Vous êtes sur la page 1sur 51

LAPORAN PENDAHULUAN

LANDASAN TEORI MEDIS BRONCHOPNEUMONIA


A. Pengertian.
Bronchopneumonia adalah suatu infeksi pada parenkim paru yang
meluas sampai bronkhioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi
pada jaringan paru melalui penyebaran langsung melalui saluran
pernapasan atau melalui hematogen sampai ke bronchus.
B. Etiologi.
Penyebaran tersering bronchopneumonia pada anak adalah
pneumokokus sedang penyebab lainnya antara lain : sterptococus
pneumoniae,stapilakkokus aureus,haemophilus influenza,jamur sperti
candida albicans,dan virus.pada bayi dan anak ditemukan staphilacocus
sebagai penyebab utama yang sangat serius da progresif dengan
mortalitas tinggi.
C. Patofisiologi
Kuman masuk kedalam jaringan paru-paru melalui saluran
pencernaan dari atas untuk mencapai bronkhiolus dan alveolus
sekitarnya.kelainan yang timbul berupa bercak konsiladasi yang tersebar
pada kedua paru-paru,lebih banyak pada bagian basal.
Pneumonia dapat terjadi sebagai akibat dari inhalasi mikroba yang ada di
udara, aspirasi organisme dari nasofarinks atau penyebaran hematogen
dari focus infeksi yang jauh. Bakteri yang masuk ke paru melaui saluran
pernapasan masuk ke bronkhioli dan alveoli,menimbulkan reaksi
peradangan hebat dan menghasilkan cairan edema yang kaya protein
dalam alveoli dan jaringan interstisial.kuman pneumokokus dapat meluas
melalui porus khon dari alveoli keseluruh segmen atau lobus.eritrisin
mengalami pembesaran dan beberapa leukosit dari kapiler paruparu.alveoli dan septa menjadi penuh dengan cairan edema yang berisi
eritrosit dan fibrin serta relative sedikit leukosit sehingga kapiler alveoli
menjadi melebar.paru menjadi tidak berisi udara lagi,kenyal dan berwarna
merah.pada tingkat yang lebih,aliran darah menurun,aliran darah penuh
dengan leukosit relative lebih sedikit eritrosit.kuman pneumokokus di
fagositosis oleh eritrosit dan sewaktu resolusi berlangsung,makrofag
masuk kedalam alveoli dan menelan leukosit bersama kuman
pneumokokus didalamnya.paru masuk kedalam tahap hepatisa abu-abu
dan berwarna abu-abu kekuningan.secara perlahan-lahan sel darah merah
yang mati dan eksudat fibrin di buang dari alveoli.terjadi resolusi
sempurna,paru menjadi normal kembali tanpa kehilangan kemampuan
dalam pertukaran gas.
Akan tetapi apabila proses konsiladasi tidak dapat berlangsung
dengan baik maka setelah edema dan terdapatnya eksudat pada alveolus
maka membrane dari alveolus akan mengalami kerusakan yang dapat
mengakibatkan
gangguan
proses
difusi
osmisi
oksigen
pada
alveolus.perubahan tersebut akan berdampak pada penurunan jumlah
oksigen yang dibawa oleh darah.penurunan itu yang secara klinis

penderita
mengalami
penderita
mengalami
pucat
sampai
sianosis.terdapatnya cairan purulent pada alveolus juga dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan paru,selain dapat berakibat
penurunan kemampuan mengambil oksigen dari luar juga mengakibatkan
berkurangnya kapasitas paru.penderita akan berusaha melawan tingginya
tekanan tersebut menggunakan otot-otot bantu pernapasan (otot
interkosta) yang dapat menimbulkan peningkatan retraksi dada.
Secara hematogen maupun langsung (lewat penyebaran sel)
mikroorganisme yang terdapat didalam paru dapat menyebar ke
bronchus.setelah terjadi fase peradangan lumen bronchus bersebukan sel
radang akut,terisi eksudat ( nanah) dan sel epitel rusak.bronchus dan
sekitarnya penuh dengan netrofil (bagian leukosit yang banyak pada saat
awal peradangan dan bersifat fagositosis) dan sedikit eksudat fibrinosa
bronchus rusak akan mengalami fibrosis dan pelebaran akibat tumpukan
nanah sehingga dapat timbul bronkhekitasis.selain itu organisasi eksudat
dapat terjadi karena absorbsi yang lambat.eksudat pada infeksi ini mulamula encer dan keruh,mengandung banyak kuman penyebab
(streptokokus,virus dan lain-lain).selanjutnya eksudat berubah menjadi
purulen,dan menyebabkan sumbatan pada lumen bronchus. Sumbatan
tersebut dapat mengurangi asupan oksigen dari luar sehingga penderita
mengalami sesak napas.
Terdapat peradangan pada bronchus dan paru juga akan
meningkatkan produksi mukosa dan peningkatan gerakan silia pada lumen
bronchus sehingga timbul peningkatan reflex batuk
Perjalanan patofisiologi diatas biasa berlangsung sebaliknya yaitu
didahului dulu dengan infeksi pada bronchus kemudian berkembang
menjadi infeksi pada paru.
D. Manifestasi klinis
Broncopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus
respiratorius bagian atas selama beberapa hari.suhu tubuh dapat naik
sangat mendadak sampai 39-400C dan kadang disertai kejang karena
demam yang tinggi.anak sangat gelisah,dispnea,pernapasan cepat dan
dangkal disertai pernapasan cuping hidung serta sianosis sekitar hidung
dan mulut,merintih dan sianosis.kadang-kadang disertai muntah dan
diare.batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit,tetapi
setelah beberapa hari mula-mula kering kemudian menjadi produktif.hasil
pemeriksaan fisik tergantung dari luas daerah auskultasi yang terkena.
Pada perkusi sering tidak ditemukan kelainan dan pada auskultasi
mungkin hanya terdengar ronchi basah nyaring halus atau sedang.bila
sarang broncopneumonia menjadi suatu (cunfluens)mungkin pada perkusi
terdengar kerudupan dan suara pernapasan pada auskultasi terdengar
mengeras.
Anak yang lebih besar dengan pneumonia akan lebih suka
berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut ditekuk karena nyeri
dada.tanda pneumonia berupa retraksi(penarikan dinding dada bagian
bawah kedalam saat bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi

napas) perkusi pekak,fremifus melemah,suara napas melemah dan ronchi.


Pada neonatus dan bayi kecil akan menimbulkan pekak perkusi.
E. Komplikasi
Abses kulit,abses jaringan lunak,otitis media,sinusitis,meningitis
purulenta,perikarditis dan epuglotis kadang ditemukan pada infeksi
H.influenza tipe B.
F. Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan menunjukkan leukositosis dengan predominan PMN
atau dapat ditemukan
leucopenia yang menandakan prognosi
buruk.dapat ditemukan anemia ringan atau sedang.
pemeriksaaan radiologis memberi gambaran bervariasi :
a. bercak konsolidasi merata pada bronkopneumonia.
b. bercak konsiladasi satu lobus pada pneumonia lobaris.
c. gambaran broncopneumonia difus/infiltrate intertisialis pada
pneumonia stapilokokus.
pemeriksaan cairan pleura
pemeriksaan
mikrobiologik,specimen
usap
tenggorok,sekresi
nasofaring,bilasan bronkus atau sputum,darah,aspirasi trakea,punsi
pleura atau aspirasi paru.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
yang
dapat
diberikan
pada
anak
dengan
bronchopneumonia :
pemberian obat antibiotic penisilin 50.000 u/kgBB/hari ditambah dengan
kloramphenikol 50-70 mg/kgBB/hari atau diberikan antibiotic yang
mempunyai spectrum luas seperti ampisilin.pengobatan ini diteruskan
sampai bebas demam dari 4-5 hari.pemberian obat kombinasi bertujuan
untuk menghilangkan penyebab infeksi yang
kemungkinan
lebih
parah dari 1 jenis juga untuk menghindari resistensi antibiotic.
B.2. koreksi gangguan asam basa dengan menggunakan pemberian
oksigen dan cairan intra
vena,biasanya diperlukan cairan glucose
5% dan NaCl 0,9% dalam perbandinga 3:1
ditambah larutan Kcl 10
mEq/500ml/botol infuse.
C.3. karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolic
akibat kurang makan
dan hipoksia,maka dapat diberikan koreksi
sesuai dengan hasil analisis gas darah arteri.
D.4. pemberian makan enteral bertahap melalui selang nasogastrik pada
penderita yang
mengalami perbaikan sesak napasnya.
E.5. jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta
agonis untuk memperbaiki transport mukosilier seperti
pemberian terapi nebulizer
dengan fleksitoxide dan ventolin.selain
bertujuan mempermudah mengeluarkan dahak
juga
dapat
meningkatkan lebar lumen bronchus.
LANDASAN TEORI KEPERAWATAN
1. Pengkajian riwayat keperawatan berdasarkan pola kesehatan fungsional
menurut Gordon :

a. Pola persepsi sehat-pelaksanaan sehat.


