penerbit buku
kedokteran, Jakarta, 2007.
Brunner and Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Doengoes ( 2000 ). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Smith T. 2005. Tekanan Darah Tinggi. Cetakan V. Arcan.Jakarta
Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, UI Press, Jakarta, 2004.
Sobel, B. J. M. D. and George L. Bakris, M . D . FACP. 2009 . Pedoman KLinis
diagnosa dan Terapi Hipertensi. Penerbit Hipokrates.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. G DENGAN
SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA HIPERTENSI
DI RT 14 DESA JELAPAT I KECAMATAN TAMBAN
KABUPATEN BARITO KUALA
I. PENGKAJIAN KELUARGA
A. Data Umum
1. Nama KK
: Tn. B
2. Umur
: 40 tahun
3. Alamat
: Desa Jelapat I RT 14
4. Pendidikan
: SD
5. Pekerjaan
: Petani
6. Agama
: Islam
7. Komposisi Keluarga
: Kepala Keluarga
B. Klien
1. Nama
: Ny. G
2. Umur
: 38 tahun
3. Agama
: Islam
4. Pendidikan
: SD
5. Pekerjaan
: IRT
6. Alamat
: Desa Jelapat I RT 14
7. Daftar Keluarga
No.
Nama
L/P
Umur
An. K
14 thn
Hubunga
n
Anak
Pendidikan
SMP
Agama Pekerjaan
Islam
Status
Kesehatan
Sehat
Genogram:
th
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Keluarga yang meninggal
: Klien
: Serumah
8. Tipe keluarga
Keluarga Ny.G merupakan keluarga petani yang memiliki satu anak yang
masih berumur 14 tahun
9. Kewargaan negara/ suku bangsa
Ny.G dan anaknya berkewarganegaraan Indonesia dan bersuku Banjar.
10. Agama
Ny.G dan anaknya beragama Islam.
11. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dalam suatu masalah dilakukan oleh Tn. B sendiri
selaku kepala keluarga dirumah tersebut.
Tidur
Siang
-
Ada
Keterangan
Klien mengatakan tidak
dapat tidur karena
tengkuk terasa sakit
Tn. Tn. B
6 Jam
Ada
Tidak ada keluhan
An. N
2-3 Jam
7 8 Jam
Ada
Tidak ada keluhan
3. Denah Lingkungan
5
4
1 = Teras
2 = Ruang Tamu
3 = Kamar Tidur
4 = Dapur
5 = Jamban
4. Sarana Kesehatan
Keluarga meminta pertolongan kesehatan disaat sakit ke tenaga medis lain
(mantri/bidan) terdekat, sebelum kesarana kesehatan kebiasaan keluarga
membeli obat di warung. Jarak fasilitas kesehatan Puskesmas dengan rumah
tempat tinggal keluarga ke puskemas 1 km, Jarak Pustu dengan tempat
tinggal keluarga 3 km, alat transportasi keluarga adalah tidak ada. Fasilitas
dan alat komunikasi keluarga adalah telepon genggam yang hanya dimiliki
oleh anaknya.
F. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1.
2.
3.
maka klien akan susah untuk tidur lagi. Klien mengatakan sendi terasa sakit
dan kaku, terlebih saat bangun dari tidur
4.
G. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Apektif
Keluarga Ny. G memiliki sikap dan hubungan baik, Ny. G tampak sangat
memperhatikan dan menyayangi anaknya.
2. Fungsi Sosialisasi
Ny. G mengatakan hubungan dengan anak-anaknya dan anaknya baik. Klien
tampak tidak memilih-milih untuk bersosialiasi
3. Fungsi Reproduksi
Ny. G memiliki 1 orang anak, saat ini anak-anaknya telah berkeluarga dan
tinggal terpisah. Ny. G tinggal bersama seorang anak perempuan.
4. Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga hanya dihasilkan oleh anaknya, kadang dibantu dan
diberi oleh keluarga yang lain.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga sekarang jarang berobat ke sarana kesehatan, Ny. G mengatakan
tidak ada yang mengantar untuk beobat ke sarana kesehatan (Puskesmas)
dengan hanya meminum obat yang dibeli di warung klien mengatakan sudah
merasa nyaman.
H. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik umum klien
a. Ny. G
Keadaan Umum
-
Tanda-tanda vital
-
Baik
TD
Nadi
RR
Suhu
: 160/90 Mmhg
: 98 x/menit
: 24 x/menit
: 36,5 0 C
Kulit
Kulit klien tampak kering dan kusam, tampak keriput, berwarna
sawo matang, tidak tampak ada lesi.
Kepala dan leher
Tidak tampak ada luka, perdarahan, pembengkakan. Rambut
tampak lurus panjang, wajah tampak simetris dan keriput, tidak
tampak ada odem. Tidak ada pembengkakan kelenjar getah
sklera.
Penciuman hidung
Bentuk luar simetris, tidak ada gangguan penciuman, tidak ada
peradangan dan perdarahan
Mulut dan gigi
Gigi klien masih lengkap, kebersihan mulut cukup terjaga.
Dada dan pernafasan
Bentuk dada simetris tidak terdengar bunyi nafas tambahan, tidak
terdengar bunyi jantung tambahan.
Abdomen
Abdomen tampak simetris, tidak tampak adanya luka post
4
2
I.
5
5
Harapan Keluarga
Keluarga berharap tetap sehat selalu dan jangan sampai ada penyakit dalam
keluarga, Ny. G juga berharap suatu saat sehat selalu suami dan anakanak nya
Data
Masalah
Kemungkinan
Tipologi
Keperawatan
1.
Data Subjektif
Penyebab
Ketidakmampuan
Masalah
Aktual.
keluarga dalam
-Ny. G mengatakan
kepalanya terasa sakit
merawat anggota
keluarga yang
sakit (hipertensi)
terasa kaku.
-
Ny. G mengatakan
sering membeli obat
diwarung.
Data Objektif
-
Tanda-tanda vital
TD = 160/90 mmHg
R R = 24 x/menit
2.
= 98 x/menit
= 36,5
Data Subjektif :
-
Ny. G mengatakan
mengetahui dirinya
menderita tekanan darah
tinggi saat dibawa ke
petugas kesehatan
(Mantri) saat terjadi
stroke 1 tahun yang
lalu.
Defisit pengetahuan
tentang hipertensi
Ketidakmampuan
klien dan
keluarga
mengenal
masalah penyakit
hipertensi
Aktual
Ny. G mengatakan
tidak mengetahui
pengertian, penyebab,
tanda gejala dan
perawatan pada
hipertensi yang
dideritanya
Data Objektif
-
Tanda-tanda vital
TD = 160/90 mmHg
R R= 24 x/menit
= 92 x/menit
= 36,8C
Data Subjektif
-
Ny. G mengatakan
dirinya sudah 7 hari
merasa pusing, kaku
dan sakit pada daerah
tengkuknya.
Risiko terjadinya
stroke berulang
Ketidakmampuan
keluarga didalam
merawat anggota
keluarga yang
sakit
Risiko
sembuh mereka
membawanya ke
petugas kesehatan
(mantri).
-
Ny. G mengatakan
sudah membeli obat
diwarung dan merasa
nyaman dengan obat
tersebut.
Data Objektif
-
Tanda-tanda vital
TD = 160/90 mmHg
R R= 24 x/menit
N
= 98 x/menit
= 36,5 C
A.
No
Kriteria
1.
Sifat masalah:
Perhitungan
Skor
Pembenaran
3/3 x 1
Tidak/kurang
sehat (3)
2.
3.
4.
Kemungkinan
1/2 x 2
masalah dapat
diubah
Sebagian (1)
Potensial masalah
0,6
untuk
dicegah:
Cukup (2)
normal.
Menonjolnya
0x1
masalah :
Masalah tidak
dirasakan
(0)
Jumlah
2.
3,6
No
Kriteria
1.
