Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Ika Winda Wati
240210130069
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2016
I.
TUJUAN
Tujuan khusus praktikum kali ini adalah untuk mengetahui kemampuan
seseorang untuk menggunakan inderanya dalam menilai suatu produk,
mengenal bermacam-macam reaksi penginderaan dari suatu produk, dan
menilai benda atau komoditi yang diuji berdasarkan sikap dan kesan yang
diperoleh.
II.
TEORI DASAR
Penglihatan, pendengaran, rasa, bau, dan sentuhan disebu sebagai 5 lima
indera. Tetapi jumlah indera manusia lebih dekat ke sepuluh daripada lima. Setiap
system indera adalah suatu jenis hubungan, terdiri dari suatu elemen yang
sensitive (reseptor), syaraf fiber memimpin dari reseptor ke orak atau sumsu
tulang belakang, dan berbagai stasin penerima dan daerah pemrosesan dalam otak.
Ketika suatu saluran penghubung distimulasi kita mempunyai suatu sensisai yang
dicirikan dari hubungan itu (Maria, 2016).
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses
pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu
kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya
rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Pengindraan
dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat rangsangan
(stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat
berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan
benda penyebab rangsangan. Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan
adalah reaksi psikologis atau reaksi subyektif. Pengukuran terhadap nilai / tingkat
kesan, kesadaran dan sikap disebut pengukuran subyektif atau penilaian subyektif.
Disebut penilaian subyektif karena hasil penilaian atau pengukuran sangat
ditentukan oleh pelaku atau yang melakukan pengukuran (Aisyah, 2013).
Jenis penilaian atau pengukuran yang lain adalah pengukuran atau
penilaian suatu dengan menggunakan alat ukur dan disebut penilaian atau
pengukuran instrumental atau pengukuran obyektif. Pengukuran obyektif hasilnya
sangat ditentukan oleh kondisi obyek atau sesuatu yang diukur. Demikian pula
karena pengukuran atau penilaian dilakukan dengan memberikan rangsangan atau
benda rangsang pada alat atau organ tubuh (indra), maka pengukuran ini disebut
juga pengukuran atau penilaian subyketif atau penilaian organoleptik atau
penilaian indrawi. Yang diukur atau dinilai sebenarnya adalah reaksi psikologis
(reaksi mental) berupa kesadaran seseorang setelah diberi rangsangan, maka
disebut juga penilaian sensorik. Rangsangan yang dapat diindra dapat bersifat
mekanis (tekanan, tusukan), bersifat fisis (dingin, panas, sinar, warna), sifat kimia
(bau, aroma, rasa). Pada waktu alat indra menerima rangsangan, sebelum terjadi
III.
3.1
Alat
1.
2.
3.
4.
3.2
Gelas
Piring
Pisau
Sendok
Bahan
1. Apel
2. Kerupuk
3. Dodol
4. Jelly
5. Permen Jelly
6. Saus Tomat
7. Air Kopi
8. Air Teh
9. Air Mineral
10. Tissue
IV.
PROSEDUR
4.1
diamati
berdasarkan
beberapa
V.
persyaratan yang harus dipenuhi terlebih dahulu yaitu , harus adanya panelis dan
laboratorium uji sensori. Menurut Aisyah (2013), panelis dalam uji sensori
berfungsi sebagai instrument atau alat. Panel ini terdiri dari orang atau kelompok
yang bertugas menilai sifat atau mutu komoditi berdasarkan kesan subjektif.
Orang yang menjadi anggota panel disebut panelis. Dalam penilaian organoleptik
dikenal tujuh macam panel, yaitu panel perseorangan, panel terbatas, panel
terlatih, panel agak terlatih, panel konsumen dan panel anak-anak. Perbedaan
ketujuh panel tersebut didasarkan pada keahlian dalam melakukan penilaian
organoleptik. Dalam praktikum ini, praktikan bertindak sebagai panelis agak
terlatih, yaitu panel yang sudah dilatih untuk mengetahui sifat tertentu.