Data yang muncul sering orang tua berpersepsi meskipun anaknya
batuk masih menganggap belum terjadi gangguan serius,biasanya
orang tua benar-benar menganggap anaknya benar-benar sakit
apabila anaknya sudah mengalami sesak napas
b. Pola metabolic nutrisi.
Anak dengan bronkopneumonia sering muncul anoreksia akibat
respon sistemik melalui control saraf pusat),mual dan muntah
karena peningkatan ransangan gaster sebagai dampak peningkatan
toksik mikroorganisme).
c. Pola eliminasi
Penderita sering mengalami penurunan produksi urine akibat
perpindahan cairan proses evaporasi karena demam.
d. Pola istirahat dan tidur
Data yang sering muncul adalah anak mengalami kesulitan tidur
karena sesak napas.penampilan anak terlihat lemah,sering
menguap,mata merah,anak juga sering menangis pada malam hari
karena ketidaknyamanan tersebut.
e. Pola aktivitas-latihan
Anak tampak menurun aktivitas dan latihannya sebagai dampak
kelemahan fisik.anak tampak lebih banyak minta gendong sama
orang tuanya atau bedrest.
f. Pola kognitif-persepsi
Penurunan kognitif untuk mengingat apa yang disampaikan biasanya
sesaat akibat adanya penurunan asupan nutrisi dan oksigen pada
otak.pada saat dirawat anak tampak bingung kalau ditanya tentang
hal-hal baru yang disampaikan.
g. Pola persepsi konsep-diri
Tampak gambaran orang tua terhadap anak diam kurang
bersahabat,tidak suka bermain,ketakutan pada orang lain
meningkat.
h. Pola peran-hubungan
Anak tampak malas kalau diajak bicara baik dengan teman sebaya
maupu orang yang lebih besar,anak lebih banyak diam dan sering
bersama dengan orang terdekat/orang tua.
i. Pola seksualitas-reproduktif
Pada kondisi sakit dan anak kecil sulit terkaji.pada anak yang
mungkin sudah mengalami puberitas mungkin terjadi gangguan
menstruasi pada wanita tetapi bersifat sementara dan biasanya
penundaan.
j. Pola toleransi stress-koping
Aktifitas yang sering tampak saat menghadapi stress adalah anak
sering menangis,kalau sudah remaja saat sakit yang dominan adalah
mudah tersinggung dan suka marah.
k. Pola nila-keyakinan
Mulai keyakinan mungkin meningkat seiring dengan kebutuhan
mendapat sumber kesembuhan dari ALLAh SWT.
2. Pemeriksaan fisik
a. Status penampilan kesehatan : lemah

b. Tingkat
kesadaran
kesehatan
:
kesadaran
normal,letargi,strupor,koma,apatis tergantung tingkat penyebaran
penyakit.
c. Tanda-tanda vital
1. frekuensi nadi dan tekanan darah : takikardia,hipertensi.
2. Frekuensi pernapasan :
Takipnea,dispnea progresif,pernapasan dangkal,penggunaan otot
bantu pernapasan,pelebaran nasal.
3. Suhu tubuh
Hipertermi akibat penyebaran toksik mikroorganismenyang
direspon oleh hipotalamus
d. Berat badan dan tinggi badan
Kecenderungan berat badan anak mengalami penurunan
e. Integument
1. Warna : pucat sampai sianosis
2. Suhu
Pada hipertermi kulit terbakar panas akan tetapi
setelah
hipertermi teratasi kulit akan teraba sangat dingin.
3. Turgor : menurun pada dehidrasi.
f. Kepala dan mata
Kepala
1. Perhatikan bentuk kesimetrisan.
2. Palpasi tengkorak akan adanya nodus atau pembengkakan yang
nyata.
3. Periksa
higienie
kulit kepala,ada
tidaknya lesi,kehilangan
rambut,perubahan warna.
Data yang paling menonjol pada pemeriksaan fisik ada pada : photo
toraks dan paru-paru
1. Inspeksi
Frekuensi irama,kedalaman dan upaya bernapas antara lain :
takipnea,dispnea progresif,pernapasan dangkal,pektus ekskavatum
( dada corong),paktus karinatum (dada burung),barrel chest.
2. Palpasi
Adanya nyeri tekan,massa,peningkatan vocal fremitus pada daerah
yang terkena.
3. Perkusi
Pekak terjadi bila terisi cairan pada paru,normalnya timpani (terisi
udara) resonansi.
4. Auskultasi
Suara napas yang meningkat intensitasnya :
- Suara bronkovesikular atau bronchial pada daerah yang terkena.
- Suara pernapasan tambahan-ronchi inspiratory pada sepertiga
akhir inspirasi.

3.

Diagnosa keperawatan dan intervensi


a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya
penumpukan secret.

a.1. Batasan karakteristik


a.1.1. Data mayor
- batuk tak efektif atau tidak ada sputum.
- ketidakmampuan untuk mengeluarkan secresi jalan napas.
a.1.2. Data minor
- bunyi napas abnormal
- frekuensi,irama,kedalaman pernapasan abnormal
b.1. tujuan
b.1.1. Individu tidak mengalami aspirasi.
b.1.2. menunjukkan jalan napas paten dengan bunyi napas
bersih,tidak ada bunyi ronchi
c.1 intervensi
1.

Kaji frekuensi atau kedalaman pernafasan dan gerakan dada


pasien
2. Auskultasi area paru,apakah terdapat bunyi napas abnormal.
3.
Lakukan monitoring dirumah pasien minimal 2 jam dalam
sehari..
4. Catat perkembangan penyakit pasien dan perubahan yang baik
dari pasien.
5. Berikan dan anjurkan keluarga pasien untuk memberikan posisi
yang nyaman bagi pasien bila terjadi sesak.
6. Berikan dan anjurkan kompres hangat kering bila terjadi sesak
dan produksi sputum meningkat.
7.
pertahankan dan anjurkan keluarga untuk tetap menjaga
ruangan rumahyang hangat bagi pasien.
8. Berikan dan anjurkan kepada keluarga dalam pemberian cairan
1000ml/hari dan berikan dalam keadaan hangat.
9. Jelaskan kepada keluarga tentang tata cara penggunaan obat
yang diberikan.
10.Berikan pendidikan kesehatan tentang proses terjadinya
penyakit.
11.Lanjutkan therapy pengobatan yang telah diberikan dokter.
12.Anjurkan kepada keluarga untuk segera merujuk pasien ke RS
atau pelayanan kesehatan terdekat bila terjadi kondisi pasien
semakin parah.
b. Resiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
peningkatan tekanan kapiler alveolus.
b.1. batasan karakteristik
b.1.1.Data mayor
- dispnea saat melakukan aktivitas
b.1.2. Data minor
- konfusi/agitasi
- letargi dan keletihan.
- peningkatan tahanan vaskuler pulmoner (peningkatan
tahanan arteri venrikel
kanan/kiri).
b.2. tujuan

b.2.1. pasien menunjukkan perbaikan ventilasi da oksigenasi


jaringan dengan GDA
dalam rentang normal dan tak
distress pernapasan.
b.2.2 pasien tidak menunjukkan tanda-tanda sesak napas
c.3. intervensi
1.

Kaji frekuensi,kedalaman,dan kemudahan bernapas

2. Observasi warna kulit,catat adanya sianosis pada kulit,kuku,dan


jaringan.
3.

Lakukan monitoring dirumah pasien minimal 2 jam sekali.

4. Berikan dan anjurkan keluarga pasien untuk memberikan posisi


yang nyaman bagi
pasien bila terjadi sesak.
5. pertahankan dan anjurkan keluarga untuk tetap menjaga
ruangan rumah yang
hangat bagi pasien.
6. Anjurkan pemakaian selimut hangat kering bila udara
dirasak sangat dingin terutama malam hari.
7. berikan pendidikan kesehatan pada keluarga pasien
tentang pentingnya pengaturan suhu dilingkungan sekitar rumah.
8. Lanjutkan therapy yang diberikan oleh dokter.
c. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan
kebutuhan metabolic sekunder dan proses infeksi dari penyakit.
c.1. Batasan karakteristik
c.1.1. Data mayor
- asupan makanan tidak adekuat kurang dari yang dianjurkan
dengan atau tanpa
penurunan BB.
- kebutuhan metabolic actual atau potensial dengan asupan
yang lebih baik.
c.1.2. Data minor
- berat badan 10% sampai 20% atau lebih dibawah BBI.
- lipatan kulit trisep,lingkar lengan tengah,dan lingkar otot
lengan tengah kurang
dari 60% standar pengukuran.
c.2. Tujuan
c.2.1. adanya peningkatan nafsu makan
c.2.2. adanya peningkatan BB
c.3. Intervensi
1. Kaji pola makan pasien.
2. Lakukan pengukuran antropometri.
3. Tanyakan pada ibu makanan yang disukai dan tidak dsukai
pasien.
4. Tanyakan pada ibu apakah pasien mengalami gangguan pola
makan.
5. Tanyakan pada ibu apakah pasien sering muntah ketika makan

6. Berikan dan anjurkan keluarga siapkan makanan dalam keadaan


hangat
7.Beri makan sedikit tapi sering pada pasien.
8. Anjurkan pada ibu mengganti menu/jenis makanan minimal 3 kali
dalam seminggu.
9. kolaborasi dengan ahli gizi tentang therapy diet yang diberikan.
10. Berikan pendidkan kesehatan pada keluarga tentang pentingnya
nutrisi bagi tubuh.
d. Ansietas keluarga berhubungan dengan Persepsi keluarga terhadap
penyakit yang diderita oleh anggota keluarga.
d.1. batasan karakteristik
d.1.1. Data mayor
- kehilangan control.
- reaksi kaku.
- ketakutan.
d.1.2. Data minor
- ekspresi wajah yang tegang
- khawatir terhadap anak
d.2. Tujuan
d.2.1. cemas menghilang.
d.2.2. wajah tampak tenang.
d.3. Intervensi
1. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga pasien.
2. Kaji tingkat kecemasan keluarga.
3. Berikan kenyamanan dan ketentraman hati.
4. Berikan dukungan kepada keluarga.
5. anjurkan pasien untuk selalu berdoa kepada tuhan TME

ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK DENGAN BRONCOPNEUMONIA
A. PENGKAJIAN DATA
Tgl / Jam Pengkajian
Tgl / Jam masuk RS
:
Ruangan / Kamar No
No Register
:
Diagnosa Medis
I. DATA BIOGRAFI
a. Identitas Klien
Nama
:
Nama panggilan
TTL / umur
Jenis kelamin
:
Agama
:
Suku / Bangsa
:
Pendidikan
Bahasa yang digunakan
b. Identitas orang tua / wali

:
29/07/2010 pukul 10.20 wit
29/07/2010 pukul 10.00 wit
:
poliklinik anak
108165
:
Bronchopneumonia
A/C.S
:
A/I
:
Ambon,17 juni 2009/1 tahun
laki-laki
Kristen protestan
Ambon/indonesia
:
Belum sekolah
:
Ibu

Nama
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Suku / Bangsa
Alamat rumah

II.

Ayah

:Anes Samadara
Daud Samadara
: 23 tahun
25 tahun
: SMA
SMA
: Ibu rumah tangga PNS
: Protestan
Protestan
: Ambon/Indonesia Ambon/indonesia
: Talake
Talake

RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

a. Keluhan utama saat kunjungan ke rumah sakit


mengatakan sesak napas pada
malam hari.
b. Keluhan Utama saat pengkajian
c. Keluhan yang menyertai
lendir

: ibu pasien

: Batuk produktif
: suara pasien serak,batuk disertai

d. Riwayat kesehatan utama


e. Faktor pencetus
malam hari

: udara yang dingin terutama pada

f.

