Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Titin Atinah
Kelompok
Asisten
: B1J012024
:6
: Shokhikhun Natiq
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
maupun
di
laut.
Ikan
memiliki
tubuh
yang dapat
dan
ekor
(caudal)
(Radiopoetro,
1977).
Ikan
(kelas
Chondrichthyes,
800
spesies),
dan
sisanya
Prinsip tingkah laku ikan harus didukung oleh pemahaman terhadap indera
utama dari ikan (organ fisiologi) khususnya indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, peraba, linea literalis dan sebagainya. Indera-indera tersebut
merupakan indera penting pada ikan berhubungan dengan natural behaviour.
Ditegaskan pula oleh D. Grimaldi dan D. agosti (2001) bahwa tingkah laku
makan ikan merupakan hasil interaksi dari beberapa indera pada ikan bergantung
pada habitat dan pengaruh yang dihasilkan oleh makanan.
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui respon suatu organisme
hewan akuatik yang mobil terhadap salah satu faktor penting dalam lingkungan,
perairan lotik diantaranya arus air.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
dan
ikan
hag),
ikan
bertulang
rawan
(kelas
perairan
bebas.
Ikan
ini
semula
alam
diharapkan
untuk
dapat
mengendalikan
Menurut
: Chordata
Class
: Actinopterygii
Ordo
: Cyprinidontiformes
Familia
: Poecilidae
Genus
: Lebistes
ikan mas. Bedanya, kepala ikan nilem relatif lebih kecil. Sudutsudut mulutnya terdapat dua pasang sungut peraba. Warna
tubuhnya hijau abu-abu. Sirip punggung memiliki 3 jari-jari keras
dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor berbentuk cagak dan simetris.
Sirip dubur disokong oleh 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak.
Sirip perut disokong oleh 1 jari-jari keras dan 8 jari-jari lunak.
Sirip dada terdiri dari 1 jari-jari keras dan 13-15 jari-jari lunak.
Jumlah sisik pada gurat sisi ada 33-36 keping. Dekat sudut
rahang atas ada 2 pasang sungut peraba. Bentuk tubuh agak
memanjang dan pipih, ujung mulut runcing dengan moncong
terlipat,
serta
bintik
hitam
besar
pada
bagian
ekornya
III.
DESKRIPSI LOKASI
Lokasi pengambilan sampel dilakukan di sungai belakang Laboratorium
Riset Universitas Jenderal Soedirman. Dilaksanakan mulai jam pukul 09.00
sampai dengan pukul 10.30.
IV.
V.
POSITIF
8
7
7
9
10
8
7
10
10
6
NEGATIF
2
3
3
1
0
2
3
0
0
4
KONTROL
POSITIF
4
9
4
8
5
6
6
7
5
9
NEGATIF
6
1
6
2
5
4
4
3
5
1
POSITIF
3
10
7
6
5
7
3
9
10
4
NEGATIF
9
1
9
4
5
3
7
1
0
6
KONTROL
POSITIF
3
11
9
11
3
5
6
8
10
4
NEGATIF
9
4
2
0
8
6
5
3
1
7
POSITIF
10
10
9
10
10
10
10
10
10
10
NEGATIF
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
KONTROL
POSITIF
10
9
10
10
10
9
10
9
9
9
NEGATIF
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
Respon
ikan
B. Pembahasan
dalam menghadapi
beberapa
faktor
lingkungan salah satunya seperti arus air. Respon ikan ini terdiri
dari respon positif yaitu pergerakan ikan yang menghadapi kuat
arus (Zulkifli, 1996). Respon negatif yaitu pergerakan ikan yang
melawan kuat arus dan respon indiferen yaitu pergerakan ikan
yang tidak jelas. Ikan tawes (putihan) lebih suka dengan air yang
aliran airnya agak deras, tapi juga tidak terlalu deras. Ikan tawes
ini merupakan ikan yang hidup bergerombol atau berkelompok
dan umumnya dalam satu kelompok besrnya hampir sama. Tips
lain untuk mencari ikan tawes adalah dengan memperhatikan
adanya tanaman tepi sungai yang batang atau daunnya masuk
ke air. Berdasarkan hasil praktikum rheotaksis pada kotak kontrol
maupun kotak perlakuan pergerakan ikan memiliki respon fositif
jauh lebih banyak dibandingkan dengan respon positif (Soedjiran,
1988).
Ikan nilem (O. hasselti) merupakan ikan endemik (asli)
Indonesia yang hidup di sungai-sungai dan rawa-rawa. Ikan nilem
termasuk hewan omnivora, makanannya berupa ganggang
penempel yang disebut epifition dan perifition serta mempunyai
ciri morfologi
ikan mas. Bedanya, kepala ikan nilem relatif lebih kecil. Sudutsudut mulutnya terdapat dua pasang sungut peraba. Warna
tubuhnya hijau abu-abu. Sirip punggung memiliki 3 jari-jari keras
dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor berbentuk cagak dan simetris.
serta
bintik
hitam
besar
pada
bagian
ekornya
D.
