Vous êtes sur la page 1sur 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN

KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN HALUSINASI

Disusun oleh :
Anisah Devi Shintarini
Devi Atmasari
Fajar Fashiih A
Rika Wulandari
Risma Andayani
Sinta Oktarina
Tiara Fitri N
Tika Pratiwi

(2520142427)
(2520142431)
(2520142437)
(2520142455)
(2520142457)
(2520142459)
(2520142463)
(2520142464)

KELAS : 2A
AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN


( SAP )
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Sasaran

: Gangguan Sensori-persepsi
: Halusinasi
: Keluarga Klien dengan halusinasi

Tempat
Waktu

: Ruang Nakula RSJD Gracia


: Sabtu, 11 Februari 2012

I. Tujuan
A. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit keluarga mampu


mengenal halusinasi pada salah satu anggota keluarganya.
B. Tujuan Khusus

1. Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit keluarga maampu


menjelaskan pengertian halusinasi.
2. Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit keluarga mampu
menyebutkan tanda dan gejala halusinasi.
3. Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit keluarga mampu
menjelaskan tahap-tahap halusinasi
4. Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit keluarga mampu
menjelaskan cara menghentikan halusinasi.
5. Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit keluarga mampu
menyebutkan penanggulangan halusinasi di rumah.
II. Latar Belakang

Kesehatan

Jiwa

masyarakat

(community

mental

health)

telah

menjadi bagian masalah kesehatan masyarakat (public health) yang dihadapi


semua negara.Salah satu pemicu terjadinya berbagai masalah dalam kesehatan
jiwa adalah dampak modernisasi dimana tidak semua orang siap untuk
menghadapi cepatnya perubahandan kemajuan teknologi baru. Gangguan jiwa
tidak menyebabkan kematian secaralangsung namun akan menyebabkan
penderitanya menjadi tidak produktif danmenimbulkan beban bagi keluarga
penderita dan lingkungan masyarakat sekitarnya,Dalam UU No.23 tahun 1992
tentang kesehatan, pasal (4) disebutkan setiap orangmempunyai hak yang sama
dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Definisi sehat menurut

kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaansejahtera yang meliputi fisik, mental
dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakitatau kecacatan.
Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebasdari
gangguan tetapi lebih kepada perasan sehat, sejahtera dan bahagia ( well
being),ada keserasian antara pikiran, perasaan, perilaku, dapat merasakan
kebahagiaandalam sebagian besar kehidupannya serta mampu mengatasi
tantangan hidup sehari-hari.Penyakit mental, disebut juga gangguan mental,
penyakit jiwa, ataugangguan jiwa, adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih
fungsi mental.Penyakit mental adalah gangguan otak yang ditandai oleh
terganggunya emosiproses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca
indera). Penyakit mentalini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita
(dan keluarganya).
Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) pasca indera tanpa
adanyarangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system penginderaan di
mana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik.
Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi. Bentuk
halusinasi ini bisa berupa suara-suara yang bising atau mendengung, tapi yang
paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang agak
sempurna. Biasanya kalimat tadi membicarakan mengenai keadaan pasien sedih
atau yang dialamatkan pada pasien itu. Akibatnya pasien bisa bertengkar atau
bicara dengan suara halusinasi itu. Bisa pula pasien terlihat seperti bersikap dalam
mendengar atau bicara keras-keras seperti bila ia menjawab pertanyaan seseorang
atau bibirnya bergerak-gerak. Kadang-kadang pasien menganggap halusinasi
datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhnya. Halusinasi ini kadang-kadang
menyenangkan

misalnya

bersifat

tiduran,

ancaman

dan

lain-lain.

Menurut May Durant Thomas (1991) halusinasi secara umum dapat ditemukan
pada pasien gangguan jiwa seperti: Skizoprenia, Depresi, Delirium dan kondisi
yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lingkungan.
Berdasarkan hasil pengkajian pada pasien dirumah sakit jiwa ditemukan 85%
pasien dengan kasus halusinasi. Sehingga penulis merasa tertarik untuk menulis
kasus tersebut dengan pemberian Asuhan keperawatan mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi.