: hilang timbul

Sifat keluhan

g. Hal hal yang


h. Memberatkan

:-

i.

: minum madu dan kompres

Meringankan
air hangat

a. Catatan kronologis
Pada tanggal 28/07/2010 pukul 23.00 wit pasien sesak napas sehingga
membuat pasien kesulitan untuk tidur melihat keadaan pasien akhirnya
ibu pasien memberi kompres hangat pada sekitar daerah dada pasien
dan beberapa saat setelah dikompres kondisi pasien sedikit membaik
agar kondisi pasien tidak memburuk akhirnya ibu pasien berinisiatif
membawa pasien ke poliklinik anak RSUD dr.haulussy pada tanggal
29/07/2010 pukul 10.00 wit sesampainya di UGD (RS) dokter
memberikan therapy :
ambroksol sirup 3 x sendok teh (3 mil)
pretnison 0,4 mg + longatin 8 mg + mukoheksin 1,6 mg ( puyer

III.

15 bungkus) 3 x1
longed cefadroksil monohydrate sirup 3 x sehari sendok.(6 ml)

RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


a. Riwayat kelahiran dan kehamilan
ANTENATAL
Kesehatan ibu pada waktu hamil Ya /Tidak
Hiperemisis gravidarum : ibu pasien mengatakan pada saat mengandung
anak keduanya
Perdarahan pervagina
mengalami perdarahan

tidak mengalami mual dan muntah.


: ibu pasien mengatakan tidak pernah
pada saat hamil

Anemia

: ibu pasien mengatakan tidak pernah

mengalami anemia pada

saat mengandung

anak keduanya
Penyakit infeksi

: ibu tidak memiliki penyakit infeksi maupun

riwayat penyakit
Pereklamsi / eklamsi

infeksi sebelumnya
: ibu pasien mengatakan tidak pernah

mengalami peningkatan

tekanan darah yang

menunjukkan hipertensi maupun tanda-

tanda

hipertensi lainnya
Pasien tidak pernah mengalami gangguan kesehatan lainnya
Pemeriksaan kehamilan:
Teratur
: ibu pasien mengatakan telah memeriksakan
kehamilannya
sebanyak 3 x yakni pada bulan
januari,april,dan juni.
Diperiksa oleh
Tempat pemeriksaan
Imunisasi TT

: diperiksa oleh bidan setempat


: puskesmas
: Ibu pasien telah menjalani imunsasi TT

sebanyak 2 x pada

bulan maret dipuskesmas

dan april di posyandu.


Riwayat pengobatan selama kehamilan : ibu pasien mengatakan selama hamil
dokter hanya

memberikan obat tablet

FE untuk mencegah terjadinya

anemia pada

saat kehamilan
MASA NATAL
1. Usia kehamilan saat kelahiran

: ibu pasien mengatakan usia kehamilan

saat kelahiran 9
bulan 10 hari.
2. Cara persalinan
Normal
Tidak
3. Ditolong oleh
4. Tempat persalinan
5. Keadaan bayi saat lahir
BB
PB
LD
LK
LA
6. Pengobatan yang didapat
obat apapun daribidan
dilakukan dirumah.
NEONATAL

: Normal
:: Bidan setempat
: Dirumah sendiri
:
:
:
:
:

3,2 kg
tidak terkaji (ibu tidak ingat)
tidak terkaji (ibu tidak ingat)
tidak terkaji (ibu tidak ingat)
tidak terkaji (ibu tidak ingat)
: ibu mengatakan tidak mendapatkan
karena persalinan

1. Catatan congenital

: ibu pasien mengatakan anaknya tidak

menunjukkanadanya

kelainan/cacat

bawaan pada saat lahir


2. Iktrus
: ibu pasien mengatakan anaknya tidak menunjukkan
tanda3. Kejang

tanda kekuningan.
: ibu pasien mengatakan anak saya tidak mengalami

kejang
4. Paralisis

: ibu pasien mengatakan anak saya lahir dalam

keadaan sehat
5. Perdarahan

: ibu pasien mengatakan anak tidak mengalami

perdarahan
6. Trauma persalinan

: tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya

trauma
persalinan
7. Penurunan BB
:8. Pemberian minuman
ASI / PASI
: pasien diberikan ASI oleh ibunya dan minuman
PASI yakni SGM
b. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan :
Berdasarkan keterangan dari ibu pasien pada saat anaknya berusia 2-3
bulan anaknya sudah bisa bermain dengan benda-benda yang digantung
disekitarnya dan selalu merasa tertarik pada benda-benda yang warnanya
mencolok serta dapat tengkurap dan mengangkat kepalanya 90 0 dan
pada saat usia 4-5 bulan anaknya sudah merangkak,pada usia 6-7 bulan
anaknya sudah bisa duduk namun masih harus dipapah oleh kedua orang
tuanya,sudah mengenal mama dan bapak serta orang terdekat dengan
pasien namun sangat takut kepada orang yang belum dikenalnya dan
mengekspresikannya dengan menangis pada saat usia 1 tahun pasien
dapat berdiri sendiri dan bisa berjalan dengan dipapah oleh orang tua atau
perawat,pasien sudah menggenggam dot sendiri tanpa jatuh serta sudah
bisa menyebutkan beberapa kata seperti tete dan kaka
c. Penyakit penyakit yang pernah diderita
:ibu pasien mengatakan
anak saya pernah

mengalami

penyakit yang sama 5 bulan yang lalu


d. Pernah dirawat di RS
: pasien pernah dirawat di rumah sakit
pada
dengan tanggal
e. Riwayat penggunaan obat

tanggal 01/02/2010 sampai


05/02/2010
: sebelumnya pasien pernah diberikan

therapy

dekstrose 5 % 30 tts/menit
o2 1 ltr/menit
ceftriaxone 3 x 250 mg
dexametasone 3x 250 mg

f. Tindakan ( misalnya : Operasi )


g. Alergi

ambroxol syrup 3 x sendok


: pasien tidak pernah dioperasi
: pasien tidak memilki riwayat alergi obat

h. Kecelakaan

maupun makanan
: pasien tidak pernah mengalami

i.

kecelakaan
Riwayat imunisasi :

Imunisa

Bulan

si

Bulan

Bulan

keterangan

1x pada bulan juni


BCG

1x pemberian

(usia 1 bulan)
1x pada
1x pada bulan

bulan

juli(usia 2 bulan).

agustus(usia

DPT

3 bulan).
1x pada
1x pada bulan juli

bulan

(usia 2 bulan)

agustus (usia

POLIO

3 bulan)

1x pada bulan
September(usia

3x pemberian

4 bulan.
1x pada bulan
September (usia

3x pemberian

4 bulan

1 x pada bulan
maret (usia 10
Campak

IV.
a.

bulan).

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Susunan keluarga ( genogram 3 generasi )
54

2
3

1 x pemberian

2
1

18

1
7

52

4
0
15

11

27

25

4
0
2
1

1
8

15

Keterangan :
=
=

3
perempuan
laki-laki

= meninggal
= penderita
= tinggal serumah
= garis keturunan
b. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit

Broncopneumonia
c.

Orang tua

Tidak ada

Saudara
kandung
Tidak ada

Anggota
keluarga
lain
Tidak ada

Koping keluarga :
ibu pasien mengatakan cemas dengan keadaan anaknya yang

mungkin akan lebih parah.


Ibu pasien Nampak gelisah
Ibu pasien mengatakan takut jika kehilangan anaknya
d. System nilai kepercayaan :
Ibu pasien mengatakan percaya pada Tuhan YME bahwa setiap

V.

penyakit ada obatnya


Ibu pasien mengatakan selalu berdoa meminta kesembuhan bagi

anaknya
Ibu pasien mengatakan semoga tidak ada anggota keluarga lagi yang

hal yang serupa dengan pasien.


RIWAYAT KESEHATAN LINGKUNGAN
a. Resiko bahaya kecelakaan
Rumah
: Rumah pasien sangat dekat dengan laut
Lingkungan rumah
: pasien tidak memiliki pekarangan rumah untuk
bermain
b. Polusi
udara disekitar
c. Tempat bermain

VI.
a.
1.
2.
3.

: rumah pasien jauh dari jalan raya sehingga polusi


rumah kurang.
: pasien biasa bermain didalam rumahnya.

PENGKAJIAN FISIK
Penampilan umum
Keadaan umum
: Baik
Tk kesadaran
: compos mentis
Antropometri
BB saat ini
: 8,7 kg

BB sebelumnya: 9 kg (terjadi penurunan BB 0.3 ons)pada usia 11

bulan.
PB
: 73 cm
LD
: 24cm
LLA
: 14 cm
4. Status gizi
: kurang
Ibu Pasien mengatakan semenjak anak saya mulai sakit untuk pertama
kalinya BBnya mulai turun
5. BBI
: ( 2 x n(usia pada tahun ) + 8
= (2 x 1) + 8
BBI
= 10 kg
6. TTV
:
TD
: 90/60 mmHg
S.ax
: 36,50C
N
: 92 x/menit
RR
: 53 x/menit

b. Kepala
1. Bentuk simetris
2. Besar / kecil : normalchephalus
c. Muka
1. Bentuk simetris
2. Tidak ada paralisis
3. Tidak ada odema
d. Mata
1. Bola mata :
simetris
Tidak ada Exopthalmus
Tidak ada Enopthalmus
2. Kelopak mata :
Tidak ptosis
Tidak ada odema kelopak mata bawah
Tidak ada tanda radang
Tidak ada perdarahan
3. Konjungtiva normal (warna merah muda)
4. Cornea normal
5. Pupil mata mengecil jika dirangsang dengan cahaya
6. Sclera Nampak putih bersih tidak ada tanda ikterus maupun tandatanda abnormal lainnya.
e. Mulut
1. Bibir :
Warna bibir merah muda (normal)
Bentuk simetris
Tidak ada Lessi
Tidak ada Ulkus
Tidak ada Massa
Tidak ada Kelainan pada mulut
2. Membrane mukosa :
Warna merah muda
Daerah bibir lembab

