Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kepribadian adalah totalitas dari ciri perilaku dan emosi
yang merupakan karakter atau ciri seseorang dalam kehidupan
sehari-hari dalam kondisi yang biasa. Sifatnya stabil dan dapat
diprediksi. Kepribadian tiap individu mempengaruhi tingkah laku
dan keputusan dalam kehidupan sehari-hari, bersifat stabil dan
dapat diprediksi. Namun, ada kalanya kepribadian yang mulanya
stabil dapat bersifat labil dan terganggu yang mengakibatkan
distress dan disabilitas.
Gangguan kepribadian adalah ciri kepribadian yang bersifat
tidak fleksibel dan maladaptif yang menyebabkan disfungsi yang
bermakna dan penderitaan subjektif. Orang dengan gangguan
kepribadian menunjukkan pola relasi dan persepsi terhadap
lingkungan dan diri sendiri yang bersifat maladaptif. Dengan kata
lain,
kepribadian
yang
terganggu
akan
menyerupai
pola
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Gangguan kepribadian anankastik adalah pola perilaku berupa
preokupasi dengan keteraturan, peraturan, perfeksionisme, bersifat ngotot,
keras kepala, kontrol mental, mengenyampingkan : fleksibilitas, keterbukaan,
efisiensi. Gambaran inti dari kepribadian jenis ini adalah pola pervasif dari
perfeksionisme dan bersifat kaku.(5)
2.2. Etiologi
Obsesif kompulsif disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:(1,5,6)
1. Genetik.
Mereka yang mempunyai anggota keluarga yang mempunyai sejarah
penyakit ini kemungkinan beresiko mengalami gangguan kepribadian
anankastik. Satu buktinya berasal dari penelitian gangguan psikiatrik
pada 15.000 pasangan kembar di Amerika Serikat. Diantara kembar
monozigotik, angka kesesuaian untuk gangguan kepribadian adalah
beberapa kali lebih tinggi dibandingkan kembar dizigotik. Selain itu
menurut suatu penelitian, tentang penilaian multiple kepribadian dan
temperamen, minat okupasional dan waktu luang, dan sikap social,
kembar monozigotikyang dibesarkan terpisah adalah kira-kira sama
dengan kembar monozigotik yang dibesarkan bersama-sama.
2. Organik.
Masalah organik seperti terjadi masalah neurologi dibagian-bagian
tertentu otak juga merupakan satu faktor bagi gangguan kepribadian
logika
dibandingkan
wanita.
Itulah
sebabnya
tidak
kegiatan
rekreasi
dan
persahabatan
(tidak
a. Kondisi medis.(9)
Gangguan neurologis utama yang dipertimbangkan dalam diagnosis
banding adalah gangguan Tourette, gangguan tik lainnya, epilepsi lobus
temporalis, dan kadang-kadang komplikasi trauma dan pasca ensefalitik.
Gejala karakteristik dari gangguan Tourette adalah tik motorik dan vokal
yang sering dan hampir setiap hari terjadi.
b. Keadaan psikiatri lain.(5)
Gangguan obesesif kompulsif dapat digambarkan sebagai pikiran dan
tindakan yang berulang yang menghabiskan waktu atau menyebabkan
distress dan hendaya yang bermakna. Gangguan ini memiliki banyak
kesamaan dengan gangguan kepribadian anankastik. Oleh karena itu
gangguan kepribadian anankastik disebut juga gangguan obsesifkompulsif. Tetapi gangguan obsesif kompulsif merupakan fase lanjut
dari gangguan kepribadian anankastik.
Obsesi adalah aktifitas mental seperti pikiran, perasaan, ide, impuls yang
berulang dan intrusif. Kompulsi adalah pola perilaku tertentu yang
berulang dan disadari seperti menghitung, memeriksa, dan menghindar.
Tindakan kompulsi merupakan usaha untuk meredakan kecemasan yang
berhubungan dengan obsesi dan kompulsi tidak beralasan sehingga
bersifat egodistonik.