III. Seleksi Pasien dan Keluarga


Proses seleksi keluarga yang akan mendapatkan pendidikan kesehatan melalui
pengkajian secara sistematis dan mendalam sehingga memperoleh gambaran
pengetahuan tentang kemampuan keluarga merawat pasien dengan gangguan sensori
persepsi halusinasi.
IV. Jadwal Kegiatan
a. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Pendidikan Kesehatan ini akan dilakukan di Ruang Nakula RS Gracia Yogyakarta
b. Lama Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Kegiatan Pendidikan Kesehatan akan dilaksanakan selama 30 menit
c. Waktu Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Kegiatan Pendidikan Kesehatan akan dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2016
pada pukul 09.00 WIB
V. Media

1. LCD
2. Leaflet
VI. Metode

1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
VII.

VIII.

PENGORGANISASIAN
1. Penyaji
: Sinta Oktarina, Tika Pratiwi
2. Fasilitator : Anisah, Risma, Yumi, Rika, Fajar
3. Observer : Devi Atmasari
SETTING TEMPAT

keterangan :
: Penyaji
: Fasilitator

: Observer
: Keluarga Pasien

IX.

LANGKAH KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

NO
1

TAHAP
Persiapan

Orientasi

KEGIATAN
1. Menyiapkan Audience

WAKTU
10 menit

2. Menyiapkan Alat dan Media


1. Perkenalan
2. Menjelaskan tujuan
3. Kontrak waktu
4. Apersepsi
dengan
cara

5 menit
menggali

pengetahuan tentang batuk efektif


3.

Kerja

Menjelaskan materi sesuai topik

4.

Terminasi

1. Melakukan

evaluasi

10 menit

secara

subjektif 5 menit

( perasaan keluarga setelah mengikuti


pendidikan kesehatan)
2. Penyaji melakukan evaluasi
objektif(

perasaan

keluarga

secara
setelah

mengikuti pendidikan kesehatan)


3. Penyaji bersama keluarga membuat
rencana

tindak

pendidian
mengaplikasikan
sehari-hari

X.

EVALUASI PROSES

lanjut

terkait

topic

kesehatan

untuk

dalam

kehidupan

1. Standart Persiapan
a. Menyiapkan materi penyuluhan
b. Menyiapkan satuan acara penyuluhan
c. Menyiapkan tempat
d. Menyiapkan lebar balik
e. Menyiapkan leaflet
2. Standart Proses
Keluarga pasien dapat bekerja sama saat dilakukan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga pasien dapat menyebutkan tentang pengertian halusinasi
b. Keluarga pasien dapat
menyebutkan tentang tanda dan gejala
halusinasi
c. Keluarga pasien dapat menyebutkan tentang tahapan halusinasi
d. Keluarga pasien dapat
menyebutkan tentang cara menhentikan
halusinasi
e. Keluarga pasien dapat menyebutkan tentang pengertian halusinasi
f. Keluarga pasien dapat
menyebutkan tentang penanggulangan
halusinasi
XI.

Lampiran
1.

Materi

2.

Leaflet

Daftar Pustaka
Budiana keliat (1999). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta, EGC
Cook & Fountaine (1987). Essentials mental health nursing. Addison-wesley publishing
Company.
Rasmun (2001). Keperawatan kesehatan mental psikiatri terintegrasi dengan keluarga.
Jakarta : Fajar Interpratama
Stuart & Sudden (1988). Buku saku keperawatan jiwa
Towsend, Mary C (1998). Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri
Kaplan & Sadock (1998). Ilmu kedokteran jiwa darurat. Jakarta : Widya Medika

Vous aimerez peut-être aussi