Tidak ada Lessi


3. Tidak ada Massa
4. Gigi : belum tumbuh sempurna/lengkap
Jumlah 8 buah gigi
5. Lidah :
Bentuk lidah simetris
Warna
merah muda
Lidah tidak tremor
6. Palatum
Warna
merah muda (normal)
Tidak ada Lessi
Tidak ada Massa
Tidak ada kelainan
7. Tonsil :
Tidak ada Pembengkakan
Tidak Lessi
Tidak ada eksudasi
f. Hidung :
1. Bentuk simetris
2. Tidak ada gerakan Cuping Hidung
3. Ada Septum
4. Dinding dalam tidak ada kelainan
g. Telinga :
1. Daun telinga
Tidak ada Kelainan congenital
2. Tidak ada Oedema pada telinga
3. Liang telinga
Serumen pada telinga tidak ada
Corpus alieneum
Furunkel tidak ada
Tidak ada peradangan pada telinga
h. Leher :
1. Bentuk simetris
2. Tidak ada tanda kaku kuduk
3. Tidak ada Pembengkakan
4. Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
5. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
6. Arteri karotis teraba
7. Vena jugularis tidak mengalami pembesaran
i. Dada :
1. Bentuk simetris
2. Tidak ada Pembengkakan
3. Retraksi dinding dada tidak ditemukan pada saat pengkajian
j. Paru paru :
1. Bunyi nafas ronchi
2. Ada Batuk
3. Ibu pasien mengatakan anak saya batuk-batuk
4. Terdengar bunyi stridor
5. Sesak nafas tidak ditemukan pada saat pengkajian
6. Pasien tidak sesak napas
k. Jantung :
1. irama regular
2. tidak ditemukan kelainan pada jantung
l. Abdomen :

1. Bentuk simetris
2. Tidak ada Bising usus
3. Gambaran
Tidak ada Strie yang ditemukan.
4. Perut pasien tidak Kembung
5. Tidak ada Tegang /kekakuan abdomen
6. Tidak ada Hernia dan pasien tidak memiliki riwayat penyakit hernia
7. Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas
8. Tidak ada Pembesaran hepar
9. Tidak ada Pembesaran limfe
10.Tidak ada Pembesaran ginjal
11.Tidak ada Distensi kandung kemih
m. Ekstremitas atas dan bawah
1. Bentuk simetris
2. Kekuatan menggenggam
Tangan kiri
: pasien dapat menggenggam dengan kuat
Tangan kanan
: pasien dapat menggenggam dengan
kuat
3. Otot kaki

: pasien tidak menunjukkan kelemahan

otot kaki
4. Rentang gerak
: pasien dapat bergerak tanpa adanya hambatan
5. Kekuatan otot
: baik
n. Belakang : tulang belakang :
Tidak ada Kyposis
Tidak ada Skoliosis
Tidak ada Lordosis
o. Kulit dan kuku
1. Kulit :
Warna kulit normal tidak menunjukkan adanya perubahan warna

kulit seperti pucat


Turgor kulit baik
Kulit teraba hangat (normal)
Tidak ada Luka baru akibat trauma maupun kelainan kulit lainnya
Kulit pasien Nampak bersih terawat
Tidak ada Lessi pada kulit

2. Kuku :
Warna merah muda
Tidak menunjukkan tanda-tanda sianosis
Kondisi kuku pendek dan Nampak terawat
VII.

POLA KEBIASAAN SEHARI HARI

No

KEGIATAN

1.
o

Pola Nutrisi
Asi dan susu buatan

Waktu pemberian

SEBELUM SAKIT
ASI dan PASI ( pada
usia 1- 6 bulan ibu
pasien memberikan
SGM dan 7bulan 1
thn diberikan
pediasure)

SAAT SAKIT
ASI dan PASI

Pagi 08.00 wit

Adakah kesulitan

o Makanan padat
Jenis makanan padat

Bubur tim 1
mangkok kecil.
Pasien
menghabiskan 1
porsi
Pada siang hari
12.00 wit.
Pasien masih disuap
oleh ibu.

Jumlah porsi yang


dihabiskan
Waktu pemberian

Cara pemberian

Pola Tidur
Waktu tidur siang /
malam

o
o

Kelainan waktu
tidur
Kebiasaan
menjelang tidur
Kebiasaan yang
membuat anak
merasa nyaman
saat tidur.
Pola kebersihan diri
Mandi
Frekuensi
Sabun
Bantuan

Oral Hygiene

Pola eliminasi
BAB
Frekuensi
Waktu
Warna
Konsistensi
Keluhan

Pagi 08.00 wit


pasien diberi ASI
setelah beberapa
jam diberikan PASI
Siang 12.00 wit.
Malam 07.00 wit
Tidak ada kesulitan
yang dialami.

Siang 3 -4 jam
Malam 9 jam

Tidak ada kelainan


Sebelum tidur pasien
diberi susu oleh ibunya
Pasien biasanya
ditimang-timang oleh
ibunya.

3 x sehari
Pasien memakai sabun
Pasien dimandikan oleh
ibunya
Baik

pasien diberi ASI


setelah beberapa jam
diberikan PASI
Siang 12.00 wit.
Malam 07.00 wit.
Ibu pasien mengatakan
anak saya malas makan
dan hanya porsi yang
dihabiskan
pasien kurang nafsu
makan
Bubur tim 1 mangkok
kecil.
Pasien menghabiskan
porsi
Pada siang hari
12.00 wit.
Pasien masih disuap
oleh ibu.

Siang 3-4 jam


Malam 7-9 jam

Jika pasien batuk pasien


mengalami kesulitan
tidur.
Sebelum tidur pasien
diberi susu oleh ibunya
Pasien biasanya
ditimang-timang oleh
ibunya.

3 x sehari
Pasien memakai sabun
Pasien dimandikan oleh
ibunya
Baik

2 x sehari
Pagi dan sore hari
Kuning
Lunak
Tidak ada keluhan yang
menyertai saat BAK

2 x sehari
Pagi dan sore hari
Kuning

BAK
Frekuensi
Warna
Bau
Keluhan yang
berhubungan
dengan BAK
Kebiasaan ngompol

Kebiasaan lain
Mengisap jari

Menggiggit kuku

Mempermainkan
genital
Pemeriksaan tingkat
perkembangan :
Motorik kasar

VIII.

IX.

4-5 x sehari
Kuning
Pesing
Tidak ada keluhan saat
BAK

Ibu pasien mengatakan


semenjak umur 1 tahun
pasien sudah jarang
ngompol.
Pasien menghisap ibu
jari tangannya
Pasien bisa berdiri
sendiri namun ketika
saat berjalan harus
dipapah

Lunak
Tidak ada keluhan yang
menyertai saat BAK
4-5 x sehari
Kuning
Pesing
Tidak ada keluhan saat
BAK

Ibu pasien mengatakan


semenjak umur 1 tahun
anaknya sudah jarang
ngompol
Pasien menghisap ibu
jari tangannya
Pasien bisa berdiri
sendiri namun ketika
saat berjalan harus
dipapah

KEADAAN PSIKOLOGIS
a. Keadaan emosional : anak akrab dengan petugas kesehatan
b. Pola adaptasi
: anak dapat beradaptasi dengan cepat pada
lingkungan yang baru
KEADAAN SOSIAL
a. Interaksi dalam keluarga
: anak dapat beradaptasi dengan keluarga
b. Hubungan dengan orang yang paling dekat : orang yang paling dekat

pasien adalah ibu dan kakek


c. Kebudayaan keluarga
:d. Lingkungan keluarga
: keluarga baik.
X.
ASPEK SPIRITUAL
a. Agama yang dianut anak sesuai dengan apa yang dianut oleh orang tuanya
yakni Kristen protestan
b. Anak biasa diajak oleh orang tuanya dalam kegiatan agama seperti
XI.

XII.

beribadah digereja bersama


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang didapat pada saat pasien terakhir kali menjalani
rawat inap di RSUD dr,haulussy pada tanggal 02/02/2010
- photo thorax dengan hasil + bronkopneumonia
PENATALAKSANAAN MEDIS
Tanggal 29/07/2010 dokter memberikan therapy
ambroksol sirup 3 x sendok teh (3 ml)

XIII.

pretnison 0,4 mg + longatin 8 mg + mukoheksin 1,6 mg ( puyer 15

bungkus) 3 x1
longed cefadroksil monohydrate sirup 3 x sehari sendok ( 6 ml )

KLASIFIKASI DATA
Data subyektif : ibu pasien mengatakan
-

Anak saya batuk-batuk

Pada malam hari sebelum datang kerumah sakit anak saya sesak
napas

Anak saya pernah mengalami penyakit yang sama 5 bulan yang lalu

Semenjak anak saya mulai sakit untuk pertama kalinya bbnya mulai
turun

Anak saya malas makan.

Cemas dengan keadaan anaknya yang mungkin akan lebih parah.

Takut jika anaknya masuk rumah sakit lagi.


Selalu berdoa meminta kesembuhan bagi anaknya
Semoga tidak ada anggota keluarga lagi yang mengalami hal yang
serupa dengan

Pasienanak saya malas makan.

Data obyektif :
-

suara pasien serak

Ada Batuk

Bunyi nafas ronchi

Terdengar bunyi stridor

photo thorax dengan hasil + bronkopneumonia tanggal 02/02/2010

BB saat ini

PB

: 73 cm

LD

: 46 cm

LLA

: 14 cm

Status gizi

: kurang

BBI

: ( 2 x n(usia pada tahun ) + 8

BBI
N 92 x/menit
RR 53 x/menit

: 8,7 kg

= (2 x 1) + 8
= 10 kg

XIV.

Ibu pasien Nampak gelisah.

ANALISA DATA
NO

DATA

ETIOLOGI

MASALAH

1.

Data subyektif : ibu pasien


mengatakan

Adanya
penumpukan
secret.

Bersihan jalan
napas tidak
efektif

Anak saya batuk-batuk.

Data obyektif :

2.

suara pasien Nampak


serak

Ada Batuk

Bunyi nafas ronchi

Terdengar bunyi stridor


-

N 92 x/menit
RR 53 x/meni
suara pasien serak

Ada Batuk

Bunyi nafas ronchi

Terdengar bunyi stridor

N 92 x/menit
RR 53 x/menit.