:
:
:
:
:
:
:
: Chordata
Vertebrata
Pisces
Teleostei
Ostariophysi
Cyprinoidae
: Cyprinidae
Cyprininae
Ostechilus
: Osteochilus hasselti
Ikan nila memiliki ciri morfologis yaitu berjari-jari keras, sirip perut
torasik, letak mulut subterminal dan berbentuk meruncing. Selain itu, tanda
lainnya yang dapat dilihat dari ikan nila adalah warna tubuhnya hitam dan agak
keputihan. Bagian tutup insang berwarna putih, sedangkan pada nila lokal putih
agak kehitaman bahkan kuning. Sisik ikan nila berukuran besar, kasar dan
tersusun rapi. Sepertiga sisik belakang menutupi sisi bagian depan. Tubuhnya
memiliki garis linea lateralis yang terputus antara bagian atas dan bawahnya.
Linea lateralis bagian atas memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang
sirip punggung sampai pangkal sirip ekor. Ukuran kepala relatif kecil dengan
mulut berada di ujung kepala serta mempunyai mata yang besar (Kottelat et al.
1993).
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Osteichtyes
Subkelas
: Acanthopterygii
Ordo
: Percomorphi
Subordo
: Percoidea
Famili
: Cichlidae
Genus
: Oreochromis
Spesies
: Oreochromis niloticus
Gupi dimasukkan ke Indonesia sebagai ikan akuarium pada
perairan
bebas.
Ikan
ini
semula
alam
diharapkan
untuk
dapat
mengendalikan
dan
bentuk
tubuhnya,
maupun
dari
warnanya
salah
ikan
peliharaan
paling
dikenal
dikalangan
: Chordata
Class
: Actinopterygii
Ordo
: Cyprinidontiformes
Familia
: Poecilidae
Genus
: Lebistes sp.
VI.
Berdasarkan
hasil
pembahasan
diatas
maka
dapat
disimpulkan bahwa:
1. Respon suatu organisme hewan akuatik terhadap arus air pada menit pertama
sampai menit ke-10 didapatkan hasil ikan seribu (Lebistes) pada kotak kontrol
dan kotak perlakuan pergerakannya positif jauh lebih banyak dibandingkan
dengan respon negaif. Sama halnya dengan ikan nila dan ikan nilem
didapakan hasil yang sama halnya dengan ikan seribu (Lebistes). Hal ini
sesuai dengan pernayataan Zulkifli, (1996) bahawa respon ikan
dalam menghadapi beberapa faktor lingkungan salah satunya
seperti arus air. Respon ikan ini terdiri dari respon positif yaitu
pergerakan ikan yang menghadapi kuat arus.
Saran
pada
B. Saran
praktikum Rheotaksis
yaitu
kotak
untuk
DAFTAR REFERENSI
A.R. Jalil (2013). Distribusi kecepatan arus pasang surut pada muson peralihan
barat-timur terkait hasil tangkapan ikan pelagis kecil di perairan
Spermonde. Makasar.
D. Grimaldi & D. Agosti (2001). "A formicine in New Jersey Cretaceous amber
(Hymenoptera: Formicidae) and early evolution of the ants". Proc. Natl.
Acad. Sci. USA 97: 1367813683.
Djuhanda, T. 1982. Anatomi dari Empat Species Hewan Vertebrata. Armico,
Bandung.
Firdaus, M., Alimuddin., Sumantadinata, K. 2013. Transplantasi Sel Testikular
Ikan Neon Tetra Paracheirodon innesi (Characidae) Pada Larva Ikan Mas
Cyprinus carpio (Cyprinidae): Morfologi, Poporsi, dan Kolonisai. Jurnal
Akuakultur Indonesia 12 (1): 1-13.
Kodri,Ghufar.H. 2004. Budidaya Lele Keli. PT.Rineka Cipta dan PT Bina
Adiaksara, Jakarta.
Kottelat M, Whitten AJ, Kartikasari SN, Wirjoatmojo S. 1993. Freshwater fishes
of Western Indonesia and Sulawesi. Hong Kong: Periplus Editions. Hlm:
344.
Kurnani., Hidayanti.,Abdullah.,and sutendy. 2011. The Effect Of Lumbricus
Rubellus Seedling Density On Earthworm Biomass And Quantity As
WellAs Quality Of KascingIn Vermicomposting OfCattle Feces And
Bagasse Mix. Ecological Journal 234-334.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta Siwi, S.S. 1991. Kunci
Determinasi Serangga. Kanisius, Yogyakarta.
Saanin H. 1984. Taksonomi dan kunci identifikasi ikan. Jakarta: Bina Cipta.
Soedjiran, R.1988. Pengantar Ekologi. Remadja Karya, Bandung.
Zulkifli, Hilda. 1996. Biologi Lingkungan. Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, Jakarta.
Yusuf bachtiar. 2003. Pembesaran Ikan Mas di Kolam Pekarangan.
Jakarta: Agro Media Pustaka