Sifat masalah:
Perhitungan
Score
2/3 x 1
0,6
kesehatan (2)
Kemungkinan
x2
diubah
0,6
untuk
dicegah:
Cukup (2)
4.
masalah dapat
Mudah (2)
Potensial masalah
3.
Ancaman
2.
Pembenaran
Menonjolnya
2/2 x 1
masalah :
Masalah berat
harus segera
ditangani (2)
3,2
Jumlah
3.
No
1.
Kriteria
Sifat masalah:
Tidak/kurang
Perhitungan
Skore
Pembenaran
2/3 x 1
sehat (3)
Kemungkinan
masalah
dapat
diubah
hipertensi
Mudah (2)
Potensial
3.
x2
2/3 x 1
2/3
masalah
untuk
dicegah:
tepat
Cukup (2)
4.
Menonjolnya
0/2 x 1
masalah :
Masalah tidak
dirasakan (0)
Jumlah
B.
4 2/3
2.
3.
No.D
Masalah Keperawatan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Kriteria
x
I
Nyeri dapat
teratasi/terkontrol
Setelah dilakukan
Klien dapat
pendidikan
mendemonstrasikan
ketidakmapuan keluarga
kesehatan klien
teknik relaksasi
merawat anggota
dapat mengerti
mengenai cara
hipertensi
mengatasi/men
berkurang/terkontrol
gontrol nyeri
Klien menyatakan
Intervensi
1. kaji karakteristik dan keluhan nyeri
(sakit kepala) yang dialami
2. lakukan pengukuran TTV (TD, N,
RR, S)
3. anjurkan pada klien untuk
beristirahat
4. anjurkan pada klien untuk
membatasi aktifitas fisik selama
nyeri (sakit kepala)
5. ajarkan tehnik rileksasi nafas dalam
jelaskan pada keluarga cara
merawat anggota keluarga yang
sakit
6. anjurkan pada keluarga untuk
secara teratur memberikan obat
yang telah diresepkan
penyakit jantung
Setelah beberapa
keluarga mengerti
kali pertemuan,
berhubungan dengan
diharapkan
hipertensi
ketidakmampuan
keluarga dapat
keluarga merawat
mengerti cara
komplikasi dari
menangani
hipertensi
sakit
hipertensi agar
keluarga mengetahui
komplikasi
tidak terjadi
III
Keluarga dapat
hipertensi berhubungan
mengenal masalah
pertemuan
menjelaskan kembali
dengan Ketidakmampuan
diharapkan
keluarga
keluarga
penyebab, serta
hipertensi.
mengetahui tanda,
gejala dan
penyakit Hipertensi
penyakit hipertensi
Keluarga dapat
penyebab serta
akibat lanjut dari
hipertensi
Hari/Tanggal
Masalah
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan
Selasa,
16
September
2014
Jam 15.30
Wita
Nyeri (sakit
kepala)
berhubungan
dengan
ketidakmapuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit
hipertensi
1. Mengkaji
Pukul : 17.00 Wita
karakteristik dan
keluhan nyeri (sakit S:
kepala) yang
- Ny. G mengatakan
dialami Ny. G
kepalanya masih
2. Melakukan
terasa sakit.