Data subyektif : ibu pasien


mengatakan
-

Ibu Pasien mengatakan


semenjak anak saya
mulai sakit untuk
pertama kalinya BBnya
mulai turun

Ibu pasien
mengatakan anak saya
malas makan dan
hanya menghabiskan
porsi.

Peningkatan
kebutuhan
metabolic
sekunder.

Data obyektif :
-

BB saat ini

PB 73 cm

LD 46 cm

LLA 14 cm

Status gizi
kurang

BBI : ( 2 x n)+ 8

Persepsi
keluarga
tentang
penyakit yang
diderita oleh
anggota
keluarga

8,7 kg

Kebutuhan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh

= (2 x 1) + 8
BBI = 10 kg
-

3.

pasien kurang nafsu


makan

Data subyektif : ibu pasien


mengatakan
-

cemas dengan
keadaan anaknya yang
mungkin akan lebih

parah.
takut jika anaknya
masuk rumah sakit

lagi.
selalu berdoa meminta
kesembuhan bagi
anaknya

semoga tidak ada


anggota keluarga lagi
yang mengalami hal
yang serupa dengan
pasien

Data obyektif :
-

Ibu pasien Nampak


gelisah.

Ansietas
keluarga

XV.

RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH


1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya
penumpukan secret.
2. Resiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
peningkatan tekanan kapiler alveolus.
3. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan
kebutuhan metabolic sekunder dan proses infeksi dari penyakit.
4. Ansietas keluarga berhubungan dengan Persepsi keluarga tentang
penyakit yang diderita oleh anggota keluarga.

NURSING CARE PLANNING


NAMA PASIEN
: A/C
UMUR
: 1 tahun
JENIS KELAMIN
: laki-laki
NO

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan napas tidak


efektif
berhubungandenganadanya
penumpukan secret.Ditandai
dengan :
Data subyektif : ibu pasien
mengatakan
-

Anak saya batuk-batuk.

Data obyektif :
-

suara pasien serak

Ada Batuk

Bunyi nafas ronchi

Terdapat bunyi stridor


-

N 92 x/menit
RR 53 x/menit

RUANGAN
: poliklinik anak
NO. REGISTER
: 108165
DIAGNOSA MEDIS : Bronchopneumonia
PERENCANAAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
Setelah dilakukan
1. Kaji frekuensi atau
1. Takipnea ,pernapasan
dangkal dan gerakan
tindakan diharapkan
kedalaman pernafasan
dada tak simetris
Bersihan jalan
dan gerakan dada
terjadi karena
napas kembali
pasien.
peningkatan tekanan
efektif pada tanggal
dalam paru dan
31/07/2010 dengan
penyempitan
criteria :
bronchus.semakin
sempit dan tinggi
Pasien tidak
tekanan semakin
mengalami
meningkat frekuensi
aspirasi.
pernapasan
2.
Auskultasi
area
menunjukkan
2.
Suara mengi
paru,apakah terdapat
jalan napas paten
mengidentifikasikan
bunyi napas abnormal.
dengan bunyi
terdapatnya
penyempitan brhonkus
napas bersih,tidak
oleh sputum.penerinan
ada bunyi ronchi.
aliran udara terjadi
Produksi sputum
pada area konsolidasi
berkurang bahkan
dengan cairan.krekels
tidak ada.
terjadi pada area paru
Pasien dapat
yang banyak cairan
3. Lakukan monitoring
bernapas normal
eksudatnya.
dirumah pasien minimal 3. Monitoring yang baik
tanpa mengalami
akan membantu dalam
2 jam dalam sehari.
masalah
menemukan masalah Pernapasan
masalah pasien yang
normal
telah mengalami
perubahan dan

4. Catat perkembangan
penyakit pasien dan
perubahan yang baik
dari pasien.

5. Anjurkan kompres
hangat kering bila
terjadi sesak dan
produksi sputum
meningkat.
6. Anjurkan keluarga untuk
tetap menjaga ruangan
rumah yang hangat
bagi pasien.

7. Anjurkan kepada
keluarga dalam
pemberian cairan
1000ml/hari dan
berikan dalam keadaan
hangat.
8. Jelaskan kepada
keluarga tentang tata
cara penggunaan obat

mengidentifikasikan
munculnya masalah
baru.
4. Dengan mencatat hasil
perkembangan penyakit
akan membantu
perawat dalam
mengidentifikasikan
adanya perubahan
signifikan dari proses
penyakit.
5. Pengompresan hangat
pada daerah yang
dicurigai terdapat
banyaknya sputum
akan sedikit membantu
dalam pengenceran
sputum disamping
memberikan therapy
yang telah diberikan.
6. Udara yang dingin akan
mempercepat
pengentalan sputum
yang berlebihan dan
merangsang untuk
batuk,Lingkungan
rumah yang hangat
akan membantu dalam
dalam mengurangi
pengentalan secret
yang berlebihan.
7. Meningkatkan hidrasi
sputum,air hangat akan
mengurangi kekentalan
dahak sehingga mudah

yang diberikan.
9. Berikan pendidikan
kesehatan tentang
proses terjadinya
penyakit.
10.Lanjutkan dan anjurkan
therapy pengobatan
yang telah diberikan
dokter.
Ambroxol sirup 3 x
sendok teh.
Pretnison 0,4 mg +
longatin 8 mg +
mukoheksin 1,6 mg
( puyer 15 bungkus) 3
x1
Longcet cefadroxil
monohydrate sirup 6
ml 3 x 1 sendok.
11.Anjurkan kepada
keluarga untuk segera
merujuk pasien ke RS
atau pelayanan
kesehatan terdekat bila
kondisi pasien semakin
parah.
12.Pastikan bahwa keluarga
pasien benar-benar
memahami apa yang
disampaikan.

dikeluarkan.
8. Pemberian therapy
yang benar dengan
memperhatikan 5 B
akan mempercepat
dalam proses
penyembuhan.
9. Pengetahuan yang
cukup akan penyakit
yang dialami
mengidentifikasikan
penanganan yag cepat
dari keluarga maupun
pasien sendiri.
10.Pemberian Ambroxol :
berguna mengencerkan
sputum.
Pretnison : berguna
sebagai anti histamine.
Longatin : berguna
sebagai anti tusip
( batuk kering ).
Mukoheksin : berguna
sebagai anti espektoran
(batuk lender).
Cefadroxil : berguna
menghambat dan
menghilangkan invasi
bakteri kedaerah yang
lebih dalm organ.
11.Penanganan yang
tanggap dan cepat akan
mengurangi terjadinya
kecelakaan atau

keadaan yang lebih


fatal.
12.Memastikan bahwa
keluarga benar-benar
memahami apa yang
telah disampaikan.

NURSING CARE PLAN


NAMA PASIEN

: A/C

RUANGAN

: poliklinik anak

UMUR
: 1 tahun
JENIS KELAMIN
: laki-laki
NO

DIAGNOSA KEPERAWATAN

2. Resiko
tinggi
terhadap
gangguan
pertukaran
gas
berhubungan
dengan
peningkatan tekanan kapiler
alveolus.
Data subyektif :
-

pada malam hari sebelum


datang kerumah sakit anak
saya sesak napas

ibu pasien mengatakan


anak saya pernah
mengalami penyakit yang
sama 5 bulan yang lalu.

Data obyektif :
-

suara pasien Nampak serak

Batuk disertai dengan


adanya lender

Bunyi nafas ronchi

Ada Sputum

photo thorax dengan hasil


+ bronkopneumonia

N 92 x/menit
RR 53 x/menit.

TUJUAN
Setelah dilakukan
tindakan diharapkan
Pasien tidak
menunjukkan
adanya gangguan
pernapasan pada
tanggal 30/07/2010
dengan criteria :
Pasien tidak sesak
napas.
Tidak ada tandatanda sianosis.
Pasien bernapas
dengan normal
tanpa adanya
gangguan
pernapasan

NO. REGISTER
: 108165
DIAGNOSA MEDIS : Bronchopneumonia
PERENCANAAN
INTERVENSI
RASIONAL
1. Kaji frekuensi,
1. Takipnea ,pernapasan
kedalaman,dan
dangkal dan gerakan
kemudahan bernapas
dada tak simetris
terjadi karena
peningkatan tekanan
dalam paru dan
penyempitan
bronchus.semakin
sempit dan tinggi
tekanan semakin
meningkat frekuensi
2. Observasi warna
pernapasan
kulit,catat adanya sianosis
2. Sianosis kuku
pada kulit,kuku,dan
menunjukkan
jaringan.
vasokontriksi,sedangka
n sianosis daun
telinga,membrane
mukosa dan kulit
sekitar mulut
(membrane
hangat)menunjukkan
hipoksemia.
3. Kaji status mental dan
3. Gelisah,mudah
penurunan kesadaran.
terangsang,bingung,da
n somnolen sebagai
petunjuk hipoksemia
atau penurunan
oksigenasi serebral.
4. Awasi suhu tubuh.

4. Demam tinggi sangat


meningkatkan
kebutuhan metabolic

5. Anjurkan keluarga
pasien untuk memberikan
posisi yang nyaman bagi
pasien bila terjadi sesak.
6. Berikan pendidikan
kesehatan pada keluarga
pasien tentang dampak
dari produksi sputum yang
berlebihan akan
mengakibatkan terjadinya
sesak napas/susah
bernapas.

dan kebutuhan oksigen


dan ganggu oksugenasi
seluler.
5. Meningkatkan inspirasi
maksimal,meningkatka
n ekspansi paru.serta
memudahkan
pernapasan.
6. Pengetahuan yang
cukup akan penyakit
yang dialami
mengidentifikasikan
penanganan yag cepat
dari keluarga maupun
pasien sendiri.

NURSING CARE PLAN


NAMA PASIEN

: A/C

RUANGAN

: poliklinik anak

UMUR
: 1 tahun
JENIS KELAMIN
: laki-laki
NO

DIAGNOSA KEPERAWATAN

3. Kebutuhan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh b/d
peningkatan
kebutuhan
metabolic
sekunder
dan
proses infeksi dari penyakit
ditandai dengan :
Data subyektif : ibu pasien
mengatakan
-

Ibu Pasien mengatakan


semenjak anak saya
mulai sakit untuk
pertama kalinya BBnya
mulai turun.