Prevalensi gangguan obsesi kompulsi sebesar 2-2,4%. Sebagian besar
gangguan dimulai pada saat remaja atau dewasa muda (umur 18 24
tahun), tetapi bisa terjadi pada masa kanak-kanak. Perbandingan antara
laki-laki dan perempuan sama.
Pada umumnya obsesi dan kompulsi mempunyai gambaran tertentu
seperti:
Adanya ide atau impuls yang terus-menerus menekan ke dalam
a.
kesadaran individu
Perasaan cemas/takut akan ide atau impuls yang aneh
c.
Obsesi dan kompulsi egoalien
Pasien mengenali obsesi dan kompulsi merupakan sesuatu yang
b.
d.
e.
agresif.
Obsesi yang temanya kebutuhan untuk simetri, ketepatan sehingga
Sertraline,
Paroxetine,
Fluvoxamine,
Fluoxetine,
Citalopram.
Adapun efek samping yang dapat dirimbulkan oleh obat-obat di atas
adalah sama seperti obat antidepresi trisiklik, yaitu:
penglihatan
kabur,
konstipasi,
gangguan
fungsi
seksual,sinus takikardia,dll)
c) Efek anti-adrenergik alfa (perubahan EKG,hipotensi ortostatik)
d) Efek neurotoksis (tremor halus, kejang-epileptik,agitasi,insomnia)
Respons penderita gangguan kepribadian anankastik terhadap
farmakoterapi seringkali hanya mencapai pengurangan gejala sekitar 30%60%, dan kebanyakan masih menunjukkan gejala secara menahun. Namun
demikian, umumnya penderita sudah merasa sangat tertolong. Untuk
mendapatkan hasil pengobatan yang lebih baik, perlu disertai dengan
terapi perilaku.
b. Terapi non-farmakologi.(5)
Terapi non-farmakologik adalah psikoterapi, yakni terapi kelompok atau
terapi perilaku. Salah satu teknik adalah menyetop perilaku habitualnya
sehingga ia lebih mudah memelajari perilaku adaptif baru, juga dalam
terapi kelompok pemberian reward lebih efektif. Dalam kamar praktek,
psikiater akan menjalankan psikoterapi untuk gangguan ini, yang
modelnya bisa suportif-ekspresif, kognitif teraoi atau bahkan psikoanalitik
bila perlu. Selain itu bisa juga terapi kognitif-periaku (CBT) dijalankan.
Individu harus merubah mindset, paradigma, atau pola pikirnya dalam
mengerjakan dan memandang sesuatu. Ia harus menyadari bahwa hidup ini
penuh ketidaksempurnaan, penuh noda dan kotoran. Ia harus bisa
menerima dan menikmati ketidaksempurnaan itu bersama orang-orang
lain. Ia boleh berusaha maksimal tapi harus bisa menerima bila
kesempurnaan total tidak tercapai. Ia harus bisa berempati bahwa orang-
10
11
BAB III
KESIMPULAN
Gangguan kepribadian anankastik adalah pola perilaku berupa
preokupasi dengan keteraturan, peraturan, perfeksionisme, bersifat
ngotot, keras kepala, kontrol mental, mengenyampingkan :
fleksibilitas, keterbukaan, efisiensi. Gambaran inti dari kepribadian
jenis ini adalah pola pervasif dari perfeksionisme dan bersifat kaku
Gejala klinis yang menjadi kriteria diagnostik
gangguan kepribadian anankastik adalah sebagai
berikut:
a. Perasaan ragu dan hati-hati berlebihan
b. Terpaku pada rincian, peraturan, daftar,perintah,
organisasi, jadwal.
c. Perfeksionisme yang menghambat penyelesaian
tugas
d. Teliti,
berhati-hati
mengutamakan
berlebihan
dan
produktivitas
lebih
sehingga
dalam
dan
DSM-IV-TR
Diagnosis
Indonesia III.
12
dan
Gangguan
Pedoman
Jiwa
di
Pemberian
obat
untuk
ganguan
kepribadian
baik
memberikan
kepribadian
walaupun
perbaikan
anankastik
farmakoterapi
gejala
30-60%.
hanya
Hasil
13
DAFTAR PUSTAKA
14