pengukuran TTV
- Ny. G mengatakan
(TD, N, RR, S)
tengkuknya terasa
3. Menganjurkan pada
kaku
klien untuk
O:
beristirahat
4. Menganjurkan pada - Ny. G
- Ny. G tampak
klien untuk
mencoba tehnik
membatasi aktifitas
relaksasi nafas dalam
fisik selama nyeri
- TTV:
(sakit kepala)
5. Mengajarkan tehnik TD =160/100MmHg, N =
92x/mnt
relaksasi nafas
dalam
RR = 22x/mnt
6. Menjelaskan pada
keluarga cara
T= 36,70C
merawat anggota
keluarga yang sakit A: masalah teratasi sebagian
7. Menganjurkan pada
P: lanjutkan intervensi 1-7
Ny. G ke petugas
kesehatan atau
fasilitas kesehatan
terdekat untuk
mendapatkan
pengobatan
50
Hari/Tanggal
Masalah
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan
Rabu,
17 September
2014
Pukul 16.00
Wita
Nyeri (sakit
kepala)
berhubungan
dengan
ketidakmapuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit
hipertensi
1. Mengkaji
karakteristik dan
keluhan nyeri (sakit
kepala) yang dialami
Ny. G
2. Melakukan
pengukuran TTV
(TD, N, RR, S)
3. Menganjurkan pada
klien untuk
beristirahat
4. Menganjurkan pada
klien untuk
membatasi aktifitas
fisik selama nyeri
(sakit kepala)
5. Mengevaluasi tehnik
rileksasi nafas dalam
yang telah diajarkan
6. Menjelaskan pada
keluarga cara
merawat anggota
keluarga yang sakit
dengan menyediakan
menu makanan yang
rendah garam dan
rendah lemak
7. Menganjurkan pada
keluarga untuk
secara teratur
memberikan obat
yang telah
diresepkan kepada
Ny. G
Ny. G mengatakan
sakit kepalanya
sudah mulai
berkurang
Ny. G mengatakan
sudah ada beristirhata
siang 2 jam.
- Ny. G tampak duduk
di teras masih terlihat
lemah.
- TTV: TD 150/100
MmHg, N 82x/mnt,
RR 22x/mnt, S
36,30C
A: masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
51
Hari/Tanggal
Masalah Keperawatan
Implementasi
5. Menjelaskan pada
Ny G dan keluarga
tanda dan gejala bila
tekanan darah mulai
tinggi seperti kepala
terasa sakit/pusing,
bahu dan tengkuk
terasa kaku dan
sakit, pengelihatan
berkurang, dll.
6. Menjelaskan pada
keluarga komplikasi
dari hipertensi bila
tidak mendapatkan
perawatan yang
tepat seperti stroke,
penyakit jantung,
gagal ginjal bahkan
kematian
7. menjelaskan pada
keluarga cara
merawat dan
menjaga anggota
keluarga yang
menderita hipertensi
dengan mengurangi
asupan makanan
yang asin dan
berlemak
8. menjelaskan pada
keluarga untuk
segera membawa
keluarganya yang
sakit ke fasilitas
kesehatan atau
petugas kesehatan
terdekat
Evaluasi
Pkl. 15.00 WITA
S:
-
Ny. G mengatakan
mengerti atas
penjelasan yang
diberikan
Tn. B mengatakan
akan merawat dan
segera membawa
anggota keluarganya
bila ada yang sakit.
O:
-
Ny. G tampak
memperhatikan apa
yang telah dijelaskan
- Tn. B tampak
mampu menjawab
pertanyaan yang
diajukan
A: masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
52
Hari/Tanggal
Masalah Keperawatan
Defisit pengetahuan
Implementasi
5. Mengkaji
tentang hipertensi
pengetahuan
berhubungan dengan
Ketidakmampuan
keluarga mengenal
penyebab serta
masalah penyakit
hipertensi.
hipertensi.
6. Menjelaskan kepada
Evaluasi
Pkl. 15.00 WITA
S:
-
keluarga pengertian,
penyebab tanda
gejala, akibat lanjut
dari hipertensi.
7. Memberikan pujian
kepada klien dan
keluarga atas
jawabannya (benar)
atau kalau salah kita
sempurnakan/kita
benarkan/perbaiki.
8. Menganjurkan
kepada klien untuk
sering
Ny. G mengatakan
mengerti atas
penjelasan yang
diberikan
Tn. B mengatakan
merasa senang
karena telah
diberikan penjelasan
tentang pengertian,
penyebab, tanda dan
gejala juga akibat
lanjut dari hipertensi
O:
-
Ny. G tampak
memperhatikan apa
yang telah dijelaskan
- Tn. B tampak
mampu menjawab
pertanyaan yang
diajukan
A: masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
mengontrol/memerik
sakan TD tiap
minggu atau 1
minggu 2 kali.
53