Ibu pasien mengatakan


anak saya malas makan.

Data obyektif :
-

BB saat ini

PB 73 cm

LD 46 cm

LLA 14 cm

Status gizi

8,7 kg

TUJUAN
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan Kebutuhan
nutrisi terpenuhi pada
tanggal 30/07/2010
dengan kriteia :
ada peningkatan
nafsu makan.
BB pasien
bertambah sesuai
dengan BBI.

NO. REGISTER
: 108165
DIAGNOSA MEDIS : Bronchopneumonia
PERENCANAAN
INTERVENSI
RASIONAL
1. Kaji pola makan
1. Mengetahui apakah
pasien.
pasien makan sesuai
diet berdasarkan
2. Lakukan pengukuran
penyakit.
antropometri.
2. Mengetahui status gizi
3. Tanyakan pada ibu
pasien.
makanan yang disukai
3. Makanan yang disukai
dan tidak disukai
dengan harus
pasien.
disesuaikan dengan
4. Tanyakan pada ibu
therapy diet.
apakah pasien
4. Gangguan pola makan
mengalami gangguan
mengindikasikan
pola makan.
kurangnya pemenuhan
5. Tanyakan pada ibu
nutrisi.
apakah pasien sering
5. Adanya gejala ini
muntah ketika makan
menurunkan masukan
6. Anjurkan keluarga
oral.
siapkan makanan
6. Sajian Makanan yang
dalam keadaan hangat
hangat akan
7. Anjurkan kepada
meningkatkan nafsu
keluarga makan sedikit
makan pasien.
tapi sering pada
7. Tindakan ini dapat
pasien.
meningkatkan
8. Anjurkan pada ibu
masukan meskipun
mengganti menu yang
nafsu makan mungkin
bervariasi makanan
lambat untuk kembali.
minimal 3 kali dalam
8. Menu makanan yang
seminggu.
tak pernah diselingi

kurang
-

BBI : ( 2 x n)+ 8
= (2 x 1) + 8
BBI = 10 kg

pasien kurang nafsu


makan

9. kolaborasi dengan ahli


gizi tentang therapy
diet yang diberikan.
10.Berikan pendidikan
kesehatan pada
keluarga tentang
pentingnya nutrisi bagi
tubuh.
11.Anjurkan keluarga
untuk
mempertahankan apa
yang telah dianjurkan.

atau diganti akan


menimbulkan perasaan
bosan dan kurang
selera makan.
9. Pemberian therapy diet
yang benar akan
mengurangi dan
membantu
mempercepat proses
penyembuhan.
10. Pengetahuan yang
kurang mengenai
nutrisi akan
mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan anak.
11. Diet yang teratur
dapat mempercepat
meningkatkan BB dan
perubahan status yang
baik.

NURSING CARE PLAN


NAMA PASIEN

: A/C

RUANGAN

: poliklinik anak

UMUR
: 1 tahun
JENIS KELAMIN
: laki-laki
NO

DIAGNOSA KEPERAWATAN

4. keluarga berhubungan
dengan Persepsi keluarga
tentang penyakit yang
diderita oleh anggota
keluarga.
ditandai dengan :
Data subyektif : ibu pasien
mengatakan
-

ibu pasien mengatakan


cemas dengan keadaan
anaknya yang mungkin

akan lebih parah.


Ibu pasien mengatakan
takut kehilangan

anaknya
Ibu pasien mengatakan
selalu berdoa meminta
kesembuhan bagi
anaknya

Ibu pasien mengatakan


semoga tidak ada
anggota keluarga lagi
yang mengalami hal
yang serupa dengan

TUJUAN
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan Ansietas
hilang pada tanggal
29/07/2010 dengan
criteria
Keluarga pasien
Nampak tenang.
Tidak tanda-tanda
yang menunjukkan
kecemasan

NO. REGISTER
: 108165
DIAGNOSA MEDIS : Bronchopneumonia
PERENCANAAN
INTERVENSI
RASIONAL
1. Bina hubungan saling
1. Hubungan yang baik
percaya dengan
akan mempermudah
keluarga pasien.
menggali masalah
yang dialami keluarga
2. Kaji tingkat kecemasan
dan pasien.
keluarga.
2. Ansietas yang
berlebihan akan
3. Tanyakan apa yang
mempengaruhi fisik
membuat keluarga
dan psikologi keluarga.
cemas.
3. Penyelesaian masalah
yang tepat akan
4. Berikan kenyamanan
mempercepat
dan ketentraman hati.
menuntaskan masalah
yang dialami.
5. Beri dukungan kepada
4.
Dengan kenyamanan
keluarga.
dan ketentraman akan
mengurangi tingkat
6. Yakinkan pada keluarga
ansietas keluarga.
bahwa penyakit yang
5.
Dukungan dari orang
diderita anaknya pasti
lain akan memberikan
akan sembuh.
semangat hidup
7. Anjurkan pasien untuk
kembali bagi keluarga.
selalu berdoa kepada
6. Pemikiran yang positif
tuhan TME
akan menciptakan jiwa
yang sehat.
7. Dengan berdoa kepada
Tuhan YME akan
mengurangi asnietas

pasien

yang dialami.

Data obyektif :
-

Ibu pasien Nampak

gelisah
Ibu pasien sering
bertanya-tanya tentang
penyakit anaknya.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NAMA PASIEN
: A/C
UMUR
: 1 tahun
JENIS KELAMIN
: laki-laki
No
Diagnose
.
keperawatan
1.

Bersihan jalan napas


tidak efektif
berhubungan dengan
adanya penumpukan
secret
Data subyektif : ibu
pasien mengatakan
-

Anak saya batukbatuk.

RUANGAN
: poliklinik anak
NO. REGISTER
: 108165
DIAGNOSA MEDIS : Bronchopneumonia
Implementasi
Tanggal 29/07/2010

Tanggal 29/07/2010

Pukul 10.30 wit

Pukul 11.30 wit

1. Mengkaji frekuensi atau kedalaman


pernafasan dan gerakan dada pasien.
Hasil : tak ada yang menunjukkan tandatanda sesak napas akibat adanya
peningkatan produksi sputum sehingga
terjadi obstruksi jalan napas.

Data obyektif :

Pukul 10.35 wit

suara pasien serak

Ada Batuk

Bunyi nafas ronchi

Terdapat bunyi
stridor

2. Mengauskultasi area paru,apakah


terdapat bunyi napas abnormal.
Hasil : pada saat pengkajian ditemukan
adanya bunyi napas tambahan yakni
bunyi ronchi.
Pukul 10.45 wit
3. Menganjurkan kompres hangat kering
pada dada pasien dengan menggunakan
kain yang telah dihangatkan sebelumnya.
Hasil : ibu pasien mengatakan saya
mengerti dengan apa yang disampaikan
dan akan melakukan apa yang
dianjurkan.

N 92 x/menit
RR 53 x/menit

Evaluasi

S:
ibu pasien mengatakan saya
mengerti dengan apa yang
disampaikan dan akan melakukan
apa yang disarankan.
O:

Ibu pasien mengiyakan


menunjukkan bahwa ibu
pasien telah mengerti yang
disampaikan

Ibu pasien bisa mengulang


kembali apa yang
disampaikan seperti
memberikan posisi yang
nyaman bagi pasien bila
terjadi sesak napas dengan
meninggikan posisi kepala
600 yakni dengan mengalas
kepala dan bagian badan
menggunakan bantal.

Pukul 10.47 wit


4. Menganjurkan keluarga untuk tetap
menjaga ruangan rumah yang hangat
bagi pasien dengan cara menutup pintu
dan jendela yang terlalu terbuka lebar.
Hasil : ibu pasien mengatakan saya
paham dan akan melakukannya.
Pukul 10.50 wit
5. Menjelaskan kepada keluarga tentang
tata cara penggunaan obat yang
diberikan dokter dengan mengatakan
sesuai petunjuk yang diberikan
pemberian obat diminum 3 x sehari
Hasil : pasien mengerti dengan apa yang
disampaikan.
Pukul 10.55 wit
6. Menganjurkan kepada keluarga untuk
segera merujuk pasien ke RS atau
pelayanan kesehatan terdekat bila
kondisi pasien semakin parah.
Hasil : ibu pasien mengerti dengan apa
yang disampaikan dan berjanji akan
melakukannya.
Pukul 10.53 wit.
7. Memastikan bahwa keluarga pasien
benar-benar memahami apa yang
disampaikan dengan men anyakan
kembali kepada ibu pasien tentang apa
yang telah disampaikan.
Hasil : ibu pasien bisa mengulang
kembali tentang apa yang disampaikan
bahwa memberikan posisi yang nyaman
bagi pasien bila terjadi sesak napas

menjaga ruangan rumah yang


hangat bagi pasien dengan
cara menutup pintu dan
jendela yang terlalu terbuka
lebar. pemberian obat
diminum 3 x sehari
A : bersihan jalan napas belum
efektif ditandai dengan pasien masih
batuk,masih terdengar bunyi
stridor,bunyi napas ronchi.
P : intervensi dilanjutkan.
1. Kaji frekuensi atau kedalaman
pernafasan dan gerakan dada
pasien.
2. Auskultasi area paru,apakah
terdapat bunyi napas abnormal.
3. Lakukan monitoring dirumah
pasien minimal 2 jam dalam
sehari.
4. Catat perkembangan penyakit
pasien dan perubahan yang baik
dari pasien.
5. Berikan dan anjurkan keluarga
pasien untuk memberikan posisi
yang nyaman bagi pasien bila
terjadi sesak.
6. Berikan dan anjurkan kompres
hangat kering bila terjadi sesak
dan produksi sputum

dengan meninggikan posisi kepala 600


yakni dengan mengalas kepala dan
bagian badan menggunakan bantal.
menjaga ruangan rumah yang hangat
bagi pasien dengan cara menutup pintu
dan jendela yang terlalu terbuka lebar.
pemberian obat diminum 3 x sehari

meningkat.
7. pertahankan dan anjurkan
keluarga untuk tetap menjaga
ruangan rumah yang hangat
bagi pasien.
8. Berikan dan anjurkan kepada
keluarga dalam pemberian
cairan 1000ml/hari dan berikan
dalam keadaan hangat.
9. Berikan pendidikan kesehatan
tentang proses terjadinya
penyakit.
10.Lanjutkan therapy pengobatan
yang telah diberikan dokter.
Ambroxol sirup 3 x sendok
the( 3 ml )
Pretrison 0,4 mg + longatin 8
mg + mukoheksin 1,6 mg
( puyer 15 bungkus) 3 x1
Longcet cefadroxil monohydrate
sirup 3 x 1 sendok the (6
ml).