Selain panelis, pengujian juga harus dilakukan di laboratorium pengujian
yaitu dengan syarat sebagai berikut : harus adanya bagian persiapan atau dapur,
ruang pencicip dan ruang tunggu atau ruang diskusi. Menurut Wiryanto (2014),
Ruang pencicip mempunyai persyaratan yang lebih banyak, yaitu ruangan yang
terisolasi dan kedap suara sehingga dapat dihindarkn komunikasi antar panelis,
suhu ruang yang cukup sejuk (20-25oC) dengan kelembaban 65-70% dan
mempunyai sumber cahaya yang baik dan netral, karena cahaya dapat
mempengaruhi warna komoditi yang diuji. Selain itu, ruang isolasi dapat dibuat
dengan penyekat permanen atau penyekat sementara. Fasilitas pengujian ini
sebaiknya dilengkapi dengan washtafel sedangkan ruang tunggu harus cukup
nyaman agar anggota panel cukup sabar untuk menunggu gilirannya. Apabila akan
dilakukan uji organoleptik maka panelis harus mendapat penjelasan umum atau
khusus yang dilakukan secara lisan atau tertulis dan memperoleh format
pernyataan yang berisi instruksi dan respon yang harus diisinya. Selanjutnya
panelis dipersilakan menempati ruang pencicip untuk kemudian disajikan contoh
yang akan diuji.
5.1
Warna
Apel
Oblate
5 cm / 5,5 cm
Hijau merah
Kerupuk
Bulat
lempeng
8 cm
Cream
Dodol
Cube
1,7 cm / 2,3
cm / 1,7 cm
Coklat
Permen Jelly
Irregular
8 cm / 2,5 cm
Cream dan
Kuning
Jelly
Conic
2,7 cm
Pink dan
Putih
Keseragama
n Warna
Merah 1/3
bagian, Hijau
2/3 bagian
Seragam
Coklat
bagian, Coklat
tua bagian
Cream
bagian,
Kuning
bagian
Putih
bagian, pink
bagian
1.
sebuah bentuk elips berputar pada sumbu panjangnya. Salah satu contoh dari
bentuk ini adalah buah lemon (sejenis jeruk sitrun).
2.
sebuah elips berputar pada sumbu pendeknya. Salah satu contohnya adalah
buah anggur.
3.
Karakteristik Bau
Tak Berbau
Agak
Tajam
Apel
Kerupuk
Dodol
Permen Jelly
Jelly
Sangat
Tajam
Kerupuk
Dodol
Permen Jelly
Jelly
Elastis
Kenyal
Kerupuk
Dodol
Permen
Jelly
Jelly
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016
Contoh
Lembut
Kenyal
Halus
Kasar
Karakteristik Cicip
Manis
Asam
Asin
Pahit
Gurih
Lainnya
Jelly
Jelly
Keruh
++
Kental
+
Encer
++
Karakteristik Bau
Tak Berbau
Agak
Tajam
Saus Tomat
Air Kopi
Air Teh
Sangat
Tajam
Air Teh
Lengket
Kental
Encer
memiliki tekstur yang agak kental yang dihasilkan dari pengolahan buah tomat
dan ditambahkan bahan lain seperti gula, garam, bahan pewarna untuk
meningkatkan warna alami dan penambahan bahan pengawet untuk memperlama
daya simpannya (Sutardi dan Kapti, 1994).
Lengket
Kental
Encer
Air Kopi
Air Teh
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016
Pahit
Lainnya
(sweet) misalnya biasanya terkait dengan rasa asamnya tinggi, sebaliknya kopi
yang beraroma sangit (pungent) biasanya berasa pahit-getir dan asamnya lemah.
VI.
6.1
Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengamatan, apel memiliki bentuk oblate, dengan warna
hijau 2/3 bagian dan merah 1/3 bagian. Kerupuk berbentuk bulat lempeng
dengan warna cream yang seragam. Sampel dodol memiliki karakteristik
kubus berwarna coklat dangan keseragaman warna coklat bagian dan
bagian warna coklat tua. Permen jelly memiliki bentuk irregular dengan
bagian krem dan kuning masing-masing bagian. Terakhir, jelly memiliki
bentuk yang conic dengan bentuk mengerucut kebagian bawah, berwarna
pink dan putih dengan bagian masing masing bagian dan bagian
2. Berdasarkan hasil pengamatan penciuman atau pembauan, apel tidak
memiliki bau, kerupuk memiliki bau yang agak tajam, dodol memiliki bau
yang agak tajam, permen jelly berbau sangat tajam, dan jelly memiliki bau
yang agak tajam.
3. Berdasarkan hasil pengamatan, apel memiliki kenampakan perabaan yang
lembut, keras.. Kerupuk memiliki kenampakan perabaan yang keras.
Dodol memiliki kenampakan perabaan yang lembut, elastis, dan juga
kenyal, sama halnya dengan permen jelly, dan jelly.
4. Berdasarkan hasil pengamatan kenampakan perabaan dengan indera
mulut, apel memiliki karakteristik yang keras, renyah, dan juga kasar.
Kerupuk memiliki karakteristik yang lembut, kenyal, dan juga kasar.
