Vous êtes sur la page 1sur 5

RUTH M SILITONGA (14)

RIA GUSRAYANTI KARTA (11)


ZULKIFLI FACHRI (09)
PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja

Negara/Daerah

(APBN/APBD)

yang

dipresentasikan setiap tahun oleh eksekutif, memberi informasi rinci kepada DPR/DPRD dan
masyarakat

tentang

program-program

apa

yang

direncanakan

pemerintah

untuk

meningkatkan kualitas kehidupan rakyat, dan bagaimana program-program tersebut


dibiayai. Penyusunan dan pelaksanaan anggaran tahunan merupakan rangkaian proses
anggaran.
Proses penyusunan anggaran mempunyai empat tujuan, yaitu :

Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi antarbagian

dalam lingkungan pemerintah.


Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa

publik melalui proses pemrioritasan.


Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR/DPRD
dan masyarakat luas.

Faktor dominan yang terdapat dalam proses penganggaran adalah :

Tujuan dan target yang hedak dicapai


Ketersediaan sumber daya (faktor-faktor produksi yang dimiliki pemerintah)
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi anggaran, seperti :munculnya peraturan
pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial danpolitik, bencana alam, dan
sebagainya.

Siklus anggaran sektor publik memiliki empat tahapan yaitu :


1. Tahap persiapan anggaran (preparation)
Dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia. Perlu
diperhatikan bahwa sebelum menyetujui taksiran pengeluaran, hendaknya terlebih
dahulu dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat.
2. Tahap ratifikasi (ratification)
Tahap ini pimpinan eksekutif dituntut memiliki managerial skill, political skill, salesman
ship, dan coalition building yang memadai.
3. Tahap implementasi (implementation)
Hal yang harus diperhatikan oleh manajer keuangan publik adalah dimilikinya sistem
(informasi) akuntansi dan sistem pengendalian manajemen.
4. Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting and evaluation).
Tahap ini terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika tahap implementasi telah didukung
dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen yang baik, maka
diharapkan tahap budget reporting and evaluation tidak akan menemukan banyak
masalah.

SIKLUS APBN
Secara umum tahapan dalam penyusunan APBN dapat dibagi menjadi 5 tahap.
1. Perencanaan dan penyusunan anggaran.
Pemerintah mengajukan Rancangan APBN dalam bentuk RUU tentang APBN kepada
DPR. Setelah melalui pembahasan, DPR menetapkan Undang-Undang tentang APBN
selambat-lambatnya 2 bulan sebelum tahun anggaran dilaksanakan.
2. Pengesahan Anggaran.
RAPBN dan nota keuangan yang diajukan oleh pemerintah selanjutnya akan dibahas
oleh DPR. Apabila disetujui, baik dengan ataupun tanpa revisi, RAPBN tersebut dapat
disahkan menjadi undang-undang APBN dan disampaikan kepada pemerintah untuk
dilaksanakan. Akan tetapi seandainya ditolak, pemerintah harus menggunakan APBN
tahun lalu atau mengadakan revisi seperlunya.
3. Pelaksanaan Anggaran.
Setelah APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, pelaksanaan APBN dituangkan
lebih lanjut dengan Peraturan Presiden. Berdasarkan perkembangan, di tengah-tengah
berjalannya tahun anggaran, APBN dapat mengalami revisi/perubahan. Untuk
melakukan revisi APBN, Pemerintah harus mengajukan RUU Perubahan APBN untuk
mendapatkan persetujuan DPR. Perubahan APBN dilakukan paling lambat akhir Maret,
setelah pembahasan dengan Badan anggaran DPR. Dalam keadaan darurat (misalnya
terjadi bencana alam), Pemerintah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia
anggarannya.
4. Kontrol/pengawasan.
APBN menyangkut kepentingan

seluruh

rakyat

Indonesia.

