Vous êtes sur la page 1sur 12

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR RONGGA MULUT

Disusun Oleh :
Nama

: SEPTI EPRIYANTI

NIM

: 1511040066

PROGRAM PROFESI NERS


ANGKATAN XI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2016

A. PENGERTIAN
Ca rongga mulut adalah tumor ganas dalam rongga mulut yang
tumbuh secara cepat dan menginvasi jaringan sekitar, berkembang sampai
daerah endontel, dan dapat bermetastasis ke bagian tubuh yang lain dan
sering asimtomatik pada tahap awal.
Kira-kira kanker rongga mulut merupakan 5% dari semua
keganasan yang terjadi pada kaum pria dan 2% pada kaum wanita
(Lynch,1994). Telah dilaporkan bahwa kanker rongga mulut merupakan
kanker utama di India khususnya di Kerala dimana insiden rata-rata
dilaporkan paling tinggi, sekitar 20% dari seluruh kanker (Balaram dan
Meenattoor,1996).
Walaupun ada perkembangan dalam mendiagnosa dan terapi,
keabnormalan dan kematian yang diakibatkan kanker mulut masih tinggi
dan sudah lama merupakan masalah didunia. Beberapa alasan yang
dikemukakan untuk ini adalah terutama karena kurangnya deteksi r dan
metastase

nodus

limfe

servikal

(Lynch,1994;

Balaram

dan

Meenattoor,1996).
Hampir semua penderita kanker rongga mulut ditemukan dalam
stadium yang sudah lanjut, yang biasanya sudah terdapat selama berbulanbulan atau bahkan lebih lama (Lynch,1994). Akibatnya prognosa dari
kanker rongga mulut relatif buruk, suatu kenyataan yang menyedihkan
dimana seringkali prognosa ini diakibatkan oleh diagnosa dan perawatan
yang terlambat
Tempat Tempat Terjadinya Kanker Pada Mulut Sebagai Berikut
@ Kanker pada lidah
Hampir 80% kanker lidah terletak pada 2/3 lidah anterior lidah (umunya
pada tepi lateral dan bawah lidah) dan dalam jumlah sedikit pada posteror
lidah (daftar 1992 Tambunan 1993 Pinborg 1986) gejala pada penderita
tergantung pada lokasi kanker tersebut bila terletak pada bagian 2/3
anterior lidah biasanya timbul suatu massa yang sering kali terasa tidak
sakit bila timbul pada seprtiga posterior kanker tersebut selalu tidak di

ketahui oleh penderita dan rasa sakit yang di alami yang biasanya di
hubungkan dengan rasa sakit tenggorokan. Kanker yang terletak 2/3
anterior lidah lebih dapat di deteksi dini dari pada yang terletak pada 1/3
posterior
@ Kanker pada bibir
Kanker bibir selalu di hubungkan dengan orang orang yang memilki
aktifitas di luar seperti nelayan dan petani. Sinar matahari mungkin terlibat
dalam faktor terjadinya kanker bibir. Umumnya lebih banyak terjadi pada
bibir bawah dari pada bibir atas (daftar 1992 Pinborg 1986 smith 1989).
pada awal pertumbuhan lesi dapat berupa modul kecil atau ulkus yang
tidak sembuh sembuh deteksi tumor pada keadaa ini memberikan
kesempatan untuk menemukan karsinoma dini.
@ Kanker dasar mulut
Kanker dasar mulut biasanya di hubungkan dengan penggunaan alkohol
dan tembakau.pada awalnya mungkin tidak menimbulkan gejala. Bila lesi
berkembang pasien akan mengeluhkan adanya gumpalan dalam mulut atau
perasaan tidak nyaman (Pinborg 1986 Daftari 1982)
@ Kanker pada mukosa pipi
Di negara yang sedang berkambang kanker pada mukosa pipi di
hubungkan dengan kebiasaan mengunyah campuran pinang, daun sirih,
kapur dan tembakau. Hal tersebut berkontak dengan mukosa pipi kiri dan
kanan selama beberapa jam
@ Kanker pada palatum
Pada daerah yang masyarakatnya mempunyai kebiasaan menghisap rokok
secara terbali kanker pada palatum merupakan kanker rongga mulut yang
umum terjadi dari semua kanker rongga mulut. Perubahan yang terjadi
pada mukosa mulut yang di hubungkan dengan menghisap rokok secara
terbalik adalah adanya ulser, erosi,daerah modul dan bercak (reddy dkk
1974)

