Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pendapatan
dan
Belanja
Negara/Daerah
(APBN/APBD)
yang
dipresentasikan setiap tahun oleh eksekutif, memberi informasi rinci kepada DPR/DPRD dan
masyarakat
tentang
program-program
apa
yang
direncanakan
pemerintah
untuk
SIKLUS APBN
Secara umum tahapan dalam penyusunan APBN dapat dibagi menjadi 5 tahap.
1. Perencanaan dan penyusunan anggaran.
Pemerintah mengajukan Rancangan APBN dalam bentuk RUU tentang APBN kepada
DPR. Setelah melalui pembahasan, DPR menetapkan Undang-Undang tentang APBN
selambat-lambatnya 2 bulan sebelum tahun anggaran dilaksanakan.
2. Pengesahan Anggaran.
RAPBN dan nota keuangan yang diajukan oleh pemerintah selanjutnya akan dibahas
oleh DPR. Apabila disetujui, baik dengan ataupun tanpa revisi, RAPBN tersebut dapat
disahkan menjadi undang-undang APBN dan disampaikan kepada pemerintah untuk
dilaksanakan. Akan tetapi seandainya ditolak, pemerintah harus menggunakan APBN
tahun lalu atau mengadakan revisi seperlunya.
3. Pelaksanaan Anggaran.
Setelah APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, pelaksanaan APBN dituangkan
lebih lanjut dengan Peraturan Presiden. Berdasarkan perkembangan, di tengah-tengah
berjalannya tahun anggaran, APBN dapat mengalami revisi/perubahan. Untuk
melakukan revisi APBN, Pemerintah harus mengajukan RUU Perubahan APBN untuk
mendapatkan persetujuan DPR. Perubahan APBN dilakukan paling lambat akhir Maret,
setelah pembahasan dengan Badan anggaran DPR. Dalam keadaan darurat (misalnya
terjadi bencana alam), Pemerintah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia
anggarannya.
4. Kontrol/pengawasan.
APBN menyangkut kepentingan
seluruh
rakyat
Indonesia.
Oleh
karena
itu,
pemerintah pusat bersama DPR membahas kebijaksanaan umum dan prioritas anggaran
untuk dijadikan acuan bagi setiap kementrian negara/lembaga dalam penyusunan usulan
anggaran
Dalam rangka penyusunan rancangan APBN, menteri/pimpinan lembaga selaku
pengguna anggaran/pengguna barang menyusun rencana kerja dan anggran kementrian
negara/lembaga (RKA-KL) tahun berikutnya. RKA-KL disusun berdasarkan prestasi kerja
yang akan dicapai, disertai dengan perkiraan belanja untuk tahun berikutnya setelah tahun
anggaran yang sedang disusun. RKA-KL tersebut disampaikan kepada DPR untuk dibahas
dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN. Hasil pembahsan RKA-KL disampaikan
kepada menteri keuangan sebagai bahan penyusunan rancangan undang-undang tentang
APBN tahun berikutnya.
Pemerintah pusat mengajukan rancangan undang-undang (RUU) tentang APBN tahun
berikutnya disertai dengan nota keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepad
DPR pada bulan agustus. Pembahsan RUU APBN dilakukan sesuai dengan undang-undang
yang mengatur susunan dan kedudukan DPR.
Dalam pembahasan ini DPR dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan
jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam rancangan undang-undang tentang APBN.
Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai RUU APBN dilakukan selambat-lambatnya
dua bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan. APBN yang disetujui
oleh DPR terinci dalam dengan unit organisasi, fungsi, sub fungsi, program, kegiatan, dan
jenis belanja. Apabila DPR tidak menyetujui rancangan undang-undang tentang APBN yang
diajukan pemerintah, maka pemerintah dapat melakukan pengeluaran setinggi-tingginya
sebesar angka APBN tahun anggaran sebelumnya.
Setelah APBN ditetapkan dengan undang-undang rincian pelaksanaan APBN
dituangkan lebih lanjut dengan peraturan presiden tentang rincian APBN. Selanjtnya menteri
keuangan memberitahukan kepada menteri/pemimpin lembaga agar menyampaikan
dokumen pelaksanaan anggaran untuk masing-masing kementrian negara/lembaga. Menteri
pimpinan
lembaga
menyusun
dokumen
pelaksanaan
anggaran
untk
kementrian
Dalam menyusun APBD Tahun Anggaran, pemerintah daerah dan DPRD harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Penetapan APBD tepat waktu, yaitu paling lambat tanggal 31 Desember
Tahapan dan Jadwal Proses Penyusunan APBD
N
O
1
2
3
4
5
6
7
URAIAN
Penyusunan RKPD
Penyampaian KUA dan PPAS oleh Ketua TAPD
kepada kepala daerah
Penyampaian KUA dan PPAS oleh kepala
daerahkepada DPRD
KUA dan PPAS disepakati antara
kepala daerahdan DPRD
Surat Edarankepala daerah perihal Pedoman RKASKPD
Penyusunan dan pembahasan RKA-SKPD dan RKAPPKD serta penyusunan Rancangan APBD
Penyampaian Rancangan APBD kepadaDPRD
WAKTU
Akhir bulan Mei
Minggu 1 bulan Juni
Pertengahan bulan Juni
Akhir bulan Juli
Awal bulanAgustus
10
2. Kepala
daerah
menyampaikan
rancangan
peraturan
daerah
tentang
6
7
8
9
10
11
12
Uraian
Penyampaian Rancangan Perubahan KUA dan PPAS
kepada DPRD
Kesepakatan Perubahan KUA dan PPAS antara
Kepala Daerah dan DPRD
Pedoman Penyusunan RKA-SKPD Perubahan APBD
Penyampaian Raperda APBD berserta lampiran
kepada DPRD
Pengambilan persetujuan bersama DPRD dan kepala
daerah terhadap Raperda Perubahan APBD
Penyampaian kepada Menteri Dalam Negeri/gubernur
untuk dievaluasi
Keputusan Menteri Dalam Negeri/Gubernurtentang
hasil evaluasi PAPBD Provinsi, Kabupaten/Kota
Pengesahan Perda PAPBD yang telah dievaluasi dan
dianggap sesuai dengan ketentuan
Penyempurnaan perda sesuai hasil evaluasi apabila
dianggap bertentangan dengan kepentingan umum
dan peraturan yang lebih tinggi
Pembatalan Perda PAPBD apabila tidak dilakukan
penyempurnaan
Waktu
Minggu pertama Agustus
Minggu kedua Agustus
Minggu ketiga Agustus
Minggu kedua September
Akhir September
(3 bulan sebelum tahun
anggaran berakhir)
Pertengahan Oktober
Pertengahan Oktober
Minggu ke-III Oktober
Referensi :
Mardiasmo, 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi
http://bappeda.banjarmasinkota.go.id/2015/03/proses-penyusunan-apbd-i-provinsi-dan.html diakses 20 April
2016
http://www.bpkp.go.id/sesma/konten/284/Penyusunan-Anggaran.bpkp diakses: 20 april 2016
http://www.wikiapbn.org/siklus-anggaran/(ensilokpedia kementerian keuangan) diakses:20 April 2016