Oleh

karena

itu,

pelaksanaannya perlu diawasi untuk menjamin tercapainya sasaran yang telah di


tentukan. Pengawasan Pelaksanaan APBN ini dilakukan oleh beberapa instansi, yaitu
Bada Pemeriksa Keuangan (BPK), Direktur Jenderal Pengawasan Keuangan Negara
(atas nama menteri keuangan), dan Inspektorat Jenderal Proyek-Proyek Pembangunan.
5. Pertanggung jawaban Anggaran.
Selambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir, Presiden menyampaikan RUU
tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN kepada DPR berupa Laporan
keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
Dari lima tahap tersebut, tahap I dan III yang memegang peranan adalah pemerintah,
dan tahap II dan V yang memegang peranan adalah DPR, dan tahap IV yang
memegang peranan adalah BPK (Badan Pengawasan Keuangan).
Proses Penyusunan APBN
Pada tahap penyusunan anggaran, pemerintah pusat menyampaikan pokok-pokok
kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro tahun anggaran berikutnya kepada Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) selambat-lambatnya pertengahan bulan mei tahun berjalan.
Berdasarkan hasil pembahasan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal

pemerintah pusat bersama DPR membahas kebijaksanaan umum dan prioritas anggaran
untuk dijadikan acuan bagi setiap kementrian negara/lembaga dalam penyusunan usulan
anggaran
Dalam rangka penyusunan rancangan APBN, menteri/pimpinan lembaga selaku
pengguna anggaran/pengguna barang menyusun rencana kerja dan anggran kementrian
negara/lembaga (RKA-KL) tahun berikutnya. RKA-KL disusun berdasarkan prestasi kerja
yang akan dicapai, disertai dengan perkiraan belanja untuk tahun berikutnya setelah tahun
anggaran yang sedang disusun. RKA-KL tersebut disampaikan kepada DPR untuk dibahas
dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN. Hasil pembahsan RKA-KL disampaikan
kepada menteri keuangan sebagai bahan penyusunan rancangan undang-undang tentang
APBN tahun berikutnya.
Pemerintah pusat mengajukan rancangan undang-undang (RUU) tentang APBN tahun
berikutnya disertai dengan nota keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepad
DPR pada bulan agustus. Pembahsan RUU APBN dilakukan sesuai dengan undang-undang
yang mengatur susunan dan kedudukan DPR.
Dalam pembahasan ini DPR dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan
jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam rancangan undang-undang tentang APBN.
Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai RUU APBN dilakukan selambat-lambatnya
dua bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan. APBN yang disetujui
oleh DPR terinci dalam dengan unit organisasi, fungsi, sub fungsi, program, kegiatan, dan
jenis belanja. Apabila DPR tidak menyetujui rancangan undang-undang tentang APBN yang
diajukan pemerintah, maka pemerintah dapat melakukan pengeluaran setinggi-tingginya
sebesar angka APBN tahun anggaran sebelumnya.
Setelah APBN ditetapkan dengan undang-undang rincian pelaksanaan APBN
dituangkan lebih lanjut dengan peraturan presiden tentang rincian APBN. Selanjtnya menteri
keuangan memberitahukan kepada menteri/pemimpin lembaga agar menyampaikan
dokumen pelaksanaan anggaran untuk masing-masing kementrian negara/lembaga. Menteri
pimpinan

lembaga

menyusun

dokumen

pelaksanaan

anggaran

untk

kementrian

negara/lembaga yang dipimpinnya berdasarkan alokasi anggaran yang ditetapkan dalam


peraturan presiden tentang rincian APBN. Dokumen pelaksanaan anggaran terurai dalam
sasaran yang hendak dicapai, fungsi program, dan rincian kegiatan anggaran yang
disediakan untuk mencapai sasaran tersebut, dan rencana penarikan dana tiap-tiap satker,
serta pendapat yang diperkirakan.
Proses Penyusunan APBD
Penyusunan APBD Tahun Anggaran harus didasarkan prinsip sebagai berikut:

APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan daerah;


APBD harus disusunsecara tepat waktu sesuai tahapan dan jadwal;

Penyusunan APBD dilakukan secara transparan,dimana memudahkan masyarakat

untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-Iuasnya tentang APBD;


Penyusunan APBD harus melibatkan partisipasi masyarakat;
APBD harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan;
Substansi APBD dilarang bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang
lebih tinggi dan peraturan daerah lainnya.