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


NAMA PASIEN
: A/C
UMUR
: 1 tahun
JENIS KELAMIN
: laki-laki
No
Diagnose
.
keperawatan
2.

Resiko tinggi terhadap


gangguan pertukaran
gas berhubungan
dengan peningkatan
tekanan kapiler
alveolus.
Data subyektif :
-

pada malam hari


sebelum datang
kerumah sakit
anak saya sesak
napas
ibu pasien
mengatakan anak
saya pernah
mengalami
penyakit yang
sama 5 bulan
yang lalu.

Data obyektif :
-

suara pasien

RUANGAN
: poliklinik anak
NO. REGISTER
: 108165
DIAGNOSA MEDIS : Bronchopneumonia
Implementasi

Evaluasi

Tanggal 29/07/2010

Tanggal 29/07/2010

Pukul 10.30 wit

Pukul 11.30 wit

1. Kaji frekuensi,kedalaman,dan kemudahan


bernapas dengan memperhatikan
gerakan dada.
Hasil : RR 53 x/menit
Pasien bisa bernapas tanpa ada
hambatan
Pukul 10.33 wit
2. Mengobservasi warna kulit,dengan
mencatat adanya sianosis pada
kulit,kuku,dan jaringan.
Hasil : tidak ada yang terdapat pada
kulit,kuku,dan jaringan yang
menunjukkan adanya tanda-tanda
sianosis.
3. Mengkaji status mental dan penurunan

S:
ibu pasien mengatakan mengatakan
saya mengerti dengan apa yang
disampaikan dan akan melakukan apa
yang disarankan.
O:

Ibu pasien mengiyakan


menunjukkan bahwa mengerti
dengan yang disampaikan.

Ibu pasien bisa mengulang


kembali apa yang disampaikan,
bahwa peningkatan produksi
lender yang berlebihan akan
mengakibatkan penyempitan
jalan napas sehingga pasien

Nampak serak

kesadaran.

Batuk disertai
dengan adanya
lender

Hasil : tidak ada tanda-tanda yang


menunjukkan mengalami penurunan
kesadaran.

Bunyi nafas ronchi

Ada Sputum

photo thorax
dengan hasil +
bronkopneumonia

N 92 x/menit
RR 53 x/menit.

kesulitan untuk bernapas.


A : resiko gangguan pertukaran gas
belum teratasi sepenuhnya
P : intervensi dilanjutkan.
1. Kaji frekuensi,kedalaman,dan
kemudahan bernapas

Pukul : 10.40 wit


4. Menganjurkan keluarga pasien untuk
memberikan posisi yang nyaman bagi
pasien bila terjadi sesak napas dengan
meninggikan posisi kepala 600 yakni
dengan mengalas kepala dan bagian
badan menggunakan bantal.
Hasil pasien mengerti dengan apa yang
disampaikan dan akan melakukan yan
dianjurkan.
Pukul 10.55 wit
5. memberikan pendidikan kesehatan pada
keluarga pasien bahwa peningkatan
produksi lender yang berlebihan akan
mengakibatkan penyempitan jalan napas
sehingga pasien kesulitan untuk
bernapas.
Hasil : pasien mengerti dengan apa yang
disampaikan.

2.

Observasi warna kulit,catat adanya


sianosis pada kulit,kuku,dan
jaringan.

3. Kaji status mental dan penurunan


kesadaran.
4. Lakukan monitoring dirumah pasien
minimal 2 jam sekali.
5. Awasi suhu tubuh.
6. Berikan dan anjurkan keluarga
pasien untuk memberikan posisi yang
nyaman bagi pasien bila terjadi sesak
napas
7. pertahankan dan anjurkan keluarga
untuk tetap menjaga ruangan rumah
yang hangat bagi pasien.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


NAMA PASIEN
: A/C
UMUR
: 1 tahun
JENIS KELAMIN
: laki-laki
No
Diagnose
.
keperawatan
3.

Kebutuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh b/d
peningkatan
kebutuhan metabolic
sekunder dan proses
infeksi dari penyakit
Data subyektif : ibu
pasien mengatakan
-

Ibu Pasien
mengatakan
semenjak anak
saya mulai sakit
untuk pertama
kalinya BBnya
mulai turun.
Ibu pasien
mengatakan anak

RUANGAN
: poliklinik anak
NO. REGISTER
: 108165
DIAGNOSA MEDIS : Bronchopneumonia
Implementasi

Evaluasi

Tanggal 29/07/2010

Tanggal 29/07/2010

Pukul 11.30 wit

Pukul 12.30 wit

1. Mengkaji pola makan pasien,dengan


menanyakan pada ibu pasien.
anaknya biasa makan berapa kali
sehari?
makanan sehari-hari yang biasa
dimakan oleh anak?
porsinya dihabiskan tidak?
Hasil ibu pasien mengatakan anak saya
biasa makan 3 x sehari dan makanan
sehari-harinya adalah ASI,PASI(pediasure)
dan bubur tim,selama sakit kurang nafsu.
Pukul 11.35 wit
2. Melakukan pengukuran antropometri,

S:

dengan menimbang BB,mengukur


PB,LD,dan LLA.

ibu pasien mengatakan mengatakan


saya mengerti dengan apa yang
disampaikan dan akan melakukan apa
yang disarankan.
O:

Ibu pasien Nampak memahami


dengan yang disampaikan.

Ibu pasien bisa mengulang


kembali apa yang disampaikan.

BB saat ini
PB : 73 cm

: 8,7 kg

saya malas
makan.
Data obyektif :
-

BB saat ini
8,7 kg

PB 73 cm

LD 46 cm

LLA 14 cm

Status gizi
: kurang

BBI : ( 2 x n)+ 8

= (2 x 1) + 8
BBI = 10 kg
pasien kurang nafsu
makan

Hasil : BB saat ini


: 8,7 kg
PB : 73 cm
LD : 46 cm
LLA : 14 cm
3. Menanyakan pada ibu makanan yang
disukai dan tidak sukai pasien.
Hasil : ibu pasien mengatakan semua
makanan yang disukai oleh anak saya
kecuali yang pedas dan terlalu keras.
4. Menanyakan pada ibu apakah pasien
mengalami gangguan pola makan.
Hasil : ibu pasien mengatakan selama
pasien mulai sakit anaknya mulai kurang
nafsu makan.
Pukul 11.40 wit
5. Menanyakan pada ibu apakah pasien
sering muntah ketika makan
Hasil : ibu pasien mengatakan anak belum
pernah muntah.
6. Menganjurkan keluarga siapkan makanan
dalam keadaan hangat.
Hasil : ibu pasien mengatakan saya akan
melakukan yang disarankan.
7. Menganjurkan kepada keluarga agar
memberi pola makan sedikit tapi sering
pada pasien.
Hasil : ibu pasien paham dan akan
melakukan yang dianjurkan.
8. Anjurkan pada ibu mengganti menu/jenis
makanan yang bervariasi minimal 3 kali
dalam seminggu.
Hasil : ibu mau menerima anjuran yang

LD : 46 cm
LLA : 14 cm
Status gizi kurang

A : kebutuhan nutrisi belum terpenuh


P : intervensi dilanjutkan
1. Kaji pola makan pasien.
2. Lakukan pengukuran
antropometri.
3. Lakukan monitoring dirumah
pasien
4. minimal 2 jam dalam sehari..
5. Catat perubahan status gizi.
6. Berikan dan monitoring keluarga
dalam menyiapkan makanan
dalam keadaan hangat
7. Berikan dan monitoring keluarga
dalam pemberian makan sedikit
tapi sering pada pasien.
8. Timbang kembali BB pasien.
9. Berikan pendidkan kesehatan pada
keluarga tentang pentingnya
nutrisi bagi tubuh.

diberikan dan akan melakukannya.


Pukul 13.00 wit
9. Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang
therapy diet yang diberikan.
Hasil : disarankan agar diberikan makanan
dengan jenis therapy diet berupa diet
rendah lemak dan berminyak

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


RUANGAN
: poliklinik anak
NO. REGISTER
: 108165
DIAGNOSA MEDIS : Bronchopneumonia

NAMA PASIEN
: A/C
UMUR
: 1 tahun
JENIS KELAMIN
: laki-laki
No
Diagnose
.
keperawatan
4.

Ansietas keluarga
berhubungan dengan
takut kehilangan

Implementasi

Evaluasi

Tanggal 29/07/2010

Tanggal 29/07/2010

Pukul 14.30 wit

Pukul 14.50 wit

orang terdekat.
Data subyektif : ibu
pasien mengatakan
-

ibu pasien
mengatakan
cemas dengan
keadaan anaknya
yang mungkin

akan lebih parah.


Ibu pasien
mengatakan takut
kehilangan

anaknya
Ibu pasien
mengatakan
selalu berdoa
meminta
kesembuhan bagi
anaknya

Ibu pasien
mengatakan
semoga tidak ada
anggota keluarga
lagi yang
mengalami hal
yang serupa

1. Membina hubungan saling percaya


dengan keluarga pasien.
Hasil : ibu pasien mau menceritakan
tentang hal-hal yang membuatnya
cemas.
Pukul 14.40 wit
2. Mengkaji tingkat kecemasan keluarga.
Hasil : ibu pasien Nampak sangat cemas.
3. Menanyakan apa yang membuat
keluarga cemas.
Hasil : ibu pasien mengatakan sangat
takut jika sesuatu terjadi pada anaknya.
4. Memberikan kenyamanan dan
ketentraman hati dengan cara
mengajarkan pada keluarga untuk selalu
berpikiran tenang dan berpikir positif
terhadap setiap hal yang terjadi.
Hasil : ibu pasien tampak tenang dan
nyaman.
5. Meyakinkan pada keluarga bahwa
penyakit yang diderita anaknya pasti
akan sembuh.
Hasil : ibu pasien percaya bahwa
penyakit anaknya akan sembuh.
Ibu pasien mengatakan akan melakukan
semua cara demi kesembuhan anaknya
6. Menganjurkan pasien untuk selalu berdoa
kepada tuhan YME
Hasil : ibu pasien mengatakan akan
selalu berdoa demi kesembuhan anaknya

S:
Ibu pasien mengatakan sudah merasa
dengan keterangan yang disampaikan .
O:
Ibu pasien Nampak tenang
Tak ada tanda-tanda kecemasan
seperti gelisah setelah diberikan
penjelasan.
A : masalah ansietas teratasi
P : intervensi dihentikan.

dengan pasien
Data obyektif :
-

Ibu pasien

Nampak gelisah
Ibu pasien sering
bertanya-tanya
tentang penyakit
anaknya.

CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Nama

: A/C

Umur

: 1 tahun

Ruang

: Ruangan

Jenis Kelamin: laki-laki

anak
No.Reg

Diagno
sa

Hari/Tangg
al

1.

30/07/2010

Catatan
Implementasi

Pukul : 11.30 wit.


1. Melakukan monitoring dirumah pasien.
2. Mengkaji frekuensi atau kedalaman
pernafasan dan gerakan dada pasien.
Hasil : pada saat pengkajian didapatkan,
- Pernapasan : 53 x/menit
- Pasien tidak menunjukkan adanya tandatanda pernapasan cuping hidung.
3. Mengauskultasi area paru,apakah terdapat
bunyi napas abnormal.
Hasil : bunyi napas yang didapat saat
pengkajian normal tidak ada tanda-tanda
bunyi napas ronchi.
4. Mencatat perkembangan penyakit pasien dan
perubahan yang baik dari pasien,dengan
menanyakan apakah pasien masih batuk tadi
malam atau tidak?apakah ada keluhankeluhan baru selain batuk?
Hasil : ibu pasien mengatakan pada tanggal
29/07/2010 tepatnya pada malam hari sekitar
pukul 23.30 wit anak saya masih batuk dan
teraba panas pada badannya jika disentuh.
5. Menganjurkan kompres hangat kering bila

(subjektif, objektif,
analisa, planing)
Tanggal : 31/07/2010
Pukul 12.30 wit
S:
Ibu pasien
mengatakan pasien
sudah tidak batuk
dan panas lagi pada
malam hari

: 108165

Paraf dan
nama lengkap
Tanggal
30/07/2010
Mahasiswa
Perawat :
Tereshia
kelbulan
Santa lusia

O:

Tanggal
31/07/2010

Pernapasan : 53

Perawat :

x/menit
Pasien tidak batuk-

Rais hamka

batuk
Pasien tidak panas

Saripamarasab
essy

(suhu badan : 36,50)


Tidak ada bunyi
ronchi
A : bersihan jalan

Pukul
6.

7.

8.

terjadi sesak dan produksi sputum


meningkat.
Hasil : ibu pasien mengatakan telah
melakukan apa yang dianjurkan oleh perawat
dan batuk mulai berkurang dan suara pasien
tidak serak lagi pada malam harinya.
11.50 wit
Mempertahankan udara ruangan agar tetap
hangat dengan cara menutup pintu dan
jendela yang terlalu terbuka lebar serta
menganjurkan keluarga menutup pintu jika
dirasa udara terlalu dingin
Hasil : udara dalam ruangan dalam rumah
dalam keadaan hangat bagi pasien.
Memberikan segelas air putih dalam keadaan
hangat kepada pasien dan menganjurkan
kepada keluarga untuk tetap
mempertahankan pemberian cairan sebanyak
1000 ml/hari.
Hasil : pasien meminum air yang diberikan.
Ibu pasien akan melakukan apa yang
dilakukan oleh perawat.
Memberikan pendidikan kesehatan tentang
proses terjadinya penyakit dengan
menjelaskan bahwa Kuman penyebab
bronchopneumonia masuk kedalam jaringan
paru-paru melalui saluran pencernaan dari
atas untuk mencapai bagian organ paru yang
disebut bronkhiolus dan alveolus
sekitarnya,dan akan terus berkembang
sehingga akan timbul gejala seperti sesak
napas,batuk
Hasil : ibu pasien mengerti tentang kenapa
anaknya bisa sampai sakit.

napas kembali efektif


ditandai dengan
pasien tidak batuk
lagi,tidak terdengar
bunyi stridor,tidak
adanya bunyi napas
ronchi.
P : Intervensi
dihentikan

12.00 wit
9. Melanjutkan therapy pengobatan yang telah
diberikan dokter dengan memberikan :
Ambroxol sirup sendok teh.
Pretnison 0,4 mg + longatin 8 mg +
mukoheksin 1,6 mg
Longcet cefadroxil monohydrate sirup 6 ml
sendok teh.
10.Menganjurkan kepada keluarga untuk segera
merujuk pasien ke RS atau pelayanan
kesehatan terdekat bila kondisi pasien
semakin parah.
Hasil : ibu pasien mengatakan pada tanggal
30/07/2010 pukul 09.00 wit anak saya sudah
dibawa ke poliklinik anak dan hanya diberikan
obat paracetamol dan dokter menganjurkan
untuk tetap melanjutkan obat yang telah
diberikan sebelumnya.

CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Nama

: A/C

Umur

: 1 tahun

Jenis Kelamin: laki-laki

Diagno
sa

Ruang
anak

: Ruangan

No.Reg

: 108165

Catatan
Hari/Tanggal

Implementasi

(subjektif, objektif,
analisa, planing)

Paraf dan
nama lengkap

2.

30/07/2010

Pukul : 11.30 wit.


1. Melakukan monitoring dirumah pasien.
2. Mengkaji frekuensi, kedalaman,dan
kemudahan bernapas dengan
memperhatikan adanya retraksi
dada,gerakan cuping hidung atau tidak.
Hasil : pada saat pengkajian didapatkan,
- Pernapasan : 53 x/menit
- Pasien tidak menunjukkan adanya
tanda-tanda pernapasan cuping
-

hidung.
Tidak adanya retraksi dada.

Tanggal : 31/07/2010
S:
Ibu pasien mengatakan
pasien sudah tidak sesak
napas lagi pada malam
hari maupun siang
harinya.
O:
- Pernapasan : 50
-

menunjukkan adanya

3. Mengobservasi warna kulit,catat adanya


sianosis pada kulit,kuku,dan jaringan.
Hasil : tidak ada tanda-tanda sianosis
pada kulit,kuku,dan jaringan.
4.

Mengkaji status mental dan penurunan


kesadaran.
Hasil : pasien tidak mengalami
penurunan kesadaran.

Pukul 11.40 wit


5. Mengawasi suhu tubuh dengan
mengukur suhu dengan menggunakan
thermometer aksila.
Hasil : pada saat pengkajian suhu pasien

x/menit
Pasien tidak

Tanggal
30/07/2010
Mahasiswa
Perawat :
Tereshia
kelbulan
Santa lusia
Tanggal
31/07/2010
Perawat :

tanda-tanda

Rais hamka

pernapasan cuping

Saripamarasab
essy

hidung.
Tidak ada retraksi
dada.

A : resiko tinggi terjadinya


kerusakan gangguan
pertukaran gas dapat
teratasi
P : intervensi dihentikan.

36,5

CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN


Nama

: A/C

Umur

: 1 tahun

Jenis Kelamin: laki-laki

Diagno
sa

Hari/Tanggal

Implementasi

Catatan

Ruang
anak

: Ruangan

No.Reg

: 108165

Paraf dan

(subjektif, objektif,
analisa, planing)
3.

30/07/2010

Pukul
1.
Pukul
2.

Pukul
3.

Pukul
4.
5.

6.

: 11.30 wit.
Lakukan monitoring dirumah pasien.
13.00
Mencatat perubahan status gizi dengan
melakukan pengukuran antropometri
dan menanyakan pada ibu apakah
pasien sudah mulai makan dengan baik.
Hasil : BB saat ini : 8,7 kg
PB : 73 cm
LD : 46 cm
LLA : 14 cm
Ibu pasien mengatakan anak saya

Tanggal : 02/08/2010

sudah mulai makan dengan baik.


13.15 wit
Memberikan makan sedikit tapi sering
pada pasien.
Hasil : pasien menghabiskan makanan
yang diberikan 1 porsi mangkok.
13.50 wit
Menimbang kembali BB pasien.
Hasil : BB pada saat ini 8,9 kg
Menganjurkan keluarga untuk
mempertahankan dan melanjutkan apa
yang telah dianjurkan.
Hasil ibu pasien mengerti dan akan
melakukan yang dianjurkan.
Memberikan pendidkan kesehatan pada
keluarga tentang pentingnya nutrisi bagi
tubuh dengan menjelaskan bahwa
kebutuhan nutrisi sangat berperan

selalu melakukan apa

Pukul 12.30 wit


S:
Ibu pasien mengatakan
pasien sudah mulai
makan dan menghabiskan
1 porsi makanan yang
diberikan.
Ibu pasien mengatakan
yang dianjurkan.
O:
BB saat ini : 9 kg
PB
: 78 cm
LD
: 52 cm
LLA
: 16 cm
A : kebutuhan nutrisi
dapat terpenuhi
Masalah teratasi
P : intervensi dihentikan.

nama lengkap
Tanggal
02/08/2010
Mahasiswa
Perawat
rais hamka
saripa
marasabessi

penting dalam pertumbuhan fisik anak


perkembangan otak dalam berpikir bila
masukan nutrisi yang kurang akan
sangat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak.
Hasil ibu pasien mengerti dengan apa
yang telah dijelaskan.

Sujono sukamti,sukarmin.2009.asuhan keperawatan pada anak.edisi


pertama.jogjakarta:Graha Ilmu.
A.Azis
Alimul
hidayat.2008.pengantar
Anak.cetakan ketiga.jakarta:salemba medika.
Mansjoer,arif.dkk.kapita selekta
satu.jakarta:media Aesculapius.

ilmu

kedokteran.edisi

keperawatan
ketiga

jilid

Lynda jual carpenito.diagnosa keperawatan aplikasi pada praktik


klinis.edisi 6.alih bahasa,tim penerjemah PSIK-UNPAD;editor,monica
Ester.jakarta:penerbit buku kedokteran,EGC.

Vous aimerez peut-être aussi