B. ETIOLOGI
Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu
proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi,
promosi dan perkembangan tumor :
Secara garis besar, etiologi kanker rongga mulut dapat dikelompokkan
atas :
1. Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis
dari restorasi, gigi-gigi karies/akar gigi, gigi palsu.
2. Faktor luar, antara lain karsinogen kimia berupa rokok dan cara
penggunaannya, tembakau, agen fisik, radiasu ionisasi, virus, sinar
matahari, trauma yang kronik.
3. Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan genetic.
Kanker mulut biasa juga terjadi karena kekurangan vitamin C, kurangnya
penjaggan pada mulut sehingga mulut menjadi kotor.
C. MANIFESTASI KLINIK
Banyak kanker oral tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Keluhan
pasien yang paling sering adalah luka yang tidak nyeri atau massa yang
tidak sembuh.Luka terjadi pada gusi atau sariawan dalam jangka waktu
yang panjang yakni lebih dari satu minggu sampai satu bulan,luka yang
awalnya seperti sariawan biasa ini,lama-kelamaan akan menggerogoti
seluruh jaringan dalam mulut dan hingga lidah .Dan akibatnya membuat
mulut dan rongga mulut menjadi kebal dan tidak mampu merasakan
apapun. Lesi khas pada kanker oral adalah ulkus keras dan tepi menonjol.
Adanya ulkus pada rongga mulut yang tidak sembuh dalam 2 minggu
harus diperiksa dengan Biopsi. Bila kanker berlanjut, pasien dapat
mengeluh nyeri tekan sulit mengunyah, menelan, atau bicara, batuk
disertai sputum mengandung darah atau pembesaran nodus limfe servikal.
Meskipun resiko tergolong kecil, namun para ilmuwan menemukan bukti
kuat bahwa seks oral dapat memicu timbulnya kanker mulut. Para peneliti
sebenarnya sudah lama mencurigai infeksi penyakit seksual menular selain

mengakibatkan kanker mulut rahim juga berkaitan kanker rongga mulut.


Kanker rongga mulut umumnya berbau dan berbentuk khas.pada mulanya
hanya menyerang sebagian bibir pasien.
Pada tubuh penderita kanker rongga mulut human papilloma virus (HPV)
yang di kenal sebagai HPV 16 yang dapat memicu timbulnya kanker
Umumnya kanker rongga mulut tahap dini tidak menimbulkan gajala
diameter kurang dari 2 cm kebanyakan berwarna merah dengan atau tampa
di sertai komponen putih licin halus dan memperlihatkan elevasi yang
minimal (linch 1994) sering kali awal dari kaganasan di tandai oleh adanya
ulkus apabila terdapt ulkus yang tidak sembuh sembuh maka keadaan ini
sudah dapat di curigai sebagai proses keganasan.tanda tanda lain dari
ulkus proses keganasan meliputi ulkus yang tidak sakit tepi bergulung
lebih yinggi dari sekitarnya dan indorasi (lebih keras) dasarnya dapat
berbintil bintil dan mengelupas.
Berikut ini merupakan tanda tanda yang harus di waspadai terhadap
kemungkinan adanya kanker mulut yang baru mulai terjadi atau dalam
tahap lanjut (bolden 1982);
1. Bercak putih,bersisik
2. Bintik pigmen yang tiba tiba ukurannya membesar
3. Ulser yang tidak sembuh sembuh
4. Gusi bengkak dan berdarah
5. Gigi yang tanggal secara tiba tiba tanpa adanya riwayat trauma
pendarahan
6. Parastesi, anastesi dan mati rasa di rongga mulut
7. Sakit sewaktu menggerakkan rahang
8. Luka pencabutan yang tidak sembuh sembuh
D. PATOFISIOLOGI
Sel kanker muncul setelah terjadi mutasi-mutasi pada sel normal yang
disebabkan oleh zat-zat karsinogenm tadi. zat karsinogen dari asap rokok