Dalam menyusun APBD Tahun Anggaran, pemerintah daerah dan DPRD harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Penetapan APBD tepat waktu, yaitu paling lambat tanggal 31 Desember
Tahapan dan Jadwal Proses Penyusunan APBD
N
O
1
2
3
4
5
6
7

URAIAN
Penyusunan RKPD
Penyampaian KUA dan PPAS oleh Ketua TAPD
kepada kepala daerah
Penyampaian KUA dan PPAS oleh kepala
daerahkepada DPRD
KUA dan PPAS disepakati antara
kepala daerahdan DPRD
Surat Edarankepala daerah perihal Pedoman RKASKPD
Penyusunan dan pembahasan RKA-SKPD dan RKAPPKD serta penyusunan Rancangan APBD
Penyampaian Rancangan APBD kepadaDPRD

WAKTU
Akhir bulan Mei
Minggu 1 bulan Juni
Pertengahan bulan Juni
Akhir bulan Juli
Awal bulanAgustus

Pengambilan persetujuan Bersama DPRD dan kepala


daerah

Hasil evaluasi Rancangan APBD

10

Penetapan Perda APBD dan Perkada Penjabaran


APBD sesuai denganhasil evaluasi

2. Kepala

daerah

menyampaikan

rancangan

Awal Agustus sampai


dengan akhir September
Minggu pertama bulan
Oktober
Palinglama 1 (satu) bulan
sebelum tahun anggaran
yang bersangkutan
15 hari kerja (bulan
Desember)
Paling Lambat Akhir
Desember (31 Desember)

peraturan

daerah

tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD paling lambat 6 (enam)


bulan setelah tahun anggaran berakhir, sedangkan persetujuan bersama terhadap
rancangan peraturan daerah dimaksud paling lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak
rancangan peraturan daerah diterima oleh DPRD. Dalam hal rancangan peraturan
daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2015
belum mendapatkan persetujuan bersama, kepala daerah dapat menetapkan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2015 dengan peraturan
kepala daerah.Terkait dengan uraian tersebut di atas, pelaksanaan Perubahan APBD
Tahun Anggaran 2016 harus dilakukan setelah penetapan peraturan daerah tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2015 dan persetujuan


bersama antara pemerintah daerah dan DPRD terhadap rancangan peraturan
daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016 ditetapkan paling lambat
pada akhir bulan September 2016, dengan tahapan penyusunan dan jadwal sebagai
berikut:
No
1
2
3
4
5

6
7
8
9

10

11
12

Uraian
Penyampaian Rancangan Perubahan KUA dan PPAS
kepada DPRD
Kesepakatan Perubahan KUA dan PPAS antara
Kepala Daerah dan DPRD
Pedoman Penyusunan RKA-SKPD Perubahan APBD
Penyampaian Raperda APBD berserta lampiran
kepada DPRD
Pengambilan persetujuan bersama DPRD dan kepala
daerah terhadap Raperda Perubahan APBD
Penyampaian kepada Menteri Dalam Negeri/gubernur
untuk dievaluasi
Keputusan Menteri Dalam Negeri/Gubernurtentang
hasil evaluasi PAPBD Provinsi, Kabupaten/Kota
Pengesahan Perda PAPBD yang telah dievaluasi dan
dianggap sesuai dengan ketentuan
Penyempurnaan perda sesuai hasil evaluasi apabila
dianggap bertentangan dengan kepentingan umum
dan peraturan yang lebih tinggi
Pembatalan Perda PAPBD apabila tidak dilakukan
penyempurnaan

Pencabutan Raperda PAPBD


Pemberitahuan untuk penyampaian rancangan
perubahan DPA-SKPD

Waktu
Minggu pertama Agustus
Minggu kedua Agustus
Minggu ketiga Agustus
Minggu kedua September
Akhir September
(3 bulan sebelum tahun
anggaran berakhir)

Pertengahan Oktober
Pertengahan Oktober
Minggu ke-III Oktober

Minggu ke-IV Oktober


(setelah pemberitahuan
Untuk penyempurnaan
sesuai hasil evaluasi)
Minggu ke-I Nopember
Minggu ke-III Oktober
(setelah P-APBDdisahkan)

Referensi :
Mardiasmo, 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi
http://bappeda.banjarmasinkota.go.id/2015/03/proses-penyusunan-apbd-i-provinsi-dan.html diakses 20 April
2016
http://www.bpkp.go.id/sesma/konten/284/Penyusunan-Anggaran.bpkp diakses: 20 april 2016
http://www.wikiapbn.org/siklus-anggaran/(ensilokpedia kementerian keuangan) diakses:20 April 2016

Vous aimerez peut-être aussi