Dodol memiliki karakteristik yang lembut, kenyal, dan juga kasar. Terakhir
untuk permen jelly dan jelly memiliki karakteristik yang kenyal dan halus.
5. Berdasarkan karakteristik cicipnya, apel memiliki karakteristik yang asam,
kerupuk dengan karakteristik yang asin dan umami, serta dodol memiliki
rasa yang manis dan aftertaste pahit, permen jelly memiliki rasa manis dan
asap secara bersamaan dan jelly memiliki rasa manis.
6. Berdasarkan hasil pengamatan, saus tomat memiliki warna yang merah
oranye yang keruh dan kental, sedangkan air kopi berwana coklat
kehitaman jernih, dan encer. Terakhir air teh memiliki warna yang kuning
kecoklatan dengan warna yang jernih dan encer.
7. Berdasarkan hasil pengamatan, saus tomat memiliki bau yang sangat
tajam, sedangkan kopi dan teh memiliki karakteristik bau yang agak tajam.
Saran
1. Sebaiknya, perlu diperbaiki kembali standarisasi laboratorium sensori.
2. Perlu dilakukan pelatihan terlebih dahulu sebelum uji sensori dilakukan.
3. Pengujian sensori sebaiknya dilakukan dalam keadaan yang kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah,
D.
2013.
Pengujian
Muhammadiyah. Semarang.
Organoleptik.
Universitas
Andrio,
P.
2000.
Senyawa
Volatile.
Available
at
:
old.analytical.chem.itb.ac.id/coursesdata/16/.../33/.../resum
e_biopanp (Diakses pada 3 Maret 2016 pukul 12.28 WIB)
Aulia, I. 2011. Pelatihan Dasar Sensori Pangan. Available at :
https://seafast.ipb.ac.id/training/pelatihan.sensori.agutus.2
015.pdf (Diakses pada 3 Maret 2016 pukul 9.27 WIB).
Hambali, K. 2014. Pembuatan Saus Tomat. Available at :
food.detik.com (Diakses pada 3 Maret 2016 pukul 1.02
WIB).
Heriana,
H.
2015.
Tomat
Blansir.
Available
at
:
http://sport.detik.com/aboutthegame/read/2015/12/11/075
654/3093056/297/tomat-yang-diblansir-aromanya-lebihbaik-daripada-yang-disimpan-di-kulkas (Diakses pada 3
Maret 2016 pukul 12.55 WIB)
Illahi, G. 2014. Pengaruh Imbangan Tomat. Available at :
repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/.../Skrisi
%20Gemelli.pdf (Diakses pada 3 Maret 2016 pukul 12.48
WIB)
Kirana, B. Ester. Available at : bisakimia.com (Diakses pada 3
Maret 2016 pukul 12.15 WIB).
Kusuma, S. 2009. Jenis Teh dan Pengolahannya. Unpad. Bandung.
Mardiah. 1996. Penilaian Inderawi. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Maria.
2016.
Psikologi
Umum.
Available
at
:
elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_umum_1/Ba
b_3.pdf (Diakses pada 3 Maret 2016 pukul 8.55 WIB)
Mussadad dan Hartuti. 2013. Peningkatan Daya Simpan Tomat.
Available
at
:
sulsel.litbang.pertanian.go.id/.../index.php?...saus-tomat
(Diakses pada 3 Maret 2016 pukul 12.51 WIB)
Muslih,
D.
2014.
Karakteristik
Fisik.
Available
at
:
http://dadanhamdanimuslih.blogspot.co.id/2013/11/laporan
-praktikum-karakteristik-fisik.html (Diakses pada 3 Maret
2016 pukul 12.10 WIB)
Septiana,
2010.
Organoleptik
Kopi.
Available
at
http://id.netlog.com/usepsetiana/blog/blogid=15728
(Diakses pada 3 Maret 2016 pukul 1.08 WIB)
Sutardi dan Kapti, 1994, Kajian Penggunaan Pepaya dan Ubi jalar
Sebagai. Bahan Campuran Saos. UGM. Yogyakarta.
Taufik. M. 2016. Konsistensi Sifat Sensori Pangan. Available at :
tekpan.unimus.ac.id/.../Pengujian-Organoleptik-dalamIndustri-Pangan.pdf (Diakses pada 3 Maret 2016 pukul 9.26
WIB).
Wicaksono, S. 2015. Permen Jelly Sirsak. UGM. Yogyakarta.
Wiryanto. M. 2014. Laboratorium
Pertanian Bogor. Bogor.
Sensori
Pangan.
Institut