tersebut memicu terjadinya Karsinogenesis (transformasi sel normal


menjadi sel kanker). Karsinogenesisnya terbagi menjadi 3 tahap :
Tahap pertama merupakan Inisiaasi yatu kontak pertama sel normal
dengan zat Karsinogen yang memancing sel normal tersebut menjadi
ganas.
Tahap kedua yaitu Promosi, sel yang terpancing tersebut membentuk
klon melalui pembelahan(poliferasi).
tahap terakhir yaitu Progresi, sel yang telah mengalami poliferasi
mendapatkan satu atau lebih karakteristik neoplasma ganas.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Sitologi mulut.
Sitologi mulut merupakan suatu teknik yang sederhana dan efektif untuk
mendeteksi dini lesi-lesi mulut yang mencurigakan. Secara defenisi,
pemeriksaan sitologi mulut merupakan suatu pemeriksaan mikroskopik
gel-gel yang dikerok/dikikis dari permukaan suatu lesi didalam mulut
(Coleman dan Nelson,1993). Untuk aplikasi klinisnya, seorang dokter gigi
harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kapan pemeriksaan ini
dilakukan dan kapan tidak dilakukan, peralatan yang digunakan, prosedur
kerja, data klinis yang disertakan sampai pengirimannya ke bagian
Patologi anatomi.
b. Biopsi
Jika hasil pemeriksaan sitologi meragukan, segera lakukan biopsi. Biopsi
merupakan pengambilan spesimen baik total maupun sebagian untuk
pemeriksaan mikroskopis dan diagnosis. Cara ini merupakan cara yang
penting dan dapat dipercaya untuk menegakkan diagnosa defenitif dari
lesi-lesi mulut yang dicurigai.
Teknik biopsi memerlukan bagian dari lesi yang mewakili dan tepi
jaringan yang normal. Biopsi dapat dilakukan dengan cara insisional atau
eksisional. Biopsi insisional dipilih apabila lesi permukaan besar (lebih

dari 1 cm) dan biopsi eksisional yaitu insisi secara intoto dilakukan apabila
lesi kecil.
F. PENATALAKSANAAN
1. Tindakan Bedah
Terapi umum untuk kanker rongga mulut adalah bedah untuk mengangkat
sel-sel kanker hingga jaringan mulut dan leher.
2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi atau radioterapi jenis terapi kecil untuk pasien yang tidak di
bedah. Terapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dan menyusutkan
tumor. Terapi juga dilakukan post operasi untuk membunuh sisa-sisa sel
kanker yang mungkin tertinggal didaerah tersebut.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan obat anti kanker untuk
membunuh sel kanker.
G. KLASIFIKASI
a. Klasifikasi Histopatologi
1) Tipe Histologi
NO TIPE HISTOLOGI
1 Squamous cell carc.
2 Adenocarcinoma
3 Adenoid cyst.carc
4 Ameloblastic carc
5 Adenolymphoma
6 Mal. mixed tumor
7 Pleomorphic carc
8 Melanoma maligna
9 Lymphoma maligna
Sebagian besar (90%) kanker rongga

ICD.M
5070/3
8140/3
8200/3
9270/2
8561/3
8940/3
8941/3
8720/3
9590/3-9711/3
mulut berasal dari mukosa yang

berupa karsinoma epidermoid atau karsinoma sel skwamosa dengan diferensiasi


baik, tetapi dapat pula berdiferensiasinya sedang, jelek atau anaplastik. Bila
gambaran patologis menunjukkan suatu rabdomiosarkoma, fibrosarkoma,
malignant fibrohistiocytoma atau tumor ganas jaringan lunak lainnya, perlu

diperiksa dengan teliti apakah tumor itu benar suatu tumor ganas rongga mulut
(C00-C06) ataukah suatu tumor ganas jaringan lunak pipi, kulit atau tulang yang
mengadakan invasi ke rongga mulut.
2) Derajat Diferensiasi
GRADE
G1
G2
G3
G4

DERAJAT DIFERENSIASI
KETERANGAN
Differensiasi baik
Differensiasi sedang
Differensiasi jelek
Tanpa differensiasi = Anaplastik

3) Laporan Patologi Standard


Yang perlu dilaporkan pada hasil pemeriksaan patologis dari spesimen
operasi meliputi :
a. Tipe histologis tumor
b. Derajat diferensiasi (grade)
c. Pemeriksaan tnm untuk menentukan stadium
d. patologis (ptnm)
T = Tumor primer
- Ukuran tumor
- Adanya invasi kedalam pembuluh darah atau limfe
- Radikalitas operasi
N = Nodus regional
- Ukuran KGB
- Jumlah KGB yang ditemukan
- Level KGB yang positif
- Jumlah KGB yang positif
- Invasi tumor keluar kapsel KGB
- Adanya metastase ekstra nodal
M = Metastase jauh
H. PENCEGAHAN
a. Hindari kontak berlebihan dengan matahari, pada bibir.
b. Kurangi merokok atau mengunyah tembakau.
c. Pertahankan oral hygiene dan perawatan gigi yang baik.
d. Segera konsultasikan ke dokter bila ada lesi pada mulut yang tidak
sembuh dalam waktu 2- 3 minggu.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan

Dengan mendapatkan riwayat kesehatan memungkinkan perawat menentukan


kebutuhan penyuluhan dan pembelajaran pasien mengenai higiene oral prefentif,
serta untuk mengidentifikasi gejala yang memelukanevaluasi medis.
Riwayat mencakup pertanyaan tentang:
1) Frkwensi kunjungan dokter gigi
2) Kesadaran akan adanya lesi atau area iritasi pada mulu, lidah atau tengorok.
3) Kebutuhan menggunakan gigi palsu dan lempeng parsiel
4) Riwayat baru sakit tenggorok atau sputum berdarah
5) Katidak nyamanan yang disebabkan oleh makanan tertentu
6) Masukan makanan setiap hari
7) Penggunaan alkohol, tembakau, termasuk mengunyah tembakau
b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan palpasi struktur internal maupun eksternal dari mulut dan tenggorok,
periksa terhadap kelembaban, warna, tekstur, simetri, dan adannya lesi, periksa
leher terhadap pembesaran nodus limfe.

2. Penyimpangan KDM

3. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna nutrien akibat kondisi oral atau gigi.
b. Nyeri akut berhubungan dengan lesi oral.
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik pada penampilan.
d. Difisiensi pengatahuan tentang proses panyakit dan rencana pengoatan
berhubungan dengan tidak familier dengan sumber informasi

4. Intervensi Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d ketidak mampuan
mencerna nutrien akibat kondisi oral atau gigi
Tujuan: masukan nutrisi adekuat
Kriteria Hasil: BB stabil, nilai lab untuk nutirsi normal
Intervensi
1) Pantau berat badan tiap minggu presentase makanan yang dikonsumsi setiap
kali makan
2) Jika dimulai pemberian makanan per oral, berikan makanan yang lembut,
mudah dicerna seperti kentang, nasi, dsb.
3) Berikan makanan sedikit tapi sering.
4) Berikan makanan melalui selang NGT bila tidak memungkankan lewat oral
5) Beri nutrisi parenteral bila perlu
6) Pantau nilai lab untuk nutrisi
7) Konsultasi pada ahli diet untuk memilih makanan yang tepat
b. Nyeri akut b.d Lesi Oral
Tujuan: Nyeri berkurang hingga hilang
Kriteria hasil: Ekspresi wajah dan tubuh lebih releks, mengungkapkan nyeri
berkurang, menggunakan teknik relaksasi untuk menghilangkan nyeri.
Intervensi:
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, kualitas, dan factor presipiasi.
2) Observasi reaksi verbal dan nonverbal dari ketidaknyamanan
3) Beri perawatan oral tiap 2 jam
4) Ajarkan teknik relaksasi

5) Anjurkan untuk menghindari makanan pedas, panas, keras


6) Berikan obat analgetik sesuai anjuran

c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kanker pada rongga mulut


Tujuan: diharapkan klien akan memiliki kembali citra tubuh yang positif. Kriteria
Hasil: Klien tidak menarik diri dan kepercayaan diri klien kembali.
Intervensi
1) Dorong klien agar mau mengungkapkan pikiran dan perasaannya terhadap
perubahan penampilan tubuhnya,.
2) Identifikasi mekanisme koping yang digunakan
3) Dukung mekanisme koping yang digunakan
4) Berikan dukungan dan suport mental serta spiritual
5) Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan secara mental dan spiritual
6) Anjurkan untuk melaksanankan operasi, radiasi atau kemoterapi
d.

Difisiensi pengatahuan tentang proses panyakit dan rencana pengoatan b.d

tidak familier dengan sumber informasi


Tujuan: pengetahuan bertambah
Kriteria Hasil: Pasien dapat menyebutkan kembali pengetahuan/informasi yang
telah diberikan mengenai penyakit dan pengobatan
Intervensi:
1. Kaji pengetahuan pasien tentang penyakit dan pengobatannnya
2.
Berikan informasi mengenai penyakit, proses keperawatan
pengobatannya.
3. Anjurkan untuk mengubah pola hidup yang tidak sehat.
4. Berikan informasi tertulis untuk pasien atau orang terdekat.

DAFTAR PUSTAKA

dan

Buku saku Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014 NANDA


International
Corwin, Elizabeth J. 2003. Buku Saku Patofisiologis Edisi 3. Jakarta: EGC.
Judith M. Wilkinson, Nancy R. Ahern. 2012, Buku Saku Diagnosis Keperawatan:
Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC (Edisi 9). Jakarta: ECG
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologis Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Underwood, J.C. E. 1999. Patologi Umum Dan Sistematik Volume 1. Jakarta:
EGC.

Vous aimerez peut-être aussi